KAPITA 5 BANK SYARIAH. ppt

(1)

BANK BERDASAR PRINSIP

(2)

PENGERTIAN BANK

ISLAM / SYARIAH

BANK YANG BEROPERASI DENGAN

PRINSIP SYARIAH

BANK YANG DALAM OPERASIONALNYA

BERLANDASKAN KEPADA AL-QUR’AN

DAN AL-HADITS

(3)

LATAR BELAKANG, SEJARAH

DAN DASAR HUKUM BANK

ISLAM DI INDONESIA

2 FAKTOR PENDORONG BERDIRINYA BANK ISLAM:

1. LARANGAN RIBA

2. KELEMAHAN SISTEM BUNGA

SEJARAH DAN DASAR HUKUM DI INDONESIA

1.

1. UU 14/1967: TIDAK ADA/TIDAK MENGENALUU 14/1967: TIDAK ADA/TIDAK MENGENAL 2.

2. PAKJUN 1983: KEBEBASAN MENENTUKAN TINGKAT SUKU BUNGAPAKJUN 1983: KEBEBASAN MENENTUKAN TINGKAT SUKU BUNGA 3.

3. PAKTO 1988: KEMUDAHAN BERDIRINYA LK DAN PERBANKANPAKTO 1988: KEMUDAHAN BERDIRINYA LK DAN PERBANKAN 4.

4. UU 7/1992 tentang perbankan : DIKENAL BANK BAGI HASIL, DUAL UU 7/1992 tentang perbankan : DIKENAL BANK BAGI HASIL, DUAL BANKING SYSTEM

BANKING SYSTEM 5.

5. UU 10/1998 Tentang Perubahan UU 7/1992 tentangPerbankan: DOUBLE UU 10/1998 Tentang Perubahan UU 7/1992 tentangPerbankan: DOUBLE WINDOWS (DUAL SYSTEM BANK), PERBEDAAN DEFINISI KREDIT WINDOWS (DUAL SYSTEM BANK), PERBEDAAN DEFINISI KREDIT DAN PEMBIAYAAN, DLL

DAN PEMBIAYAAN, DLL

6. UU 23/1999: Tentang bank Indonesia

7. UU 3/2004 tentang Perubahan UU 23/1999

8. UU 21/2008 tentang Perbankan Syariah

(4)

IDENTIFIKASI TRANSAKSI YG DILARANG

Haram Zatnya:

li dzatihi

Tidak didasarkan prinsip kerelaan (ridha); asymetric information

Rekayasa Pasar (Supply)

Tazhlimuna wa la tuzhlamun

Rekayasa Pasar (demand)

Uncomplete Information;

(5)

DEFINISI RIBA

RIBA

FADL

NASIAH

JAHILIAH

RIBA KRN PERTUKARAN BARANG SEJENIS YG TDK MEMENUHI

KRITERIA SAMA KUALITAS, KUANTITAS DAN WKT

PENYERAHAN

RIBA KRN HUTANG PIUTANG YG TDK MEMENUHI KRITERIA UNTUNG MUNCUL BERSAMA RISIKO DAN HSL USAHA MUNCUL BERSAMA BIAYA.

(6)

1. ALLAH MENGHALALKAN JUAL-BELI – MENGHARAMKAN RIBA (QS 2:275).

2. JUAL-BELI BOLEH DILAKUKAN DENGAN PENYERAHAN TANGGUH (QS2:282).

3. UMMAT ISLAM MENGAJARKAN TA’AWUN

(QS5:2) DAN MENGHINDARI IKTINAZ

(QS9:34)

4. HAMPIR SEMUA PEKERJAAN MUAMALAH ADALAH MUBAH KECUALI ADA DALIL

YANG MELARANGNYA (USHUL FIQIH)

(7)

1. INTERMEDIARY UNIT

2. KONSEP BAGI HASIL

3. PRODUK SYARIAH

4. UANG SEBAGAI ALAT TUKAR BUKAN

SEBAGAI KOMODITI

5. TRANSAKSI YANG TRANSPARAN,

KEIKHLASAN & KEJUJURAN

(8)

6. ETIK BISNIS SYARIAH YANG DILARANG:

MELAKUKAN KEGIATAN PENIPUAN,

KECURANGAN, MARK-UP, SUAP, MAISIR,

GHARAR, HARAM & RIBA

7. PERILAKU SUMBER DAYA INSANI WAJIB

(9)

PERBEDAAN BANK SYARIAH

DENGAN BANK KONVENSIONAL

ASPEK

ASPEK BANK SYARIAHBANK SYARIAH BANK BANK

KONVENSIONAL KONVENSIONAL AKAD DAN

AKAD DAN LEGALITAS

LEGALITAS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIFHUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF HUKUM POSITIFHUKUM POSITIF STRUKTUR

STRUKTUR

ORGANISASI DAN ORGANISASI DAN PENGAWASAN PENGAWASAN

BI, DPS DAN DSN

BI, DPS DAN DSN BIBI

INVESTASI

INVESTASI HALALHALAL HALAL DAN HARAMHALAL DAN HARAM

PRINSIP PRINSIP

OPERASIONAL

OPERASIONAL TITIPAN, BAGI HASIL, JUAL BELI, SEWA, JAMINAN, PINJAMTITIPAN, BAGI HASIL, JUAL BELI, SEWA, JAMINAN, PINJAM PERANGKAT BUNGAPERANGKAT BUNGA TUJUAN

TUJUAN PROFIT DAN FALAH ORIENTEDPROFIT DAN FALAH ORIENTED PROFIT ORIENTEDPROFIT ORIENTED

HUBUNGAN DENGAN HUBUNGAN DENGAN NASABAH

NASABAH KEMITRAANKEMITRAAN DEBITUR – KREDITURDEBITUR – KREDITUR LEMBAGA

(10)

PERBEDAAN

BUNGA DAN BAGI HASIL

BUNGA BUNGA

DIHITUNG DARI PINJAMAN MODAL (POKOK)

BUNGA BERUBAH SESUAI KONDISI PASAR

NOMINAL TETAP SESUAI BUNGA

DIRAGUKAN OLEH SELURUH AGAMA

BAGI HASIL

 _{DIHITUNG DARI MARGIN (KEUNTUNGAN)}_{DIHITUNG DARI MARGIN (KEUNTUNGAN)}  _{NISBAH TETAP SESUAI AKAD}_{NISBAH TETAP SESUAI AKAD}

(11)

KONSEP & SISTEM

PERBANKAN SYARIAH

KONSEP & SISTEM

PERBANKAN SYARIAH

KONSEP PENGHIMPUNAN DANA :

1. AL WADIAH 2. MUDHARABAH

KONSEP PENYALURAN DANA :

1. BAGI HASIL (MUDHARABAH & MUSYARAKAH)

(12)

PRINSIP DASAR OPERASIONAL

PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT

A. TITIPAN (WADIAH DHAMANAH)

B. BAGI HASIL (MUDHARABAH)

PENYALURAN DANA KEPADA MASYARAKAT PENYALURAN DANA KEPADA MASYARAKAT

1. BAGI HASIL (MUDHARABAH, MUSYARAKAH)

2. JUAL-BELI (MURABAHAH, AL BAI BITHAMAN AJIL, ISTHISNA,

SALAM)

3. SEWA (IJARAH, AL BAI’UT TAKJIRI)

4. PINJAMAN KEBAJIKAN (AL QARDHUL HASAN)

JASA LALU LINTAS KEUANGAN JASA LALU LINTAS KEUANGAN

1. PERWAKILAN (WAKALAH)

2. PENJAMIN (KAFALAH)

3. PEMINDAHAN UTANG (HIWALAH)

4. IMBALAN (JU’ALAH)

5. JAMINAN/GADAI (RAHN)

(13)

NASABAH MEMESAN BARANG KEPADA BANK NASABAH MEMESAN BARANG KEPADA BANK

BANK MEMBELI DAN MEMBAYAR BARANG KEPADA SUPPLIER BANK MEMBELI DAN MEMBAYAR BARANG KEPADA SUPPLIER BANK MENJUAL BARANG KEPADA NASABAH

BANK MENJUAL BARANG KEPADA NASABAH

SUPPLIER MENGIRIM BARANG KEPADA NASABAH SUPPLIER MENGIRIM BARANG KEPADA NASABAH

NASABAH MEMBAYAR KEPADA BANK (TUNAI ATAU CICILAN) NASABAH MEMBAYAR KEPADA BANK (TUNAI ATAU CICILAN)

SKEMA MURABAHAH

BANK

NASABAH

SUPPLIER

1

2

4 3

(14)

BANK

BANK NASABAH_NASABAH

MODAL

MODAL MODAL & SKILL_{MODAL & SKILL}

PROYEK

OMZET / KEUNTUNGAN

(15)

SKEMA MUDHARABAH

BANK

BANK NASABAH_NASABAH

MODAL 100 %

MODAL 100 % SKILL_SKILL

OMZET / KEUNTUNGAN OMZET / KEUNTUNGAN

PROYEK

(16)

PENGATURAN DAN PENGAWASAN

PERBANKAN SYARIAH:

MENGAPA DIPERLUKAN?

1. MENJAGA STABILITAS SISTEM KEUANGAN

(MAKRO EKONOMI) DAN KEBERLANGSUNGAN USAHA BANK (MIKRO EKONOMI)

2. PERLINDUNGAN MASYARAKAT (KHUSUSNYA MASYARAKAT AWAM DAN NASABAH KECIL)

(17)

KEUNIKAN PERBANKAN SYARIAH

FUNGSI DASAR BANK SYARIAH SECARA UMUM SAMA DGN BANK KONVENSIONAL, SEHINGGA PRINSIP UMUM

PENGATURAN DAN PENGAWASAN BANK BERLAKU PULA PADA BANK SYARIAH. NAMUN ADANYA SEJUMLAH

PERBEDAAN CUKUP MENDASAR DLM OPERASIONAL BANK SYARIAH MENUNTUT ADANYA PERBEDAAN PENGATURAN

DAN PENGAWASAN BAGI BANK SYARIAH. PERBEDAAN MENDASAR:

(1) PERLUNYA JAMINAN PEMENUHAN KETAATAN PADA PRINSIP SYARIAH DALAM SELURUH AKTIVITAS BANK (2) PERBEDAAN KARAKTERISTIK OPERASIONAL,

(18)

KERANGKA PENGATURAN,

PENGAWASAN & PENGENDALIAN

BANK SYARIAH

SEJUMLAH PERANGKAT DASAR YANG DIPERLUKAN

UNTUK MENCIPTAKAN BANK SYARIAH YANG SEHAT DAN ISTIQOMAH A.L. ADALAH:

1. SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI), 2. FUNGSI MANAJEMEN RISIKO,

3. PERATURAN PENINGKATKAN KETERBUKAAN INFORMASI, 4. SISTEM AKUNTANSI YANG SESUAI,

5. MEKANISME JAMINAN KEPATUHAN SYARIAH, DAN

6. AUDIT EKSTERN (KESEHATAN KEUANGAN & KEPATUHAN SYARIAH).

DIMANA IMPLEMENTASI DARI PERANGKAT PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TERSEBUT MEMILIKI SEJUMLAH

(19)

BANK SYARIAH DALAM UU

PERBANKAN UU 7/1992 JT UU

10/1998

PASAL 1 ANGKA 3 UU 10/1998 “BANK UMUM ADALAH

BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA

SECARA KONVENSIONAL DAN ATAU

SECARA KONVENSIONAL DAN ATAU SYARIAHSYARIAH YANG YANG DALAM KEGIATANNYA MEMBERIKAN JASA DALAM

DALAM KEGIATANNYA MEMBERIKAN JASA DALAM

LALU LINTAS PEMBAYARAN”

PASAL 1 ANGKA 4 UU 10/1998 “BPR ADALAH BANK

YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA

KONVENSIONAL ATAU

KONVENSIONAL ATAU BERDASAR PRINSIP BERDASAR PRINSIP SYARIAH

SYARIAH YANG DALAM KEGIATANNYA TIDAK YANG DALAM KEGIATANNYA TIDAK MEMBERIKAN JASA DALAM LALU LINTAS

MEMBERIKAN JASA DALAM LALU LINTAS

PEMBAYARAN

(20)

PENGERTIAN PRINSIP SYARIAH

PASAL 1 ANGKA 13 UU 10/1998

PRINSIP SYARIAH ADALAH ATURAN PERJANJIAN

BERDASARKAN HUKUM ISLAM ANTARA BANK

DENGAN PIHAK LAIN UNTUK PENYIMPANAN DANA

DAN ATAU PEMBIAYAAN KEGIATAN USAHA ATAU

KEGIATAN LAINNYA YANG DINYATAKAN SESUAI

DENGAN SYARIAH,

DENGAN SYARIAH, ANTARA LAINANTARA LAIN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP BAGI HASIL

BERDASARKAN PRINSIP BAGI HASIL

(MUDHARABAH), PENYERTAAN MODAL

(MUSYARAKAH), JUAL BELI BARANG DENGAN

MEMPEROLEH KEUNTUNGAN (MURABAHAH), ATAU

PEMBIAYAAN BARANG MODAL BERDASARKAN

PRINSIP SEWA MURNI TANPA PILIHAN (IJARAH),

ATAU DENGAN ADANYA PILIHAN PEMINDAHAN

KEPEMILIKAN ATAS BARANG YANG DISEWA DARI

PIHAK BANK OLEH PIHAK LAIN (IJARAH WA IQTINA)

(21)

KEGIATAN USAHA BANK UMUM

SYARIAH

PASAL 6 (HURUF a - n)

HURUF m:

“MENYEDIAKAN

PEMBIAYAAN

DAN

ATAU MELAKUKAN KEGIATAN LAIN

BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH,

SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG

DITETAPKAN OLEH BANK INDONESIA”

(22)

PENGERTIAN PEMBIAYAAN

PASAL 1 ANGKA 12 UU 10/1998 “PEMBIAYAAN

BERDASAR PRINSIP SYARIAH ADALAH

PENYEDIAAN UANG ATAU TAGIHAN

YANG

DIPERSAMAKAN DENGAN ITU

BERDASARKAN PERSETUJUAN ATAU

KESEPAKATAN ANTARA BANK DENGAN

PIHAK LAIN YANG DIBIAYAI UNTUK

MENGEMBALIKAN UANG ATAU TAGIHAN

TERSEBUT SETELAH JANGKA WAKTU

TERTENTU DENGAN IMBALAN ATAU BAGI

HASIL”

(23)

PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA

PEMBIAYAAN BANK SYARIAH

DALAM UU PERBANKAN

1.

1. PASAL 8 (1) UU 10/1998 TENTANG KEWAJIBAN _{PASAL 8 (1) UU 10/1998 TENTANG KEWAJIBAN}

MEMILIKI KEYAKINAN DALAM MEMBERIKAN

PEMBIAYAAN, DAN (2) TENTANG KEWAJIBAN

MEMILIKI DAN MENERAPKAN PEDOMAN

PEMBIAYAAN BERDASAR PRINSIP SYARIAH

2.

2. PASAL 11 UU 10/1998 UU 10/1998 TENTANG _{PASAL 11 UU 10/1998 UU 10/1998 TENTANG}BATAS _BATAS

MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN

3.

3. PASAL 7 (C) BANK SYARIAH DAPAT MELAKUKAN _{PASAL 7 (C) BANK SYARIAH DAPAT MELAKUKAN}

PENYERTAAN MODAL SEMENTARA

PENYERTAAN MODAL SEMENTARA UNTUK UNTUK MENGATASI KEGAGALAN PEMBIAYAAN

MENGATASI KEGAGALAN PEMBIAYAAN

BERDASAR PRINSIP SYARIAH, DENGAN SYARAT

HARUS MENARIK KEMBALI PENYERTAANNYA

(

(24)

PENGATURAN DAN

PENGAWASAN BANK

INDONESIA PADA

(25)

PERAN DAN FUNGSI BI

MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN

KEBIJAKAN MONETER

MENGATUR DAN MENJAGA

KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN

MENGATUR DAN MENGAWASI BANK

(26)

PASAL-PASAL KHUSUS BAGI

23/1999 JT UU 3/2004

PASAL 10 (2) “CARA-CARA

PASAL 10 (2) “CARA-CARA PENGENDALIAN MONETERPENGENDALIAN MONETER

(OPERASI PASAR TERBUKA, PENETAPAN TINGKAT DISKONTO,

PENETAPAN CADANGAN WAJIB MINIMUM, PENGATURAN

KREDIT ATAU PEMBIAYAAN) DAPAT DILAKUKAN

BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH”

PASAL 11 (1) DAN (2) BI DAPAT MEMBERIKAN KREDIT ATAU

PEMBIAYAAN MAKS 90 HARI KEPADA BANK UNTUK

MENGATASI MASALAH KESULITAN PENDANAAN JANGKA

PENDEK

PENDEK, DAN WAJIB DIJAMIN DENGAN AGUNAN YANG , DAN WAJIB DIJAMIN DENGAN AGUNAN YANG

BERKUALITAS TINGGI DAN MUDAH DICAIRKAN YANG NILAINYA

MINIMAL SEBESAR JUMLAH KREDIT ATAU PEMBIAYAAN YANG

DITERIMANYA.

(27)

KERANGKA PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN BANK SYARIAH

OLEH BANK INDONESIA

PERANGKAT YANG DIPERLUKAN

UNTUK MENCIPTAKAN BANK SYARIAH

YANG

SEHAT DAN ISTIQOMAH

IMPLEMENTASI

DARI PERANGKAT

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

(28)

REGULASI DAN STANDARD PERBANKAN SYARIAH YANG TELAH REGULASI DAN STANDARD PERBANKAN SYARIAH YANG TELAH

DIHASILKAN DALAM RANGKA MENDUKUNG PELAKSANAAN DIHASILKAN DALAM RANGKA MENDUKUNG PELAKSANAAN

OPERASIONAL BANK SYARIAH YANG BERHATI-HATI DAN ISTIQOMAH OPERASIONAL BANK SYARIAH YANG BERHATI-HATI DAN ISTIQOMAH

MENJALANKAN PRINSIP SYARIAH: MENJALANKAN PRINSIP SYARIAH:

1. KELEMBAGAAN

2. KEHATI-HATIAN

3. PASAR

KEUANGAN & MONETER

4. STANDARD

• PENDIRIAN BANK UMUM SYARIAH •PENDIRIAN BPR SYARIAH

•PEMBUKAAN KC SYARIAH OLEH BANK KONVENSIONAL

• PENILAIAN KUALITAS ASSET

•PEMBENTUKAN CADANGAN PENGHAPUSAN (PPAP)

• GIRO WAJIB MINIMUM

•KLIRING

•PASAR KEUANGAN ANTAR BANK SYARIAH

•FASILITAS PINJAMAN JANGKA PENDEK SYARIAH

• PSAK NO.59 dan PAPSI

•PEDOMAN AUDIT BANK SYARIAH

•LAPORAN BANK UMUM & BPR SYARIAH

(29)

DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)

DAN DEWAN SYARIAH NASIONAL (DSN)

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG: KAFFAH, JAMINAN KEPERCAYAAN, : KAFFAH, JAMINAN KEPERCAYAAN, BEDAKAN HAQ DAN BATIL, KENYATAAN DI LAPANGAN BEDAKAN HAQ DAN BATIL, KENYATAAN DI LAPANGAN DASAR PEMBENTUKAN DAN TUGAS DEWAN PENGAWAS

DASAR PEMBENTUKAN DAN TUGAS DEWAN PENGAWAS

SYARIAH

SYARIAH: PENJELASAN PASAL 6 HURUF m UU 10/1998 DAN : PENJELASAN PASAL 6 HURUF m UU 10/1998 DAN PASAL 13 HURUF C (UNTUK BPRS)

PASAL 13 HURUF C (UNTUK BPRS) DPS

DPS WAJIBWAJIB MENGIKUTI FATWA DARI DSN MENGIKUTI FATWA DARI DSN DPS ADALAH

DPS ADALAH DEWAN YANG DITEMPATKAN DI BANK SYARIAHDEWAN YANG DITEMPATKAN DI BANK SYARIAH YANG KEANGGOTAANNYA DITETAPKAN BERDASARKAN

YANG KEANGGOTAANNYA DITETAPKAN BERDASARKAN REKOMENDASI DSN YANG BERTUGAS MENGAWASI

REKOMENDASI DSN YANG BERTUGAS MENGAWASI

PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM KEGIATAN USAHA PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM KEGIATAN USAHA BANK

BANK

DSN ADALAH DEWAN YANG DIBENTUK OLEH MUI DSN ADALAH DEWAN YANG DIBENTUK OLEH MUI MERUPAKAN

MERUPAKAN SATU-SATUNYA BADAN YANG MEMPUNYAI SATU-SATUNYA BADAN YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MENGELUARKAN FATWA SYARIAH

KEWENANGAN MENGELUARKAN FATWA SYARIAH TERHADAP TERHADAP JENIS-JENIS KEGIATAN, PRODUK, DAN JASA KEUANGAN

JENIS-JENIS KEGIATAN, PRODUK, DAN JASA KEUANGAN SYARIAH, SERTA MENGAWASI PENERAPAN FATWA

SYARIAH, SERTA MENGAWASI PENERAPAN FATWA

DIMAKSUD OLEH LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DIMAKSUD OLEH LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA