• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PERTAMINI DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PERTAMINI DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

KONSUMEN DALAM MEMILIH PERTAMINI DITINJAU

DARI ETIKA BISNIS ISLAM

(Studi di desa Karang Tanjung kecamatan Padang Ratu kabupaten Lampung Tengah)

Oleh:

WIDAD KAMALA NUR AMRIANA NPM: 13104784

Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan: Ekonomi Syari’ah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JURAI SIWO METRO

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PERTAMINI DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM

(Studi di desa Karang Tanjung Kecamatan Padang Ratu Kabupaten

Lampung Tengah)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Nama :WIDAD KAMALA N.A

Npm : 13104784

Pembimbing I : Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag

Pembimbing II : Suraya Murcitaningrum, M.Si

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Syariah dan Ekonomi Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) METRO

(3)
(4)
(5)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PERTAMINI DITINJAU DARI

ETIKA BISNIS ISLAM

(Studi Di Desa Karang Tanjung Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah)

ABSTRAK Oleh

WIDAD KAMALA NUR AMRIANA

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang secara langsung dilakukan oleh individu dalam proses pengambilan keputusan untuk menggunakan barang yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga banyaknya usaha di era sekarnag ini membuat para pedagang berinovasi untuk membuat usaha yang diminati konsumen, salah satunya dengan cara menjual bensin menggunakan alat canggih seperti alat pengukur dan selang layaknya SPBU atau sering disebut dengan pertamini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini ditinjau dari etika bisnis Islam di desa Karang Tanjung. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research), bersifat deskriptif dengan teknik analisa data kualitatif. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data peneliti menggunakan analisis data kualitatif dengan menggunakan cara berfikir induktif.

Berdasarkan analisis data yang peneliti lakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini adalah selain mengikuti zaman yang semakin maju dan modern, pertamini juga lebih praktis, aman dan cepat. Konsumen dapat membeli sesuai dengan yang mereka butuhkan. Selain itu juga konsumen dapat selalu melihat titik awal takaran dan kualitas minyak yang selalu jernih saat membeli di pertamini. Adapun faktor-faktor dalam memilih pertamini jika di tinjau dari etika bisnis Islam belum sepenuhnya mengacu pada prinsip etika bisnis Islam seperti prinsip keadilan dan juga tanggung jawab. Sedangkan prinsip tauhid, prinsip kehendak bebas, dan prinsip kebenaran (kebajikan dan kejujuran) sudah cukup di aplikasikan dalam aktivitas bisnis tersebut.

(6)
(7)

MOTTO

َو ۡملكِ بَر ِقۡزِ ر نِم

ْاول لكُ

ْاولرلكۡشٱ

ل

َ

ل

ۥ

ٞرولفَغ ٌّبَرَو ٞةَبِ ي َط ٞةَ

لَۡب

ۡ

١٥

“Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah

kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah

Tuhan yang Maha Pengampun”.

(Q.S. As- Saba’ : 15)1

(8)

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, serta rasa bahagia kupersembahkan skripsi ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasihku yang tulus kepada:

1. Ibunda tercinta Ibu Suryatun dan Ayahanda tercinta Bapak

AM.Rahmat.YS yang selalu melimpahkan butiran-butiran kasih sayang yang tak pernah habis dan tak pernah bosan mendo’akan disetiap langkah-langkah kecil putra-putrinya.

2. Kakak-kakakku tersayang, Edy Tohadi, S.Ag, M.Pdi, Ummi Khabibah, S.Pd dan kakak- kakakku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu mengingatkan dan terus memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Pembimbing skripsi ku Ibu Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag dan Ibu Suraya Murcitaningrum, M.Si yang selalu sabar, iklas dan selalu memberikan bimbingan serta motivasi hingga skripsi ini selesai.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, karena selalu memberikan keceriaan, dukungan dan bantuan yang tak ternilai harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan khususnya mahasiswa Program Studi Ekonomi Syari’ah angkatan 2013 maupun mahasiswa IAIN Jurai Siwo Metro yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

5. Almamater tercinta IAIN Jurai Siwo Metro yang menjadi tempat penulis menuntut ilmu dan memperdalam Ekonomi Syari’ah.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

D. Penelitian Relevan ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen ... 10

1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 10

(11)

3. Teori Kebutuhan Konsumen ... 16

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 22

B. Pertamini ... 29

1. Pengertian Pertamini ... 29

2. Kelebihan Pertamini ... 30

3. Kekurangan Pertamini ... 31

C. Etika bisnis Islam ... 32

1. Pengertian Etika Bisnis Islam ... 32

2. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 38

1. Jenis Penelitian ... 38

2. Sifat Penelitian ... 38

B. Sumber Data ... 39

1. Sumber Data Primer ... 39

2. Sumber Data Sekunder ... 39

C. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Wawancara (interview) ... 40

2. Dokumentasi ... 42

D. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kampung Karang Tanjung ... 44

1. Sejarah Singkat Kampung Karang Tanjung ... 44

2. Luas dan Batas Wilayah ... 44

(12)

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Memilih Pertamini... 45

C. Analisis Etika Bisnis Islam Terhadap Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Memilih Pertamini ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Alat Pengumpul Data 2. Out Line

3. Bimbingan Konsultasi 4. Surat Tugas

5. Izin Research

6. Surat Keterangan Bebas Pustaka 7. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi 8. Nota Dinas

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya alam telah banyak memberikan manfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia terutama bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin lama semakin bertambah seiring dengan perkembangan populasi manusia yang meningkat. Dengan pengolahan secara sederhana maupun dengan teknologi yang berkembang dari waktu ke waktu.

Memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Saat semakin dewasa seseorang, maka barang yang akan di butuhan menjadi beberapa prioritasnya. Begitu pula dengan perputaran zaman yang begitu pesat dan canggih.

Kebutuhan konsumen, perorangan, atau rumah tangga merupakan kebutuhan manusia yang dapat memberikan hal menyenangkan dan sangat rumit atau kompleks. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan pokok kehidupan seperti makanan, minuman, pakaian, udara, perumahan, kesehatan, dan keselamatan. Disamping itu terdapat kebutuhan yang lebih tinggi lagi yaitu sosial. Apabila kebutuhan seseorang tidak dapat dipenuhi dan memuaskannya, maka ia merasa tidak senang atau tidak aman

(15)

hidupnya. Dalam keadaan seperti ini ia akan selalu berusaha lebih kuat

lagi dan memusatkan diri untuk dapat memenuhi kebutuhannya.2

Teori Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia sampai sekarang masih menjadi teori yang banyak mendasari pemikiran- pemikiran tentang perilaku manusia. Teori Maslow mengatakan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan- kebutuhan dasar yang bertingkat- tingkat. Oleh sebab itu, teori Maslow ini sering disebut teori hierarki kebutuhan. Orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan terbawah terlebih dahulu sebelum merasakan timbulnya kebutuhan yang lebih tinggi. Seperti kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan egoistik, dan

kebutuhan aktualisasi diri. 3

Apabila dihubungkan dengan perilaku konsumen, semakin tinggi tingkat kebutuhan tersebut maka semakin tinggi harga yang harus

dibayar.4

Terkait perilaku konsumen, Islam mengatur segenap perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula masalah

konsumsi, Islam mengatur bagaimana manusia berguna bagi

kemaslahatan. Dalam pengertiannya perilaku konsumen adalah suatu reaksi sikap yang dapat menimbulkan tindakan pada saat konsumen sebagai pemakai akhir dihadapkan dengan barang atau jasa sehingga konsumen dapat mengambil keputusan memilih baik jenis maupun

2 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), h. 85.

3 Ibid.

4 Mulyadi Nitisusanto, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, (Bandung:

(16)

kualitas produk yang akan dibelinya.5 Karena Kebutuhan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan yang sangat penting karena kebutuhan merupakan suatu hal yang perlu dipenuhi. Kebutuhan juga yang mendasari perilaku konsumen dalam melakukan tindakan, untuk memenuhi kebutuhannya tersebut tentu saja konsumen akan melakukan

tindakan.6

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang secara langsung dilakukan oleh individu dalam proses pengambilan keputusan untuk

menggunakan barang yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.7

Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, kadang konsumen terus terang menyatakan kebutuhan dan keinginan, namun sering pula mereka bertindak sebaliknya. Mungkin konsumen tidak memahami motivasi secara lebih mendalam, sehingga konsumen seringkali bereaksi untuk mengubah pikiran pada menit- menit terakhir sebelum akhirnya

melakukan keputusan pembelian.8

Teori perilaku konsumen dalam ekonomi Islam, konsumen cenderung untuk memilih barang dan jasa yang memberikan maslahah maksimum. Konsumsi dalam Islam dibedakan atas konsumsi duniawi, yaitu konsumsi untuk pemenuhan jasmani dan rohani. Konsumsi akhirat yaitu konsumsi untuk kepentingan ibadah. Perilaku konsumen muslim

5 M. Abdul Manan,Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Wakaf, 1997), h.50.

6 Mulyadi Nitisusanto, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, (Bandung:

Alfabeta,2013), h. 23.

7 Ibid., h. 278. 8 Ibid., h. 2.

(17)

dalam hal ini yaitu, seorang konsumen akan mempertahankan manfaat dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik, psikis dan material. Disisi lain, berkah akan diperoleh ketika ia mengkonsumsi barang atau jasa yang dihalalkan oleh syari’at

Islam.9

Perilaku konsumen yang tanpa berfikir panjang memutuskan pembelian membuat pendapat bahwa tindakan tersebut mengarah kepada perbuatan berlebih- lebihan dan boros. Islam juga mengakui kebutuhan- kebutuhan manusia akan keindahan dan perlunya pemenuhan kebutuhan

tersebut, seperti dalam QS Al a’raf: 31:10

َو ْاو

ل لكَُو ٖدِجۡسَم ِ لك َدنِع ۡملكَتَنيِز ْاولذلخ َمَداَء ٓ ِنَِبََٰي۞

ْاولبَ ۡشۡٱ

َ

لََو

لهَّنِإ

ْآولفِ ۡسۡلت

ۥ

ُّبِ ليُ

لَ

َ

َيِفِ ۡسۡلم

ۡ

لٱ

٣١

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid. Makan dan minumlah, dan janganlah lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.( QS. Al- A’araf – 31)

Ata Al-Khurrasani telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah SWT, jangan lah berlebih- lebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih- lebihan.

9 Munrokhim Misanam, M. Bhekti Hendrianto, Priyonggo Suseno, Pusat pengkajian dan

pengembangan ekonomi Islam (Ekonomi Islam), (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009),

h. 129.

10 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemah, (Diponogoro. CV Penerbit, 2006), h.

(18)

Yakni yang melampaui batas Allah SWT dalam masalah halal atau haram, yang berlebih- lebihan terhadap apa yang di halalkannya, yaitu dengan menghalalkan yang di haramkannya atau mengharamkan yang di halalkannya. Tetapi Allah SWT menyukai sikap yang menghalalkan apa yang di halalkannya dan mengharamkan apa yang di haramkannya, karena

yang demikian itulah sifat pertengahan yang di perintahkan olehnya.11

Berdasarkan ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa, rezeki yang diberikan Allah SWT merupakan berkah yang harus kita syukuri dan sebaiknya dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih- lebihan, serta menggunakan rezeki untuk hal- hal yang mendatangkan manfaat, karena dengan menggunakan rezeki dengan bijak juga merupakan salah satu cara bersyukur kepada Allah SWT. Kita semua sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, telah memiliki kewajiban menyembah kepada Allah sebagai wujud dari rasa syukur yaitu menyembah kepadanya.

Banyaknya usaha diera sekarang ini membuat para pedagang berinovasi untuk membuat usaha yang diminati konsumen, salah satunya dengan cara menjual bensin menggunakan alat canggih seperti alat pengukur dan selang layaknya SPBU atau sering disebut dengan pertamini.

Pertamini adalah Kios Pompa Mini yang digunakan pedagang bensin eceran untuk memudahkan dan memaksimalkan penjualannya pada

11 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya. PT

(19)

saat ini. Karena dengan inovasi yang sederhana ini membuat pelayanan kepada konsumen lebih cepat, aman dan praktis. Pada saat mengisi bensin beberapa liter pun tidak perlu bersusah payah menuangkan botol bensin berulang kali, cukup tarik Tuas Nozzle bensin pun tercurah dengan takaran yang pas karena Alat Pompa Pertamini ini di lengkapi dengan Tabung Gelas Takar Literan. Dengan Pertamini, selain adanya ukuran pada tangki ukur, penjual juga tidak harus meminta izin usaha pada polsek dan

kelurahan setempat.12

Selanjutnya berdasarkan penelusuran data kelapangan diperoleh informasi bahwa, konsumen lebih tertarik dengan Pertamini, karena selain lebih praktis konsumen dapat membeli BBM sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, seperti konsumen ingin membeli Rp.5000 pun akan dilayani oleh pembeli. Akan tetapi pada pedagang eceran yang menggunakan botol, konsumen hanya boleh membeli dengan batas

minimal 1 liter perbotol.13

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik memilih judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam

Memilih Pertamini di Tinjau dari Etika Bisnis Islam (studi kasus didesa Karang Tanjung Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah)”.

12https://id.m.wikipedia.org/wiki/pertamini, diunduh pada 14 Maret 2017.

13 Hasil wawancara dengan ibu Habibah selaku pembeli bensin pertamini, Pra Survey

(20)

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti lebih memfokuskan permasalahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini ditinjau dari etika bisnis Islam (studi di desa Karang Tanjung Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah) yang nantinya akan dirumuskan menjadi suatu permasalahan untuk diteliti. Adapun pertanyaan yang akan diajukan sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini ditinjau dari etika bisnis Islam didesa Karang Tanjung?

C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini didesa Karang Tanjung.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran semua pihak yang berkepentingan untuk mengetahui dan memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini.

(21)

b. Secara praktis

Merupakan sumbangsih keilmuan dalam wawasan kepada umat Islam, terutama terhadap bisnis penjual pertamini.

D. Penelitian relevan

Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan yang diangkat dalam pembahasan atau topik penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti sebelumnya.

Penelitian pertama melakukan peninjauan terhadap skripsi Sukma Hendra Wahyudi yang berjudul “Analisis Konsumsi dan Perilaku

Konsumen dalam Penggunaan Energi Bahan Bakar Minyak untuk Kendaraan Bermotor di Surakarta” yang diteliti oleh Sukma Hendra

Wahyudi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret surakarta.14 Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian

saya yaitu membahas tentang perilaku konsumen. Penelitian saudara sukma Hendra Wahyudi fokus tentang perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor, sedangkan skripsi saya membahas tentang minat beli konsumen ditinjau dari ekonomi Islam.

Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Jual Beli Bensin Eceran di Jalan Medoho Raya Sambirejo Semarang” yang diteliti oleh Nurlilita

14 Sukma Hendra Wahudi, Analisis Konsumsi dan Perilaku Konsumen dalam

Penggunaan Energi Bahan Bakar Minyak untuk Kendaraan Bermotor di Surakatra, skripsi Universitas Sebelas Maret,2010

(22)

Abbas Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Walisongo Semarang.15 Penelitian ini menjelaskan tentang Jual Beli

Bensin Eceran. Kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi saudari Nurlilita Abbas yaitu memiliki persamaan dengan penelitian saya yaitu membahas tentang bensin eceran. Penelitian saudari Nurlilita Abbas fokus tentang pelaksanaan jual beli bensin eceran, sedangkan skripsi saya membahas tentang minat beli konsumen ditinjau dari ekonomi Islam.

Hasil penelitian yang dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian- penelitian antara peneliti satu dan dua memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian terdahulu secara garis besar. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa karya ilmiah tersebut belum pernah diteliti sebelumnya.

15 Nurlilita Abbas, Pelaksanaan Jual Beli Bensin Eceran di Jalan Medoho Raya

(23)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. PERILAKU KONSUMEN

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perekonomian dan teknologi yang semakin maju, berkembang pula strategi yang harus dijalankan para pedagang, khususnya dibidang

pemasaran. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini sangat penting. Untuk itu pedagang perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan

perilaku konsumen.16

Konsumen adalah pengguna barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun makhluk hidup lain.17

Dalam ilmu ekonomi mikro, konsumen adalah seseorang atau kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa. Pengertian lain tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan, dan memanfaatkan barang atau jasa.

16 Vinna Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen Teori dan Praktik, Bandung : Pustaka Setia,

2015, h. 56.

(24)

Menurut Philip Kotler, konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli dan memperoleh barang atau jasa untuk

dikonsumsi pribadi.18

Menurut Shiffman dan Kanuk, perilaku konsumen merupakan perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang

mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.19

Menurut London dan Della Bitta, perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu- individu, yang

semuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan,

menggunakan, atau mengabaikan barang- barang dan jasa- jasa. Dalam pengertian lain, perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memproses,

menggunakan, dan membuang barang atau jasa.20

Menurut Ebert dan Griffin, perilaku konsumen adalah upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan

dikonsumsi.21

Menurut solomon, perilaku konsumen merupakan studi terhadap proses yang dilalui oleh individu atau kelompok ketika memilih, membeli,

18 Ibid.

19 Ibid.

20 Ibid., h.46-47. 21 Ibid., h.47.

(25)

menggunakan, atau membuang suatu produk, jasa, ide, atau gagasan untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.22

Menurut Enggel, Blackwell dan Miniard, perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan mengahabiskan produk dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu.23

Menurut Gerald Zaldman dan Wallendorf, perilaku konsumen adalah tindakan- tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan

produk, pelayanan, dan sumber- sumber lainnya.24

Keberhasilan para pedagang dalam pemasaran perlu didukung

pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen para pedagang dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, maka perilaku konsumen adalah

perilaku yang digunakan seorang konsumen untuk memilih produk atau barang yang dapat memenuhi kebutuhannya tersebut.

22 Ibid.

23 Mulyadi nitisusanto, perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, Bandung :

Alfabeta, 2013, h. 32.

24 Sudaryono, Perilaku Konsumen dalam perspektif Pemasaran, Jakarta : Lentera Ilmu

(26)

2. Jenis- jenis konsumen

Keputusan konsumen untuk pembelian suatu produk sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti persepsi, proses pembelajaran dan memori, motivasi dan nilai konsep diri, sikap, kepribadian dan gaya hidup. Keputusan konsumen dan bergantung pada tipe keputusan (rutin atau jarang), situasi pembelian yang dihadapi, kelompok atau orang yang mempengaruhi dan menjadi acuan. Selanjutnya, kebudayaan dan sub

budaya juga memiliki pengaruh bagi perilaku konsumen.25

Konsumen pada dasarnya dikelompokkan kedalam dua kategori, yakni :

a. Konsumen individu

Seorang anak sekolah yang membeli sebuah buku disebuah toko disebut sebagai konsumen individu atau konsumen perorangan. Seorang ibu yang sedang berbelanja dipasar, disebut sebagai konsumen individu atau konsumen perseorangan atau

konsumen perorangan.26

Seorang mahasiswa yang sedang makan disebuah kantin kampus, juga disebut sebagai konsumen individu. Seorang dosen yang ketika berangkat kesebuah kampus untuk mengajar, dan menggunakan kendaraan atau angkutan umum juga disebut sebagai konsumen individu. Demikian juga dengan seseorang yang sedang bepergian dengan menggunakan transportasi udara juga disebut

25 Vinna Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen Teori dan Praktik., h. 48.

26 Mulyadi nitisusanto, perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, Bandung :

(27)

sebagai konsumen individu. Dengan demikian, maka pengertian konsumen sangat mudah untuk dikenal dan dipahami. Karena sifatnya yang individu, maka jelas kiranya bahwa konsumen individu ini jumlahnya sangat besar. Bagi seorang pelaku usaha konsumen individu yang jumlahnya besar ini lebih menjanjikan

apabila mempunyai daya beli yang sangat kuat.27

b. Konsumen institusi (organisasi)

Seorang kepala sekolah yang membeli pakaian seragam untuk para muridnya disebut sebagai konsumen institusi meskipun yang membeli adalah satu orang. Demikian juga bagian perlengkapan sebuah klub sepak bola yang membeli peralatan olah raga seperti bola, sepatu, pakaian seragam untuk tim sepak bola,

disebut sebagai konsumen institusi atau konsumen organisasi.28

Koperasi simpan pinjam keluarga sakinah, yang membeli keperlaun untuk kepentingan anggotanya, disebut dengan konsumen institusi, atau konsumen organisasi atau konsumen kelompok. Didalam konsumen kelompok, terdapat konsumen individu, karena pada dasarnya konsumen kelompok merupakan kumpulan konsumen individu. Dapat dikatakan bahwa konsumen kelompok merupakan kumpulan konsumen individu yang memiliki kesamaan relatif kebutuhan dan keinginan tersebut dilakukan dalam bentuk memasuki organisasi kelompok, yang didalam

27 Ibid. 28 Ibid.

(28)

masyarakat sering kita kenal dengan nama kelompok atau

organisasi sosial.29

Konsumen individu dan konsumen institusi memiliki kesamaan, yakni sebagai pembeli, pemakai, pengguna, pengemar, pengakum, penikmat dan menghabiskan atau memanfaatkan apa yang telah dibeli. Kesamaan lainnya adalah ketika berlangsungnya tahapan- tahapan dalam proses mengambil keputusan membeli. Denagn demikian maka perbedaannya adalah dalam hal berlangsungnya proses keputusan membeli. Mengingat pembeli institusi biasanya terdiri lebih dari satu orang, maka dalam pertimbangannya untuk membeli dan atau tidak membeli memerlukan waktu dan proses yang lebih panjang. Proses yang panjang tersebut diakibatkan oleh adanya waktu yang dibutuhkan untuk menyamakan persepsi, pengalaman, kepribadian dan sebagainya. Semakin banyak anggota konsumen yang terlibat dalam konsumen kelompok semakin lama waktu yang diperlukan

untuk mengambil keputusan.30

Berdasarkan dari sudut pandang produsen, baik konsumen individu maupun konsumen institusi adalah sama pentingnya, keduanya merupakan penyerap produk barang dan atau jasa yang ditawarkan pelaku usaha diarena pasar. Tanpa mereka tidak mungkin suatu usaha akan tumbuh dan berkembang. Sekalipun

29 Ibid., h.27. 30 Ibid.

(29)

demikian perlu diketahui bahwa konsumen individu lebih memiliki potensi yang mampu membesarkan perusahaan dibandingkan dengan konsumen kelompok. Penyebabnya sudah sangat jelas, karna konsumen individu jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan

konsumen kelompok.31

Konsumen individu dan konsumen institusi memiliki karakteristik masing- masing. Namun secara logika yang membesarkan sebuah usaha utamanya adalah konsumen individu, karena selain jumlahnya lebih banyak dibanding dengan konsumen institusi, konsumen individu sering kali menjadi bagian dari konsumen institusi. Pelaku usaha perlu mempelajari, mengenali dan memahami karakteristik setiap jenis konsumen. Kemudian memperlakukan mereka dengan baik agar tetap menjadi relasi

perusahaan.32

Berdasarkan uraian di atas, maka konsumen terdapat dua jenis yaitu konsumen individu yang digunakan untuk dirinya sendiri dan konsumen organisasi yang digunakan untuk kepentingan orang banyak.

3. Teori Kebutuhan konsumen

Teori Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia sampai sekarang masih menjadi teori yang banyak mendasari pemikiran- pemikiran tentang perilaku manusia. Teori Maslow mengatakan bahwa setiap

31 Ibid.

(30)

manusia mempunyai kebutuhan- kebutuhan dasar yang bertingkat- tingkat. Oleh sebab itu, teori Maslow ini sering disebut teori hierarki kebutuhan.

Orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan terbawah terlebih

dahulu sebelum merasakan timbulnya kebutuhan yang lebih tinggi.33

Secara singkat hierarki kebutuhan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kebutuhan fisik (Physical Need)

Seseorang membutuhkan makanan, minuman, tempat tinggal, kebutuhan seksual, kebutuhan rasa puas dan kebutuhan fisik lainnya. Orang butuh makan dan minum agar tetap dan mampu bertahan hidup. Orang juga membutuhkan hubungan badan sebagai guna mengatasi dorongan libidonya. Dan orang juga membutuhkan agar tetap terjaga kondisi fisiknya. Dihubungkan dengan perilaku konsumen, maka kebutuhan makanan bisa memiliki variasi keinginan yang sangat luas dan beragam. Demikian pula dengan kebutuhan- kebutuhan yang bersifat fisik lainnya.34

Berdasarkan uraian di atas seseorang membutuhkan kebutuhan fisik yang mampu untuk bertahan hidup, apabila dihubungkan dengan perilaku konsumen, maka kebutuhan tersebut semuanya sangat beragam dan sangat luas.

33 Ibid.

(31)

b. Kebutuhan rasa aman (Safety Need)

Setiap orang membutuhkan rasa aman dan terlindungi dari kerugian fisik maupun kerugian psikis. Setiap orang membutuhkan rasa aman, baik dari gangguan orang lain, dari gangguan binatang, dari gangguan alam, dan gangguan- gangguan lainnya.

Kebutuhan rasa aman bukan semata- mata yang berkaitan dengan kondisi fisik, melainkan juga dari gangguan non fisik, seperti dari gangguan makhluk halus, atau gangguan yang berupa teror dan ancaman lainnya yang bersifat psikis. Lebih luas lagi terkait dengan kebutuhan rasa aman ini termasuk kebutuhan terhadap masa depan yang pasti. Setiap keluarga membutuhkan kepastian masa depan terjamin. Orang dewasa membutuhkan kesejahteraan dihari tua, seorang pelajar atau mahasiswa membutuhkan lapangan kerja setelah tamat dari kegiatan pendidikan.35

Rakyat banyak membutuhkan kepastian bahwa sembako dan bahan bakar untuk memasak mudah didapat dan harga terjangkau. Para pegawai, pekerja, pelajar, dan pengguna moda transportasi umum membutuhkan kepastian bahwa jadwal mereka ketempat tujuan tidak mengalami gangguan atau penundaan. Para ibu rumah tangga dan pengguna kompor gas elpiji membutuhkan alat untuk memasak yang tidak membahayakan keselamatan

(32)

mereka. Secara keseluruhan setiap manusia sebagai anggota masyarakat membutuhkan rasa aman dari segala macam hambatan, kesulitan dan kekurangan atas semua kebutuhan hidup guna menyambung hidup. Demikian luas dan beragamnya kebutuhan

manusia.36

Berdasarkan uraian di atas, setiap orang pasti membutuhkan rasa aman dan terlindungi dari segala ancaman dan kerugian untuk dapat bertahan hidup.

c. Kebutuhan sosial (social Need)

Seseorang membutuhkan untuk bergabung dengan orang lain, merasa dimiliki oleh orang lain, dan membutuhkan rasa persaudaraan. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu bergabung dengan orang lain merupakan sebuah kebutuhan yang

harus dipenuhi.37

Kebutuhan sosial bukan terbatas hanya agar dapat bergaul dan bergabung dengan orang lain, akan tetapi juga ingin menjadi bagian dari sebuah komunitas, sebuah kelompok masyarakat. Setiap manusia membutuhkan diterima didalam lingkungan komunitas tersebut dan diakui dalam bentuk persahabatan dan persaudaraan. Apabila didalam kehidupan masyarakat terdapat satu atau dua orang yang tidak bersikap demikian, maka seyogyanya

36 Ibid.,h.48. 37 Ibid.

(33)

pemuka masyarakat ditempat tersebut mempertanyakan, dan kiranya patut mencurigainya.

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa bila seorang atau dua orang oknum berperilaku demikian, ternyata kemudian diketahui belakangan bahwa oknum tersebut, memiliki itikad yang kurang baik. Dari berita yang dimuat dimedia, ternyata oknum masyarakat tersebut adalah seorang pembuat orang terlarang atau sabu- sabu, atau seorang teroris. Informasi baru diketahui, ketika

aparat keamanan telah melakukan tindakan dan atau

penggerebekan. Perkembangan seperti ini, teriring dengan semakin luasnya kebutuhan manusia, termasuk motivasi untuk melakukan

kejahatan.38

Berdasarkan uraian di atas, dengan kebutuhan sosial seseorang pasti menginginkan rasa persaudaran dalam kelompok masyarakat, supaya setiap manusia membutuhkan di terima di dalam komunitas lingkungan dan di akui dalam bentuk persahabatan dan persaudaraan.

d. Kebutuhan egoistik (Esteem Need)

Seseorang membutuhkan dari orang lain atau orang sekitarnya pengakuan terhadap faktor psikilogis internal yang melekat pada dirinya, seperti kebutuhan untuk dihormati, kebutuhan untuk disegani, kebutuhan untuk dipatuhi. Dalam

(34)

bentuuk yang lebih konkrit, kebutuhan tersebut meluas untuk memiliki posisi tertentu dimasyarakat, misalnya seseorang menginginkan menempati posisi sebagai pemimpin formal atau pemimpin non formal dilingkungannya. Disamping itu seorang membutuhkan untuk dapat diakui oleh masyarakat lingkungannya seperti kebutuhan untuk memiliki status, kebutuhan untuk dikenal orang lain dan kebutuhan untuk mendapat perhatian dari orang lain. 39

Berdasarkan uraian di atas, kebutuhan egoistik memang sangatlah fenomenal dikalangan masyarakat yang melekat pada dirinya masing-masing, seperti kebutuhan untuk di hormati, di segani, dan di patuhi.

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization Need)

Aktualisasi merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan ini timbul ketika kebutuhan- kebutuhan pada tingkat dibawahnya telah dipeuhi secara penuh. Aktualisasi merupakan titik puncak perwujudan kebutuhan manusia, kebutuhan tertinggi yang ingin ditunjukkan oleh seseorang kepada masyarakat lingkungannya. Seseorang membutuhkan untuk menjadi dan atau menempati suatu posisi puncak yang diinginkan, yang dirasakan dia merasa mampu untuk melaksanakan dan menjalankan fungsi tersebut.

(35)

Apabila dihubungkan dengan perilaku konsumen, ternyata bila seseorang membutuhkan sesuatu untuk dimiliki, semakin tinggi tingkat kebutuhan tersebut maka semakin tinggi harga yang harus dibayar. Kondisi ini mengandung pengertian bahwa untuk mencapai dan mendapatkan kebutuhan, semakin tinggi hierarkinya maka semakin keras perjuangan dan pengorbanan yang

dilakukan.40

Berdasarkan uraian di atas, adapun kebutuhan konsumen itulah sangat banyak seperti kebutuhan untuk memenuhi keinginan dirinya sendiri hingga keinginan sosial untuk sesuatu yang dimiliki.

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen a. Faktor kebudayaan

1.) Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk- makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, prefensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga- lembaga sosial penting lainnya.

40 Mulyadi nitisusanto, perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, Bandung :

(36)

2.) Sub-Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya- sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

3.) Kelas sosial

Kelas- kelas sosial adalah kelompok- kelompok yang relafit homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,

minat dan perilaku yang serupa.41

Berdasarkan uraian di atas, faktor kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang, yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya, yang tersusun secara hierarki dan dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

b. Faktor- faktor sosial 1.) Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak

(37)

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah :

a) kelompok kelompok primer, yang adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat.

b) Kelompok- kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok aspirasi.

Sebuah kelompok diasosiatif ( memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya

tidak disukai oleh individu.42

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok- kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara. Pertama, kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “ menyesuaikan diri”. Ketiga,

mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri

(38)

yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek

seseorang.43

Berdasarkan uraian di atas, kelompok referensi yang berada pada faktor-faktor sosial merupakan kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang yang ingin menyesuaikan diri.

2.) Keluarga

Dapat di bedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak- anak seseorang keluarga merupakan organisai pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

3.) Peran dan strategi

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya keluara, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam

(39)

setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.44

Berdasarkan uraian di atas, faktor-faktor sosial yang sangat penting adalah keluarga, dari faktor tersebut manusia merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.

c. Faktor pribadi

1.) Umur dan tahapan dalam siklus hidup.

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi tahapan- tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

2.) Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok- kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata- rata terhadap produk dan jasa tertentu.

3.) Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan ( tingkatannya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang

(40)

mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminajm dan

sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.45

4.) Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan pleh kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan”

yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

5.) Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis- jenis kepribadian tersebut dan berbagai pilihan produk atau

merek.46

Berdasarkan uraian di atas, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor peribadi seperti kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa, keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang di belanjakan, kemampuan untuk

45 Ibid.

(41)

meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung, gaya hidup seseorang juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial.

d. Faktor- faktor psikologis 1.) Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah tidak nyaman. Adapun kebutuhan lain bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuahan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

2.) Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. 3.) Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4.) Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Kita sekarang dapat mengahargai berbagai kekuatan yang

(42)

seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling memenagruhi dan yang rumit antara faktor- faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Faktor- faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli- pembeli yang mungkin memiliki minat terbear terhadap suatu produk. Faktor- faktor lain dapat mengisyaratkan pada pemasar mengenai bagaimana

mengembangkan produk, harga, distribusi, dan promosi.47

B. PERTAMINI

1. Pengertian Pertamini

Pertamini adalah tempat berjualan bahan bakar yang dikelola secara individual atau perorangan, tanpa badan hukum. Sejatinya, pertamini ini adalah pedagang eceran biasa. Dahulu pedagang bensin eceran menjual bensin dengan menggunakan botol, jerigen ataupun drum. Maka tidak mengherankan jika tampak- tampak botol- botol ukuran 1 liter atau jerigen ukuran 2 sampai 5 liter berderet dikios pedagang bensin eceran. Namun, jika biasanya pedagang eceran menggunakan botol, pertamini menggunakan literan yang lebih modern. Selain memakai pompa atau literan manual dengan gelas literan berkapasitas lima liter, pertamini juga dilengkapi dengan batas tera pada setiap satu liternya. Tangki cadangan merekapun memakai drum berkapasitas 200 liter yang ditanam atau dimasukkan dibawah bangunan khusus berdinding beton. Bensin yang dibeli dari SPBU

(43)

kemudian dimasukkan kedalam drum sebelum dijual kepada konsumen. Bagi konsumen, jika stok persediaan BBM di SPBU resmi habis, pertamini bisa menjadi pilihan. Walaupun harga pertamini

sedikit lebih mahal dibanding harga resmi.48

Pertamini sendiri dianggap membantu para pengendara motor yang kehabisan bensin dijalan letakknya jauh dari SPBU. Pertamini ternyata merupakan usaha kreatif yang dapat membantu para pengendara yang dapat kehabisan bahan bakar dan jauh jangkauan dari SPBU.

Berdasarkan uraian diatas, pertamini merupakan tempat berjualan bensin eceran yang memudahkan para pengendara yang kehabisan bensin.

2. Kelebihan Pertamini

Walaupun kita tahu sebenernya SPBU lebih unggul dari yang lainnya, walaupun begitu alternatif pertamini ini mempunyai kelebihan. Mini pom ini selain bisa dibawa kemana- mana sehingga penjual bisa menentukan lokasinya dan penjual juga bisa survei sendiri dimana tempat yang strategis untuk berdagang BBM ini. Maka disini penulis akan memaparkan sedikit kelebihan dari pertamini. Berikut adalah kelebihan dari pertamini :

a. Memiliki konsep yang sama seperti pedagang bensin yang lainnya seperti dipertamina rsmi dan yang eceran. Hanya ini tapilannya kecil dan modern.

(44)

b. Mudah dan praktis, tidak ribet seperti yang eceran yang harus diwadahi botol terlebih dahulu dan mengukur timbangannya. c. Pengukur literan pasti tepat, tidak usah ragu karena mini pom pasti

akurat dalam pengukuran bensinnya dan tidak ada kecurangan karena ini sudah diatur oleh alat canggih modern.

d. Air bensin langsung dapat diisikan pada kendaraan seperti mobil atau motor karena sistemnya sama seperti SPBU.

e. Kapasitas penyimpanan bensin yang cukup luas yakni 200 liter.

f. Lebih cepat dan sederhana.49

3. Kekurangan pertamini

Konsep utama usaha pertamini ini masih sama dengan pedagang bensin eceran, hanya saja konsep ini lebih canggih dan mempermudah pedagang dan pembeli saat pengisian bensin dalam kendaraan. Namun jika sebelumnya penulis telah memaparkan sedikit kelebihan dari konsep usaha bensin eceran yang sudah tidak menggunakan botol, disini pertamini masih mempunyai beberapa kekurangan diantaranya adalah :

a. Tampilan atau desain pertamini masih menggunakan pompa atau engkol (manual).

b. Tabung untuk menyimpan bensin di bagian atas tidak memenuhi

standar (mengandung resiko), dikarenakan tabung menggunakan

49 https://pro-rahasia.com/omzet-besar-dari-usaha-pom-bensin-mini-portable/, diunduh

(45)

Piva air (Paralon) untuk tempat menyimpan bensin dibagian atas tersebut.

c. Pompa yang digunakan untuk menyedot bensin dari drigen (penyimpanan bensin) ke tabung atas menggunakan Rotax / fuel pump untuk mobil.

d. pertamini hanya mampu melayani eceran niminal 1000 dan kelipatannya tetapi tidak bisa melayani nominal ratusan rupiah

e. konsumen masih harus melihat atau memperhatikan display harga atau literan saat melakukakan pengisian bensin, dikarenakan nozzle

tidak berhenti otomatis.50

(46)

C. ETIKA BISNIS ISLAM

1. Pengertian Etika Bisnis Islam

Etika merupakan seperangkat prinsip moral yang membedakan

yang baik dari yang buruk.51 Bisnis diartikan sebagai usaha dagang,

usaha komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha. Sehingga bisnis merupakan suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa yang diinginkan oleh

konsumen untuk memperoleh profit. 52

Etika bisnis Islam merupakan prinsip moral untuk

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk aktivitas bisnis dalam berbagai bentuk yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehanya atas penjualan barang-barang dan pendayagunaan hartanya.

2. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

Ada lima prinsip yang membentuk sistem etika bisnis islam, yaitu:

a. Keesaan (Tauhid)

Sebagai sumber utama etika Islam karena mengandung kepercayaan tentang kesatuan atau keesaan tuhan. Tauhid merupakan dasar dan sekaligus motivasi untuk menjamin kelangsungan hidup, kecukupan, kekuasaan dan kehormatan

51 Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islam, diterjemahkan oleh Muhammad, dari judul asli

Islamic Business Ethics, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), h. 3

52 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 15

(47)

manusia yang telah di disain Allah SWT untuk menjadi mahluk yang di mulyakan. Secara umum tauhid di pahami sebagai sebuah ungkapan keyakinan (Syahadat) seorang muslim atas keesaan

Tuhan.53

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam prinsip Tauhid harus mengakui keesaan Allah SWT. Adapun wujud keyakinan tersebut dapat di tunjukan dengan melakukan aktivitas bisnis yang di niatkan untuk mendapatkan Ridho Allah SWT dan mencari keuntungan bukan hanya sebatas untuk kehidupan dunia namun juga untuk di akherat dengan keuntungan yang berlipat ganda.

Tauhid merupakan wacana teologis yang mendasari segala aktivitas manusia, termasuk kegiatan bisnis. Tauhid menyadarkan

manusia sebagai mahluk ilahiyah, sosok mahluk yang bertuhan.54

Dengan demikian, kegiatan bisnis manusia tidak terlepas dari pengawasan tuhan, dan dalam rangka melaksanakan perintah tuhan. Dalam Al-Qur’an juga di sebutkan bahwa tauhid merupakan filsafat fundamental dari ekonomi Islam.

b. Keadilan

53 Muhammad, Paradigma, Metodologi dan Aplikasi Ekonomi Syari’ah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 109

(48)

Prinsip ini menuntut agar setiap manusia memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya. Hak orang lain perlu di hargai dan jangan sampai di langgar, persis seperti dirinya mengharapkan agar hak-haknya di hargai dan tidak di langgar.

Keadilan adalah suatu masalah yang sangat sulit di laksanakan mudah di katakan dan sulit di terapkan. Terutama

keadilan dalam bidang ekonomi dan hukum.55 Islam telah

menetapkan nilai keadilan dalam semua aspek ekonomi dan Islam mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain.

Prinsip adil merupakan pilar penting dalam ekonomi islam. Penegakan keadilan ini termasuk keadilan ekonomi terutama dalam hal berbisnis dan penghapusan kesenjangan pendapatan. Allah SWT menurunkan Islam sebagai sistem kehidupan bagi seluruh umat manusia, menekankan pentingnya keadilan dalam sektor ekonomi atau bisnis.

c. Kehendak Bebas

Manusia di perbolehkan melakukan segala hal yang di inginkan selama tidak melanggar syari’at, dalam bisnis pun

manusia bebas untuk memilih. Kebebasan yang di miliki oleh setiap individu di akui dalam kerangka etika bisnis Islam selama

(49)

tidak bertentangan dengan kepentingan sosial yang lebih besar atau

sepanjang individu itu tidak melangkahi hak-hak orang lain.56

Manusia di beri kehendak bebas untuk mengendalikan kehidupan sendiri manakala Allah SWT menurunkanya ke bumi. Manusia tidak boleh mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya di tuntut oleh hukum yang di ciptakan Allah SWT. Manusia di beri kemampuan untuk berfikir dan membuat keputusan untuk memilih jalan hidup yang di inginkan dan untuk bertindak berdasarkan aturan yang di pilihnya.

Dapat di pahami bahwa manusia memiliki kehendak bebas untuk melakukan aktivitas bisnis berdasarkan keputusan dan keinginanya selama aktivitas bisnis tersebut tidak melanggar hak-hak orang lain, sedangkan dalam aktivitas bisnis tidak ada paksaan dari siapapun.

d. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan prinsip yang sangat

berhubungan dengan prilaku manusia, karena segala kebebasan dalam melakukan segala aktivitas bisnis oleh manusia tidak terlepas dari pertanggung jawaban yang di berikan manusia atas

aktivitas bisnisnya. 57

56 Yatimin Abdullah, Studi Ahlak dalam persepektif Al-qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007), h.106

57 Burhanudin Salam, Etika Sosial Asas Moral Kehidupan Manusia, (Jakarta: Rineka

(50)

Allah SWT telah berfirman:













Artinya: “tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,” (QS.Al-Muddasir(74) : 38). 58

Ibnu Abbas meriwayatkan dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan agar setiap orang harus berperihatin dan benar-benar memperhatikannya hubungannya dengan Allah SWT, supaya sadar bahwa tiap orang bergantung pada amal perbuatannya sendiri, baik buruknya terserah pada rahmat Allah SWT kepadanya dalam

menerima petunjuk hidayahnya serta taufiknya.59

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap individu berkewajiban untuk bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuatnya serta dapat menanggung risiko-risikonya. Seperti halnya dalam beraktivitas pembelian, setiap konsumen harus bertanggung jawab terhadap aktivitas pembelian yang di jalaninya dan sanggup menanggung risiko yang akan terjadi nantinya.

e. Kebenaran, kebajikan dan kejujuran

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu

58 Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemah, (diponegoro. CV Penerbit, 2006), h

460.

59 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 8, (Surabaya.

(51)

kebajikan dan kejujuran. Prinsip kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain di definisikan sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain lebih di banding orang yang melakukan tindakan tersebut dan di lakukan tanpa kewajiban apapun. Sedangkan kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis

yang di lakukan tanpa adanya penipuan sedikitpun.60

Sikap kebajikan dan kejujuran maka suatu bisnis akan

melahirkan persaudaraan, dan kemitraan yang saling

menguntungkan, tanpa adanya pihak yang merasa di rugikan dari bisnis yang di jalaninya.

60 Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islam, diterjemahkan oleh Muhammad, dari judul asli

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan sifat penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realitas apa yang

tengah terjadi di masyarakat.61

Penelitian lapangan yang dimaksud pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di Pertamini Desa Karang Tanjung.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk membuat pencandraan

mengenai situasi atau kejadian.62 Penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian lapangan yang berjenis deskrptif, ini merupakan penelitian yang menggambarkan dan menguraikan situasi atau kejadian secara sistematis, faktual, dan akurat maksudnya adalah penelitian yang di arahkan untuk

meneliti realitas tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

61Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h.

32.

(53)

konsumen dalam memilih pertamini ditinjau dari etika bisnis islam (studi di desa Karang Tanjung kecamatan Padang Ratu kabupaten Lampung Tengah)”.

B. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh.63 Dalam penulisan ini, sumber data yang digunakan adalah:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.64 Sumber data primer ini

tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber, atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun sumber data primer. Sumber data primer yang di kumpulkan peneliti dari lapangan, yaitu langsung dari sumber utamanya, yaitu Penjual dan pembeli pertamini.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan, sumber data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia,

63Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 129.

64 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011),

(54)

misalnya diperpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah, atau dengan kata lain suatu data yang bersumber dari bahan-bahan bacaan seperti buku tentang Perilaku Konsumen dan etika bisnis Islam, jurnal, hasil penelitian, dan lain sebagainya yang dapat mendukung sumber data primer yaitu yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam memilih pertamini. 65

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian dan dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain

penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti.66 Pengumpulan data

dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Beberapa teknik yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian antara lain:

1. Wawancara (interview)

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola

65Rony Kountor, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Akasara, 2005), h. 178 66 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(55)

media yang melengkapi kata-kata secara verbal.67 Wawancara dilihat

dari bentuk pertanyaan dapat dibagi dalam 3 bentuk yaitu :

a. Wawancara berstruktur (pertanyaan-pertanyaan mengarahkan pada jawaban dalam pola pertanyaan yang dikemukakan)

b. Wawancara tak berstruktur (pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terikat pada pola-pola tertentu)

c. Campuran (campuran antara wawancara struktur dan tak berstruktur)68

Peneliti menggunakan interview berstruktur. Wawancara ini bertujuan untuk menyiapkan garis besar mengenai hal-hal yang akan di tanyakan terkait dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruh Perilaku Konsumen Dalam Memilih Pertamini. Wawancara ini di lakukan kepada Bapak Ahmad Tahta Zani, Bapak Suyit, Bapak Mahmudi, Ibu Hermawati, dan Ibu Turinah (pedagang pertamini) di desa Karang Tanjung, dan Ibu Habibah, Bapak Amir, Bapak Lukman, Ibu Ida dan Bapak Sodik (konsumen).

67W Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Widia Sarana Indonesia, 2002), h. 119 68Ibid., h. 120-121

(56)

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian

dan sebagainya.69

Dokumen ini mencari data-data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tinjauan etika bisnis Islam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini.

D. Teknis Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, menemukan pola, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.70 Penelitian ini

menggunakan teknik analisa data kualitatif. Kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan

bahasa.71 Penelitian ini menggunakan metode berfikir induktif yaitu suatu cara

yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah yang bertolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian menarik

69Musein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali

Press, 2000), h. 102

70Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 18 71Moh. Nazir, Metode Penelitian edisi 7, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 54

(57)

kesimpulan yang bersifat umum.72 Cara berfikir ini, peneliti gunakan untuk menguraikan kemudian ditarik kesimpulan secara umum.

Berdasarkan keterangan di atas maka dalam menganalisa data peneliti menggunakan data yang telah diperoleh dalam bentuk uraian-uraian kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi tentang Tinjauan Etika Bisnis Islam pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih pertamini.

72Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1984), cet ke-XVI, hal. 42.

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kampung Karang Tanjung

1. Sejarah Singkat Kampung Karang Tanjung

Pada awalnya Kampung Karang Tanjung adalah sebuah desa percobaan yang merupakan wilayah bagian dari Kampung Kota Baru pada tahun 1970 dengan nama desa percobaan Tanjung Meru yang di pimpin oleh seorang Kepala Kampung yaitu Bapak M. Suharjo. Kemudian pada tahun 1975 desa percobaan Tanjung Meru memisahkan diri dari Kampung Kota Baru dan membentuk kampung baru dengan nama Kampung "Karang Tanjung". Kata "Karang Tanjung" mempunyai arti sebagai beikut: Kata "Karang" diambil dari daerah asal tokoh pembukaan kampung yang berasal dari Desa Karang Kemojing Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah, sedangkan kata "Tanjunga" diambil dari kata nama

susukan Tanjung Meru, sehingga menjadi " Karang Tanjung.73

Desa Karang Tanjung merupakan bagian dari desa kota baru, kemudian ketika di pimpin oleh Bapak M. Suharjo, Karang tanjung memisahkan dari desa Kota baru dengan tujuan agar tidak terlalu luas dan membentuk kampung baru dengan nama Karang Tanjung.

73 Dokumen Kampung Karang Tanjung

(59)

2. Luas dan Batas Wilayah

Kampung Karang Tanjung terbagi atas 10 Dusun dan 28 RT dengan luas wilayah 535 Ha yang terdiri dari Pekarangan 50 Ha, Perladangan 150 Ha, dan Persawahan 270 Ha, dan Lain-lain berupa jalan, bangunan umum, dll seluas 65 Ha. Dengan batas-batasnya sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan : Kampung Kota Baru Kecamatan Padang Ratu - Sebelah Timur berbatasan dengan : Kampung Negara Aji Baru Kecamatan Anak Tuha - sebelah Selatan berbatasan dengan : Kampung Suka Waringin Kecamatan Bangun Rejo - Sebelah Barat

berbatasan dengan : Kampung Margo Rejo Kecamatan Padang Ratu.74

Kondisi wilayah desa yang di gunakan usaha sangat lah tepat karena mengikuti zaman yang semakin maju dan jauh dari SPBU sehingga memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

3. Sejarah Singkat berdirinya pertamini di desa Karang Tanjung. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik pertamini, bahwa pertamini ini terletak di kelurahan Karang Tanjung kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah. Adapun batasan-batasan wilayah berdasarkan posisi geografisnya yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan : Kampung Kota Baru Kecamatan Padang Ratu - Sebelah Timur berbatasan dengan : Kampung Kegara Aji Baru Kecamatan Anak Tuha - sebelah Selatan berbatasan dengan : Kampung Suka

(60)

Waringin Kecamatan Bangun Rejo- Sebelah Barat berbatasan dengan :

Kampung Margo Rejo Kecamatan Padang Ratu.75

Usaha pertamini yang di jalani di desa Karang Tanjung sudah ada sejak Tahun 2013, selain berkembangnya zaman yang semakin maju dan jauh dari SPBU maka para pedagang berinovasi berjualan bensin menggunakan alat canggih yang biasa disebut dengan pertamini. B. Faktor- faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam

memilih Pertamini

Pertamini merupakan salah satu kios bensin yang di disain seperti layaknya SPBU di wilayah desa karang tanjung. Selain itu juga banyak terdapat pedagang bensin yang menggunakan pertamini sehingga bisa memudahkan para konsumen tanpa harus susah payah datang ke SPBU. Meskipun sangat banyak pedagang yang menggunakan pertamini akan tetapi cara pelayanan dan penyediaan tempat sangat lah berbeda, itu lah yang membuat para konsumen memilih dan menentukan pertamini mana yang akan konsumen tuju.

Selain itu para pedagang pertamini memberikan pelayanan dan tempat yang bisa membuat nyaman para konsumen agar merasa puas dalam pembeliannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan kepada penjual pertamini di desa Karang Tanjung dan konsumen sekitar adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Industri Peralatan: Peralatan Pemboran: Onshore Rig, Offshore Rig, Drilling Jar, Drilling Bit, Drill Collar, Drill Pipe, Kelly, Stabilizer, Top Drive, Mud Motor, Mud Pump,

diresmikannya kawasan ini sebagai kawasan cagar budaya betawi sekaligus memiliki fungsi pariwisata, Perkampungan Budaya Betawi memiliki potensi wisata yang baik untuk dapat

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa lokasi areal reklamasi Arboretum memiliki nilai rata-rata karbon tegakan yang paling besar, yaitu

Ekstrak daun gaharu (Aquilaria malaccensis) dengan konsentrasi 30 % menghasilkan aktivitas antibakteri yang paling kuat terhadap Pseudomonas aeruginosa dan

Data diperoleh melalui wawancara terhadap dokter kepala puskesmas dan bidan pelaksana KB/ KIA mengenai program skrining kanker serviks yang pernah atau masih dilaksanakan, jumlah

Telah terjadi bencana kapal tenggelam yaitu Kapal Teratai Prima II yang berangkat dari Pare-Pare tanggal 10 Januari 2009 pukul 19.00 Wita menuju Samarinda, Kalimantan Timur,

Penelitian dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara tiga formula granular, yaitu Daigle dedak jagung, Daigle semolina, dan Connick semolina dengan empat isolat