BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyesuaian Sosial
1. Pengertian penyesuaian sosial
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi. Agar hubungan interaksi berjalan baik diharapkan manusia mampu untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya (Wedjajati, 2011). Dengan kata lain berhasil atau tidaknya manusia dalam menyelaraskan diri dengan lingkungannya sangat tergantung dari kemampuan penyesuaian dirinya.
Pengertian penyesuaian sosial menurut Kartono (2009) adalah penjalinan secara harmonis suatu relasi dengan lingkungan sosial, mempelajari tingkah laku yang diperlukan, atau mengubah kebiasaan yang ada, sedemikian rupa, sehingga cocok bagi suatu masyarakat sosial. Keseluruhan proses hidup dan kehidupan individu akan selalu diwarnai oleh hubungan dengan orang lain, baik itu dalam lingkup keluarga, sekolah maupun masyarakat secara luas. Sebagai makhluk sosial individu selalu membutuhkan pergaulan dalam hidupnya dengan orang lain, pengakuan dan penerimaan terhadap dirinya dari orang lain.
Mu’tadin (2002) mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai suatu
proses saling mempengaruhi antar individu yang menghasilkan suatu pola kebudayaan dan tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hukum, adat, nilai-nilai yang dipatuhi demi tercapainya penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup.
Menurut Schneiders (2003) penyesuaian sosial di sekolah diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah sehingga peserta didik mampu berinteraksi secara wajar dan interaksi yang terjalin dapat memberikan kepuasaan bagi diri dan lingkungannya.
Dengan penyesuaian sosial, manusia memperoleh penguasaan akan kebutuhan-kebutuhannya.
2. Aspek-aspek penyesuaian sosial
Hurlock (2002) mengemukakan aspek-aspek dalam penyesuaian sosial sebagai berikut :
a. Penampilan nyata.
Overt performance yang diperlihatkan individu sesuai norma
yang berlaku didalam kelompoknya, berarti individu dapat memenuhi harapan kelompok dan ia diterima menjadi anggota kelompok tersebut.
b. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok.
Artinya bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri secara baik dengan setiap kelompok yang dimasukinya, baik teman sebaya maupun orang dewasa.
c. Sikap sosial.
Artinya individu mampu menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, ikut pula berpartisipasi dan dapat menjalankan perannya dengan baik dalam kegiatan sosial. d. Kepuasan pribadi
Maka dapat ditarik kesimpulan aspek-aspek penyesuaian sosial adalah penampilan nyata, penyesuaian diri, sikap sosial, kepuasan pribadi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial
Schneiders (2003) mengemukakan bahwa faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dapat mempengaruhi penyesuaian sosial dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Penyesuaian dalam keluarga atau rumah 1) Hubungan yang sehat diantara keluarga.
Hubungan ini ditandai dengan adanya penyesuaian yang baik antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya, sehingga ada rasa kasih sayang antara anggota keluarga, saling membantu, tidak ada pilih kasih dan tidak ada rasa benci. 2) Kemampuan untuk menerima otoritas orang tua.
Merupakan suatu hal penting yang perlu diterapkan pada anak, dan anak harus bisa menerima sikap disiplin orang tua mereka. Penyesuaian terhadap otoritas orang tua merupakan langkah penting menuju penyesuaian yang baik di lingkungan masyarakat.
b. Penyesuaian sosial di sekolah
1) Hormat dan mau menerima otoritas yang ada di sekolah
3) Menjalin hubungan yang baik dengan teman dan guru. 4) Mau menerima larangan dan tanggung jawab.
5) Membantu sekolah untuk melaksanakan tujuan sesuai dengan fungsinya.
c. Penyesuaian dalam masyarakat
Kemampuan untuk memberikan reaksi secara positif dan efektif terhadap situasi sosial sehingga dapat terpuaskan dalam cara- cara yang diterima. Penyesuaian dalam masyarakat antara lain : 1) Ingin mengakui dan menghormati hak orang lain dalam
masyarakat.
2) Belajar akan hidup bersama dan menumbuhkan persahabatan dengan orang lain.
3) Ingin berpartisipasi dalam aktivitas sosial. 4) Memperhatikan kesejahteraan orang lain. 5) Bermurah hati dan mementingkan orang lain.
6) Menghormati nilai-nilai hukum, kebiasaan dan tradisi sosial yang ada di masyarakat.
Maka dapat ditarik kesimpulan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial meliputi penyesuaian sosial di dalam keluarga atau rumah, sekolah, masyarakat.
B. Peserta didik
baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya
Dalam perspektif undang-undang sistem pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “Peserta didik diartikan sebagai anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.
Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi. Sebagai individu yang sedang berkembang, maka proses pemberian bantuan dan bimbingan perlu mengacu pada tingkat perkembangannya.
C. Akselerasi
1. Pengertian akselerasi
Sedangkan Lismaniar (2005) mengartikan anak berkemampuan sebagai anak yang diidentifikasikan mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Berdasarkan kedua definisi inilah, pemerintah membatasi karakteristik peserta didik program akselerasi pada hal berikut yaitu peserta didik yang diterima sebagai peserta program akselerasi adalah peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa sesuai kriteria yang telah ditetapkan, yakni mempunyai taraf intelegensi atau IQ di atas 120 yang diidentifikasi oleh psikolog atau guru sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi yang memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik serta kreativitas yang memadai dan yang tak kalah penting adalah adanya persetujuan dari orang tuanya.
Menurut mulyasa (dalam Ahmadi, 2011) akselerasi berarti belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan rata-rata dapat menyesuaikan pelajarannya lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan.
pengalaman belajar dalam waktu yang sedikit. Adapun keuntungan yang tinggi menghemat waktu dan biaya, mempercepat untuk berkarir di dunia kerja dan mereduksi underachievement. Hawadi (2004) juga menyebutkan akselerasi adalah kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau dalam usia yang lebih muda dari pada usia konvensional. Tujuan dari program akselerasi adalah memberikan pelayanan untuk anak berbakat secara intelektual untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih awal
2. Manfaat kelas akselerasi
Menurut pendapat southern dan Jones (1991) keuntungan program akselerasi bagi anak berbakat :
a. Meningkatkan efisiensi
Peserta didik yang telah siap dengan bahan-bahan pembelajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih efisien
b. Mengingkatkan efektivitas
Peserta didik yang terkait belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan menguasai keterampilan sebelumnya merupakan peserta didik yang paling efektif
c. Penghargaan
Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas peserta didik, penghasilan dan kehidupan pribadinya pada waktu yang lain.
e. Membuka peserta didik pada kelompok barunya
Dengan program akselerasi, peserta didik dimungkinkan untuk bergabung dengan peserta didik lain yang memiliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama.
f. Ekonomis
Keuntungan bagi sekolah adalah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat
3. Kelemahan kelas akselerasi
Menurut pendapat Southerm dan Jones (1991) kelemahan program akselerasi bagi anak berbakat :
a. Segi akademik
1) Bahan ajar terlalu tinggi bagi peserta didik akselerasi
2) Kemampuan peserta didik melebihi teman sebanyanya hanya bersifat sementara.
3) Peserta didik akselerasi kemungkinan imatur secara sosial, fisik dan emosional dalam tingkatan kelas yang tertentu.
4) Peserta didik akselerasi terikat pada kepuasan karier lebih dini dan tidak efisien
6) Pengalaman-pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami karena tidak merupakan bagian dari kurikulum. b. Segi penyesuaian sosial
1) Peserta didik akan didorong untuk berprestasi dalam bidang akademiknya sehingga mereka kekurangan waktu beraktivitas dengan teman sebaya.
2) Peserta didik akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia sebenarnya. Hal ini menyebabkan mereka menyesal kehilangan kesempatan tersebut dan akan mengarahkannya dalam sosial maladjustment selaku orang dewasa kelak. Mereka akan mengalami hambatan dalam bergaul dengan teman sebayanya.
3) Peserta didik sekelasnya yang lebih tua kemungkinan akan menolaknya, sementara itu peserta didik kelas akselerasi akan kehilangan waktu bermain dengan teman sebanyanya. Akibatnya, peserta didik akan mengalami kekurangan jumlah dan frekuensi pertemuan dengan teman-temannya.
D. Kerangka Berfikir
Keberhasilan atau kegagalan peserta didik Akselerasi dalam proses penyesuaian sosialnya di sekolah, dilihat dari tinggi rendahnya proses penyesuaian sosial yang didasarkan dari aspek-aspek yang mendasari yang meliputi: 1. Penampilan nyata artinya yang diperlihatkan individu sesuai norma yang berlaku didalam kelompoknya, berarti individu dapat memenuhi harapan kelompok dan ia diterima menjadi anggota kelompok tersebut. 2. Penyesuaian diri artinya bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri secara baik dengan setiap kelompok yang dimasukinya, baik teman sebaya maupun orang dewasa.3. Sikap sosial. Artinya individu mampu menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, ikut pula berpartisipasi dan dapat menjalankan perannya dengan baik dalam kegiatan sosial. 4.Kepuasan pribadi artinya ditandai dengan adanya rasa puas dan perasaan bahagia karena dapat ikut ambil bagian dalam aktivitas kelompoknya dan mampu menerima diri sendiri apa adanya dalam situasi sosial. Hal ini sesuai bagan kerangka berfikir dibawah ini :
Gambar I kerangka berfiki Peserta Didik Akselerasi
Penyesuain Sosial