• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002

TENTANG

RETRIBUSI KETENAGAKERJAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Peme-rintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Propinsi Sebagai Daerah Otonom, maka dalam rangka pembinaan, pengawasan/ pengendalian dan perlindungan terhadap tenaga kerja di Daerah ;

b. bahwa sehubungan dengan maksud huruf a, maka dipandang perlu menetapkan Retribusi Pelayanan Ketenagakerjaan dengan menuang-kannya dalam suatu Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/ Jawa Tengah/ Jawa Barat ;

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912) ;

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2918) ;

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3201) ;

(2)

5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ;

6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ; 7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

8. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ;

9. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3196) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3242) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001

tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139) ;

14. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan

(3)

Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986 tentang Ketentuan Umum Mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah ;

17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ;

18. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Ting-kat II Mojokerto Nomor 1 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto.

Dengan persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO

dan

WALIKOTA MOJOKERTO MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO TENTANG RETRIBUSI KETENAGAKERJAAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah, adalah Kota Mojokerto ;

b. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Mojokerto ;

(4)

d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto ;

e. Dinas Pendapatan, adalah Dinas Pendapatan Kota Mojokerto ;

f. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu secara struktural, teknis dan operasional di bidang Retribusi Daerah atas dasar peraturan perundang-undangan ;

g. Kas Daerah, adalah Kas Daerah Kota Mojokerto ;

h. Bendaharawan Khusus Penerima untuk selanjutnya disingkat BKP, adalah Benda-harawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Kota Mojokerto ;

i. Pegawai teknis adalah pegawai pengawas ketenagakerjaan, pegawai perantara perselisihan hubungan industrial, pegawai pengantar kerja dan pegawai teknis pengolahan latihan kerja Daerah ;

j. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberi oleh Pemerintah Kota untuk kepentingan orang pribadi atau badan ;

k. Pengusaha adalah sekumpulan orang dan/atau perseorangan meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, persekutuan, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya ;

l. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan ;

(5)

m. Tenaga Kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang dengan menggunakan keterampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ;

n. Kesejahteraan pekerja adalah suatu peme-nuhan kebutuhan dan atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah baik selama di dalam maupun di luar perusahaan yang secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi produktifitas kerja ;

o. Penempatan Tenaga Kerja adalah kegiatan antar kerja umum yang meliputi penempatan tenaga kerja Antar Kerja Lokal, Antar Kerja Antar Daerah, Antar Kerja Antar Negara serta penempatan tenaga kerja Warga Negara Asing pendatang ;

p. Pelayanan Perpanjangan Izin Kerja adalah pelayanan yang diberikan bagi tenaga kerja Warga Negara Asing pendatang yang bekerja di Perusahaan PMA, PMDN, dan Swasta Nasional di Wilayah Kota Mojokerto ;

q. Kesepakatan Kerja Bersama untuk selanjutnya disebut KKB adalah perjanjian yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja/ Serikat Buruh yang telah tercatat pada Dinas Tenaga Kerja dengan pihak pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang berbadan hukum, yang memuat syarat-syarat kerja yang harus diperhatikan di dalam perjanjian kerja dan masa berlakunya maksimal 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang ;

r. Akreditasi adalah penetapan status melalui penilaian terhadap lembaga penyelenggara latihan kerja yang dilakukan melalui penilaian berdasarkan standar yang telah ditetapkan bagi setiap kejujuran dan jenjang atau tingkat latihan kerja ;

s. Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang wajib dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang mempekerjakan sejumlah 25 (dua puluh lima) orang buruh atau lebih yang memuat ketentuan-ketentuan tentang syarat-syarat kerja serta tata tertib perusahaan, berlaku paling lama 2 (dua) tahun dan disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja ;

(6)

t. Sertifikasi Keterampilan Kerja adalah suatu proses pemberian sertifikat melalui suatu pengujian yang didasarkan pada standar kualifikasi keterampilan dan atau jabatan pekerjaan yang berlaku ;

u. Pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja adalah kegiatan pemeriksaan dan atau pengujian secara langsung yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan terhadap syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

v. Pemeriksaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan di perusahaan untuk melihat dan mendengar guna memperoleh data tentang keadaan tempat kerja, tenaga kerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja ;

w. Pengujian adalah kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan yang bersifat teknis dan mempunyai resiko bahaya dengan cara memberi beban atau dengan teknis pengujian lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; x. Pemeriksaan dan atau pengujian pertama

adalah pemeriksaan dan atau pengujian terhadap obyek pengawasan yang baru atau yang belum pernah diperiksa ;

y. Pemeriksaan dan atau pengujian berkala adalah pemeriksaan dan atau pengujian yang dilakukan secara periodik untuk mengetahui dipenuhinya syarat keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

z. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah surat yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Walikota ;

aa. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi ;

bb. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya dapat disingkat

(7)

SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pem-bayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang ;

cc. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAK Pasal 2

Dengan nama Retribusi Ketenagakerjaan di-pungut retribusi atas pelayanan Ketenagakerjaan.

Pasal 3

Obyek Retribusi adalah pelayanan ketenaga-kerjaan meliputi :

a. Wajib Lapor Ketenagakerjaan;

b. Pengesahan Peraturan Perusahaan ;

c. Pendaftaran KKB (Kesepakatan Kerja Bersama) ;

d. Uji Keterampilan Kejujuran ;

e. Perpanjangan Izin Kerja untuk Tenaga Kerja Warga Negara Asing pendatang ;

f. Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pasal 4

(1) Subyek Retribusi adalah Pengusaha yang mendapat pelayanan ketenagakerjaan ;

(2) Wajib Retribusi adalah Pengusaha yang mendapatkan pelayanan ketenagakerjaan dan/atau yang diwajibkan untuk membayar retribusi.

(8)

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Pelayanan Ketenagakerjaan termasuk golongan Retribusi Jasa Umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan atas klasifikasi, jenis, dan jangka waktu.

BAB V

PRINSIP DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

Prinsip dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk mengganti biaya administrasi, pembinaan, pengawasan, pengendalian dan survey lapangan.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8

Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut :

a. Retribusi Wajib Lapor Ketenagakerjaan

1) Perusahaan besar tenaga kerja lebih dari 100 (seratus)orang sebesar Rp. 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah) ;

2) Perusahaan sedang tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 99 (sembilan puluh sembilan) orang sebesar Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) ;

3) Perusahaan kecil tenaga kerja kurang dari 25 (dua puluh lima) orang sebesar Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah). b. Pengesahan Peraturan Perusahaan yang

berlaku 2 (dua) tahun sekali diatur sebagai berikut :

(9)

1. Jumlah tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) ;

2. Jumlah tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100 (seratus) orang sebesar Rp. 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) ;

3. Jumlah tenaga kerja 100 (seratus) orang keatas sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah).

c. Pendaftaran Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dua tahun diatur sebagai berikut :

Baru, dengan kriteria perusahaan :

1. Jumlah tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) ;

2. Jumlah tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100 (seratus) orang sebesar Rp. 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) ;

3. Jumlah tenaga kerja 100 (seratus) orang keatas sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah).

d. Perpanjangan Izin Kerja untuk setiap tenaga kerja Warga Negara Asing pendatang setiap tahun dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Perusahaan PMA dan PMDN, sebesar Rp. 125.000,00 (seratus dua puluh lima ribu rupiah) ;

2. Perusahaan swasta nasional, sebesar Rp. 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah). e. Registrasi Peserta Program Pemagangan di

Perusahaan/Lembaga, sebesar Rp. 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah) setiap orang;

f. Pencatatan Penggunaan Tenaga Kerja Kontrak, sebesar Rp. 1.000,00 (Seribu rupiah) setiap orang ;

g. Retribusi pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja :

(10)

Pengawasan Gambar renca-na (GR) setiap permohonan ioritas bangu-nan, jaringan dsb Pertama Berkala Rp. Rp. Rp. 1 2 3 4 5 6

Dengan luas ioritas :

1. Tempat kerja untuk

setiap bangunan a. S/d 500 M 2 25.000,00 17.500,00 b. 501 s/d 2.000 M 2 50.000,00 37.500,00 c. 2.001 s/d 5.000 M 2 75.000,00 57.500,00 d. 5.001 s/d 10.000 M 2 100.000,00 75.000,00 e. 10.001 s/d 20.000 M 2 125.000,00 95.000,00 f. > 20.001 M 2 150.000,00 115.000,00 2. Mesin/pesawat/ instalasi/bahan :

Dengan luas

pemanas-an :

50.000,00

a. S/d 50 M 2 50.000,00 35.000,00

a. Ketel uap, air panas, minyak untuk setiap ketel b. 51 s/d 100 M 2 75.000,00 55.000,00 c. 101 s/d 500 M 2 125.000,00 95.000,00 d. 501 s/d 1.000 M 2 200.000,00 150.000,00 e. > 1.000 M 2 250.000,00 187.500,00 b. Ketel listrik Dengan kapasitas

(uap/ jam) : 50.000.00 a. S/d 2,5 ton 50.000,00 35.000,00 b. > 2,5 s/d 5 ton 75.000,00 55.000,00 c. > 5 s/d 25 ton 125.000,00 95.000,00 d. > 25 ton 200.000,00 150.000,00

Dengan luas

pemanas-an :

50.000,00

a. s/d 20 M 2 30.000,00 25.000,00

c. Bejana uap/ pe-manas air atau eksnometer yang berdiri sendiri/ penguap b. 21 s/d 50 M 2 50.000,00 35.000,00 1 2 3 4 5 6

(11)

c. 51 s/d 100 M 2 75.000,00 55.000,00

d. 101 s/d 500 M 2 125.000,00 95.000,00 e. > 500 M 2 200.000,00 150.000,00

Atau dengan volume

a. s/d 500 l 20.000,00 15.000,00 b. 501 s/d 1.000 l 25.000,00 20.000,00 c. 1.001 s/d 5.000 l 40.000,00 30.000,00 d. 5.001 s/d 10.000 l 60.000,00 45.000,00 e. 10.001 s/d 50.000 l 80.000,00 60.000,00 f. > 50.001 l 100.000,00 75.000,00

Dengan luas

pemanas-an : 25.000,00 a. s/d 50 M 2 50.000,00 37.500,00 d. Pengering uap (super headtler) yang berdiri sendiri b. 51 s/d 100 M 2 75.000,00 56.500,00 c. 101 s/d 500 M 2 125.000,00 95.000,00 d. > 500 M 2 200.000,00 150.000,00 e. Dengan unit : 25.000,00 a. 1. dengan botol baja b. 1 s/d 10 buah 10.000,00 7.500,00 c. 11 s/d 100 buah 40.000,00 30.000,00 d. 101 s/d 500 buah 75.000,00 57.500,00 e. 501 s/d 1.000 buah 100.000,00 75.000,00 f. > 1.001 buah 150.000,00 125.000,00 25.000,00 20.000,00 2. bejana trans-port/unit 25.000,00 20.000,00 3. bejana stasio-ner/unit 25.000,00 20.000,00 4. bejana pendi-ngin/unit Jaringan pemipaan 25.000,00 g. Instalasi

pemipaan a. Jaringan pipa uap 25.000,00 20.000,00 b. Jaringan pipa air 25.000,00 20.000,00

c. Jaringan pipa

minyak

25.000,00 20.000,00 d. Jaringan pipa gas 25.000,00 20.000,00

1 2 3 4 5 6

(12)

nur a. s/d 25 ton 30.000,00 25.000,00 b. 25 s/d 100 ton 50.000,00 40.000,00 c. 101 s/d 200 ton 80.000,00 60.000,00 d. > 2001 ton 100.000,00 75.000,00 Dengan kapasitas pengisian : 25.000,00 a. s/d 10 Kg 10.000,00 7.500,00 h. Pesawat pem-bangkit gas-karbit b. 11 s/d 50 Kg 15.000,00 12.500,00 c. 51 s/d 100 Kg 25.000,00 20.000,00 d. > 101 Kg 50.000,00 40.000,00 Dengan daya : 50.000,00 a. s/d 100 Tk 30.000,00 25.000,00 b. 101 s/d 500 Tk 50.000,00 40.000,00 c. 501 s/d 1.000 Tk 75.000,00 60.000,00 i. Pesawat pem-bangkit listrik (generator) yang digerakkan turbin (uap, air, gas atau motor diesel)

d. 1.001 s/d 10.000 Tk 125.000,00 95.000,00

e. > 10.001 Tk 200.000,00 150.000,00 Dengan satuan unit 50.000,00 30.000,00 25.000,00 j. Lokomatif yang

digerakkan me-sin uap atau motor diesel Dengan panjang : 50.000,00 k. Jalan/jaringan rel industri a. s/d 2 Km 30.000,00 25.000,00 b. 2 s/d 5 Km 50.000,00 40.000,00 c. > 5 Km 75.000,00 60.000,00 l. Conveyer Dengan kapasitas : 25.000,00

a. s/d 25 Kg.jam 20.000,00 15.000,00 b. 26 s/d 50 Kg.jam 30.000,00 25.000,00 c. > 51 Kg.jam 40.000,00 30.000,00 m. Escalator per unit 25.000,00 25.000,00 15.000,00 1 2 3 4 5 6

(13)

n. Dengan daya : 25.000,00 a. s/d 6 Tk 10.000,00 7.500,00 b. 6 s/d 20 Tk 20.000,00 15.000,00 c. 21 s/d 50 Tk 30.000,00 25.000,00 d. 51 s/d 100 Tk 50.000,00 40.000,00 e. > 101 Tk 70.000,00 60.000,00 1.Mesin perka-kas/mesin produksi yang digerakkan motor listrik/ motor bensin/ motor diesel, motor gas un-tuk setiap PK Dengan kapasitas : a. s/d 5 ton 10.000,00 7.500,00 b. 6 s/d 25 ton 20.000,00 15.000,00 c. 26 s/d 50 ton 30.000,00 25.000,00 2.Mesin perka-kas/ mesin produksi yang digerakkan dengan hidro-lik (pneuma-tik) d. > 50 ton 50.000,00 40.000,00 o. Pesawat ang-kut/ cruve Dengan kapasitas : 50.000,00 a. s/d 5 ton 20.000,00 15.000,00 b. 5 s/d 10 ton 25.000,00 20.000,00 c. 10 ton s/d 30 ton 30.000,00 25.000,00 d. 30 s/d 50 ton 40.000,00 30.000,00 e. 50 s/d 100 ton 50.000,00 40.000,00 f. 100 s/d 500 ton 80.000,00 60.000,00 g. > 500 ton 100.000,00 75.000,00 p. Gondola per unit 25.000,00 20.000,00 15.000,00 q. Forklift Dengan kapasotas : 25.000,00

a. s/d 5 ton 20.000,00 15.000,00 b. 5 s/d 20 ton 25.000,00 20.000,00 c. 20 s/d 30 ton 30.000,00 25.000,00 d. 30 s/d 50 ton 40.000,00 30.000,00

e. 50 ton 50.000,00 40.000,00

r. Sky lift per unit

25.000,00 20.000,00 15.000,00

(14)

s. Perancah Dengan luas bidang :

a. s/d 5.000 M 2 25.000,00 20.000,00 b. > 5.000 M 2 35.000,00 25.000,00 c. > 5.000 M 2 50.000,00 40.000,00

t. Tangki apung Dengan kapasitas : 25.000,00

a. s/d 10 ton 30.000,00 25.000,00 b. 10 s/d 30 ton 50.000,00 40.000,00 c. > 30 ton 60.000,00 45.000,00 u. Kipas tekanan udara Tiap unit 10.000,00 5.000,00 25.000,00 20.000,00 25.000,00 v. Instalasi petir per unit

w. Instalasi listrik Dengan kapasitas : 50.000,00

a. s/d 100 KVA 50.000,00 40.000,00 b. 101 s/d 500 KVA 100.000,00 75.000,00 c. 501 s/d 1.000 KVA 150.000,00 125.000,00 d. 1.001 s/d 10.000 KVA 200.000,00 150.000,00 e. > 10.001 KVA 250.000,00 175.000,00

x. Lift per unit 20.000,00 20.000,00 15.000,00

25.000,00 20.000,00 15.000,00 y. Instalasi radiasi

per unit

BAB VII

SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 9

Retribusi terutang dalam masa retribusi terjadi pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(15)

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10

Wilayah pemungutan Retribusi Ketenagakerjaan adalah wilayah Kota Mojokerto.

BAB IX

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersama-kan ;

(2) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, disetor ke Kas Daerah melalui Dinas Pendapatan.

BAB X

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 12

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

BAB XI

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 13

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar sekaligus ;

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ;

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur oleh Walikota.

(16)

BAB XII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ;

(2) Pengurangan, keringanan, dan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemam-puan Wajib Retribusi ;

(3) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Walikota.

BAB XIII

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 15

(1) Retribusi yang terutang berdasarkan SKRD, SKRDKB, SKRDKBT, STRD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh Wajib Retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa ;

(2) Penagihan retribusi dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 16

(1) Wajib Retribusi harus mengajukan permo-honan secara tertulis kepada Walikota untuk perhitungan pengembalian kelebihan pemba-yaran retribusi ;

(2) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atas kelebihan pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu dengan wajib utang retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga oleh Walikota ;

(17)

(3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berhak atas kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan dengan pembayaran retribusi selanjutnya.

Pasal 17

(1) Dalam hal kelebihan pembayaran retribusi yang masih tersisa setelah dilakukan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, diterbitkan SKRDLB paling lambat 2 (dua) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retri-busi ;

(2) Kelebihan pembayaran retribusi sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) dikembalikan kepada Wajib Retribusi paling lambat 2 (dua) bulan sejak diterbitkan SKRDLB ;

(3) Pengembalian kelebihan pembayaran retri-busi dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB, Wali-kota memberikan imbalan bunga 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan pem-bayaran kelebihan retribusi.

Pasal 18

(1) Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah membayar kelebihan retri-busi ;

(2) Atas perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, diterbitkan bukti pemindah-bukuan yang berlaku juga sebagai bukti pembayaran.

BAB XV KADALUWARSA

Pasal 19

(1) Penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi ;

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau ;

(18)

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XVI

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA

Pasal 20

(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus ;

(2) Walikota menetapkan keputusan penghapus-an piutpenghapus-ang Retribusi Daerah ypenghapus-ang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB XVII PENGAWASAN

Pasal 21

Walikota menunjuk pejabat untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

BAB XVIII

KETENTUAN PIDANA Pasal 22

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang ;

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XIX PENYIDIKAN

Pasal 23

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota diberi wewe-nang khusus sebagai Penyidik untuk melaku-kan penyidimelaku-kan tindak pidana di bidang Retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 198l tentang Hukum Acara Pidana ;

(19)

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimak-sud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi daerah tersebut ; c. meminta keterangan dan bahan bukti

dari orang pribadi atau badan sehu-bungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi daerah ;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Pajak Daerah ;

e. melakukan penggeledahan untuk men-dapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi daerah ;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa seba-gaimana dimaksud pada huruf e ;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

(20)

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi daerah menurut hukum yang dapat diper-tanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 198l tentang Undang-undang Hukum Acara Pidana.

BAB XX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 24

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Mojokerto.

Ditetapkan di M o j o k e rto

pada tanggal 2002 WALIKOTA MOJOKERTO

(21)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002

TENTANG

RETRIBUSI KETENAGAKERJAAN

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, dalam rangka memantapkan penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab, maka untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan Pembangunan Daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah khususnya yang berasal dari Retribusi Daerah, perlu ditetapkan Retribusi Pelayanan Ketenagakerjaan di Kota Mojokerto dengan Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan

Pasal 18 : Cukup jelas

Pasal 19 ayat (1) : Saat kadaluwarsa penagihan retribusi ini perlu ditetapkan untuk memberikan kepastian hukum kapan utang retribusi tersebut tidak dapat ditagih lagi. ayat (2) huruf a : Dalam hal diterbitkan Surat

Teguran atau Surat Paksa, kadaluwarsa penagihan dihi-tung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

huruf b : Yang dimaksud dengan pengakuan hutang pajak secara langsung adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menya-takan masih mempunyai utang pajak dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(22)

penga-kuan utang secara tidak lang-sung adalah Wajib Pajak tidak secara nyata-nyata langsung menyatakan bahwa ia mengakui utang pajak kepada Pemerintah Daerah.

Contoh :

- Wajib Retribusi mengajukan permohonan angsuran/ penundaan pembayaran.

- Wajib Retribusi mengajukan permohonan keberatan.

Pasal 20 Sampai dengan

Pasal 25 : Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Brahmacari yang dinyatakan lulus pada Pratama Widya Pasraman, Adi Widya Pasraman, Madyama Widya Pasraman, dan Utama Widya Pasraman berhak melanjutkan ke jenjang

Un- tuk menjelajahi setiap sudut tempat yang ada, tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, karena cukup luasnya kawasan Trans Studio Ban- dung, dan memang sangat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan memperoleh desain pembelajaran pada materi fungsi kuadrat dengan visual scaffolding untuk dapat mengembangkan kemampuan

Bentik (tutupan karang) yang paling dominan ditemukan pada ketiga lokasi adalah karang keras (HC) dengan persentase lebih dari 50% pada setiap lokasi dengan genus yang paling

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, ditemukan juga bahwa pola asuh otoriter yang diterapkan orangtua terhadap mahasiswa berada dalam kategori rendah dengan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pre Test Post Test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran berbasis ketrampilan proses dengan e-portofolio assessment online pada mata kuliah Technique

TAQWA MISI 5 AMAN Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (Pendidikan, Kesehatan) Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan Percepatan pembangunan infrastruktur