• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMALAN SILA PERSATUAN INDONESIA NEGARA PERSATUAN TANPA PERSATUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMALAN SILA PERSATUAN INDONESIA NEGARA PERSATUAN TANPA PERSATUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMALAN SILA PERSATUAN INDONESIA NEGARA PERSATUAN TANPA PERSATUAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DEVIN AGASI ADAR

NIM : 11.11.4792

KELOMPOK : C

PROGRAM STUDI & JURUSAN : S1-TEKNIK INFORMATIKA NAMA DOSEN : TAHAJUDIN S,Drs

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pancasila pada dasarnya digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan berbagai peraturan ketatanegaraan. Namun pada kenyataannya banyak penyimpangan yang terjadi baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui oleh khalayak umum. Sebagai bangsa yang mengedepankan pancasila seharusnya pancasila benar-benar dijalani dan diamalkan sebagaimana mestinya. Namun, pada kenyataannya pancasila tidak dijadikan dasar aturan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan seolah-olah pancasila hanya dianggap simbol belaka.

Banyak masyarakat hanya memahami bacaan dari sila-sila Pancasila namun belum memahami butir-butirnya sehingga banyak penyelewengan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan yang masih banyak penyelewengan adalah timpang tindihnya keadilan di bangsa ini, antara Pemerintah dengan rakyatnya. Dan potret kehidupan bangsa ini yang kaya akan semakin berkuasa dan yang miskin akan semakin sengsara.

2. RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimana cara masyarakat mengimplementasikan peran Pancasila dalam kehidupan bernegara?

B. Apakah masyarakat Indonesia telah berhasil menjalankan nilai-nilai Pancasila? C. Bagaimana penerapan Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat?

D. Sudah terwujudkah persatuan yang dicita-citakan dalam Pancasila?

E. Apa penyebab persatuan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia belum sepenuhnya terwujud?

F. Bagaimana cara agar seluruh warga Indonesia dapat bersatu dan bekerja sama secara penuh dalam membangun Negara yang dicita-citakan dalam Pancasila?

(3)

3. PENDEKATAN A. HISTORIS

Dalam hal ini kita mencoba untuk melihat dari sisi historis atau sejarah terjadinya persatuan yang begitu luar biasa yang pernah dilakukan oleh para pemuda Indonesia. Hal ini diabadikan dengan peristiwa yang dikenal dengan “Sumpah Pemuda”. Ketika tanggal 28 Oktober 1928, saat ribuan pemuda mememenuhi sebuah bangunan di jalan Kramat Raya 106 untuk membacakan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada saat itu bangsa Indonesia dilahirkan. Seharusnya seluruh rakyat Indonesia dengan sadar untuk memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi

ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk

membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

Dalam pembahasan kali ini kita akan memperdalam tentang Persatuan Indonesia pada kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Banyak dari para pemerintah dan para pemimpin meneriakkan suara persatuan dan menyuruh seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan bersama-sama membangun bangsa. Namun pada kenyataannya baik dari segi pemerintah maupun masyarakat biasa belum mampu mewujudkan persatuan yang diimpikan oleh Pancasila.

Dewasa ini banyak pemuda yang berusaha menjalankan “Persatuan” dengan cara berdemo di depan kantor pemerintah atau di hadapan public. Mereka berusaha menyalurkan segala pemikiran pemuda-pemuda lain yang mereka tampung kepada pemerintah dengan harapan suara mereka dapat didengar dan dipedulikan oleh pemerintah. Namun lambat laun demokrasi yang mereka lakukan mulai berujung kepada tindakan anarki. Hal ini jelas telah menyimpang dari makna “Persatuan” yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila. Mereka merasa kalau suara mereka tidak didengar oleh pemerintah dan bahkan mereka merasa bahwa pemerintah telah mengacuhkan dan tidak memperdulikan aspirasi mereka, sehingga hal ini memacu emosi dari para pemuda tersebut. Seperti halnya para pemuda yang mulai mewujudkan “Persatuan” dengan cara yang salah, pihak pemerintahpun juga belum dapat melaksanakan “Persatuan” yang tercermin dari sila ketiga Pancasila. Seperti contoh koordinasi dalam penentuan ketua PSSI yang pernah digelar beberapa waktu lalu, tidak adanya mufakat dalam rapat yang dilakukan dan tidak ada juga penyelesaian yang berakhir memuaskan, yang ada hanya ricuh dan juga keributan sesama anggota rapat.

Masyarakat Indonesia sebenarnya sudah banyak yang mengerti dan menjalankan nilai-nilai persatuan seperti yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila. Seperti contohnya adalah kerja bakti rutin yang dilakukan di lingkungan kampung Danunegaran. Di kampung ini setiap hari minggu selalu ada kegiatan kerja bakti dan tidak pernah ada satu orangpun yang mengeluh ataupun tidak mengikuti kegiatan ini. Dari mulai pemuda sampai sesepuh di kampung tersebut saling bahu-membahu membersihkan kampung dari ujung-ke-ujung.

(5)

Terlihat sekali betapa kental rasa persatuan yang dimiliki oleh para warga kampung tersebut dalam menjaga kebersihan kampung Danunegaran yang sangat mereka cintai.

Di Indonesia, masih banyak ditemukan masalah yang berkaitan dengan persatuan. Orang-orang banyak yang bersifat individualis, dan diantara mereka banyak juga yang masih dirasuki perasaan egois, sehingga sulit bagi mereka untuk bekerja sama satu sama lain. Kalaupun ada kerjasama yang solid, hanya segelintir orang saja yang melakukannya untuk tujuan yang baik, sementara yang banyak terjadi adalah kerjasama yang berujung pada tindakan negatif. Sebagai contoh adalah anggota pemerintahan yang banyak melakukan kerjasama demi kepentingan korupsi. Hal itu sudah diketahui banyak orang. Yang membuat heran lagi adalah mereka bahkan bisa sampai lolos dari jeratan hukum dan hal itu tentu sudah jelas merupakan salah satu tindakan yang sangat merugikan bagi Negara.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk membangkitkan rasa persatuan dan kesatuan di dalam diri masing-masing warga Indonesia. Diantaranya adalah :

1. Saling perhatian dan memberi simpati serta empati yang tulus sesama warga Negara Indonesia;

2. Tidak mengedepankan rasa egoisme dalam bermasyarakat;

3. Untuk para pemimpin memberikan contoh figure seorang pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi rakyatnya agar rakyatnya sendiri dapat mengikuti jiwa kebersamaan yang ditanamkan pemimpinnya.

(6)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebenarnya rasa persatuan dan kesatuan sangat kental dengan rakyat Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Namun seiring dengan berjalannya waktu rasa persatuan itu perlahan hilang sehingga saat ini masih banyak ditemukan perselisihan yang disebabkan karena rakyat tidak dapat bersatu dan saling bekerja sama.

Selain itu rakyat sudah mulai tidak percaya lagi dengan pemerintah karena saat ini rakyat sudah menganggap bahwa pemerintah sudah tidak bisa diajak bekerja sama lagi untuk membangun Indonesia. Inilah cerminan yang jelas dan dapat menjadi suatu jawaban mengapa sampai saat ini Indonesia gagal mewujudkan “Persatuan” seperti yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila.

B. Saran

Ada baiknya bila pemerintah mulai membuka hati untuk menerima masukan-masukan dari rakyat dan bekerja sama dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

(7)

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. (1994), Tata Negara

Sekolah Menengah Umum, PT. Pabelan, Surakarta;

Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., (1995), Materi Pokok

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan plat helical di ujung tiang pondasi menyebabkan beban yang mampu ditahan pondasi tiang helical lebih besar dari pada cerocok. Hal ini disebabkan oleh

Catatan tambahan : Spesifikasi produk tergantung pada pengujian, dari data literatur dan informasi dari perusahaan manufaktur sarung tangan atau diturunkan dari produk yang

Mahasswa dwajbkan mendaftarkan matakulah bdang mnat yang akan dambl pada semester berkutnya ke Bagan Akademk sesua jadwal yang telah dtetapkan dalam kalender akademk MM FEB

Kita tahu bahwa cinta kita kepada-Nya dapat membawa kita ke hadirat-Nya, tapi kita menyibukkan diri kita sendiri dengan banyak hal - waktu terus saja menyelinap pergi, dan Allah

a) Bahwa dalil pengaduan Pengadu dalam kedudukannya sebagai pendukung Calon Bupati Kabupaten Karawang dengan nomor urut 6 ( enam ) yaitu Saan Mustopa adalah dalil

Cara menentukan waktu kelonggaran adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung tentang kondisi yang terjadi di lantai produksi untuk masing-masing operator setiap