• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya. Karena bukubuku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya. Karena bukubuku"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A. Bahan Rujukan

Bahan rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya. Karena buku-buku referensi ini bersifat langsung jawab, maka ia hanya bisa dibaca perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam/ dibawah pulang. (Yusuf, 2010:12)

Bahan Rujukan merupakan sarana penting dalam penelusuran informasi yang menyajikan jawaban yang diinginkan dan menjelaskan isi dokumen serta membatasi pertanyaan. Semua dokumen rujukan merupakan dokumen sekunder atau dokumen turunan, artinya dokumen sekunder tersebut disusun berdasarkan dokumen asli atau dokumen primer. (Sulistyo-Basuki, 1992:25)

Bahan rujukan adalah sebuah sarana yang dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai topik tertentu, seperti pengertian kata, atau suatu istilah, menunjukkan tempat, peristiwa, data, statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal, peraturan dan perundang-undangan, dan sebagainya. (Suhendar, 2014:68)

Bahan rujukan atau buku referensi adalah sebuah buku yang disusun dan diolah sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sumber menemukan informasi tertentu dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan. Koleksi perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi koleksi primer, koleksi sekunder, dan koleksi tersier.

(2)

13

Koleksi sekunder sering disebut dengan bahan rujukan umum, sedangkan koleksi tersier disebut dengan sarana bibliografi dari bibliografi. (Subrata, 2009:125)

Menurut Sulistyo-Basuki (1991:440) yang termasuk bahan rujukan yaitu, Pertama, Kamus adalah berisikan subuah kata yang biasanya disusun menurut abjad yang disertai dengan makna, ejaan, ucapan, pemakaian dan sejenisnya. Kedua, Ensiklopedi merupakan cara rujukan cepat yang menyajikan informasi mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan atau salah satu cabang ilmu pengetahuan. Ketiga, Buku pegangan merupakan koleksi referensi yang memuat bunga rampai informasi yang dipusatkan pada pokok bahasan atau subyek tertentu yang dipergunakan sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu. Keempat, Almanak merupakan buku tahunan yang memuat informasi tentang kejadian dan perkembangan berbagai hal yang terjadi dalam jangka waktu tertentu, biasanya berisi juga data statistik. Kelima, direktori yaitu daftar nama orang dan organisasi dalam bidang tertentu yang disusun sistematis, ada yang disusun secara alfabetis ada pula yang disusun menurut golongan ilmu pengetahuan. Keenam, biografi merupakan koleksi referensi yang memuat informasi mengenai tanggal lahir dan atau mati seseorang, juga menguasai kualifikasi, kedudukan, kegiatan, alamat juga riwayat hidup dan lain-lain. Ketujuh, bibliografi merupaka koleksi referensi yang berupa daftar buku dari bidang ilmu tertentu yang disusun secar sistematis pengarang, periode waktu tertentu, subyek dan sebagainya. Kedelapan, Indeks dan Abtrak; Indek: daftar yang disusun secara sistematis yang bisa memberikan informasi tentang sesuatu hal dan memungkinkannya untuk diikuti. Abstrak: ringkasan atau sari karangan dari suatu penerbitan atau artikel disertai

(3)

14

sedargkan gambaran bibliografi untuk memungkinkan artikel atau penerbitan itu untuk diikuti. Kesembilan, Sumber Geografi merupakan koleksi referensi yang khusus memuat informasi geografis yang penyajiannya berupa atlas, map, globe, dan kamus ilmu.

Jadi, bahan rujukan adalah suatu sarana yang sangat penting dalam penelusuran informasi dalam perpustakaan dan menyajikan jawaban dari informasi yang dicari seperti kamus, ensiklopedia, buku tahunan, almanak, direktori, indeks, bibliografi, biografi dan sebagainya.

B. Indeks

1. Pengertian indeks

Menurut Zulkifli Amsyah (1996:104) pengertian indeks yaitu:

Mengatakan bahwa Indeks adalah suatu alat bantu untuk mengetahui informasi mengenai tempat kata atau istilah itu berada. Indeks disusun secara alfabetis sehingga mudah untuk dicari.

Menurut Pawit M. Yusup (Yusup & Subekti, 2010) indeks adalah alat bantu untuk menelusur informasi dan sumber informasi yang banyak dikenal orang maupun dalam dunia perpustakaan. Selain itu, indeks disusun berdasarkan urutan abjad,urutan subjek dan nomor kelas.

Indeks adalah istilah yang disusun berdasar urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah tersebut berada.(Yusuf & Suhendar, 2010:16)

(4)

15

Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah tersebut ditemukan.

Indeks adalah alat bantu penelusur informasi dan sumber infomasi yang mudah untuk digunakan, serta langsung menunjukkan tempat tersimpanya informasi-informasi tersebut. (Yusuf & Subekti, 2010:250)

Menurut Mustafa (1994:129) indeks berasal dari bahasa Latin indicare yang artinya menunjuk. Indeks memberi petunjuk tentang karya tulis yang telah diterbitkan mengenai subjek tertentu, baik dalam bentuk majalah atau dalam bentuk dokumen lain. Indeks adalah daftar yang disusun secara sistematis yang bisa memberikan informasi tentang sesuatu hal dan memungkinkannya untuk diikuti. (Hafiah, 2010:28) Jadi, indeks adalah suatu alat telusur informasi yang memudahkan pemustaka dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan yang tersusun menurut abjad serta alat telusur yang lengkap dengan alat atau sumber informasinya.

2. Fungsi indeks dan Tujuan indeks

Menurut Lasa (1998:25) fungsi indeks adalah sebagai berikut.

Petunjuk yang memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa informasi lebih lengkap dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk itu dengan bantuan indeks ini, suatu subjek, nama orang, nama tempat segera ditemukan dengan tepat. mengungkapkan suatu masalah secara lengkap dan detail, dengan petunjuk yang disiapkan itu dapat diketahui suatu persoalan secara lengkap.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1992:36) fungsi indeks adalah sebagai sarana pilih atau temu balik bagi kepentingan pemakai. Sedangkan menurut Pawit

(5)

16

Yusuf (2010:250) fungsi indek adalah sebagai alat untuk menelusuri informasi dan sumber-sumber informasi atau tempat informasi tersebut berada.

Jadi, fungsi indeks adalah untuk temu kembali informasi yang dibutuhkan dan mengarahkan pengguna bahwa infomasi yang dibutuhkan ada pada sumber yang telah ditunjukkan.

Menurut Mulvany (2005:10) . Bahwa tujuan indeks adalah sebagai berikut. Mengidentifikasi dan menemukan informasi yang relevan materi yang berada didokumen. Kemudian membedakan informasi pada subjek dan menyebutkan subjek yang ada pada analisis konsep didokumen sehingga menghasilkan serangkaian judul yang menunjukan hubungan antara konsep-konsep dan mengelompokan informasi yang terbesar mensitensis judul dan sub judul menjadi entri pengguna mencari langsung dengan syarat tidak di pilih untuk indeks judul yang telah dipilih, dengan cara referensi silang mengatur entri keurutan sistematis dan membantu pencarian informasi yang diinginkan.

Tujuan pembuatan indeks menurut (Sulistyo-Basuki, 1992: 96) adalah menjawab pertanyaan pemakai mengenai tujuan sebuah dokumen serta apa manfaatnya baginya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut biasanya pengindeksan mengingat tajuk umumnya berupa subjek, rancangan, cara, waktu dan ruang.

Jadi, tujuan indeks adalah untuk memudahkan pembaca mendapatkan informasi dan memahami informasi lebih luas atau lebih rinci. Selain itu, agar para pembaca mudah dalam mencari informasi yang sedang mereka cari secara cepat tampa harus membaca semua isi buku.

(6)

17 3. Jenis indeks

Jenis-jenis indeks menurut (Lasa, 1998:140) yaitu; a) Indeks beranotasi, yaitu indeks yang memuat data bibliografis dan menyajikan uraian singkat isinya. Hal ini dilakukan sebab sebuah judul terkadang kurang mencerminkan isi secara keseluruhan. b) Indeks analitik, merupakan indeks yang susunannya bukan berdasarkan abjad secara murni, melainkan berdasarkan subjek karya tulis yang dibagi dalam beberapa tajuk utama. Dimana tajuk utama tersebut dapat dibagi lagi jika diperlukan. c) Indeks relatif, yaitu indeks berabjad untuk sebuah skema klasifikasi yang semua berhubungan dan aspek subjeknya disatukan dibawah satu entri indeks. d) Indeks kumulatif, merupakan indeks kumulasi yang berarti indeks yang dibuat dari waktu ke waktu dengan menggabungkan indeks-indeks yang telah diterbitkan secara terpisah menjadi satu susunan. e) Indeks artikel, berita surat kabar, majalah. Merupakan indeks untuk satu volume majalah atau lebih, indeks subjek untuk sekelompok majalah yang biasanya diterbitkan secara kumulatif pada selang waktu yang pendek. Dari penjelasan di atas, penulis lebih membahas tentang indeks beranotasi.

4. Indeks Beranotasi a. Pengertian anotasi

Menurut kamus KBBI online anotasi adalah.

sebuah catatan yang dibuat oleh pengarang atau orang lain untuk menerangkan, mengomentari, atau mengkritik teks karya sastra atau bahan tertulis lain.

(7)

18

Menurut (Lenni & Marlini, 2013, p. 594) Anotasi dimaksudkan memberi catatan berupa penjelasan, uraian, atau kritik tentang suatu teks yang diterbitkan atau uraian ringkas dari pokok bahasan yang diceritakan dalam artikel. Uraian ini berguna untuk memberi gambaran kepada pemustaka mengenai intisari yang dibahas dalam artikel, sehingga dalam penelusurannya pemustaka tidak perlu lagi membaca keseluruhan artikel.

Menurut Soejono Trimo (1997:150) anotasi adalah uraian ringkas tentang isi buku sehingga memudahkan untuk menemukan informasi tersebut. Sedangkan menurut Lasa (1998: 6) menjelaskan bahwa indeks beranotasi adalah indeks yang membuat data bibliografi dan menyajikan uraian singkat isinya. Pencantuman anotasi untuk memberikan gambaran singkat tentang isi. Sebab penampilan judul kadang kurang mencerminkan isi secara keseluruhan.

Jadi, anotasi adalah suatu uraian ringkas tentang fisik dari sebuah buku atau uraian ringkas dari isi buku tersebut sehingga memudahkan dalam mencari informasi yang sedang dicari tampa perlu membaca keseluruhan dari isi buku tersebut.

b. Indeks Beranotasi

Indeks merupakan salah alat telusur informasi yang sangan membantu di perpustakaan dalam menelusur sebuah informasi yang dibutuhkan. Menurut Lasa (1998:59) menyatakan ada beberapa macam indeks salah satunya yaitu indeks beranotasi. Disisi lain Lasa (1998:59) menyatakan ada beberapa macam indeks salah satunya yaitu indeks beranotasi. Indeks beranotasi yaitu indeks yang memuat data bibliografis dan menyajikan uraian singkat isinya. Pembuatan anotasi akan

(8)

19

memberikan gambaran singkat tentang isi. (Purba & Nelisa, 2012, p. 2)

Indeks beranotasi yaitu indeks yang memuat data bibliografis dan menyajikan uraian singkat isinya. Pembuatan anotasi akan memberikan gambaran singkat tentang isi. Hal ini dilakukan sebab sebuah judul terkadang kurang mencerminkan isi secara keseluruhan. (Lasak, 1998:6)

Jadi indeks beranotasi adalah indeks yang menyajikan uraian singkat atau keterangan tambahan tentang isi dari sebuah buku, artikel, atau sebuh data bibliografis.

5. Peraturan pengindeksan dan Proses Pembuatan Indeks a. Peraturan pengindeksan

Lasa Hs (1994: 67) menyatakan ada delapan penyusunan indeks. Penyusunan tersebut yaitu; 1) Memilih tajuk yang spesifik dan populer. 2) Entri disusun berdasarkan abjad. 3) Sesuatu yang diindeks merupakan sesuatu yang akan dimanfaatkan pemustaka. 4) Penggunaan ejaan baik dalam bentuk tunggal ataupun jamak harus konsisten atau sesuai aturan. 5) Bila perlu bisa mengunakan tajuk gabungan. 6) Penulisan nama orang hendaknya selengkap mungkin. 7) Membuat rujukan dari subjek utama ke sabjek atau bagian yang berkaitan. 8) Untuk pembuatan indeks dibidang sejarah dan biografi sebaiknya dengan sistem kronologis.

b. Proses pembuatan indeks

Adapun syarat-syarat pembuatan indeks yaitu; (Silvana, 2002:120) 1) harus tahu subjek indeks buku itu atau apa ilmu yang dibahas harus dipahami, 2) Memiliki

(9)

20

pikiran yang runtun atau konsisten, 3) Memiliki pengetahuan yang luas, 4) Harus cermat dan teliti, 5) Memiliki pengetahuan cara mengindeks, 6) Memahami komputer dan luas pengetahuan bahasanya, 7) Kata atau istilah yang dipahami dalam indeks didasarkan pada kata atau istilah yang baku.

C. Cagar Budaya

1. Pengertian cagar budaya

Menurut UU no. 11 tahun 2010, cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan Jadi cagar budaya adalah benda alami atau buatan manusia, baik bergerak atau tidak, yang punya hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.

2. Jenis-Jenis Cagar Budaya

Adapun jenis-jenis cagar budaya menurut undang-undang No. 11 tahun 2010 pasal 1 yaitu; 1) Benda cagar budaya adalah benda alam dan/ atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkemabangan manusia, 2) Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap, 3) Struktur

(10)

21

Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia, 4) Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu, 5) Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

3. Dasar Hukum Pelestarian Cagar Budaya

Dasar hukum yang mengatur tentang cagar budaya adalah undang-undang No. 11 pasal 1 tahun 2010 tentang cagar budaya yaitu.

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Jadi, cagar budaya telah diatur dalam undang-undang dalam pelestarian budaya agar nilai-nilai sejarah yang telah ada tidak hilang dimasa yang akan datang.

4. Tujuan Pelestarian Cagar Budaya

Dalam Undang-Undang No. 11 pasal 3 tahun 2010 menyatakan bahwa tujuan dari cagar budaya yaitu; a) Melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia; b) Meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui Cagar

(11)

22

Budaya; c) Memperkuat kepribadian bangsa; d) meningkatkan kesejahteraan rakyat; e) Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional.

Jadi, tujuan dari cagar budaya adalah untuk melestarikan warisan budaya agar tidak punah dari masa ke masa.

5. Penanggung Jawab Pelestarian Cagar Budaya

Dalam undang-undang No.11 pasal 1 ayat (7 dan 9) tahun 2010 menyatakan bahwa Kepemilikan adalah hak terkuat dan terpenuh terhadap Cagar Budaya dengan tetap memperhatikan fungsi sosial dan kewajiban untuk melestarikannya. Dikuasai oleh Negara adalah kewenangan tertinggi yang dimiliki oleh negara dalam menyelenggarakan pengaturan perbuatan hukum berkenaan dengan pelestarian Cagar Budaya. Kawasan Cagar Budaya hanya dapat dimiliki dan/atau dikuasai oleh Negara, kecuali yang secara turun-temurun dimiliki oleh masyarakat hukum adat. Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun dimiliki oleh keturunan dari raja itu sendiri.

6. Biaya perawatan cagar budaya

Undang-undang No. 11 pasal 98 ayat 1 tahun 2010 telah menyatakan bahwa Pendanaan Pelestarian Cagar Budaya menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Akan tetapi, koleksi peninggalan cagar budaya yang ada dalam Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun masih menggunakan biaya sendiri dalam perawatannya.

(12)

23

D. Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun 1. Lokasi penelitian

Rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun berada di solok selatan, tepatnya berada pada Jorong Balun, Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh. Adapun ibu kota Kabupaten Solok berada di kota Padang Aro, yang masuk wilayah Kecamatan Sangir. Istano Rajo Balun berjarak sekitar 46 Km dari Padang Aro. Semua kecamatan (Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu, Sangir, dan juga Muaralabuh) dilewati oleh jalan lintas Padang-Kota Sungai Penuh.

(13)

24

Gambar 1. Lokasi Rumah Gadang Istano Balun

Sedangkan jika berangkat dari Kota Padang sekitar 150 Km dan letaknya berada di sebelah kanan dari Kota Padang. Untuk menuju ke Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun bisa menggunakan angkutan umum maupun milik pribadi. Selama dalam perjalanan menuju Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun maka akan melewati pemandangan yang indah mulai dari danau kembar sampai bukit barisan sepanjang jalan dan memakan waktu sekitar 3-4 jam perjalanan dari Kota Padang.

2. Sejarah Rumah Gadang Istano Tuanku Bagindo Balun

Istano Rajo Daulat yang Dipertuan Tuanku Rajo Bagindo Raja Adat Alam Surambi Sungai Pagu dan biasa disebut dengan tuanku raji bagindo balun. Tuanku Rajo Bagindo adalah salah satu dari 4 raja di Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu, yang berwenang mengurus urusan adat, ekonomi, dan menguasai Tambo Alam. Istananya yang berupa rumah gadang ini adanya di Desa Balun,

Istana yang berbentuk rumah gadang, atap bagonjong, ini terletak di Jorong Balun, kecamatan Koto Parik Gadang . Dinding luar berukiran yang didominasi

(14)

25

warna merah hijau dan kuning. Saat ini, rumah tersebut dirawat oleh Ibu Ros ( Putri Ros Dewi Balun) . Puti Ros Blaun merupakan generasi ke 16 dari Rajo Balun, Daulat yang dipertuan Tuanku Rajo Bagindo, Raja adat, salah satu dari Raja Nan Empat di Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu. Puti Ros demikian dipanggil, menjelaskan bahwa sesuai dengan sistem pemerintahan yang dianut di wilayah ini, maka kepemimpinan dalam struktur ” Rajo Nan Ampek , bahwa dalam sistem kerajaan ini terdapat raja yang mempunyai fungsi dan kewenangan yang berbeda, mereka adalah: 1) Daulat Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah (Rajo Daulat/Rajo Alam).2) Tuanku Rajo Bagindo ( Rajo adat), 3) Tuanku Rajo Malenggang, 4) Tuanku Rajo Batuah

Rumah gadang ini diperkirakan sudah berumur sekitar 600 tahun dan pernah terbakar pada zaman Belanda dulu. Api yang melalap rumah ini segera mati karena bahan bakarnya habis, namun rumah gadang itu masih tetap utuh. Pada zaman Jepang Rangkiangnya pun pernah sengaja dibakar oleh Jepang. Sampai sekarang rangkiang yang sudah terbakar tersebut tidak dibuatkan lagi sehingga rumah gadang ini tidak memiliki rangkiang. Dalam istana ini tersimpan bermacam koleksi, ada beberapa peralatan yang merupakan perlengkapan yang digunakan untuk penobatan raja, naskah kuno yang dipamerkan dalam lemari kaca, keramik, serta di anjungan sebelah kiri pintu masuk terdapat kamar yang dijadikan sebagai ruang pamer kamar pengantin.

(15)

26

Naskah Balun yang ada disini merupakan naskah asli, ditulis dengan huruf arab gundul, menurut si empunya rumah menunjukkan bahwa terdapat hubungan Pagaruyung dengan Rantau (Sultan Nan Satapan pada abad ke 15 dan 16), serta Struktur Alam Surambi Sungai Pagu.

3. Fungsi

Fungsi dari rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun ini adalah sebagai tempat tinggal dan tempat penyimpanan barang-barang peninggalan rajo bagindo balun. Dan jika ada yang berkunjung kerumah gadang ini maka puti dari rumah gadang ini akan memperbolehkan masuk kedalam untuk melihat-lihat peninggalan raja tersebut.

4. Kepemilikan Istano Rajo Bagindo Balun

Untuk sekarang ini yang menjadi pemilik dari Rumah Gadang Tuanku Rajo Bagindo Balun adalah keturunan dari rajo bagindo balun itu sendiri. Karena sampai saat ini yang merawat dan menjaga peninggalan raja tersebut adalah puti ros. Serta biaya yang digunakan untuk perawatan masih menngunkan biaya sendiri, dan seharusna yang menjadi pemilik dari cagar budaya ini adalah pemerintah seperti yang telah diatur dalam undang-undang no.11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Bahkan biaya untuk perawatan benda atau koleksi tersebut pemerintah yang mengeluarkannya agar benda tersebut tetap terjaga keasliannya. Sehingga di masa yang akan datang nilai-nilai sejarah dari benda tersebut tetap terjaga.

(16)

27 BAB III

HASIL PENGEMBANGAN

A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan analisis tingkat kebutuhan pengguna terhadap produk yang akan dibuat. Pembuatan indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun membutuhkan nama-nama dari benda cagar budaya tersebut, tahun benda, kateggori, dan lokasi dimana benda tersebut berada. Selain itu, deskripsi dari benda-benda cagar budaya tersebut dahulunya digunakan.

Judul dalam pembuatan produk ini supaya memudahkan pengguna mencari benda-benda koleksi peninggalan benda cagar budaya istano tuanku rajo bagindo balun. Selain itu, dalam ini dicantumkan foto benda koleksi tersebut agar pengguna mengetahui seperti apakah benda-benda peninggalan raja istano balun tersebut. Bukan hanya gambar dari benda koleksi tersebut saja akan tetapi juga dilengkapi dengan keterangan atau penjelasan dari benda peninggalan sehingga orang lebih mudah untuk memahaminya, serta dilengkapi dengan tahun dan kategori dari benda tersebut.

Indeks merupakan alat telusur informasi yang memudahkan pengguna dalam menelusuri infomasi yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, perlu dibuatkan indeks yang berisi informasi tentang koleksi cagar budaya dalam bentuk indeks, yang

(17)

28

nantinya akan menjadi referensi bagi pengunjung. Karena pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Sumatera Barat, tetapi ada juga yang datang dari luar daerah bahkan ada juga pengunjung yang berasal dari manca Negara. Sesuai dengan pengertian indeks diatas dan mengingat tentang pentingnya sebuah Rancangan Indeks Beranotasi Koleksi Peninggalan Cagar Budaya Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun, penulis ingin menyusun rancangan indeks beranotasi Koleksi Peninggalan Cagar Budaya Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun di Solok Selatan , untuk memudahkan orang banyak khususnya para wisatawan yang berkunjung ke Solok Selatan.

B. Rancangan Model (Produk)

Rancangan model (produk) bertujuan untuk membuat sebuah Indeks Beranotasi Koleksi Peninggalan Cagar Budaya Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun di Solok Selatan. Produk yang dihasilkan adalah dalam bentuk buku menggunakan kertas HVS ukuran A5 dengan gaya tulisan Times New Roman dengan ukuran tulisan 12. Selanjutnya buku indeks beranotasi yang sudah dirancang akan divalidasi oleh Ibu Dian Hasfera, M.I.Kom validator Ahli, Bapak Dr. Sheiful Yazan, M.Si., sebagai validator bahasa dan Bapak Dr. Pramono validator isi (konten).

Strategi yang penulis lakukan dalam merancang Indeks Beranotasi Koleksi Peninggalan Cagar Budaya Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun yaitu.

1. Mengumpulkan semua data tentang koleksi peninggalan cagar budaya istano tuanku rajo bagindo balun di solok selatan dengan cara melakukan penelitian langsung kelapangan. Data didapat dengan melakukan wawancara langsung dengan Puti Ros Balun yang sudah berumur 70 tahun.

(18)

29

(19)

30

(20)

31

Pedoman Wawancara

2. Rancangan indeks beranotasi peninggalan cagar budaya istano tuanku rajo bagindo balun akan dijelaskan dalam bentuk bagan yaitu.

(21)

32 3. 4.

Contoh rancangan model produk indeks beranotasi Koleksi Peninggalan Cagar Budaya Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun di Solok Selatan yaitu:

Mulai

Informasi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Mengumpulkan Data dan

Informasi tentang Pembuatan Produk Laptop Berbentuk Buku Alat Desain Produk Awal 5. Kategori Benda Cagar Budaya 4.Lokasi 3. Tahun 2. Nama Benda 1. Nomor Entri Kolaborasi dengan Ahli Dosen Cover harus sesuai

dengan isi produk, EYD Dian Hasfera, M.I.Kom Revisi Rancangan Dr.Sheiful Yazan, M.Si. Rancangan Final Selesai Dr. Pramono

(22)

33

Gambar 2. Rancangan Model Produk Sebelum di Validasi

Setelah rancangan awal divalidasi oleh Ibuk Dian Hasfera, M.I. Kom (Validator Ahli) dengan tiga kali revisi, Revisi pertama memperbaiki sistem tulisan, merubah susunan dari indeks beranotasi serta mengganti desain cover, menyatakan bahwa untuk merubah susunan dari indeks beranotasi ini untuk pengelompokkan jenis koleksi seharusnya ditulis setelah kata “lokasi”. Susunan nama koleksi harus disusun menurut abjad serta kata “Keterangan” dihapus saja. Agar susunan Indeks Peninggalan Cagar Budaya Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun Di Solok Selatan mudah untuk dipahami oleh pengguna. Revisi kedua adalah memperbaiki editannya, validasi ketiga valid dan dapat untuk diuji cobakan.

(23)

34

Gambar 3. Rancangan Model Produk Setelah Validasi Anotasi Kategori Nama Koleksi Lokasi Tahun Nomor Entri

(24)

35

Contoh gambar sebelum divalidasi Contoh gambar setelah Validasi

Gambar 4. Rancangan Model Produk Sebelum dan Sesudah Direvisi

Setelah unsur-unsur dalam pembuatan model produk indeks terpenuhi maka langkah selanjutnya adalah menyusun indeks beranotasi sesuai dengan arahan yang diberikan oleh validator ahli. Penyusunan dibuat berdasarkan nomor entri dan abjad agar memudahkan pengguna dalam menelusuri informasi tentang Indeks Beranotasi Koleksi Peninggalan Benda Cagar Budaya Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun.

(25)

36

Pembuatan dalam rancangan Indeks Beranotasi Koleksi Peninggalan Benda Cagar Budaya Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun ini menggunakan Microsoft Office Publisher. Menu Microsof Office Publisher ini adalah salah satu menu yang ada dalam Microsoft Office. Setelah itu, model produk yang telah dibuat ini diperlihatkan kepada validator ahli dan validator menyatakan bahwa produk sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Setelah melakukan perbaikan atas saran yang diberikan, validator menyatakan bahwa rancangan indeks beranotasi peninggalan cagar budaya istano tanku rajo bagindo balun sudah efektif dan efisien untuk digunakan. Adapun rancangan cover sebelum dan sesudah direvisi yaitu.

(26)

37

Cover Setelah Direvisi

Pada bagian cover atau sampul buku indeks beranotasi ini dibuat dengan mengguakan Photoshop CS6 dan validator megatakan bahwa tidak setuju dengan rancangan awal dan harus diganti. Setelah melakukan revisi validator menyatakan valid oleh validator ahli.

Secara keseluruhan, Rancangan Indeks Beraotasi Koleksi Peninggalan Benda Cagar Budaya Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun ini dapat digunakan sedikit revisi sedikit. Setelah dilakukan perbaikan dan validator menyatakan bahwa produk ini sudah valid, lengkap dan memudahkan pengguna

(27)

38

dalam menelusuri informasi tentang benda cagar budaya di sitano balun Solok Selatan.

Tabel 1. Hasil Validasi Oleh Validator Ahli

Validasi Butir Soal Kesimpulan 1 2 3 4 5 6 7 I 4 4 2 3 3 4 4 C II 4 4 4 4 4 4 4 B III 4 4 4 4 4 4 4 A

Berdasarkan angket yang diberikan kepada validator Ahli dapat dilihat dari hasil angket diatas. Bahwa Validator menyatakan setuju bahwa cover dari indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun di solok selatan ini sudah menarik dan menggambarkan isi. setuju bahwa susunan dalam penyajian informasi indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun di solok selatan ini sangat sistematis. Setuju bahwa produk yang dibuat telah sesuai dengan desaign gambar rancangan produk. Setuju bahwa setiap unsur-unsur yang dimuat dalam indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya istano tuanku rajo bagindo balun di solok selatan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Setuju bahwa infromasi yang terdapat dalam indeks beranotasi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun di solok selatan sudah efektif dan

(28)

39

efisien untuk digunakan. Setuju bahwa gambar dalam indeks beranotasi yang dimuat sudah mewakili indeks beranotasi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun di solok selatan. Setuju bahwa gambar produk indeks beranotasi ini sudah menarik.

C. Pembuatan atau Pengembangan Model (ProduK)

Setelah produk divalidasi oleh Validator Ahli Ilmu Perpustakaan makan validasi selanjutnya dilakukan oleh Validator Bahasa, yang menjadi Validator Bahasa dalam produk ini adalah Bapak Dr. Sheiful Yazan, M. Si.. Merupakan salah satu dosen bahasa di Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang. Validator bahasa akan memperbaiki ketepan dalam Ejaan Yang Disempurnakan, aspek kebahasaan yang komunikatif, ketetapan ide dan kelengkapan informasi yang terdapat dalam produk tersebut.

Adapun susunan dalam pembuatan indeks beranotasi koleksi peninggalan cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun atau pengembangan model (Produk) yang penulis buat sebagai berikut.

1. Cover

Cover adalah bagian depan dan belakang dari sebuah buku dimana cover itu harus terlihat menarik perhatian, Cover berfungsi untuk melindungi dan menutupi bagian dari isi buku tersebut. Melalui cover ini orang dapat melihat gambaran dari isi buku indeks beranotasi ini, untuk menilai apakah sebuah buku itu berkualitas atau tidak. Oleh sebab itu, penulis haruslah merancang cover buku serapi mungkin agar

(29)

40

kelihatan bagus, Kemudian dalam mendesain cover itu harus serapi mungkin karena jika tidak sesuai gambar serta perpaduan warna maka hasil cover yang dibuat menjadi tidak menarik. Cover bertujuan untuk menarik minat baca pemustaka, pustakawan dan masyarakat umum.

2. Kata Pengantar

Pada setiap buku memiliki kata pengantar yang disampaikan sepatah atau dua patah kata dari penulis yang akan disampaikan terhadap pembaca tentang karyanya sendiri dan tuturan rasa syukur terhadap yang Maha Kuasa untuk kelancaran dan selesainya karangan buku yang telah dibuat oleh penulis.

3. Daftar Isi

Daftar isi adalah halaman yang menjadi petunjuk isi pokok dalam sebuah buku dimana daftar isi merupakan sebuah petunjuk yang menunjukan isi dari bagian buku tersebut. Dengan adanya daftar isi maka aka memudahkan orang dalam mencari informasi yang mereka butuhkan.

4. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan gambaran secara umum tentang isi indeks beranotasi yang penulis buat tentang keleksi peninggalan cagar budaya rumah gadang istano tuaku rajo bagindo balun.

5. Indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang stano tuanku rajo bagindo balun.

Indeks berfungsi sebagai bahan referensi bagi pustakawan maupun pemustaka serta masyarakat dan wisatawan dalam menelusuri informasi tentang indeks

(30)

41

beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun. Indeks ini dibuat dalam bentuk buku yang memiliki anotasi (ringkasan isi dokumen) yang akan memudahkan pengguna dalam menelusuri informasi tampa harus membaca secara keseluruhan.

Gambar 5. Indeks Beranotasi Koleksi Benda Cagar Budaya a. Indeks Judul

Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam cetakan dan tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman dan nama koleksi cagar budaya.

Berdasarkan lembaran validasi yang diberikan kepada validator bahasa Bapak Dr. Sheiful Yazan, M.Si. memberikan saran bahwa untuk memperbaiki kembali penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Selanjutnya rancangan indeks beranotasi ini dapat dilanjutkan dengan sedikit revisi. Berikut haasil validasi dari validator bahasa.

(31)

42

Tabel 2. Hasil Validasi Validator Bahasa Validasi Butir Soal Kesimpulan 1 2 3 4 5 I 5 4 4 5 5 B II 5 4 5 5 5 A

Setelah direvisi validator bahasa mengatakan bahwa produk ini penggunaan Ejaan yang Disempurnakan sedah baik dan bisa untuk diuji cobakan. Berdasarkan angket yang diberikan kepada validator bahasa yaitu sangat setuju informasi yang disampaikan dalam indeks beranotasi ini sudah tepat. Setuju bahwa penulisan dalam indeks beranotasi ini sudah sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Setuju bahwa bahasa yang digunakan dalam indeks ini mudah untu dipahami. Sangat setuju informasi dalam indeks beranotasi sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sangat setuju bahwa kata-kata yang digunakan dalam indeks bernotasi ini mudah dipahami.

Setelah produk divalidkan oleh validator ahli dan bahasa selanjutnya adalah validator bagian isi produk oleh Bapak Dr. Pramono menyatakan bahwa gambar dan penjelasan dari gambar kurang jelas.

Tabel 3. Hasil Validasi Validator Isi

Validasi

Butir Soal

Kesimpulan

(32)

43

1 5 4 4 4 4 4 4 A

Setelah dilakukan revisi validator menyatakan bahwa produk indeks beranotasi ini valid dan dapat untuk diuji cobakan. Berdasarkan angket yang diberikan kepada validator bahwa sanagt setuju dengan indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun sudah sesuai dengan bentuk indek cagar budaya yang telah ada. Setuju dengan susunan dalam penyajian informasi indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun di solok selatan sudah sistematis. Setju dengan penjabaran tentang isiindeks beranotasi dapat dimengerti dang dipahami oleh pengguna. Setuju denganunsur-unsur yang dimuat dalam indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Setuju dengan informasi yang terdapat dalam indek beranotasi ini sudah efektif dan efisien untuk digunakan. Setuju dengan gambar indeks beranotasi yang dimuat dalam indeks beranotasi sudah mewaliki koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun. Setuju bahwa gambar produk indeks beranotasi ini jelas dan dapat dimengerti oleh pengguna.

D. Evaluasi Atau Pengujian Model (produk)

Ditahapan ini produk yang telah dibuat diuji cobakan kehandalan dan kepraktisannya secara terbatas (kelompok kecil). Dalam penelitian ini yag menjadi

(33)

44

subjek uji coba adalah mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang Jurusan Ilmu Perpustakaan berjumlah lima orang yaitu

Kemudian uji coba kelompok besar, yang menjadi subjek uji coba adalah 10 (sepuluh) orang diantaranya dua orang masyarakat, satu orang peneliti, tiga orang wisatawan, dua orang mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang Jurusan sejarah, satu orang mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang jurusan SKI dan satu orang pustakawan.

Untuk menentukan tingkat praktis dan efektivitas produk tersebut para responden diminta untuk mengisi atau menjawab kuesioner, setelah mereka menggunakan produk atau indeks Beranotasi Koeleksi Peninggalan Benda Cagar Budaya Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun. Maka hasil penilaian yang diberikan adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Uji Coba Kelompok Kecil Responden Pernyataan Skor Penilaian 1 2 3 4 5 6 1 5 5 5 5 5 5 A 2 5 5 5 5 5 5 A 3 5 5 5 5 4 5 A 4 5 5 5 5 5 5 A 5 5 4 5 5 5 5 A

(34)

45

Dari hasil uji coba kelompok kecil dapat dilihat respon dari pengguna persentase pernyataan. Responden sangat setuju sebanyak 100% bahwa indeks beranotasi sudah disusun menurut standar penulisan indeks beranotasi serta disusun menurut abjad. Responden 80% sangat setuju dan 20% setuju bahwa bahasa yang digunakan dalam indeks beranotasi ini untuk dimengerti dan dipahami. 100% sangat stuju cover dari indek beranotasi inisudah menggambarkan tentang isi dari indek beranotasi peninggalabn benda cagar budaya rmah gadang istano tuanku rajo bagindo balun. 100% sangat setuju bahwa indeks beranotasi ini dilengkapi cara penggunaannya sehingga memudahkan pembaca. 80% sangat setuju dan setuju 20% bahwa informasi dalam indeks beranotasi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang tuanku rajo bagindo balun ini sudah efektif dan efisien. 100% sangat setuju bahwa indeks beranotasi ini telah memberikan kemudahan dalam mencari informasi tentang benda cagar budaya di rumah gadang istano balun.

Tabel 5. Uji Coba Kelompok Besar

Responden Pernyataan Skor Penilaian

1 2 3 4 5 6 1 5 4 5 5 5 5 A 2 5 5 5 4 5 5 A 3 5 5 5 5 5 5 A 4 5 5 5 5 5 5 A 5 5 4 5 5 4 5 A

(35)

46 6 5 5 5 5 5 5 A 7 5 5 5 5 5 5 A 8 4 5 5 4 4 5 B 9 4 4 4 5 4 5 B 10 5 5 5 5 5 5 A

Berdasarkan uji coba dengan kelompok besar dapat dilihat hasil responden dari beberapa pernyataan. Responden yang sangat setuju 80% dan 20% setuju bahwa indeks beranotasi ini sudah disusun menurut standar penulisan indeks beranotasi serta disusun menurut abjad. 70% sangat setuju dan 30% setuju bahwa bahasa yang digunakan dalam indek beranotasi ini mudah untuk dimengerti dan dipahami. Responden 90% sangat setuju dan 10% setuju bahwa cover dari indeks beranotasi ini sudah menggambarkan tentang isi dari indeks beranotasi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang istano tuanku rajo bagindo balun. Responden 80% sangat setuju dan 20% setuju bahwa indeks beranotasi ini dilengkapi dengan cara penggunaannya sehingga memudahkan pembaca. Responden 70% sangat setuju dan 30% setuju bahwa informasi dalam indeks beranotasi ini sudah efektif. Responden 90% sangat setuju dan 10% setuju bahwa indeks beranotasi ini telah memberikan kemudahan dalam mencari informasi tentang benda cagar budaya di rumah gadang istano balun.

(36)

47

Dari sepuluh uji coba kelompok besar tersebut terdiri dari tiga orang wisatawan, satu orang peneliti/dosen, satu orang pustakawan,dua orang masyarakat sekitar, dua orang mahasiswa jurusan sejarah, dan satu orang mahasiswa jurusan SKI. Responden 90% dan 10% setuju wisatawan, mahasiswa jurusan SKI dan Sejarah menyatakan sangat setuju penggunaan buku indeks kaerena memudahkan mereka dalam menelusuri informasi. Serta responden 90% sangat setuju dan 10% setuju peneliti, pustakawan, masyarakat menyatakan bahwa dengan adanya indeks ini akan lebih memudahkan untuk melakuakn penelitian.

Berdasarkan jawaban dari semua responden mengenai produk indeks beranotasi koleksi peninggalan benda cagar budaya rumah gadang tuanku rajo bagindo balun di Solok Selatan dapat disimpulkan bahwa pengguna sangat mebutuhka alat telusur informasi tentang benda cagar budaya yang ada di rumah gadang istano balun ini. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam indeks beranotasi ini mudah dipahami efektif digunakan dalam mencari informasi tentang Koleksi Peninggalan Benda Cagar Budaya Rumah Gadang Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun.

(37)

48 BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, indeks beranotasi ini telah diukur kevalidannya dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berkolaborasi dengan tiga orang validator yaitu, validator ahli, validator bahasa dan validator isi (konten). Validator Ahli yaitu Ibu Dian Hasfera, M.I.Kom. membahas tentang perancangan produk. Selanjutnya dengan Validator Bahasa dengan Bapak Dr. Sheiful Yazan, M.Si. membahas tentang tata bahasa, Ejaan yang Disempurnakan, serta kelengkapan informasi yang disampaikan. Kemudian Validator Isi (Konten) membahas tentang isi yang disampaikan dalam indeks beranotasi tersebut. Setelah dilakukan validasi validator menyatakan valid dan produk layak untuk diuji cobakan. Dalam tahapan ujicoba bahwa produk indeks beranotasi ini dapat untuk digunakan sebagai alat telusur informasi tentang benda-benda cagar budaya yang berada di rumah gadang istano balun ini. Serta penentuan dalam mencari informasi dalam indeks ini tidak membutuhkan waktu yang relatif lama.

B. Saran

1. Disarankan kepada teman-teman yang ingin melanjutkan judul ini agar membuatnya dalam bentuk digital dan di-online-kan supaya pengguna mudah dalam mengaksesnya.

(38)

49

2. Informasi dalam pendeskripsian isi produk masih belum mendalam, untuk pengguna baik peneliti/dosen, mahasiswa agar lebih mengkaji lebih dalam lagi tentang sejarah benda peninggalan tersebut.

3. Penjabaran dalam produk ini masih kurang untuk lebih lengkapnya silahkan disesuaikan dengan yang telah distandarkan oleh UNESCO.

4. Sistem penyusunan dalam indeks beranotasi ini memudahkan wisatawan, peneliti, masyarakat serta pustakawan dalam mencari informasi benda koleksi cagar budaya.

5. Dalam pembuatan indeks beranotasi ini ada yang kurang mohon kritikan dan saran serta jika ada tambaahn dari pembaca untuk kesempurnaan produk yang penulis buat ini.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Rumah Gadang Istano Balun
Gambar 2. Rancangan Model Produk Sebelum di Validasi
Gambar 3. Rancangan Model Produk Setelah Validasi Anotasi  Kategori Nama Koleksi Lokasi Tahun Nomor Entri
Gambar 4. Rancangan Model Produk Sebelum dan Sesudah Direvisi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, merupakan fungsi koordinasi Unsur Pelaksana BPBD, dilakanakan melalui koordinasi dengan satuan kerja

Oleh karena rasio peran/ paket kredit dari Bank Danamon dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) masing-masing bernilai 0,00, maka peran kedua dalam mendukung pembiayaan usaha

Smear layer yang terdapat pada saluran akar akan menghambat penetrasi medikamen intrakanal ke dalam sistem saluran akar yang tidak teratur termasuk ke dalam tubulus dentin,

Sehati Gas dalam hal pengarsipan dan pencatatan penjualan dan produksi tabung.Sistem pengarsipan dan pencatatan sebelumnya menggunakan sistem manual sehingga

Kegiatan sebagai Komplemen Solusi Permasalah arsitektural pola pemukiman sempadan sungai  Menpertahan kan arsitektural rumah lanting  Pengembangan

Waktu pisah yang terjadi antara Bahasa Sunda dengan Bahasa Melayu Betawi di Kota Tangerang Selatan dari bahasa proto yang sama yaitu antara 212 sebelum Masehi sampai

1) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau entitas Pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang

Pentingnya penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana wajib pajak patuh dalam membayar pajaknya; untuk menguji kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang