• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan perawatan yang dilakukan oleh ortodontis adalah mencapai oklusi optimal dengan kerangka dasar tulang rahang yang kompatibel, dengan lingkungan syaraf dan otot yang harmonis. Adaptasi psikologis dengan fungsi dan stabilisasi yang normal juga sangat penting, tanpa hal tersebut sistem stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan ortodontik melibatkan penerapan kekuatan untuk gigi melalui busur kawat aktif yang dimasukkan ke slot braket yang terikat pada enamel. Braket terdiri dari 2 komponen: sayap, yang merupakan tempat penyisipan kawat, dan basis yang terikat pada enamel yang dilengkapi dengan mesh sebagai sarana perlekatan dengan enamel (Eliades dkk., 2008).

Braket dapat dibuat dari baja tahan karat (stainless steel), polikarbonat, keramik atau kombinasi polikarbonat-keramik serta titanium. Braket dengan bahan stainless steel merupakan braket yang terbanyak digunakan di klinik karena braket stainless steel merupakan braket yang paling ekonomis. Salah satu sifat stainless steel adalah relatif tahan terhadap korosi, namun tingkat ketahanan korosi suatu stainless steel sangat bervariasi. Braket stainless steel dibuat oleh berbagai pabrik dengan beragam kualitas, yang artinya beragam tingkat ketahanan terhadap korosi (Ikawati dan Soehardono, 2008). Braket stainless steel mempunyai daya tahan terhadap korosi karena sudah dilapisi dengan lapisan pelindung kromium oksida (Annusavice, 2003). Braket stainless steel sebagian

(2)

besar mempunyai komposisi 8-12% nikel, 17-22% kromium, dan proporsi mangaan, copper, titanium, dan besi yang bervariasi. Perpaduan besi, kromium, nikel pada braket stainless steel merupakan komposisi penting karena menghasilkan sifat mekanik yang menguntungkan dan ketahanan korosi yang baik (Isaacson, 1992).

Variasi konsentrasi elektrolit dan volume aliran saliva di dalam rongga mulut terjadi karena akumulasi makanan pada area interproksimal dan stimulasi sekresi saliva. Tingkat keasaman saliva dan plak manusia berkisar antara 4,95 – 7,26 ; hal tersebut akan mempengaruhi kestabilan ion logam pada braket, dalam hal ini akan mengakibatkan pelepasan ion logam. Ion logam akan lebih banyak terlepas pada kondisi saliva yang asam, yaitu pada pH 5 (Feriter dkk., 1990). Pelepasan ion yang terjadi dengan cepat dan terus menerus akan mengakibatkan terjadinya korosi yang merupakan kegagalan struktur logam secara mekanis dan berlangsung cepat akibat reaksi logam dan lingkungannya (Manapallil, 2003). Proses korosi braket stainless steel di dalam rongga mulut terjadi dimulai dengan pelepasan ion logam yang dapat masuk ke dalam tubuh serta menimbulkan berbagai efek seperti karsinogenik, alergenik, mutagenik dan sitotoksik (Lin dkk., 2006).

Perlekatan braket pada enamel diperlukan dalam perawatan ortodontik cekat. Perlekatan braket pada enamel melalui 2 cara yaitu bonding dan banding. Bonding lebih banyak digunakan karena dinilai lebih estetik dan praktis. Perlekatan braket dengan bonding lebih mudah lepas dari permukaan gigi dibandingkan dengan banding (Proffit dan Fields, 2000). Braket yang lepas dapat

(3)

didaur ulang dan dilekatkan kembali (rebonding). Prosedur yang dilakukan adalah melakukan daur ulang braket kemudian melakukan pembersihan permukaan email dari bahan bonding, mengetsa kembali dan melekatkan braket (Huang dkk., 2001).

Papadopoulos dkk. (2000) menyebutkan ada beberapa metode daur ulang braket. Dua metode yang paling sering digunakan adalah metode termal dan kimia untuk menghilangkan bahan adesif pada braket. Proses daur ulang ini dapat menimbulkan efek samping tergantung dari tipe braket dan metode daur ulang yang digunakan. Daur ulang dengan metode termal yaitu dengan dibakar dapat mengubah proteksi permukaan alloy. Logam apabila dipanasi dengan temperatur tinggi akan terbentuk endapan kromium karbida (Cr23C6) yang menjadikannya

rentan terhadap korosi yang akan mengawali melemahnya struktur logam secara umum (Matasa, 1995). Alat yang sering digunakan untuk pembakaran pada proses daur ulang braket oleh karyasiswa program studi Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Profesor Soedomo adalah mini torch. Prinsip kerja mini torch adalah gas yang disemprotkan bersama-sama dengan tekanan udara, melalui pipa pemancar kecil yang berada di tengah badan alat (Renfroe, 1975).

Ortodontis sebaiknya memilih dengan teliti suatu braket yang akan dibeli, kurangnya pengertian ortodontis tentang kualitas braket, pengaruh kondisi mulut maupun pengaruh perlakuan mekanis terhadap braket akan menyebabkan ortodontis tidak menyadari terjadinya proses korosi pada braket (Ikawati dan Soehardono, 2008). Beredar berbagai macam braket stainless steel dengan harga yang murah

(4)

walaupun kualitas dan biokompatibilitasnya belum dapat dipertanggung jawabkan karena banyak produsen braket yang tidak mencantumkan aspek tersebut pada produknya. Kandungan kromium pada alloy merupakan salah satu penentu kualitas braket karena dapat meningkatkan ketahanan braket stainless steel terhadap korosi. Kromium ditambahkan pada alloy untuk meningkatkan kemampuan proteksi dengan membentuk lapisan pasif kromium oksida (Cr2O3) pada permukaan alloy.

Permukaan alloy terdiri dari 16-27% lapisan kromium oksida yang dapat mengoptimalkan ketahanan korosi (Huang dkk., 2001). Metode pembuatan braket secara garis besar dibagi menjadi 2 , yaitu metode brazing dan Metal Injection Moulding/MIM (Souza and Menezes, 2008). Produsen braket stainless steel tidak selalu menyertakan komposisi kandungan jenis logam yang terdapat dalam produknya, menggunakan metode apa cara pembuatannya, dan berapa besar tingkat ketahanan terhadap korosinya, berdasarkan prapenelitian diketahui komposisi kandungan kromium dan cara pembuatan 4 macam braket stainless steel yaitu :

Tabel 1. Kandungan kromium dan cara pembuatan 4 merek braket MEREK BRAKET KANDUNGAN KROMIUM (%) CARA PEMBUATAN A 20,14 BRAZING B 25,99 MIM C 18,71 BRAZING D 19,32 MIM B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat diajukan permasalahan yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaan tingkat ketahanan korosi pada 4 macam braket stainless steel baru pada saliva buatan dengan pH 5 ?

(5)

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat ketahanan korosi pada 4 macam braket stainless steel yang di daur ulang menggunakan cara dibakar pada saliva buatan dengan pH 5 ?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat ketahanan korosi pada 4 macam braket stainless steel baru dan yang di daur ulang menggunakan cara dibakar pada saliva buatan dengan pH 5 ?

4. Apakah terdapat interaksi pengaruh dari perbedaan macam braket, braket baru dan daur ulang dengan cara dibakar pada saliva buatan dengan pH 5 ?

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perbedaan tingkat ketahanan korosi pada 4 macam braket stainless steel baru pada saliva buatan dengan pH 5.

2. Mengetahui perbedaan tingkat ketahanan korosi pada 4 macam braket stainless steel yang di daur ulang dengan cara dibakar pada saliva buatan dengan pH 5. 3. Mengetahui perbedaan tingkat ketahanan korosi pada 4 macam braket stainless

steel baru dan yang di daur ulang dengan cara dibakar pada saliva buatan dengan pH 5.

4. Mengetahui interaksi pengaruh dari perbedaan macam braket, braket baru dan daur ulang dengan cara dibakar pada saliva buatan dengan pH 5.

(6)

D. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai tingkat ketahanan korosi braket stainless steel dari berbagai merek sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Lin dkk. (2006) meneliti ketahanan tehadap korosi 5 merek braket stainless steel baru dilihat melalui pelepasan ion kromium. Lima merek braket yang digunakan produksi RMO, Tomy Co, Ormco, 3M Unitek Co dan Dentaurum Co. Pelepasan ion kromium dianalisa dari braket yang direndam dalam saliva buatan dengan pH 4 dan pH 7 selama 21 hari. Aryani (2012) meneliti ketahanan korosi dari 4 merek braket stainless steel baru yang diproduksi oleh 3M (USA), Versadent (USA), Protecmec (China), Shinye (China), Ortho Classic (USA), menggunakan metode yang sama yaitu perendaman di dalam saliva buatan dengan pH 7 selama 30 hari, belum ada penelitian mengenai tingkat ketahanan korosi braket stainless steel baru dan daur ulang menggunakan metode pembakaran dengan mini torch suhu 500°C selama 10 detik dan direndam pada saliva buatan dengan pH 5 selama 21 hari dilihat melalui pelepasan ion kromium pada merek braket Master, Ultimin, Protec dan Monoblok.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Menambah pengetahuan bagi ortodontis mengenai pengaruh daur ulang braket menggunakan metode pembakaran terhadap tingkat ketahanan korosi pada 4

macam braket stainless steel.

2. Sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih braket stainless steel untuk meminimalkan dampak negatif akibat berkurangnya ketahanan korosi

Gambar

Tabel 1. Kandungan kromium dan cara pembuatan 4 merek braket  MEREK  BRAKET  KANDUNGAN KROMIUM  (%)  CARA  PEMBUATAN  A  20,14  BRAZING  B  25,99  MIM  C  18,71  BRAZING  D  19,32  MIM  B

Referensi

Dokumen terkait

Santosa, “Kesiapan Infrastruktur TIK Dan Sumber Daya Manusia Dalam Penerapan Blueprint E-Government (Studi Kasus: Pemerintah Kota Balikpapan),” Universitas Gadjah Mada,

Pertambahan diameter diakibatkan oleh meningkatnya jaringan pembulu seperti xilem dan floem yang terdapat pada batang akibat unsur hara yang diserap oleh tanaman seperti

Perlakuan dengan penggunaan pupuk kompos dengan berbagai dosis menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter semai jabon, hal ini

Praktik mengajar terbimbing merupakan praktik mengajar dimana mahasiswa diberi kewenangan penuh untuk memberi materi dan mengkondisikan kelas dengan pengawasan langsung dari

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: mengamati permasalahan yang disajikan dalam lembar

Observasi pada penelitian ini adalah observasi langsung, yang dilakukan di kelas VIII-C agar mendapatkan jenis, fungsi, dan makna tindak tutur direktif pada

Ada perbedaan anak yang sudah masuk TK. Anak yang sudah masuk TK mempunyai kemampuan membaca dan berhitung yang baik dan mempunyai kemampuan motorik dan ketangkasan yang lebih

Semakin tebal dinding tangki, maka transfer panas dari dinding ke fluida akan semakin kecil, sehingga dapat diabaikan.. Berikut adalah perhitungan tekanan fluida pada temperatur 35