• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI MULTIMOUSE INTERAKTIF DALAM PENILAIAN INFORMAL UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENARIK DAN MENYENANGKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI MULTIMOUSE INTERAKTIF DALAM PENILAIAN INFORMAL UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENARIK DAN MENYENANGKAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI MULTIMOUSE INTERAKTIF DALAM PENILAIAN

INFORMAL UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENARIK

DAN MENYENANGKAN

Aliyyatus Sa’adah Muhammad Amil Busthon

Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang 5: Malang, 65145, pos-el: aliyyatus@gmail.com

Abstrak

Penilaian informal merupakan salah satu jenis penilaian yang lebih disukai siswa. Penilaian ini dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran di kelas. Karena penilaian informal merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, sehingga perlu adanya inovasi untuk mendukung penilaian ini, yaitu dengan menerapkan teknologi yang tepat. Penerapan teknologi tidak hanya membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien, tetapi teknologi juga dapat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. Multimouse merupakan salah satu teknologi tersebut yang mampu mengetahui respon siswa dengan cepat sehingga guru segera dapat mengetahui pemahaman siswa. Teknologi Multimouse memberikan siswa kesempatan untuk berinteraksi secara aktif dengan materi, guru, dan siswa lain dalam kelas. Oleh karena itu, diharapkan guru mengetahui dan mampu mengimplementasikan teknologi ini dalam pembelajaran.

Kata Kunci: multimouse, penilaian informal, teknologi pendidikan

Abstract

Informal assessment is one types of assessment that students like most. This assessment can be used to support learning in a class. Due to the importance of informal assessment in learning, so it is needed an innovation to support this assessment, for instance by applying appropriate technology. Application of technology not only makes learning more effective and more efficient, but also technology can help teachers to create learning to be more interesting and enjoyable. Multimouse is a technology that capable to know the response of students quickly so that teachers will be immediately aware students’ understanding. Multimouse technology provides students an opportunity to interact actively with the material, the teacher, and other students in the class. Therefore, teachers are expected to know and capable to implement this technology in learning.

(2)

2

PENDAHULUAN

Konsepsi guru tentang penilaian sangat penting dalam praktik penilaian. Guru memegang konsepsi yang kompleks dalam penilaian yang ditunjukkan dengan penggunaan penilaian yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Hal ini menyoroti bagaimana guru harus mempertimbangkan kepentingan stakeholder yang berbeda ketika memilih penilaian bagi siswa, yaitu menyeimbangkan kebutuhan masyarakat, sekolah, dan murid (Harris, 2009). Paradigma tentang penilaian pun mulai bergeser dari assessment of learning

menjadi assessment for learning (Gao dan Segers, 2011). Atau [Menurut Gao dan Segers (2011), paradigma tentang penilaian mulai bergeser dari assessment of learning

menjadi assessment for learning.

Konsepsi siswa dalam penilaian mungkin berbeda dengan guru. Untuk itu, dibuatlah instrumen untuk mengetahui hal ini, yaitu menggunakan Student’s Conceptions of

Assessment (SCoA) yang telah dikembangkan dalam berbagai versi (Walton, 2009 dan Lee, 2013). Bagaimana siswa memahami, merasa, dan menanggapi suatu penilaian mungkin akan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku belajar dan prestasi akademik mereka (Matos, 2009 dan Brown, 2011a). Beberapa konsepsi tentang penilaian kemudian diamati. Siswa menggambarkan penilaian dengan emosi negatif, pantauan, kompetisi, sesuatu yang selamanya terjadi, kebanggaan dan

kesenangan, pemberian tanda, ketidaksaksamaan, dan beban (Brown, 2011b). Bahkan Walton (2009) mengidentifikasi enam konsepsi penilaian. Kinerja siswa diprediksi positif oleh satu konsepsi “penilaian membuat saya bertanggung jawab” dan diprediksi negatif oleh lima konsepsi, antara lain “penilaian membuat sekolah bertanggung jawab”, “penilaian sangat membantu dan menyenangkan”, “penilaian memberi tahu saya informasi”, “penilaian tidak adil dan membuat frustasi”, ”penilaian tidak berguna dan tidak berharga”. Dengan demikian, guru perlu mempertimbangkan penilaian yang tepat agar siswa memahami pentingnya penilaian bagi mereka dengan benar.

Penilaian oleh guru tidak hanya bisa dilakukan dengan menggunakan tes formatif atau tes sumatif saja, tetapi juga penilaian informal. Penelitian Ruiz‐Primo (2007) menunjukkan bahwa praktik penilaian informal yang efektif dapat dihubungkan dengan pembelajaran siswa menjadi pembelajaran sains inkuiri. Sementara itu, self assessment atau penilaian diri sebagai bentuk lain dari penilaian informal yang diperkirakan dapat membantu meningkatkan pembelajaran siswa, ternyata menunjukkan hasil yang validitasnya diragukan karena kurang memungkinkan bagi siswa untuk mengevaluasi pencapaian terhadap standar atau kriteria (Harris, 2010). Dalam hal ini,

(3)

3

penilaian informal dikatakan memiliki kelebihan dan kelemahan.

Sebuah langkah kunci dalam penilaian adalah menanggapi, yaitu berupa umpan balik untuk melakukan interpretasi kinerja peserta didik. Umpan balik yang efektif berfokus pada tugas, proses, dan pengaturan diri. Penilaian untuk pembelajaran juga berpendapat bahwa umpan balik harus mengarah pada pembelajaran daripada berorientasi grading (Brown, 2010:). Hal ini menunjukkan pentingnya penilaian untuk menunjang pembelajaran. Setelah diterapkan, siswa dengan kepercayaan diri (self-efficacy) dan minat yang rendah, menunjukkan peningkatan tanggung jawab pribadi terhadap penilaian dan juga efek positif yang signifikan pada kinerja akademik (Walton, 2009). Konsepsi siswa yang negatif tentang penilaian mungkin akan dapat dikurangi jika penilaian ternyata mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan diperlukan sebuah teknologi. Romine (2013) menunjukkan penggunaan teknologi dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar sains, sedangkan Woodcock (2012) menemukan bahwa teknologi dapat mendukung informal engagement dalam pembelajaran. Informal engagement dapat dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan kepada siswa pada awal pembelajaran.

Penilaian kelas merupakan aspek penting dalam belajar dan mengajar (Lee, 2013). Untuk itu, teknologi yang akan diterapkan hendaknya dapat melibatkan semua siswa di dalam kelas untuk belajar. Teknologi tersebut menggunakan mouse-mouse yang terhubung dengan komputer. Namun, jika sekolah menyediakan banyak komputer di setiap kelas mungkin akan banyak menghabiskan biaya, baik biaya pembelian maupun perawatan. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang efisien, salah satunya yaitu menggunakan satu komputer yang dapat diakses dengan banyak mouse

(multimouse).

Tujuan yang diharapkan yaitu mengetahui implementasi penilaian informal berbasis teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dengan demikian, teknologi Multimouse akan lebih dikenal secara luas dan dimanfaatkan guru dalam pembelajaran di kelas.

Manfaat dari pemanfaatan teknologi

Multimouse dalam pembelajaran yaitu: (1) meningkatkan perhatian, partisipasi, dan konsentrasi siswa saat guru sedang menjelaskan atau bertanya; (2) memberikan akses kepada siswa untuk berinteraksi setiap saat selama pembelajaran berlangsung; (3) guru dapat memanfaatkan layar untuk menampilkan bahan ajar dan

(4)

4

kuis yang bervariasi; (4) guru dapat mengetahui pemahaman siswa dengan cepat untuk memberi umpan balik sehingga mendukung kelancaran saat pembelajaran; (5) sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui information and communication technology (ICT); (5) teknologi lebih efisien karena tidak memerlukan banyak komputer dan dapat dimanfaatkan oleh guru mata pelajaran yang berbeda.

KAJIAN PUSTAKA

Penilaian informal merupakan prosedur untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk membuat penilaian tentang perilaku dan karakteristik siswa dalam belajar selain menggunakan instrumen standar. Pengamatan langsung, daftar cek, dan portofolio merupakan beberapa metode penilaian informal (Morrison, 2013). Penilaian informal lebih banyak dilakukan guru secara langsung karena lebih mudah dilakukan. Hal ini terjadi terutama pada pendahuluan pembelajaran (engagement). Guru biasanya menarik perhatian siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan. Pada saat itu juga guru melakukan penilaian informal (Clouder, 2013).

Penilaian informal ini selanjutnya dikembangkan dengan perangkat

terintegrasi berupa teknologi Multimouse. Perangkat keras (hardware) yang diperlukan yaitu mouse-mouse yang dihubungkan ke satu komputer yang telah terhubung dengan sebuah layar (Moraveji, 2008). Perangkat lunak (software) yang dibutuhkan yaitu Microsoft PowerPoint dan Microsoft Mouse Mischief. Microsoft Mouse Mischief adalah add-in untuk Microsoft Office PowerPoint, program presentasi dari Microsoft (Miranda, 2011). Program ini memungkinkan guru untuk membuat dan memasukkan pertanyaan dalam bentuk kuis (Zhou, 2013). Ketika presentasi dimainkan, siswa secara aktif dapat merespon slide ini, secara individu maupun secara kolaboratif (Szewkis, 2011).

PEMBAHASAN

Persiapan dan Langkah-langkah Instalasi Perangkat Multimouse

Perangkat yang dibutuhkan yaitu komputer atau laptop dengan sistem operasi Windows, dan program Microsoft PowerPoint 2007 atau versi di atasnya. Spesifikasi ini diperlukan untuk instalasi software add-in Mouse Mischief. Setelah terinstal software tersebut, presentasi dengan banyak mouse akan dapat dijalankan. Instalasi ditunjukkan oleh Gambar 1 (a) dan (b), langkah yang dilakukan yaitu menghubungkan proyektor dengan komputer guru. Selanjutnya, komputer guru dihubungkan dengan hub sehingga memiliki banyak port USB. Port ini selanjutnya dikoneksikan dengan banyak

(5)

5

mouse, baik mouse kabel atau mouse

nirkabel berfrekuensi 2,4 GHz.

(a)

(b)

Gambar 1. Instalasi Multimouse dalam Kelas Besar (a) dan Kelas Kecil (b) Penilaian Informal untuk Pembelajaran

Dalam pembelajaran menggunakan

Multimouse, pertama, guru mempersiapkan bahan presentasi berupa materi dan kuis dengan menggunakan program Microsoft PowerPoint yang sudah familiar bagi guru. Soal-soal dalam kuis yang dapat dibuat yaitu bentuk soal benar-salah, pilihan ganda satu jawaban, pilihan ganda lebih dari satu jawaban, dan soal dengan jawaban terbuka, seperti melingkari, atau menggambar. Selama proses kegiatan pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk menjawab pertanyaan kapan saja, tanpa perlu menunggu semua slide selesai dipresentasikan.

Prinsip pembelajaran menggunakan

Multimouse, yaitu siswa menjawab pertanyaan secara realtime pada saat guru memberi pertanyaan. Siswa akan berusaha menjawab seperti ada dorongan untuk berpartisipasi aktif (Nussbaum, 2010). Melalui layar guru mengamati presentasi dari siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar. Guru juga dapat melihat siapa siswa yang pertama kali menjawab dengan benar. Kemudian, guru memberikan umpan balik atau penguatan kepada siswa. Apabila ada pertanyaan dari siswa, guru dapat menjawab dengan segera. Setelah itu, guru mempertimbangkan apakah submateri yang baru saja disampaikan perlu diulang, atau guru melanjutkan untuk menjelaskan submateri berikutnya. Jadi, teknologi ini menciptakan hubungan interaktif antara siswa, guru, dan materi pembelajaran. Teknologi interaktif ini dapat juga digunakan dalam kelompok, misalnya 2 orang siswa menggunakan satu mouse

bersama-sama. Hasil kolaborasi dalam kelompok bahkan menunjukkan peningkatan yang lebih efektif dalam pemahaman konseptual (Moraveji, 2009). Beberapa siswa yang bersama-sama memindahkan pointer mouse tidak mengalami penurunan kinerja yang signifikan (Hughes, 2013).

Implementasi Multimouse

Multimouse merupakan teknologi yang tergolong murah dan sederhana, sehingga

(6)

6

cocok diimplementasikan di sekolah-sekolah, baik di kota maupun di daerah pelosok. Namun, implementasi Multimouse

akan lebih banyak memberikan manfaat di daerah-daerah yang sedang berkembang (Moraveji, 2008), sehingga mungkin teknologi ini nantinya dapat diimplementasikan untuk daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal) di Indonesia. Hal ini karena minat belajar siswa di daerah tersebut biasanya lebih rendah daripada minat siswa yang berada di daerah perkotaan yang sudah maju.

Kolaborasi antara guru dalam implementasi teknologi ini juga sangat penting, terutama untuk mengembangkan sistem dan menganalisis kegiatan belajar (Zhou, 2013b) serta mengembangkan konten digital (Hutchful, 2010). Selain itu, guru dapat pula melakukan studi untuk menganalisis faktor yang mengoptimalkan sistem pada antar muka layar agar lebih interaktif (Amershi, 2010). Selanjutnya, guru diharapkan mampu mengembangkan rencana pembelajaran melalui skenario yang melibatkan teknologi tersebut.

SIMPULAN

Multimouse merupakan teknologi yang efektif dan efisien untuk membantu siswa dapat berinteraksi dengan guru setiap saat serta membuat pembelajaran menarik dan menyenangkan. Selanjutnya, diharapkan teknologi ini dapat diimplementasikan di

sekolah-sekolah dengan skala yang lebih luas.

PUSTAKA RUJUKAN

Amershi, Saleema, et al. 2010. "Multiple Mouse Text Entry for Single-display Groupware" dalam Proceedings of the 2010 ACM Conference on Computer Supported Cooperative Work.

Brown, Gavin Thomas Lumsden, Lois Ruth Harris, and Jennifer A. Harnett. 2010. "Teachers’ Conceptions of Feedback: Results from A National Sample of New Zealand Teachers" dalam

HKIEd Research Repository.

Brown, Gavin TL. 2011a. "Self-regulation of Assessment Beliefs and Attitudes: A Review of The Students’ Conceptions of Assessment Inventory" dalam Educational Psychology 31(6): 731-748.

Brown, Gavin TL, and Zhenlin Wang. 2011b. "Illustrating Assessment: How Hong Kong University Students Conceive of The Purposes of Assessment" dalam Studies in Higher Education 1-21.

Clouder, Lynn, et al. 2013.Improving Student Engagement and Development Through Assessment: Theory and Practice in Higher Education. France: Routledge.

(7)

7

Gao, Manman. 2011. "School-based Assessment in Hong Kong" dalam

Extraction 24 (259): 1-79.

Harris, Lois R., and Gavin TL Brown. 2009. "The Complexity of Teachers’ Conceptions of Assessment: Tensions Between The Needs of Schools and Students" dalam

Assessment in Education:Principles, Policy & Practice 16(3): 365-381. Harris, Lois Ruth, and Gavin Thomas

Lumsden Brown. 2010. "My Teacher's Judgment Matters More Than Mine: Comparing Teacher and Student Perspectives on Self-assessment Practices in The Classroom" dalam HKIEd Research Repository.

Hughes, Stephen, Cody Bardell, dan J. Ben Schafer. 2013."Human Performance with Multiple Devices Influencing a Single Cursor" dalam Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society Annual Meeting 57(1). Hutchful, David, et al. 2010. "Cloze: An

Authoring Tool for Teachers with Low Computer Proficiency" dalam

Proceedings of the 4th ACM/IEEE International Conference on Information and Communication Technologies and Development ACM.

Lee, Min‐hsien, et al. 2013. "Proving or Improving Science Learning?

Understanding High School Students’ Conceptions of Science Assessment in Taiwan" dalam

Science Education97(2): 244–270. Matos, Daniel AS, Sergio D. Cirino, dan

Gavin Thomas Lumsden Brown. 2009. "Assessment Practices in Higher Education in Brazil from the Students’ Point of View" dalam

Student Perspectives on Assessment. Miranda, Edna E. 2011. Multi Mouse

Mischief Lessons in Grade V Science,(Online),(http://files.figshare. com/482420/_Multi_Mouse_Mischie f_Lessons_in_Grade_V_Science_.do cx), (diakses 16 Oktober 2013). Moraveji, Neema, et al. 2008. "Mischief:

Supporting Remote Teaching in Developing Regions" dalam

Proceedings of The SIGCHI Conference on Human Factors in Computing Systems.

Moraveji, Neema, Robb Lindgren, dan Roy Pea. 2009. "Organized Mischief: Comparing Shared and Private Displays on A Collaborative Learning Task" dalam Proceedings of the 9th International Conference on Computer Supported Collaborative Learning 2.

Morrison, G. S. 2013. Informal Methods of Assessment,(Online),(http://www.edu cation.com/reference/article/informal

(8)

8

-methods-assessment), (diakses 16 Oktober 2013).

Nussbaum, Miguel. 2010. One Mouse Per Child: Simultaneous Participatory Educational Interaction, (Online), (https://edutechdebate.org/low-cost- ict-devices/one-mouse-per-child-

simultaneous-participatory-educational-interaction), (diakses 17 Oktober 2013).

Romine, William, et al. 2013. "Student Interest in Technology and Science (SITS) Survey: Development, Validation, and Use of A New Instrument" dalam International Journal of Science and Mathematics Education 1-23.

Ruiz‐Primo, Maria Araceli, dan Erin Marie Furtak. 2007. "Exploring Teachers' Informal Formative Assessment Practices and Students' Understanding in The Context of Scientific Inquiry" dalam Journal of Research in Science Teaching 44(1): 57-84.

Segers, Mien, and Harm Tillema. 2011. "How Do Dutch Secondary Teachers and Students Conceive The Purpose of Assessment?" dalam Studies in Educational Evaluation 37(1): 49-54. Szewkis, Eyal, et al. 2011. "Collaboration within Large Groups in The Classroom" dalam International Journal of Computer-Supported

Collaborative Learning 6(4): 561-575.

Walton, K. Frank, dan Gavin Thomas Lumsden Brown. 2009. "Personal Accountability Versus Excuse-making: The Impact of Secondary Students' Conceptions of Assessment on academic Performance Mediated by Self-effcacy and Interest" dalam

HKIEd Research Repository

Woodcock, Ben, Andrew Middleton, dan Anne Nortcliffe. 2012. "Considering the Smartphone Learner: an investigation into student interest in the use of personal technology to enhance their learning" dalam

Student Engagement and Experience Journal 1(1): 1-15.

Zhou, Juan, et al. 2013a. "Quiz Creating and Answering Activities of Across Grades Using Multi-mouse Quiz System in the Period for Integrated Studies in an Elementary School" dalam Advanced Applied Informatics (IIAIAAI), 2013 IIAI International Conference onIEEE.

Zhou, Juan, Mikihiko Mori, dan Hajime Kita. 2013b. "On Class Design Using Multi-Mouse Quiz by Elementary Schoolteachers" dalam Cross-cultural Design: Methods, Practice, and Case Studies 535-544.

Gambar

Gambar 1. Instalasi Multimouse dalam  Kelas Besar (a) dan Kelas Kecil (b)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Gudang untuk menyimpan bahan makanan dan bahan berbahaya harus memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Dilengkapi rak – rak

Seperti umumnya masjid-masjid kuna di pulau Jawa Besar Kauman Semarang memiliki ruang utama untuk kegiatan salat berjamaah berbentuk persegi dengan ukuran cukup luas

Teaching Writing Skills Based on a Genre Approach to L2 Primary School Students: An Action Research.. Enhancing students’ writin g skills through the genre

11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal (1) Ayat (5) disebutkan bahwa anak saksi adalah seseorang dengan pembatasan usia di bawah 18 tahun yang dapat

Ketentuan dalam ayat ini mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, pemberian

menggunakan DDM pertumbuhan konstan memiliki nilai yang terkecil dibandingkan FCFE pertumbuhan konstan. Hal ini berarti bahwa DDM pertumbuhan konstan adalah model penilaian

1 Organisasi terbuka dalam memberikan informasi 2 Informasi yang diberikan oleh organisasi jelas 3 Anda mudah dalam mendapatkan informasi 4 Atasan sering berkomunikasi dengan saya