• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian tentang pengaruh beban kerja terhadap kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian tentang pengaruh beban kerja terhadap kinerja"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian tentang pengaruh beban kerja terhadap kinerja

karyawan melalui stres kerja sebagai variabel intervening pada PT. Semangat

Bersama Entrepreneurship, peneliti tentunya juga mempelajari penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti terdahulu atau sebelumnya.

Penelitian terdahulu merupakan landasan yang dijadikan sebagai acuan dan

bahan pertimbangan dalam membandingkan pengaruh suatu variabel. Penelitian

terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang berkaitan

dengan beban kerja, kinerja karyawan dan stres kerja sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Terdahulu Keterangan

1. Nama, Topik

Penelitian

Putra (2018), Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dengan Job Stress sebagai Variabel Intervening

Metode Penelitian Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja karyawan. 2) Beban kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap job stress karyawan. 3) jika job stress pada karyawan tinggi maka kinerja karyawan akan menurun dan jika job stress karyawan rendah maka dapat meningkatkan kinerja karyawan

(2)

2. Nama, Topik Penelitian

Pandu (2018), Pengaruh Self Efficacy dan Beban Kerja terhadap kinerja pegawai dengan Stres Kerja sebagai variabel intervening (Studi Kasus Pada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kebumen)

Metode Penelitian Analisis Jalur (Path Analysis)

Hasil Penelitian 1) self efficacy berpengaruh signifikan terhadap stress kerja 2) Beban Kerja Berpengaruh signifikan terhadap stress kerja 3) Self Efficacy berpengaruh signifikan terhadap kinerja 4) Beban kerja berpengaruh terhadap kinerja 5) Stress kerja tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja.

3. Nama, Topik

Penelitian

Respati (2013), Pengaruh Beban Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kinerja Karyawan dengan Stres Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada perawat rumah sakit panti wilasa Citarum Semarang)

Metode Penelitian Analisis Jalur

Hasil Penelitian 1) Beban kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat stres kerja 2) Dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap stres kerja 3) Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan 4) Dukungan sosial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 5) Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan

4. Nama, Topik

Penelitian

Mahfudz (2017), Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan Stres Kerja sebagai Variabel Mediasi pada Karyawan Divisi Sales Consumer PT Bank Negara Indonesia

(3)

Metode Penelitian Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian (1) beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (2) kepuasan kerja secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja karyawan (3) beban kerja berpengaruh terhadap kinerja melalui stres kerja

5. Nama, Topik

Penelitian

Asbath (2017), Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan dengan stres kerja sebagai variabel intervening pada PT. Bank Jatim Cabang Bawean

Metode Penelitian Analisis Jalur (Path Analysis)

Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan. 2) Beban kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui stress kerja

6. Nama, Topik

Penelitian

Rolos (2018), Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Manado Kota

Metode Penelitian Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

7. Nama, Topik

Penelitian

Abang dan Nursiani (2018) Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Pada Kantor Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang

(4)

Hasil Penelitian Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

8. Nama, Topik

Penelitian

Chandra dan Adriansyah (2017) Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Mega Auto Central Finance Cabang di Langsa

Metode Penelitian Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja. 2) Stres kerja berpengaruh positif terhadap kinerja.

9. Nama, Topik

Penelitian

Nugraheni (2017) Pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja sumber daya manusia melalui stress kerja sebagai variable intervening pada PT. Askrindo

Metode Penelitian Analisis Jalur

Hasil Penelitian 1) Beban kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia. 2) Lingkungan kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia 3) Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja 4) Lingkungan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja 5) Stres kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia

10. Nama, Topik Penelitian

Widyastuti (2015) Pengaruh Stres Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja SKPD Kabupaten Sintang Kalimantan Barat

(5)

Metode Penelitian Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian 1) beban kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 2) stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 3) stres kerja dan beban kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Kabupaten Sintang Kalimantan Barat

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yang akan diteliti,

yaitu:

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pertama dan keempat menggunakan analisis regresi linier

berganda. Penelitian Mahfudz (2017) menjadikan variabel stres kerja sebagai

variabel mediasi. Penelitian Respati (2013) menjadikan beban kerja dan dukungan

social sebagai variabel bebas dan kinerja sebagai variabel terikat. Penelitian Pandu

(2018) menjadikan self efficacy dan beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja

sebagai variabel terikat.

2. Penelitian Sekarang

Objek dan judul penelitian sekarang berbeda dan menggunakan beban kerja

sebagai variabel bebas, kinerja sebagai variabel terikat dan variabel stres kerja

lebih difokuskan kepada stres pada fisik, psikologis dan perilaku karyawan sebagai

(6)

B. Tinjauan Teori 1. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2007:67) mengungkapkan bahwa istilah kinerja

berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi

kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya, dimana hal ini sejalan dengan teori yang telah diungkapkan

Hasibuan (2007: 94) yang menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya.

Pengertian kinerja yang dikemukakan oleh Robbins (2008: 87) definisi dari kinerja adalah “hasil evaluasi yang dilakukan terhadap sebuah pekerjaan yang

dibandingkan dengan kriteria yang sudah dijadikan ketetapan”. Kinerja dapat

dijadikan tolak ukur dalam menentukan keberlangsungan perusahaan dimasa yang

akan datang. Dalam studi manajemen kinerja pekerjaan yang dihasilkan karyawan

memerlukan pertimbangan yang penting sebab kinerja individu dari seseorang

karyawan dalam organisasi merupakan bagian dari organisasi tersebut. Menurut

Bangun (2012) kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai

seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja

merupakan suatu hasil kerja yang telah dihasilkan karyawan berdasarkan ketetapan

(7)

mencapai tujuan organisasi perusahaan tersebut. Kinerja yang dihasilkan karyawan

nantinya akan berdampak pada keberlangsungan perusahaan yang berarti kinerja

perusahaan ditentukan oleh kinerja yang dihasilkan karyawan baik secara individu

maupun kelompok.

a. Faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Gibson (2003:39), ada tiga perangkat variasi yang mempengaruhi

perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:

1) Variabel individual, terdiri dari: kemampuan, keterampilan, mental, fisik,

beban kerja, keluarga, tingkat sosial, penggajian, umur, asal-usul, jenis

kelamin

2) Variabel organisasi, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur, dan desain pekerjaan

3) Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, stres, belajar, dan

motivasi.

Menurut Mathis dan Jackson (2009) faktor-faktor yang memengaruhi

kinerja individu, yaitu: kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima,

keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan

organisasi.

b. Indikator Kinerja

Untuk mengukur kinerja karyawan secara individual ada beberapa indikator yang

digunakan. Menurut Robbins (2008) yaitu:

(8)

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawa terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan

karyawan.

2) Kuantitas

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3) Ketepatan Waktu

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu

yang tersedia untuk aktivitas lain.

2. Beban Kerja

Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh setiap

perusahaan, karena beban kerja adalah salah satu yang dapat meningkatkan kinerja

karyawan. Menurut Munandar (2008) beban kerja merupakan tugas – tugas yang

diberikan kepada karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan

menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja yang dapat dibedakan

lebih lanjut kedalam 2 kategori sebagai beban kerja kuantitatif dan beban kerja

kualitatif. Kelebihan beban kualitatif muncul ketika orang merasa kurang memiliki

kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya atau bahwa

standar kinerja yang ditetapkan terlalu tinggi. Kelebihan beban kuantitatif

dihasilkan dari terlalu banyaknya hal yang harus dilakukan atau tidak terdapatnya

(9)

Menurut Cohen (Sugiyanto, 2003) Bahwa secara konseptual beban kerja

dapat ditinjau dari selisih energi yang tersedia pada setiap pekerjaan dengan energi

yang diperlukan untuk mengerjakan sesuatu tugas dengan sukses. Hal ini berarti

beban kerja dapat diubah-ubah, yaitu dinaikkan atau diturunkan, dengan cara

mengatur penggunaan energi. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor tugas

diberikan disini termasuk faktor situasional.

Berdasarkan yang dikemukakan beberapa definisi di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa beban kerja merupakan sejauh mana kapasitas individu

pekerja dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, yang

dapat diindikasikan dari jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, waktu/batasan

waktu yang dimiliki oleh pekerja dalam menyelesaikan tugasnya, serta pandangan

subjektif individu tersebut sendiri mengenai pekerjaan yang diberikan kepadanya.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Munandar (2008: 381-384), mengklasifikasikan faktor-faktor beban kerja

dalam pekerjaan sebagai berikut:

1) Tuntutan fisik

Kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal

disamping dampaknya terhadap kinerja pegawai, kondisi fisik berdampak

pula terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja. Kondisi fisik pekerja

mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologi seseorang. Dalam

hal ini bahwa kondisi kesehatan pegawai harus tetap dalam keadaan sehat saat

melakukan pekerjaan, selain istirahat yang cukup juga dengan dukungan

(10)

2) Tuntutan tugas

Kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para pegawai

akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan dan beban

kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Beban kerja

dapat dibedakan menjadi dua katagori yaitu :

a) Beban kerja terlalu banyak/sedikit “ Kuantitatif” yang timbul akibat dari

tugas tugas yang terlalu banyak/sedikit diberikan kepada tenaga kerja

untuk diselesaikan dalam waktu tertentu.

b) Beban kerja berlebihan/terlalu sedikit Kualitatif yaitu jika orang merasa

tidak mampu untuk melaksanakan suatu tugas atau melaksanakan tugas

tidak menggunakan keterampilan dan atau potensi dari tenaga kerja.

b. Indikator Beban Kerja

Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur beban kerja menurut

Putra (2012: 22) sebagai berikut:

1) Target Yang Harus Dicapai adalah Pandangan individu mengenai besarnya

target kerja yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaannya dan

pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu

tertentu.

2) Kondisi Pekerjaan adalah mencakup tentang bagaimana pandangan yang

dimiliki oleh individu mengenai kondisi pekerjaannya, serta mengatasi

kejadian yang tak terduga seperti melakukan pekerjaan ekstra diluar waktu

(11)

3. Stres Kerja

Siagian (2009: 300) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi

ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik

seseorang. Stres mengakibatkan seseorang mengalami kelelahan kerja yang

kemudian berlanjut pada kelelahan emosionalnya dan akan berpengaruh pada

kelelahan secara fisik.

Menurut Mangkunegara (2001: 157) menyatakan bahwa stres kerja

adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.

Stres kerja ini tampak Simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak

tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks,

cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan

pencernaan.

Menurut Anatan (2009) stres dapat menimbulkan dampak positif maupun

negatif. Dampak negatif ditinjau dari efek stres terhadap kesehatan yaitu

menyebabkan gangguan baik mental (kognitif dan perilaku) maupun fisik yang

menyerang stabilitas fungsi kerja organ tubuh. Selain itu, stres memberi dampak

negatif pada karier karena bila stres berdampak pada penurunan stabilitas dan daya

tahan tubuh maka kinerja individu akan menurun dan menghambat karier mereka,

tetapi di sisi lain adanya stres juga akan memicu perkembangan karier karena

stressor bisa digunakan sebagai motivator juga untuk memacu peningkatan kinerja

karyawan. Menurut Laundy seperti dikutip Vaithzal Rivai (2010) menyatakan

stres kerja adalah ketidak seimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya

(12)

Pemakaian istilah stres atau ketegangan memiliki konotasi yang beraneka

ragam, maka stres sejak dahulu merupakan sebuah istilah yang sulit didefinisikan.

Bagi sebagian orang, stres menggambarkan suatu keadaan fisis yang telah

mengalami berbagai tekanan yang melampaui batas ketahanannya; bagi orang lain,

istilah itu menggambarkan gejala yang menghasilkan tekanan-tekanan itu. bagi

sementara orang, stres adalah suatu kesatuan fisis yang dikaitkan dengan

perubahan yang terjadi di dalamnya; bagi orang lain, stres bersifat subyektif dan

hanya berhubungan dengan kondisi-kondisi psikologis dan emosional seseorang.

Bagi sementara orang, “stres” dan “ketegangan” itu sinonim; bagi orang lain, dua

kata itu menggambarkan sebab akibat.

a. Faktor Stres Kerja

Suatu keadaan dimana seseorang mengalami stres kerja dapat

mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungan sehari-hari

dan lingkungan kerja. Orang yang mengalami stres kerja cenderung emosinya

meningkat dan untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang di berikan oleh suatu

perusahaan, orang tersebut sulit untuk mengerjakannya sampai pekerjaan itu

selesai di karenakan keadaan yang tidak nyaman dalam bekerja.

Stres kerja dalam lingkungan pekerjaan dapat terjadi karena beberapa hal,

baik yang berasal dari lingkungan pekerjaan maupun yang berasal dari luar

lingkungan pekerja.

Menurut Robbins (2008:280) tingkat stres pada setiap orang akan

menimbulkan dampak yang berbeda. Sehingga ada beberapa faktor penentu yang

(13)

1) Faktor Lingkungan Ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian teknologi yang

sangat berpengaruh pada eksistensi karyawan dalam bekerja. Tingkat

ekonomi yang tidak menentu dapat menimbulkan perampingan pegawai dan

PHK, sedangkan ketidakpastian politik menimbulkan keadaan yang tidak

stabil bagi Negara, dan inovasi teknologi akan membuat keterampilan dan

pengalaman seseorang dalam waktu yang pendek sehingga menimbulkan

stres. Dengan kedua faktor lingkungan tersebut karyawan akan dengan

mudah mengalami stres.

2) Faktor Organisasional beberapa hal yang dapat dikatagorikan sebagai

penyebab stress yaitu : Tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi,

struktur organisasi, kepemimpinan organisasi.

3) Faktor Individual berbagai hal di luar pekerjaanya yang menggangu terutama

adalah masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi dan kepribadian.

Menurut Dwiyanti (2001:35) terdapat dua faktor penyebab atau dua sumber

munculnya stres atau stres kerja yaitu :

1) Faktor lingkungan kerja Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik

maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan.

2) Faktor personal sedang faktor personal bisa berupa tipe kepribadian,

peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga di

mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Faktor kedua tidak secara

langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena dampak yang

ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditempatkan sebagai

(14)

b. Indikator Stres Kerja

Indikator stres berat jika tidak di kelola dengan baik dapat mengakibatkan

depresi, tidak bisa tidur, tidak harmonis dalam berteman, merosotnya efesiensi dan

produktifitas, penyakit ringan dan sebagainya.

Situasi di dalam keadaan stres kerja menghasilkan berbagai reaksi

emosional mulai dari kegembiraan, kemarahan, kecemasan, dan kekecewaan. Jika

keadaan stres kerja terus terjadi, emosi seseorang mungkin akan berpindah pindah

diantara emosi-emosi tersebut tergantung pada kemampuan untuk

menyelesaikannya.

Menurut Mangkunegara 2001:157 mengemukakan tiga kategori

kemunculan stres kerja, yaitu :

1) Gejala Fisiologis yaitu stres yang dapat menciptakan perubahan dalam

metabolisme tubuh secara fisik, meliputi meningkatnya detak jantung, sakit

kepala, dan kesemutan.

2) Gejala Psikologis yaitu stres pada seorang karyawan yang mengalami

perubahan psikis, meliputi ketidak puasan dalam bekerja, ketegangan,

kejenuhan, dan kecemasan.

3) Gejala Perilaku yaitu stres yang berpengaruh terhadap perubahan produktivitas

pada karyawan, meliputi menurunnya produktivitas, meningkatnya absensi,

meningkatnya konsumsi merokok dan alkohol, timbul rasa gelisah dan

(15)

C. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan antara Beban Kerja dan Stres Kerja

Menurut munandar (2008: 383) menyatakan bahwa beban kerja berlebih

dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres. Beban kerja yang

berlebihan dan desakan waktu seringkali membuat karyawan tertekan dan menjadi

stres. Tekanan itu biasanya datang dari penyelia, sehingga kualitas penyelia yang

jelek dapat menyebabkan stres bagi karyawan. Beban kerja terlalu sedikit juga

dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang

sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan atau rutinitas akan timbul rasa

bosan dan monoton.

Menurut Sunyoto (2012: 217) beban kerja yang terlalu banyak dapat

menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang sehingga menimbulkan stres. Hal

ini disebabkan oleh tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja

yang terlalu tinggi, volume kerja yang terlalu banyak, dan sebagainya.

b. Hubungan antara Beban Kerja dan Kinerja

Beban kerja artinya setiap karyawan melaksanakan tugas pekerjaan yang

dipercayakan untuk dikerjakan dan dipertanggung jawabkan oleh satuan

organisasi atau seorang karyawan tertentu sesuai dengan kemampuan dan

kesanggupan efektivitas kerja akan berhasil dengan baik.

Huey dan Wickens (1993: 55) dalam Kusuma (2014) menyatakan bahwa

ketika beban kerja tinggi kesalahan akan muncul dari ketidakmampuan karyawan

mengatasi tuntutan tugas yang penting. Beban kerja dan kinerja dapat berpengaruh

(16)

Apabila individu tersebut memiliki persepsi yang positif maka mereka

akan menganggap beban kerja sebagai tantangan dalam bekerja sehingga mereka

lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya maupun perusahaan tempat bekerja. Sebaliknya jika

persepsi negatif yang muncul maka beban kerja dianggap sebagai tekanan kerja

sehingga dapat mempengaruhi kinerja individu, memiliki dampak negatif bagi

dirinya maupun perusahaan tempat bekerja.

c. Hubungan antara Stres Kerja dan Kinerja

Menurut Suprihanto, dkk (2003:64) mengemukakan hubungan stres

dengan kinerja tampak jelas bahwa stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi

dapat menyebabkan kinerja yang rendah (tidak optimum) sedangkan Hasibuan

(2007:32) yang mengungkapkan bahwa salah satu dari faktor-faktor penyebab

stres adalah adanya beban kerja berlebih, dimana beban kerja berlebih akan

berdampak pada tingkat kinerja karyawan. Selain itu Menurut Shabbir dan Naqvi

(2017) juga menyatakan bahwa stres terkait pekerjaan dapat mempengaruhi sikap

dan perilaku karyawan yang kemudian penekanannya menempatkan dampak

negatif pada kinerja.

Pada kenyataannya stres juga dapat bersifat membantu meningkatkan,

menyenangkan (sutres), dan dapat juga bersifat merusak, mengancam,

mencemaskan (Dyress). (Munandar, 2008:375), sehingga stres mempunyai

potensi untuk mendorong atau mengganggu kinerja. Memang stres pada tingkat

tinggi (Hyperstress) akan berpengaruh pada kinerja, tetapi kinerja akan menurun

(17)

Menurut Gibson (2003:39), ada tiga perangkat variasi yang

mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:

1) Variabel individual, terdiri dari : kemampuan, keterampilan, mental, fisik,

beban kerja, keluarga, tingkat sosial, penggajian, umur, asal-usul, jenis

kelamin

2) Variabel organisasi, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur, dan desain pekerjaan

3) Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, stres, belajar,

dan motivasi

Dari pernyaataan Gibson diatas mengemukakan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi kinerja yaitu adanya beban kerja, dimana beban kerja dapat

timbul akibat adanya stres kerja ataupun sebaliknya. Apabila karyawan merasakan

beban kerja yang menyebabkan stres kerja maka akan berdampak pada kinerja

yang dihasilkannya.

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti mengenai variabel beban kerja, stres kerja dan kinerja

dengan dasar teori beban kerja yang mengacu pada pendapat Munandar

(2008-383) yang menyatakan bahwa beban kerja merupakan tugas-tugas yang diberikan

karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan menggunakan

keterampilan dan potensi dari tenaga kerja dengan indikator beban kerja mengacu

pada pendapatnya Munandar (2008-381) yang meliputi tuntutan fisik dan tuntutan

(18)

Kinerja dengan dasar teori yang mengacu pada pendapatnya

Mangkunegara (2007-67) yang berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

dihasilkan karyawan secara kualitas dan kuantitas, dengan indikator kinerja

mengacu pada pendapatnya Robbins(2008) yang meliputi kulitas, kuantitas, dan

ketepatan waktu.

Stress kerja dengan dasar teori yang mengacu kepada pendapatnya

Mangkunegara (2001-157) yang menyatakan bahwa stress kerja adalah perasaan

tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan dengan indikator

stress kerja mengacu pada pendapatnya Mangkunegara (2001-157) yang meliputi

fisiologi, stress psikologis, dan stress perilaku. Beban kerja berpengaruh terhadap

kinerja melalui stress kerja mengacu pada pendapatnya Hasibuan (2007:32) yang

menyatakan bahwa salah satu dari faktor-faktor penyebab stres adalah adanya

beban kerja berlebih dimana beban kerja berlebih akan berdampak pada tingkat

kinerja karyawan. Gambar 2. 2

Hubungan Beban Kerja, Kinerja, dan Stres Kerja Beban Kerja (X) Stres Kerja (Z) Kinerja (Y) H1 H4 H2 H3 Gambar 2. 1

(19)

Berdasarkan Gambar 2.1. dapat dilihat keterkaitan antar variabel yang

ingin diuji peneliti yaitu variabel beban kerja, stress kerja dan kinerja karyawan

serta sesuai dengan perumusan masalah sebelumnya sehingga peneliti

mengajukan beberapa hipotesis yang akan diuji kebenarannya.

E. Perumusan Hipotesis

Penelitian yang dilakukan Asbath (2017) menyatakan bahwa beban kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Penelitian yang dilakukan Rolos (2018)

menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan Abang dan Nursiani (2018)

menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Berdasarkan penelitian tersebut peneliti mengajukan hipotesis:

H1: Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

Penelitian yang dilakukan Putra (2018) mengungkapkan bahwa beban

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja, yang berarti semakin

tinggi beban kerja yang dirasakan karyawan maka semakin tinggi pula tingkat

stres yang dirasakan. Penelitian yang dilakukan Pandu (2018) menyatakan bahwa

beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja. Penelitian yang

dilakukan Nugraheni (2017) menyatakan bahwa Beban kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap stres kerja. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti

mengajukan hipotesis;

H2: Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stres kerja

Penelitian yang dilakukan Respati (2013) menyatakan bahwa stres kerja

(20)

yang akan berdampak terhadap kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Chandra

dan Adriansyah (2017) menyatakan bahwa stress berpengaruh terhadap kinerja.

Penelitian yang dilakukan Widyastuti (2015) menyatakan bahwa stres kerja

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti

mengajukan hipotesis;

H3: Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

Penelitian yang dilakukan oleh Mahfudz (2017) memberikan hasil bahwa

beban kerja berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja

melalui stres kerja. Penelitian yang dilakukan Asbath (2017) menyatakan bahwa

beban kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui stress

kerja. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti mengajukan

Gambar

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Hal senada juga diungkapkan oleh Salimah, ketua kegiatan membaca Al-qur’an khusus untuk perempuan ini, menyatakan bahwa disamping untuk menambah keimanan dan

Hasil ini terdukung oleh penelitian Arifin dan Khotimah (2014) yang menghasilkan bahwa variabel pelayanan berpengaruh terhadap keputusan dalam memilih bank

Dalam penelitian ini, analisis koefisien korelasi digunakan karena penulis ingin mengetahui bagaimana serta seberapa kuat hubungan antara profitabilitas terhadap

1) Mengidentifikasi karakteristik kawasan Tangga Buntung sebagai creative cluster industry kerajinan dan sungai Musi sebagai urban heritage waterfront yang potensial

holders of Mining Business License (IUP) for.. Page 67 of 89 Production Operation specifically for the processing. and/or purification through

Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan. Berdasarkan hasil akhir dari penelitian lapangan disimpulkan bahwa pelaksanaan MBS di SMPN 11 kota Jambi sudah sesuai.

Bentuk baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam bentuk sama dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu

Penataan Kawasan Wisata Kampung Vietnam Sebagai Salah Satu Destinasi Wisata Sejarah di Kota Batam, Kepulauan Riau.