• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jakarta, Januari 2010 Direktur Pembinaan SMA. Dr. SUNGKOWO M. NIP KATA PENGANTAR. Panduan Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Mitra PSB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jakarta, Januari 2010 Direktur Pembinaan SMA. Dr. SUNGKOWO M. NIP KATA PENGANTAR. Panduan Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Mitra PSB"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan pribadi manusia. Untuk itulah

pemerintah sangat memberi perhatian dalam menangani pendidikan, karena dengan

sistem pendidikan yang baik diharapkan akan muncul generasi penerus yang

berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Salah satu program pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini adalah

peningkatan mutu pendidikan. Suatu pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika

proses pembelajaran berlangsung menarik dan menantang. Pembelajaran

merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar

dalam suatu lingkungan yang dikelola dengan sengaja agar tercapai tujuan tertentu

yang telah ditetapkan.

Direktorat Pembinaan SMA sebagai salah satu instansi pemerintah yang memiliki

kewenangan dalam pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA), melakukan berbagai

program kegiatan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran di SMA, di

antaranya adalah memfasilitasi pengembangan rintisan pusat sumber belajar di

sejumlah sekolah.

Pada prinsipnya Pusat Sumber Belajar (PSB) di SMA merupakan media informasi dan

komunikasi pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan sekolah bersangkutan dan

sekolah lainnya berkaitan dengan pembelajaran. Konten PSB dikembangkan, diisi,

digunakan, dievaluasi dan disempurnakan oleh para pendidik. Dengan kata lain PSB

ini juga sebagai unjuk kinerja pendidik SMA.

Pengembangan rintisan PSB telah dimulai beberapa tahun yang lalu, dituangkan

dalam beberapa naskah dokumen. Sangat disadari, naskah konsep ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu upaya penyempurnaan terus dilakukan.

Kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam

pengembangan rintisan PSB ini, khususnya kepada Tim Perumus yang telah bekerja

keras mewujudkan naskah dokumen ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga kerja

keras ini pada saatnya nanti memberikan hasil yang baik, yang dapat dimanfaatkan

oleh banyak pihak.

Jakarta, Januari 2010

Direktur Pembinaan SMA

Dr. SUNGKOWO M.

NIP. 130784257

(2)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 1

C. Hasil Yang Diharapkan ... 1

BAB II PENGERTIAN, TUGAS dan TANGGUNGJAWAB, HAK dan KEWAJIBAN ... 2

SEKOLAH MITRA PSB ... 2

A. Pengertian ... 2

B. Hak ... 2

C. Kewajiban ... 2

BAB III POLA dan CARA MEMBANGUN HUBUNGAN KEMITRAAN SEKOLAH PSB 3

A. Pola Hubungan Kemitraan ... 3

B. Cara Membangun Hubungan Kemitraan ... 3

BAB IV PELAKSANAAN KEMITRAAN ... 5

A. Sosialisasi untuk Pemahaman dan Penguasaan Program PSB ... 5

B. Mekanisme Penjajagan Kemitraan ... 6

BAB V SUPERVISI, EVALUASI dan KEBERLANGSUNGAN PROGRAM... 11

A. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi ... 11

B. Pengembangan Keberlangsungan Program ... 11

BAB V P E N U T U P ... 13

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam upaya mengembangkan PSB-SMA diperlukan keterlibatan dan peran serta dari banyak pihak, selain Direktorat Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Sekolah PSB juga dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, baik yang bersifat perorangan, lembaga, institusi pemerintah maupun non pemerintah, dan satuan pendidikan di sekitarnya. Kerjasama ini dibutuhkan agar pembaharuan, penyempurnaan dan percepatan keterlaksanaan program dapat terealisasikan dengan baik. Kerjasama kemitraan yang dimaksud dalam naskah ini difokuskan pada sekolah mitra, yaitu sekolah yang akan menjadi sekolah pendamping sekolah PSB dalam mengembangkan konten PSB-SMA. Agar pengembangan dan pembinaan yang akan dilakukan kepada sekolah mitra terarah serta memenuhi target yang diharapkan, maka perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang perlu dilakukan sekolah PSB, baik yang bersifat ke dalam internal sekolah, masyarakat sekitar, dan khusus ke sekolah mitra. Pola dan cara membangun hubungan kemitraan, serta menjaga dan memelihara hubungan kemitraan juga diuraikan, sebagai landasan dalam pengembangan kerjasama kemitraan.

Agar kerjasama kemitraan ini dapat dilakukan dengan baik, diuraikan pula mekanisme penjajagan kemitraan sampai dengan kemitraan dillaksanakan. Selanjutnya, untuk menjaga program kemitraan yang telah disepakati dapat berjalan dengan baik, diuraikan pula kegiatan supervisi dan evaluasi, serta bagaimana pengembangan dan keberlanjutan program PSB-SMA perlu dilakukan.

Untuk itulah naskah Panduan Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Mitra PSB ini disusun, agar terbangun kerjasama yang sinergis, tanpa menutup kemungkinan bantuan kerjasama dengan pihak lainnya.

B. Tujuan

1. Memberikan pemahaman tentang perlunya kerjasama dan kemitraan dalam pengembangan PSB-SMA;

2. Memberikan panduan untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam pengembangan PSB-SMA;

3. Memberikan panduan dalam upaya pembinaan dan pengembangan sekolah Mitra PSB.

C. Hasil Yang Diharapkan

1. Adanya pemahaman tentang perlunya kerjasama dan kemitraan dalam pengembangan PSB-SMA;

2. Adanya panduan untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam pengembangan PSB-SMA;

(4)

BAB II

PENGERTIAN, TUGAS dan TANGGUNGJAWAB, HAK dan KEWAJIBAN SEKOLAH MITRA PSB

A. Pengertian

Sekolah mitra PSB adalah sekolah (SMA) yang memiliki kemauan dan kemampuan memanfaatkan PSB-SMA dan atau memberikan kontribusi untuk konten PSB-SMA dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan program PSB-SMA, yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara pihak sekolah PSB dan sekolah mitra.

B. Hak

Dengan menjadi sekolah Mitra PSB, maka SMA ini berhak memperoleh bimbingan dari sekolah PSB, diantaranya :

1. penyertaan dalam kegiatan In House Training (IHT) Eksternal yang dilaksanakan oleh sekolah PSB,

2. mendapatkan layanan konsultasi dalam pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK,

3. mendapatkan pemantauan secara berkala dalam pelaksanaan dan pengembangan PSB-SMA,

4. memanfaatkan sarana TIK secara bersama antara sekolah PSB dan sekolah Mitra 5. memanfaatkan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK yang sudah dikembangkan

oleh sekolah PSB

C. Kewajiban

1. memiliki komitmen dalam pengembangan TIK di sekolah, dan bersedia untuk berperan serta dalam pengembangan PSB-SMA

2. memiliki sumber daya sekolah yang potensial dikembangkan dalam program PSB-SMA

3. secara berkala menyusun, mengembangkan mengirimkan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK kepada sekolah PSB

4. secara berkala meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam penguasaan dan pemanfataan

5. mengembangkan dan meningkatkan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran

6. aktif mengakses dan memberikan kontribusi dalam pengembangan website PSB-SMA

(5)

BAB III

POLA dan CARA MEMBANGUN HUBUNGAN KEMITRAAN SEKOLAH PSB

A. Pola Hubungan Kemitraan

Dalam membangun kemitraan dengan sekolah lain, sekolah PSB-SMA perlu memperhatikan beberapa pola hubungan kemitraan, antara lain sebagal berikut.

1. Saling menghargai - Hubungan antara sekolah PSB-SMA dengan sekolah mitra harus

bersifat saling menghargai. Pola instruksi perlu dihindari, pendapat sekolah mitra, walaupun bertentangan misalnya harus dihargai oleh sekolah PSB. Penghargaan diberikan kepada sekolah mitra yang telah bersedia bekerjasama atau membantu sekolah PSB, dalam bentuk apapun dan dalam ukuran seberapapun. Walaupun kerjasama tersebut hanya sebatas pemikiran atau bahkan kesepakatan, harus dihargai oleh sekolah.

2. Posisi setara - Dalam membangun hubungan dengan sekolah mitra harus

dilandaskan pada posisi yang setara. Artinya, hubungan kerjasama tersebut tidak dalam bentuk "atasan-bawahan" atau "antara yang diperintah dengan yang memberi perintah" atau antara "yang menentukan dan yang ditentukan". Program kemitraan agar dijauhkan dari keterpaksaan, sehingga tidak tulus dalam bekerjasama. Dengan cara demikian, pertukaran pemikiran atau kerjasama akan dapat berjalan dengan baik. Semua pihak merasa "berharga" sehingga terdorong untuk berperan dan mendukung program yang dihasilkan.

3. Saling memberikan manfaat - Dalam membangun kerjasama, sekolah PSB harus

mempertimbangkan manfaat apa yang diperoleh sekolah mitra. Misalnya sekolah mitra dapat memanfaatkan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK yang telah dikembangkan sekolah PSB, sekolah mitra dilibatkan dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan sekolah PSB, dsbnya. Manffat ini sebaiknya juga bersifat dua arah. Pihak sekolah mitra pun dapat dimanfaatkan oleh sekolah PSB dengan mendorong guru-guru sekolah mitra untuk menyusun dan mengembangkan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK dengan bimbingan sekolah PSB, yang pada akhirnya akan menambah koleksi bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK, dsbnya.

B. Cara Membangun Hubungan Kemitraan

Untuk dapat membangun hubungan kemitraan dengan sekolah mitra, sekolah PSB memerlukan dua kunci pokok, yaitu: (1) sekolah dikenal oleh pihak yang akan diajak kerjasama, dan (2) sekolah mampu menjalin komunikasi yang efektif.

1. Memperkenalkan sekolah PSB kepada sekolah mitra - Pada pola hubungan

antara sekolah PSB dengan sekolah mitra prinsip "tidak kenal maka tak sayang". Sekolah mitra mau bekerjasama dengan sekolah PSB yang telah dikenal dengan positif. Artinya, sekolah mitra memiliki kesan positif terhadap sekolah PSB. Untuk itu, sekolah PSB harus berusaha mengenalkan sekolahnya dan program-programnya, sebaik-baiknya dengan sekolah mitra yang akan diajak kerjasama. Sekolah PSB perlu menjelaskan apa itu PSB, bagaimana pola pelaksanaannya, apa manfaatnya bagi sekolah mitra (termasuk peserta didik, guru), sarana/prasarana dan ifrastruktur yang diperlukan, dsbnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk maksud tersebut antara lain :

(6)

a. Sosialisasi program PSB kepada sekolah mitra

b. Mengadakan open house - yaitu memberi kesempatan kepada sekolah mitra datang ke sekolah PSB, dan melihat berbagai fasilitas yang dimiliki serta program-program yang telah dan sedang dilakukan oleh sekolah PSB (open house harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar tidak justru berdampak negatif, misalnya setelah melihat dari dekat justru memiliki kesan negatif karena menyimpulkan fasilitas sekolah PSB kurang memadai atau kurang terawat dan program-program PSB dinilai kurang baik atau tidak dapat terlaksana dengan baik).

c. Membuat buletin sekolah atau majalah atau lembar informasi secara teratur, dan dikirimkan ke sekolah sekitar

d. Mengundang tokoh atau ahli sebagai pembicara atau pembina program PSB, dan mengajak pulah sekolah mitra sebagai peserta

2. Membangun komunikasi yang efektif dengan sekolah mitra

Setelah sekolah PSB dikenal oleh sekolah mitra, langkah selanjutnya dalam membangun kerjasama adalah mulai mengadakan komunikasi yang efektif. Berikut ini beberapa cara membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat.

a. Mengidentifikasi orang-orang kunci di sekolah mitra

b. Melibatkan orang-orang kunci dari sekolah mitra dalam kegiatan sekolah PSB

c. Memilih saat yang tepat mengajak orang kunci untuk berkonsultasi atau terlibat pada program PSB sekolah

Membangun komunikasi dan hubungan sinergis dengan sekolah mitra yang memiliki karateristik beragam bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk sekolah PSB memerlukan kemampuan tertentu antara lain menjadi pendengar yang baik, menghargai pendapat sekolah mitra, mengenali karateristik sekolah mitra, menyampaikan gagasan dengan kalimat yang baik, jangan menggurui ("suksesnya gagasan tidak hanya tergantung dari isi gagasan itu sendiri, tetapi juga cara menyampaikannya"), dan mampu memadukan berbagai gagasan untuk memperoleh pemikiran yang komprehensif.

3. Penyusunan Pengembangan hubungan dengan sekolah mitra

Pengembangan hubungan antara sekolah PSB dengan sekolah mitra, harus diprogramkan/disusun dengan baik dan tidak boleh hanya berupa kegiatan yang bersifat insidental. Di sekolah PSB sudah ada tim yang secara khusus menangani/mengelola PSB. Tim inilah yang bertugas mengembangkan hubungan sinergis dengan sekolah mitra. Kepala Sekolah dapat dan bahkan seharusnya melibatkan wakil kepala sekolah (bidang Kehumasan??), guru, staf tata usaha, dan bahkan peserta didik dalam menyusun dan melaksanakan tugas-tugas kemitraan. Penyusunan program kemitraan perlu juga melibatkan stake holder sekolah (yang diwakili oleh Komite Sekolah) dan selalu dievaluasi secara periodik, untuk melihat keberhasilan maupun hambatan yang terjadi dalam pelaksanaannya.

(7)

BAB IV

PELAKSANAAN KEMITRAAN

A. Sosialisasi untuk Pemahaman dan Penguasaan Program PSB

Sebaik apapun kerjasama kemitraan dengan pihak luar dikembangkan, tanpa ”membenahi” terlebih dahulu kondisi internal sekolah, akan tidak berarti. Untuk itu sekolah PSB perlu membangun terlebih dahulu kerjasama sinergis dengan :

1. Warga sekolah - guru, karyawan dan siswa di sekolahnya

Kepala Sekolah dan tim PSB perlu melakukan sosialisasi/pemahaman bagi seluruh warga sekolah program PSB-SMA. Apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab, peran dan fungsi sekolah, yang diberi kepercayaan menjadi rintisan PSB-SMA.

Dalam pelaksanaan SMA-PSB tugas guru menjadi lebih penting dan juga lebih "berat", karena pembelajaran harus dilaksanakan berbasis TIK, yang menuntut kesungguhan dan kreativitas guru. Di samping mengajar, guru di PSB-SMA ini menjadi contoh unjuk kinerja dalam pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK, dan berperan aktif dalam pengisian konten website PSB-SMA.

Untuk peserta didik, perlu didorong mendorong keterlibatan emosionalnya secara positif dalam kegiatanpembelajaran. Siswa harus merasa yakin bahwa pembelajaran berbasis TIK dan sekolahnya sebagai PSB tersebut "berguna" dan "penting" baginya. Untuk tujuan tersebut, sebaiknya siswa juga diajak bekerjasama dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana proses pembelajaran dilakukan. Siswa harus diupayakan kepuasannya, dalam konteks bukan semata-mata kemudahan, tetapi puas terhadap layanan sekolah, misalnya apa yang dipelajari sesuai dengan harapannya, pola pembelajaran yang diikuti dapat membuat mereka mudah mengerti, dan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah mereka merasa dihargai dan sebagainya. Dan mereka bangga dengan sekolahnya.

Demikian pula dengan pegawai/staf tata usaha dan karyawan (laboran, teknisi dan sebagainya), walaupun tidak mengajar, tetapi perannya dalam mendukung proses pendidikan di sekolah sangat penting. Pengadminitrasian proses pembelajaran yang lengkap, cermat dan dapat diperoleh dengan cepat, sangat diperlukan. Untuk itu kebersamaan antara guru dan tata usaha/karyawan pendukung sangat diperlukan, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi.

2. Orangtua/wali siswa

Orangtua sebagai yang "menitipkan" anak dan sekolah sebagai lembaga yang Mdititipi"

perlu kerjasama yang baik. Antara kedua pihak harus ada kesepahaman ke mana arah pendidikan anak, apa yang dipelajari dan kemampuan apa yang dikembangkan, bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan, bagaimana evaluasi dilakukan, dukungan apa yang diperlukan, sampai pembagian tugas antara sekolah dan orangtua dalam program-program sekolah. Kerjasama antara guru dan orangtua siswa menjadi semakin penting dalam mendukung proses pembelajaran. Kepada orang tua perlu dijelaskan tugas dan tanggung jawab, peran dan sekolah sebagai PSB-SMA.

(8)

Dalam konsep pendidikan modern dikenal istilah ”educate the parents”, yang artinya jika sekolah ingin berhasil dalam pendidikannya, maka sekolah hams melakukan "pendidikan terhadap orangtua siswa". Yang dimaksud pendidikan terhadap orangtua adalah mengajak dan meyakinkan orangtua untuk mendampingi anaknya dalam belajar, menumbuhkan motivasi belajar serta menyediakan sarana yang diperlukan. Jika hal itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka tugas sekolah akan jauh lebih ringan dan hasilnya akan lebih baik.

Mengajak orangtua/wali siswa dalam merancang dan melaksanakan program sekolah sangat penting. Dengan keterlibatan tersebut, orangtua tua akan faham bagaimana pola pembelajaran yang diterapkan dan apa yang harus diperankan orangtua guna mendukung pembelajaran anaknya. Dengan diajak bekerjasama dalam mengambil kebijakan, orangtua akan merasa ”ikut memiliki" program sekolah yang pada gilirannya akan dengan senang hati mengambil peran dalam mendukung. Dengan kata lain orangtua juga harus diperhatikan kepuasannya dan untuk itulah mereka diajak bekerjasama dalam merumuskan arah pendidikan anak, apa isinya, bagaimana pola pembelajarannya, bagaimana pola evaluasinya, sampai apa peran yang harus dilakukan untuk mendukung pendidikan anak mereka. Dengan cara itu, orangtua/wali siswa akan puas karena merasa ikut menentukan arah pendidikan anaknya dan pada gilirannya mendukung agar program tersebut berjalan dengan baik.

3. Masyarakat luas

Masyarakat luas, seperti alumni, kalangan industri, pemerhati pendidikan, dan masyarakat pada umunya juga berkepentingan dengan pendidikan di sekolah. Masyarakat luas ini berkepentingan menjaga dan meningkatkan kualitas dan citra sekolah agar semakin baik, misalnya dengan membantu pemikiran, tenaga, dan bahkan fasilitas yang diperlukan sekolah dalam mengemban misi sebagai PSB-SMA. Sebagai stakeholder pendidikan, masyarakat luas ini harus diajak bekerjasama dalam memikirkan dan mengembangkan sekolah, khususnya dalam pengembangan program PSB-SMA ini.

B. Mekanisme Penjajagan Kemitraan

1. Kerjasama yang dituntut untuk mengelola dan mengembangkan program PSB-SMA adalah kerjasama yang luas dan jalinan kemitraan yang kuat antara pihak sekolah PSB dengan sekolah mitra.

2. Kerja sama/kemitraan dimaksudkan untuk menanamkan rasa tanggung jawab bersama dan dukungan sumber daya yang mencukupi sehingga kerjasama/kemitraan dapat meningkatkan kesesuaian program ke dua belah pihak (sekolah PSB dan sekolah mitra).

3. Kerjasama/kemitraan dilakukan untuk mewujudkan kondisi-kondisi kondusif bagi ke dua belah pihak yang bermanfaat dan dapat memenuhi tuntutan program PSB-SMA.

(9)

kreatif, inovatif dan produktif. Karena itu inisiatif kerja sama/kemitraan ada pada pihak sekolah PSB dan didasarkan atas prinsip saling membantu dan saling melengkapi untuk kepentingan yang saling menguntungkan, baik bagi pelaksanaan program PSB-SMA ataupun untuk menunjang program peningkatan kualitas pendidikan lainnya.

5. Dalam hal ini sekolah PSB hendaknya memiliki keinginan dan tekad yang kuat dan positif untuk memahami dan menghargai serta mengikutsertakan secara aktif sekolah mitra dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program PSB. Prakarsa kemitraan dimulai dari sekolah PSB-SMA. Sekolah PSB menyampaikan maksud dari kemitraan, bentuk dan jenis kemitraan yang dapat dikembangkan, kemanfaatan dan konsekuensi dari kemitraan kepada calon sekolah mitra.

6. Aspek kerjasama/kemitraan yang dapat dikembangkan, mencakup antara lain : a. Peningkatan Sumber Daya Manusia

b. Pemanfaatan sarapa prasarana c. Pertukaran konten

7. Mekanisme penjajagan kerjasama/kemitraan adalah sebagai berikut:

a. pihak sekolah PSB melakukan identifikasi calon-calon sekolah mitra mencakup peluang kerjasama, dan sumber daya/dana yang dapat dimanfaatkan.

b. Pihak calon sekolah mitra dapat mempelajari mengenai program PSB-SMA yang tersedia dan ditawarkan oleh sekolah PSB, antara lain :

1) pembinaan Sumber Daya Manusia

2) pemanfaatan bersama sarana prasarana TIK

3) penyediaan, pertukaran dan pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK

4) penyediaan dan perbantuan guru/tenaga ahli/instruktur dan tenaga lainnya

5) berbagi pengalaman dalam pengelolaan dan pengembangan pembelajaran berbasis TIK

6) bahan-bahan, sumber-sumber dan fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan sekolah

7) pertukaran konten bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK 8) informasi terkini program-program PSB-SMA

Dari berbagai manfaat yang ditawarkan ini, diharapkan sekolah mitra PSB termotivasi untuk bermitra, dan akan berusaha melengkapi sarana prasarana pendukung

c. Kedua belah pihak bertemu untuk melakukan pembahasan awal lingkup kerjasama, hal-hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian-/pengawasan, sampai dengan supervisi-monitoring-dan evaluasi keterlaksanaan program.

d. Dalam perencanaan program, pembahasan berkaitan dengan antara lain :

1) masalah-masalah penyelenggaraan program PSB dapat dideskripsikan dan dirancang cara-cara pemecahannya dan berbagai kebutuhan dapat diinventarisasi, baik di sekolah PSB maupun sekolah mitra.

2) mengidentifikasi potensi stakeholders, sumber dan fasilitas sarana/prasarana serta infrastruktur baik yang ada di lingkungan sekolah ataupun yang berada di luar lingkungan sekolah, yang dapat dimanfaatkan.

(10)

meyakinkan bahwa kerjasana/kemitraan ini akan memberikan nilai tambah yang saling menguntungkan.

4) Perlunya tanggungjawab moral yang tinggi untuk menyesuaikan program

masing-masing sekolah, dan aspek-aspek kerjasama yang saling menguntungkan ini.

e. Dalam pelaksanaan program, pembahasan berkaitan bahwa sekolah PSB

akan :

1) memfasilitasi kerjasama/kemitraan, antara lain : a) menyusun MOU

b) mengurus perizinan dan rapat koordinasi

c) melakukan verifikasi data kondisi calon sekolah mitra

d) merancang program pelaksanaan dengan menggunakan pedoman atau format-format pelaksanaan program PSB yang jelas dan komprehensif.

2) menunjuk petugas/anggota tim PSB atau guru yang dapat dipercaya dan mampu melaksanakan tugas pembimbingan/pendampingan ke sekolah mitra, sekaligus tugas membina iklim kerjasama/kemitraan yang kondusif dan makin "berkualitas”

3) selalu mendorong semangat kerjasama dan profesionalisme serta memantapkan koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dan berkepentingan dengan program PSB-SMA.

4) Mendukung bila sekolah mitra pengembangan program PSB nya telah maju dan meluas, untuk ber-mitra dengan sekolah lain.

f. Dalam pengendalian program, pembahasan berkaitan dengan sekolah

PSB akan :

1) mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi bersama untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program PSB kemitraan. 2) Menata sistem informasi yang makin menunjang pemecahan

masalah-masalah yang dijumpai dan pembuatan keputusan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan dan pengembangan program PSB, seperti: a) Format identifikasi potensi stakeholders, sumber dan fasilitas

sarana/prasarana serta infrastruktur yang ada di lingkungan sekolah, ataupun yang berada di luar lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan.

b) Format MOU

c) Format pengesahan pembina d) Format biodata petugas/tim

e) Format penawaran pilihan atas jenis program PSB f) Format monitoring pelaksanaan PSB :

(1) pembelajaran berbasis TIK

(2) pelaksanaan ujian/evaluasi hasil pembelajaran berbasis TIK

(3) pengadministrasian berbasis TIK (4) dsbnya.

3) Mengembangkan sistem reward dan sistem audit penyelenggaraan program PSB yang terbuka dan demokratis

(11)

g. Dari hasil pembahasan selanjutnya, ke dua belah pihak menyepakati melakukan berbagai persiapan dalam rangka validasi/verifikasi atas rencana kerjasama/kemitraan ini. Validasi/verifikasi dapat dilakukan untuk hal-hal yang bersifat program, fisik, dan administratif.

8. Validasi/Verifikasi Rencana Program Kerjasama/Kemitraan

a. Sekolah PSB melakukan validasi/verifikasi ke sekolah mitra

b. Hasil validasi/verifikasi dibahas bersama dengan sekolah mitra. Kemudian disepakati program kegiatan yang akan dilakukan, dilengkapi dengan penyempurnaan hasil validasi/verifikasi (bila ada)

c. Hasil kesepakatan dituangkan ke dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara sekolah PSB dan sekolah mitra, ditandatangani bersama, diketahui oleh masing-masing Komite Sekolah

d. MoU dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan persetujuan.

e. Fotocopy MoU yang telah ditandatangani Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Dinas Kabupaten/Kota, disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi

9. Pemberlakuan MoU

a. Kemitraan yang dituangkan dalam MoU diberlakukan sesuai kesepakatan bersama untuk kurun waktu tertentu

b. Pelaksanaan kemitraan dimonitor dan dievaluasi bersama untuk mengetahui ketercapaian sasaran, permasalahan yang dihadapi, upaya penanggulangan dan tindak lanjut

(12)

Mekanisme Penjajagan s.d. Penandatangan

Nota Kesepakatan (MoU)

(13)

BAB V

SUPERVISI, EVALUASI dan KEBERLANGSUNGAN PROGRAM

A. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi

1. Supervisi dan evaluasi program kemitraan PSB-SMA merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan penyelenggaraan program PSB. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan program (kebijakan), kelancaran pencapaian, dampak hasil kegiatan, dan untuk memberi umpan balik informasi bagi perbaikan dan pengembangan program.

2. Substansi terhadap aspek penyelenggaraan program kemitraan dapat mencakup: kesesuaian tujuan, jenis kegiatan, efektivitas strategi implementasi dan variasi layanan kemitraan – misalnya pemberdayaan personil, pemberdayaan fasilitas yang ada di lingkungan sekolah dan di luar sekolah, penjadwalan, dsbnya.

3. Kegiatan supervisi dan evaluasi dilakukan secara teratur dan terencana untuk setiap kegiatan mingguan, bulanan, trirwulanan, tengah tahunan dan tahunan, sesuai jangka waktu kesepakatan kerjasama kemitraan, dan rencana pencapaian sasaran/target.

4. Supervisi dan evaluasi penyelenggaraan program kerjasama kemitraan PSB dapat dilakukan antara lain dengan cara kunjungan langsung secara berkala ke sekolah mitra, untuk mendapatkan masukan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kelancaraan dan kendala-kendala yang dihadapi sekolah mitra dalam pelaksanaan program PSB-SMA. Pada saat kunjungan ini sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan pembinaan kompetensi tenaga, dan diskusi pengembangan program ke depan. 5. Dalam pelaksanaannya kegiatan supervisi dan evaluasi yang dilakukan sekolah PSB

terhadap sekolah mitra, dapat melibatkan dinas pendidikan setempat, atau pihak lain yang berkepentingan atas implementasi program PSB.

Catatan :

Untuk kegiatan supervisi dan evaluasi penyelenggaraan program PSB-SMA di sekolah mitra dapat menggunakan dokumen “Panduan Supervisi dan Evaluasi Keterlaksanaan Program

PSB-SMA ”, diperkaya dengan aspek/indikator spesifik berkaitan dengan kemitraan.

B. Pengembangan Keberlangsungan Program

Pengembangan dan keberlangsungan program pada dasarnya mendorong sekolah PSB dan sekolah mitra untuk terus menggali berbagai potensi yang ada agar program PSB-SMA dapat terus berjalan.

Untuk menjamin keberlanjutan program diperlukan bantuan dari berbagai pihak, sebagai contoh :

(14)

1. Peningkatan kemampuan tenaga guru, dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, PPPPTK yang relevan, dsbnya

2. Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana, dilakukan melalui Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kab/Kota atau melalui penggalian sumber dana lain (alumni, Komite Sekolah/Dewan Sekolah, dll)

3. Peningkatan infrastruktur sekolah, dilakukan melalui peningkatan kerjasama dengan pihak PLN, Telekomunikasi atau provider lain

Kerjasama kemitraan yang saling menghargai dan saling memanfaatkan dengan posisi setara, sangat penting untuk dipertahankan dan bahkan ditingkatkan serta diperluas. Tidak saja bagi sekolah yang telah mampu menyelenggarakan PSB (sekolah PSB) tetapi juga bagi sekolah yang belum mampu menyelenggarakan PSB (sekolah mitra). Untuk itulah komitmen dari ke dua belah pihak yang bersepakat melakukan kemitraan harus tetap terjaga dengan baik. Keterbukaan dalam pengelolaan sangat diperlukan.

(15)

BAB V P E N U T U P

1. Sekolah mitra PSB adalah sekolah (SMA) yang memiliki kemauan dan kemampuan memanfaatkan PSB-SMA dan atau memberikan kontribusi untuk konten PSB-SMA dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan program PSB-SMA, yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara pihak sekolah PSB dan sekolah mitra.

2. Kerjasama kemitraan sekolah mitra, yaitu sekolah yang akan menjadi sekolah pendamping sekolah PSB dalam mengembangkan konten PSB-SMA.

3. Perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang dilakukan sekolah PSB, baik yang bersifat ke dalam internal sekolah, masyarakat sekitar, dan khusus ke sekolah mitra, agar pengembangan dan pembinaan yang akan dilakukan kepada sekolah mitra terarah serta memenuhi target yang diharapkan.

4. Kerjasama kemitraan dengan pihak luar dikembangkan, tanpa ”membenahi” terlebih dahulu kondisi internal sekolah. Untuk itu sekolah PSB perlu membangun terlebih dahulu kerjasama sinergis dengan : warga sekolah - guru, karyawan dan siswa di sekolahnya, Orangtua/wali siswa dan masyarakat luas.

5. Monotoring, evaluasi dan supervisi kemitraan PSB-SMA merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan penyelenggaraan program PSB secara teratur dan terencana untuk setiap kegiatan mingguan, bulanan, trirwulanan, tengah tahunan dan tahunan, sesuai jangka waktu kesepakatan kerjasama kemitraan, dan rencana pencapaian sasaran/target.

6. Kegiatan supervisi dan evaluasi yang dilakukan sekolah PSB terhadap sekolah mitra, dapat melibatkan dinas pendidikan setempat, atau pihak lain yang berkepentingan atas implementasi program PSB.

(16)

REFERENSI

1. Departemen Pendidikan Nasional (2009). Konsep PSB-Pusat Sumber Belajar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.

2. Departemen Pendidikan Nasional (2008). Perangkat Pembelajaran KTSP SMA. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.

3. Sutarman (2009). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara. 4. Sudrajat, Akhmad (2008). Teori-teori Belajar. Internet.

5. http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=54

6. Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Konsep Pusat Sumber Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan Tahun 2015 merupakan Dokumen Perencanaan yang

Bintang bermassa sedang, setelah tertimbunnya karbon di pusat bintang akibat reaksi pembakaran helium, pusat karbon akan mengerut sehingga rapat massa dan suhu di pusat

Kalimat Urung yang ditulis menggunakan awalan huruf U besar, memiliki arti Kepala-kepala Melayu atau Datuk, sedangkan Kuta memiliki arti kampung-kampung yang didirikan oleh

Deduksi adalah proses penalaran yang dengannya kita membuat suatu kesimpulan dari suatu hukum, dalil, atau prinsip yang umum kepada suatu keadaan yang khusus.. Induksi adalah

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa: 1) Prosentase miskonsepsi konsep termodinamika dalam buku ajar sesuai silabus pada buku pertama adalah 8,33%,

(0,05 > 0,000), maka Ho di tolak dan menerima Ha yaitu hubungan individu dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap etos kerja dan kinerja pegawai.. Uji

Hasil yang diperoleh dari angket tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik menyetujui proses pembelajaran, penggunaan media, manfaat media, dan

Namun kesadaran masyarakat dalam jual beli tidak banyak yang mengetahui hukum Islam dalam jual beli seperti halnya praktik jual beli yang ada di pasar Babat yakni pembelian