1
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang menampilkan dan meningkatkan keunggulan dari dalam diri manusia itu sendiri. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya guna memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, terutama dalam menyiapkan siswa menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, dan mandiri. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu sendiri.
Pada dasarnya IPA merupakan suatu proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran dengan menanamkan konsep akan mewujudkan suatu pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan pembelajaran akan membantu anak dalam meningkatkan hasil belajarnya dan ketrampilannya dalam kehidupan sehari-hari. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, Lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA serta menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah.
mengerjakan tugas yang diberikan, siswa yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini juga nampak terlihat pada hasil ulangan harian siswa kelas V SDN Bugel 01 Salatiga pada mata pelajaran IPA dimana masih banyak siswa yang belum tuntas sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥70. Hal ini dapat dilihat dari 17 siswa hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM atau sebanyak 41,17% siswa yang tuntas dan 10 siswa mendapat nilai dibawah KKM atau 58,83 % siswa yang belum tuntas. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel presentase ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Tentang Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Bugel 01 Salatiga
No Ketuntasan Frekuensi Presentase
1 Tuntas 7 41,17%
2 Belum Tuntas 10 58,83%
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan peningkatan kualitas
Pembelajaran make a match merupakan pembelajaran mencari kartu pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu yang berupa kartu soal dan kartu jawaban lalu, secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran akan ricuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Dengan pembelajaran make a match, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan,
pengalaman, tugas dan tanggung jawab, saling membantu dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi point. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan model pembelajaran make a match diharapkan dapat memberikan hasil yang positif terhadap perubahan hasil belajar yang didapat oleh setiap siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis memberi judul
“Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Pada Siswa Kelas V SDN Bugel 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
Masalah-masalah yang dihadapi kelas V dalam pembelajaran IPA antara lain:
a) Pembelajannya masih bersifat monoton hanya menggunakan metode ceramah tanpa disertai dengan model yang variatif sehingga siswa merasa bosan.
b) Dalam proses pembelajaran siswa hanya berkesempatan mendengarkan penjelasan dari guru sehingga siswa menjadi pasif.
KKM. Adapun jumlah siswa yang nilainya diatas KKM sebanyak 41,17% dan siswa yang nilainya dibawah KKM sebanyak 58,83% dari 17 siswa dengan KKM ≥70.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang diuraikan dalam identifikasi masalah terlalu luas sehingga tidak mungkin untuk diteliti dalam penelitian ini secara keseluruhan. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran make a match dan hasil belajar IPA kelas V SDN Bugel 01 Salatiga semester 2 tahun ajar 2014/2015.
1.4 Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SDN Bugel 01 Salatiga, pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran metode ceramah yang kurang bervariasi dan monoton. Oleh karena itu, maka perlu pemilihan model pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran. Adapun pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dengan menerapkan model make a match pada mata pelajaran IPA. Melalui penerapan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran
make a match, proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif karena dalam
kegiatannya guru menyuguhkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Siswa juga terlibat langsung dalam proses belajar mengajar, dengan mudah dapat melakukan interaksi dengan teman-temannya selama proses pembelajaran sehingga tidak merasa bosan. Masalah yang dihadapi bersama akan dipecahkan bersama dan disimpulkan bersama, guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi belajar yang terjadi dominan interaksi siswa dengan siswa. Siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran.
1.5 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Bugel 01 Salatiga semester II tahun 2014/2015.”
1.6 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Bugel 01 Salatiga semester II tahun 2014/2015.”
1.7 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.7.1 Manfaat Teoritis
a) Memberi masukan tentang variatif model pembelajaran.
b) Memberi masukan tentang penerapan model pembelajaran make a match dalam pembelajaran IPA.
1.7.2 Manfaat Praktis a) Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat meningkat.
b) Bagi Guru
c) Bagi Sekolah