• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Mutu Mengajar Guru SD Negeri Se- Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe1

Oleh: Rasda Tanggapili2

ABSTRAK RASDA TANGGAPILI, G2G1 13 037, “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Mutu Mengajar Guru SD Negeri se-Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe”. Dibimbing oleh Prof. Dr. La Ode Turi, M.Pd Pembimbing I dan Dr. Abdul Halim Momo, M.Si selaku Pembimbing II. Pada Program Studi Pendidikan IPS Konsentrasi Administrasi Pendidikan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah dengan mutu mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe.

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian survey, dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan alat bantu program SPSS Versi 21. Adapaun subjek penelitian adalah guru dan kepala sekolah. Sampel yang digunakan dalam penelitian inin adalah sebanyak 30 orang yang merupakan guru SD di Kecamatan Uepai. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t pada tingkat atau kepercayaan 0,742 dengan koefisien beta 0,693, dimana thitung = 6,032 dan nilai

probabilitas = 0,000 < 0,05. 2) Budaya sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t pada tingkat atau kepercayaan 0,293 dengan koefisien beta 0,264, dimana thitung = 2,297 dan nilai probabilitas = 0,030 < 0,05. 3) Supervisi

akademik kepala sekolah dan budaya sekolah secara simultan berpengaruh terhadap mutu mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji F diperoleh Fhitung = 36,932, dimana koefisien determinasi R2

= 0,732, dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05.

Kesimpulan dari penelitian ini mengandung makna bahwa peningkatan Supervisi akademik kepala sekolah dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai supervisor dan Budaya sekolah menyebabkan terjadinya perubahan mutu mengajar guru ke arah yang lebih baik lagi. Masing-masing variabel dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu mengajar guru dan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu mengajar guru SD di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe.

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan

1 Hasil Penelitian 2 Mahasiswa Prodi IPS

(2)

Kemajuan-kemajuan dalam kehidupan seperti bidang ekonomi, dan ilmu pengetahuan hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan. Dari proses pendidikan ini diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan nasional yang tercantumdalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 kemudian diterjemahkan ke dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan yang dimaksud pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu mengajar guru untuk menjadi tenaga profesional, agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil. Hal ini sesuai dengan pendapat Tilaar (1999), mengatakan bahwa: “peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya”.

Dari uraian diatas, tidak dipungkiri bahwa dilapangan masih banyak guru yang masih melakukan cara seperti pendapat diatas, dan diakui bahwa banyak faktor penyebabnya sehingga dapat dilihat akibat yang timbul pada peserta didik, sering dijumpai siswa belajar hanya untuk memenuhi kewajiban pula, masuk kelas tanpa persiapan, siswa merasa terkekang, membenci guru karena tidak suka gaya mengajarnya, bolos, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, takut berhadapan dengan mata pelajaran tertentu, merasa tersisihkan karena tidak dihargai pendapatnya, hak merekamerasa dipenjara, terkekang sehingga berdampak pada hilangnya motivasi belajar, suasana belajar menjadi monoton, dan akhirnya kualitas pun menjadi pertanyaan.

Dari permasalahan tersebut, guru mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu mengajar di sekolah karena guru sebagai ujung tombak dilapangan (di kelas) dan bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat terhadap kemajuan dan peningkatan kompetensi siswa, dimana hasilnya akan terlihat dari jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus. dengan demikian tangung jawab

(3)

peningkatan mutu pendidikan di sekolah , selalu dibebankan kepada guru. Demikian halnya, dengan guru-guru di S D Negeri se Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe, dimana masih banyak guru yang belum optimal dalam menjalankan profesinya sebagai guru terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran, seperti : belum memahaminya wawasan atau landasan kependidikan, belum memahami berbagai keadaan peserta didik, belum melakukan pengembangan kurikulum atau silabus, belum sempurnanya membuat perancangan pembelajaran, belum optimal dalam melaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, belum memanfaatkan teknologi pembelajaran, belum optimal dalam melakukan evaluasi hasil belajar, dan belum optimal dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Hal ini mengakibatkan mutu pendidikan belum optimal. Fenomena masih belum optimalnya mutu mengajar guru (proses pembelajaran) di SD Negeri se Kecamatan Uepai diperoleh melalui hasil studi pendahuluan (survei) dan diskusi yang dilakukan oleh penulis terhadap teman sesama guru di Kecamatan Uepai.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang: 1) hubungan Supervisi akademik kepala sekolah dengan mutu mengajar guru; 2) hubungan Budaya sekolah berpengaruh dengan mutu mengajar guru; 3) hubungan Supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah secara bersama-sama dengan mutu mengajar guru.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe yang berjumlah 18 Sekolah Dasar Negeri pada Bulan September 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015. Penelitian ini merupakan penelitian survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (singarimbun,1998:105). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain survey yang bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian. Populasi penelitian ini adalah semua guru SD Negeri se Kecamatan Uepai Kabupan ini Kabupaten Konawe.

Setelah populasi ditetapkan, selanjutnya ditentukan sampel agar dapat dilakukan pengumpulan data. Karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random

Sampling). Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro

Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2007 : 65).

Dengan mengacu pada pendapat di atas, maka jumlah sampel guru penelitian ini, ditetapkan berdasarkan teknik random sampling dari 18 SD Negeri yang ada di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe dengan masing-masing strata.

(4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sekolah Dasar (SD) Negeri diKecamatan Uepai Kabupaten Konawe merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe.Di Kecamatan Uepai Terdiri dari 18 SDN dengan Jumlah guru 164 Orang. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran SD Negeri se-Kabupaten Konawe berpedoman pada kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.

Guru-guru SD Negeri di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe diberi tugas dan tanggung jawab melaksanakan pembelajaran mata pelajaran yang sesuai dengan kompetensinya tujuannya untuk memenuhi jumlah jam mengajar minimal 24 jam perminggu, dalam proses pelaksanaanya bagi guru yang tidak memenuhi jumlah jam pembelajarannya pada sekolah yang masih kekurangan guru.

Guru-guru SD Negeri di Kecamatan Uepai kabupaten Konawe terdiri dari guru tetap dan guru yang telah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Guru Tidak Tetap (GTT) atau lazimnya disebut dengan guru honorer yang penggajiannya bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yakni dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Penelitian ini mengambil responden guru guru SD Negeri di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe sembanyak 18 Sekolah dengan jumlah populasinya 164 orang guru dengan mengambil sampel 62 orang guru.

Hubungan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Mutu Mengajar Guru Di SD Negeri Se-Kecamatan Uepai

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.10 diperoleh koefisien regresi supervisi akademik kepala sekolah sebesar 0,742 (positif). Uji signifikansi koefisien ini dengan t statistik diperoleh thitung sebesar6,032 dan probabilitas kesalahan (p) = 0,000. Karena

nilaip< 0,05, maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan

bahwa secara parsial supervisi akademik kepala sekolahberpengaruh signifikan terhadap mutu mengajar guru. Meningkatnya skor pada supervisi akademik kepala sekolah maka hal ini akan meningkatkan skor mutu mengajar guru dan sebaliknya, turunnya skor pada supervisi akademik kepala sekolah maka hal ini akan menurunkan skor mutu mengajar guru

Dari hasil rata-rata masing-masing subvariabel di atas dapat dilihat bahwa subvariabel hubungan guru dengan supervisor paling tinggi sebesar 23,3% dari skor idealnya berada pada kategori tinggi. Hal ini terjadi karena banyak responden (guru) yang merasa bahwa hubungan organisatoris antara guru dengan kepala sekolah terjalin dengan baik yang ditandai dengan tidak adanya jarak yang jauh antara guru dan kepala sekolah dan kepala sekolah selalu berkomunikasi atau berbincang-bincang dengan guru.

Hubungan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Mengajar Guru di SD Negeri Se Kecamatan Uepai

(5)

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.10 diperoleh koefisien regresi budaya sekolah sebesar 0,293 (positif). Uji signifikansi koefisien ini dengan t statistik diperoleh thitung sebesar2,297 dan probabilitas kesalahan (p) = 0,030. Karena nilai p<

0,05, maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa

secara parsial budaya sekolah berpengaruh signifikan terhadap mutu mengajar guru. Meningkatnya skor pada budaya sekolah maka hal ini akan meningkatkan skor mutu mengajar guru dan sebaliknya, turunnya skor pada budaya sekolah maka hal ini akan menurunkan skor mutu mengajar guru.

Dari hasil rata-rata masing-masing subvariabel di atas dapat dilihat bahwa prosentase dari subvariabel nilai-nilai budaya primer dan subvariabel nilai-nilai budaya sekunder hampir sama, hanya beda 0,60 %. Ini artinya bahwa budaya sekolah di S D Negeri se-Kecamatan Uepai sudah berjalan dengan baik dalam mendukung mutu mengajar guru. Hal tersebut sesuai dengan hasil studi tentang budaya sekolah yang di lansir oleh Zamroni (2003) menemukan bahwa : Kultur yang "sehat" memiliki korelasi yang tinggi terhadap (a) prestasi dan motivasi siswa untuk berprestasi, (b) sikap dan motivasi kerja guru, dan (c) produktivitas dan kepuasan kerja guru. Analisis kultur sekolah sebaiknya dilihat sebagai bagian satu kesatuan sekolah yang utuh. Artinya, budaya sekolah dapat dijelaskan melalui pola nilai-nilai, sikap, pikiran-pikiran, dan perilaku warga sekolah yang tercermin pada (a) motivasi berprestasi, (b) penghargaan yang tinggi terhadap prestasi warga sekolah, (c) pemahaman terhadap tujuan sekolah, (d) visi organisasi yang kuat, (e) partisipasi orang tua siswa, (f) kerjasama yang padu diantara warga sekolah.

Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dengan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Mengajar Guru Di SD Negeri Se-Kecamatan Uepai

Berdasarkan Tabel 4.10, uji signifikansi pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah secara simultan terhadap mutu mengajar guru, dengan F statistik diperoleh Fhitung sebesar 36,932 dan probabilitas tingkat kesalahan (p) =

0,000.Karena probabilitas tingkat kesalahan < 0,05maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha

diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah, secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap mutu mengajar guru.

Ditemukan pula koefisien determinasi (R2) sebesar 0,732 yang berarti bahwa

sekitar 73,2% variasi pada variabel mutu mengajar guru mampu diterangkan oleh kedua variabel supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah secara simultan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 26,8% diterangkan oleh variasi lain di luar model. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

(6)

1. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan mutu mengajar guru di SD Negeri se-Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin baik supervisi akademik kepala sekolah, maka akan semakin baik pula mutu mengajar guru.

2. Budaya sekolah juga merupakan suatu kondisi yang bisa dimanfaatkan untuk memotivasi kerja dan meningkatkan kinerja guru khususnya dalam melakukan proses pembelajaran. Melihat hasil penelitian, tergambar bahwa budaya sekolah di SD Negeri se-Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe berada pada kategori sedang, sehingga untuk mampu meningkatkan mutu mengajar guru perlu adanya upaya peningkatan budaya sekolah. Sebab secara statistika, budaya sekolah berpengaruh terhadap peningkatan mutu mengajar guru.

3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mutu mengajar guru di SD Negeri se-Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe masih berada pada tahap sedang, oleh sebab itu perlu disikapi dengan arif, artinya perlu dicari solusi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu mengajar guru tersebut, hal ini sangat penting karena dengan meningkatnya mutu mengajar guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas sekolah pada khususnya dan kualitas pendidikan pada umumnya. Peningkatan mutu mengajar guru tesebut harus diupayakan dengan cara-cara memperhatikan faktor-faktor yang mampu mempengaruhi mutu mengajar guru tersebut. Berdasarkan penelitian ini, terdapat dua hal yang positif dan signifikan berpengaruh terhadap mutu mengajar guru, yakni supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal untuk dilaksanakan sebagai berikut :

1. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan supervisi akademik kepala sekolah diantaranya perencanaan supervisi yang matang, melakukan organizing yang tepat, mengoptimalkan pelaksanaan

supervisi, serta menindaklanjuti hasil supervise sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru.

2. Untuk bisa meningkatkan mutu mengajar guru, maka seluruh civitas akademika di sekolah harus senantiasa melakukan hal-hal yang baik, diantaranya melakukan kerja sama antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah dan dengan siapa saja, sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk melakukan proses pembelajaran.

3. Kiranya penelitian ini dapat dikembangkan pada aspek lain diluar Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah di dalam rangka lebih mengoptimalkan mutu mengajar guru di masa yang akan datang.

4. Bagi peneliti lain kiranya dapat mengembangkan penelitian ini pada variabel lain yang mempengaruhi mutu mengajar guru di luar supervisi akademik kepala

(7)

sekolah dan budaya sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Riduwan. (2005). Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfa Beta. Tilaar, H, AR. (1999). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional

DalamPerspektif Abad 21, Magelang: Tera Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil kutipan wawancara dengan partisipan didapatkan bahwa orang tua dan mertua partisipan yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif dapat membuat ibu hilang percaya

Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan.Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang

Buku T ematik T erpadu Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Buku T ematik T erpadu

PER.20/MEN/2007 tentang Tindakan Karantina untuk Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina dari Luar Negeri dan dari Suatu Area ke Area Lain di dalam Wilayah

Dengan keberhasilan yang saat ini telah di capai oleh Donita Frozen Food tentu tidak terlepas dari segala upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk dapat terus bertahan

Zinnurain, “Pengembangan Multim edia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Agama Islam Materi Tata Cara Sholat untuk Sekolah Dasar”.. Sekolah sebagai sarana

Penanganan pasca panen padi dengan menggunakan Rice Milling Unit (RMU) memperhatikan kualitas gabah yang akan digiling, sehingga menghasilkan beras bersih, putih,

Nilai koefisien regresi dewan komisaris independen sebesar 0.002, bernilai positif dapat diartikan bahwa setiap penambahan 1 satuan untuk variabel dewan komisaris independen,