• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TEND AS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TEND AS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun O leh:

DWI FAIK ASTUTIK

NIM : 111 06 070

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Faik Astutik

NIM : 11106070

Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 29 Juli 2010

Yangnrenyat

(3)

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Dwi Faik Astutik

NIM : 11106 070

Jurusan : Tarbiyah

Judul : PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA

TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA

TENDAS KECAMATAN TAYU KABUPATEN

PATITAHUN 2010

Telah kami setujui untuk di munaqosahkan.

Salatiga, 29 Juli 2010

Pembimbing

Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.Si

NIP. 19660814 199103 3 003

(4)

KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721

Website : wAvw.stainsalatiea.ac.id 6-mail: administrasi(d>stainsalalma.ac.id

P E N G E S A H A N KELULUSAN

Skripsi Saudari : Dwi Faik Astutik dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11106070

yang berjudul : "Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian

Anak di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati", Telah

dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) pada Selasa, 31 Agustus 2010 M dan

bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H, telah diterima sebagai bagian

dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Salatiga,

21 Ramadhan 1431 H

31 Agustus 2010 M

Panitia Ujian

Sekretaris Sidang c

S f lP . 19720531

Dra. Hi. Lilik Srivanti, M.Si NIP. 19660814 199103 3 003

(5)

Jangan putus asa

Jangan 6ersedih dan jangan khawatir

A d a matahari yang akan menyi6akmendung kehidupanmu... A d a usapan (em6utyang menyeka air mata kehidupanmu A d a kekuatan yang akan mengangkatmu ketempat yang muRa A d L A J f sungguh sangat mencintai kita

PERSEMBAHAN

Untuk orang tua (ayahanda masyhudi dan ibunda siti asiyah)

tercinta yang dengan seluruh pengorbanan telah mengukir segala

asa, cita dan harapan.

Kakak dan Adikku tersayang (Didik dan Fidaus) yang selalu

memberiku kekuatan untuk selalu bertahan.

Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh

perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.

Mbak Iluz yang begitu sangat aku sayangi dan begitu telatennya

memberikan pengarahan dan semangat pada penulis.

Bapak Rozi selaku Kepala Desa Tendas, Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati yang telah memberikan ijin dan membantu

menyelesaikan skripsi ini.

Calon pendamping hidupku yang kelak menjadi pemimpin yang

bijaksana.

Teman-teman kost Fatimah, Dayah, Watik, Tini, Mbak Evi yang

selalu memberikan inspirasi yang besar bagi penulis.

Mas A. Rohadi yang selalu memberikan semangat pada penulis.

Hida yang selama ini banyak membantu penulis untuk beijuang

(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan

junjungan nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan

kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah “Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak Di

Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Tahun 2010".

Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang

telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN

2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN

Salatiga.

3. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si, selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan

sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam

membimbing penyelesaian penilisan skripsi ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

(7)

6. Bapak dan ibuku (siti aisiyah dan masyhudi) tercinta yang selalu memberikan

dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan

berdoa demi tercapainya cita-cita.

7. Seluruh sahabat-sahabat yang selalu memberikan dorongan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta

pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan

bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama Islam.

Amin - aminyarobbal 'alamin

Salatiga, 29 Juli 2010

Penulis

Dwi Faik Astutik

(8)

ABSTRAK

Astutik, Dwi Faik. 111 06 070. Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati tahun 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Progdi Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si.

Kata kunci: kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Pengalian data mengunakan metode angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 45 responden, menggunakan teknik

random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data kedisiplinan orang tua dan data kepribadian anak.

Disimpulkan hasil angket bahwa kedisiplinan orang tua dalam kategori tinggi memperoleh nilai 80% dari 45 responden. Sedangkan untuk kepribadian anak memperoleh kategori tinggi mencapai nilai 66,67%, berada pada interval 27-30. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak.

Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabei- Dengan jumlah subyek 45 responden dengan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 1% = 0,380, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi r0 = 0,414 > 0,380. Maka hipotesis keija (Ha) yang berbunyi "ada pengaruh yang sangat signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap keparibadian anak" hipotesis yang penulis ajukan diterima.

(9)

HALAMANJUDUL... i

HALAMAN DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Hipotesa Penelitian... 4

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional... 5

G. Metodologi Penelitan... 8

1. Variabel Penelitian... 8

2. Populasi ... 9

3. Sampel... 9

4. Metode Pengumpulan Data... 10

(10)

5. Analisis Data 11

H. Sistematika Penulisan... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan... 14

1. Pengertian Kedisiplinan... 14

2. Jenis-jenis Kedisiplinan... 18

3. Fungsi Kedisiplinan... 22

4. Tujuan Kediplinan... 23

5. Unsur-unsur Kedisiplinan... 24

B. Kepribadian... 24

1. Pengertian Kepribadian... 24

2. Konsep Diri dan Bentuk Kepribadian... 26

3. Perkembangan Kepribadian... 29

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian... 33

C. Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak... 42

BAB III HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek Penelitian... 44

1. Situasi dan Kondisi Biografis... ... 44

2. Keadaan Umum Desa... 44

3. Keadaan dan Jumlah Penduduk... 45

4. Struktur Pemerintahan... 47

5. Keadaan Sosial Keagamaan... 48

(11)

B. Penyajian D ata... 51

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Data... 56

B. Analisis Lanjutan... 70

C. Interpretasi Data... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 74

B. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Umur Warga Tendas Periode

2010... 45

Tabel 2 Pengurus Rukun Tetangga Masa Bhakti Tahun 2008-2013... 48

Tabel 3 Penduduk Berdasarkan Agama Periode 2010... 48

Tabel 4 Sarana Peribadatan Periode 2010... 49

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Periode 2010... 49

Tabel 6 Jumlah Sarana Pendidikan Periode 2010... 50

T abel 7 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Periode 2010.. 50

Tabel 8 Daftar Responden... 51

Tabel 9 Jawaban Angket Variabel Kedisiplinan Orang T ua... 52

Tabel 10 Jawaban Angket Variabel Kepribadian A nak... 54

Tabel 11 Skor Angket Kedisiplinan Orang Tua... 57

T abel 12 Data Nilai Kedisiplinan Orang Tua... 58

Tabel 13 Interval Skor Kedisiplinan Orang Tua... 60

Tabel 14 Skor Nominasi Kedisiplinan Orang T ua... 61

Tabel 15 Frekuensi Kedisiplinan Orang Tua Desa Tendas Kecamatan T ayu Kabupaten Pati... 63

Tabel 16 Skor Angket Kepribadian Anak... 63

Tabel 17 Data Nilai Kepribadian Anak... 65

Tabel 18 Interval Skor Kepribadian Anak... 67

Tabel 19 Skor Nominasi Kepribadian Anak... 67

Tabel 20 Frekuensi Kepribadian Anak Desa Tendas Kecamatan T ayu Kabupaten Pati... 69

Tabel 21 Persiapan untuk Mencari Korelasi antara Kedisilpinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak... 70

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor sosial yang ikut menentukan kepribadian anak

adalah faktor keluarga. Dalam keluarga teijadi interaksi yang sangat erat

antara anak dan orang tua. Melalui sikap dan perilaku orang tua dalam

berinteraksi dengan anaknya dapat dilihat dengan cara orang tua memberikan

kasih sayang, penghargaan, penerimaan, dan cara orang tua dalam

memberikan kedisiplinan yang telah yang telah diberlakukan.

Orang tua merupakan pusat kehidupan rohani dan sebagai penyebab

perkenalan anak dengan alam luar dan pemikiran dikemudian hari sangat

terpengaruh oleh sikap orang tua dipermulaan hidupnya (Daradjad, 1984:38).

Dalam hal ini orang tua menempatkan peranan yang sangat penting demi

kelancaran dan kesuksesan anak yang berjalan sesuai dengan

perkembangannya karena orang tua merupakan tokoh utama dalam kehidupan

anak seperti dalam hadist sohih muslim bukhori dikatakan :

N N

aAJI (_)y * # j (JlS <dl 4SS- Ail! ^

. . . j olJjli ,iJ& JlJl wUjJJ Sj\JJ»

Artinya .Hadist riwayat Abu Hurairah ra. Rosulullah SAW bersabda, “setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi seorang yahudi, seorang nasrani, ataupun seorang majusi”. (Al-Mundziri, 2002:1068).

(14)

2

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat

ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial (Kartono, 1985:9). Dari

interakasi dengan lingkungan pertama itu individu memperoleh unsur-unsur

dan ciri-ciri dasar dari pada kepribadiannya. Dari situ akhlak, nilai-nilai,

kebiasaan, dan emosi, kedisiplinannya menjadi kenyataan yang hidup dan

tingkah laku yang tampak.

Kedisiplinan harus ditanamkan pada anak mulai dari kecil. Anak harus

di didik mengenal hak-hak orang lain dalam sosial. Anak harus dilatih dapat

mengenal diri. Hal semacam itu termasuk pembentukan kebiasaan tingkah

laku seseorang yang membantu anak menempatkan diri di tengah-tengah

masyarakat. Disiplin dianggap perlu untuk perkembangan anak, tetapi

pandangan tentang disiplin yang baik telah mengalami banyak perubahan,

selanjutnya banyak orang tua tidak mau cukup berusaha untuk menanamkan

disiplin, karena dikhawatirkan akan menyebabkan rasa benci yang akan

membuat hubungan orang tua dengan anak menjadi tidak menyenangkan.

Orang cenderung mengacu ke dalam konsep disiplin yang bertentangan

dengan memakai istilah negatif dan positif. Konsep negatif, disiplin berarti

pengendalian dengan kekuasaan luar yang biasanya diterapkan secara

sembarangan. Itu merupakan bentuk pengekangan melalui cara yang tidak di

sukai dan menyakitkan. Konsep positif dari disiplin ialah sama dengan

pendidikan dan bimbingan karena menerapkan penekanan di dalam disiplin

diri dan pengendalian diri. Hal ini kemudian akan melahirkan motivasi

(15)

individu sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan (Hurlock,

1993:82).

Seorang anak akan berperilaku kurang baik ketika orang tua salah

dalam mendidiknya, mengasuhnya, dan dalam menerapkan kedisiplianan

yang ada. Namun akan kelihatan berbeda ketika orang tua membesarakan

anak-anaknya dengan didikan demokrasi, memberikan kebebasan kepada

anak tetapi tetap menggunakan pantauan orang tua. Sikap orang tua yang

demikian akan mempengaruhi psikologi anak terutama pada perkembangan,

tingkah laku dan kepribadian.

Seorang anak akan mempunyai kepribadian yang baik jika orang tua

menerapkan sikap disiplin pada diri anak sesuai dengan batasan-batasan yang

di sesuaikan dengan pribadi anak. Mengajarkan tanggung jawab dan arti

sebuah amanat yang diberikan. Dengan permasalahan-permasalahan maka

sebagai perwujudan yaitu penulis mengambil ju d u l: Pengaruh Kedisiplinan

Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak Pada Masyarakat Desa Tendas

Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Tahun 2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas perlu dibuat

suatu rumusan permasalahan yang akan menuntun langkah-langkah penelitian

berikutnya. Adapun rumusan permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kedisiplinan orang tua desa Tendas Kecamatan Tayu

(16)

4

2. Bagaimana kepribadian anak desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten

Pati?

3. Adakah pengaruh antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak

di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati?

C. Tujuan Penelitian

Beberapa hal yang ingin penyusun capai dalam penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kedisiplinan orang tua desa Tendas Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati.

2. Untuk mengetahui kepribadian anak desa Tendas Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara kedisiplinan orang tua terhadap

kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti

bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban

tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji

kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan

kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan

(17)

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

- Untuk hipotesa nol (ho): “tidak ada pengaruh positif antara kedisiplinan

orang tua terhadap kepribadaian anak”.

- Untuk hipotesa keija (ha): “Ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang

tua terhadap kepribadian anak”.

£ . Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Memberikan sumbangan pengetahuan bagaimana cara mendidik anak

yang sesuai dengan pribadi dan ketentuan-ketentuan dalam syariat

islam.

b. Memberikan wawasan atas pemahaman mengenai cara kedisiplinan

orang tua yang disesuaikan dengan psikologi anak.

2. Manfaat Praktis

a. Tulisan ini menjadi sebuah wacana atau motivasi bagi orang tua yang

menerapkan sikap disiplin demi mendapatkan pribadi yang baik pada

diri anak.

b. Tulisan ini menjadi sumbangan pemikiran alternatif bagi orang tua

untuk memperoleh pribadi anak dengan memberikan contoh disiplin

yang b a ik .

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesimpang siuran arti istilah di dalam judul di atas

(18)

6

harapan agar dapat memperlancar pembaca dalam memahami judul skripsi ini,

adapun istilah-istilah yang penulis jelaskan adalah:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah suatu daya yang timbul dari sesuatu (manusia

binatang atau benda lain dan sebagainya), yang bisa menguasai individu

atau berkekuatan terhadap sesuatunya sehingga teijadi tujuan timbal balik

(Poerwadarminta, 2006:261).

2. Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin, arti yang meluas yaitu

disiplin mendidik, menuntut, mengarahakan anak dalam hidupnya dan

dalam masa pertumbuhan dan perkembangan (Schaefer, 1989 : 11).

Jadi kedisiplinan adalah cara orang tua menerapkan tata tertib

dalam keluarga sehingga menimbulkan proses peniruan pada anak. Cara

ini dilakukan dengan memberikan bantuan kepada anak bagaimana harus

bertingkah laku dilingkungan masyarakat, memberikan petunjuk dan

batasan tingkah laku, membatasi dan melarang hal-hal tertentu, bukan

semata-mata karena larangan, tetapi untuk mencapai tujuan yang di

inginkan.

3. Kepribadian Anak

Kepribadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-

sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik

lainnya yang selalu menampakkan dirinya dalam kehidupan seseorang

(19)

Orang tua yang bersifat kaku dan yang memberikan kebebasan

penuh akan mendorong anak untuk berperilaku agresif. Sedangkan orang

tua yang bersikap demokratis akan menjadi pendorong terhadap

perkembangan anak ke arah yang lebih positif. Jadi keluarga mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap anak untuk berperilaku agresif atau

tidak.

Cara menumbuhkan kepribadian anak harus dilakukan secara

intensif untuk membentuk suatu tingkah laku, sifat-sifat, ataupun

kebiasaan sehingga melahirkan pribadi yang luhur. Kepribadian akan

tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai anak

menjadi dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani

manusia berlangsung dari bayi hingga ia remaja, terutama kanak-kanak.

Sehingga orang tua dapat menanamkan tentang arti perintah dan larangan

pada masa tersebut.

Sedangkan yang penulis maksud dengan kepribadian anak adalah

suatu bagian yang menjadi ciri khas pada diri anak yang mencakup

tentang keseluruhan aktifitasnya yang nampak dalam kehidupan yang di

tempuh melalui proses pendidikan dalam keluarga.

Dari batasan-batasan tersebut diatas, maka penulis menegaskan

bahwa yang dimaksud pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap

kepribadian anak adalah sikap disiplin orang tua dalam menanamkan

segala kebiasaan yang dilakukan oleh anak dengan melakukan

(20)

g

larangan yang akan membawa pengaruh pada diri anak sehingga

melahirkan pribadi yang nampak dalam kehidupan.

G. Metodologi Penelitan

Untuk membantu dalam penulisan skripsi

beberapa metode untuk dijadikan landasan dalam

dibutuhkan yakni:

1. Variabel Penelitian

a. Kedisiplinan orang tua

1) Kedisiplinan yang otoriter

Dengan indikator:

a) Menerapkan jadwal sehari-hari secara ketat

b) Memaksa anak untuk mematuhi peraturan

c) Pengekangan terhadap anak

d) Memberi sangsi yang tegas terhadap kesalahan anak

e) Tidak ada penghargaan atau pujian

2) Kedisiplinan yang lemah

Dengan indikator:

a) Tidak ada jadwal di dalam rumah

b) Orang tua tidak memberlakukan tata tertib

c) Memberikan kebebasan penuh terhadap anak

d) Orang tua tidak pernah memberi peringatan

e) Tidak pernah ada hukuman maupun penghargaan

ini, penulis mengambil

(21)

3) Kedisiplinan yang demokratis

Dengan indikator:

a) Membicarakan jadwal harian

b) Aturan dibuat berdasarkan persetujuan bersama

c) Pengarahan terhadap anak

d) Melatih anak memiliki rasa tanggung jawab

e) Lebih banyak memberikan penghargaan atau pujian

b. Kepribadian anak

1) Kemampuan bersosialisasi

2) Rasa percaya diri

3) Tanggung jawab

4) Inisiatif

5) Tingkah laku

2. Populasi

Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan

yang diperoleh dari sampel yang hendak di generalisasikan (Hadi,

2002:70). Adapun populasi dalam penelitian ini di ambil dari anak di desa

Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dari umur 8-12 tahun beijumlah

182 anak.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian individu yang di selidiki (Hadi, 2002:70).

Jadi, sampel merupakan bagian individu yang di selidiki yang akan

dijadikan sebagian atau semua pada sampel yang telah ditentukan oleh

(22)

10

Untuk menjamin validitas hasil penelitian yang dicapai maka

penelitian ini penulis mengambil sebagian kecil dari anak-anak di desa

Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati. Jadi disini peneliti mengambil

sampel sebanyak 45 anak. Maka untuk menjamin hasil penelitian, maka

penulis mengambil sampel sejumlah kurang lebih 25 % atau 45 anak dari

besarnya populasi 182 siswa. Teknik mengambil sampel menggunakan

random sampling.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari

100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil

antara 10 - 15% atau 20 - 25 % (Arikuntho, 2006:134).

Dari uraian di atas, maka peneliti mengambil sampel dari jumlah

populasi seluruh anak desa Tendas dari umur 8-12 tahun yang berjumlah

182 anak dengan ketentuan sampel 25%, maka diperoleh sampel sebanyak

45 anak.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

penulis menempuh dengan beberapa tehnik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Metode angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang di berikan kepada

orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia

(23)

2005:102-103). Metode ini penulis gunakan untuk mencari data

tentang kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak.

b. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena

yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya

terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung

maupun tidak langsung (Hadi, 1981:136). Dengan metode ini dapat

secara langsung mengetahui objek yang sedang diteliti yaitu situasi

umum didesa Tendas. Dalam penelitian ini metode observasi

digunakan untuk:

1) Melengkapi data yang diperoleh

2) Menguatkan data yang telah terkumpul

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, notulen rapat, agenda, dan

sebagainya (Arikuntho, 1997:139). Disini penulis menggunakan

catatan dan arsip guna untuk memenuhi pengumpulan data-data yang

digunakan dalam penulisan skripsi.

5. Analisa data

Dari hasil pengumpulan data yang telah terkumpul selama dalam

penelitian, penulis menggunakan analisis dan statistik dengan rumus :

P=— x 100%

(24)

12

Keterangan:

P : Angka prosentase

F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N : Jumlah siswa

100% : Bilangan konstanta

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh sikap orang tua terhadap

kepribadian anak. Digunakan analisa statistik dengan menggunakan

rumus:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

X :Variabel pengaruh

y : Variabel terpengaruh

x2 : Product dari x

y2 : Product dari y

N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memperjelas gambaran dalam memahami

skripsi maka perlu ada sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

(25)

Bab satu Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, penegasan

istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis,

metode penelitian dan metode penelitian.

Bab dua landasan teori, berisi uraian berbagai teori yang menjadi

landasan teoritik penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu

teori mengenai kedisiplinan orang tua, kepribadian anak.

Bab tiga Laporan Hasil Penelitian, berisi di laporkan hasil

pengumpulan data mengenai eksistensi desa Tendas Kecamatan Tayu

kabupaten Pati yang memuat tinjauan historis, tinjauan geografis, keadaan

disekitar serta aktifitas keseharian disamping itu memuat data kedisiplinan

terhadap kepribadian anak.

Bab empat Analisa Data, berisi analisis data yang di kumpulkan

dengan pertahapan, klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan

prosentase, untuk mengetahui pokok masalah yaitu ada tidaknya pengaruh

kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak, dengan menggunakan

rumus korelasi product moment.

Bab lima Penutup, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kedisiplinan

1. Pengertian kedisiplinan

Menurut Syaiful Bahri, kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang

berarti tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (Djaramah,

2002:12). Peraturan ini diberlakukan pada setiap kegiatan, mengajarkan

tentang tanggung jawab dan konsekuensi yang di terima jika melanggar

peraturan. Dalam hal ini orang tua menempati peranan yang utama yaitu

sebagai pengawas dan pengontrol dalam mengatur kehidupan

bermasyarakat.

Menurut Elizabeth B. Hurlock bahwa disiplin berasal dari kata

yang sama dengan ‘disciple’ yaitu seorang yang belajar atau secara

sukarela mengikuti seorang pemimpin (Hurlock, 1993:82). Orang tua

menjadi pemegang kekuasaan penuh, anak menjadi pelaksana yang siap

menjalankan setiap tata tertib dan peraturan yang telah diberlakukan.

Masa kanak-kanak merupakan masa peralihan yang mudah

terpengaruh jika tidak adanya kontrol dari orang tua. Kedisiplinan

merupakan sarana yang paling tepat untuk mengarahkan anak, membekali

diri untuk menyambut kehidupan yang akan datang.

Bagi banyak orang, berbicara kedisiplinan akan membawa pikiran

kita membayangkan seorang keluarga victorian yang memegang tongkat,

kedisiplinan seolah tidak bisa dipisahkan dari hukuman, dan hukuman

(27)

sangat terkait dengan kekuasaan, kepatuhan dan aturan yang di tegakkan

dengan menebar rasa takut. Ini merupakan gambaran kedisiplinan yang

ada di benak kebanyakan orang, dan ini pula alasan yang menyebabkan

banyak orang yang mengambil arah berlawanan dengan cara menolaknya.

Anak yang sulit untuk dikendalikan sangat membutuhkan disiplin

yang tepat, memberikan sebuah pemahaman atas kesalahan yang

dilakukan secara halus, tegas, dalam setiap peraturan yang diterapkan.

Memberikan hadiah kepada anak dengan ucapan selamat atas keberhasilan

yang diperolehnya dengan berlaku disiplin dan menaati peraturan, namun

jika anak gagal sangsi dijalankan secara tegas. Sangsi ini harus sungguh-

sungguh menjadi prioritas dalam rumah tangga. Orang tua diharapkan

tegas tetapi tenang dan mendukung, menunjukkan kepada anak bahwa

orang tua mengerti perasaan. Menggunakan nada netral dan tidak mencela

dalam setiap hal yang di lakukan anak. Orang tua menerapkan peraturan

dan memberikan pemahaman jika peraturan itu dilanggar.

Sehubungan dengan disiplin Allah menerangkan dalam Al-Qur’an:

a. Qs. Al-Insyiroh ayat 7

y

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah)

Qs. Al-Jumu’ah ayat 12

u

js

lis iijjr, O)

Q ji r,\w ijr, isr,

y y y y y y y

(28)

16

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari ju m ’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.

Dari kedua ayat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

Allah menganjurkan kepada hamba-hambanya untuk tidak menunda-

nunda pekerjaan. Apabila suatu pekerjaan itu harus dapat di kerjakan pada

hari ini, maka kerjakanlah pada hari itu jugajangan menunda sampai

besok karena orang yang suka menunda-nunda pekerjaan merupakan

orang-orang yang merugi.

Orang tua harus menerapkan kedisiplinan secara tepat dan

mengena, menggunakan kecakapan dan ketangkasan. Menjalankan disiplin

dengan suasana tenang. Penyampaian atau penjelasan arti disiplin

dilakukan dengan lemah lembut dan akrab. Hal tersebut akan menolong

anak untuk menyadari kesalahan dan mendorong anak untuk

memperbaikinya. Karena disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar

anak, dalam pembentukan dan pengembangan watak secara sehat. Selain

pentingnya menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas, disiplin

merupakan syarat mutlak untuk mencapai atau melaksanakan misi hidup.

Oleh karena itu orang tua memperlihatkan kuasa tehadap anaknya,

berlaku tegas dalam setiap tingkah laku anak. Adapun faktor-faktor yang

perlu diperhatikan dalam usaha menanamkan disiplin pada anak adalah

sebagai berikut:

a. Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif anak

(29)

b. Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin.

c. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mampu

menggunakan tehnik yang paling tepat sesuai dengan kondisi anak.

d. Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen

dan konsisten dengan dasar bahwa yang dihukum bukan si anak, atau

perasaan anak melainkan perbuatan yang melanggar aturan.

e. Menanamkan disiplin bukan kegiatan ‘sekali jadi’ melainkan harus

berkali-kali. Dalam penanaman disiplin yang diterapkan pada anak dan

bukan merupakan tujuan orang tua untuk menyiksa, mengekang

ataupun membelenggu tetapi itu semua merupakan bukti kasih sayang

orang tua kepada anaknya. Maka dari itu anak harus menghargai serta

mentaati segala perintah yang diterapkan dan diberlakukan orang tua

(Ginanjar, 2008:86).

Di dalam QS. Al-Isra’ 24 dikatakan bahwa:

/ / / /

Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".

Sebagai seorang anak yang berkepribadian baik seharusnya mau

serta mampu menerapkan peraturan yang diberlakukan oleh orang tua

kepadanya. Dan ketika orang tua sudah lanjut usia, anak pasti akan

(30)

18

Karena semua itu demi kelangsungan hidup yang lebih baik demi

mencetak anak yang berkepribadian luhur.

2. Jenis-jenis kedisiplinan

Jenis-jenis kedisiplinan di bedakan menjadi tiga macam:

a. Disiplin tradisional

Disiplin tradisional merupakan disiplin yang bersifat menekan,

menghukum, mengawasi, memaksa, dan akibatnya merusak penilaian

yang terdidik.

b. Disiplin modem

Disiplin merupakan pendidikan yang hanya menciptakan suatu

yang memungkinkan agar anak dapat mengatur dirinya. Jadi situasi

yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga anak

mengembangkan kemampuan dirinya.

c. Disiplin liberal

Disiplin liberal merupakan disiplin yang di berikan kepada

anak sehingga merasa memiliki kebebasan tanpa batas

(www. suaranyawaxo. cc/2009/07/pengar).

Berdasarkan pandang lama, orang tua hanya mencegah perbuatan

yang tidak di inginkan. Orang tua tidak mengingat dorongan jiwa yang

menyebabkan anak ingin berbuat demikian, disiplin sering kali diajarkan

pada saat yang salah yaitu disaat anak tidak dapat mendengarkan nasihat

(31)

yang orang tua lakukan kurang tepat sehingga menimbulkan suatu

perlawanan.

Berdasarkan pandangan baru, bahwa disiplin yang sekarang

digunakan banyak membantu anak dalam hal perasaan maupun perbuatan.

Orang tua membolehkan anak mengeluarkan isi hati dan perasaannya.

Orang tua juga mencegah dan membatasi segala perbuatan yang tidak

diinginkan atau mengarahkan mereka dengan baik, cara ini dilakukan

sedemikian rupa sehingga diri anak ataupun harga diri orang tua tidak

terluka. Hubungan orang tua yang akrab dan wajar bisa di pertahankan

selama orang tua tetap bersikap hangat meskipun sebenarnya orang tua

sedang berusaha menegakkan disiplin dengan perilaku tegas.

Menurut Elizabeth B. Hurlock jenis-jenis disiplin yang digunakan

pada masa kanak-kanak ada tiga macam:

a. Disiplin otoriter

Disiplin otoriter merupakan bentuk disiplin tradisional yang

berdasarkan pada ungkapan kuno yang mengatakan bahwa

“menghemat cambukan berarti memanjakan anak”. Anak tidak di

berikan kesempatan untuk mengemukakan tentang adil tidaknya

peraturan tersebut. Disiplin otoriter akan sangat mempengaruhi

kepribadian anak karena semakin banyak hukuman fisik digunakan,

semakin anak cenderung menjadi cemberut, sehingga mengakibatkan

(32)

20

b. Disiplin demokratis

Dalam peraturan demokratis diberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya sendiri, bila anak menganggap bahwa

peraturan itu tidak adil. Dalam disiplin yang demokratis hukuman di

sesuaikan dengan kejahatan dalam arti diusahakan agar hukuman yang

diberikan berhubungan dengan kesalahan dan perbuatannya.

Penghargaan terhadap usaha-usaha untuk menyesuaikan dengan

harapan sosial yang tercakup dalam peraturan-peraturan di perlihatkan

melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujian dan

pengakuan sosial. Anak yang di besarkan dibawah disiplin yang

demokratis akan mempunyai penyesuaian pribadi dan penyesuaian

sosial yang baik.

c. Disiplin yang lemah

Filsafat yang mendasari tehnik disiplin yang lemah dengan

melalui akibat dari perbuatannya sendiri. Dari situ anak belajar

bagaimana berperilaku secara sosial. Dengan demikian anak tidak di

ajarkan peraturan. Anak tidak di hukum karena sengaja melanggar

peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak yang berperilaku sosial

yang baik, mengakibatkan anak cenderung tidak menghiraukan hak-

hak orang lain, agresif dan kurang bersosialisasi (Hurlock, 1996:125).

Banyak keluarga yang mengharuskan anak-anak mereka

melakukan beragam kegiatan mulai dari olah raga, musik, kesenian, dan

(33)

Kalau segala kegiatan ‘tambahan’ tadi di gabung dengan tekanan karena

pekerjaan rumah yang juga harus dikerjakan, kebanyakan anak hanya akan

punya sedikit sekali sisa waktu untuk menjadi anak secara wajar. Orang

tua yang keterlaluan dalam menerapkan jadwal yang sedemikian ketat.

Pemecahan masalah itu bisa dilakukan dengan menerapkan satu aturan

sederhana, satu anak satu kegiatan (Bilddulph, 2006:36).

Orang tua yang terlalu dini dengan sikap kaku, menjadikan anak

penakut dan tidak berani berekspresi. Jika orang tua bersikap negatif dan

banyak menghukum membuat anak menjadi pemarah dan agresif. Tetapi

jika orang tua terlalu banyak memberikan kebebasan, akan mengarahkan

anak menajadi impulsif dan terlibat pergaulan bebas pada saat remaja

(Rimm, 2003:49). Orang tua menjadi faktor penentu dalam setiap kegiatan

yang akan menjadi bekal anak untuk menghadapi kehidupan di masa

datang. Disiplin harus di sesuaikan dengan watak dan kepribadian anak

supaya orang tua tidak salah dalam langkah yang di ambil, konsekuensi

tetap menjadi prioritas untuk mengambil suatu tindakan.

Menurut Steve Biddulph, menumbuhkan keluarga bagaikan

menumbuhkan pohon. Yang menjadi akarnya tidak lain adalah masa

kanak-kanak anda dan bagaimana anda memelihara diri sendiri. Batangnya

adalah perkawinan anda dan komitmen anda kepada anak-anak anda.

Cabang-cabang adalah segala tindakan anda berdasarkan berbagai pilihan

yang anda ambil setiap harinya. Anak-anak adalah bunga dan buahnya

(34)

22

Hanya melalui disiplin orang tua dapat mengajarkan anak-anak

untuk mengendalikan keinginan-keinginannya, membatasi berbagai

macam hasratnya, membatasi dan melalui batasan, menerapkan berbagai

sasaran aktifitasnya.

Fungsi disiplin adalah untuk menjamin ditaaatinya batas tertentu,

jika batas yang sangat di perlukan tadi tidak ada. Jika kekuatan moral yang

mengelilingi kita tidak dapat lagi menampung atau mengendalikan nafsu-

nafsu kita, maka karena tidak lagi dibatasi, tindakan manusia hilang dalam

kekosongan, hilang dalam kehampaan yang terselubung dan terhiasi

dengan nama muluk kebebasan sepenuhnya (Durkheim, 1990 : 36).

Disiplin tentu banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari,

apalagi bagi kanak-kanak yang membutuhkan banyak pengarahan.

Sehingga anak tidak bersikap semaunya sendiri dalam bertingkah laku dan

juga dalam bertindak.

Apalagi masa kanak-kanak yang pada usia tersebut anak akan

menghadapi masa puber yang bercirikan anak suka mencoba hal-hal yang

baru karena pada usia itu anak mempunyai rasa penasaran yang sangat

besar terhadap sesuatu yang belum diketahui. Pada saat inilah dibutuhkan

sesuatu yang bisa membatasi anak untuk tidak bersikap yang melampui

batasan yaitu dengan penerapkan disiplin yang disesuaikan dengan

karakter anak sehingga anak bisa membatasi perbuatan mana yang boleh

(35)

Tujuan disiplin adalah mengarahakan anak agar mereka belajar

mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat

mereka sangat bergantung kepada disipin diri. Diharapkan, kelak disiplin

diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh

kasih sayang (Rimm, 2003:47). Karena dengan disiplin akan membentuk

kebiasaan yang baik bagi anak, dan dengan kebiasaan yang baik tersebut

akan terbawa sampai anak itu dewasa bahkan sampai tua.

Semua disiplin mempunyai tujuan ganda, mengembangkan suatu

keteraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia dan memberinya suatu

sasaran tertentu yang sekaligus juga membatasi cakrawalanya. Disiplin

mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal yang merupakan

kebiasaan juga membatasinya. Disiplin mengatur dan memaksa. Disiplin

menjawab segala sesuatu yang selalu terulang dan bertahan lama dalam

hubungan antara manusia (Durkheim, 1990:35). Dengan berawal dari

keterpaksaan ini diharapakan anak bisa tahu batasan-batasan dari

perbuatannya sehingga anak membiasakan diri dalam tingkah laku, dan

bisa membedakan perbuatannya yang baik dan perbuatan yang jelek,

antara perbuatan yang dianjurkan dengan perbuatan yang dilarang.

Dengan disiplin diharapkan bisa memberikan pengaruh positif

terhadap kegiatan-kegiatan seseorang. Dengan penerapan disiplin yang

tegas akan membentuk kepribadian yang baik yang dapat dipercaya dan

(36)

24

Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku

sesuai dengan standar yang di tetapakan kelompok sosial mereka harus

memenuhi empat unsur:

a. Peraturan sebagai pedoman perilaku

b. Konsisten dalam peraturan tersebut dan cara yang digunakan untuk

mengajarkan dan memaksakannya

c. Hukuman untuk pelanggaran peraturan

d. Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan

yang berlaku (Hurlock,1993 : 84). 5. Unsur-unsur kedisiplinan

B. Kepribadian

1. Pengertian kepribadian

Membahas tentang kepribadian banyak pendapat para ahli

psikologi mengenai isi batasan atau definisi tentang kepribadian itu

sendiri. Pembahasan kepribadian harus dilakukan secara intensif, karena

menyangkut masalah-masalah yang abstrak sebagaimana pendapat

Zakiyah Daradjat:

“Kepribadian yang sesunggunya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala kegiatan aspek kehidupan, misalnya dalam tindakannya, cara bergaulnya dan berpakaiannya, ucapannya dan dalam mengatasi setiap persoalan atau permasalahan baik yang ringan maupun yang berat” (Daradjah, 1985:16).

Karena sangat abstraknya perkembangan kepribadian dan

(37)

panjang, dari mulai penerapan dan tolak ukur yang diterapkan dalam

lingkungan setempat.

Menurut Ahmad Fauzi yang dimaksud dengan kepribadian adalah

keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan,

bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu

menampakkan diri dalam kehidupan seseorang (Fauzi, 2008 :121). Dengan

kata lain dapat dikatakan kepribadian merupakan segala tingkah laku yang

nampak dalam diri seseorang, yang menjadikan ciri khas dari orang

tersebut.

Sedangkan menurut simandjuntak kepribadian adalah suatu

organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis dalam individu yang

menentukan keunikan penyesuaian terhadap lingkungan (Pasaribu,

Simandjuntak, 1984:95).

Jadi kepribadian adalah penampilan atau bekas yang nampak

dalam tingkah laku yang nampak dalam kehidupan sehingga menjadi ciri

khas atau keunikan dari pribadi tersebut.

Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia,

terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan

keluarga, di asuh oleh orang tua dan bergaul dengan anggota keluarga

lainnya, sehingga cukup besar pengaruh dan peranan orang tua dalam

membentuk pribadi seorang anak.

Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia,

(38)

26

yang paling baik dalam pembentukan kepribadian (Ahmadi,

Sholeh:2005:167). Karena masa kanak-kanak adalah masa di mana anak

diperkenalkan pada sebuah kehidupan, dan tidak jarang ketika orang tua

melakukan sebuah pembiasaan-pembiasaan melalui komunikasi dan

interaksi yang baik dan terarah, sehingga anak dapat memahami sebuah

perintah dan larangan.

Islam meminta agar orang tua benar-benar memperhatikan

pendidikan terhadap anak-anaknya. Sebagaimana nasehat luqman pada

putranya. Ayat yang mulia pesan luqman bahwa ia tealah di karuniai

hikmah. QS. Luqman: 13

0} y

'j J J S &

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Dari ayat Al-qur’an yang penulis kemukakan, betapa pentingnya

pendidikan orang tua terhadap anaknya karena pendidikan yang utama dan

pertama yang diberikan kepada anak untuk menanamkan nilai-nilai tauhid.

Sebelum anak menginjak usia remaja di anjurkan tentang etika, sopan

santun dalam bergaul di masyarakat.

2. Konsep diri dan bentuk kepribadian

Manusia merupakan sosok yang sangat unik, mempunyai

(39)

dengan orang lain, tetapi mempunyai khas tersendiri dalam dirinya.

Misalnya ada orang yang memiliki sifat pemarah tetapi jujur, tekun

bekerja, suka menolong, rajin bekerja, senang beolahraga, suka berpakaian

yang sederhana dan sebagainya. Dipihak lain ada orang yang memiliki

sifat penyabar, tenang, tekun bekerja, tetapi tidak suka bergaul, pendiam,

pelit, suka berpakaian rapi, tidak suka berolah raga, dan sebagainya, pola-

pola sifat, kebiasaan, kegemaran dan sebagainya yang di kemukakan diatas

adalah contoh pola/bentuk kepribadian seseorang (Fauzi, 2008:122).

Dalam buku belajar pede kepribadian pada konsep diri anak dapat

diklasifikasikan dalam dua bagian:

a. Konsep diri positif

Anak dengan konsep positif dapat mengembangkan sifat-sifat

kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk menilai dirinya

secara realitas sekaligus dapat menilai hubungan dengan orang lain

secara tepat dengan penyesuaian lingkungan sosial yang baik.

b. Konsep diri negatif

Konsep diri negatif menyebabkan anak pada pengembangan

perasaan tidak mampu dan rendah diri, sikap ragu, dan kurang percaya

diri serta memiliki cara adaptasi sosial yang buruk. Ketidakmampuan

untuk melihat diri secara realistik sekaligus menilai orang lain dalam

peran dan hubungan sehingga akan membuatnya anak menjadi

penakut, sikap rendah diri ini dapat menghambat aktualisasi diri dan

(40)

1

28

Sigmund frued mengemukakan teori kepribadian terdiri atas tiga

macam sistem yaitu:

a. Id

Merupakan bagian kepribadian yang berhubungan erat dengan prinsip

kesenangan atau pemuas dorongan biologis yang segera tidak

memperhitungkan realitas.

b. Ego

Merupakan bagian keribadian yang timbul setelah manusia

berhubungan dengan lingkungan, sehingga dasarnya adalah kenyataan.

Ego berhubungan dengan proses dan kebutuhan psikologis.

c. Superego

Bagi kepribadian sebagian hasil perkenalan dengan norma sosial

budaya, sehingga erat hubungannya dengan moral dan kebutuhan

rohaniah (Fauzi, 2008:132).

Untuk menegaskan pada diri manusia sebenarnya terdapat

sejumlah sifat yang rumit, Frued menyederhanakan menjadi tiga bagian

seperti yang sudah dijelaskan diatas. Ego menurut Frued merupakan

bagian kepribadian manusia yang sadar, yang di maksud Frued ini bukan

sadar ilmiah tetapi hanya sadar dalam dalam arti hidup sebagai makhluk

yang biologis. Sedangkan id adalah wujud kasar manusia yakni badan

yang bekerja seperti halnya mesin. Justru karena badan bermekanisme,

maka timbul berbagai rangsangan, kebutuhan, dan dorongan naluriah,

(41)

Dari ketiga struktur kepribadian (id, ego, super ego) akan

menimbulkan kecenderungan yang berdampak pada tingkah laku yang

tampak dalam kehidupannya, apabila kecenderungan individu dan tingkah

laku di dominasi oleh id menyebabkan kepribadian individu tidak matang

dan bercorak lust principle sehingga individu cenderung beringkah tanpa

pertimbangan dan di tujukan melulu pada pencapaian kesenangan.

Sedangkan yang di dominasi superego yang tampil akan sebaliknya yakni

kepribadian individu yang moralistis, kaku, dan tidak realistis dengan

tingkah laku yang selalu di pertimbangkan dan bahkan di hambat oleh

kode-kode moral, disini ego selaku eksekutif kepribadian dan berada pada

posisi yang sulit, baik id maupun superego selalu berusaha agar ego

berada dipihaknya. Apabila ego dengan antikoteksisnya cukup kuat, maka

kedua sistem yang bertolak belakang dan sama-sama ingin tampil dominan

itu bisa di damaikan sehingga kepribadian akan terintegrasi dengan baik

(Koswara, 1991:44).

3. Perkembangan kepribadian

Perkembangan dapat di definisikan sebagai perubahan bentuk fisik,

struktur saraf, perilaku dan sifat yang terbentuk secara teratur dan

berlangsung terus (Mussen, Conger, Kagan, Huston, 1988:7). Perubahan

ini dipengaruhi oleh umur yang semakin bertambah dan juga lingkungan

yang ada disekitarnya.

Tujuan perkembangan menurut Jung adalah mencapai aktualisasi

(42)

30

yang selaras dalam hubungan aspek kepribadian manusia (Farozin,

Fathiyah, 2003:64). Hubungan ini dipengaruhi oleh faktor dari luar dan

faktor dari dalam yang menjadi penentu dari perkembangan kepribadian

seseorang.

Ditinjau dari perkembangannya, kepribadian seseorang terbagi

menjadi beberapa fase:

a. Fase oral (0-1 tahun)

Fase oral adalah fase perkembangan yang berlangsung pada tahun

pertama dari kehidupan individu. Pada fase oral ini daerah erogen yang

paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan pemuas

kebutuhan dasar akan makanan dan minuman. Stimulisasi atau

perangsang atas mulut seperti mengisap, bagi bayi merupakan tingkah

laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.

b. Fase anal (1-3 tahun)

Pada fase ini fokus dari energi libido yang di alihkan dari mulut ke

daerah dubur, serta kesenangan atau kepuasan di peroleh dalam

kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan faeces

(kotoran). Sehingga pada fase ini anak di perkenalkan kepada aturan-

aturan kebersihan oleh orang tuanya yang dikenal dengan nama toilet

training. Frued membedakan dua cara orang tua dalam menerapkan

toilet training beserta akibatnya, yang pertama penerapan yang keras

dan menekan yang berakibat anak dimasa dewasanya akan memiliki

(43)

teliti dan ektrem dalam soal kebersihan. Yang kedua adalah orang tua

yang membiarkan anaknya membuang kotoran kehendak anak,

akibatnya akan mengembangkan kepribadian anal-agressive, yang

akan menunjukkan sifat-sifat kejam, destruktif, pembenci, serta

memiliki kecenderungan memandang orang lain sebagai objek untuk

dimiliki atau dikuasai.

c. Fase fa lik (3-5 tahun)

Pada fase ini energi libido sasarannya di alihkan dari daerah dubur ke

daerah alat kelamin. Pada fase falik ini dijumpai apa yang oleh Frued

sebut dengan oedipus complex (untuk anak laki-laki), electra complex

(untuk anak perempuan).

d. Fase genital (5-12 tahun)

Pada fase ini individu mengalami kebangkitan atau peningkatan dalam

dorongan seksual, dan mulai menaruh perhatian terhadap lawan jenis

(Koswara, 1991:49-53).

Timbulnya perubahan struktur kepribadian dan perbedaan-

perbedaan individu terjadi diantara masa anak sampai dewasa. Pada anak

(2-3 tahun) belum begitu tertarik pada nilai-nilai. Alport menganggap bayi

yang baru lahir memiliki dorongan-dorongan naif dan refleks-refleks yang

belum mempunyai suatu kepribadian. Anak diwarnai oleh potensi-potensi

fisik dan temperamen. Beberapa tingkah laku bayi merupakan

(44)

32

anak-anak mulai memperlihatkan perbedaan kualias kepribadian (Pasaribu,

Simandjuntak, 1984:123-124).

Menurut Alport perkembangan kepribadian yang sehat adalah

perkembangan di mana apabila bayi menerima keamanan dan kasih sayang

yang cukup, pertumbuhan psikologi yang positif akan terjadi sepanjang

tingkat munculnya diri. Anak akan membentuk suatu identitas dan

gambaran diri dan anak akan mulai meluas melampui orang itu. Maka

peranan ibu sangat penting, jika anak tidak diberikan keamanan dan rasa

kasih sayang yang cukup maka anak akan besar dalam kondisi tidak

aman, agresif, suka menuntut, iri hati, ego sentris dan pertumbuhan

psikologisnya berkurang (Schultz, 1991:29).

Pada penelitian di awal abad ke 20 pada dasarnya bahwa anak usia

2, 5, dan 10 tahun menunjukkan titik berat di mana perilaku berada dalam

suatu kesinambungan yang baik. Anak-anak itu mempunyai kesulitan yang

relatif minim dalam dirinya sendiri atau dengan dunia sekitarnya. Setiap

usia di atas yang dapat dikatakan berjalan lancar dan tidak terganggu

selalu di ikuti oleh periode singkat dimana perilaku kelihatan terpecah,

terganggu, dalam keadaan sulit saat anak menunjukkan dirinya berada

dalam ketidakseimbangan. Jadi kelancaran perilaku seorang anak berusia 2

tahun terpecah pada usia 2 'A tahun, usia 5'A tahun sampai 6 tahun dan 11

tahun. Anak usia 11 tahun biasanya menunjukkan bahwa ia tidak cocok

dengan lingkungan dan dirinya sendiri. Sedangkan usia 4, 8, dan tahun

(45)

dalam berbagai hal. Bahkan ia mungkin berada dalam bahaya karena

berkembang terlalu pesat. Ia keluar dari rumah dan hilang pada usia 4

tahun. Pada usia 8 tahun ia menuntut bersepeda dijalan umum dan

kemungkinan tertabrak, usia 14 tahun ia terjerat dalam berbagai rencana

sosial yang bertentangan (Mussen, dkk, 1988:14).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

Hipocrates (460-375SM) berpendapat bahwa kepribadian

seseorang dipengaruhi oleh proses-proses faali dalam tubuh, terutama oleh

bekerjanya cairan-cairan dalam tubuh:

a. Jenis sanguinin: sangat periang dipengaruhi sebagian terbesar oleh

darah.

b. Jenis ffegmatik: lamban, tak semangat, yang paling berpengaruh

adalah kelenjar ludah.

c. Jenis kholerik: pemarah, cepat bereaksi, banyak dipengaruhi oleh

empedu kuning (Fauzi, 2008:167).

Selain dipengaruhi oleh kelenjar dalam tubuh, kepribadian juga

sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik dalam

lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Cara orang tua

mendidik dan menerapkan disiplin pada anak sangat mempengaruhi

pribadi dan tingkah laku keseharian anak, hal ini juga dipengaruhi oleh

faktor dari luar dan faktor dari dalam yang menjadi penentu dari

(46)

34

Selain itu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepribadiaan

anak adalah pendidikan, yang salah satu di antaranya adalah sikap orang

tua yang terlalu memanjakan anaknya. Adapun faktor yang menyebabkan

orang tua terlalu memanjakan anak yaitu:

a. Orang tua anak tersebut di manjakan oleh orang tuanya sehingga

pengalaman itu di wariskan kepada anaknya

b. Orang tua mempunyai konsep kebahagiaan yang kurang tepat.

Misalnya kebahagiaan di identikkan dengan menyenangkan hati anak-

anaknya dengan menuruti semua permintaan mereka memberi barang-

barang, lux, uang.

c. Sikap memanjakan dapat di sebabakan juga karena orang tua dahulu

mempunyai pengalaman hidup yang pahit dan miskin sehingga mereka

ingin menghindari anak mereka dari situasi yang serba sulit

d. Orang tua yang banyak kegiatan dan bisnis sehingga tidak mempunyai

waktu senggan yang cukup bagi anak-anaknya.kegiatan overaktif ini

dapt menimbulkan rasa bersalah bagi orang tua sehingga mereka

menuruti semua peramintaan atau memberikan barang-barang berharga

sebagai substitusi kasih sayang mereka

e. Kecenderungan orang tua yang kadang-kadang membedakn anak-anak

mereka. Sikap membedakan biasanya di latar belaknagi oleh factor

pandangan/kebudayaan yang tertentu misalnya rasa bangga terhadap

anak laki-laki. Keadilan orang tua yang tidak merata terhadap anak

(47)

maupun perbedaan kasih sayang. Bagi anak yang merasa di perlakukan

tidak addil dapat menyebabkan kekecewaan terhadap orang tuanya dan

akan merasa iri hati dengan saudara kandungnya. Dalam hubungan ini

biasanya anak melakukan protes terhadap orang tuanya yang di

wujudkan dalam berbagai bentuk kenakalan

(www.pdqueen.com/html/ahr).

Dari kelima faktor di atas yang mempunyai kekuatan besar

mempengaruhi pribadi anak. Penyimpangan/kenakalan akan tampak pada

diri anak yang mendapat perlakuan tersebut.

Dengan perawatan jiwa, semua perasaan yang terpendam dapat di

ungkapkan melalui permainan dan secara langsung situasi perawatan

memungkinkannya mengenal perasaannya dan dapat menerima kenyataan

dengan obyektif. Dengan itu pribadi anak akan berubah menjadi supel,

menyenangkan dan dapat bergaul baik dengan adik dan orang tua di

rumah, maupun dengan teman-temanya di sekolah (Daradjat, 1972:476).

Menurut pendapat Tarde, kejahatan bukanlah masalah antropologis

melainkan masalah sosiologis. Sebagai lain-lain kejadian sosiologis

kejahatan itu di kuasai oleh hasrat meniru, karena peniruanlah mak tingkah

laku jahat terbentuk, jadi bukan karena dasar yang di bawa sejak lahir

(Suryobroto, 1990:88). Proses yang diberikan oleh orang tua akan

memberikan respon yang kuat kepada anak. Tingkah laku, tutur kata, gaya

bahasa yang orang tua pakai dalam keseharian akan sangat mempengaruhi

(48)

36

oleh anak. Misalnya anak kembar identik yang di lahirkan dalam satu

ovum tetapi di besarkan dengan tempat yang berbeda dan mendapat

asuhan serta pendidikan yang berlainan. Kepribadian dan tingkah laku

akan Nampak jelas sesuai dengan keadaan sosial yanga di terimanya

sehari-hari

Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat, unsur-unsur

yang ada dalam sebuah keluarga baik budaya, mazhab, ekonomi bahkan

jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi perlakua dan pemikiran

anak khususnya ayah dan ibu. pengaruh keluarga dalam pendidikan anak

sangat besar dalam berbagai macam sisi. Keluarga yang menyiapkan

potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya,

kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang

tua serta lingkungannya.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi kepribadian anak adalah

sebagai berikut:

a. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam

lingkungan masyarakat yang terdiri ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga

berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota

keluarga dimana ketentraman dan ketertiban di peroleh dalam keluarga

tersebut.

Selain itu dikatakan juga bahwa keluarga merupakan unit sosial

(49)

A. Deskripsi Subjek Penelitian

1. Situasi dan kondisi biografis

Untuk mengetahui keadaan desa Tendas Kecamatan Tayu

Kabupaten Pati, dimana desa Tendas kecamatan Tayu secara geografis

terletak di pesisir laut Jawa dengan sebagian besar mata pencaharian

penduduknya adalah bercocok tanam. Dan secara geografis desa Tendas

bebatasan dengan:

a. Sebelah selatan : Desa sendangrejo

b. Sebelah barat : Desa sumberejo dan kedungbang

c. Sebelah utara : Desa keboromo dan sambiroto

d. Sebelah timur : Desajepat lor

2. Keadaan umum desa

Luas desa Tendas adalah 170.100 ha, yang terdiri dari:

a. Tanah sawah : 67.160 ha

b. Tanah tegai : 28.790 ha

c. Tanah perumahan : 70.720ha

d. Tanah lain-lain : 3.420 ha

Jumlah total : 170.100 ha

Terbagi atas:

a. 4 dusun

(50)

45

b. 2 RW

c. 16 RT

3. Keadaan dan jumlah penduduk

Keadaan dan jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 2.493

(51)

19 18 tahun 39 orang

(52)

47

4. Struktur Pemerintahan

Kelurahan Tendas secara administrasi berada di wilayah Kecamatan

Tayu Kabupaten Pati. Dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, baik

tugas rutin maupun tugas pembangunan, seorang kepala kelurahan dibantu

oleh perangkat kelurahan yang terdiri atas:

a. Satu kepala desa

b. Satu orang sekretaris

c. 11 orang perangkat desa lainnya

Terdiri atas:

a. 5 orang kepala saksi

b. 2 orang kepala dusun

c. 4 orang staf pembantu

Untuk lebih lengkap lihat keterangan di bawah ini:

a. Kepala desa : M. Rozi

b. Sekretaris desa : H.M Rahim

c. Kadus RW 01 :

-d. Kadus RW 02 :

-e. Ka-sie pemerintahan :

-f. Ka-sie pembanguna : H. Kusairi

g- Ka-sie kesra :

-h. Kaur administrasi/umum :

-i. Kaur keuangan : Kardo Suwandi

j- Staf ka-sei pemerintahan : Ashari

(53)

1. Adapun pengurus rukun tetangga masa bhakti tahun 2008-2013 berdasarkan

surat keputusan kepala desa Tendas nomor: 141/01/2010 tanggal 9 januari

2010, adalah:

1 01/01 Winoto Selamet Samito Suroto Purwanto

2 02/01 Usodo Suroso Heri SR Sutomo Suhud

3 03/01 Y. Marwoto Ngatimin Joyo urip Suyanto Sutowo

4 04/01 Sutopo Mulyono Ali ahmadi Sutrisno Sukardi

5 05/01 Sulkan Triyono Suratno Kasbi Pardi

6 06/01 Sukarmin Yasir Arafat Suyadi Suyono Jamin

7 07/01 A. Kumaidi SH Kupurwantono Sulistiyono Selamet Kasian Rusmijan

8 08/01 Sukamto S.Pd Syaifudin S. Ag Pardi Suroto Mat Ghofar

9 01/02 Suparman Supriyanto Sarman Laswi Sukarsan

10 02/02 Sukibi Sadi Sarmin Surantoi Karlin

11 03/02 Kusmono Kunardi Triyono Kunarto Ramijan

12 04/02 Jaenuri Siswanto Sukoyo Kastur Sutamo

13 05/02 M. Samidi Fauzan S.pd Waluyo Sutaryo Agus

suwignyo

14 06/02 Hardi Kasturi Ahmad rondi Rusdi Parwi

15 07/02 Kasmuri Sutikno Suharto Supar M. Sugiyanto

16 08/02 Subandi Hurito Suroso Siswoyo Hadi

5. Keadaan sosial keagamaan

Masyarakat Tendas yang berjumlah 2.493 jiwa, Mayoritas

beragama Islam dan Kristen Protestan. Lebih jelasnya lihat dalam table

(54)

49

No Jenis Agama Jumlah

3 Katolik

-4 Hindu

-5 Budha

-Jumlah 2.493

Tabel 4

Sarana Peribadatan Periode 2010

No Jenis Sarana Ibadah Jumlah

1 Masjid 1

2. Mushola 10

3 TPQ 2

4 Gereja 1

6. Keadaan Sosial Pendidikan

Masyarakat Tendas bisa dikatakan baik dan peduli terhadap

pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data statistik tingkat pendidikan

masyarakat kelurahan Tendas pada tabel berikut:

Tabel 5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Periode 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tingkat Perguruan Tinggi 26 orang

2 Tamat SLTA 264 orang

3 Tamat SLTP 384 orang

4 Tamat SD 626 orang

5 Belum Tamat SD 680 orang

(55)

Adapun laporan sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan

Keadaan penduduk Tendas berdasarkan mata pencaharian:

(56)

51

B. Penyajian Data

Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data

observasi interviuw dan dokumentasi di lapangan, Terlebih dahulu di sajikan

bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian.

Untuk memperoleh data tentang kedisiplinan orang tua dan kepribadian

anak desa Tendas menggunakan angket yang berisi indikator tentang

kedisiplinan orang tua sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c

kepada orang tua desa Tendas yang mempunyai anak berumur 8-12 tahun.

Mengisi jawaban angket yang berisi indikator tentang kepribadian anak

sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah di sediakan yaitu

a, b, c kepada orang tua desa Tendas sebanyak 45 orang.

Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di

desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati tahun 2010/2011

(57)

No Nama Umur

Jawaban Angket Variabel Kedisiplinan Orang Tua

(58)
(59)
(60)

55

No Responden

'

Nomor Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

40 B B C B B B B B C A

41 B B C B B B B C B A

42 A A A A A A A A A A

43 C B B B B B B C B A

44 B B A B B C B B C B

Gambar

tabel N taraf signifikansi 1% = 0,380, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung
Tabel 4Sarana Peribadatan Periode 2010
Tabel 6Jumlah Sarana Pendidikan Periode 2010
Tabel 8Daftar Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari perolehan data dari siklus II dinyatakan penelitian ini telah berhasil karena telah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian nilai akhlak peserta didik yang

Persyaratan pelaporan berserta informasi lainnya digunakan untuk mengantisipasi reaksi terhadap informasi yang dilaporkan, karena pada umumnya orang akan bereaksi

Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem Gambut adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan

Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu kajian tentang kualitas pelayanan penyuluh pertanian dan kepuasan petani terhadap pelayanan penyuluhan tersebut serta kaitannya dengan

Maharani C Putri (2015) dalam penelitiannya menyatakan, sistem keuangan merupakan sebuah sistem yang berperan utama dalam menjembatani mobilisasi dana antara pihak

Hal ini dapat kita lihat pada kompleks makam Manuba dimana makam-makam yang terdapat pada kompleks tersebut yang menggunakan nisan arca adalah makam para raja yang mempunyai

Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

Pada analisis ini dapat ditetapkan parameter laju resesi aliran bawah per- mukaan (IRC) dan aliran air bawah tanah (GWRC) serta komponen aliran sungai yang meliputi