• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK

ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN

F. Widhi Mahatmanti, Winarni

Prodi Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang E-Mail: widhimahatmanti@rocketmail.com

Abstract: Durian fruit is one of high taste fruit and has multipurpose. Beside the delicious taste, seed and skin of durian can be processed become high nutrient food. This community sevice activity was carried out at durian park agrotourism of 5 hectares belong to H. Djauhari in Sapen Kuripan, subdistrict Mijen, Semarang City, that operated by Mr. Udoyo. The purposes of this activity are to produce series of production processes and apply variation of fruit, skin, and seed products to increase productivity in order to increase entrepreneur’s income. Problem solving method was conducted by repairing the post-harvest technology system by design technology for fruit, seed, and skin conservation. Based on the analysis of vucer program activity result, it can be concluded that training of technology to produce some alternative product for post-harvest technology can increase the amount of durian agrotourism visitor, and can be used to attrack comsumers, in order to increase income of durian agrotourism.

Abstrak: Buah durian merupakan buah dengan cita rasa tinggi dan multiguna, biji dan kulit buahnya pun dapat diolah menjadi makanan dengan kandungan gizi tinggi. Kegiatan ini dilakukan di agrowisata durian milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang dikelola oleh Bapak Udoyo. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan serangkaian proses produksi dan menerapkan penganekaragaman produk olahan dari buah, kulit, serta biji durian dalam rangka peningkatan produktivitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha. Metode penanganan masalah dilakukan dengan memperbaiki sistem teknologi pasca panen buah dengan merancang teknologi pengawetan buah, biji dan kulitnya. Berdasarkan analisis hasil kegiatan program vucer yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian dapat mengoptimalisasi produk olahan buah durian sebagai produk alternatif dalam usaha agrowisata durian, meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata durian, dan dapat digunakan sebagai usaha menarik konsumen, sehingga meningkatkan pendapatan agrowisatadurian.

Kata kunci: olahan, buah durian; agrowisata

PENDAHULUAN

Agrowisata taman durian seluas 5 ha milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang dikelola oleh Bapak Udoyo. Pada tahun 2008, tercatat ada 450 pohon durian dengan pohon produktif sebanyak 200 batang berbuah setiap musim, sedangkan 250 batang lainnya sedang belajar berbuah dan berbunga. Musim panen biasanya terjadi antara bulan Nopember–Desember atau Januari. Pada tahun 2004–2005 dihasilkan hampir 3000 buah durian matang di pohon (madihon). Perkiraan musim panen durian pada tahun 2009 hampir semua pohon berbuah sehingga akan dihasilkan kurang lebih 7500 buah durian madihon. Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi adalah buahnya. Buah yang telah matang selain enak dikonsumsi

dalam keadaan segar, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam jenis makanan lain. Buah durian mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap.

Menurut Bapak Udoyo, pengunjung pa-ling banyak di agrowisata durian adalah pada hari minggu dan hari libur, rata–rata 30 buah mobil dan 50 buah sepeda motor. Pengunjung berasal dari berbagai kota. Di agrowisata durian, pengunjung dapat memetik sendiri buah durian yang akan dibelinya, belajar bercocok tanam durian, dan berkeliling kebun durian sambil menikmati udara segar di lingkungan kebun dengan sirkuit sepanjang 2 km. Namun, pada bulan–bulan tertentu saat pohon tidak berbuah, pengunjung yang datang tidak banyak. Mereka hanya bisa menikmati pemandangan yang ada

(2)

sambil belajar bercocok tanam dan budidaya pohon durian dari pemandu tanpa bisa menik-mati buah durian segar, melainkan buah durian yang dibekukan (sisa panen bulan sebelumnya) dan buah durian yang sudah dibuat es. Keter-batasan pengetahuan yang dimiliki oleh peng-usaha, hanya memungkinkan membuat produk olahan yang cukup sederhana. Selama ini buah durian yang kualitasnya “jelek, hanya dibuat produk es buah durian dan sirup durian. Sayang-nya sirup durian yang tersedia di agrowisata bukan produksi sendiri, sehingga harga sirup durian menjadi mahal. Selain itu, kulit buah durian dan biji yang ditinggalkan oleh pengun-jung sangat banyak karena mereka lebih senang menyantap buah durian di areal kebun tersebut sambil menikmati kesejukan dan kesegaran kebun. Tentu saja keberadaan kulit-kulit dan biji buah durian yang menumpuk akan menggangu kenyamanan para pengunjung.

Kandungan daging buah durian merupa-kan 20-35% dari berat buah, sedangmerupa-kan bijinya 5-15%, sisanya berupa kulit 60-75%. Dari kete-rangan diatas dapat dihitung jumlah biji yang dihasilkan oleh agrowisata buah durian H. Dju-hari dalam 1 periode panen. Jumlah buah durian yang dihasilkan pada musim panen tahun 2007-2008 ini sebanyak 6000 buah, dengan asumsi 1 buah durian menghasilkan rata-rata 15 biji maka dapat dihitung jumlah biji yang dihasilkan sebanyak 15 x 6000 = 90.000 biji buah durian. Jumlah kulit yang dihasilkan 6000 x 5 “kamar” sehingga dihasilkan 30.000 kulit buah durian. Kulit buah maupun bijinya yang selama ini menjadi limbah atau sampah perlu dipikirkan suatu usaha untuk peningkatan pemanfaatannya. Hasil penelitian Hatta (2007) menun-jukkan bahwa kulit durian secara proposional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandung-an pati ykandung-ang rendah (5%) sehingga dapat diindi-kasikan bahan tersebut bisa digunakan sabagai campuran bahan baku pangan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Selain itu, limbah kulit durian mengandung sel serabut dengan dimensi yang panjang serta dinding serabut yang cukup tebal sehingga akan mampu berikatan dengan baik apabila diberi bahan perekat sintesis atau bahan perekat mineral. Apabila dihubungkan dengan kebiasaan orang jaman dulu, kulit durian dimanfaatkan untuk bahan bakar pengusir nyamuk atau bahan bakar untuk memasak. Hal tersebut terbukti berdasar-kan hasil penelitian yang menunjukberdasar-kan bahwa

nilai kalor kulit durian yang diperoleh angka sebesar 3786,95 kal/gram dengan kadar abu rendah yaitu 4%. Hasil tersebut dibandingkan dengan nilai kalor arang dari kayu alaban yaitu sebesar 5422,74 kal/gram maka nilai ini tidak terlalu jauh berbeda.Untuk produk briket arang, kedua bahan ini dapat dikombinasikan sehingga diharapkan nilai kalornya menjadi meningkat. Pengujian sifat mekanik menunjukkan bahwa nilai keteguhan lengkung (Modulus of Elastisi-ty) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2. Apabila dilihat dari besarnya angka tersebut dan dibandingkan dengan nilai keteguh-an lengkung dketeguh-an nilai keteguhketeguh-an kayu pejal/utuh maka produk papan partikel dari bahan baku kulit durian ini termasuk klasifikasi kelas kuat III cocok digunakan sebagai bahan konstruksi di bawah atap dengan beban ringan sampai sedang. Kandungan nutrisi 100 gram biji durian dalam bentuk pati (tepung pada biji durian) yang berwarna putih kecoklatan meliputi nilai derajat putih sebesar 71,23%, susut pengeringan dan sisa pijarnya masing-masing sebesar 12,05% dan 4,41%. Suspensi pati biji durian mempunyai pH 4,96. Kadar amilosa dari pati biji durian sebesar 26,607%. Densitas bulk dan densitas mampatnya masing-masing 0,3704 g/cm3 dan 0,513 g/cm3 (Jufri, dkk., 2006). Dari hasil pene-litian tersebut dapat dilihat bahwa biji durian bisa bernilai ekonomis tinggi karena kandungan kandungan gizi dan nilai nutrisinya cukup banyak.

Berdasarkan keadaan di atas, maka Indus-tri kecil mitra dapat dikatakan produktivitasnya rendah (terutama saat tidak musim panen), menambah jumlah sampah, tidak menjaga ling-kungan, menambah pengangguran tidak kentara (pekerja tidak dapat mengerjakan pekerjaan apapun). Semua hal yang terjadi pada agrowi-sata tersebut menyebabkan pengusaha mempu-nyai keuntungan yang kecil. Menurut analisis tim bersama-sama dengan pengusaha, maka dengan adanya beberapa masalah yang dihadapi oleh industri kecil mitra tersebut, maka tim mencoba untuk mengatasi masalah tersebut berdasarkan apa yang disampaikan oleh bebera-pa peneliti yang ada. Dengan merujuk bebera-pada beberapa pendapat di atas, maka masalah yang akan diatasi sesuai persetujuan mitra adalah dengan memberikan penerapan teknologi bebe-rapa produk olahan buah durian dengan

(3)

mem-perbaiki proses teknologi pasca panen seperti tercantum dalam lampiran.

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk menghasilkan serangkaian proses produksi dan menerapkan penganekara-gaman produk olahan dari buah durian, kulit buah durian, serta biji durian kepada agrowisata taman durian selaku pemilik kebun durian seluas 5 ha di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang untuk meningkatkan produkti-fitas (kualitas dan kapasitas aneka olahan) se-hingga dapat meningkatkan pendapatan peng-usaha.

METODE

Pengunjung agrowisata taman durian untuk hari biasa memang dikatakan sepi pe-ngunjung seperti tempat wisata lain pada umum-nya. Jumlah pengunjung ini dapat meningkat bila hari libur dan hari minggu terutama pada musim buah tiba. Pada saat musim buah mulai berkurang, pengunjung yang datang menyusut tajam. Penyusutan pengunjung sebetulnya dapat diatasi bila agrowisata tersebut menyediakan produk olahan makanan dari buah durian untuk mengimbangi fasilitas lain yang terdapat pada agrowisata. Hal ini dapat digunakan untuk me-narik minat pengunjung untuk melakukan wisa-ta pada agrowisawisa-ta tersebut, mengingat fasiliwisa-tas lain juga tersedia seperti tempat kemping, per-mainan di alam terbuka (outbond), serta belajar menanam buah durian. Selama ini yang terjadi selama musim buah durian sudah berlalu pe-ngunjung hanya datang sesekali untuk berkem-ping atau berkegiatan di alam terbuka sambil menghirup udara segar tanpa ditemani buah durian yang ada. Buah durian yang kualitasnya tidak begitu bagus pada saat musim durian tentu banyak ditolak oleh pengunjung, bahan ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat produk olahan buah durian. Kulit buah durian serta biji-nya pun dapat dimanfaatkan untuk produk olah-an makolah-anolah-an yolah-ang dapat dinikmati pengunjung. Peralatan yang dimiliki adalah peralatan yang mulai dipakai sejak agrowisata ini dibuka untuk umum, dengan kapasitas produksi es durian yang masih rendah karena minimnya peralatan yang dipunyai (volume peralatan yang dipunyai berukuran sedang sebagaimana peralatan yang biasa digunakan dalam rumah tangga).

Pemasaran hasil produksi selama musim buah durian ini tidak menjadi masalah karena banyak pengunjung yang langsung menikmati

buah segar ke lokasi kebun dan lokasi produksi es durian. Untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia agar pengunjung tetap mau datang ke agrowisata adalah memanfaatkan buah yang ditolak saat panen melimpah serta mendaya-gunakan biji buah durian menjadi produk ma-kanan olahan yang berguna (jeli kulit buah durian, krupuk biji durian, sirup buah durian, dan dodol durian) saat tidak ada buah matang dan segar langsung dari pohon (madihon).

Agrowisata taman durian H. Djauhari yang berlokasi di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang dikelola oleh Bapak Udoyo dan istrinya. Bapak Udoyo (65 tahun) merupakan pensiunan PNS berlatar belakang Sarjana Pendidikan, sedangkan ibu Udoyo adalah pensiunan guru dengan latar belakang Sarjana Muda Pendidikan. Agrowisata tersebut memiliki 4 orang pekerja, 2 orang wanita yang mengurus penjualan dan pelayanan konsumen dan 2 orang laki-laki yang mengurus kebun buah dengan pendidikan mereka yang rendah yaitu hanya lulusan SD dan SMP. Sejak bebe-rapa bulan terakhir pengelolaan agrowisata diserahkan kepada putra bungsunya yaitu bapak Jatmiko. Jadi khalayak sasaran kegiatan ini adalah pegawai dan pemilik agrowisata taman durian yang berjumlah 6 orang ditambah dengan penduduk sekitar yang berjumlah 18 orang, mengingat penduduk sekitar adalah penduduk asli yang banyak tergolong ekonomi lemah. Seluruh khalayak sasaran yang hadir pada pelaksanaan kegiatan sebanyak 24 orang.

Pada prinsipnya, modifikasi penerapan teknologi yang akan dilakukan adalah serang-kaian proses produksi yang dapat berfungsi an-tara lain untuk: (1) menyediakan makanan dan minuman dari buah durian, kulit buah durian serta biji durian di luar musim panen, (2) Memanfaatkan kulit buah durian (yang tidak dipakai untuk pembuatan selai) menjadi bahan bakar pengolahan produk, (3) menjadikan ling-kungan asri dan bersih karena tumpukan sampah berupa kulit buah durian dan biji durian yang telah dimanfaatkan, (4) menggunakan tenaga kerja yang tersedia di luar musim panen buah durian.

Untuk memecahkan permasalahan seperti yang telah dirumuskan di depan, beberapa alter-natif pemecahan dapat dikemukakan. Metode penanganan masalah dilakukan dengan memper-baiki sistem teknologi pasca panen buah yang digunakan untuk mengawetkan buah yang berlimpah selama musim buah dengan

(4)

meran-cang dan membuat teknologi pengawetan buah, biji dan kulitnya. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan secara kuantitatif produk alter-natif olahan buah durian serta meningkatkan kualitas (daya simpan) produk buah segar. Metode penanganan masalah tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) meman-faatkan teknologi pasca panen buah durian yang menghasilkan beberapa alternatif produk olahan buah durian dan bagian lain yang menjadi sampah mengotori lingkungan, (2) pembuatan alat–alat sederhana dengan pengembangan alat rumahtangga yang ada yang selama ini diguna-kan untuk membuat es durian, (3) memper-kenalkan dan melatihkan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra untuk digunakan dalam usaha menarik konsumen, sehingga setelah berakhir-nya kegiatan vucer ini diharapkan dapat me-ningkatkan kualitas dan kuantitas produksi hingga mencapai dua kali dibandingkan sebe-lum adanya kegiatan vucer, (4) mengujikan hasil pengolahan beberapa produk buah durian di laboratorium kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, (5) memberikan pelatihan dan penerapan tata cara administrasi pembukuan keuangan pada UKM mitra (Kegiat-an ini tidak jadi dilakuk(Kegiat-an karena terjadi perg(Kegiat-an- pergan-tian pengelola manajemen keuangan)

Teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian secara lengkap terdapat dalam lampiran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan ini secara keseluruhan dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: (1) uji coba pembuatan produk makanan, (2) uji labo-ratoris dan organoleptis produk makanan pada bagian 1, (3) Ketrampilan pengusaha dan ma-syarakat sekitar dalam memanfaatkan pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian.

Berikut ini adalah penjabaran dari ma-sing-masing kegiatan yang telah dilakukan oleh tim: (

1) u

ji coba pembuatan produk makanan. Uji coba pembuatan produk makanan berupa jeli kulit buah durian, sirup buah durian, dodol buah durian, serta krupuk biji durian dilaksanakan di laboratorium Kimia FMIPA Unnes. Untuk mengetahui kualitas produk makanan yang dihasilkan dilakukan uji organoleptis dan uji mikrobiologis terhadap produk makanan. Bila

ditinjau dari produk makanan yang dihasilkan, berdasarkan hasil uji organoleptis secara umum menunjukkan bahwa produk makanan yang dihasilkan disukai oleh konsumen. Produk makanan yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan hasil uji organoleptis dan uji mikrobiologis produk makanan yang telah dilakukan mendapatkan hasil sebagaimana tertera pada tabel 1,2, 3, 4, dan 5.

Gambar 1. Produk olahan buah durian yang dihasilkan

Tabel 1. Hasil uji organoleptis produk ma-kanan yang dihasilkan

Jenis produk Warna Bau Rasa

Jeli kulit buah durian

Coklat muda khas Khas Khas Krupuk biji

durian

Coklat khas Khas Rasa bawang Sirup buah durian Kuning warna durian Khas Khas Dodol buah durian

Coklat tua khas Khas Khas

Tabel 2. Hasil pengujian secara mikrobio-logis produk makanan (jeli kulit durian) Usia sampel (minggu) Hasil Keterangan Jamur ragi Bakteri E coli

0 Neg Neg Sesuai SNI 1 Neg Neg Sesuai SNI 2 Neg Neg Sesuai SNI 3 Neg Neg Sesuai SNI 4 Neg Neg Sesuai SNI

(5)

Tabel 3. Hasil pengujian secara mikrobio-logis produk makanan (krupuk biji durian) Usia sampel (minggu) Hasil Keterangan Jamur ragi Bakteri E coli

0 Neg Neg Sesuai SNI 1 Neg Neg Sesuai SNI 2 Neg Neg Sesuai SNI 3 Neg Neg Sesuai SNI 4 Neg Neg Sesuai SNI

Tabel 4. Hasil pengujian secara mikrobio-logis produk makanan (sirup buah durian) Usia sampel (minggu) Hasil Keterangan Jamur ragi Bakteri E coli

0 Neg Neg Sesuai SNI 1 Neg Neg Sesuai SNI 2 Neg Neg Sesuai SNI 3 Neg Neg Sesuai SNI 4 Neg Neg Sesuai SNI

Tabel 5. Hasil pengujian secara mikrobio-logis produk makanan (dodol buah durian) Usia sampel (minggu) Hasil Keterangan Jamur ragi Bakteri E coli

0 Neg Neg Sesuai SNI 1 Neg Neg Sesuai SNI 2 Neg Neg Sesuai SNI 3 Neg Neg Sesuai SNI 4 Pos Neg Tidak sesuai SNI

Berdasarkan tabel 5, diperoleh hasil bahwa dodol buah durian pada minggu keempat sudah berjamur. Hal tersebut disebabkan oleh pem-buatan dodol yang masih mengandung air (belum terlalu kering) sehingga menyebabkan dodol cepat berjamur. Pada produk yang lain diperoleh hasil yang bagus sehingga uji coba pembuatan produk makanan kecuali dodol tidak diulang lagi. (2) Uji Laboratoris dan organo-leptis produk makanan pada bagian 1. Pada bagian ini hanya menjelaskan bahwa produk makanan yaitu dodol dicoba diulang cara pem-buatannya dengan meminimalkan jumlah air yang terkandung dalam produk yaitu dengan cara santan yang dipakai harus lebih kental dan dipanaskan agak lama tetapi dengan mengguna-kan api yang kecil. Hasil pengujian secara mi-krobiologis produk makanan (dodol buah durian) dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil pengujian secara mikrobiologis produk makanan (dodol buah durian)

Usia sampel (minggu)

Hasil

Keterangan Jamur ragi Bakteri E

coli

0 Neg Neg Sesuai SNI 1 Neg Neg Sesuai SNI 2 Neg Neg Sesuai SNI 3 Neg Neg Sesuai SNI 4 Neg Neg Sesuai SNI Dengan demikian maka cara kerja yang dipakai untuk membuat dodol adalah cara kerja yang terakhir dimana air harus diminimalkan sehing-ga produk terlihat kering (kesat) sehingsehing-ga men-jadi produk yang tahan lama dan tetap aman untuk dikonsumsi, (3) Ketrampilan pengusaha dan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian.

Berdasarkan pengamatan dan pemantauan tim pengabdi, mitra pengusaha tidak mengalami kendala yang berarti dalam mempraktekkan membuat produk makanan. Hal tersebut dikare-nakan mitra pemngusaha sudah mendapatkan pelatihan baik secara teori maupun praktis ten-tang cara-cara pengolahan produk makanan. Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan praktek pembuatan produk adalah bulan Juli sampai Agustus bukan merupakan bulan meru-pakan bulan musim buah durian sehingga harus membawa dan membeli buah durian montong yang bijinya sangat kecil. Untuk keperluan pem-buatan krupuk biji durian, menggunakan sisa biji durian musim yang lalu yang masih tersim-pan di dalam lemari pendingin.

Keuntungan dari Sisi Ekonomi

Setelah diterapkannya program Vucer diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel 7. Tabel 7. Perbandingan sebelum dan sesudah

dilaksanakan program vucer Uraian Sebelum pelaksanaan program vucer Setelah pelaksanaan program Vucer Jenis produk

olahan buah durian

Es durian, durian beku

Es durian, durian beku, jeli kulit durian, krupuk biji durian, dodol buah durian, sirup buah durian. Jumlah

pengun-jung saat tidak musim buah

Biasa Mengalami peningkatan pengunjung

(6)

Faktor pendorong kegiatan program vucer ini adalah antusiasme dan kerjasama yang baik pengusaha mitra dalam setiap tahapan yang dilaksanakan oleh tim pengabdi, sehingga pelak-sanaan kegiatan vucer ini dapat dikatakan tidak ada hambatan yang berarti karena buah durian dapat dibeli dari luar agrowisata mengingat pelaksanaan kegiatan belum musim buah durian.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analisis hasil kegiatan pro-gram vucer yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan: (1) pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra dapat meng-optimalisasi produk olahan buah durian sebagai

produk alternatif dalam usaha agrowisata durian, (2) pelatihan teknologi pembuatan bebe-rapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata taman durian, (3) pelatihan teknologi pembuatan bebe-rapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra dapat digunakan dalam usaha menarik konsumen, sehingga meningkatkan pendapatan agrowisata durian.

Saran

Saran untuk pengusaha mitra agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang produk alternatif teknologi pasca panen baik melaui buku, pelatihan lain maupun sumber-sumber belajar lain yang dapat dijangkau.

DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Violet Hj, 2007, Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya, Jurusan Teknik Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Unlam. Jufri, Mahdi, dkk, Studi Kemampuan Pati Biji

Durian sebagai Bahan Pengikat Dalam

Tablet Ketoprofen Secara Granulasi Basah, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.III, No.2, Agustus 2006, 78-86, ISSN: 1693-9883.

Gambar

Gambar 1. Produk olahan buah durian yang  dihasilkan
Tabel 3.   Hasil  pengujian  secara  mikrobio- mikrobio-logis produk makanan (krupuk biji  durian)  Usia sampel  (minggu)  Hasil  Keterangan Jamur  ragi  Bakteri E coli

Referensi

Dokumen terkait