• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PANINGGILAN 01 CILEDUG KOTA TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PANINGGILAN 01 CILEDUG KOTA TANGERANG"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM

PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN

PANINGGILAN 01 CILEDUG KOTA TANGERANG

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Nama : Dwi Wiji Hastuti

NIM : 1686206259

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Dwi Wiji Hastuti Nomor Pokok Mahasiswa : 1686206259 Program Studi : PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PANINGGILAN 01 CILEDUG KOTA TANGERANG

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar Proposal Skripsi.

Tangerang, Maret 2020

Tim Pembimbing : Tanda Tangan :

Pembimbim I, Titi Rachmi, M.Pd ……… NBM. 1094921 Pembimbing II, Hj. Yoyoh Fathurrahmah, M.Pd ……… NBM. –

Ketua Program Studi PGSD

Dr. Ina Magdalena, M.Pd NBM. 1360574

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dwi Wiji Hastuti

Nomor Induk Mahasiswa : 1686206259

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikam

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Tangerang, 12 Mei 2020

Dwi Wiji Hastuti NIM. 1686206259

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Paninggilan 01 Cilegud Kota Tangerang” dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad Shallalla’alaihi wa sallam, keluarga, serta para sahabatnya, dan semoga kita tetap istiqomah sebagai penerus perjuangannya hingga akhir zaman, Amiin.

Adapun tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi alah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam proses penelitian maupun penulisan skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang yang telah mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi berjalan dengan lancar.

(5)

iv 2. Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang yang telah membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian.

3. Dr. Ina Magdalena, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang yang selalu memberikan bimbingan selama penulisan skripsi.

4. Titi Rachmi, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang selalu bijaksana dan sabar dalam memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama bimbingan dan penulisan sripsi ini.

5. Hj. Yoyoh Fathurrohmah, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak waktu, pengertian dan sabar dalam membimbing hingga akhir penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen FKIP PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang yang telah membekali penulisan dengan berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua yaitu Sugiyono dan Salbiah Lubis yang selalu memberikan do’a, motivasi dan semangat kepada penulis selama melaksanakan pendidikan. 8. Kedua saudara kandung penulis yaitu Azis Syaputra dan Wahyu Triyono yang

senantiasa memberikan dukungan, semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepala Sekolah beserta dewan guru SDN Paninggilan 01 Ciledug yang telah memberiksn izin untuk melakukan observasi dan penelitian.

(6)

v 10. Sahabat penulis yaitu Nyi Royatul Fajariah, Desi Rosmawati dan Indah Ramadani yang selalu memberikan semangat, dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, serta Teman-teman seperjuangan kelas E yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempirna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan tulisan berikutnya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Amiin..

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tangerang, 12 Mei 2020

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Contents

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian... 8 C. Rumusan Masalah ... 9 D. Tujuan Penelitian ... 9 E. Manfaat Penelitian ... 10 BAB II ... 11 LANDASAN TEORI ... 11 A. Landasan Teori ... 11

1. Kemampuan Berpikir Kritis ... 11

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 13

3. Faktor yang Membentuk Kemampuan Berpikir Kritis ... 19

(8)

vii

BAB III ... 26

METODE PENELITIAN ... 26

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Teknik Analisis Data ... 33

G. Keabsahan Data ... 34

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 18 Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian... 28 Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian ... 32

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas V... 36

Lampiran 2 Lembar Wawancara Guru Kelas V ... 37

Lampiran 3 Kisi-kisi Wawancara Untuk Siswa ... 39

Lampiran 4 Lembar Wawancara Siswa Kelas V... 40

Lampiran 5 Pedoman Observasi Lingkungan Sekolah ... 42

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi pribadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup yang lebih baik berguna bagi dirinya, masyarakat dan juga bagi bangsa dan negara.

Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang lain dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Sagala, 2013, h.2)

Pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap insan sebagai salah satu modal agar dapat berhasil dan meraih kesuksesan dalam kehidupannya karena dengan adanya pendidikan pasti banyak pelajaran-pelajaran yang kita dapatkan untuk dapat meraih kesuksesan. Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

(12)

2 belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Penjelasan tentang pentingnya pendidikan diatas sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan adanya peraturan perundang-undangan tersebut diharapkan peranan pendidikan di Indonesia dapat menyiapkan kualitas genegrasi masa depan yang baik dari pada generasi sekarang ataupun sebelumnya.

Berpikir tidak terlepas dari aktivitas manusia, karena berpikir merupakan ciri yang membedakan antara manusia denga makhluk hidup lainnya. Berpikir padaumumnya didefinisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Keterampilan berpikir dikelompokkan menjadi keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berpikir ternyata mampu mempersiapkan peserta didik berpikir pada

(13)

3 berbagai disiplin serta dapat diapakai untuk pemenuhan kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi peserta didik.

Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dapat dipahami sebagai kegiatan menganalisis idea atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya kearah yang lebih sempurna. Berpikir kritis berkaitan dengan asumsi bahwa berpikir merupakan potensi yang ada pada manusia yang perlu dikembangkan untuk kemampuan yang optimal (susanto, 2016, h.121)

Menurut Feby Inggriyani dkk (2017) berpikir kritis memberikan pengaruh terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V di SD Kecamatan Lengkong Bandung, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi berpikir kritis siswa maka semakin tinggi pula kemampuan menulis narasi siswa. Tetapi saat ini masih banyak peserta didik yang belum memiliki kepekaan pikiran terhadap kondisi sekitar terutama dalam bidang Ilmu Pengatahuan Alam. Dengan kata lain, pikiran peserta didik belum bisa mengembangkan pemikirannya untuk berpikir kritis. Padahal berikir kritis sangat berpengaruh terhadap masa depan peserta didik.

Para pendidik atau guru adalah acuan terpenting dalam dunia pendidikan yang menjadi suri tauladan, pembangun, dan pemberi dorongan atau motivasi kepada peserta didiknya. Sehingga apapun yang disampaikan

(14)

4 dan dilakukan oleh guru akan menjadi dasar dan ditiru oleh peserta didik bahkan tersimpan dalam memorinya untuk jangka waktu yang lama. Dimana jika guru memiliki kemampuan berpikir kritis dalam mengajar, maka secara otomatis peserta didik yang berada dalam ruang lingkupnya akan memiliki kemampuan berpikir kritis.

Dalam elemen pendidikan dan elemen kemampuan berpikir ktitis tersebut dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang konsep kemampuan berpikir kritis dalam perspektif islam dalam Surah Az-Zumar “(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (Q.S. Az-Zumar 39:18). Ayat tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang berilmu (ulul albab) harus teliti, kritis dalam menerima informasi, teori, ataupun dalil yang dikemukakan orang lain. Orang yang berilmu tidak mau menelan mentah-mentah apa yang disampaikan orang lain, atau dengan mudah mempercayai tanpa mengecek kebenarannya.

Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Sains merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran ipa di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan

(15)

5 mendapatkan pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA (Susanto, 2016, h.170). Oleh karena itu, Salah satu mata pelajaran yang dapat mendorong berkembangnya kemampuan berpikir ktitis siswa yaitu mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains.

Kemampuan berpikir keritis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk semua aspek kehidupan. Kemampuan berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau melalui media komunikasi (faiz, 2012, h.3). Saat berpikir kritis kita menggunakan pengetahuan dan kecerdasan kita secera efektif untuk sampai pada pendapat atau posisi yang paling mendekati kebenaran dan ketepatan. Saat kita tidak berpikir kritis kita akan dengan mudah membuat keputusan yang tidak masuk akal meskipun kadang kita beruntung dan keberulan sampai pada kebenaran. Tujuan berpikir kritis itu sederhana yaitu untuk menjamin, sejauh mungkin bahwa pemikiran kita valid dan benar.

Oleh sebab itu dimana kemampuan berpikir kritis yang baik dapat membentuk sikap dan perilaku yang rasional serta membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah atau persoalan dalam pelajaran IPA beserta evaluasinya terhadap kemampuan diri. Bahkan kemampuan berpikir kritis akan mampu membawa peserta didik untuk bisa bersaing mengikuti

(16)

6 perkembangan zaman yang penuh dengan tantangan. Karena tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam, sehingga pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan hasil observasi dengan wali kelas V pada tanggal 07 Januari 2020 di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang data yang diperoleh pada ulangan 1 rata-rata nilai siswa kelas V untuk mata pelajaran IPA pada tahun 2019-2020 adalah siswa yang mampu memperoleh niai di atas KKM sebesar 35% dan siswa yang masih belum mencapai KKM mencapai 65 % hal itu disebabkan karena belum optimalnya keterlibatan siswa pada mata pelajaran IPA. Rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPA masih rendah, Namun ada beberapa yang siswa lain terlihat serius mengikuti pembelajaran IPA dan pada saat diberikan soal siswa tersebut bisa menyelesaikannya.

Terdapat siswa yang kurang aktif pada saat proses pembelajaran ipa berlangsung, diantaranya siswa tidak bertanya pada guru tentang materi yang diajarkan meskipun siswa tidak paham dan pada saat ditanya oleh guru siswa siswa tidak bisa menjawab, siswa tidak dapat memberikan alasan dan bahkan bingung dalam menanggapi pertanyaan dari guru. Ada beberapa siswa yang menjawab sekedarnya saja dan tidak di deskripsikan secara detail. Dari hal-hal kecil seperti ini lah yang menyebabkan kemapuan berpikir kritis siswa belum bisa dikembangkan.

(17)

7 Pembelajaran terbilang masih monoton, atau disebut dengan teacher centered yaitu pembelajaran masih terpusat hanya pada guru saja, seperti

guru masih terfokus pada buku bacaan dan kurang dalam melibatkan siswa nya pada saat proses pembelajaran berlangsung, kemuudian guru masih menerapkan gaya belajar IPA dengan cara menghafal, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh, oleh karena itu masih sedikit siswa yang memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Karena pada dasarnya menghafal hanya menimbun informasi tanpa dipahami dan menghafal hanya bertahan untuk jangka waktu yang pendek dan ketika ditanya perlu waktu untuk mengingatnya kembali.

Kemudian jika ditanya secara keseluruhan dengan wali guru kelas V guru mengatakan bahwa konsentrasi siswa pada saat pembelajran IPA berlangsung masih sangat rendah, masih banyak siswa yang bercanda pada saat pembejaran berlangsung, masih ada siswa yang ditemui bercerita dengan temannya, mengganggu teman nya yang sedang belajar, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA.

Siswa kurang rajin dalam belajar hal ini akan berpengaruh pada kemampuan berpikir krtis siswa pada pembelajaran IPA jika siswa membaca buku saja jarang, mengulang materi yang sudah dipelajari dan membahas kembali soal-soal yang kurang dipahami, karena semakin banyak siswa membaca dan rajin dalam belajar maka semakin banyak

(18)

8 informasi atau ilmu yang didapat sehingga akan berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan pengamatan pada observasi di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang terdapat beberapa masalah yang dijumpai dalam pembelajaran IPA yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V materi benda dan sifat-sifatnya. Pada saat ini kita berada dalam abad ke 21 dimana kita banyak menghadapi berbagai masalah dalam dunia pendidikan, kehidupan sehari-hari, mapun di masyarakat. Untuk bisa menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut perlu diterapkan atau dikembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan masalah atau latar belakang yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik dengan mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang Materi Benda Dan Sifat-Sifatnya”.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini lebih difokuskan kepada:

1. Analisis kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang

2. Faktor terbentuknya kemampuan berpikir kritis siswa kelas V di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang

3. Pembelajaran IPA materi Benda dan Sifat-sifatnya di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang

(19)

9

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang dan Fokus penelitian diatas selanjutnya rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Analisis Kemampuan Berpikir Kritis siswa kelas V di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang?

2. Apa saja faktor yang membentuk kemampuan berpikir kritis di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang?

3. Masalah apa saja yang dihadapi siswa agar mampu berpikir kritis dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifat-sifatnya di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifat-sifatnya di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPA di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang. b. Untuk mengetahui masalah apa saja yang dihadapi siswa agar mampu berpikir kritis dalam pembelajaran IPA di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang.

(20)

10

E. Manfaat Penelitian

secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, diantarannya:

1. Bagi Guru

a. Diharapkan dapat memberikan masukan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran IPA.

2. Bagi siswa

a. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPA materi benda dan sifat-sifatnya.

b. Sebagai bekal pengetahuan tentang kemampuan berpikir kritis, sehingga termotivasi untuk memecahkan masalah dengan matang, sungguh-sungguh dan penuh pertimbangan.

3. Bagi peneliti lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi oleh peneliti lain serta dapat menambah pengetahuan dan dapat mengembangkan wawasan dalam dunia pendidikan.

(21)

11

BAB II

LANDASAN TEORI A. Landasan Teori

1. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir tidak terlepas dari aktivitas manusia, karena berpikir merupakan ciri utama manusia yang membedakan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Pada saat ini kita hidup di era informasi, sehingga dengan mudah kita mencari berbagai informasi dari berbagai sumber baik cetak maupun non cetak semua bisa diakses dengan mudahnya. Seringkali kita hanya menerima begitu saja informasi tersebut tanpa memikirkan terlebih dahulu kebenarannya. Disinilah kita dituntut untuk memiliki keahlian berpikir kritis.

Susanto (2016) berpendapat bahwa, “Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubung dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan” (h.121). Berdasarkan pengertian tersebut bahwa berpikir kritis adalah mengembangkan pemikiran atau ide berdasarkan bukti yang telah dimiliki untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

Selanjutnya, Feldman (2018) juga menambahkan bahwa “Berpikir kritis mencakup tindakan untuk mengevaluasi situasi,

(22)

12 masalah atau argumen, dan memilih pola investigasi yang menghasilkan jawaban terbaik yang bisa didapat” (h.4). Berdasarkan pengertian tersebut berpikir kritis adalah tindakan mental seseorang untuk memilah informasi dari berbagai sumber yang ada, kemudian mempertimbangkan jawaban yang tepat untuk menyelsaikan suatu permasalahan.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Alwasilah (2014) yang mengemukakan bahwa, “Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan Bahasa yang mendasari pernyataan orang lain” (h. 185). Berdasarkan pengertian tersebut berpikir kritis adalah cara seseorang dalam menyeleksi berbagai informasi yang di dapat dengan menggunakan logika dan akal sehatnya.

Berdasarkan uraian-uraian mengenai berpikir kritis yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa, kemampuan berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir secara mendalam yang sengaja dibuat agar dapat mengembangkan ide atau gagasan, sehingga dapat mengolah informasi dari suatu permasalahan melalui pengamatan atau pengalaman yang telah diperoleh.

Persamaan dari pendapat para ahli di atas mengenai kemampuan berpikir kritis yaitu cara berpikir seseorang untuk mengembangkan ide atau gagasan sendiri berdasarkan bukti yang telah ada dan menggunakan logika seperti kegiatan mengevaluasi masalah atau

(23)

13 argumen yang telah ada sehingga sama-sama bertujuan untuk menyelesaikan suatu pemasalahan.

Perbedaan dari pendapat para ahli bahwa dari setiap berpikir kritis yang dijelaskan oleh para ahli yaitu tedapat beberapa tindakan atau cara yang berebeda dalam berpikir kritis tetapi bertujuan yang sama untuk menyelesaikan suatu asumsi atau permasalahan dari setiap argument yanga ada.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam atau yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains atau disingkat IPA, IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting hal ini dikarenakan pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses pembelajaran diarahkan pada proses penyelidikan sederhana dan bukan hafalan. Sehingga pembelajaram yang demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa untuk merumuskan masalah, menarik kesimpulan. Oleh karena itu, pembelajaran IPA salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Samatowa berpendapat bahwa (2018), “Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahsa inggris yaitu natural

(24)

14 science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhungan dengan alam

atau bersangkut paut dengan alam, science pengertiannya dapat disebut dengan ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam ini” (h. 3). Berdasarkan definisi tersebut bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan peristiwa-peristiwa yang ada di alam sekitar.

Menurut Susanto (2016), “Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga medapatkan kesimpulan (h. 167). Berdasarkan definisi tersebut IPA adalah suatu kegiatan pemebelajaran yang memberikan pengalaman langsung melalui pengamatan terhadap alam semesta.

Menurut Rustaman (2015), “IPA atau sains merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan. Proses tersebut bergantung pada proses observasi yang cermat terhadap fenomena dan pada teori-teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut” (h. 1.1). Jadi IPA dapat memberikan suatu cara berpikir yang berdasarkan hasil observasi sehingga dapat menghasilkam pengetahuan yang utuh. Oleh karena itu melalui pembelajaran IPA di sekolah adalah salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa alam

(25)

15 yang ada di alam semesta, sehingga dapat memperoleh pembelajaran yang bermakna.

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Ada beberapa tujuan pemebelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP, 2006), dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tantang adanya hubungan yangs saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Susanto, 2016, h. 171-172). Berdasarkan uraian sebelumnya

(26)

16 menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah untuk meningkatkan kayakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan mengembangkan rasa ingin tahu siswa untuk mempelajari alam sekita, yang dilakukan dengan proses penemuan atau memecahkan masalah sehingga memperoleh pemahaman mendalam dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak, guna untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui tujuan pembelajaran IPA diatas maka dapat membatu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, melalui pengalaman belajar secara langsung menjadikan siswa lebih aktif, kritis dan teliti dalam menghadapi atau menanggapi permasalahan yang ada dalam pembelajaran IPA.

c. Karakteristik Pembelajaran IPA

Uraian karakteristik pembelajaran IPA dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indra, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerak otot. 2) Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi. 3) Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indra manusia itu sangat terbatas. 4) Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (missal seminar,

(27)

17 konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar objektif. 5) Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus peserta didik lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk peserta didik keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, peserta didik juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA. (Hartono, 2013 h.43)

Dari beberapa karakteristik pembelajaran IPA diatas dapat memperkuat adanya kemampuan berpikir kritis yang akan dijadikan sebagai pembiasaan setiap dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan pernyataan diatas karakteristik pembelajaran IPA sangatlah meyakinkan agar kita dapat memanfaatkan berbagai alat untuk menunjang dalam pembelajaran IPA agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa, yang nantinya akan dijadikan bekal di dalam kehidupan sehari-hari, maupun bermasyarakat.

(28)

18 Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti pembelajaran di kelas V dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dibawah ini

Tabel 2. 1

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

• Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga, dan negara.

• Memahami pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

• Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

IPA

3.7 menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.

4.7 melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda.

(Sumber Buku Guru Kelas 5 K13) Berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar diatas maka dapat diketahui materi yang akan dijadikan bahan dalam penelitian yaitu Benda dan Sifat-Sifatnya.

(29)

19

3. Faktor yang Membentuk Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Preswari dkk (2018) ada beberapa faktor yang membentuk kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut : 1) faktor yang petama yaitu kondisi fisik; 2) faktor yang kedua yaitu motivasi; 3) faktor yang ketiga yaitu kecemasan; 4) faktor yang keempat yaitu perkembangan intelektual; dan 5) faktor yang kelima yaitu interaksi.

Faktor pertama yang membentuk kemampuan berpikir kritis yaitu kondisi fisik. Menurut Sajoto (1990) kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Apabila kondisi fisik terganggu, maka akan berpengaruh pada kemampuan berpikir siswa. Konsentrasi siswa akan menurun dan semangat belajarnya menjadi kurang.

Faktor kedua yang membentuk kemampuan berpikir kritis yaitu motivasi. Menurut Mariska, dkk (2013) berpendapat bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis adalah motivasi, motivasi merupakan dorongan yang ada didalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan.

Faktor ketiga yang membentuk kemampuan berpikir kritis yaitu kecemasan. Menurut Frued dalam resmini (2000) menyatakan bahwa

(30)

20 salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis adalah kecemasan, kecemasan timbul secara otomatis jika individu menerima stimulus berlebih yang melampaui untuk menanganinya (internal, eksternal).

Faktor keempat yang membentuk kemampuan berpikir kritis yaitu perkembangan intelektual. Perkembangan intelektual, Tingkat perkembangan intelektual siswa berbeda antara satu siswa dengan yang lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual siswa. Perkembangan intelektual juga dipengaruhi oleh usia dari siswa itu sediri.

Faktor kelima yang membentuk kemmapuan berpikir kritis yaitu Interaksi, Menurut Rath et. al dalam Himawan (2014) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis adalah interaksi antara pengajar dan siswa. Suasana pembelajaran yang kondusif akan meningkatkan semangat siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat berinteraksi dalam memecahkan masalah yang diberikan. Oleh karena itu hal-hal tersebut berpengaruh terhadap Kemampuan Berpikir Kritis siswa yang ditinjau berdasarkan faktor dari dalam diri siswa maupun lingkungan sekitar.

(31)

21

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan yang akan dijadikan bahan persamaan dan perbedaan dengan peneliti antara lain :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Niken Diah Maharani Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar dan Keguruan Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Alam Pacitan”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan pembelajaran tematik dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Alam Pacitan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penyimpulan data. Hasil Penelitiannya adalah sumber pembelajaran yang paling utama di Sekolah Alam adalah pemanfaatan lingkungan sebagai bahan ajar dan juga materi. Melalui pemanfaatan lingkungan tersebut, pembelajaran Tematik yang diterapkan di sekolah Alam Pacitan lebih bermakna dan dapat menumbuhkan pemikiran yang kritis pada siswa untuk mengelola hasil alam dengan baik. Tugas proyek seperti pada kelas V penugasan menyusun majalah dan pembuatan film pendek yang diterapkan disekolah ini merupakan bentuk meningkatkan keterampilan berpikir

(32)

22 berpikir kritis pada siswa. Maka penelitian yang dilakukan Niken Diah Maharani mempunyai pesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang Berpikir Kritis, kelas yang sama yaitu di kelas V. sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data nya sama-sama menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi dan teknik analisi data yang digunakan sama yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengumpulan data. Kemudian jenjang pendidikan yang sama yaitu di jenjang pendidikan sekolah dasar. Sedangkan, perbedaannya adalah Niken Diah Maharani meneliti dalam pelaksanaan pembelajaran Tematik dengan memberikan penugasan penyusunan majalah dan pembuatan film pendek untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siwa di sekolah tersebut, sedangkan peneliti akan melakukan penelitian dalam pembelajaran IPA dan ingin melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa pada materi benda dan sifat-sifatnya, kemudian tempat penelitiannya berbeda penelitian ini meneliti di sekolah dasar alam pacitan sedangkan peneliti akan melakukan penelitian di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang. 2) Peneliti yang dilakukan oleh Hermanipi Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar dan Keguruan Universitas Halu Oleo. Dengan Judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Pada Tema Peristiwa Dalam Kehidupan di Kelas VA SDN 61 Kendari”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

(33)

23 kemampuan berpikir kritis siswa melalui pendekatan saintifik pada tema peristiwa dalam kehidupan di kelas VA SD Negeri 61 kendari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian oleh Hermanipi adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data meliputi pengumpulan data, induksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitiannya adalah dari jumlah total siswa 24 siswa, ada 4 siswa yang sudah mampu menguasai semua indikator berpikir kritis dengan baik, 11 siswa denga kemampuan berpikir kritis sedang, sedangkan 9 siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah. Dengan diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Maka penelitian yang dilakukan Hermanipi mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah Pertama, jenis penelitian yang digunakan sama menggunakan jenis penelitian kualitatif deskritptif, Kedua, sama-sama meneliti Kemampuan Berpikir Kritis, Ketiga, kelas yang sama-sama yaitu di kelas V. Keempat, teknik pengumpulan data sama-sama melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kelima, analisis data sama-sama meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Perbedaannya adalah di rumusan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemapuan berpikir kritis siswa melalui pendekatan saintifik pada tema peristiwa dalam kehidupan. Sedangkan rumusan masalah peneliti adalah bagaimana

(34)

24 implementasi kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPA dan lebih di krucutkan pada materi benda dan sifat-sifatnya sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hermanipi materinya tidak di krucutkan hanya saja menyebutkan tema nya yaitu tema peristiwa dalam kehidupan.

3) Penelitian yang dilakukan oleh AgungUtomo Program Sdudi Pendidikan Sekolah Dasar dan Keguruan Universitas Jambi. Dengan judul “Impementasi Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking) Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 di Kelas V Sekolah Dasar”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian oleh AgungUtomo adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara guru dalam mengimplementasikan keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking) dalam pembelajaran Kurikulum 2013 di kelas V Sekolah Dasar. Data penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara, observasi, dan dokumentasi. Model analisis kualitatif yang digunaka adalah model Miles dan Huberman yang terdiri atas Reduksi, penyajian dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 Memiliki Pendekatan Saintifik yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis saat proses pembelajaran. Maka penelitian yang dilakukan AgungUtomo mempunyai pesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang Berpikir Kritis, kelas yang sama yaitu di kelas V, kemudian data penelitian yang diperolah sama-sama melalui

(35)

25 proses wawancara, observasi, dan dokumentasi. Lalu sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dan analisis kualitatif yang digunakan sama-sama menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri atas reduksi, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Sedangkan, perbedaannya adalah AgungUtomo meneliti dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 sedangkan peneliti akan melakukan penelitian dalam pembelajaran IPA yang lebih di krucutkan pada materi benda dan sifat-sifatnya.

(36)

26

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu mengungkapkan kajian “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang”. Hal yang sangat diutamakan dalam penelitian kualitatif adalah mengungkapkan suatu makna atau realitas.

Sejalan dengan pendapat (Sugiyono, 2017, h. 9) yang mengungkapkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafah postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Fisafat postpositivisme memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic atau utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif.

Penelitian dilakukan pada objek alamiah, objek yang berkembang apaadanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti atau kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawancara yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan

(37)

27 mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis yang berhubungan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diterapkan pada siswa SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang. Data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang yang berlokasi di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Alasan memilih sekolah tersebut karena peneliti pernah melakukan observasi di sekolah tersebut dan menemukan berbagai masalah salah satunya yaitu masih kurangnya penerapan kemampuan berpikir keritis di sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

penelitian ini dilakukan dari mulai bulan Desember 2019 sampai bulan Semptember 2020 dan pengambilan data dilakukan dengan cara melalui dering dengan jadwal sebagai berikut :

(38)

28

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian

No KEGIATAN WAKTU

1. Pengajuan Judul Desember 2019

2. Bimbingan Proposal Januari - Maret 2020 3. Seminar Proposal Maret - April 2020 4. Revisi Hasil Seminar April 2020

5. Pembuatan Instrumen Penelitian April 2020 6. Pengumpulan Data Mei – juni 2020 7. Pengelolaan dan analisis data Juli – Agustus 2020

8. Ujian Skripsi September 2020

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data diperoleh. Sumber data dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian berupa wawancara kepada responden, dalam hal ini pihak terkait yaitu para siswa yang terlibat. Data primer yang diguanakan adalah :

1. Wawancara 2. Observasi

(39)

29 3. Dokumentasi

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang sebelumnya telah ada atau diperoleh secara tidak langusung oleh peneliti berupa buku-buku, dokumentasi, serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Jenis Data Penelitian

Jenis penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitian yang dilakukan bersifat alamiah, berkembang apa adanya. Instrumen penelitian kualitatif peneliti itu sendiri dengan bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan sedangkan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Data tersebut bisa berasal dari hasil wawancara, hasil rekaman, foto, catatan lapangan, dan sebagainya. Metode deskriptif sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, sebab metode tersebut dirancang untuk mengumpulkan informasi yang sebenarnya.

(40)

30

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Data merupakan sumber untuk pemecahan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Menurut (Moleong, 2011, h. 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maka wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Pihak yang menjadi target wawancara yaitu wali kelas dari kelas V.

2. Observasi

Menurut (Sugiyono, 2017, h. 145) Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Perlu ditekankan bahwa mencatat data observasi tidak sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan, kemudian mengadakan penilaian pada skala bertingkat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pegumpulan data observasi partisipasi pasif. Dalam hal ini peneliti dating ke tempat kegiatan orang

(41)

31 yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini yang akan diobservasi adalah Analisis kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPA di sekolah tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan tersaji dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi membuat hasil dari wawancara atau observasi akan lebih dipercaya atau kredibel (Sugiyono, 2017, h. 240). Maka dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi dalam bentuk laporan dapat berupa dokumen yang mencakup data-data, foto-foto, rekaman, dan sebagainya mengenai kemampuan berpikir kritis dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada sekolah tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri yang berfungsi menetapkan focus penelitian, melilih informasi sebagai suber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data serta membuat kesimpulan atas temuannya tersebut. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan pada tujuan penelitian. Instrumen penelitian ini adalah:

(42)

32

Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian

No Kegiatan Focus

1. Observasi Pokok-pokok Observasi:

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2. Kemampuan Berpikir Kritis

2. Wawancara Pokok-pokok Wawancara Siswa dengan Guru : 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Memberikan pendapat tentang penjelasan kegiatan pembelajaran IPA yang sudah dilaksanakan

b. Menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran IPA yang dapat mengembangkan berpikir kritis

c. Menjelaskan proses belajar mengajar IPA yang dapat mengembangkan berpikir ktitis

2. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran IPA yang dapat mengembangkan berpikir kritis

b. Menjelaskan proses belajar mengajar IPA yang dapat mengembangkan berpikir ktitis

c. Upaya yang dilakukan guru agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPA untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

d. Evaluasi yang dilakukan guru yang mendukung kemampuan berpikir kritis

e. Penilaian yang dilakukan guru yang mendukung kemampuan berpikir kritis

f. Menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam mengembangkan berpikir kritis

g. Menganalisis soal meteri benda dan sifat-sifatnya 3. Studi Dokumentasi Dokumentasi berupa foto/video kemampuan berpikir kritis

peserta didik dikelas dan penilaian kemampuan berpikir kritis peserta didik

(43)

33

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses struktur pengorganisasian dan dalam rangka mendapatkan pola-pola bentuk bentuk keteraturan. Proses analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, setelah selesai di lapangan. Analisis data bertujuan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diharapkan. Model analisis kualitatif yang digunakan adalah model Miles & Huberman yang meliputi : reduksi data (memilah data yang penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak berguna), sajian deskriptif, (narasi, visual, gambar, tabel) yang sistematis dan logis, penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2017, h. 402)

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya ialah menyajikan data. Penyajian data dalam kualitatif, bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya. Semua informasi digabungkan

(44)

34 dan disusun dalam bentuk yang padu dengan demikian penganalisis data melihat dan memahami apa yang terjadi serta merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Sehingga kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. (Sugiyono, 2017, h. 225)

G. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, uji keabsahan data dilakukan dengan tringulasi sumber, teknik dan waktu. Tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan detail berbagai cara, dan berbagai waktu. Tringulasi sumber dengan membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, sedangkan tringulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda seperti wawancara, angket, dan studi dokumentasi (Sugiyono, 2016, h. 274). 1. Tringulasi Sumber

Tringulasi sumber untuk kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang

(45)

35 telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya.

2. Teringulasi Teknik

Tringulasi teknik untuk menguji kerdibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan untuk data yang dianggap benar.

3. Tringulasi Waktu

Dalam penelitian waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara di pagi hari, saat narasumber masih segar dan belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

(46)

36

Lampiran 1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas V

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK GURU KELAS V

No Aspek yang di Wawancara Indikator Nomor Soal 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pendapat guru tentang penjelasan kegiatan pembelajaran IPA yang sudah dilaksanakan

2. Rencana kegiatan pembelajaran IPA yang dapat mengembangkan berpikir kritis

3. Proses belajar mengajar IPA yang dapat mengembangkan berpikir ktitis

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 2. Kemampuan berpikir kritis

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan guru dalam

mengembangkan berpikir kritis 2. Upaya yang dilakukan guru agar

siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPA untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

3. Evaluasi yang dilakukan guru yang mendukung kemampuan berpikir kritis

4. Hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam mengembangkan berpikir kritis 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 Total 24

(47)

37

Lampiran 2 Lembar Wawancara Guru Kelas V

LEMBAR WAWANCARA GURU KELAS V

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Guru :

No PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana cara ibu menyajikan pembelajaran IPA khusnya pada materi benda dan sifat-sifatnya?

2. Apa saja yang perlu ibu persiapkan yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran IPA pada materi benda dan sifat-sifatnya?

3. Menurut ibu, aspek apa saja yang menjadi tujuan pokok dari kegiatan pembelajaran IPA yang silaksanakan tersebut? 4. Dalam proses pembelajaran IPA pada materi benda dan

sifat-sifatnya, ibu berperan sebagai apa saja?

5. Apakah ibu memandang penting tentang pengembangan berpikir kritis?

6. Kalau ya, apa itu dilaksanakan?

7. Model dan pendekatan apa yanhg ibu gunakan dalam kegiatan pembelajaran IPA agar dapat mengembangka berpikir kritis pada siswa?

8. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan model/pendekatan dalam setiap kegiatan pembelajaran IPA agar dapat mengembangkan berpikir kritis pada siswa? 9. Apa saja tahap-tahapan yang ibu lakukan dalam mengajar

untuk mengembangkan berpikir kritis?

10. Dalam memulai pengajaran, untuk menarik perhatian siswa apa yang ibu lakukan agar siswa aktif sehingga kemampuan berpikir kritisnya dapat berkembang

11. Apa saja yang menjadi pendorong dalam mengembangkan berpikir kritis pada siswa dalam pembelajaran IPA?

12. Menurut pendapat ibu faktor-faktor apa saja dalam kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan berpikir kritris? 13. Dari faktor-faktor tersebut mana yang paling diprioritaskan? 14. Apakah faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi?

15. Upaya apa yang ibu lakukan dalam mengembangkan berpikir kritis agar siswa aktif dalam proses pembelajaran?

(48)

38 16. Adakah pengalaman yang unik ketika menghadapi siswa

yang tidak aktif mengikuti proses pembelajatan? 17. Apakah selama pembelajaran IPA berlangsung ibu

melakukan penilaian baik itu proses maupun hasil? 18. Menurut pendapat ibu apakah terdapat hubungan antara

berpikir kritis dengan kegiatan penilaian?

19. Bentuk penilaian apa yang mempu mengembangkan berpikir kritis siswa?

20. Berdasarkan pengalaman hambatan apa yang sering muncul dalam mengembangkan berpikir kritis pada siswa?

21. Apa saja hambatan yang muncul dari diri sendiri? 22. Apa saja hambatan yang muncul dari siswa?

(49)

39

Lampiran 3 Kisi-kisi Wawancara Untuk Siswa

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK SISWA

No Aspek yang di wawancara

Indikator Nomor soal

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pendapat siswa tentang kegiatan pembelajaran IPA yang sudah dilaksanakan

2. Proses belajar mengajar IPA yang dapat mengembangkan berpikir kritis

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11

2. Kemampuan Berpikir Kritis

1. Upaya yang dilakukan agar siswa dapat berpartisipasi dalam belajar

2. Penilaian yang dilakukan untuk mendukung kemampuan berpikir kritis

3. Menganalis soal tentang perubahan wujud benda

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22

(50)

40

Lampiran 4 Lembar Wawancara Siswa Kelas V

LEMBAR WAWANCARA SISWA KELAS V

No PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa pendapat kalian tentang pembelajaran IPA (menyenangkan/tidak menyenangkan)?

2. Apa penyebabnya?

3. Apa perbedaan pembelajaran IPA dengan pembelajaran yang lain?

4. Apakah pembelajaran IPA pada materi benda dan sifat-sifatnya dapat membuat kalian tertantang untuk

mempelajarinya?

5. Apakah kalian puas dengan nilai hasil ulangan harian IPA pada materi benda dan sifat-sifatnya yang telah kalian peroleh?

6. Bagaimana cara guru dalam menyampaikan pembelajaran IPA pada materi benda dan sifat-sifatnya?

7. Apakah kalian belajar IPA pada materi benda dan sifat-sifatnya menggunakan media?

8. Apakah pada saat pembelajaran IPA pada materi benda dan sifat-sifatnya slalu diadakan kegiatan Tanya jawab?

9. Apakah ibu guru memberi kesempatan untuk bertanya ketika kalian kurang memahami materi pembelajaran?

10. Cukupkah waktu yang diberikan oleh guru ketika diberi kesempatan untuk menganalisis dan menjawab pada pembelajaran IPA materi benda dan sifat-sifatnya?

11. Apakah ibu guru selalu memberikan pujian atas jawaban atau pertanyaan yang kalian ajukan?

12. Jika sedang tidak bersemangat belajar apa yang dilakukan guru agar kalian tertarik untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran?

13. Menurut kalian mengapa hal tersebut bisa menjadi menarik? 14. Setiap akhir pembelajaran IPA apakah selalu diadakan

penilaian?

15. Apakah penilaian yang dilaksanakan dapat meningkatkan berpikir kalian?

16. Menurut kalian penilaian yang bagaimanakah yang membuat kalian tertantang untuk berpikir?

17. Menurut kalian apakah ada manfaat mempelajari IPA dengan kehidupan sehari-hari?

18. Kamper atau kapur barus didalam lemari semakin lama semakin habis. Deteksilah mengapa bisa terjadi demikian?

(51)

41 19. Gelas yang berisis air dingin maka permukaan gelas tersebut

terdapat titik-titik air. Deteksilah mengapa bisa terjadi demikian?

20. Bagaimana keadaan besi atau rantai sepeda yang mengalami perkaratan? Coba jelaskan apa penyebabnya!

21. Mengapa ice cream yang dibiarkan diudara terbuka lama kelamaan akan mencair! Deteksilah mengapa bisa terjadi demikian?

22. Perhatikan gambar perubahan wujud benda berikut.

Jelaskan perubahan lengkap dalam bentuk objek diatas berdasarkan pengamatan dan bacaan kamu sebelumnya!

(52)

42

Lampiran 5 Pedoman Observasi Lingkungan Sekolah

PEDOMAN OBSERVASI

LINGKUNGAN SEKOLAH

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

No Objek Sub aspek Hasil Observasi

1. Keadaan

lingkungan sekolah

▪ Keadaan Bangunan Sekolah SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang

▪ Letak Geografis SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang ▪ Kondisi Lingkungan SDN

Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang

▪ Sarana dan Prasarana di SDN Paninggilan 01 Ciledug Kota Tangerang

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

▪ Kegiatan belajar mengajar

3. Kemampuan Berpikir kritis

▪ Kemampuan berpikir kritis yang dilakukan siswa di kelas

(53)

43

Lampiran 6 Pedoman Dokumentasi

PEDOMAN DOKUMENTASI

No INDIKATOR DOKUMENTASI

1. Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Foto Guru saat pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. 2. Manfaat pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam

Foto siswa pada saat melakukan aktifitas belajar mengajar di dalam kelas

3. Pemahaman Kemampuan berpikir kritis Foto siswa pada saat melakukan aktifitas belajar mengajar di dalam kelas

4. Pelaksanaan Kemampuan Berpikir Kritis Foto kegiatan siswa di kelas saat melaksanakan kemampuan berpikir kritis

(54)

44

DAFTAR PUSTAKA

Sagala, S. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Susanto, A. (2016). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Inggriyani, F., & Fazriyah, N. (2017). Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V di Sekolah Dasar. JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017, 114.

RI, D. A. (2011). Alhidayah Al-qur'an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka. Banten: PT Kalim.

Faiz, F. (2012). Thinking Skill Pengantar Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta: Suka Press.

Feldman, D. (2018). Berpikir Kritis Strategi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta Barat: PT Indeks.

Alwasilah, A. C. (2014). Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa. Preswari , S. W., Suharno, & Sarwanto. (2018). INCULCATE CRITICAL

THINKING SKILLS IN PRIMARY SCHOOLS. SHEs: Conference Series 1 (1) (2018) 742-750, 747.

Samatowa, U. (2018). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: PT Indeks.

Rustaman , N. (2015). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Haryono. (2013). Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta: Kepel Press.

(55)

45 Maryanto, Fransiska, Puspa, D., Kusumawati, H., & Subekti, A. (2017). Peristiwa dalam Kehidupan Buku Guru SD/MI Kelas V. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Foto siswa pada saat melakukan  aktifitas belajar mengajar di dalam  kelas

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan

Sofia Kartikasari A510081068, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011, 110 halaman.

Agung Widyastopo. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari penelitian

Agung Widyastopo, A510080153, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari

Devina Eki Kusumastuti, A54F100009 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan penelitian ini untuk

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan

Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PGSD Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin untuk melakukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH