• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kontrol Diri (Self Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Antara Kontrol Diri (Self Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga - Test Repository"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI (SELF-CONTROL)

DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM

MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA

FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012

IAIN SALATIGA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh

AKHLIS NURUL MAJID 111 11 048

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)

DEKLARASI

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 8 Maret 2017 Penulis,

Akhlis Nurul Majid 111 11 048 KEMENTERIAN AGAMA

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : AKHLIS NURUL MAJID

NIM : 111 11 048

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 8 Maret 2017 Yang Menyatakan,

(5)

Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. Ilmu Keguruan IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : AKHLIS NURUL MAJID

NIM : 111 11 048

Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI

(SELF CONTROL) DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

PADA MAHASISWA FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012 IAIN SALATIGA

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

Salatiga,8 Maret 2017 Pembimbing

Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. NIP. 19660814 199103 2 003 KEMENTERIAN AGAMA

(6)

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI (SELF CONTROL) DENGAN

PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

PADA MAHASISWA FTIK JURUSAN PAI ANGKATAN 2012 IAIN

SALATIGA

DISUSUN OLEH:

AKHLIS NURUL MAJID

NIM: 111 11 048

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 03 April 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Fatchurrahman, M.Pd. Sekretaris Penguji : Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. Penguji I : Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Penguji II : Dr. M. Gufron, M.Ag.

Salatiga, 3 April 2017

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002 KEMENTERIAN AGAMA

(7)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan (Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka) yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (QS. Ar-Rad ayat 11).

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam

ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri

sendiri dan orang lain

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidup-Ku

1. Kedua orang tua; Bapak Drs. H. Baidlowi, Ibu Hj. Maro‟ah yang memberikan bantuan moral dan material dalam penyusunan skripsi ini tanpa mengenal lelah.

2. Kakak tersayang: Mbak Yuli Khoirinnida, S.Pd.; Mas Wawan Shokib; Adik Izzatin Nailirohmah

3. Ponakan tercinta: Hasna Alifaningdyah Wardhani

4. Teman-teman yang selalu memotivasi dalam penyelesaian skripsi; Dita Hidayat, Rizky Agustian, M. Fahmi, Milha, M. Latif, Syahril Gani, Nayli Ardian, Enggar S., Aisyah N. dan Fitra Ganjar Margiyani.

5. Rekan-rekan angkatan 2011 PAI IAIN Salatiga

6. Seseorang yang spesial yang akan menjadi zaujah-Ku.

(9)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini

adalah “Hubungan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

(10)

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

„alamien.

Salatiga, …. Maret 2017 Penulis,

(11)

ABSTRAK

Majid, Akhlis Nurul. 2017. Hubungan Antara Kontrol Diri (Self Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.

Kata Kunci: Kontrol Diri, Prokrastinasi Akademik.

Mahasiswa mengalami krisis yang nampak paling jelas pada penggunaan waktu luang yang sering disebut waktu pribadi orang. Hal yang dapat dicatat adalah bahwa para mahasiswa mengalami lebih banyak kesukaran dalam memanfaatkan waktu luang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satu di bidang akademik. Berdasarkan data kelulusan 4 periode terakhir (April 2015 sampai dengan Oktober 2016) yang diperoleh dari bagian akademik, banyak mahasiswa mengalami penundaan kelulusan dalam menyelesaikan skripsi berjumlah 171 mahasiswa. Adapun rumusan permasalahan yang penulis teliti, sebagai berikut: (1) bagaimana tingkat kontrol diri (self-control) mahasiswa? (2) bagaimana tingkat prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa? (3) Adakah hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa?

Jenis penelitian yang digunakan termasuk penelitian lapangan (field research), teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Analisis data pada penelitian ini adalah analisa bivariat yaitu mencari hubungan antara dua variabel yaitu kontrol diri ( self-control) sebagai variabel bebas dan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa.

Hasil uji hipotesis menggunakan desain uji normalitas. Subjek penelitian sebanyak 30 responden. Data yang terkumpul dari hasil angket dilakukan uji statistik spearman rho (nonparametric correlation) dengan bantuan SPSS Windows Version 16 maka diperoleh hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional ... 9

F. Kajian Pustaka... 12

G. Hipotesis... 16

H. Metode Penelitian ... 16

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kontrol Diri (Self Control) ... 22 B. Prokrastinasi Akademik ... 42 C. Hubungan Kontrol Diri (Self Control) dengan

Prokrastinasi Akademik ... 54 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56 B. Penyajian Data ... 59 BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Kontrol Diri (Self Control) ... 69 B. Analisis Prokrastinasi Akademik ... 73 C. Analisis Uji Hipotesis ... 77

BAB V PENUTUP

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Wisuda Mahasiswa Jurusan PAI 4 Periode

Terakhir ... 57

Tabel 3.2 Daftar Responden ... 58

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Penelitian ... 59

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kontrol Diri (Self Control) .. 61

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Prokrastinasi Akademik ... 62

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket ... 63

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Kontrol Diri (Self Control) ... 64

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Prokrastinasi Akademik ... 64

Tabel 3.9 Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) ... 65

Tabel 3.10 Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik ... 66

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Kontrol Diri (Self Control) ... 68

Tabel 4.2 Prosentase Jawaban Angket Kontrol Diri (Self Control) .... 70

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 ... 71

Tabel 4.4 Prosentase Jawaban Angket Prokrastinasi Akademik Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 ... 74

Tabel 4.5 Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y ... 76

Tabel 4.6 Persiapan Untuk Mencari Hubungan Signifikan Antara Kontrol Diri (Self-Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FTIK Jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga ... 77

Tabel 4.7 Tests of Normality Variabel X dan Variabel Y ... 78

(15)

DAFTAR DIAGRAM

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 4 Dokumentasi

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu bidang yang akan mampu membawa kemajuan suatu bangsa adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses yang berlangsung secara terus menerus dalam rentang kehidupan manusia. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing sehingga bisa melanjutkan dan memajukan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya).

(18)

pra syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Begitu panjang dan rumitnya proses pengerjaan skripsi ini sehingga membutuhkan biaya, tenaga, waktu dan perhatian yang tidak sedikit. Umumnya, mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih sekitar enam bulan. Tetapi pada kenyataanya, banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsi (Darmono dan Hasan, 2002).

Dalam khasanah ilmiah psikologi terdapat istilah prokrastinasi/keterlambatan yang menunjukkan suatu perilaku yang tidak disiplin dalam penggunanaan waktu. Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Solomon dan Rothblum 1984).

(19)

salah satunya di bidang akademik. Penelitian tentang prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik, yaitu lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Pada hasil survei majalah New Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20% sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (Yuanita, 2010).

Berdasarkan data kelulusan 4 periode terakhir yang diperoleh dari bagian akademik FTIK PAI IAIN Salatiga, banyak mahasiswa mengalami proskastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi yakni mahasiswa yang lulus wisuda pada April 2015 terdiri 29 mahasiswa dari angkatan 2007-2012, Oktober 2015 terdiri 24 mahasiswa dari angkatan 2008-2010, April 2016 terdiri 71 mahasiswa dari angkatan 2008-2011, Oktober 2016 terdiri 47 mahasiswa dari angkatan 2009-2011.

Aspek-aspek prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi, yaitu: 1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi.

Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa skripsi yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi cenderung menunda-nunda untuk memulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikannya sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakannya sebelumnya.

2. Keterlambatan atau kelambanan dalam mengerjakan skripsi.

(20)

waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Tindakan tersebut yang terkadang mengakibatkan mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan skripsinya secara memadai.

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

Mahasiswa prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Mahasiswa prokrastinator cenderung sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana - rencana yang telah dia tentukan sendiri.

4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsi.

Mahasiswa prokrastinator cenderung sengaja tidak segera menyelesaikan skripsinya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran majalah atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan skripsi yang harus diselesaikannya.

(21)

luar individu yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi. Faktor eksternal tersebut adalah gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan yang rendah pengawasan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kondisi fisik dan psikologis individu. Muhid (2009) menuturkan, dalam sebuah penelitian ditemukan aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri (self control), self consciuous, rendahnya self esteem, self efficacy dan kecemasan sosial. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri.

Menurut Goldfried dan Marbaum (dalam Muhid, 2009) kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa pada konsekuensi positif.

(22)

mengatur situasi/keadaan sehingga dapat menyesuaikan perilaku kepada hal-hal yang lebih menunjang dalam penyelesaian skripsi.

Strategi rencana-kerja-kontrol merupakan penyelesaian masalah yang berfokus pada teknis skripsi yakni tugas-tugas nyata dalam menyusun skripsi (berkenaan langsung dengan objek-objek penyusunan skripsi) yakni mulai dari menyusun proposal, melaksanakan penelitian sampai menyusun laporan dan melaksanakan ujian. Adapun yang dijadikan rujuan dalam strategi skripsi-prokrastinasi-kontrol diri, sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan, 2007) 1. QS. Ar-Ra‟du ayat 11;





Artinya: “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.

3. QS. Al-Hasyr ayat 18;

    

(23)

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ayat-ayat tersebut “memerintahkan” untuk berusaha secara nyata mengatasi kesulitan-kesulitan, bekerja secara satu-persatu (sistematis, terencana) dan selalu meneliti diri (evaluasi). Jika diringkas, ayat-ayat tersebut mendorong kita untuk melakukan 3 hal yakni skripsi-prokrastinasi-self control.

Berdasarkan latar belakang di atas memandang betapa pentingnya kontrol diri untuk tidak menunda-nunda kewajiban, maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang hal tersebut. Sehingga penulis mengambil judul skripsi yaitu “Hubungan Antara Kontrol Diri (Self-Control) dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada

Mahasiswa FTIK Jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga”

B. Rumusan Masalah

Dalam rangka mengetahui jawaban penelitian perlu merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang penulis teliti, sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kontrol diri (self-control) mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga?

2. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi

mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga?

(24)

C. Tujuan Penelitian

Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui kontrol diri (self-control) mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

2. Untuk mengetahui prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Setelah adanya data dan informasi yang diperoleh dari penelitian tentang hubungan kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga, maka harapan peneliti dari penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu:

1. Manfaat teoritis

a. Menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki penulis.

b. Penelitian ini digunakan sebagai referensi atau bahan kajian di bidang ilmu pengetahuan.

(25)

2. Manfaat praktis

Membantu mengetahui dan bahan pertimbangan antisipasi sebab-sebab terjadinya prokrastinasi akademik khususnya pada proses pengerjaan skripsi serta memberikan masukan secara tidak langsung kepada keluarga dalam hal ini orang tua dan mahasiswa tentang arti pentingnya dukungan sosial dalam kegiatan akademik.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Kontrol diri (self-control)

Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki (Kartono dan Gulo, 1987:441).

Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4) menyatakan

pengendalian diri untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi self interest dengan godaan (temptation). Kemampuan seseorang

(26)

bermain game, pulang larut malam, minuman keras adalah godaan-godaan yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal dengan self control yang baik.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kontrol diri (self control) adalah kemampuan individu dalam mengontrol tingkah laku, mengelola informasi yang tidak diinginkan dan memilih suatu keputusan berdasarkan apa yang individu tersebut yakini.

Adapun indikator-indikator dalam penelitian, sebagai berikut: a. Behavioral Control (mengontrol keinginan dalam diri, mengendalikan

situasi di luar diri dan merubah situasi yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan).

b. Cognitive Control (memahami dan mengenali berbagai situasi, menilai suatu keadaan lingkungan dengan baik, melakukan antisipasi terhadap situasi yang tidak diharapkan).

c. Decisional Control (mengambil tindakan atas masalah yang dihadapi, mengambil tindakan tanpa melibatkan kebutuhan pribadi, mempertimbangkan dari berbagai sisi sebelum mengambil suatu tindakan).

2. Prokrastinasi Akademik

(27)

Kelompok Kognitif-Perilaku untuk Menurunkan Perilaku Prokrastinasi

Siswa. Jurnal Psikologi Unesa, Volume 11 no 2 Desember 2010 http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/lib/, diakses 18/09/2016). Prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Hal ini terjadi karena adanya ketakutan untuk gagal dan pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar (Ghufron dan Risnawita, 2011:152).

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik adalah tindakan menunda yang tidak diperlukan dalam menunda tugas atau pekerjaan yang ada kaitannya dengan akademik yang sudah menjadi respon tetap dalam menghadapi tugas akademik yang tidak disukai, dirasa berat, tidak menyenangkan, kurang menarik dan dapat menimbulkan perasaan tidak enak (cemas) pada pelakunya.

Adapun indikator-indikator dalam penelitian, sebagai berikut: a. Menunda memulai atau mengakhiri tugas akademik (skripsi). b. Lamban dalam mengerjakan tugas akademik (skripsi).

c. Lebih banyak berencana daripada kerja dalam menyelesaikan tugas (skripsi).

d. Cenderung melakukan aktifitas yang bersifat lebih menyenangkan dari pada menyelesaikan tugas (skripsi).

3. Skripsi

(28)

membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku (http://id.wikipedia.org/wiki/skripsi diunduh pada 18 September 2016 jam 15.20 WIB).

F. Kajian Pustaka

Mahasiswa yang sering menunda tugas kuliah dan mengerjakannya sebelum deadline, dapat menyebabkan tugas akademik yang dikerjakan menjadi kurang optimal. Kondisi ini terjadi secara berulang-ulang, karena adanya faktor dan alasan lain antara lain: mereka lebih memilih tugas di luar akademik dan menunda tugas dengan sengaja, dengan alasan dosen susah ditemui untuk bimbingan, selain itu self control rendah terkadang membuat mereka tidak menyelesaikan tugas akademik. Menurut Ferrari (dalam Hayyinah, 2004) mahasiswa yang memiliki prokrastinasi akademik ditandai dengan perilaku yang menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas akademik, terlambat dalam menyelesaikan tugas akademik, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang harus dikerjakan. Mahasiswa tersebut lebih mengutamakan tugas di luar akademik dan lebih memfokuskan kegiatan di luar perkuliahan, karena subyek melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas akademiknya terlebih dahulu.

(29)

antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

1. Penelitian serupa telah dilakukan Nini Sri Wahyuni, dosen psikologi

Universitas Medan Area dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial

Orang-tua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi

Pada Mahasiswa/I STIE Pelita Bangsa Binjai”. Penelitian ini, diperoleh

hasil: 1) ada hubungan negatif antara dukungan sosial orang tua dengan prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi pada mahasiswa/i STIE Pelita Bangsa Binjai, dengan didasarkan pada nilai koefisien korelasi rxy = -0.606 artinya semakin tinggi dukungan sosial orang tua, maka semakin rendah prokrastinasi akademik mahasiswa/i STIE Pelita Bangsa dalam menyusun skripsi dan sebaliknya. 2) dukungan sosial orang tua dalam penelitian ini memberikan sumbangan efektif atas terbentuknya prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi sebesar 35.70%, sedangkan sisanya sebesar 64.30% lagi, prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi terbentuk oleh pengaruh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini, seperti diantaranya: gaya pengasuhan orangtua, kondisi lingkungan yang laten, kondisi lingkungan yang mendasarkan pada penilaian akhir dan kondisi fisik mahasiswa yang lelah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Thaufik RI (2016) Mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul “Hubungan

(30)

Mahasiswa”. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam skripsi ini

adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan fenomenologis dan sifat penelitiannya adalah deskriptif, sedangkan pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan observasi, interview dan dokumentasi. Penelitian ini diperoleh sebuah kesimpulan bahwa korelasi sebesar -0,442 dengan p < 0,01 hal ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan keluarga inti dengan prokrastinasi akademik, maka hipotesis diterima. Artinya semakin tinggi dukungan keluarga inti maka semakin rendah prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga inti maka semakin tinggi prokrastinasi akademik. Sumbangan efektif variabel dukungan keluarga inti terhadap variabel prokrastinasi akademik sebesar 19,5%.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2012) Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya

(31)

sehingga mereka sering melakukan prokrastinasi akademik. Untuk meningkatkan kontrol diri mereka, guru BK memberikan layanan bimbingan belajar dengan menggunakan dua metode yaitu klasikal dan kelompok. Bimbingan belajar secara klasikal dilakukan oleh guru pelajaran dengan materi motivasi belajar sedangkan yang secara kelompok dilakukan oleh guru BK dengan materi motivasi belajar, manajemen waktu dan tugas dan cara membuat keputusan yang baik.

Dari penelitian di atas hampir sama kajiannya dengan penelitian yang akan saya teliti yakni tentang kontrol diri (self control) dan prokrastinasi, namun penelitian yang akan dilakukan peneliti akan difokuskan pada kontrol diri (self control), prokrastinasi dan hubungan yang timbul dari adanya kontrol diri terhadap terjadinya penundaan menyelesaian skripsi. Jadi seberapa jauh ada hubungan dan keterkaitan antara kontrol diri dengan penundaan penyelesaian skripsi. Tinjauan seperti inilah yang membedakan judul skripsi ini dengan judul skripsi yang pernah ditulis sebelumnya. Dengan adanya beberapa perbedaan ini, peneliti menganggap cukup untuk membuktikan orisinilitas skripsi ini.

(32)

masyarakat. Perbedaan yang lain adalah terletak pada obyek penelitian, penelitian ini membatasi dengan ketentuan yang berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi.

G. Hipotesis

Hipotesis diartikan suatu jawaban yang sementara terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan telaah pustaka dan kerangka teori maka hipotesis penelitian dirumuskan, sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan

adalah metode pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Sutrisno Hadi (2000:301), metode deskriptif adalah penelitian untuk memecahkan

(33)

dan selanjutnya menginterpretasikan data tersebut sehingga diperoleh informasi gejala yang sedang berlangsung sebagai pemecahan aktual. 2. Instrumen Penelitian

Penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala berbentuk skala model likert yaitu skala kontrol diri (self control) dan skala prokrastinasi akademik. Adapun cara yang digunakan dengan menggunakan 2 angket, yaitu: angket kontrol diri (self control) dan angket prokrastinasi akademik. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah IAIN Salatiga. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan selesai.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah mahasiswa aktif FTIK jurusan PAI Angkatan 2012 sebanyak 135 mahasiswa.

(34)

keseluruhan jumlah mahasiswa FTIK-PAI Angkatan 2012 yang mengalami prokrastinasi akademik.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi :

a. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi dan kontrol diri (self control).

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertentu, majalah, dokumen dan peralatan untuk memperoleh data, metode yang digunakan untuk mencari data tentang Sejarah IAIN Salatiga dan jumlah mahasiswa FTIK Jurusan PAI angkatan 2012.

6. Teknik Analisis Data

(35)

FTIK jurusan PAI Angkatan 2012 IAIN Salatiga sebagai variabel terikat. Untuk mengetahui kenormalan data dilakukan uji kolmogorof smirnov. Data normal menggunakan korelasi product moment dan jika data tidak normal menggunakan uji statistic spearman rho, uji ini dipakai karena skala data yang dikumpulkan berbentuk ordinal (Arikunto, 2002).

Adapun rumus korelasi product moment dan uji statistic spearman rho, sebagai berikut: (Arikunto, 1995: 207)

a) Rumus korelasi product moment:

  

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y xy = Produk dari variabel x dan y

x = Kontrol diri (self control) y = Prokrastinasi akademik N = Jumlah responden  = Jumlah/sigma b) Rumus rank spearman:

( )

Keterangan:

Rhoxy : koefisien korelasi ordinal n : banyaknya subjek

D : beda antara jenjang setiap subyek

Untuk perhitungan dalam analisis data menggunakan bantuan application spss versi 16for windows 7.

(36)

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN.

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA.

Pada bab II ini penulis akan mengemukakan tinjauan teoritis tentang: Pertama, kontrol diri (self control), meliputi pengertian kontrol diri, ciri-ciri kontrol diri, jenis-jenis dan aspek kontrol diri, fungsi kontrol diri, perkembangan kontrol diri, faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri. Kedua, prokrastinasi akademik, meliputi: pengertian prokrastinasi akademik, macam prokrastinasi akademik, ciri-ciri prokrastinasi akademik, bentuk prokrastinasi akademik, faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik, teori perkembangan prokrastinasi akademik. Ketiga, hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

(37)

penskoran angket kontrol diri (self control) dan prokrastinasi akademik.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul sehingga diketahui tentang kontrol diri (self control) dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK-PAI IAIN Salatiga angkatan 2012, prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi mahasiswa FTIK-PAI IAIN Salatiga angkatan 2012 dan hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa FTIK-PAI IAIN Salatiga angkatan 2012.

BAB V : PENUTUP

(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kontrol Diri (Self-Control)

1. Pengertian

Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki (Kartono dan Gulo, 1987:441). Menurut Ghufron dan Risnawati (2011:25-26) kontrol diri merupakan suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Situasi disini menyangkut hal yang sangat luas peristiwa dan segala hal yang akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut. dalam artian, orang yang mempunyai kontrol diri bisa mengantisipasi, menafsirkan dan mengambil keputusan terkait peristiwa itu.

Calhoun dan Acocella, mendefinisikan bahwa kontrol diri ( self-control) sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Pandangan Goldfried dan Merbaum, kontrol diri diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang

(39)

disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan (http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.html diakses 15/09/2016).

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai bagi orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain dan menutup perasaannya.

Kontrol diri (self control) banyak disebutkan dalam berbagai budaya maupun keagamaan. Self control dalam berbagai budaya maupun tradisi keagamaan dipandang sebagai kemampuan individu untuk hidup secara bebas, sekaligus secara harmonis dengan lingkungannya (menurut pandangan yunani). Menurut pandangan kaum muslim self control adalah pembatasan diri (self-restraint). Dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 72 tentang kontrol diri Allah berfirman :

   

    

 





(40)

(kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Al-Qur‟an dan terjemahan, 2007:143)

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memberikan saran

sebaliknya. Agar marah ini diredam dengan mengambil posisi yang lebih rendah dan lebih rendah. Dari Abu Dzar radhiyallahu „anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menasehatkan,

ُبَضَغْلا ُهْنَع َبَهَذ ْنِإَف ،ْسِلْجَيْلَ ف ٌمِئاَق َوُهَو ْمُكُدَحَأ َبِضَغ اَذِإ

ْعِجَطْضَيْلَ ف الَِّإَو

Artinya: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur” (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

(41)

dibuatkan pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang (Ghufron dan Risnawita, 2011:23).

Kontrol diri berkaitan erat dengan kontrol emosi individu. Hurlock (dalam Ghufron dan Risnawita, 2011:24) mengemukakan tiga kriteria emosi yang dilakukan individu untuk mengarahkan kearah yang lebih baik, sebagai berikut:

a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial.

b. Dapatmemahamiseberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untukmemuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat.

c. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum merespon dan memutuskan cara beraksi terhadap situasi tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian dan penjelasan tentang kontrol diri diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kontrol diri merupakan suatu usaha dalam mengendalikan perilaku dan merespon atau memutuskan sesuatu tindakan dengan mempertimbangkan segala dampak atau konsekuensi yang akan terjadi.

2. Ciri-ciri Kontrol Diri

(42)

melakukan hal-hal yang harus kita lakukan secara stabil dan teratur dalam

upaya mencapai tujuan atau sasaran kita

(http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2012/0160/man01.html diakses pada 20/09/2016).

Adapun ciri-ciri kontrol diri mengacu pada ciri-ciri kontrol personal, yaitu kemampuan mengontrol perilaku dan situasi/keadaan,kemampuanmenafsirkandanmengantisipasiperistiwasertak emampuanmengontrolkeputusan.Orang yang masuk pada kategori mempunyai kontrol diri tinggi ketika ia mampu mengontrol ketiga varian itu. Sedangkan orang memiliki sistem kontrol diri yang rendah ketika orang itu tidak bisa mengontrol perilaku dan situasi/keadaan, tidak bisa menafsirkan dan mengantisipasi peristiwa serta tidak bisa mengontrol diri dalam membuat keputusan. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskan ciri-ciri kontrol diri, sebagai berikut:

a. Kemampuan mengontrol perilaku, yaitu kemampuan untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi.

(43)

c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi keadaan melalui berbagai pertimbangan secara relatif objektif.

d. Kemampuanmenafsirkan peristiwa yaitu kemampuan untuk menilaidan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kemampuan mengambil keputusan, yaitu kemampuan untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujui.

3. Fungsi dan Perkembangan Self Control

Logue (1995) mengatakan bahwa pembentukan self control

dipengaruhi oleh faktor genetik dan miliu. Anak-anak keturunan orang yang impulsif akan mempunyai kecenderungan berperilaku impulsif. Faktor miliu yang mempengaruhi perkembangan self control antara lain perilaku orang tua yang diamati anak, gaya pengasuhan, termasuk aspek budaya. Usia turut mempengaruhi kondisi kontrol diri pada anak. Kanak-kanak cenderung lebih impulsif dibanding anak yang lebih dewasa, artinya sejalan dengan bertambahnya usia anak, kemampuan mengen-dalikan diri akan semakin baik. Hal ini terjadi karena anak mengalami proses adaptasi ketika dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kontrol diri.

(44)

berkomunikasi, cara orang tua mengekspresikan kemarahan (penuh emosi atau mampu menahan diri) merupakan awal anak belajar tentang kontrol diri. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, bertambah luas pula komunitas sosial mempengaruhi anak, serta bertambah banyak pengalaman-pengalaman sosial yang dialami. Anak belajar dari lingkungan bagaimana cara orang merespon terhadap suatu keadaan, anak belajar bagaimana merespon ketidaksukaan atau kekecewaan, bagaimana merespon kegagalan, bagaimana orang-orang mengekspresikan keinginan atau pandangannya yang menuntut kemampuan kontrol diri. Dari berbagai kejadian, ada orang yang dapat mengendalikan diri secara baik, ada pula orang yang pengendalian dirinya rendah, setiap perilaku akan memberikan efek tertentu dan anak bisa belajar dari semua itu termasuk dari efek yang ditimbulkan dari suatu perilaku. Sebagaimana Bandura (1977) menyatakan bahwa seseorang tidak hanya belajar dari mengamati perilaku orang lain, tetapi juga belajar dari efek yang ditimbulkan oleh suatu perilaku.

(45)

tua serta menuruti kemauan sendiri. Malas belajar, menyontek, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menonton tv/film berjam-jam, bermain game, pulang larut malam, minuman keras adalah godaan-godaan yang mengganggu anak. Godaan tersebut dapat ditangkal dengan self control yang baik.

Messina dan Messina (dalam Sriyanti, 2012:5) mengemukakan fungsi dari self control sebagaimana tertuang di bawah ini:

a. Membatasi perhatian individu pada orang lain.

b. Membatasi keinginan untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya.

c. Membatasi untuk bertingkah laku negatif.

d. Membantu memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.

Surya (dalam Sriyanti, 2012:6) menambahkan fungsi self control

(46)

orang tua, atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan persahabatan, 3) pengabaian intelektual

(intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya, 4) pengabaian sosial (social neglect) meliputi pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain, 5) pengabaian moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif.

Surya (2009) menambahkan fungsi self control adalah mengatur kekuatan dorongan yang menjadi inti tingkat kesanggupan, keinginan, keyakinan, keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Self control sangat diperlukan agar seseorang tidak terlibat dalam pelanggaran norma keluarga, sekolah dan masyarakat. Santrock (1998) menyebut beberapa perilaku yang melanggar norma yang memerlukan self control

kuat meliputi dua jenis pelanggaran, yaitu tipe tindakan pelanggaran ringan (status-offenses) dan pelanggara berat (index-offenses). Pelanggaran norma tersebut secara rinci meliputi:

(47)

b. Pelanggaran ringan yaitu; melarikan diri dari rumah dan membolos c. Pelanggaran berat merupakan tindakan kriminal, seperti: merampok,

menodong, membunuh, menggunakan obat terlarang.

Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control,

sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (1999) mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self control anak adalah: 1) pengabaian fisik (physical neglect) yang meliputi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadai, 2) pengabaian emosional (emotional neglect) yang meliputi perhatian, perawatan, kasih sayang, dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua, atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan persahabatan, 3) pengabaian intelektual (intellectual neglect), termasuk di dalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya, 4) pengabaian sosial (social neglect) meliputi pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas sosial remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepada remaja mengenai bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain, 5) pengabaian moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif.

(48)

waiting, information gathering, comfort seeking, focus on dealy object,

peach anger. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dari keluarga miskin lebih sulit menahan diri (delayed gratification), resiliensi (kemampuan menghadapi stres dan tantangan hidup) yang lebih rendah, lebih aktif secara seksual, dan juga lebih tidak mengindahkan metode-metode pengamanan yang dapat mencegah kehamilan atau penyakit menular seksual (Hart & Matsuba, 2008).

4. Jenis dan Aspek Self Control

a. Jenis Kontrol Diri (Self Control)

Menurut Galih Fajar Fadillah (2013:17) Setiap individu memiliki kemampuan pengendalian diri yang berbeda-beda. Ada individu yang pandai dalam mengendalikan diri mereka namun ada juga individu yang kurang pandai dalam mengendalikan diri.Block, Block, Zulkarnaen (dalam Fadillah, 2013:17) berdasarkan kualitasnya kendali diri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Over control merupakan kendali diri yang dilakukan oleh individu secara berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi terhadap situasi/keadaan.

2) Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan impuls dengan bebas tanpa perhitungan yang masak. 3) Appropriate control merupakan kendali individu dalam upaya

(49)

Kemampuan individu dalam mengendalikan diri memiliki tiga tingkatan yang berbeda-beda. Individu yang berlebihan dalam mengendalikan diri mereka yang disebut dengan over control. Individu yang cenderung untuk bertindak tanpa berpikir panjang atau melakukan segala tindakan tanpa perhitungan yang matang (under control). Sementara individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, yaitu individu yang mampu mengendalikan keinginan atau dorongan yang mereka miliki secara tepat (appropriate control). b. Aspek Kontrol Diri (Self Control)

Kontrol diri terdapat 3 aspek pengendalian diri seseorang (Elliot dkk dalam Fadillah, 2013: 20) yaitu:

1) Self-Assesment or Self Analysis

Seseorang menguji perilaku mereka sendiri atau pikiran yang mereka miliki kemudian menentukan perilaku atau proses berpikir yang mana yang akan ditampilkan. Penilaian diri ini membantu individu untuk memenuhi standar yang mereka ciptakan sendiri dengan membandingkan keberhasilan atau kesuksesan orang dewasa disekitarnya atau teman sebaya. Dengan melakukan penilaian diri, individu akan mengetahui kelemahan serta kelebihan yang mereka miliki dan berusaha untuk memperbaikinya agar memenuhi standar yang mereka ciptakan.

2) Self-Monitoring

(50)

pencatatan itu adalah pertama, catatan itu akan memberitahukan apakah kendali diri dapat memberikan manfaat atau tidak. Kedua, catatan tersebut akan berguna dalam memberikan balikan yang positif ketika seseorang mengalami peningkatan (McFall, Calhoun, dan Acocella dalam Fadillah, 2013: 21).

3) Self-Reinforcement

Self-reinforcement adalah pemberian penghargaan atau hadiah kepada diri sendiri atas keberhasilannya dalam memenuhi segala bentuk perilaku yang telah ditetapkannya atau termonitorir. Penggunaan pengukuhan diri bisa dalam bentuk konkrit, seperti makanan, mainan, permen dan bisa pula berupa simbolis, seperti senyum, pujian, dan persetujuan. Pengukuran diri positif akan membantu anak mengubah gambaran dirinya menjadi lebih positif yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan diri anak (Safaria dalam Fadillah, 2013: 20).

(51)

Menurut Averill dan Ghufron (dalam Fadillah, 2013:22) menjelaskan bahwa dalam mengukur kendali diri yang dimiliki oleh individu dapat melalui beberapa aspek yang terdapat dalam diri seorang individu, hal tersebut dapat diamati melalui beberapa aspek pengendalian diri, sebagai berikut:

1) Kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration) Merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Individu yang kurang mampu mengendalikan situasi atau keadaan maka mereka memiliki kecenderungan untuk patuh terhadap kendali eksternal. Dengan kata lain kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration) mengarah kepada pengertian apakah individu mampu menggunakan aturan perilaku dengan menggunakan kemampuannya sendiri, jika tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur pelaksanaan menitik-beratkan peranan individu untuk mengatur perilaku mereka guna mencapai perihal yang diharapkan.

2) Kemampuan mengontrol situasi/keadaan (situasi/keadaan modifiability)

(52)

perbuatan yang mereka kerjakan. Hal ini bertujuan agar individu mampu mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan yang mereka kerjakan.

Dengan demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh individu untuk mencegah atau menjauhi situasi/keadaan, yaitu dengan menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian situasi/keadaan yang sedang berlangsung, menghentikan situasi/keadaan sebelum waktunya berakhir dan membatasi intensitasnya.

3) Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian.

Untuk dapat mengantisipasi suatu peristiwa individu memerlukan informasi yang cukup lengkap dan akurat, sehingga dengan informasi yang dimiliki mengenai keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.

4) Kemampuan menafsirkan perisitiwa atau kejadian

Kemampuan ini berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kemampuan dalam menafsirkan peristiwa setiap individu ini berbeda antara satu dan lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.

(53)

Kemampuan mengontrol keputusan merupakankemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kendali diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

Terdapat beberapa aspek yang dimiliki oleh individu dalam mengendalikan diri mereka. Individu yang mampu mengendalikan diri adalah mereka yang dapat mengelola dengan baik informasi yang diperoleh, mengendalikan prilaku, mengantisipasi suatu peristiwa, menafsirkan suatu peristiwa dan mengambil sebuah keputusan yang tepat.

Aspek lain yang terdapat dalam pengendalian diri seseorang meliputi kendali emosi, pikiran dan mental (Fadillah, 2013:24). Ketiga aspek tersebut dapat diuraikan, sebagai berikut:

1) Kendali emosi

Seseorang dengan kendali emosi yang baik, cenderung akan memiliki kendali pikiran dan fisik yang baik pula.

2) Kendali pikiran

(54)

3) Kendali fisik

Kondisi badan yang fit merupakan salah satu faktor kunci dalam menunjukkan kemampuan kita berfungsi dengan optimal (Roy Sembel dalam Fadillah, 2013:24). Aspek dalam pengendalian diri tidak hanya sebatas dalam mengendalikan perilaku, memperoleh informasi, menilai informasi dan mengambil sebuah keputusan. Pengendalian diri juga memiliki aspek lain yang meliputi aspek emosional, pikiran dan fisik. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

Aspek-aspek pengendalian diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan aspek-aspek pengendalian diri menurut pendapat Averill dan Ghufron (dalam Fadillah, 2013: 24) yaitu pengendalian tingkah laku (behavior control), pengendalian kognitif (cognitive control)dan mengendalikan keputusan (decision control).

1) Kendali tingkah laku (behavior control), merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.

(55)

3) Mengontrol keputusan (decision control), merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.

5. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri

Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus bersumber dari sikap orang tua yang salah. Rice (dalam Sriyanti, 2012) mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang mengangggu self control remaja adalah:

a. Pengabaian Fisik (physical neglect), meliputi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian dan tempat tinggal yang memadai.

b. Pengabaian Emosional (emotional neglect), meliputi perhatian, perawatan, kasih sayang dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan dan persahabatan.

c. Pengabaian Intelektual (intellectual neglect), termasuk didalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apapun dan semacamnya.

(56)

e. Pengabaian Moral (moral neglect), kegagalan dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif.

Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kontrol diri seseorang biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Namun pada dasarnya, kontrol diri itu secara garis besar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal, meliputi: faktor hirarki dasar biologi yang telah terorganisasi dan tersusun melalui pengalaman evolusi dan kontrol emosi yang sehat diperoleh bila seorang remaja memiliki kekuatan ego, yaitu suatu kemampuan untuk menahan diri dan tindakan luapan emosi. Sedangkan, faktor eksternal dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.

Lingkungan cukup kondusif, dalam arti kondisidiwarnai dengan hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol diri yang baik. Hal ini dikarenakan remaja mencapai kematangan emosi oleh faktor-faktor pendukung tersebut (Yusuf, 2001:71).

Menurut Gilliom et al. ada beberapa sub-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan kontrol diri dalam diri individu. Keseluruhan sub-faktor tersebut termasuk dalam faktor emotion regulation

(57)

semakin anak tidak mampu mengendalikan atau menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti, merugikan atau menimbulkan kekesalan bagi orang lain (eksternalizing). Terkadang cara passive waiting (menuruti instruksi untuk berdiri atau duduk dengan tenang), maka semakin anak mampu bekerja sama dengan orang lain dan mematuhi peraturan yang ada (Gunarsa, 2004:253)

Cara focus on delay object/task yang dilakukan oleh anak, dapat menimbulkan efek negatif pada kemampuan pengendalian diri, khusunya pada aspek cooperation. Artinya semakin anak mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustasi yang dialaminya dengan cara focus on delay object/task (misalnya, dengan membicarakan sumber perasaan frustasi, memandang sumber perasaan frustasi dan menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri sumber frustasinya), maka semakin anak mampu mengendalikan tingkah laku yang bersifat menyakiti atau merugikan orang lain (externalizing).

(58)

Di samping kelima faktor tersebut di atas, ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi kontrol diri individu. Oleh karena kontrol diri merupakan pengembangan self-regulation pada masa kanak-kanak, dapat dikatakan bahwa konrol diri juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk self-regulation. Menurut Papila et al. faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor proses perhatian dan faktor kesadaran terhadap emosi-emosi negatif. Semakin anak mampu menyadari emosi negatif yang mencul dalam dirinya dan semakin anak mampu mengendalikan perhatiannya pada sesuatu (attentional process), maka anak semakin mampu menahan dorongan-dorongan dan mengendalikan tingkah lakunya. Menurut Bandura, faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor umpan balik (adequate feedback) dan faktor perasaan mampu (self-efficacy). Semakin individu diberikan umpan balik yang bersifat membangun serta disampaikan dengan cara yang baik dan semakin individu memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya, maka semakin individu mampu dalam mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan selama periode waktu tertentu. Kemampuan individu mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan yang bersifat jangka panjang tersebut dapat dinyatakan sebagai tingkat self-regulation yang baik pada individu, sedangkan self-regulation yang baik merupakan kriteria dari self-control

yang baik pula (Gunarsa, 2004:255). B. Prokrastinasi Akademik

1. Pengertian

(59)

ke-17 kata ini telah dituliskan oleh Walker dalam khotbahnya. Di sana dikatakan bahwa prokrastinasi sebagai salah satu dosa serta kejahatan manusia, dengan menunda-nuda pekerjaan manusia akan kehilangan kesempatan dan menyia-nyiakan karunia Tuhan, Ferrari (Anonim, 2000:1).

Prokrastinasi juga tidak selalu diartikan sama dalam bahasa dan budaya manusia. Bangsa Mesir kuno, misalnya: mempunyai dua kata kerja yang memiliki arti sebagai prokrastinasi, yang pertama menunjuk pada suatu kebiasaan yang digunakan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan penting dan usaha yang impulsif. Sedangkan kedua menunjuk pada kebiasaan yang berbahaya akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk nafkah hidup.

Bangsa Romawi menggunakan kata procrastinare dalam istilah militer mereka, yaitu perbuatan yang bijaksana untuk menangguhkan keputusan menyerang dengan cara menunggu musuh keluar yang menunjukkan suatu sikap sabar dalam konflik militer (Anonim, 2000: 1). Pada abad lalu prokrastinasi bermakna positif bila penunda-nunda sebagai upaya yang konstruktif untuk menghindari keputusan impulsif dan tanpa pemikiran yang matang dan tanpa tujuan yang pasti.

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination

(60)

berikutnya (Burka & Yuen, 2008: 5). Burka & Yuen (2008: 6), kata prokrastinasi yang ditulis dalam American College Dictionary, memiliki arti menangguhkan tindakan untuk melaksanakan tugas dan dilaksanakan pada lain waktu.

Kamus The Webster New Collegiate mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu pengunduran secara sengaja dan biasanya disertai dengan perasaan tidak suka untuk mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan. Prokrastinasi di kalangan ilmuwan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Hoizman untuk menunjukkan kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Seseorang yang mempunyai kecenderungan menunda atau tidak segera memulai kerja disebut

(61)

memandang tugas. Bisa dikatakan bahwa istilah prokrastinasi bisa dipandang dari berbagai sisi dan bahkan tergantung dari mana seseorang melihatnya. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 17), pengertian

prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap

perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan; (2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irasional; (3) prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Daftar Responden
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada

– siswa yang memiliki kontrol diri tinggi, ketika akan melakukan prokrastinasi. akademik memikirkan terlebih dahulu dampak – dampaknya apa saja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesadaran diri dan efikasi diri dengan prokrastinasi akademik. Penelitian ini merupakan penelitian

Berdasarkan uji korelasi ditemukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang

Hubungan antara Konsep Diri Akademik, EFikasi Diri Akademik, Harga Diri dan Prokrastinasi Akademik pada Siswa SMP Negeri di Kota Malang... Academic Procrastination of

Berdasarkan analisa hasil, penelitian ini memeprlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri dan konformitas dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA Islam

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu, adanya hubungan negatif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan prokrastinasi akademik serta