• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2014

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jl. Ahmad Yani 118 Surabaya 60231

Website : www.dinkes.jatimprov.go.id

Email :

info@dinkesjatim.go.id

Telp./Fax :(031) 8299056

SURABAYA, 2015

(2)

PE

N GA

N TAR

L p or iaKr a n iDjennK a hes et aar iaPovnsnwstaJ Tmu Tihua1a2 04 nr d i bua i kl s egua bs egar apu w eu dj aptsnegu nag jwr aibna a ita tr ak na j en s p n ci epi aava ind asm i ynsnt a dm bi gDte anK na hes ear iatsPvonnw sJai Trmi u a p daT huaA n g gan r a1 2 0a nL 4 p raKior an ni jedu. usa snsue sda ing ek ea nnn tueta d a l t amn sr ukr ti sPe dN sjemo on2 T hua1r920t nn ntie4an S A kunt esgniit bt as at Ki r nI j ent n saPmsiaretn e(SAiK ta Phd aPrr ue)a tMn at n r enPen dye anagun ia a A pr aNau t egr ad Rfr rar noearnBt a k rso Na sim oo 5 T hu a1 32r 0 ntgineat 4n P ue t n uj iTk nk ePn y ueun srasPi njejaKir ann lnj ePa p oreiaK r,an Dnj e Ruiav ean A L tar. p oaKtr sa nn j e a Sc re kra Leitsn peaa raKior na j,nmer upkel aaakaan dnl ilei a itaapn et a, t k ir n j e cesrk uiaaint aat a td a nsf b geuaw aiuj rn dtpar nslaap sik ean s auaa g antn d a s f n gui D nsK ia he s ea tar ostPvnn wi siJaTm u ad arrmn gka maun r ejawuutetu dj nya goov go dr n aen c Sedn gek .a a n seirc an lrntLeaar p oaKi,r an nmer upkefj a aha nsaa s a t au l f av eua aunsumttmi ke acpj nn gkue a t ai kr n inje ise tu na yianp ad agd t a D i nK a s hte saeoriPa nvn a w. ii sJTmu ra K m cau kpi ia ra nmt ekt k a pashi edaT JS AKma y ln Pa t emga tnyhei enke sa a pny ueunL sa poraKi rann Kjenam mayn edatr a.d iaapny umeiunL sa np ora an K ir n i j enmi ia sabnyhak a kk ur ne ga adl kna mneieh annau u t ,kru sta tapr bknne a a d ba rr bgei a phai i k t erka an giaskam.t ah rkiapatna S ur b yaa 2aF , rub7er 12ai 05 ^ ^ ^ K l p Dei anK aa h afe setf s s / Pim bnUe m"Mata@ aday a -N I 1 P. 95 6070 31 81 13 31 00 ^ * * * * *

(3)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 ii

DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

IKHTISAR EKSEKUTIF iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN 2

C. GAMBARAN UMUM 2

D. DASAR HUKUM 4

E. SISTEMATIKA 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6

A.RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

6

B. PENETAPAN KINERJA (PK) DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA(IKU)

17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 21

A. PENGUKURAN KINERJA

B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI C. REALISASI ANGGARAN 21 22 91 BAB IV PENUTUP 93 KESIMPULAN 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN :

A. MATRIKS RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 – 2014 B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

C. PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 ESELON II D. PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

ESELON II, III DAN IV

(4)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penanggungjawab teknis pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Timur, menyelenggarakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dengan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009 – 2014. Untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, Dinas Kesehatan Provinsi menjabarkan tujuan ini ke dalam 9 (sembilan) sasaran, dimana untuk mewujudkan sasaran telah ditetapkan program operasional dan kegiatan pokok. Untuk mengukur pencapaian sasaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, telah ditetapkan indikator pencapaian keberhasilan sasaran sejumlah 40 (empat puluh) indikator. Diantara indikator yang ada pada tahun 2014 dirumuskan Indikator Kinerja Utama (IKU), untuk pengukuran 9 (sembilan) sasaran tersebut. Hasil pengukuran 9 (sembilan) sasaran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan

minuman serta kualitas kesehatan lingkungan mendapat nilai sangat baik. 2. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) serta pemberdayaan masyarakat melalui UKBM ke arah kemandirian mendapat nilai sangat baik.

3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan penunjang mendapat nilai baik.

4. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus, dan balai kesehatan mendapat nilai sangat baik.

5. Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat mendapat nilai baik.

6. Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan mendapat nilai baik.

7. Berkembangnya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan mendapat nilai baik.

8. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan

(5)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 iv penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana mendapat

nilai baik.

9. Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar mendapat nilai baik.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 merupakan laporan capaian kinerja (performance result) selama tahun 2014 yang mengacu pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2014, selama periode tahun tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melaksanakan 9 program ditambah program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur serta Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah. Dari 12 program dijabarkan dalam 72 kegiatan untuk mencapai 9 sasaran strategis dengan sejumlah indikator sasaran sebagaimana disebutkan di atas.

Capaian kinerja selama tahun 2014 menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berhasil memenuhi hampir seluruh sasaran strategis yang ditargetkan (lihat Tabel Laporan Realisasi Pelaksanaan penetapan Kinerja tahun 2014 dan uraian pada Bab III Akuntabilitas Kinerja). Seluruh rangkaian program dan kegiatan pada tahun 2014 pada dasarnya dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Timur, yaitu :

1. Untuk mewujudkan misi ”Menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan“, maka ditetapkan tujuan: Mewujudkan mutu lingkungan yang

lebih sehat, pengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Untuk mewujudkan misi ”Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat

untuk hidup sehat”, maka ditetapkan tujuan: Memberdayakan individu,

keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

3. Untuk mewujudkan misi ”Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau”, maka

ditetapkan tujuan:

a. Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya. b. Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan

(6)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 v

c. Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu,

keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan.

d. Mengembangkan kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan kesehatan.

4. Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan

penanggulangan masalah kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Mencegah,

menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.

5. Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya

kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan

penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.

Secara umum kendala dan hambatan yang dihadapi pada tahun 2014 adalah faktor dukungan anggaran dan koordinasi lintas sektor serta kebijakan dukungan anggaran pada tingkat Kabupaten/Kota. Untuk itu perlu advokasi ke berbagai pihak dan meningkatkan koordinasi lintas sektor sehingga pelaksanaan pembangunan kesehatan lebih efektif dan tepat sasaran.

(7)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan pernyataan kehendak rakyat untuk mewujudkan perubahan di segala bidang Pembangunan Nasional sesuai dengan iklim reformasi yang menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai tindak lanjut dari Tap MPR tersebut adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan Negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan Negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas.

Mengenai asas akuntabilitas, Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2014 merupakan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi selama tahun 2014 kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Laporan Akuntabilitas ini disusun dalam rangka pelaksanaan Tap MPR Nomor : XI/MPR/1998 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tersebut di atas.

Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Instansi sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Negara mulai eselon II wajib memberikan laporan Akuntabilitas Kinerjanya.

Adapun secara teknis penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan Kinerja.

(8)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 2

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun 2014. Adapun tujuannya adalah :

a. Memberikan informasi mengenai Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi selama tahun anggaran 2014.

b. Sebagai bahan evaluasi kinerja serta masukan dalam perencanaan program di Dinas Kesehatan Provinsi untuk kemudian diharapkan adanya perbaikan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi yang lebih baik di masa mendatang.

c. Menjadikan Dinas Kesehatan Provinsi yang akuntabel sehingga dapat bekerja secara efisien, efektif dan representative, serta dapat mengakomodir aspirasi masyarakat dan lingkungan.

d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Provinsi.

C. GAMBARAN UMUM

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh Kepala Dinas yang dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris dan 4 (empat ) Kepala Bidang terdiri :

1. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

2. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan 3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

4. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi sesuai bidangnya. Sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Penyusunan Program, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Tata Usaha.

Dinas Kesehatan Provinsi juga mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan untuk penyakit khusus, pengembangan pengobatan tradisional, pelatihan petugas kesehatan dan pendidikan tertentu. UPT tersebut yaitu :

1. Rumah Sakit Kusta Kediri

2. Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto 3. Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

4. Rumah Sakit Paru Jember 5. Rumah Sakit Paru Batu

(9)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 3

6. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya

7. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun 8. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan 9. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Surabaya 10. UPT Materia Medika Batu

11. UPT Akademi Gizi Surabaya

12. UPT Akademi Keperawatan Madiun

13. UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang Sedangkan Tugas Pokok dan Fungsinya terdiri dari beberapa hal yaitu :

Dalam Perda tersebut Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi :

(a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

(b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan;

(c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan (d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari :

 Kepala Dinas  Sekretaris

 Bidang Pelayanan Kesehatan

 Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan  Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

 Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat  Kelompok Jabatan Fungsional

 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun

2014 didasarkan pada tugas pokok dan fungsinya yang terdiri dari program-progam kesehatan seperti tercantum dalam Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) tahun 2014 yang meliputi 9 program, 55 kegiatan ditambah dengan 3 program rutin, 17 kegiatan rutin penunjang, sehingga total ada 12 program dan 72 kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat dan Bidang, yaitu :

1. Sekretariat = 21 kegiatan

2. Bidang Pelayanan Kesehatan = 12 kegiatan

3. Bidang PPMK = 17 kegiatan

4. Bidang PSDK = 15 kegiatan

(10)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 4

D. DASAR HUKUM

Sebagai Dasar Hukum penyusunan Laporan Kinerja adalah : 1. Pasal 4 ayat (i) Undang-Undang Dasar 1945.

2. Ketetapan Majelis Pernusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Lembaga Administrasi Negara.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Pengangkatan Ketua Lembaga Administrasi Negara.

6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara.

7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun 2010.

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan Kinerja

E. SISTEMATIKA

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah didasarkan atas ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan Kinerja dengan susunan sebagai berikut :

(11)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 5

IKHTISAR EKSEKUTIF

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. GAMBARAN UMUM D. DASAR HUKUM E. SISTEMATIKA

BAB II : PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN. SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

B. PENETAPAN KINERJA (PK) DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI C. REALISASAI ANGGARAN

BAB IV : PENUTUP

KESIMPULAN

LAMPIRAN – LAMPIRAN :

A. MATRIKS RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 – 2014 B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

D. PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 ESELON II, III DAN IV E. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2014

(12)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 6

B

B

A

A

B

B

I

I

I

I

P

P

E

E

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

A

A

N

N

K

K

I

I

N

N

E

E

R

R

J

J

A

A

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Rencana Strategis atau yang disebut dengan Renstra merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang dilaksanakan melalui kebijakan dan program Kepala Daerah.

Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) serta Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 ).

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009–2014 dibuat berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 – 2014 yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur tanggal 20 Mei 2009 nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014.

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan perencanaan jangka panjang dan bersifat global yang perlu dijabarkan dalam perencanaan yang lebih mikro, operasional, dan berjangka pendek dalam satu tahunan berupa Rencana Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

1. V I S I

Dinas Kesehatan Provinsi Jatim sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: ”Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat”. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat Jawa Timur menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

(13)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 7

2. M I S I

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan yang merupakan penjabaran dari visi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi, maka misi pembangunan kesehatan di Jawa Timur adalah :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau

4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan

5. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan

3. TUJUAN

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut :

1) Untuk mewujudkan misi ”Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan“, maka ditetapkan tujuan: Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, pengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan; dengan indikator tujuan yaitu : Jumlah masyarakat yang dapat mengakses Lingkungan yang sehat dan bermutu sesuai dengan standar

2) Untuk mewujudkan misi ”Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat”, maka ditetapkan tujuan: Keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM); dengan indikator tujuan yaitu : Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

3) Untuk mewujudkan misi ”Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau”, maka ditetapkan tujuan:

a. Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya.

(14)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 8

Dengan indikator tujuan yaitu:

1. Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk

2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 3. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

b. Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. Dengan indikator tujuan yaitu :

Persentase penurunan angka Presentase Kurang Gizi pada balita

c. Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu,

keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. Dengan indikator tujuan yaitu :

Persentase Obat sesuai kebutuhan tersedia

d. Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen

pembangunan kesehatan, dengan indikator tujuan yaitu :

Persentase Penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan Sistem Jaminan Kesehatan

4) Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Terwujudnya Pencegahan, penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya; dengan indikator tujuan yaitu :

a.Persentase ODHA yang mendapat ART b. Angka Keberhasilan Pengobatan TB c.Persentase Capaian UCI Desa

5) Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan indikator yaitu :

a. Rasio Dokter per 100.000 penduduk

(15)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 9

Tabel : 2.1

Matriks Hubungan antara Misi dan Tujuan

MISI TUJUAN INDIKATOR

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata, dan ter-jangkau 4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah Kes. 5. Meningkatkan dan mendaya-gunakan sumberdaya kesehatan I Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kes.

1 Jumlah masyarakat yang dapat mengakses Ling-kungan yang sehat dan bermutu sesuai dengan standar

II Keberdayaan individu,

keluarga dan masyarakat agar mampu

menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta

berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

1 Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). III IV V VI Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya.

Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.

Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kes serta pembinaan mutu makanan.

Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan kesehatan. 1 2 3 4 5 6

Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk

Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Persentase Penurunan Angka Prevalensi Kurang Gizi pada balita

Persentase Obat sesuai kebutuhan yang tersedia

Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan

VII Terwujudnya pencegahan, penurunan dan pe-ngendalian penyakit me-nular dan tidak meme-nular serta masalah kesehatan lainnya.

1 2 3

Persentase ODHA yang mendapat ART

Angka Keberhasilan Pengo- batan TB

Persentase Capaian UCI Desa

VIII Meningkatnya jumlah, je-nis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.

1 2

Ratio Dokter per 100.000 penduduk

Ratio Tenaga Medis per 100.000 penduduk

(16)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 10

4. S A S A R A N

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir tahun 2014, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut :

1. Untuk mewujudkan tujuan ” Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan” maka ditetapkan sasaran: Meningkatnya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan, dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran :

a. Persentase Akses Sanitasi Dasar yang memenuhi standar

b. Persentase Akses Terhadap Kualitas Air Bersih yang memenuhi standar

2. Untuk mewujudkan tujuan ”Keberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)”, maka ditetapkan sasaran: Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pemberdayaan masyarakat melalui UKBM ke arah kemandirian, dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran :

a. Persentase RT ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) b. Persentase Posyandu berstrata PURI (Purnama Mandiri) c. Persentase Desa Siaga Aktif

3. Untuk mewujudkan tujuan ”Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas

pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya”, maka ditetapkan sasaran:

3.1 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan penunjang dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran :

a. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup b. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

c. Persentase cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap (%)

d. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)

(17)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 11

e. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi (%)

f. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%) g. Persentase capaian peserta KB Aktif

h. Persentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar

i. Persentase Puskesmas Rawat Inap yang ada menjadiPuskesmas Rawat Inap PLUS

j. Persentase Puskesmas PONED sesuai standar

k. Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat Darurat dan observasi

l. Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes sesuai standar

3.2) Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus, dan balai kesehatan dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran: a. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan

Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) sesuai standar b. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 pelayanan dasar

4. Untuk mewujudkan tujuan “Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat”, maka ditetapkan sasaran: Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat, dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran: a. Persentase Balita Dipantau pertumbuhannya

b. Persentase Balita dengan Gizi Buruk c. Persentase Balita dengan Gizi Kurang

5. Untuk mewujudkan tujuan ”Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan”, maka ditetapkan sasaran:

Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan, dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran:

a. Persentase Obat sesuai kebutuhan tersedia

b. Persentase Ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk penanggulangan bencana dan KLB

c. Persentase sarana pelayanan kesehatan (sarkes) yang menerapkan layanan kefarmasian sesuai standar

6. Untuk mewujudkan tujuan “Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan

manajemen pembangunan kesehatan”, maka ditetapkan sasaran:

(18)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 12

kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan, dengan indikator keberhasilan sasaran:

a. Persentase penduduk miskin Jatim yang berobat gratis melalui Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah)

b. Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan

c. Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dng standar

7. Untuk mewujudkan tujuan ”Terwujudnya Pencegahan, penurunan dan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya”, maka ditetapkan sasaran: Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana, dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran:

a. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk

b. Persentase korban bencana skala provinsi yang tertangani sesuai standar c. Angka keberhasilan Pengobatan Penyakit TB

d. Persentase tata laksana penderita Diare sesuai standar e. Persentase Capaian UCI desa

f. Persentase penderita Kusta telah menyelesaikan pengobatan sesuai standar g. Persentase ODHA yang mendapatkan ART

h. Angka Capaian API ( Annual Parracite Index) Penyakit Malaria

8. Untuk mewujudkan tujuan meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar, maka ditetapkan sasaran: Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar, dengan indikator keberhasilan sasaran:

a. Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikasi b. Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat c. Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa

(19)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 13

Tabel : 2.2

Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran

TUJUAN SASARAN

Uraian Indikator Uraian Indikator

I Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kes. Jumlah masyarakat yang dapat meng-akses Lingkungan yang sehat dan bermutu sesuai de-ngan standar

1 Meningkatnya

kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan,

Persentase Akses Sanitasi Dasar yang memenuhi standar

Persentase Akses Terhadap Kualitas Air Bersih yang memenuhi standar II Keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

2 Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta keberdayaan masyarakat melalui UKBM ke arah kemandirian, Persentase RT ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Persentase Posyandu berstrata PURI (Purnama Mandiri)

Persentase Desa Siaga Aktif III Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya. Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 3 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan penunjang

a. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

b. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup c. Persentase cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap (%) d. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) e. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi (%) f. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%)

g. Persentase capaian peserta KB Aktif h. Persentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar

i. Persentase Puskesmas Rawat Inap yang ada Menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS j. Persentase

Puskesmas PONED sesuai standar k. Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat

(20)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 14 l. Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes sesuai standar 4 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus, dan balai kesehatan a. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) Sesuai standar b. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 pelayanan dasar IV Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. Persentase Penu-runan Prevalensi Kurang Gizi pada Balita 5 Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat Persentase Balita Dipantau pertumbuhannya

Persentase Balita dengan Gizi Buruk

Persentase Balita dengan Gizi Kurang V Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. . Persentase Obat sesuai kebutuhan yang tersedia 6 Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan,

Persentase Obat sesuai kebutuhan tersedia

Persentase Ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk penanggulangan bencana dan KLB Persentase sarana pelayanan kesehatan (sarkes) yang menerap-kan layanan kefarmasian sesuai standar VI Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan kesehatan. Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan 7 Dikembangkannya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan Persentase penduduk miskin Jatim yang berobat gratis melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)

Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dng standar VII Terwujudnya Pencegahan, penurunan dan pengendalian Persentase ODHA yang mendapat ART 8 Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, a. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk b. Persentase korban bencana skala provinsi

(21)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 15 penyakit menular

dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.

Angka Keberhasilan Pengobatan TB . Persentase Capaian UCI Desa

tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana,

yang tertangani sesuai standar

c. Angka keberhasilan Pengobatan Penyakit TB

d. Persentase tata laksana penderita Diare sesuai standar e. Persentase Capaian UCI desa f. Persentase penderita Kusta telah Menyelesaikan pengobatan sesuai standar

g. Persentase ODHA yang mendapatkan ARV h. Angka Capaian API ( Annual Parracite Index) Penyakit Malaria

VIII Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan pe-nyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.

Ratio Dokter per 100.000 penduduk Ratio Tenaga Medis per 100.000 pendu- duk 9 Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar, Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikasi Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat

Persentase Desa/Kelurahan

mempunyai Bidan di Desa

Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi berizin

5. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai sampai dengan akhir tahun 2014 dirumuskan sebagai berikut :

1) Dalam rangka mewujudkan misi “Menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan”, maka ditetapkan kebijakan :

a. Pemantapan Pembangunan berwawasan kesehatan b. Peningkatan lingkungan sehat

2) Dalam rangka mewujudkan misi “Mendorong terwujudnya kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat”, maka ditetapkan kebijakan : Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

3) Dalam rangka mewujudkan misi ”Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau”, maka ditetapkan kebijakan :

a. Percepatan penurunan kematian ibu dan anak.

b. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan .

(22)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 16

c. Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada bayi, anak balita,ibu hamil dan menyusui

d. Pemenuhan ketersediaan dan pengendalian obat, perbekalan kesehatan dan makanan.

e. Peningkatan pembiayaan kesehatan dan pengembangan kebijakan dan manajemen kesehatan.

4) Dalam rangka mewujudkan misi ”Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan”, maka ditetapkan kebijakan :

a. Peningkatan pencegahan, surveilans, deteksi dini penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit potensial KLB/wabah dan ancaman epidemi yang dikuti dengan pengobatan sesuai standar

b. Penanggulangan masalah kesehatan lainnya

c. Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana.

5) Dalam rangka mewujudkan misi ”Meningkatkan dan mendayagunakan

sumberdaya kesehatan”, maka ditetapkan kebijakan :

a. Penyediaan tenaga kesehatan di rumah sakit, balai kesehatan, puskesmas dan jaringannya serta

b. Mendayagunakan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan

6. PROGRAM

Sedangkan program yang ditetapkan pada tahun 2014 sebagai berikut : 1. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

2. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 4. Program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) 5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

7. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 8. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

9. Program Pemberdayaan Sumberdaya Kesehatan

Selain 9 program utama tersebut ditambahkan 3 program pendukung/rutin, yaitu :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

(23)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 17

B. PENETAPAN KINERJA (PK) DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Setiap sasaran (ada 9 sasaran pada Renstra) telah ditetapkan sejumlah indikator dan untuk memudahkannya disusunlah Indikator Kinerja Utama (IKU) dan beberapa indikator untuk program prioritas/Icon Gubernur bidang kesehatan sejumlah 40 indikator. Rumusan tersebut tertuang dalam Penetapan Kinerja (PK) tahun 2014. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014, berdasarkan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) tahun 2014 mendapatkan anggaran sebesar Rp 87.304.9933.000,- dalam rangka mencapai 9 sasaran strategis, dengan 12 program, 72 kegiatan dan ratusan rincian sub kegiatan (terlampir).

Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dijadikan acuan untuk mengukur Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dan melaporkannnya dalam Laporan Kinerja. Untuk mengetahui indikator kinerja dan rencana tingkat capaian (target) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel : 2.3

Penetapan Kinerja Tahun 2014 Dinas Kesehatan Provinsi Jatim

TUJUAN SASARAN TARGET

Uraian Indikator Uraian Indikator

1 Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kes. Jumlah masya-rakat yangdapat mengakses Lingkungan yang sehat dan bermutu sesuai dengan standar

1 Meningkatnya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan, Persentase Akses Sanitasi Dasar yang memenuhi standar

70 Persentase Akses

Terhadap Kualitas Air Bersih yang memenuhi standar 75 II Keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hi-dup Bersih dan Sehat (PHBS)

2 Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pemberdayaan masyarakat melalui UKBM ke arah kemandirian, Persentase RT ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 70 Persentase Posyandu berstrata PURI (Purnama Mandiri) 52 Persentase Desa Siaga

Aktif

(24)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 18 III Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya. a.Rasio Puskesmas per 100.000 pendu- duk b.Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup c. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 3 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta yankes penunjang a. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup b. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup c. Persentase cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap (%) d. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Linakes) e. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi (%) f. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%) g. Persentase capaian peserta KB Aktif h. Persentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar i. Persentase Puskesmas Rawat Inap yang ada

Menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS j. Persentase Puskesmas PONED sesuai standar k. Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat Darurat dan Observasi l. Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes sesuai standar 29,5 80 95 95 90 94 70 24 24 50 10 78

(25)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 19 4 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus, dan balai kesehatan a. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) Sesuai standar b. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 pelayanan dasar 80 70 IV Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. Persentase Penurunan Prevalensi Kurang Gizi pa-da Balita 5 Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat Persentase Balita Dipantau pertumbuhannya 85 Persentase Balita

dengan Gizi Buruk

2 Persentase Balita

dengan Gizi Kurang

14,8 V Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. . Persentase Obat sesuai kebutuhan yang tersedia 6 Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan, Persentase Obat Sesuai Kebutuhan tersedia 95 Persentase

Ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk penanggulangan bencana dan KLB 90 Persentase sarana pelayanan kesehatan (sarkes) yang menerapkan layanan kefarmasian sesuai standar 60 VI Berkembangnya kebijakan, sistem pem-biayaan dan manajemen pembangunan kesehatan. Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan 7 Dikembangkannya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kes dng sistem Jaminan Kes

70 Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dng standar 100

(26)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 20 VII Terwujudnya Pencegahan, penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya. a, Persentase ODHA yang Mendapat ART b, Angka Keberhasilan Pengobatan TB c. Persentase Capaian UCI Desa 8 Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana, a. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk b. Persentase korban bencana skala provinsi yang tertangani sesuai standar c. Angka keberhasilan Pengobatan penyakit TB d. Persentase tata laksana penderita Diare sesuai Standar e. Persentase Capaian UCI desa f. Persentase penderita Kusta telah Menyelesaikan pengobatan sesuai standar g. Persentase ODHA yang mendapatkan ART

h. Angka Capaian API ( Annual Parracite Index) Penyakit Malaria 51 100 90 100 80 90 80 <1 permil VIII Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan pe-nyebaran tenaga kesehatan sesuai standar. a.Ratio Dokter per 100.000 penduduk b.Rasio Tenaga Medis per 100.000 penduduk 9 Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar, Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikasi 100 Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat 100 Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa 100 Persentase TenagaKesehatan yang Lulus Uji Kom-petensi berizin

100 Ratio Dokter per

100.000 penduduk

(27)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 21

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja dalam format Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), fungsi perencanaan (Planning) yang sudah berjalan mulai dari Rencana Strategis (renstra) yang mengacu pada RPJMD, RKPD maupun Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Penetapan Kinerja hingga pelaksanaan pembangunan kesehatan itu sendiri sebagai fungsi actuating dan kemudian pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan sebagai fungsi controlling.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Didalam prosesnya pengukuran dilakukan pada aspek kegiatan, program dan sasaran. Pada prinsipnya pengukuran dilakukan untuk melihat/mengevaluasi sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan sesuai dengan arah yang diinginkan, dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. Piranti pengukurannya berupa Pengukuran Kinerja.

A. PENGUKURAN KINERJA

Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement).

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagai berikut :

TABEL : 3.0. Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2014

Terdapat dua jenis skala penilaian pengukuran :

a. Bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres positif, maka skala yang digunakan sebagai berikut :

(28)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 22

Skor Rentang Capaian Kategori Capaian

4 Lebih dari 100 % Sangat baik

3 75 % sampai 100 % Baik

2 55 % sampai 75 % Cukup

1 Kurang dari 55 % Kurang

b. Sebaliknya bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres negatif, maka skala yang digunakan sebagai berikut :

Skor Rentang Capaian Kategori Capaian

1 Lebih dari 100 % Kurang

2 75 % sampai 100 % Cukup

3 55 % sampai 75 % Baik

4 Kurang dari 55 % Sangat Baik

Persentase dari hasil bagi antara capaian dengan target yang dimasukkan ke dalam skala penilaian tersebut menghasilkan besaran Skor Indikator.

Penjumlahan beberapa besaran Skor Indikator dan dibagi dengan jumlah Indikator dalam satu Sasaran, menghasilkan besaran Skor Sasaran ; seterusnya penjumlahan beberapa besaran Skor Sasaran dan dibagi dengan jumlah Sasaran dalam satu Tujuan, menghasilkan besaran Skor Tujuan.

B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan Kinerja.

Hasil capaian kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 disajikan sebagai berikut menurut program :

B.1. Program Lingkungan Sehat

A. Kegiatan Dalam Program Lingkungan Sehat

Dalam rangka mencapai misi “Terwujudnya Mutu Lingkungan Yang Lebih Sehat , Pengembangan Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan serta

Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan” dan tujuan

(29)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 23

Kesehatan Lingkungan Kewilayahan serta Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan” maka dilaksanakan Program Lingkungan Sehat.

Program Lingkungan Sehat didukung oleh 4(empat) kegiatan yaitu (1) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory, (2) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, (3) Penyehatan Lingkungan dan (4) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat.

B. Sasaran

Program Lingkungan Sehat dengan sasaran “Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta keberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) ke arah kemandirian”; indikator sasaran sebagai berikut:

a. Persentase Akses Sanitasi dasar yang memenuhi standar b. Persentase Akses terhadap kualitas Air Bersih yang memenuhi C. Anggaran Belanja

Pada tahun anggaran 2014, Program Lingkungan Sehat mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp. 2.000.000.000,00 dengan realisasi belanja sebesar Rp 1.823.158.741,00 atau sebesar 91.16 %.

Tabel 3.1. TUJUAN 1 dan SASARAN 1.1.

TUJUAN 1 SASARAN 1.1.

Terwujudnya Mutu Lingkungan yang Lebih Sehat , berkembangnya Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan , serta menggerakkan Pembangunan Berwawasan

Kesehatan

Meningkatnya Kualitas Air Bersih, serta Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, serta Kualitas Kesehatan Lingkungan

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam tabel 3.2. sebagai berikut :

TABEL : 3.2. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Air Bersih, serta Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, serta Kualitas Kesehatan Lingkungan

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI (%)

1 Persentase akses sanitasi dasar

yang memenuhi standar

70 % 77,85 % 111,21

2 Persentase akses terhadap

kulaitas air bersih yang memenuhi standar

75 % 81 % 108,00

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 109,61

(30)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 24

Berdasarkan tabel 3.2, Indikator Kinerja Utama Program Penyehatan Lingkungan adalah persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat sanitasi dan persentase akses terhadap kualitas air bersih yang memenuhi standar. Untuk Tahun 2014, persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat sanitasi mencapai 77,85% atau sebanyak 8.333.464 Kepala Keluarga (KK) dari target KK yang ada yaitu 10.704.514 KK. Pencapaian ini melebihi target KK 70% atau targetnya adalah sebanyak 7.493.159 KK yang mengakses sanitasi dasar yang memenuhi syarat sanitasi jauh lebih tinggi dibanding targetnya yaitu sebesar 70% = 7.493.159 KK.

Sedangkan indikator persentase akses terhadap kualitas air bersih yang memenuhi syarat sanitasi untuk Tahun 2014 mencapai 81% atau sebanyak 8.670.655 KK yang mengakses air bersih yang berkualitas dan memenuhi syarat sanitasi. Hal ini dapat memenuhi target yaitu sebesar 75% atau 8.028.385 KK menjadi target agar dapat mengakses kualitas air bersih yang memenuhi syarat sanitasi pada Tahun 2014.

Target dan realiasi kinerja diatas, dicapai dengan pelaksanaan kegiatan : (1) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory,

(2) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, (3) Penyehatan Lingkungan

(4) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat.

Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory bertujuan untuk meningkatkan akses jamban sehat pada masyarakat di Jawa Timur dan menambah jumlah Desa dan Kecamatan bebas ODF (open defecation free/bebas buang tinja disembarang tempat); dengan sasaran Desa/Kecamatan yang belum bebas ODF dan Komunitas masyarakat yg masih belum bebas ODF. Dari 7.753 Desa yang ada di Jatim, sebanyak 4.410 Desa yang STBM dan 2.106 Desa yang bebas ODF dan dari 661 Kecamatan, ada 64 Kecamatan yang sudah bebas ODF. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sarana SAPL melalui Partisipatori diantaranya melalui peningkatan akses jamban sehat (STBM Pilar -1),monitoring dan evaluasi peningkatan akses jamban (STBM pilar-1) dan pemicuan di sekolah.

Kegiatan Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar bertujuan secara umum untuk meningkatkan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat dan secara khusus mempunyai tujuan terlaksananya pengawasan sarana air minum (Inspeksi Sanitasi), terlaksana pengawasan kualitas minum (DAM, PDAM dan Non PP) dengan uji petik pemeriksaan secara laboratorium untuk parameter mikrobiologi, terlaksana pertemuan Jejaring sector terkait, Peningkatan Pengetahuan Pengawasan Kualitas Air Minum dan Pertemuan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM RT). Kegiatan Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar dengan sasaran

(31)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 25

akses air minum yang berkualitas, kualitas air minum memenuhi syarat dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air minum tingkat rumah tangga. Akses Air Bersih Sehat semakin tahun semakin meningkat dan pada tahun 2014 sudah bisa memenuhi target yaitu sudah 81% atau sebesar 8.670.655 KK. Pencapaian ini dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar 75% atau sejumlah 8.028.385 KK.

Kegiatan Penyehatan Lingkungan bertujuan untuk meningkatkan jumlah Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) laik sehat, meningkatnya jumlah rumah sehat dan meningkatkan jumlah Kabupaten/Kota yang mengadopsi pendekatan program Kabupaten/Kota Sehat; dengan sasaran TTU Laik Sehat, TPM Laik Sehat, Rumah memenuhi syarat kesehatan dan Kabupaten/Kota mengadopsi program Kabupaten/Kota Sehat. Kegiatan penyehatan lingkungan sudah dapat mencapai target yang ditetapkan dengan realiasi sebesar 77.4% untuk Tempat pengelolaan makanan sehat mencapai 77,54 % dari 47.795 TPM yang ada di Jawa Timur. Sedangkan untuk tempat-tempat umum sehat mencapai 75,06 % dari 2.458 TTU yang ada. Kegiatan Penyehatan Lingkungan juga melakukan upaya peningkatan hygiene sanitasi TTU pada 5 Kabupaten, Food security berbasis masyarakat dengan dan Industri Rumah Tangga Peningkatan sanitasi perumahan dengan pendekatan klinik sanitasi pada 7 Kabupaten/Kota, Peningkatan sanitasi perumahan pada keluarga risiko tinggi penyakit berbasis lingkungan di 10 Kabupaten, Peningkatan Sanitasi Kota Sehat pada 26 Kabupaten/Kota, Terbinanya 26 Kabupaten/Kota yang mengadopsi Kabupaten/Kota Sehat. Kabupaten/Kota sehat adalah program unggulan dalam agenda dua tahunan di Bidang Kesehatan. Kabupaten/Kota sehat mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program di tingkat Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat), sehingga terjadi sinkonisasi dan mempunyai daya ungkit besar terhadap kriteria sehat pada segala sektor dan bidang.

(32)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 26

Tabel 3.3. Capaian kinerja kegiatan Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2012-2014

NO KABUPATEN/ KOTA

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014

JMLH TATANAN PENGHARGAAN JMLH TATANAN PENGHARGAAN DARI MENKES JMLH TATANAN PENGHAR GAAN 1 Kota Probolinggo 6 Gub. Prov Jatim 6 SWASTISABA

WISTARA 6

Gub. Prov Jatim 2 Kota Pasuruan 4 Gub. Prov Jatim 4 SWASTISABA

WIWERDA 4

Gub. Prov Jatim 3 Kab. Lumajang 8 Gub. Prov Jatim 8 SWASTISABA

WISTARA 8

Gub. Prov Jatim 4 Kota Kediri 6 Gub. Prov Jatim 6 SWASTISABA

WISTARA 6

Gub. Prov Jatim 5 Kota Malang 6 Gub. Prov Jatim 6 SWASTISABA

WISTARA 6

Gub. Prov Jatim 6 Kab. Ngawi 6 Gub. Prov Jatim 6 SWASTISABA

PADAPA 6

Gub. Prov Jatim 7 Kab.

Tulungagung 7

Gub. Prov Jatim

7 SWASTISABA

WISTARA 7

Gub. Prov Jatim 8 Kab. Pacitan 6 Gub. Prov Jatim 6 SWASTISABA

WIWERDA 6

Gub. Prov Jatim 9 Kab. Lamongan 4 Gub. Prov Jatim 4 SWASTISABA

PADAPA 4

Gub. Prov Jatim 10 Kab. Sampang 2 Gub. Prov Jatim 2 SWASTISABA

PADAPA 2

Gub. Prov Jatim 11 Kab. Magetan 5 Gub. Prov Jatim 5 SWASTISABA

WIWERDA 5

Gub. Prov Jatim

12 Kab. Madiun 2 Gub. Prov Jatim 2 2 Gub. Prov

Jatim 13 Kota Blitar 4 Gub. Prov Jatim 4 SWASTISABA

PADAPA 4

Gub. Prov Jatim 14 Kota Surabaya 8 Gub. Prov Jatim SWASTISABA

PADAPA 8

Gub. Prov Jatim

15 Kab. Malang 2 Gub Jatim SWASTISABA

PADAPA

2 Gub Jatim

16 Kab. Sidoarjo 2 Gub Jatim 2 Gub Jatim

17 Kab. Pamekasan 2 Gub Jatim 2 Gub Jatim

18 Kab. Trenggalek 2 Gub Jatim 2 Gub Jatim

19 Kab. Magetan 7 Gub Jatim

20 Kab. Ponorogo 2 Gub Jatim

21 Kab. Situbondo 3 Gub Jatim

22 Kab. Gresik 2 Gub Jatim

24 Bondowoso 2 Gub Jatim

25 Jombang 2 Gub Jatim

26 Bojonegoro 2 Gub Jatim

Sumber: Data Kegiatan Seksi Penyehatan Lingkungan

Berdasarkan Tabel 3.3. terlihat bahwa pada Tahun 2014 untuk kegiatan Kabupaten/Kota Sehat sebanyak 26 Kabupaten/Kota (68.4% dari 38 Kabupaten/Kota) yang mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur

Sedangkan untuk kegiatan Peningkatan Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat bertujuan untuk meningkatkan Kabupaten/Kota melakukan pengelolaan limbah cair dan padat serta melakukan pengawasan terhadap keracunan pestisida; dengan sasaran

(33)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 27

Kabupaten/Kota melakukan program pengelolaan limbah cair dan padat dan Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap keracunan pestisida. Peningkatan Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat berupaya melakukan Peningkatan pengelolaan limbah padat (sampah) rumah tangga pada 10 Kabupaten/Kota, Peningkatan Pengetahuan SDM (petugas laboratorium) tentang Pemantauan pajanan pestisida pada penjamah pestisida. Pemantauan dampak kualitas lingkungan dan kualitas lingkungan udara pada 10 Kabupaten/Kota.

D. Permasalahan

Permasalahan yang ditemui pada masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory

a) Belum semua Kepala Daerah mengeluarkan Kebijakan tentang STBM. b) Dukungan anggaran dari Pemkab/Pemkot untuk STBM sangat terbatas. c) Efektifitas pemicuan belum maksimal.

d) Keterlibatan peran swasta masih rendah khususnya dalam pemasaran sanitasi 2) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

a) Program Kesehatan Lingkungan, dituntut untuk mendukung pencapain Goals 7 MDGs. tetapi dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk program Penyehatan Lingkungan sangat kurang , bahkan ada beberapa Kabupaten dananya tidak ada ( Nol).

b) Kualitas air minum perpipaan (PDAM) masih rendah berdasarkan hasil uji petik pemeriksaaan air PDAM th 2014 dari 670 sampel yang memenuhi syarat baru 72 % sesuai dengan Permenkes 492 tahun 2010 yang mensyaratkan bakteri e-coli = 0, air DAM dari 302 sampel yang memenuhi syarat 77,13 %. Sedangkan target yang harus dicapai tahun 2015 adalah 90 %

c) Komitmen bahwa semua PDAM Kabupaten/Kota menjadi air minum masih sulit untuk diwujudkan karena membutuhkan biaya yang sangat besar sedangkan untuk saat ini hampir seluruh PDAM Kabupaten/Kota baru menghasilkan produk kualitas sebagai air bersih belum air siap minum

3) Penyehatan Lingkungan

a) Belum semua Kabupaten/Kota mengadopsi program Kabupaten/Kota Sehat b) Kabupaten/Kota yang telah mengadopsi program Kabupaten/Kota Sehat tidak

semua aktif

c) Penyakit berbasis Lingkungan masih menjadi masalah utama penyakit yang ada dimasyarakat, dan belum semua Kabupaten/Kota melakukan pendekatan klinik sanitasi.

(34)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 28

d) Belum semua TTU memenuhi syarat kesehatan

e) Belum semua TPM memenuhi syarat kesehatan dan masih adanya keracunan makanan akibat pengelolaan makanan yang tidak hygienis

4) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat.

a) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

b) Masih terbatasnya sarana pengolahan limbah yang layak terutama di lokasi industri rumah tangga.

c) Masih terbatasnya kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota untuk menangani sektor pengawasan dampak kualitas lingkungan terhadap kesehatan, padahal pengawasan dampak kualitas lingkungan terhadap kesehatan menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/Kota.

d) Sangat variatifnya kebijakan masing-masing daerah, mengakibatkan beberapa program Penyehatan Lingkungan seperti Pembinaan dan Pengawasan Kualitas Limbah Cair dan Padat Sarana Pelayanan Kesehatan tidak masuk program prioritas sehingga kegiatan ini terabaikan.

F. Upaya Pemecahan Permasalahan

Upaya pemecahan permasalahan yang akan dilaksanakan berdasarkan kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Pengembangaan Sarana SAPl Melalui Participatory

a) Advokasi kebijakan dan anggaran untuk STBM secara berjenjang dan berkesinambungan.

b) Peningkatan kapasitas fasilitator pemicuan melalui workshop, training, pendampingan,refresh pemicuan.

c) Membuat rencana kerja yang terintegrasi secara berjenjang.

d) Melibatkan sumber dana lain untuk kegiatan STBM ( CSR, Lembaga Donor, Project Lainnya).

e) Monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan yang melibatkan semua stakeholder.

2) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

Proporsi rumah tangga akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak upaya upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan :

a) Pembangunan /perbaikan sarana air minum,

b) Pemeriksaan kualitas air minum perpipaan (PDAM) maupun non perpipaan c) Mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengaktifkan kembali

(35)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 29

d) Melatih SDM yang berkualitas yang dapat mendukung pelakasanaan pemeriksaan air.

e) Mendorong penyediaan Water test Kit untuk kemudahan pemeriksaan kualitas air di Lapangan.

3) Penyehatan Lingkungan

a) Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk terbentuknya/mengadopsi Program Kabupaten/Kota Sehat. Kegiatan ini merupakan salah satu yang mendukung mendukung pencapaian Penghargaan yang diterima 26 Kabupaten/Kota dalam program Kabupaten/Kota Sehat.

b) Sosialisasi Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan kepada semua masyarakat pengelola TPM dengan pemanfaatan CTPS dan PHBS.

4) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat

a) Advokasi, Sosilisasi, dan capacity building peningkatan pengelolaan limbah limbah padat dan cair serta peningkatan pengawasan pestisida dan pemantauan kualitas lingkungan dan udara.

b) Peningkatan peran Kabupaten/Kota melaksanakan peningkatan pengelolaan limbah dan pemantauan kualitas lingkungan.

c) Orientasi manajemen pengawasan dampak kualitas lingkungan kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan laboratorium Kesehatan Lingkungan

Kabupaten/Kota.

d) Pemetaan daerah rawan pencemaran dan penyakit berbasis lingkungan oleh Kabupaten Kota dan Provinsi.

e) Peningkatan kemitraan lintas program dan lintas sektor.

Secara umum sasaran meningkatknya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian faktor resiko dampak pencemaran lingkungan di masyarakat pada tahun 2014 : SANGAT BAIK.

B.2. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

A. Kegiatan Dalam Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam rangka mencapai misi “Mendorong Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat” dan tujuan “Keberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat agar mampu Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)” maka dilaksanakan Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Gambar

Tabel  : 2.1 Matriks Hubungan antara Misi  dan Tujuan
Tabel  :  2.3 Penetapan  Kinerja Tahun 2014 Dinas Kesehatan Provinsi Jatim
TABEL : 3.2.  Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Air  Bersih, serta Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan dan  Minuman, serta Kualitas Kesehatan Lingkungan
TABEL : 3.5.  Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Batuan Beku Ultrabasa (Ultramafik) adalah batuan beku dan meta -batuan beku dengan sangat rendah kandungan silika konten (kurang dari 45%), umumnya &gt; 18% Mg O

90 Gagasan dan perjuangannya yang besar dalam mencapai kesetaraan dan kebebasan hidup, semakin menjadi penegas bahwa Hassan Hanafi merupakan intelektual kiri yang

Trace seismik adalah data seismik yang mencerminkan respon dari gelombang elastik terhadap kontras impedansi akustik (reflektivitas) pada batas lapisan batuan yang

sifat vitamin melalui perlakuan Menanya Observasi Lembar pengamatan sikap kegiatan pembelajaran (Mengamati,mena nya, mengeksplorasi/ eksperimen, 3 x 2 JP Sumber:  Bahan-bahan

Menurut penuturan Abu Thalib Al-Makky, sabar adalah menahan diri dari dorongan hawa nafsu demi menggapai keridhaan Tuhannya dan menggantinya dengan sungguh- sungguh

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa bahan baku yang digunakan yaitu relatif lebih murah dibanding pakan ikan komersil, limbah eceng

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran pemuda dalam mengembangkan Eco Edu Wisata Mangrove dan untuk mengkaji implikasi pengembangan Eco Edu Wisata Mangrove oleh

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang nyata kemungkinan disebabkan oleh tekstur testis yang berbeda-beda dari masing-masing sampel,