12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian tentang pengaruh beban kerja terhadap kinerja
karyawan melalui stres kerja sebagai variabel intervening pada PT. Semangat
Bersama Entrepreneurship, peneliti tentunya juga mempelajari penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu atau sebelumnya.
Penelitian terdahulu merupakan landasan yang dijadikan sebagai acuan dan
bahan pertimbangan dalam membandingkan pengaruh suatu variabel. Penelitian
terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang berkaitan
dengan beban kerja, kinerja karyawan dan stres kerja sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Terdahulu Keterangan
1. Nama, Topik
Penelitian
Putra (2018), Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dengan Job Stress sebagai Variabel Intervening
Metode Penelitian Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja karyawan. 2) Beban kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap job stress karyawan. 3) jika job stress pada karyawan tinggi maka kinerja karyawan akan menurun dan jika job stress karyawan rendah maka dapat meningkatkan kinerja karyawan
2. Nama, Topik Penelitian
Pandu (2018), Pengaruh Self Efficacy dan Beban Kerja terhadap kinerja pegawai dengan Stres Kerja sebagai variabel intervening (Studi Kasus Pada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kebumen)
Metode Penelitian Analisis Jalur (Path Analysis)
Hasil Penelitian 1) self efficacy berpengaruh signifikan terhadap stress kerja 2) Beban Kerja Berpengaruh signifikan terhadap stress kerja 3) Self Efficacy berpengaruh signifikan terhadap kinerja 4) Beban kerja berpengaruh terhadap kinerja 5) Stress kerja tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja.
3. Nama, Topik
Penelitian
Respati (2013), Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kinerja Karyawan dengan Stres Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada perawat rumah sakit panti wilasa Citarum Semarang)
Metode Penelitian Analisis Jalur
Hasil Penelitian 1) Beban kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat stres kerja 2) Dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap stres kerja 3) Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan 4) Dukungan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 5) Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan
4. Nama, Topik
Penelitian
Mahfudz (2017), Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan Stres Kerja sebagai Variabel Mediasi pada Karyawan Divisi Sales Consumer PT Bank Negara Indonesia
Metode Penelitian Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian (1) beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (2) kepuasan kerja secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja karyawan (3) beban kerja berpengaruh terhadap kinerja melalui stres kerja
5. Nama, Topik
Penelitian
Asbath (2017), Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan dengan stres kerja sebagai variabel intervening pada PT. Bank Jatim Cabang Bawean
Metode Penelitian Analisis Jalur (Path Analysis)
Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan. 2) Beban kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui stress kerja
6. Nama, Topik
Penelitian
Rolos (2018), Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Manado Kota
Metode Penelitian Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
7. Nama, Topik
Penelitian
Abang dan Nursiani (2018) Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Pada Kantor Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang
Hasil Penelitian Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
8. Nama, Topik
Penelitian
Chandra dan Adriansyah (2017) Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Mega Auto Central Finance Cabang di Langsa
Metode Penelitian Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja. 2) Stres kerja berpengaruh positif terhadap kinerja.
9. Nama, Topik
Penelitian
Nugraheni (2017) Pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja sumber daya manusia melalui stress kerja sebagai variable intervening pada PT. Askrindo
Metode Penelitian Analisis Jalur
Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia. 2) Lingkungan kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia 3) Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja 4) Lingkungan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja 5) Stres kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia
10. Nama, Topik Penelitian
Widyastuti (2015) Pengaruh Stres Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja SKPD Kabupaten Sintang Kalimantan Barat
Metode Penelitian Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian 1) beban kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 2) stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 3) stres kerja dan beban kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Kabupaten Sintang Kalimantan Barat
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yang akan diteliti,
yaitu:
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pertama dan keempat menggunakan analisis regresi linier
berganda. Penelitian Mahfudz (2017) menjadikan variabel stres kerja sebagai
variabel mediasi. Penelitian Respati (2013) menjadikan beban kerja dan dukungan
social sebagai variabel bebas dan kinerja sebagai variabel terikat. Penelitian Pandu
(2018) menjadikan self efficacy dan beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja
sebagai variabel terikat.
2. Penelitian Sekarang
Objek dan judul penelitian sekarang berbeda dan menggunakan beban kerja
sebagai variabel bebas, kinerja sebagai variabel terikat dan variabel stres kerja
lebih difokuskan kepada stres pada fisik, psikologis dan perilaku karyawan sebagai
B. Tinjauan Teori 1. Kinerja
Menurut Mangkunegara (2007:67) mengungkapkan bahwa istilah kinerja
berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya, dimana hal ini sejalan dengan teori yang telah diungkapkan
Hasibuan (2007: 94) yang menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya.
Pengertian kinerja yang dikemukakan oleh Robbins (2008: 87) definisi dari kinerja adalah “hasil evaluasi yang dilakukan terhadap sebuah pekerjaan yang
dibandingkan dengan kriteria yang sudah dijadikan ketetapan”. Kinerja dapat
dijadikan tolak ukur dalam menentukan keberlangsungan perusahaan dimasa yang
akan datang. Dalam studi manajemen kinerja pekerjaan yang dihasilkan karyawan
memerlukan pertimbangan yang penting sebab kinerja individu dari seseorang
karyawan dalam organisasi merupakan bagian dari organisasi tersebut. Menurut
Bangun (2012) kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai
seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja
merupakan suatu hasil kerja yang telah dihasilkan karyawan berdasarkan ketetapan
mencapai tujuan organisasi perusahaan tersebut. Kinerja yang dihasilkan karyawan
nantinya akan berdampak pada keberlangsungan perusahaan yang berarti kinerja
perusahaan ditentukan oleh kinerja yang dihasilkan karyawan baik secara individu
maupun kelompok.
a. Faktor yang mempengaruhi kinerja
Menurut Gibson (2003:39), ada tiga perangkat variasi yang mempengaruhi
perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:
1) Variabel individual, terdiri dari: kemampuan, keterampilan, mental, fisik,
beban kerja, keluarga, tingkat sosial, penggajian, umur, asal-usul, jenis
kelamin
2) Variabel organisasi, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur, dan desain pekerjaan
3) Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, stres, belajar, dan
motivasi.
Menurut Mathis dan Jackson (2009) faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja individu, yaitu: kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima,
keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan
organisasi.
b. Indikator Kinerja
Untuk mengukur kinerja karyawan secara individual ada beberapa indikator yang
digunakan. Menurut Robbins (2008) yaitu:
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawa terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
karyawan.
2) Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah
unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3) Ketepatan Waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain.
2. Beban Kerja
Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh setiap
perusahaan, karena beban kerja adalah salah satu yang dapat meningkatkan kinerja
karyawan. Menurut Munandar (2008) beban kerja merupakan tugas – tugas yang
diberikan kepada karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan
menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja yang dapat dibedakan
lebih lanjut kedalam 2 kategori sebagai beban kerja kuantitatif dan beban kerja
kualitatif. Kelebihan beban kualitatif muncul ketika orang merasa kurang memiliki
kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya atau bahwa
standar kinerja yang ditetapkan terlalu tinggi. Kelebihan beban kuantitatif
dihasilkan dari terlalu banyaknya hal yang harus dilakukan atau tidak terdapatnya
Menurut Cohen (Sugiyanto, 2003) Bahwa secara konseptual beban kerja
dapat ditinjau dari selisih energi yang tersedia pada setiap pekerjaan dengan energi
yang diperlukan untuk mengerjakan sesuatu tugas dengan sukses. Hal ini berarti
beban kerja dapat diubah-ubah, yaitu dinaikkan atau diturunkan, dengan cara
mengatur penggunaan energi. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor tugas
diberikan disini termasuk faktor situasional.
Berdasarkan yang dikemukakan beberapa definisi di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa beban kerja merupakan sejauh mana kapasitas individu
pekerja dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, yang
dapat diindikasikan dari jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, waktu/batasan
waktu yang dimiliki oleh pekerja dalam menyelesaikan tugasnya, serta pandangan
subjektif individu tersebut sendiri mengenai pekerjaan yang diberikan kepadanya.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
Menurut Munandar (2008: 381-384), mengklasifikasikan faktor-faktor beban kerja
dalam pekerjaan sebagai berikut:
1) Tuntutan fisik
Kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal
disamping dampaknya terhadap kinerja pegawai, kondisi fisik berdampak
pula terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja. Kondisi fisik pekerja
mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologi seseorang. Dalam
hal ini bahwa kondisi kesehatan pegawai harus tetap dalam keadaan sehat saat
melakukan pekerjaan, selain istirahat yang cukup juga dengan dukungan
2) Tuntutan tugas
Kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para pegawai
akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan dan beban
kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Beban kerja
dapat dibedakan menjadi dua katagori yaitu :
a) Beban kerja terlalu banyak/sedikit “ Kuantitatif” yang timbul akibat dari
tugas tugas yang terlalu banyak/sedikit diberikan kepada tenaga kerja
untuk diselesaikan dalam waktu tertentu.
b) Beban kerja berlebihan/terlalu sedikit Kualitatif yaitu jika orang merasa
tidak mampu untuk melaksanakan suatu tugas atau melaksanakan tugas
tidak menggunakan keterampilan dan atau potensi dari tenaga kerja.
b. Indikator Beban Kerja
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur beban kerja menurut
Putra (2012: 22) sebagai berikut:
1) Target Yang Harus Dicapai adalah Pandangan individu mengenai besarnya
target kerja yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaannya dan
pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu.
2) Kondisi Pekerjaan adalah mencakup tentang bagaimana pandangan yang
dimiliki oleh individu mengenai kondisi pekerjaannya, serta mengatasi
kejadian yang tak terduga seperti melakukan pekerjaan ekstra diluar waktu
3. Stres Kerja
Siagian (2009: 300) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi
ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik
seseorang. Stres mengakibatkan seseorang mengalami kelelahan kerja yang
kemudian berlanjut pada kelelahan emosionalnya dan akan berpengaruh pada
kelelahan secara fisik.
Menurut Mangkunegara (2001: 157) menyatakan bahwa stres kerja
adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.
Stres kerja ini tampak Simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak
tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks,
cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan
pencernaan.
Menurut Anatan (2009) stres dapat menimbulkan dampak positif maupun
negatif. Dampak negatif ditinjau dari efek stres terhadap kesehatan yaitu
menyebabkan gangguan baik mental (kognitif dan perilaku) maupun fisik yang
menyerang stabilitas fungsi kerja organ tubuh. Selain itu, stres memberi dampak
negatif pada karier karena bila stres berdampak pada penurunan stabilitas dan daya
tahan tubuh maka kinerja individu akan menurun dan menghambat karier mereka,
tetapi di sisi lain adanya stres juga akan memicu perkembangan karier karena
stressor bisa digunakan sebagai motivator juga untuk memacu peningkatan kinerja
karyawan. Menurut Laundy seperti dikutip Vaithzal Rivai (2010) menyatakan
stres kerja adalah ketidak seimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya
Pemakaian istilah stres atau ketegangan memiliki konotasi yang beraneka
ragam, maka stres sejak dahulu merupakan sebuah istilah yang sulit didefinisikan.
Bagi sebagian orang, stres menggambarkan suatu keadaan fisis yang telah
mengalami berbagai tekanan yang melampaui batas ketahanannya; bagi orang lain,
istilah itu menggambarkan gejala yang menghasilkan tekanan-tekanan itu. bagi
sementara orang, stres adalah suatu kesatuan fisis yang dikaitkan dengan
perubahan yang terjadi di dalamnya; bagi orang lain, stres bersifat subyektif dan
hanya berhubungan dengan kondisi-kondisi psikologis dan emosional seseorang.
Bagi sementara orang, “stres” dan “ketegangan” itu sinonim; bagi orang lain, dua
kata itu menggambarkan sebab akibat.
a. Faktor Stres Kerja
Suatu keadaan dimana seseorang mengalami stres kerja dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungan sehari-hari
dan lingkungan kerja. Orang yang mengalami stres kerja cenderung emosinya
meningkat dan untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang di berikan oleh suatu
perusahaan, orang tersebut sulit untuk mengerjakannya sampai pekerjaan itu
selesai di karenakan keadaan yang tidak nyaman dalam bekerja.
Stres kerja dalam lingkungan pekerjaan dapat terjadi karena beberapa hal,
baik yang berasal dari lingkungan pekerjaan maupun yang berasal dari luar
lingkungan pekerja.
Menurut Robbins (2008:280) tingkat stres pada setiap orang akan
menimbulkan dampak yang berbeda. Sehingga ada beberapa faktor penentu yang
1) Faktor Lingkungan Ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian teknologi yang
sangat berpengaruh pada eksistensi karyawan dalam bekerja. Tingkat
ekonomi yang tidak menentu dapat menimbulkan perampingan pegawai dan
PHK, sedangkan ketidakpastian politik menimbulkan keadaan yang tidak
stabil bagi Negara, dan inovasi teknologi akan membuat keterampilan dan
pengalaman seseorang dalam waktu yang pendek sehingga menimbulkan
stres. Dengan kedua faktor lingkungan tersebut karyawan akan dengan
mudah mengalami stres.
2) Faktor Organisasional beberapa hal yang dapat dikatagorikan sebagai
penyebab stress yaitu : Tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi,
struktur organisasi, kepemimpinan organisasi.
3) Faktor Individual berbagai hal di luar pekerjaanya yang menggangu terutama
adalah masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi dan kepribadian.
Menurut Dwiyanti (2001:35) terdapat dua faktor penyebab atau dua sumber
munculnya stres atau stres kerja yaitu :
1) Faktor lingkungan kerja Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik
maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan.
2) Faktor personal sedang faktor personal bisa berupa tipe kepribadian,
peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga di
mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Faktor kedua tidak secara
langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena dampak yang
ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditempatkan sebagai
b. Indikator Stres Kerja
Indikator stres berat jika tidak di kelola dengan baik dapat mengakibatkan
depresi, tidak bisa tidur, tidak harmonis dalam berteman, merosotnya efesiensi dan
produktifitas, penyakit ringan dan sebagainya.
Situasi di dalam keadaan stres kerja menghasilkan berbagai reaksi
emosional mulai dari kegembiraan, kemarahan, kecemasan, dan kekecewaan. Jika
keadaan stres kerja terus terjadi, emosi seseorang mungkin akan berpindah pindah
diantara emosi-emosi tersebut tergantung pada kemampuan untuk
menyelesaikannya.
Menurut Mangkunegara 2001:157 mengemukakan tiga kategori
kemunculan stres kerja, yaitu :
1) Gejala Fisiologis yaitu stres yang dapat menciptakan perubahan dalam
metabolisme tubuh secara fisik, meliputi meningkatnya detak jantung, sakit
kepala, dan kesemutan.
2) Gejala Psikologis yaitu stres pada seorang karyawan yang mengalami
perubahan psikis, meliputi ketidak puasan dalam bekerja, ketegangan,
kejenuhan, dan kecemasan.
3) Gejala Perilaku yaitu stres yang berpengaruh terhadap perubahan produktivitas
pada karyawan, meliputi menurunnya produktivitas, meningkatnya absensi,
meningkatnya konsumsi merokok dan alkohol, timbul rasa gelisah dan
C. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan antara Beban Kerja dan Stres Kerja
Menurut munandar (2008: 383) menyatakan bahwa beban kerja berlebih
dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres. Beban kerja yang
berlebihan dan desakan waktu seringkali membuat karyawan tertekan dan menjadi
stres. Tekanan itu biasanya datang dari penyelia, sehingga kualitas penyelia yang
jelek dapat menyebabkan stres bagi karyawan. Beban kerja terlalu sedikit juga
dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang
sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan atau rutinitas akan timbul rasa
bosan dan monoton.
Menurut Sunyoto (2012: 217) beban kerja yang terlalu banyak dapat
menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang sehingga menimbulkan stres. Hal
ini disebabkan oleh tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja
yang terlalu tinggi, volume kerja yang terlalu banyak, dan sebagainya.
b. Hubungan antara Beban Kerja dan Kinerja
Beban kerja artinya setiap karyawan melaksanakan tugas pekerjaan yang
dipercayakan untuk dikerjakan dan dipertanggung jawabkan oleh satuan
organisasi atau seorang karyawan tertentu sesuai dengan kemampuan dan
kesanggupan efektivitas kerja akan berhasil dengan baik.
Huey dan Wickens (1993: 55) dalam Kusuma (2014) menyatakan bahwa
ketika beban kerja tinggi kesalahan akan muncul dari ketidakmampuan karyawan
mengatasi tuntutan tugas yang penting. Beban kerja dan kinerja dapat berpengaruh
Apabila individu tersebut memiliki persepsi yang positif maka mereka
akan menganggap beban kerja sebagai tantangan dalam bekerja sehingga mereka
lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya maupun perusahaan tempat bekerja. Sebaliknya jika
persepsi negatif yang muncul maka beban kerja dianggap sebagai tekanan kerja
sehingga dapat mempengaruhi kinerja individu, memiliki dampak negatif bagi
dirinya maupun perusahaan tempat bekerja.
c. Hubungan antara Stres Kerja dan Kinerja
Menurut Suprihanto, dkk (2003:64) mengemukakan hubungan stres
dengan kinerja tampak jelas bahwa stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
dapat menyebabkan kinerja yang rendah (tidak optimum) sedangkan Hasibuan
(2007:32) yang mengungkapkan bahwa salah satu dari faktor-faktor penyebab
stres adalah adanya beban kerja berlebih, dimana beban kerja berlebih akan
berdampak pada tingkat kinerja karyawan. Selain itu Menurut Shabbir dan Naqvi
(2017) juga menyatakan bahwa stres terkait pekerjaan dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku karyawan yang kemudian penekanannya menempatkan dampak
negatif pada kinerja.
Pada kenyataannya stres juga dapat bersifat membantu meningkatkan,
menyenangkan (sutres), dan dapat juga bersifat merusak, mengancam,
mencemaskan (Dyress). (Munandar, 2008:375), sehingga stres mempunyai
potensi untuk mendorong atau mengganggu kinerja. Memang stres pada tingkat
tinggi (Hyperstress) akan berpengaruh pada kinerja, tetapi kinerja akan menurun
Menurut Gibson (2003:39), ada tiga perangkat variasi yang
mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:
1) Variabel individual, terdiri dari : kemampuan, keterampilan, mental, fisik,
beban kerja, keluarga, tingkat sosial, penggajian, umur, asal-usul, jenis
kelamin
2) Variabel organisasi, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur, dan desain pekerjaan
3) Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, stres, belajar,
dan motivasi
Dari pernyaataan Gibson diatas mengemukakan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja yaitu adanya beban kerja, dimana beban kerja dapat
timbul akibat adanya stres kerja ataupun sebaliknya. Apabila karyawan merasakan
beban kerja yang menyebabkan stres kerja maka akan berdampak pada kinerja
yang dihasilkannya.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti mengenai variabel beban kerja, stres kerja dan kinerja
dengan dasar teori beban kerja yang mengacu pada pendapat Munandar
(2008-383) yang menyatakan bahwa beban kerja merupakan tugas-tugas yang diberikan
karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan menggunakan
keterampilan dan potensi dari tenaga kerja dengan indikator beban kerja mengacu
pada pendapatnya Munandar (2008-381) yang meliputi tuntutan fisik dan tuntutan
Kinerja dengan dasar teori yang mengacu pada pendapatnya
Mangkunegara (2007-67) yang berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
dihasilkan karyawan secara kualitas dan kuantitas, dengan indikator kinerja
mengacu pada pendapatnya Robbins(2008) yang meliputi kulitas, kuantitas, dan
ketepatan waktu.
Stress kerja dengan dasar teori yang mengacu kepada pendapatnya
Mangkunegara (2001-157) yang menyatakan bahwa stress kerja adalah perasaan
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan dengan indikator
stress kerja mengacu pada pendapatnya Mangkunegara (2001-157) yang meliputi
fisiologi, stress psikologis, dan stress perilaku. Beban kerja berpengaruh terhadap
kinerja melalui stress kerja mengacu pada pendapatnya Hasibuan (2007:32) yang
menyatakan bahwa salah satu dari faktor-faktor penyebab stres adalah adanya
beban kerja berlebih dimana beban kerja berlebih akan berdampak pada tingkat
kinerja karyawan. Gambar 2. 2
Hubungan Beban Kerja, Kinerja, dan Stres Kerja Beban Kerja (X) Stres Kerja (Z) Kinerja (Y) H1 H4 H2 H3 Gambar 2. 1
Berdasarkan Gambar 2.1. dapat dilihat keterkaitan antar variabel yang
ingin diuji peneliti yaitu variabel beban kerja, stress kerja dan kinerja karyawan
serta sesuai dengan perumusan masalah sebelumnya sehingga peneliti
mengajukan beberapa hipotesis yang akan diuji kebenarannya.
E. Perumusan Hipotesis
Penelitian yang dilakukan Asbath (2017) menyatakan bahwa beban kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Penelitian yang dilakukan Rolos (2018)
menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan Abang dan Nursiani (2018)
menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Berdasarkan penelitian tersebut peneliti mengajukan hipotesis:
H1: Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Penelitian yang dilakukan Putra (2018) mengungkapkan bahwa beban
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja, yang berarti semakin
tinggi beban kerja yang dirasakan karyawan maka semakin tinggi pula tingkat
stres yang dirasakan. Penelitian yang dilakukan Pandu (2018) menyatakan bahwa
beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja. Penelitian yang
dilakukan Nugraheni (2017) menyatakan bahwa Beban kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap stres kerja. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti
mengajukan hipotesis;
H2: Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stres kerja
Penelitian yang dilakukan Respati (2013) menyatakan bahwa stres kerja
yang akan berdampak terhadap kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Chandra
dan Adriansyah (2017) menyatakan bahwa stress berpengaruh terhadap kinerja.
Penelitian yang dilakukan Widyastuti (2015) menyatakan bahwa stres kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti
mengajukan hipotesis;
H3: Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Penelitian yang dilakukan oleh Mahfudz (2017) memberikan hasil bahwa
beban kerja berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja
melalui stres kerja. Penelitian yang dilakukan Asbath (2017) menyatakan bahwa
beban kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui stress
kerja. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti mengajukan