• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan investasi semakin meningkat seiring teredukasinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan investasi semakin meningkat seiring teredukasinya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kegiatan investasi semakin meningkat seiring teredukasinya masyarakat dengan cara mengelola keuangan. Masyarakat semakin sadar bahwa menyimpan uang di rumah seperti dulu tidak lagi memberi nilai lebih. Masyarakat pun semakin sadar bahwa nilai uang saat ini berbeda dengan masa yang akan datang. Supaya tidak kalah tertinggal, nilai uang harus mampu mengejarnya bahkan melampaui kenaikan harga barang atau inflasi. Di sinilah investasi dibutuhkan.

Investasi berguna untuk menyelamatkan nilai uang kita supaya tidak merosot. Itulah sebabnya investasi sering dikatakan sebagai sarana lindung nilai. Bahkan, investasi memungkinkan nilai uang kita naik berkali lipat. Namun, di sini dibutuhkan pengetahuan investasi yang benar.

Salah satu cara berinvestasi adalah dengan membeli saham. Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap perusahaan. Jadi investor yang membeli saham berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Tapi perlu diingat bahwa kepemilikannya mungkin terbatas, hanya 0,000001 atau bahkan kurang, karena jumlah saham yang diterbitkan perusahaan bisa berjuta-juta lembar bahkan milyaran.

Investor yang telah membeli tadi menjadi pemilik perusahaan sesuai porsi sahamnya. Ia bisa menahan atau menjual sahamnya ke pasar sekunder atau lantai 1

(2)

bursa di BEI (Bursa Efek Indonesia). Secara konvensional, jual beli saham dilakukan oleh pialang di BEI.

Untuk mengukur kinerja saham-saham di BEI secara keseluruhan dibuatlah suatu tolok ukur. Tolok ukur ini dinamai IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG mencerminkan perkembangan harga pasar secara menyeluruh. IHSG ditetapkan tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai awal 100. Selanjutnya dari hari ke hari akan diukur IHSG-nya. Rumus IHSG = Nilai kapitalisasi pasar x 100/nilai dasar.

Kalau indeks naik mengindikasikan sebagian besar harga-harga saham juga naik (namun bukan berarti harga semua saham naik). Sebaliknya kalau turun, maka kecenderungan sebagian besar harga saham adalah turun. Sebagai contoh, jika IHSG hari ini meningkat dari 1.200 ke 1.296 atau 8%, ini berarti rata-rata harga saham naik 8%.

IHSG mencerminkan kinerja pasar modal di Indonesia secara keseluruhan. Semakin tinggi IHSG berarti semakin banyak investor menanamkan dananya ke Indonesia. Apalagi kalau yang menanamkan dana itu adalah investor asing. Tentu saja ini sesuatu yang diharapkan karena berarti Indonesia memiliki prospek yang bagus di mata pebisnis internasional. Dampaknya, banyak dana asing yang masuk ke Indonesia seperti dolar Amerika Serikat atau Euro. Ini mengakibatkan roda ekonomi Indonesia berputar kencang. Pertumbuhan ekonomi sangat tinggi sehingga kemakmuran bisa dinikmati semua orang. IHSG menjadi cerminan awal kondisi ini. Berikut adalah grafik IHSG Periode tahun 2003-2009.

(3)

Gambar 1.1 Grafik IHSG Periode Tahun 2003-2009

Dari grafik di atas tampak IHSG berfluktuasi. Pada periode ini IHSG mengalami titik terendah pada tanggal 12 Maret 2003 dengan indeks 379,81. Namun IHSG pernah mengalami titik terendah pada tanggal 21 September 1998 saat indeks mencapai angka 252. Ini terjadi karena krisis moneter yang melanda Indonesia saat itu. Selanjutnya dengan membaiknya kondisi politik dan ekonomi, IHSG pun bergerak naik. Setelah menembus di level 1.000, IHSG terus naik hingga memecahkan rekor di angka 2.830 pada tanggal 9 Januari 2008. (Kompas, 31 Desember 2008).

Namun krisis keuangan global yang melanda dunia berdampak juga pada harga saham di Indonesia. Turbulensi pasar keuangan global semakin memburuk pasca bangkrutnya perusahaan investasi raksasa Lehman Brothers pada 15 September 2008. Tak satu negara pun yang terbebas dari bencana finansial ini. Pasar keuangan

(4)

Indonesia juga mengalami penurunan dihantam sentimen negatif. Sejak bangkrutnya Lehman Brothers, laju kejatuhan indeks dan kurs makin cepat. Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia tercatat telah turun lebih dari 330 poin. Ini berarti dalam rentang tiga minggu indeks telah jatuh sekitar 18,5 persen. Otoritas bursa pun akhirnya mensuspensi perdagangan saham pada 8 Oktober 2008 dan dalam kurun waktu yang sama, nilai tukar rupiah terdepresiasi sekitar 1,6 persen. Sedangkan tingkat inflasi Indonesia di tahun 2008 melonjak dua kali lipat dibandingkan 2007. Dilihat dari levelnya, inflasi Indonesia tergolong tinggi, per September 2008 mencapai 12,14 persen (Kompas, 9 Oktober 2008).

Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk tetap menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham di lantai bursa pada perdagangan Jum’at (10 Oktober 2008). Padahal, dalam jumpa pers sesuai rapat koordinasi dengan seluruh otoritas pasar modal dan perbankan, Kamis (9 Oktober 2008), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan suspensi perdagangan saham di BEI dicabut dan bursa kembali dibuka Jum’at (10 Oktober 2008)

Menurut Direktur Utama BEI, Erry Firmansyah, keputusan untuk tetap memberlakukan suspensi perdagangan di lantai bursa pada Jum’at pagi, dilakukan seiring sentimen negatif bursa regional yang turun tajam pada perdagangan pagi, mengikuti penurunan Bursa Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis, 9 Oktober 2008 (Suara Pembaruan Daily, 10 Oktober 2008).

Untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan 2009, BI ingin memastikan bahwa inflasi tahun 2009 terkendali di kisaran 6,5-7,5 persen. Atas dasar itu, BI Rate

(5)

disesuaikan menjadi 9,5 persen agar suku bunga riil tetap terjaga di kisaran 2-2,5 persen. Inflasi tinggi amat berbahaya, dapat menurunkan nilai aset yang dimiliki masyarakat golongan bawah (Kompas, 9 Oktober 2008).

Pengaruh tingkat bunga BI atau BI rate terhadap IHSG bisa dilihat dari penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jum’at, 3 Juli 2009. Setelah penurunan BI rate, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 9,55 poin atau 0,46 persen menjadi 2.075,30. Adapun Indeks LQ45 naik 2,72 poin atau 0,68 persen ke level 404,83 dan Indeks Kompas100 naik 3,19 poin atau 0,63 persen menjadi 504,71. Sekalipun tipis, penguatan indeks harga saham cukup mengherankan para pelaku pasar modal.

Sebelumnya, sejumlah analis memperkirakan, indeks harga saham dalam negeri akan anjlok menyusul banyaknya sentimen negatif yang terjadi beberapa hari terakhir sehingga menekan indeks di bursa global, termasuk Amerikat Serikat, Eropa, dan Asia. Pada sesi pertama perdagangan, Jum’at, 3 Juli 2009, IHSG sempat anjlok sampai 20 poin atau hampir 1 persen. Namun, sesi kedua, IHSG berangsur membaik dan akhirnya ditutup positif. Sementara itu, mayoritas bursa kawasan ditutup melemah (ahlikeuangan-indonesia, 4 Agustus 2009).

Suku bunga di sini adalah suku bunga yang diberlakukan Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral dengan megeluarkan Seritifikat Bank Indonesia (SBI). Pemerintah melalui BI akan menaikkan tingkat suku bunga guna mengontrol peredaran uang di masyarakat atau dalam arti luas mengontrol perekonomian nasional

(6)

yang sering disebut kebijakan moneter. Selain kebijakan moneter, pemerintah juga bisa mengeluarkan kebijakan fiskal seperti pajak dan sebagainya.

Selain suku bunga, inflasi juga mempunyai pengaruh terhadap IHSG yang dapat dilihat dari tekanan yang begitu tinggi pada bulan Oktober 2005 membuat pasar saham masuk ke teritori negatif. IHSG pada penutupan Rabu (9 November 2005) anjlok 12,132 poin pada level 1.052,821. IHSG bahkan sempat turun 20 poin lebih, namun pada akhirnya tekanan jual menurun saat menjelang penutupan pasar. Menurut Direktur Utama BEJ (sekarang BEI) Erry Firmansyah, anjloknya indeks terkait dengan tingginya inflasi. Selain karena terjadinya koreksi bursa regional dan global, serta menguatnya mata uang dolar AS

Pengaruh itu juga dapat dilihat dari data inflasi bulan Mei 2008 yang tercatat 1,41% dan year on year yang menembus dua digit (10,38%) membuat IHSG hanya mengalami koreksi sebesar 0,7% menjadi 2.427,77

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Sejauh mana tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk menganalisis dan memberi bukti empiris pengaruh tingkat bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia serta mengidentifikasi sejauh mana pengaruh ketiga variabel tersebut secara simultan dan parsial terhadap IHSG.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara garis besar penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1. Memberi informasi bagi investor mengenai pengaruh tingkat bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi akademisi dan masyarakat umum, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang manajemen investasi khususnya dan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG.

3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu manajemen keuangan, khususnya mengenai investasi saham di pasar modal. 4. Bagi emiten khususnya manajer, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

(8)

5. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin menguji faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG.

1.5 Kerangka Berpikir/Landasan Teori

Indeks harga saham menggambarkan suatu rangkai informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan sampai pada tanggal tertentu. Indeks harga saham tersebut mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Indeks harga saham dapat memberi manfaat berupa informasi kepada investor untuk menilai suatu saham guna menentukan saham-saham atau portofolio yang dapat memberikan return yang paling optimal. Dari informasi tersebut diharapkan perkiraan harga saham yang wajar dapat teridentifikasi, sehingga investor tidak akan mengalami kerugian. Selain itu investor juga perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yang nantinya juga akan mempengaruhi indeks harga saham di bursa saham.

Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah tingkat bunga. Naiknya tingkat bunga atau suku bunga deposito akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga deposito akan menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong harga saham meningkat. Penurunan bunga

(9)

deposito akan mendorong investor mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga harga saham terdorong naik akibat meningkatnya permintaan saham (Samsul, 2006).

Tingkat bunga (interest rate) menurut Samuelson dan Nordhaus (1995) adalah sebagai berikut :

"The interest rate is the amount of interest paid per unit of time. In other words, people must pay for the opportunity to borrow money. The cost of borrowing money, measured in dollar per year per dollar borrowed, is the interest rate".

Sedangkan menurut Bernstein dan Wild (1998):

“Interest is composition for use money. It is the excess cah paid or collected beyond the money (peicipal)borrowed or loaned”.

Penentuan tingkat bunga haruslah memperhatikan tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini diungkapkan oleh Fisher dalam Mankiw (2003) bahwa tingkat bunga nominal akan berubah karena dua alasan yaitu karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah jadi tingkat bunga nominal besarnya adalah penjumlahan dari tingkat bunga riil ditambah tingkat inflasi.

Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia atau SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Tingkat suku bunga merupakan daya tarik bagi investor menanamkan investasinya dalam bentuk deposito atau SBI sehingga investasi dalam bentuk saham akan tersaingi.

(10)

Menurut Cahyono (2000) dalam Mansur (2009) terdapat dua penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pembeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham.

Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah nilai tukar atau kurs. Mankiw (2003) mengemukakan bahwa kurs (exchange rate) antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Sedangkan Tucker (1995) menyatakan bahwa: “the exchange rate is the number of units one nation’s currency that equals one unit of another nation’s currency,”

Sedangkan nilai tukar rupiah atas dolar adalah jumlah mata uang rupiah yang disepakati sama dengan satu unit mata uang asing yaitu satu dolar.

Menurut Adinigsih (1998) dalam Mansur (2009) bahwa, menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar US memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan termasuk pasar modal. Naiknya tingkat bunga akan mengurangi pemodal untuk melakukan investasi dipasar modal. Dengan demikian, maka melemahnya nilai tukar rupiah secara signifikan akan dapat

(11)

mempengaruhi tingkat pengembalian investasi suatu perusahaan khususnya perusahaan yang hanya mengandalkan bahan baku dari luar negeri, dan hal tersebut juga akan dapat menimpa perusahan yang hanya mengandalkan pinjaman luar negeri dalam bentuk dolar AS untuk membiayai operasi perusahaan. Jadi dengan terdepresiasinya kurs rupiah akan mengakibatkan biaya yang akan ditanggung perusahaan akan semakin besar sehingga akan menekan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan, dan hal tersebut akan dapat menurunkan harga saham perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal.

Faltor lain yang juga mempengaruhi harga saham adalah inflasi. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaa meningkatnya harga

Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, yaitu dapat membuat banyak perusahaan mengalami

(12)

Tingkat Bunga SBI

Nilai Tukar Rupiah

Tingkat Inflasi

IHSG

kebangkrutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Pekerjaan yang sulit adalah menciptakan tingkat inflasi yang dapat menggerakkan dunia usaha menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi dapat menutupi pengangguran, perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai, dan harga saham di pasar bergerak normal.

Gambar 1.2: Kerangka Berpikir 1.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

Tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), nilai tukar rupiah, dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Gambar

Gambar 1.1 Grafik IHSG Periode Tahun 2003-2009
Gambar 1.2: Kerangka Berpikir  1.6  Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Music Therapy is the specialized use of music in the service of individuals with needs in mental health, physical health, habilitation, rehabilitation or special education..

4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat

A STUDY ON THE PROCEDURES OP INVESTIGATION AS SEEN IN JOHN GRISHAM’S NOVELTHE SUMMONS’*. Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi lema Skripsi

FORMULASI TEPUNG JAGUNG, TEPUNG PISANG NANGKA DAN OATMEAL PADA PRODUK FLAKES DITINJAU DARI.. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI

Untuk saat ini, hal ini menjadi jauh lebih berkembang dalam memaknakannya, yakni bahwa musrenbang tidak terbatas untuk megumpulkan aspirasi, tetapi juga dimanfaatkan

Terima kasih juga kepada masyarakat yang sudah membantu terkumpulnya cerita rakyat ini dan cerita-cerita rakyat lainnya.. Tanjungpinang,

Adapun kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kepuasan nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah.Pelayanan dikatakan baik

Content of the tables should be written using CALIBRI 12 with after 6pt and the remarks of tables placed in the bottom with CALIBRI 12, single space and before 6pt..