• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK. pdf"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK DALAM LKS

Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:Fiqih Muamalah

Dosen pengampu:Imam Mustofa,S.H.I.,M.SI.

Disusun oleh:

Devy Lutviana (1502100028)

Kelas A

PROGRAM STUDI FIQIH MUAMALAH

JURUSAN SYARIAHDAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN)

JURAI SIWO METRO

(2)

2

A.PENDAHULUAN

Makalah ini membahas tantang Implementasi Ijarah Muntahiyah Bittamlik dalam

LKS.Makalah ini dibuat guna untuk memberi wawasan mahasiswa untuk mengetahui apa

itu pengertian ijarah muntahiyah bittamlik,daras hukumnya,dan perannya.Makalah ini di

buat bertujuan agar yang menggarap materi ini ataupun yang membacanya dapat

mengetahui tebih jelas tentang materi ini.Untuk menambah wawasan mengenai ijarah

muntahiyah bittamlik(IMBT) dalam skala makro untuk untuk mendukung perkembangan

pembiayaan pada perbankan syariah.Serta sebagai study awal dan menambah wawasan

dalam konsep dan mekanisme pembiayaan ijarah muntahiyan bittamlik (IMBT).Makalah ini

(3)

3

B. IMPLEMENTASI IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK DALAM LKS

Ijarah wa Iqtina (Ijarah Muntahiyah Bittamlik) adalah akad sewa-menyewa atas barang tertentu antara bank sebagai pemilik barang (mu’jir) dan nasabah selaku penyewa

(musta’jir) untuk suatu jangka waktu dan dengan harapan yang disepakati.Pada akhir masa sewa,bank memberikan opsi kepada nasabah untuk membeli barang tersebut dengan

harga yang disepakati pula.1

Aplikasi IMBT dalam perbankan syariah berupa:

1.Pembiayaan investasi;seperti untuk pembiayaan barang-barang modal,seperti mesin-

mesin.

2.pembiayaan konsumer;seperti untuk pembelian mobil,rumah,dan sebagainya.2

Bank-Bank islam yang mengoperasikan produk al-ijarah dapat melakukan

leasing,baik dalam bentuk operating lease maupun financial leas.Akan tetapi,pada umumnya,bank-bank tersebut lebih banyak menggunakan al-ijarah al-muntahiyan bittamlik

karena lebih sederhana dari sisi pembukuan.Selain itu,Bank pun tidak direpotkan untuk

mengurus pemeliharaan aset,baik pada aset leasing maupun sesudahnya.3

Pembiayaan ijarah dan IMBT di perbankan syariah memiliki persamaan perlakuan

dengan pembiayaan murabahah.Sampai saat ini,produk pembiayaan bank syariah masih terfokus dengan produk-produk murabahah(prinsip jual beli).Kesamaan keduanya bahwa pembiayaan tersebut termasuk dalam kategori natural certainty contract,dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli.Perbedaan dua jenis pembiayaan (ijarah/IMBT dengan

murabahah)hanyalah objek transaksi yang diperjual belikan tersebut.Dalam pembiayaan murabahah,objek transaksi adalah barang seperti rumah dan mobil,sedangkan dalam

pembiayaan ijarah,objek transaksinya adalah jasa,baik manfaat atas barang maupun

manfaat atas tenaga kerja.Dengan pembiayaan murabahah,bank syariah hanya dapat

melayani kebutuhan nasabah untuk memiliki barang,sedangkan nasabah yang

membutuhkan jasa tidak dapat dilayani.Dengan skim ijrah bank syariah dapat pula

melayani nasabah yang hanya membutuhkan jasa.4

Pada prinsipnya, bank syariah adalah sama dengan perbankan konvensional,yaitu

sebagai instrumediasi yang menerima dana dari orang-orang yang surplus dana (dalam

(4)

4

bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan

(dalam bentuk produk pelemparan dana).Sehingga produk-produk yang disediakan oleh

bank-bank konvensional, baik itu produk penghimpunan dana (funding) maupun produk pembiayaan,pada dasarnya dapat pula desediakan oleh bank-bank syariah.5

Misalkan pada produk pembiayaan kepemilikan rumah atau KPR di pebankan

syariah dengan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) perbankan konvensional yang memiliki

berbagai macam perbrdaan di antaranya adalah; pemberlakuan sistem kredit dan sistem

mark up,kebolehan dan ketidakbolehan tawar menawar (bergaining position) antara nasabah dengan bank, prosedur pembiayaan dan lain sebagainya.6

Objek dalam IMBT harus dapat di nilai dan diidentifiksi secara spesifik dan

dinyatakan dengan jelas apakah objek tersebut statusnya milik orang lain atau

bukan dan termasuk jangka sewa dan nilai sewa. Pada pembiayaan

ijarah

muntahiyah bittamlik

, calon nasabah harus memenuhi prosedur pelaksanaan

pembiayaan yang di tetapkan oleh bank syariah. Persyaratan dan proses

pembiayaan yang merupakan prosedur pelaksanaan pembiayaana dilakukan untuk

mengetahui calon nasabah layak untuk menerima pembiayaan.

7

Dalam Peraturan Bank Indonesia tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam

kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah

dijelaskan bahwa obyek ijarah Muntahiah Bit Tamlik adalah berupa barang modal yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) obyek Ijarah Muntahiah Bit Tamlik merupakan milik Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi sewa (muajjir);

2) manfaatnya harus dapat dinilai dengan uang;

3) manfaatnya dapat diserahkan kepada penyewa (musta’jir);

4) manfaatnya tidak diharamkan oleh syariah Islam;

5) manfaatnya harus ditentukan dengan jelas; dan

5

Helmi Haris sebagaimana dikutip oleh Ali Syukron,”Pe iayaa Kepe ilika Ru ah Se uah i o asi pe iayaa pe a ka sya iah ”,la riba,Jurnal Ekonomi Islam,Vol.1,No1,Juli 2007,h.84.

6

Ali Syukron,”Implementasi Al-Ijarah Al-Muntahiya Bi Al-Ta lik IMBT Pe a ka Sya i’ah”,Jurnal Ekonimi dan Hukum Islam,Vol.2,No.2(2012).

(5)

5

6) spesifikasinya harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui identifikasi fisik,

kelaikan, dan jangka waktu pemanfataannya.

Objek al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik sebagai berikut: 1. Alat-alat berat (Heavy Equipment);

2. Alat-alat kantor (Office Equipment); 3. Alat-alat foto (Photo Equipment);

4. Alat-alat medis (Medical Equipment);

Dalam menjalankan produk KPR,bank syari‟ah memadukan dan menggali skim -skim transaksi yang dibolehkan dalam islam dengan operasional KPR perbankan

konvensional.Adapun salah satu skim yang digunakan oleh perbankan syari‟ah di indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan KPR adalah skim ijarah muntahiyah bittamlik(IMBT).9

Berdasarkan skim ijarah ini, bank syari‟ah menyewakan rumah,sebagai objek

akad, kepada nasabah. Meskipun pada prinsipnya tidak terjadi pemindahan kepemilikan

(hanya pemanfaatan rumah), tetapi pada akhir masa sewa bank dapat menjual atau

menghibahkan rumah yang disewakannya kepada nasabah.

Berikut aplikasi skema pembiayaan IMBT:10

1. Bank syariah dan Developer mengadakan perjanjian kerjasama(MOU) pemilikan

rumah. Bank syariah akan menyediakan fasilitas pembiayaan pemilikan rumah bagi

calon pembeli rumah Devoloper.

2. Pembeli atau calon nasabah bermaksud membeli rumah di lokasi milik Developer

dan mengajukan pembiayaan pemilikan rumah kepada bank syariah. Calon

Fthurrahman Djamil sebagaimana dikutip oleh Ali Syukron,”Satua A a a Pe gaja a Mata Kuliah Fi h Mua alah Dala Keua ga Da Pe a ka Sya i’ah”,Jurnal Ekonomi dan Hukum

(6)

6

nasabah melengkapi persyaratan permohonan pembiayaan sesuai kriteria yang

dipersyaratan . Jika persyaratan lengkap, bank syariah selanjutnya melakukan

analisa kelayakan pembiayaan terhadap calon nasabah.

3. Jika calon nasabah layak dibiayai, maka bank syariah akan mengeluarkan surat

persetujuan kepada calon nasabah (surat penawaran). Calon nasabah melakukan

negoisasi dengan bank. Jika terjadi kesepakatan, calon nasabah menandatangani

surat penawaran dan berjanji (wa‟ad) untuk melakukan transaksi IMBT dengan

bank syariah.

4. Bank syariah melakukan transaksi rumah (berdasarkan perjanjian kerjasama)

dengan Developer sesuai spefisikasi rumah yang diminta oleh calon nasabah,

secara prinsip(fiqih)rumah menjadi milik bank syariah(dokumentasi rumah dibuat

atas nama nasabah)

5. Nasabah dan bank syariah melakukan perjanjian pembiayaan pemilikan rumah

berdasarkan prinsip IMBT dengan janji (wa‟ad) dari bank syariah untuk melepaskan

kepentingannya atas rumah (akad fiqik hibah) setelah seluruh kewajiban nasabah

lunas.

6. Developer sebagai wakil bank (berdasaran perjanjian kerjasama) menyerahkan

rumah kepada nasabah (Nasabah mendapatkan manfaat rumah selama masa

IMBT.

7. Nasabah membayar kewajiban ke bank syariah sesuai jadwal yang disepakati.

8. Sesuai kesepakatan di awal akad, Bank syariah dan nasabah sepakat untuk

melakukan revew terhadap jumlah kewajiban nasabah pada setiap periode yang

ditentukan.

9. Di akhir masa IMBT, bank syariah merealisasikan janjinya (wa‟ad) dengan

melepaskan kepentingan atas rumah dan menyerahkan rumah kepada nasabah

(akad fiqih hibah) setelah seluruh kewajiban nasabah dilunasi.11

Al-Ijārah al-Muntahiya bit al-Tamlik (IMBT) merupakan salah satu alternatif skim syariah untuk memfasilitasi pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang yang

sesuai dengan jenis usaha nasabah sekaligus mengamankan kepentingan bank.

Dibandingkan dengan akad mudharabah, akad IMBT ini lebih fleksibel dan kompetitif bagi

nasabah dalam penetapan harga sewa, walaupun ada beberapa risiko yang mungkin

terjadi yang harus diantisipasi seperti risiko default yaitu nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja, aset ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya pemeliharaan bertambah,

terutama bila disebutkan dalam kontrak bahwa pemeliharaan harus dilakukan oleh si

pemberi sewa (muajjir), dan nasabah berhenti di tengah kontrak dan tidak mau membeli

11

(7)

7

aset tersebut. Akibatnya bank harus menghitung kembali keuntungan dan mengembalikan

sebagian kepada nasabah.12

Ijarah muntahiyah bittamlik dalam bank syariah umumnya melalui tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Nasabah menjelaskan kepada bank bahwa suatu saat di tengah atau di akhir

periode ijarah ia ingin memiliki;

2. Setelah melakukan penelitian,bank setuju akan menyewakan aset itu untuk

nasabah.

3.Apabila bank setuju,bank terlebih dahulu memiliki aset tersebut;

4.Bank membeli atau menyewa aset yang dibutuhkan nasabah;

5.Bank membuat perjanjian ijarah dengan nasabah untuk jangka waktu tertentu

dan

menyerahkan aset itu untuk dimanfaatan;

6. Nasabah membayar sewa setiap bulan yang jumlahnya sesuai dengan

kesepakatan;

7.Bank melakukan penyusutan terhadap aset; biaya penyusutan dibebankan

kepada laporan laba rugi;

8. Di tengah atau diakhir masa sewa,bank dan nasabah dapat melakukan

pemindahan kepemilikan aset tersebut secara jual beli cicilan;

9.Jika pemindahan kepemilikan di akhir masa sewa,akadnya dilakukan secara

hibah.13

Transaksi yang disebut dengan al- ijaranah muntahiyah bittamlik adalah sejenis

perpaduan antara kontrak jual-beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri

dengan kepemilihan barang di tangan si penyewa.Sifat pemindahan kepemiikan ini pula

yang membedakan denganal-ijarah biasa.14

C.DASAR HUKUM IMPLEMENTASI IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK DALAM

LKS

Adapun hukum yang menjadi landasan ijarah muntahiyah bittamlik adalah:

1. Hadis Nabi riwayat Abd. Razzaq dan Abu Hurairah dan Abi Sa‟id Al- khudri,Nabi

(8)

8

Maksud dari hadis ini jika memperjakan seorang untuk bekerja dengan kita

maka berikan haknya(upah)dan beritahukanlah berapa upah yang harus kita bayar

kepada mereka yang telah membantu kita.Karena kita telah mendapatkan suatu

manfaat yang telah dipekerjakan oleh orang tersebutuntuk kita.15

2. Hadis Nabi riwayat Ahmad,Abu Daud dan Nasa‟i dari Sa‟ad Ibn Waqqash,dengan teks Abu Daud,ia berkata:

Artinya:”Dari sa’id bin Abi Waqqash ra berkata”Kami pernah menyawakan tanah dengan (bayaran) hasil tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air,maka Rosulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau perak(uang)”.16

3.Hadis Nabi riwayat Ahmad dari Ibnu Mas‟ud:

Artinya: Dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud ra dari bapanys

berkata:”Rasulullah melarang dua bentuk akad dalam satu transaksi.17

4.Diriwayatkan Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw.”Bersabda;Berbekamlah kamu,

kemudian berikanlah upahnya kepada tukang bekam itu.” (HR.Bukhari dan Muslim).18

.

5. QS. al-Zukhruf [43] : 32

Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah

menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah

meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar seba-gian

mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari

apa yang mereka kumpulkan.”

6.QS. al-Qashash [28]: 26:

Artinya:“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, „Hai ayahku! Ambillah ia

sebagaiorang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik

yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat

15

Anijanuartin,i”Penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk ijarah muntahiyah bittamlik pada PT.Bank muamalat indonesia”,Skripsi,(Jakarta,Universitas islam negeri syarif hidayatullah,1432/2011),h.17-18.

16

Al- Hafiz Abi Sulaiman bin Al-Asy’af Al-Sijistani,Sunan Abi Daud,kita ul uyu’ sebagaimana dikutip oleh Ani Januartini,”Penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk ijarah muntahiyah bittamlik pada PT.Bank muamalat indonesia”, Kairo,Darul Fikr,1990),h.18.

17I a Ah ad i Ha al,Ba us ad A dullah i Mas’ud,Sa ah,Sa ah Muss ad Muhtsi i a

Minassabahi sebagaimana dikutip oleh Ani Januartini.Penanganan pembiayaan...(Jakarta,Universitas islam negeri syarif hidayatullah,24 maret,2011),h.19.

18

(9)

9 dipercaya.”19

Penerapan IMBT dalam LKS:

1. Al- Ba‟i wal IMBT dengan janji untuk menjual barang tersebut di akhir masa sewa.

Dalam IMBT ini bank syariah menawarkan skim ijarah with promise to sell (dengan janji untuk menjual barang). Pada skim ini, bank membeli terlebih dahulu objek

pembiayaan kepada pemasok (suplier) secara tunai. Bank kemudian menyewakan objek tersebut kepada nssabah untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan akad ijarah.

Pada akhir masa sewa, nasabah akan diberikan opsi (pilihan) untuk membeli atau

mengakhiri sewa begitu saja.

Apabila nasabah memilih untuk membeli objek dimaksud,bank dapat menjualnya

senilai harga buku ataupun nilai tertentu sesuai perhitungan bank.Dengan demikian, harga

objek dimaksud dengan harga penjual menjadi jauh lebih rendah di bandingkan dengan

harga pasar.Penentuan harga bank sesuai dengan kebijakan bank.20

Pada akhir masa periode sewa, bank akan merealisasikan promise to sell dimana

bank bertindak selaku penjual.Sebagai bagian dari pelayanan,bank dapat menawarkan

sistem pembayaran tangguh atau cicilan maupun tunai.

2. Al-Hibah‟ Wal IMBT dengan janji untuk memberi barang secara hibah di akhir masa

sewa.

Selain menggunakan prinsip ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) with promise to sell

(janji untuk menjual barang),bank juga menawaran skim Ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT)

dengan hibah.Pada skim ini bank membeli terlebih dahulu objek yang diinginkan oleh

nasabah dari suplier.Objek trsebut kemudian di ijarahkan kepada nasabah dengan

menggunakanIMBT.21

Pada akhir masa sewa, bank akan menghibahkan barang dimaksud kepada

nasabah sehingga terjadi proses perpindahan kepemilikan dari bank kepada

19

http://irham-anas.blogspot.co.id/2011/11/analisa-praktek-ijarah-muntahiya-bit.html.

20

Sunarto Zulkifli sebagaimana dikutip oleh Evi tamala,” Ko sep Da Aplikasi Peralihan Kepemilikan Pada Ijarah Muntahiyah Bittamlik IMBT ”,sk ipsi, Jaka ta, 7 agustus ,h. .

21

(10)

10

nasabah.Pada skim ini, angsuran dipastikan telah meliputi seluruh harga pokok barang

dimaksud.22

Skema Implementasi Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Keterangan:

1. Konsumen hendak menyewa rumah

2. Bank membeli rumah

3. Bank menyewakan jasa

4. Konsumen mencicil sewa rumah, dan hingga pada akhir masa sewa

konsumen membeli rumah tersebut.

Pelaksanaan IMBT dengan Wakalah :

Fatwa DSN nomor : 04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 01 April 2000 tentang Murabahah

pada ketetapan Pertama ayat 9 dinyatakan:

“Jika bank (baca : LKS) hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip,

menjadi milik bank.”

22

(11)

11

Kalimat ”secara prinsip” yang ada di Fatwa DSN tersebut diterjemahkan dalam tataran

praktis oleh Petugas BPS dalam konteks penerapan IMBT pada saat Bank membeli rumah

yang akan dijadikan objek sewa dengan pernyataan sebagai berikut :

”Pada saat, Bank menyetujui permohonan nasabah untuk KPR iB secara IMBT, maka jika

bank telah melakukan konfirmasi pembelian kepada developer, maka secara prinsip bank

telah membeli rumah. Walaupun secara akuntansi belum terdapat aliran dana kepada

Developer/penjual, bank berkomitmen untuk melakukan pembayaran uang pembelian

rumah kepada developer yang diwakilkan kepada nasabah dengan menggunakan akad

wakalah. Setelah rumah tersebut dibeli oleh bank maka kemudian baru dapat dilakukan

akad IMBT”

Fakta unik yang terjadi di lapangan, bahwa meskipun BPS melakukan akad wakalah

dengan nasabah. Namun pada prakteknya nasabah tetap tidak menerima uang, dana

pembiayaan yang telah dimasukkan ke rekening nasabah langsung ditransfer ke rekening

developer yang ada di BPS maupun bank lain. Penggunaan akad wakalah dimaksudkan

hanya sebatas untuk membutikan secara hukum positif bahwa nasabah telah menerima

pembiayaan dari bank serta nasabah telah mengetahui telah terjadi transaksi jual-beli

antara bank dengan developer/penjual/suplier. Jika terjadi wanprestasi di kemudian hari

akan tertutup peluang nasabah akan mengingkari bahwa ia telah menerima sejumlah

pembiayaan dari bank.23

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.7/DSN-MUI/111/2002 al-ijarah al

muntahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa beli yang disertai degan opsi pemindahan hak

milik atas benda yang di sewa,kepada penyewa,setelah selesai masa sewa.

Selkain fatwa DSN.BI juga mengatur hal tentang akad produk bank syariah di

indonesia. PBI. 7/46/PBI/2005 telah menetapkan syarat untuk berbagai produk perbankan

syariah ,baik berupa penghimpunan maupun penyaluran dana. Di bidang penghimpunan

dana,telah diatur simpanan yang bersifat titipan,yakni:Giro Wadi‟ah dan Tabungan Wadi‟ah.Juga simpanan yang bersifat investasi, yakni: Giro Mudharabah,Tabungan Mudharabah,dan Deposito Mudharabah.

Di bidang penyaluran dana,PBI dimaksud telah ,mengatur di bagian

kedua-penyaluran dana (Pasal6-18PBI

23

(12)

12

7/46/PBI/2005):Mudharabah,Musyarakah,Murabahah,Salam,Istishna‟,Ijarah,Ijarah

muntahiyah bittamlik,dan Qardh.24

Contoh Kasus Ijarah Muntahiyah Bittamlik Dalam Lembaga Keuangan

Syari’ah

:

Seorang nasabah yang bernama bapak Santosa yang sedang melakukan proyek

pembangunan gedung, membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu

memohon kepada Bank syariah untuk menyewa alat-alat berat itu. Bapak Santosa mencicil

sewa alat-alat tersebut. Dan pada akhir masa sewa bapak Santosa membeli alat- alat

tersebut.

24

(13)

13

D.KESIMPULAN

Implementasi ijarah muntahiyah bittamlik di dalam lembaga keuangan syari‟ah

adalah Bank-Bank islam yang mengoperasikan produk al-ijarah dapat melakukan

leasing,baik dalam bentuk operating lease maupun financial leas.Akan tetapi,pada umumnya,bank-bank tersebut lebih banyak menggunakan al-ijarah al-muntahiyan bittamlik

karena lebih sederhana dari sisi pembukuan.Selain itu,Bank pun tidak direpotkan untuk

mengurus pemeliharaan aset,baik pada aset leasing maupun sesudahnya. Pada

prinsipnya, bank syariah adalah sama dengan perbankan konvensional,yaitu sebagai

instrumediasi yangmenerima dana dari orang-orang yangsurplus dana (dalam bentuk

penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan (dalam

bentuk produk pelemparan dana).Sehingga produk-produk yang disediakan oleh

bank-bank konvensional, baik itu produk penghimpunan dana(funding) maupun produk pembiayaan,pada dasarnya dapat pula desediakan oleh bank-bank syariah.

Misalkan pada produk pembiayaan kepemilikan rumah atau KPR di pebankan

syariah dengan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) perbankan konvensional yang memiliki

berbagai macam perbrdaan di antaranya adalah; pemberlakuan sistem kredit dan sistem

mark up,kebolehan dan ketidakbolehan tawar menawar (bergaining position) antara nasabah dengan bank, prosedur pembiayaan dan lain sebagainya.

E.SARAN

(14)

14

DAFTAR PUSTAKA

Imam mustofa,”Fi ih ua alah ko te po e ”,(Jakarta,PT RajaGrafindo Persada,2016). .

Ali Syukron,”Implementasi Al-Ijarah Al-Muntahiya Bi Al-Tamlik(IMBT) Perbankan Sya i’ah”,Jurnal Ekonimi dan Hukum Islam,Vol.2,No.2(2012).

D i Ka tika ati,Liliek Isti o ah,Dyah O hto i a Susa ti,”Pe iayaa Modal Ke ja De ga Akad Ija ah Muntahiyah Bit-ta lik Pada Ba k Sya iah”, U i e sitas Je e , .

E i ta ala,”Ko sep da aplikasi pe aliha kepe ilika pada ija ah u tahiyah itta lik IMBT ”, Jaka ta, 7 agustus 2010)

.

Anijanuartini,Penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk ijarah muntahiyah bittamlik pada PT.Bank muamalat indonesia,Skripsi,(Jakarta,Universitas islam negeri syarif hidayatullah,1432/2011).

Al- Hafiz Abi Sulaiman bin Al-Asy’af Al-Sijista i,Su a A i Daud,kita ul uyu’ se agai a a dikutip oleh A i Ja ua ti i,”Pe a ga a pe iayaa e asalah dala p oduk ija ah u tahiyah itta lik pada PT.Ba k muamalat indonesia”, Kairo,Darul Fikr,1990).

I a Ah ad i Ha al,Ba us ad A dullah i Mas’ud,Sa ah,Sa ah Muss ad Muhtsi i a Minassabahi sebagaimana dikutip oleh Ani Januartini.Penanganan pembiayaan...(Jakarta,Universitas islam negeri syarif hidayatullah,24 maret,2011).

Didik Hij ia to,”Pelaksa aa akad pe iayaa ija ah u tahiyah itta lik pada a k ua alat i do esia a a g ata a ”,Tesis,(Semarang,Februari,2010).

http://irham-anas.blogspot.co.id/2011/11/analisa-praktek-ijarah-muntahiya-bit.html.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Hellier, et al, (2003) dalam Setyaningsih (2008) niat beli ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau

Layaknya buku-buku keagamaan lainnya, kedua tafsir Sunda ini dimulai dengan memberikan kata pengantar ( bubuka atau muqaddimah ). Di sini dijelaskan latar belakang penyusunan

Hasil belajar matematika siswa diambil dari tes akhir yang dilakukan pada kedua keelas, untuk mengetahui hasil belajar di kelas yang menggunakan model PBL dan kelas yang

Hasil uji statistik di peroleh nilai ρ value =0,000, maka dapat disimpulkan secara statistik pada alpa 5% ada hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi

Pada saat Peraturan Daerah mulai berlaku maka ketentuan yang mengatur tentang kelembagaan organisasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) hurif i dan Pasal

Agar bahan bakar dapat dimasukkan ke dalam silinder dengan cara tepat diperlukan suatu mekanisme yang sangat teliti dan dapat dipercaya.(P.Vaan Maanen Hal.4.8 Jilid.1

Hasil penelitian dilapangan didapat bahwa penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Inklusi di Taman Kanak-Kanak Luar Biasa Cinta Negeri Kampung Kute Lot

Penelitian ini menggunakan pendekatan koreografi yang melihat tari dengan analisis yang meliputi aspek bentuk, aspek teknik, dan aspek isi, serta elemen dasar