BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam membantu dan
mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh setiap anak didik agar
menjadi manusia yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhannya sebagai
manusia. Pendidikan menurut Zamroni dalam Elmubarok (2008:3) adalah
“suatu proses menanamkan dan mengembangkan pada diri siswa pengetahuan
tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak siswa dapat membedakan hal
yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya
di tengah-tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal”.
Pendidikan hendaknya mampu memberikan perhatian terhadap semua aspek
belajar siswa terkait dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek
afektif merupakan aspek yang berkenaan dengan sikap seseorang. Pendidikan
tidak hanya diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga
menanamkan nilai-nilai sebagai bekal hidup di masyarakat. Pada bidang
pendidikan, ada faktor penting yang berperan dalam proses pembelajaran yaitu
guru.
Guru sebagai komponen yang ada dalam bidang pendidkan dan orang
tua kedua di sekolah mempunyai peranan yang penting dan
bertanggungjawab dalam perkembangan prestasi akademik maupun
nonakademik dan perkembangan sikap sosial atau karakter siswa. Hasbullah
pembimbing untuk menumbuhkan aktivitas siswa dan sekaligus sebagai
pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. Seorang guru
sebagai ujung tombak dalam pendidikan berperan sebagai pembimbing,
mengarahkan siswa kepada materi pelajaran sehingga siswa mampu belajar,
bersikap sebagai manusia yang terdidik serta membantu siswa dalam memiliki
sikap dan nilai yang positif. Guru selain mempunyai tugas sebagai pengajar,
juga mempunyai tugas yang penting yaitu mendidik siswa agar mempunyai
moral yang baik dan mempunyai sikap dan karakter yang baik.
Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mampu
mengembangkan segala potensinya dengan baik dan maksimal adalah percaya
diri. Percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri untuk
memenuhi setiap keinginan dan harapannya (Mustari, 2014:51). Percaya diri
dipengaruhi oleh perlakuan dari orang-orang yang berada disekelilingnya
contoh: orang tua, dan teman. Di sekolah guru sangat berperan dalam usaha
menumbuhkan dan membentuk percaya diri siswa. Oleh karena itu, tidak
hanya di sekolah saja yaitu guru dalam upaya membentuk percaya diri siswa,
tetapi keluarga serta teman juga berpengaruh dalam membentuk percaya diri
siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikutsertakan siswa aktif
dalam setiap aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa.
Pengembangan percaya diri siswa dapat dilakukan dengan
mengikutsertakan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran
berlangsung. Proses pembelajaran yang digunakan dapat melalui pembelajaran
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dan menyenangkan adalah
pembelajaran tematik. Majid dan Chaerul (2014: 108 ) Pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu,
dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.
Keterpaduan dalam pembelajaran, ini dapat dilihat dari aspek proses
atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Bersifat bermakna
karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep
yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah dipahami. Beberapa mata pelajaran dikaitkan dalam
satu tema, sehingga guru dituntut untuk kreatif dalam proses pembelajaran
yang mengkaitkan pengalaman di kehidupan sehari-hari dan menciptakan
suasana yang menyenangkan. Pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas
dapat menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang sesuai. Metode
pembelajaran yang dilakukan guru akan menjadikan pembelajaran di kelas
lebih efektif.
Berdasarkan observasi pembelajaran, pengalaman praktik mengajar,
dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat program magang
III di SD Negeri 1 Tamansari, sikap percaya diri pada beberapa siswa masih
rendah, karena beberapa siswa di kelas terlihat masih kurang inisiatif,
keberanian, dan kemandirian siswa dalam pembelajaran. Hal itu dapat dilihat
ketika guru memberikan pertanyaan, siswa menjawab dengan ragu-ragu yang
ditunjukkan dalam sikap kurang tegas dan suara kurang keras. Apabila guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju menjelaskan maupun
dan saling tunjuk-menunjuk teman yang lainnya karena takut salah dalam
mengerjakan. Maju dengan terpaksa, jika guru yang memanggil untuk
mengerjakan di depan kelas. Selain itu saat guru memberikan kesempatan
untuk menanyakan tentang pembelajaran yang belum dipahami, siswa hanya
terdiam karena takut atau malu. Hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi
pasif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu juga siswa yang masih
mencontek dan bertanya kepada teman ketika mengerjakan soal maupun
tugas, sehingga mereka kurang yakin akan jawaban masing-masing.
Rendahnya prestasi belajar siswa dilihat dari perolehan hasil nilai UTS
siswa yang sebagian besar nilai siswa belum memenuhi KKM yang ditetapkan
yaitu 68. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dalam diri siswa
dapat mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa diantaranya yaitu minat
siswa, motivasi siswa yang kurang untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu penggunaan
model atau metode pembelajaran yang kurang variatif maupun kurangnya
penggunaan media pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi
siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Rendahnya prestasi belajar
siswa yang belum memenuhi KKM dapat dilihat dari data nilai UTS siswa
pada bulan Desember 2016, yang tertuang dalam tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1 Nilai UTS bulan September 2016 Batas
Sikap percaya diri siswa dapat dikembangkan melalui penggunaan
strategi, metode, maupun model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
dalam proses belajar yang aktif dan bermakna. Salah satu metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan percaya diri
adalah pembelajaran tematik. Siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran
dan guru harus melakukan pembelajaran yang bersifat menyenangkan dan
menarik perhatian siswa untuk dapat mengikuti dengan baik. Dalam proses
pembelajaran guru mengajarkan dari hal yang konkrit, karena kelas III masih
mempunyai pemikiran yang sederhana belum kompleks.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berupaya melakukan
penelitian yang berjudul upaya meningkatkan prestasi belajar dan percaya diri
siswa melalui pembelajaran tematik berbantuan media permainan word
square pada tema permainan kelas III di Sekolah Dasar. Penelitian ini
berkolaborasi bersama guru kelas dalam mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Alasan menggunakan pembelajaran tersebut, karena
pada model pembelajaran tematik adalah salah satu model yang dapat
menumbuhkan keaktifan dan partisipasi siswa sehingga siswa percaya diri
dan prestasi belajar siswa dapat berkembang dengan baik. Dalam
pembelajaran, guru juga menggunakan beberapa metode yang diharapkan
dapat meningkatkan prestasi dan menumbuhkan percaya diri siswa misalnya
yaitu dengan menggunakan metode diskusi kelompok maupun berpasangan,
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran tematik berbantuan media
permainan word square pada tema permainan dapat meningkatkan percaya
diri siswa kelas III SD Negeri 1 Tamansari?
2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran tematik berbantuan media
permainan word square pada tema permainan dapat meningkatkan prestasi
belajar IPS siswa kelas III SD Negeri 1 Tamansari?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui informasi pembelajaran tematik berbantuan media
permainan word square pada tema permainan dapat meningkatkan percaya
diri siswa di SD Negeri 1 Tamansari.
2. Untuk mengetahui informasi penggunaan model pembelajaran tematik
berbantuan media permainan word square pada tema permainan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri 1 Tamansari pada mata
pelajaran IPS.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Memperoleh informasi tentang peningkatan sikap percaya diri dan prestasi
belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS melalui model
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan ide atau gagasan terhadap proses
pembelajaran IPS dan meningkatkan kualitas pembelajaran tematik di
kelas rendah dalam upaya meningkatkan sikap percaya diri dan
prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran tematik berbantuan
media permainan word square dan memperbaiki mutu pembelajaran di
sekolah.
b. Bagi Guru
Sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran di kelas sehingga
guru dapat menemukan strategi yang tepat untuk mengembangkan
kompetensi siswanya dan peningkatan kompetensi guru tentang
penggunaan model pembelajaran tematik.
c. Bagi siswa
Melalui model pembelajaran tematik berbantuan media
permainanword square dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi belajar dan percaya diri siswa.
d. Bagi peneliti
Sebagai bekal peningkatan pengetahuan dan pengembangan