• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. diperoleh beberapa kesimpulan penelitian. Kesimpulan berikut ini berusaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. diperoleh beberapa kesimpulan penelitian. Kesimpulan berikut ini berusaha"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

106 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan penelitian. Kesimpulan berikut ini berusaha menjawab tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian.

1. Sektor unggulan (basis) berdasarkan perhitungan indeks Symmetric LQ masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak pada tahun 2008 dan 2012 sebagai berikut.

a. Kecamatan Siantan memiliki dua sektor basis, yaitu: (1) sektor industri pengolahan; dan (2) sektor pengangkutan dan komunikasi.

b. Kecamatan Segedong memiliki empat sektor basis, yaitu: (1) sektor pertanian; (2) sektor industri pengolahan; (3) sektor listrik dan air bersih; dan (4) sektor pengangkutan dan komunikasi.

c. Kecamatan Sungai Pinyuh memiliki enam sektor basis, yaitu: (1) sektor pertambangan dan penggalian; (2) sektor listrik dan air bersih; (3) sektor bangunan; (4) sektor perdagangan, hotel dan restoran; (5) sektor pengangkutan dan komunikasi; dan (6) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

d. Kecamatan Mempawah Timur memiliki tiga sektor basis, yaitu: (1) sektor pertambangan dan penggalian; (2) sektor listrik dan air bersih; dan (3) sektor jasa.

e. Kecamatan Mempawah Hilir memiliki dua sektor basis, yaitu: (1) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan (2) sektor jasa.

(2)

f. Kecamatan Sungai Kunyit memiliki empat sektor basis, yaitu: (1) sektor pertanian; (2) sektor pertambangan dan penggalian; (3) sektor listrik dan air bersih; dan (4) sektor perdagangan, hotel dan restoran.

g. Kecamatan Anjongan memiliki tiga sektor basis, yaitu: (1) sektor pertanian; (2) sektor pertambangan dan penggalian; dan (3) sektor listrik dan air bersih.

h. Kecamatan Toho hanya memiliki satu sektor basis, yaitu: (1) sektor pertanian.

i. Kecamatan Sadaniang memiliki dua sektor basis, yaitu: (1) sektor pertanian; dan (2) sektor pertambangan dan penggalian.

Perbandingan antara perhitungan indeks LQ dan Symmetric LQ (SLQ) memperlihatkan bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan analisis sektor unggulan (basis) pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak. Terlihat bahwa indeks SLQ menghasilkan rentang nilai yang simetris, berkisar antara minus satu ke positif satu (-1≤SLQ≤1), sehingga ketika indeks tersebut digunakan dalam uji regresi maka akan dapat memenuhi asumsi normalitas dan mengurangi potensi bias dalam koefisien regresi. Selain itu hasil analisis yang diperoleh lebih optimal dan lengkap dalam melihat sektor basis dan keunggulan komparatif suatu wilayah dalam kerangka analisis regional. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Dalum dkk. (1998), Worz (2005), Chiang (2008), Widodo (2009), serta Taufiqurrahman dan Widodo (2011).

Berdasarkan perhitungan indeks SLQ tahun 2008 dan 2012 pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak memperlihatkan bahwa terdapat

(3)

keberagaman sektor basis pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak. Hasil perbandingan antara tahun 2008-2012 juga memperlihatkan tidak banyak terjadi perubahan sektor basis dalam periode tersebut, bahkan terdapat kecenderungan berkurangnya indeks SLQ sektor basis pada setiap kecamatan. Selain karena periode data dalam penelitian yang tergolong pendek (lima tahun), juga disebabkan belum kuatnya sektor tersebut dalam berperan sebagai sektor basis. Hal ini terlihat dari indeks SLQ sektor basis pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak yang kebanyakan masih mendekati nilai nol. Pengaruh dari pemekaran wilayah terhadap kemampuan keuangan pemerintah daerah untuk pembiayaan pembangunan yang dapat merangsang produktivitas sektor-sektor perekonomian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor-sektor basis. 2. Berdasarkan perhitungan Dynamic Specialization SLQ, dinamika spesialisasi

dan despesialisasi sektor yang terjadi pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak sebagai berikut:

a. Kecamatan Siantan mengalami spesialisasi sektor yang semakin menguat pada sektor industri pengolahan dan mengalami despesialisasi sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan;

b. Kecamatan Sungai Kunyit mengalami despesialisasi pada sektor bangunan;

c. Kecamatan Anjongan mengalami despesialisasi sektor pada hampir semua sektor perekonomian yang ada kecuali sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran;

(4)

d. Kecamatan Toho mengalami spesialisasi sektor yang semakin menguat pada sektor pertambangan dan penggalian;

e. Kecamatan Sadaniang mengalami spesialisasi sektor yang semakin menguat pada sektor industri pengolahan.

Berdasarkan analisis dinamika spesialisasi sektor pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak, diketahui bahwa spesialisasi dan despesialisasi keunggulan komparatif yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh tingginya tingkat PDRB sektor tersebut dalam perekonomian kecamatan, namun disebabkan juga oleh perubahan secara dinamis PDRB sektor tersebut terhadap PDRB sektor yang sama di Kabupaten Pontianak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Widodo (2009) yang menegaskan bahwa keunggulan komparatif harus dikaji dan dipertimbangkan dalam pengertian yang dinamis bukan statis.

Secara umum terlihat bahwa tidak banyak terjadi perubahan spesialisasi sektor unggulan dalam periode 2008-2012 dan tergolong dalam kategori constan specialization. Periode data yang tergolong pendek dan kurangnya kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam merangsang produktivitas sektor perekonomian setelah terjadinya pemekaran daerah tahun 2007 menjadi penyebab cenderung stabilnya perekonomian di Kabupaten Pontianak dalam periode tersebut.

3. Selama periode 2008-2012, terjadi pergeseran pola keunggulan komparatif pada beberapa kecamatan di Kabupaten Pontianak meskipun perubahannya sangat kecil sekali dan secara statistik kurang signifikan. Berdasarkan pemaparan analisis pola pergeseran keunggulan komparatif pada

(5)

masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak, diperoleh kesimpulan bahwa pergeseran terjadi lebih dinamis pada kecamatan-kecamatan yang memiliki keunggulan komparatif pada sektor primer (Kecamatan Segedong, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kecamatan Mempawah Timur, Kecamatan Anjongan, Kecamatan Toho, dan Kecamatan Sadaniang) daripada kecamatan-kecamatan yang memiliki keunggulan komparatif pada sektor sekunder maupun tersier (Kecamatan Siantan, Kecamatan Mempawah Hilir, dan Kecamatan Sungai Kunyit). Hal ini sejalan dengan teori transformasi struktural yang disampaikan oleh Chenery dan Syrquin (1975), mengungkapkan bahwa transformasi struktural perekonomian terjadi dari ekonomi tradisional yang menitikberatkan pada sektor pertanian, ke sektor ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri sebagai mesin utama pembangunan (lihat Arsyad, 2010: 12-13).

Hasil analisis pola hubungan antarkecamatan berdasarkan peringkat sektor unggulannya memperlihatkan bahwa hubungan searah (positif) terjadi antara Kecamatan Siantan dengan Kecamatan Segedong, Kecamatan Sungai Kunyit dengan Kecamatan Anjongan, Kecamatan Sungai Kunyit dengan Kecamatan Sadaniang, Kecamatan Anjongan dengan Kecamatan Toho, dan Kecamatan Toho dengan Kecamatan Sadaniang. Hubungan ini disebabkan adanya persamaan dalam keunggulan komparatif.

Hubungan tak searah (negatif) terjadi antara Kecamatan Siantan dengan Kecamatan Mempawah Timur, dan Kecamatan Segedong dengan Kecamatan Mempawah Timur. Hubungan antarkecamatan seperti ini mengindikasikan terjadinya hubungan saling melengkapi (komplementer) antarkecamatan

(6)

tersebut di Kabupaten Pontianak. Kondisi ini juga mengindikasikan adanya keterkaitan spasial antarkecamatan yang terjadi di Kabupaten Pontianak dan telah membentuk pola local cluster.

Berdasarkan analisa, diperoleh kesimpulan bahwa pergeseran peringkat keunggulan komparatif terjadi karena adanya dinamika spesialisasi dan despesialisasi yang mempengaruhi laju pertumbuhan sektor dan kontribusinya dalam perekonomian kecamatan dan Kabupaten Pontianak secara keseluruhan. Hal ini kembali menegaskan bahwa keunggulan komparatif harus dikaji dan dipertimbangkan dalam pengertian yang dinamis. Selain itu pola hubungan searah dapat berimplikasi pada terjadinya persaingan antarkecamatan dalam memproduksi sektor unggulan maupun dalam memasarkan (ekspor) sektor unggulan kecamatannya atau dengan kata lain terjadi hubungan substitusi antarkecamatan.

Begitupula sebaliknya, dengan pola hubungan tak searah dan sektor basis yang berbeda antarkecamatan, memungkinkan kecamatan-kecamatan tersebut saling melengkapi dalam memproduksi dan mengekspor hasil sektor unggulannya. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Widodo (2009), meskipun penelitian ini dilakukan dalam cakupan wilayah studi yang lebih sempit.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka saran yang dapat disampaikan dalam penelitian mengenai analisis sektoral dan spasial sektor unggulan di Kabupaten Pontianak tahun 2008-2012 sebagai berikut.

(7)

1. Dengan teridentifikasinya sektor unggulan (basis) pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pontianak sebagai sektor yang mempunyai potensi besar dalam perekonomian daerah, maka hendaknya Pemerintah Kabupaten Pontianak dapat memberikan perhatian besar pada sektor tersebut dalam melakukan perencanaan maupun pengembangan ekonomi daerah. Diperlukan kebijakan pembangunan regional yang menekankan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (sesuai dengan kondisi, permasalahan dan potensi daerah tersebut), dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal.

Sektor-sektor yang belum menjadi sektor basis saat ini juga harus terus dikembangkan dan ditingkatkan produktivitasnya agar menjadi potensi sumber pendapatan baru bagi perekonomian daerah dimasa mendatang dengan tetap memperhatikan kecenderungan pertumbuhan PDRB sektor yang sama di kecamatan lainnya.

2. Sektor-sektor yang mengalami spesialisasi yang semakin menguat dalam keunggulan komparatifnya perlu menjadi prioritas dalam pembangunan di Kabupaten Pontianak, terutama sektor industri pengolahan di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Segedong. Inovasi program pembangunan seperti pengembangan kawasan industri dan pemberian insentif bagi investor untuk berinvestasi di Kabupaten Pontianak diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan pembiayaan pembangunan serta pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Segedong. Terjadinya despesialisasi pada hampir semua sektor di Kecamatan Anjongan perlu menjadi perhatian serius

(8)

dari pemerintah Kabupaten Pontianak. Kondisi ini dapat diatasi dengan meningkatkan produktivitas sektor pertanian yang merupakan sektor basis di Kecamatan Anjongan sekaligus mengembangkan industri pengolahan yang berbasis pada produk pertanian.

3. Dengan melihat pola pergeseran sektoral dan hubungan keterkaitan antarkecamatan berdasarkan sektor unggulannya, maka bagi kecamatan-kecamatan yang bersebelahan/berdekatan dan memiliki hubungan searah dapat dijadikan satu kluster pengembangan dengan spesialisasi pada sektor tertentu. Misalnya Kecamatan Siantan dan Kecamatan Segedong dengan arahan pengembangan sebagai kluster industri pengolahan, Kecamatan Anjongan dan Kecamatan Toho dengan arahan pengembangan sebagai kluster pertanian, Kecamatan Sadaniang dan Kecamatan Sungai Kunyit dengan arahan pengembangan sebagai kluster pengolahan dan pemasaran produk pertanian (agropolitan), dan Kecamatan Sungai Pinyuh, Kecamatan Mempawah Hilir dan Kecamatan Mempawah Timur dengan arahan pengembangan sebagai kluster perdagangan dan pusat pelayanan jasa.

Spesialisasi yang berbeda pada masing-masing kluster dapat meminimalisir terjadi persaingan dalam usaha memproduksi produk unggulan dan persaingan dalam ekspor, atau dengan kata lain menciptakan hubungan komplementer antarkecamatan ataupun kluster/kawasan dalam wilayah Kabupaten Pontianak. Sebagai contoh adalah hubungan antara kluster industri pengolahan (Kecamatan Siantan dan Segedong) dengan kecamatan-kecamatan yang ada pada kluster perdagangan dan jasa (Kecamatan Sungai Pinyuh, Kecamatan Mempawah Timur dan Kecamatan Mempawah Hilir),

(9)

maupun hubungan searah yang terjadi antara kluster pertanian (Kecamatan Anjongan dan Toho) dengan Kecamatan Sadaniang dan Sungai Kunyit yang tergabung dalam kluster pengolahan dan pemasaran produk pertanian (agropolitan).

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada rentang data yang tergolong pendek (hanya lima tahun setelah terjadinya pemekaran terakhir di Kabupaten Pontianak), sehingga belum dapat menganalisis pengaruh pemekaran terhadap sektor unggulan daerah di Kabupaten Pontianak secara optimal. Diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan data yang lebih panjang rentang waktunya. Pemodelan ekonometrika spasial yang dilakukan dalam penelitian ini juga masih perlu dibandingkan lebih lanjut dengan hasil perhitungan melalui spatial autocorrelation untuk melihat keterkaitan spasial antarkecamatan berdasarkan keunggulan komparatif yang ada pada masing-masing kecamatan.

Selain itu peranan perekonomian kabupaten/kota lain yang berbatasan langsung dan berdekatan sehingga mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Pontianak perlu menjadi salah satu aspek yang ikut dikaji dalam penelitian selanjutnya. Hal ini mengingat posisi wilayah Kabupaten Pontianak yang berada antara dua kutub pertumbuhan wilayah di Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Kota Pontianak dan Kota Singkawang.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa fokus penelitian ini pada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yag telah bekerja melebihi masa

Arena yang kita tahu Zona Cinta itu adalah wilayah yang luas tentang cinta, kitapun juga menyadarinya bahwa jika kita membahas wilayah cinta itu sendiri pasti tidak akan

Untuk menilai seberapa angka ketidaklengkapan data yang ada pada lahan penelitian di Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Purwokerto, pada bulan November.. 2012 peneliti

9 sifat seperti ini tidak hanya terdapat pada Bani Israil saja, akan tetapi, ini merupakan sifat semua golongan manusia yang belum matang pendidikan imannya,

Penajalaran gelombang pada musim Timur (Gambar 23), Peralihan I (Gambar 22), dan Peralihan II (Gambar 24) arah datang gelombang dominan berasal dari arah Timur, dari gambar tersebut

Pada Bulan Juli berdasarkan pagu sementara yang ditetapkan oleh Pemeritah dan DPR RI tersebut disusunlah Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun