• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler & Amstrong (2008:6) pemasaran adalah suatu proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler & Amstrong (2008:6) pemasaran adalah suatu proses"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler & Amstrong (2008:6) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

2.2 Harga

2.2.1 Pengeritan Harga

Menurut Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, karena suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam– macam barang atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

2.2.2 Tujuan penetapan harga

Menurut Laksana (2008:114) tujuan dari ditetapkannya harga adalah: 1. Maksimalisasi Keuntungan

(2)

Yaitu untuk mencapai maksimalisasi keuntungan. 2. Penetapan Harga untuk Merebut Pangsa Pasar

Dengan harga yang rendah, maka pasar akan dikuasai, dengan syarat pasar cukup sensitif dengan harga, biaya produksi dan distribusi turun jika produksi naik, dan harga turun, pesaing sedikit.

3. Market Skimming Pricing

Jika ada sekelompok pembeli yang bersedia membayar dengan harga tinggi terhadap produk yang ditawarkan maka perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian harga tersebut akan turun (memerah pasar), syaratnya cukup pembeli, perubahan biaya distribusi lebih kecil dari perubahan pendapatan, harga naik tidak begitu berbahaya terhadap pesaing, dan harga naik menimbulkan kesan produk yang superior.

4. Penetapan Laba untuk Pendapatan Maksimal

Penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh Revenue yang cukup agar uang kas cepat kembali.

5. Penetapan Harga untuk Sasaran

Harga berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu. 6. Penetapan Harga untuk Promosi

Penetapan harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong penjualan produk–produk lain. Penetapan harga ini dapat dilakukan dengan dua macam yaitu penetapan harga untuk suatu produk agar pasar mendorong penjualan produk yang lainnya dan penetapan harga yang

(3)

tinggi untuk suatu produk guna meningkatkan image tentang kualitas.

2.2.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi harga

Menurut Laksana (2008:117) faktor–faktor yang mempengaruhi harga meliputi:

1. Demand for the product, perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk.

2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan.

3. Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing

4. Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah.

5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi).

6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk

7. Product line pricing, yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan.

(4)

8. Berhubungan dengan permintaan:

a. Cross elasticity positive (elastisitas silang yang positif), yaitu kedua macam produk merupakan barang substitusi atau barang pengganti. b. Cross elasticity negative (elastisitas silang yang negatif), yaitu kedua

macam produk merupakan barang komplementer atau saling berhubungan satu sama lain.

c. Cross elasticity nol (elastisitas silang yang nol), yaitu kedua macam produk tidak saling berhubungan.

9. Berhubungan dengan biaya, penetapan harga dimana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya.

10. Mengadakan penyesuaian harga:

a. Penurunan harga, dengan alasan kelebihan kapasitas, kemerosotan pangsa pasar dan gerakan mengejar dominasi dengan biaya lebih rendah. b. Mengadakan kenaikan harga, dengan alasan inflasi biaya yang terus

menerus dibidang ekonomi dan permintaan yang berlebihan.

2.3 Kualitas Produk

2.3.1 Pengertian Kualitas Produk

Sebelum menjelaskan arti kualitas produk, maka terlebih dahulu akan dijelaskan arti dari produk. Produk merupakan salah satu dari empat variabel bauran pemasaran, disamping harga, distribusi, dan promosi yang keberadaannya sangat penting, karena produk merupakan sesuatu atau obyek yang ditawarkan

(5)

kepasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Tidak akan ada harga yang dapat ditawarkan, distribusi yang menjadi perantara, dan promosi sebagai media komunikasi tanpa adanya suatu produk.

Menurut Kotler & Keller (2009 : 54), “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.”

Produk yang dihasilkan perusahaan tersebut agar laku dijual, maka harus ditawarkan ke pasar. Di pasar produk akan diperhatikan , dibeli dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen. Produk yang dibeli oleh konsumen adalah tentu produk yang menarik selera konsumen, terutama untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk yang dihasilkan suatu perusahaan dapat terdiri dari tiga komponen, yaitu barang (goods), jasa (services) dan ide (ideas).

Dalam usaha menarik minat beli pelanggan potensial, maka produk harus dibuat berkualitas, terutama dalam memenuhi harapan konsumen agar menjadi puas dan loyal pada perusahaan. Menurut Kotler, kualitas produk merupakan keseluruhan ciri atau sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.

Ada kalanya spesifikasi rancangan produk ditentukan oleh pelanggan, ini berarti perusahaan tinggal memproduksi dan menawarkan hasil produksi kepada pelanggan atau yang memesan. “Kualitas produk mempunyai dua dimensi, yaitu tingkatan kualitas dan konsistensi kualitas.” Dalam dimensi tingkatan kualitas, kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya.

(6)

Di samping dimensi tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam dimensi konsistensi yang tinggi tersebut kualitas produk berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas yang akan dicapai/ dijanjikan. Semua perusahaan harus berusaha keras memberikan tingkatan kualitas kesesuaian yang tinggi.

Ada delapan dimensi untuk menentukan kualitas pada produk, yaitu : 1. Performance atau kinerja. Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu

barang dan merupakan karakterisitik utama yang mempertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

2. Features atau fitur yaitu aspek aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar.

3. Reliability atau kehandalan yaitu hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dalam kondisi tertentu pula. 4. Confermace atau kesesuaian hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian

terhadap tingkat spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan.

5. Durability atau daya tahan yaitu refleksi umur ekonomis berupa ukuran atau daya tahan masa pakai barang.

6. Service Ability kemudahan perbaikan yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

(7)

7. Aesthetics atau keindahan merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

8. Fit and Finish atau sifat subjektif yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan mengenai keberadaan produk sebagai produk yang berkualitas.

2.4 Promosi

2.4.1 Pengertian Promosi

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut, Laksana (2008:133).

Promosi memiliki 4 bauran promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, wiraniaga dan publikasi. Adapun ciri dari promosi yaitu:

1. Promosi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi produk.

2. Sebagai alat untuk menghimbau pembeli.

3. Sebagai alat untuk meneruskan informasi dalam proses pengambilan keputusan pembeli

Dalam melakukan promosi diperlukan suatu anggaran khusus untuk promosi. Penentuan anggaran promosi dapat dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut:

(8)

1. Metode Semampunya, yaitu: berdasarkan perkiraan mengenai kemampuan dari mereka

2. Metode Persentase Penjualan, yaitu: berdasarkan persentase tertentu dari penjualan (terakhir atau yang diharapkan) atau dari persentase harga jualnya.

3. Metode Sejajar dengan Pesaing, yaitu: berdasarkan biaya promosi yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan pesaing.

4. Metode Tugas dan Sasaran, yaitu: dengan cara menentukan sasaran-sasaran khusus mereka, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut, dan menghitung berapa biayanya.

2.5 Perilaku Konsumen

2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku pembelian tidak pernah sederhana tetapi memahaminya merupakan tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran. Perilaku pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi (Kotler dan Amstrong, 2008 : 158).

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah

(9)

faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh perusahaan, tetapi harus benar-benar diperhitungkan untuk mengkaji pengaruh-pengaruhnya terhadap perilaku pembelian (Setiadi, 2013 : 10).

1. Faktor-faktor Kebudayaan a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan prilaku seseorang. Kebudayaan sendiri memiliki pengertian seperangkat nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Perilaku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

b. Subbudaya

Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang membrikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan yang

(10)

keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan prilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen diantaranya : kelompok referensi, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri atas semua kelompok di sekitar individu yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku individu tersebut. Kelompok referensi mempengaruhi pendirian dan konsep pribadi seseorang karena individu biasanya berhasrat untuk berperilaku sama dengan kelompok referensi tersebut.

b. Keluarga

Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam perilaku. Anak akan cenderung berperilaku sama dengan orang tua saat mereka melihat perilaku orang tua mereka mendatangkan manfaat atau keuntungan.

c. Peran dan status dalam masyarakat

Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan mengacu pada orang-orang disekellilingnya. Sedang status adalah pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu dan status yang disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.

(11)

Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan dengan perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga berbeda antara individu-individu yang usianya berbeda.

b. Pekerjaan

Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku pembelian individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaannya itulah yang menjadi determinan penting dalam perilaku pembelian mereka.

c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan sangat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dan setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

(12)

4. Faktor-faktor Psikologis a. Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

b. Persepsi

Persepsi didefenisikan sebagai proses di mana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia.

c. Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam prilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

(13)

2.6 Keputusan Pembelian

2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perusahaan harus mengenali perilaku konsumen untuk mengetahui apa yg dibutuhkan oleh konsumen, sehingga perusahaan diharapkan dapat selalu memenuhi kebutuhan konsumen yang akan berdampak pada loyalitas. Menurut Kotler & Keller (2009:240) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli.

Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional. Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan akhirnya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Kotler & Keller (2009:262) mengungkapkan bahwa seseorang mungkin dapat memiliki peranan yang berbeda-beda dalam setiap keputusan pembelian. Berbagai pernan yang mungkin terjadi antara lain:

1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat, atau pendapatnya mempengaruhi kaputusan pembelian.

(14)

3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer), yakni orang yang melakukan pembelian aktual.

5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

2.6.2 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Menurut Kotler & Keller (2009:234) proses pengambilan keputusan pembelian ada lima tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut terbagi dua, yaitu kebutuhan internal dan eksternal. Dalam kebutuhan internal adalah kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan eksternal adalah kebutuhan sekunder seperti mobil, televisi dan sebagainya.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dimulai ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.

(15)

Kotler & Keller (2009:235) berpendapat bahwa sumber informasi konsumen digolongkan dalam empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko. c. Sumber pabrik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk. 3. Evaluasi Alternatif

Yaitu proses mengevaluasi pilihan produk dan merek serta memilih sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Dalam proses evaluasi alternatif konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

4. Keputusan Pembelian

Dalam niat pembelian, konsumen dapat membuat suatu keputusan pembelian yaitu : keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. 5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Dan para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.

(16)

2.6.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Zaman dulu, proses pembelian konsumen ada 4A yaitu, Aware, Attitude, Act, Act Again. Sekarang karena konektivitas yang kuat proses berubah menjadi 5A.

Menurut Kartajaya dan Asmara (2014:10) Ada 5A proses pembelian konsumen, yaitu :

1. Aware, konsumen mulai mengenal perusahaan pemberi layanan.

Merupakan tahap pertama dalam customer path.Pada tahap ini, konsumen pertama kali tahu tentang merek perusahaan. Akan sangat bagus sekali bila mereka sudah mengetahui dengan lengkap, tapi sering kali konsumen hanya mengetahui sebagian informasi mengenai produk. Agar konsumen mengenal produk anda yaitu : dari pengalaman konsumen sendiri, dari promosi yang anda upyakan sendiri, dari pengalaman orng0orang sekitar konsumen.

2. Appeal, dikepalanya konsumen merasa tertarik dengan perusahaan tersebut. Tetapi, pelanggan belum yakin. Ketertarikan karena ingatan jangka pendek dalah ketertarika yang diakibatkan oleh pesan atau rangsangan dari luar yang didapatkan saat itu juga. Rangsangan ini begitu menarik sehingga dapat membuat konsumen mau tau lebih jauh lagi megenai produk anda.

3. Ask, karena pelanggan belum yakin, konsumen mulai bertanya-tanya kepada teman atau keluarga untuk meyakinkan dirinya. Konsumen sudah tertarik pada suatu merek, tetapi mereka ingin mencari informasi lebih

(17)

dalam lagi sebelum memutuskan untuk membeli. Tujuannya agar konsumen semakin yakin akan pelayanan anda. Ada dua cara untuk mencari informasi yang digunakan oleh konsumen, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

4. Act, jika teman dan keluarga bilang bagus, barulah konsumen memutuskan untuk menggunakan pelayanan tadi. Tahap ini dimana saat konsumen memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk. Ditahap ini, interaksi paling intensif terjadi antara konsumen dan perusahaan

5. Advocate, jika puas, konsumen akan merekomendasikan pelayanan tersebut kepada teman-teman dan keluarganya. Bila pelayanan yang diberikan sangat baik dan membuat konsumen terkesan, mereka pasti akan merekomendasikan pelayanan perusahaan kepada pihak lain. Lebih jauh lagi, konsumen juga tidak akan segan-segan membela produk perusahaan apabila ada yang menjelek-jelekkan. Langkah terakhir ini sering dilupakan tenaga pelayanan, tapi sebenarnya sangat penting. Terutama karena langkah ini bisa mendorong terjadinya langkah pertama “aware”. Konsumen yang puas dapat membuat teman-teman dan keluarganya bisa mengetahui merek produk. Hal ini karena konsumen antusias akan bercerita tentang pelayanan hebat yang mereka dapatkan dari perusahaan.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Wanda Getrycia (2012), dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeputusan Pembelian

(18)

Konsumen PadaProduk Minuman BerisotonikPocari Sweat”. Dengan hasil

penelitian menyatakan Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumennya adalah : faktor harga, faktor kualitas produk, faktor promosi. Dengan menggunakan Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi berganda, analisis koefisien determinasi, dan uji hipotesis (uji F dan uji t). Hasil yang dicapai menunjukan bahwa harga, kualitas produk, dan promosi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai F hitung (13,811) > F tabel (2,70) dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 (P value< 0,05). Analisis koefisien determinasi menunjukan angka sebesar 0,280 atau sama dengan 28% yang artinya harga, kualitas produk, dan promosi hanya mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 28%, sedangkan sisanya sebesar 72% kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial, hanya kualitas produk yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pocari Sweat. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05 diperoleh nilai t tabel (1,98498) dan t hitung (4,376) artinya t hitung (4,376) > t tabel (1,98498) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 (P value< 0,05). Kesimpulan yang didapat bahwa harga, kualitas produk, dan promosi dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk. Perusahaan disarankan untuk terus berinovasi dan melakukan perbaikan pada strategi pemasarannya agar dapat mendorong konsumen untuk mencoba dan melakukan pembelian produk, membentuk citra merek yang positif dalam jangka panjang serta menimbulkanloyalitas konsumen.

(19)

Penelitian yang dilakukan oleh Sandhy Nor Pramono (2012) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua (Studi Kasus Pada Konsumen di Kelurahan Gajahmungkur Semarang)”. Dengan hasil penelitian bahwa Harga

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukan dengan (sig) t < α (0,05) dan t hitung > t tabel. Pengujian Hipotesis 2 menunjukan bahwa Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan (sig) t < α (0,05) dan t hitung > t tabel. Pengujian hipotesis 3 menunjukan bahwa promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan (sig) t < α (0,05) dan t hitung > t tabel.

Penelitian yang dilakukan oleh Riska Oktavita (2013) dengan judul

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Mahasiswa yang Mengkonsumsi Teh Botol Sosro Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan 2012/2013 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang). Dengan hasil penelitian variabel bauran pemasaran yang terdiri dari :

Produk (X1), harga(X2), promosi(X3 dan distribusi(X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Keempat variabel tesebut berpengaruh sebesar 50% terhadap keputusan pembelian dan sisanya dipengaruhi variabel lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Suci Dwi Puspita (2014), dengan judul penelitian “Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Yoghurt (Survey pada Konsumen Yougurt Yaoujell PT. Insan Muda Berdikari)”. Dengan hasil penelitian Variabel Harga dan Citra Merek

(20)

sedangkan Variabel Kualitas Produk tidak mempengaruhi secara nyata terhadap keputusan pembelian Yoghurt Youjell. Besar pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek secara bersama-sama sebesar 28,9% sedangkan sisanya 71,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak masuk dalam penelitian ini, faktor lain tersebut misalnya seperti lokasi, promosi, pelayanan dan lainnya.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil 1 Wanda Getrycia (2012) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen PadaProduk Minuman Berisotonik Pocari Sweat Independen : 1. Harga 2. Kualitas produk 3. Promosi Dependen: 1. Keputusan pembelian Analisis Regresi Berganda kualitas produk, dan promosi secara simultan berpengaru h signifikan terhadap keputusan pembelian 2 Shandy Nor Pramono (2012) Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Aqua (Studi Kasus Pada Konsumen di KelurahanGajahm ungkur Semarang) Independen : 1. Harga 2. Kualitas produk 3. Promosi Dependent: 1. Keputusan pembelian Analisis Regresi Berganda faktor harga, kualitas produk, dan promosi secara simultan mempengar uhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian

(21)

(Lanjutan)

No Peneliti Judul Variabel Metode Analisis Hasil 3 Riska Oktavita (2013) Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Mahasiswa yang Mengkonsumsi Teh Botol Sosro Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan 2012/2013 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang) Independen: 1. Produk 2. Harga 3. Promosi 4. Distribusi Dependen: 1. Keputusan Pembelian Analisi Regresi Bergand a 4 Suci Dewi Puspita (2014) Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Yoghurt (Survey pada Konsumen Yougurt Yaoujell PT. Insan Muda Berdikari) Independen: 1. Harga 2. Kualitas produk 3. Citra Merek Dependen: 1. Keputsan Pemebelian Analisis Regresi Bergand a Faktor harga, kualitas produk, dan citra merek secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

(22)

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Sugiyono (2012:89). Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, yaitu Harga, Produk, dan Promosi serta satu variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian..

Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa. Harga mempengaruhi keputusan pembelian barang, dimana secara tidak langsung berpengaruh pula terhadap kepuasan pelanggan.

Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Kualitas produk merupakan keseluruhan ciri atau sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebagai alasan apakah kualitas produk tersebut memenuhi keinginan ataupun kebutuhan konsumen. Jika produk tersebut sudah sesuai dengan harapan konsumen, maka secara tidak langsung berpengaruh juga terhadap kepuasan pelanggan.

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjasi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tesebut. Dengan adanya promosi, perusahaan dapat menarik pelanggan sehingga berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan terhadap produk tersebut.

(23)

Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan oleh Kotler dan Amstrong (2008:181) mengenai variabel harga, kualitas produk, dan promosi serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka kerangka konseptual yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2012 : 93) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan kerangka

Harga (X1) Kualitas Produk (X2) Promosi (X3) Keputusan Pembelian (Y)

(24)

konseptual yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut :

1. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Harga, kualitas produk dan promosi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian eksprimen kuasi (quasi experiment) atau eksprimen semu, karena peneliti memberikan treatment yang sama di tiap Sekolah lokasi penelitian. Jumlah

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: (a) Kawasan permukiman mana saja yang masuk daerah operasinal bandar udara Sultan Hasanuddin, yang selanjutnya akan

Agar penyeleksian karyawan dapat dilakukan dengan lebih efisien serta menghindari subyektifitas keputusan yang dihasilkan, diperlukan suatu Sistem Penunjang Keputusan

Client Server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer sebagai server yang memberikan resource-nya kepada komputer lain (client)

Elevasi muka air banjir yang digunakan untuk merencanakan daerah dataran banjir yang merupakan bagian dari daerah penguasaan sungai adalah berdasarkan debit banjir rencana

Hasil ekstraksi DNA mitokondria dengan bantuan kit Qiagen QIAamp® DNA Stool Mini Kit dan PCI (phenol chloroform isoamialcohol) dapat dilakukan dengan baik, walaupun melalui

Sebelum melakukan suatu investasi dalam suatu sekuritas, para investor perlu mengetahui prospek dari sebuah perusahaan.Untuk menilai prospek dari sebuah perusahaan, cara yang

Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid,