• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Gunawan Adisaputro (2006) yang mengungkapkan bahwa : Menurut M. Nafarin (2007:11) mendefinisikan bahwa :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Gunawan Adisaputro (2006) yang mengungkapkan bahwa : Menurut M. Nafarin (2007:11) mendefinisikan bahwa :"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

6 2.1 Anggaran

2.1.1 Pengertian Anggaran

Ada beberapa pengertian tentang anggaran yang pada intinya mengandung makna yang sama hanya cara perlengkapannya yang berbeda, seperti yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi, yaitu sebagai berikut :

Menurut Gunawan Adisaputro (2006) yang mengungkapkan bahwa : “Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.

Menurut M. Nafarin (2007:11) mendefinisikan bahwa :

“Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan usaha organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.

Menurut Ari Purwanti (2008:1) mengungkapkan bahwa :

“Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan perusahaan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi dan pada umumnya disusun secara tertulis”.

Sedangkan menurut Abdul Hafiz Tanjung (2012:89) :

“Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk suatu periode”.

(2)

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi tersebut dapat diketahui bahwa anggaran mempunyai inti sebagai berikut :

1. Anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.

2. Anggaran harus bersifat sistematis, artinya bahwa anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan fakta.

3. Anggaran meliputi kegiatan perusahaan yang berlaku untuk jangka waktu atau periode tertentu.

2.1.2 Jenis-Jenis Anggaran

Jenis-Jenis anggaran dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang berikut ini :

Menurut M. Nafarin (2007:31) jenis-jenis anggaran sebagai berikut : 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda, anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.

b. Anggaran Tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu, anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periode ini satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran Kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.

3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Jangka Pendek adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama satu tahun.

(3)

b. Anggaran Jangka Panjang adalah anggaran yang dibuat lebih dari satu tahun anggaran.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Keuangan adalah untuk menyusun anggaran neraca yang terdiri dari : 1. Anggaran Kas 2. Anggaran Piutang 3. Anggaran Persediaan 4. Anggaran Utang 5. Anggaran Neraca

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran Komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran Partial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap yang hanya bagian tertentu saja.

6. Menurut Fungsinya, anggaran terdiri dari :

a. Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

b. Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. Menurut Gunawan Adisaputro (2006:7) mengungkapkan jenis-jenis anggaran sebagai berikut :

1. Anggaran Komprehensif adalah jenis anggaran yang menyusun dengan ruang lingkup yang menyeluruh, mencakup seluruh aktivitas perusahaan dibidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan tertib administrasi.

(4)

3. Anggaran Fixed adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost dan expense.

4. Anggaran Kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang sudah dibuat.

5. Anggaran dimensi waktu adalah anggaran yang terdiri dari :

a. Anggaran Jangka Pendek adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama satu tahun.

b. Anggaran Jangka Panjang adalah anggaran yang dibuat lebih dari satu tahun anggaran.

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran

Adapun tujuan-tujuan dan manfaat anggaran yang dikemukakan para ahli ekonomi sebagai berikut :

Menurut M. Nafarin (2007:19) tujuan dan manfaat anggaran adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penyusunan Anggaran

Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain :

a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dalam penggunaan dana.

b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat

mencapai hasil yang maksimal.

e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

(5)

Anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain :

a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

pegawai.

c. Dapat memotivasi pegawai.

d. Dapat menimbulkan tanggung jawab tertentu yang kurang perlu. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat

dimanfaatkan ssefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi manajer.

Menurut Gunawan Adisaputro (2006:45) mengungkapkan bahwa tujuan dan manfaat anggaran adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penyusunan Anggaran Tujuan umum :

a. Economis Financial, berupa peranan yang diinginkan oleh perusahaan sebagai lembaga yang bergerak di bidang ekonomi. Financial, berupa mencari keuntungan sebagai persyaratan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

b. Konsumen, bahwa produk yang dihasilkan harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen, memelihara hubungan baik dengan konsumen.

c. Pemilik modal, menjalin hubungan yang baik dengan kaum pemilik modal agar tetap setia memberikan modalnya.

Tujuan khusus : a. Produk

Misalnya perusahaan ingin dikenal sebagai produsen produk-produk bermutu.

b. Luas daerah pemasaran yang ingin dicapai, nasional atau regionl. c. Market share yang ingin dimiliki.

(6)

d. Return on invesment tertentu. 2. Manfaat Penyusunan Anggaran

a. Sebagai alat perencanaan dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

b. Sebagai alat pengawasan untuk menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

2.1.4 Kegunaan Anggaran

Kegunaan anggaran dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang berikut ini :

Menurut M. Munandar (2007:10) mengemukakan bahwa anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok tertentu :

Kegunaan anggaran antara lain : 1. Sebagai pedoman kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan.

3. Sebagai alat pengawasan kerja

Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang terutang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja.

(7)

Menurut Gunawan Adisaputro (2006:50) mengemukakan bahwa anggaran mempunyai kegunaan sebagai berikut :

Kegunaan anggaran antara lain : 1. Dalam bidang perencanaan

a. Membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. b. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.

c. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.

d. Membantu menyokong tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.

2. Dalam bidang koordinasi

a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang

menguntungkan, dalam arti seimbang dengana program-program perusahaan.

d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. 3. Dalam bidang pengawasan

a. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran perusahaan.

b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan pada perusahaan.

2.1.5 SILPA/SIKPA

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan No.02 tahun 2005 tentang Laporan Realisasi anggaran mengemukakan bahwa Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (Silpa/Sikpa) adalah :

a. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu tahun periode pelaporan.

(8)

b. Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu tahun periode pelaporan dicatat dalam pos SILPA/SIKPA.

Defisit APBD dapat ditutup dari sumber-sumber penerimaan pembiayaan yang meliputi :

1. sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) daerah tahun sebelumnya; 2. pencairan dana cadangan

3. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 4. penerimaan pinjaman

5. penerimaan kembali pemberian pinjaman

Menurut Abdullah dan Halim (2006) mengungkapkan tentang perbadaan SILPA dengan SiLPA adalah sebagai berikut :

Sisa anggaran adalah dana milik pemda yang belum terpakai selama satu tahun anggaran atau masih tersisa pada akhir tahun anggaran. Dalam konsep anggaran berbasis kas, sisa anggaran sama dengan jumlah uang atau kas Pemda yang belum terpakai. Ada dua bentuk sisa anggaran, yakni SiLPA dan SILPA. SiLPA ada sisa anggaran tahun lalu yang ada dalam APBD tahun anggaran berjalan/berkenaan. SiLPA merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari sisa kas tahun anggaran sebelumnya. sebagai contoh, SiLPA di dalam APBD 2012 adalah SILPA tahun anggaran 2011. Sedangkan SILPA dalam APBD 2012 adalah “rencana” sisa anggaran pada akhir tahun 2012, yang akan menjadi definitif ketika Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah ditetapkan.

Di beberapa daerah dibuat kebijakan (misalnya di Provinsi Jawa Tengah) bahwa SILPA dalam APBD di Pemda kabupaten dan kota diharuskan bernilai 0 (nol) atau nihil (tanpa nilai rupiah). Artinya, tidak direncanakan terjadi selisih antara jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran daerah. Hal ini dimaknai sebagai anggaran berimbang (balanced budget). Pada prinsipnya, kebijakan ini untuk mendorong Pemda kabupaten/kota untuk lebih bertanggungjawab terhadap penggunaan uang publik, sehingga sejalan dengan konsep value for money, yang mencakup ekonomi, efisiensi, dan efektifitas.

(9)

2.1.6 Perhitungan SILPA

 PENDAPATAN Rp. xxxxx

 BELANJA Rp. xxxxx

- Belanja Tidak Langsung Rp. xxxx

- Belanja Langsung Rp. xxxx (-) Surplus/Defisit Rp. xxxxx  PEMBIAYAAN Rp. xxxxx - Penerimaan Rp. xxxx - Pengeluaran Rp. xxxx (-) Pembiayaan Netto Rp. xxxxx (-)

SILPA Tahun Berjalan Rp. xxxxx

2.2 Guru

2.2.1 Pengertian Guru

Menurut UU No. 14 Tahun 2009 (1) mengungkapkan bahwa :

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengavaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menegah”.

Sedangkan menurut Momon Sudarman (2013:103) :

“Guru adalah suatu komponen yang ada dalam lembaga pendidikan, baik itu madrasah. Kehadiran guru menjadi sangat penting dan memiliki posisi terdepan dalam suksesnya pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas pelayanan dan pencapaian tujuan pendidikan”. Dari beberapa pendapat para ahli dan UU No.14 diatas menyimpulkan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus dalam bidang pendidikan khususnya mendidik dan mengajarkan hal-hal yang positif kepada para siswa dan siswinya.

(10)

2.2.2 Hak dan Kewajiban Guru

Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang ditulis kembali oleh Masnur Muslich (2007:49) dinyatakan secara tegas bahwa hak dan kewajiban guru meliputi :

a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi.

(11)

2.3 Tunjangan

2.3.1 Pengertian Tunjangan

Tunjangan adalah penghasilan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil di luar gaji pokok.

Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 128)

“Tunjangan dapat diartikan sebagai tambahan pendapatan di luar gaji sebagai bantuan, yang ditunjangkan, ataupun sokongan. Tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri pada umumnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, dan tunjangan yang diberikan kepada golongan Pegawai Negeri tertentu ditetapkan oleh Presiden”.

Menurut Arif Rohman (2009 : 80) menjelaskan bahwa :

“Tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Bab IV, pasal 15 sampai dengan pasal 20 Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil tahun 1977, yang pedoman pelaksanaannya ditetapkan dengan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara No 02/SE/1977, tanggal 7 Maret 1977”.

1. Adapun tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri adalah : a. Tunjangan Keluarga.

b. Tunjangan Jabatan. c. Tunjangan pangan. 2. Tunjangan keluarga berupa :

a. Tunjangan isteri/suami, sebesar 5% dari gaji pokok jika suami dan isteri sama-sama Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang gajinya lebih tinggi.

b. Tunjangan anak, dengan ketentuan :

1. Anak kandung/anak angkat tersebut belum mempunyai penghasilan dan belum kawin.

2. Usia setinggi-tingginya 25 tahun. 3. Besarnya tunjangan 2%.

4. Sebanyak-banyaknya yang diberi tunjangan adalah 3 anak. 3. Tunjangan jabatan terdiri dari :

(12)

a. Tunjangan jabatan struktural, yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural tertentu.

b. Tunjangan jabatan fungsional, yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu.

4. Tunjangan pangan, berupa beras.

Bukan hanya Tunjangan pangan berupa beras akan tetapi satuan-satuan organisasi Pemerintah telah mengatur satuan organisasinya masing-masing untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawainya. Mekanisme pengaturan tersebut satu sama lain berbeda, akan tetapi tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan lingkungannya.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 Tahun 2009 pada BAB I Pasal 1 :

“Tunjangan khusus adalah Tunjangan yang diberikan kepada guru dan dosen yang ditugaskan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sebagai kompensasi atau kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan tugas di daerah khusus”.

Menurut Peraturan Menteri pada No.17 Tahun 2016 (1) :

“Tunjangan Profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya”.

Dari Peraturan Pemerintah dapat disimpulkan bahwa tunjangan merupakan suatu pembayaran keuangan yang diberikan secara tidak langsung kepada para pegawai untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan meningkatkan produktivitas para pegawai agar tetap bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.

2.3.2 Tunjangan Profesi Guru

Pengakuan kedudukan guru sebagai pendidik profesional setidaknya dapat dibuktikan secara objektif. Tuntutan profesionalitas guru harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan hak guru atas kesejahteraan atau penghasilan yang layak, Salah satu hak guru yang dimaksud adalah hak atas tunjangan profesi guru, Salah

(13)

satu bentuk peningkatan kesejahteraan guru adalah berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya.

1. Tunjangan Profesi Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) a. Pengertian Tunjangan Profesi Guru

Adapun Pengertian Tunjangan Profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya. Guru dimaksud adalah guru PNS dan guru bukan PNS yang diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah atau yayasan / masyarakat penyelenggara pendidikan baik yang mengajar di sekolah negeri maupun sekolah swasta. Tunjangan Profesi dibayarkan paling banyak 12 bulan dalam satu tahun berdasarkan prinsip prestasi.

Tunjangan Profesi bagi guru PNS Daerah adalah tunjangan yang diberikan kepada guru PNS yang mengajar di Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan guru PNS yang diangkat dalam jabatan pengawas.

Tujangan Profesi bagi guru meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Ruang Lingkup

Ruang lingkup petunjuk pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah melalui mekanisme transfer ke daerah meliputi :

a. Mekanisme pengusulan dan pembayaran tunjangan profesi. b. Persyaratan guru penerima tunjangan profesi.

c. Mutasi pembayaran tunjangan profesi. d. Penghentian pembayaran tunjangan profesi. e. Pembatalan pembayaran tunjangan profesi. f. Pengendalian pembayaran tunjangan profesi. g. Mekanisme pengawasan dan pelaporan. h. Sanksi atas pelanggaran ketentuan

(14)

b. Sasaran

Adapun sasaran ataupun tujuan petunjuk teknis pengurusan tunjangan profesi guru ini disusun sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan terutama :

a. Kementerian Pendidikan Nasional. b. Kementerian Keuangan.

c. Badan Kepegawaian Daerah.

d. Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten atau Kota.

e. Dinas Pendapatan dan Aset Daerah pada Provinsi, Kabupaten atau Kota.

f. Badan Pengawas Keuangan.

g. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. h. Badan Pengawas Daerah atau Inspektorat Daerah. i. Satuan Pendidikan.

j. Guru

b. Besaran

Tunjangan Profesi bagi guru PNS Daerah adalah setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok per bulan dipotong pajak penghasilan Pasal 21 dengan tarif 15 % bersifat final sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang - Undangan di bidang perpajakan.

c. Sumber Dana

Anggaran Tunjangan Profesi bagi guru PNS Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditransfer ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui mekanisme Transfer ke Daerah. Pada tahun 2007 tunjangan profesi telah disalurkan dari pusat langsung ke rekening masing-masing guru penerima. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009, tunjangan profesi disalurkan melalui dana dekonsentrasi di masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi. Mulai tahun 2010 tunjangan profesi bagi sebagian guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dibayarkan melalui mekanisme transfer ke daerah di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota masing-masing. Sedangkan tunjangan

(15)

profesi guru bukan PNS dan sebagian guru PNS masih tetap disalurkan melalui dana dekonsentrasi di Dinas Pendidikan Provinsi masing-masing. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 2 mengamanatkan bahwa :

“Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Sebagai pendidik profesional diwajibkan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Dalam Undang-Undang Pasal 14 ayat (2) disebutkan bahwa guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memuhi persyaratan lainnya berhak mendapatkan tunjangan profesi guru yang besarnya setara satu kali gaji pokok, dan dalam ayat (3) menyatakan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pasal 17 menjelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sektor pendidikan di antaranya adalah biaya personalia satuan pendidikan, baik disebutkan bahwa salah satu biaya personalia satuan pendidikan adalah tunjangan profesi, Pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi bagi Guru PNS harus memperhatikan data kepegawaian guru yang bersangkutan karena terkait dengan perubahan besaran gaji pokok dan status kepegawaiannya.

Pemerintah mengambil kebijakan mulai tahun 2010, bahwa anggaran tunjangan profesi bagi guru PNS dibebankan pada dana APBD Kabupaten atau Kota yang bersumber dari dana transfer pusat ke daerah. Untuk kelancaran pembayaran tunjangan profesi bagi guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan, Teknis pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah melalui mekanisme transfer ke daerah.

(16)

2.3.3 Kriteria Penerima Tunjangan Profesi

Kriteria penerima tunjangan profesi melalui DIPA Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar tahun anggaran 2016 :

a. Guru Tetap Bukan PNS yang diangkat oleh Kepala Daerah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan oleh Bupati/Walikota/Gubernur yang masih berlaku dan pembiayaan gajinya dibebankan pada APBD.

b. Guru Tetap Yayasan yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan oleh Ketua Yayasan, dan mengajar pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali guru pendidikan agama.

c. Guru PNS jenjang pendidikan dasar di bawah binaan provinsi.

d. Pengawas satuan pendidikan dan pengawas mata pelajaran jenjang pendidikan dasar di bawah binaan provinsi.

e. Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu Nomor Registrasi Guru (NRG) yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Setiap guru hanya memiliki satu NRG walaupun guru yang bersangkutan memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik.

f. Memiliki Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan.

g. Beban kerja guru adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu untuk mata pelajaran yang diampaui sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya.

h. Belum pensiun.

i. Tidak beralih status dari guru atau pengawas sekolah.

(17)

2.3.4 Ketentuan Pembayaran

Ketentuan tentang pembayaran tujangan profesi pada tahun 2016 bagi guru PNS atau guru bukan PNS yang sudah disetarakan (inpassing) adalah sebagai berikut :

a. Besaran tunjangan profesi pada tahun 2016 dibayarkan menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2015 dan untuk kenaikan gaji berkala berdasarkan usulan dari Dinas Pendidikan Provinsi / Kabupaten / Kota pada akhir tahun 2015.

b. Apabila terbit Peraturan Pemerintah tentang kenaikan gaji PNS yang terbaru pada tahun 2016, kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil akibat Peraturan Pemerintah tersebut mulai diberlakukan dan dibayarkan sesuai dengan berlakunya Peraturan Pemerintah yang dimaksud.

c. Bagi Guru PNS, besaran tunjangan profesi akibat kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat yang terbit pada tahun berjalan, besaran tunjangan profesi akibat kenaikan dimaksud mulai diberlakukan pada tahun berikutnya setelah diverifikasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi / Kabupaten / Kota sesuai kewenangannya.

Ketentuan tentang pembayaran tunjangan profesi pada tahun 2016 bagi guru bukan PNS yang dalam proses pelaporan SK Pemberian Kesetaraan adalah sebagai berikut :

a. SK (Inspassing) baik yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Permendiknas Nomor 47 tahun 2007 tentang Inspassing, tunjangan profesinya dapat dibayarkan setelah melaporkan SK tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi / Kabupaten / Kota sesuai kewenangannya untuk diusulkan ke Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar dan mulai diperhitungkan selisihnya pada tahun berikutnya.

b. SK Pemberian Kesetaraan Jabatan dan Pangkat yang terbit berdasarkan Permendikbud Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pemberian Kesetaraan Jabatan dan Pangkat Bagi Guru bukan PNS, maka penyesuaian tunjangan profesinya akan diberlakukan pada Januari tahun berikutnya.

(18)

2.4 Realisasi Anggaran 2.4.1 Pengertian Realisasi

Menurut Dedi Nordiawan (2010:115) menyatakan bahwa :

“Realisasi adalah Proses yang harus diwujudkan untuk menjadi kenyataan dan pelaksanaan yang nyata agar realisasi dapat sesuai dengan harapan yang diinginkan”.

2.4.2 Pengertian Realisasi Anggaran

Menurut Ritzman dalam buku karangan Indra Bastian (2010:56) : “Realisasi Anggaran dikenal dengan istilah operational management, istilah tersebut dapat diartikan sebagai proses yang memungkinkan organisasi publik mencapai tujuannya melalui penambahan dan penggunaan sumber daya yang efisien”.

2.4.3 Laporan Realisasi Anggaran

Menurut Rudianto (2009:19) mendefinisikan bahwa :

“Laporan realisasi anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam satu periode dan sumber pendapatan yang diusulkan untuk membiayai belanja tersebut”.

Menurut Dedi Nordiawan (2010;122) mengungkapkan bahwa :

“Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah (pusat atau daerah) dalam satu periode pelaporan”.

(19)

2.4.4 Stuktur Laporan Realisasi Anggaran

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang disajikan berdasarkan PSAP No. 02 tentang Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi yang masing-masing diperbandingkan dengan angaarannya dalam satu periode.

Dalam laporan realisasi anggaran harus diidentifikasi dengan jelas. Stuktur laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi antara lain :

a. Pendapatan

1. Pendapatan (Basis Kas) adalah penerimaan oleh bendahara umum negara / bendahara umum daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

2. Pendapatan (Basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

b. Belanja

1. Belanja (Basis Kas) adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum negara / bendahara umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayaran kembali oleh pemerintah.

2. Belanja (Basis Akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

c. Transfer

Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan kepada entitas lain, termask dana bagi hasil.

d. Surplus atau Defisit

Surplus atau Defisit adalah selisih lebih atau kurang antara pendapatan dan belanja selama satu tahun periode pelaporan.

(20)

e. Pembiayaan (Financing)

Pembiayaan (Financing) adalah stiap penerimaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Bupati

Input login admin merupakan rancangan input yang digunakan untuk masuk kedalam sistem informasi seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar III.15 Desain Input Data

Motor diesel adalah salah satu jenis mesin dengan menggunakan pembakaran dalam atau mesin pemicu kompresi dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi dari udara yang

Seringnya para remaja mengunjungi dan bermain di arena hiburan Timezone menjadi bagian dari lifestyle (gaya hidup) para remaja di Surakarta. Gaya hidup adalah istilah

Seluruh keluarga besar Universitas Bakrie serta pihak Yayasan Universitas Bakrie yang telah mendukung dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan

bahwa untuk menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan untuk mendukung kegiatan penyelenggaraan pendidikan, maka Pemerintah

Dari hasil pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan bahwa Bank Syariah Mandiri mampu mengimplementasikan kode QR sebagai alat pembayaran dan sebagai alat penarikan

Bertitik tolak pada permasalahan dan tujuan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ini, yaitu : analisis kemitraan dibatasi hanya pada hubungan kemitraan