• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian

experimen, yaitu melaksanakan pembelajaran vokasional terhadap anak

berkebutuhan khusus tunagrahita ringan jenjang SMALB di SLB Negeri Subang.

Metode pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran dengan

magang yaitu siswa belajar langsung di tempat bekerja. Untuk mencoba apakah

pembelajaran dengan magang ini dapat meningkatkan kinerja keterampilan

cleaning service? Dalam pelaksanaan kegiatan magang keterampilan cleaning service di SLB Negeri Subang dan tempat BRI Cabang Subang disusun buku

panduan pelaksanaan (lampiran 2).

Pada akhir pembelajaran siswa ditest kemampuan bekerja dalam unjuk

kerja keterampilan cleaning service sesuai pekerjaan yang dilatihkan. Hasil dari

penilaian ini dapat dijadikan patokan dengan membandingkan tes sebelum dan

sesudah pembelajaran magang dilaksanakan. Apakah kinerja yang dimunculkan

oleh anak dapat meningkat secara sinifikan antara sebelum dan seudah

pembelajaran dilaksanakan.

Pada penelitian ini menggunakan menggunakan quasai ekperimental

desaign (metode ekperimen semu). Metode ini digunakan tanpa menggunakan

(2)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 35

test-post test desaign. Skema one grouf pre test-post test desaign Sugiyono,

(2007: 111), digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Experimen

Kelompok Pre test Treatmen Post test

Ekperimen T1 X T2

Keterangan:

T1 : Tes awal kinerja anak tunagrahita dalam bekerja cleaning service

X : Pembelajaran cleaning service dengan sistem magang

T2 : Tes akhir kinerja anak tunagrahita dalam bekerja cleaning service

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan magang siswa terlebih

dahulu diberi pembekalan di sekolah yaitu diberikan pelatihan cleaning service,

oleh instruktur dari perusahan cleaning service. Sehingga ketika siswa akan terjun

ke perusahan siswa tersebut telah mempunyai bekal yang bisa dipakai dalam

bekerja. Kemudian peneliti akan melihat apakah siswa setelah melakukan magang

ini mempunyai peningkatan kemampuan keterampilan cleanining service yang

signifikan. Peningkatan kinerja ini diukur antara skor sebelum pelaksanaan dan

sesudah pelaksanaan magang.

Penelitian experimen yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian yang

bekerja sama dengan perusahaan cleaning service untuk melatih vokasional anak

luar biasa tunagrahita ringan yang ada di SMLB Negeri Subang. Proses

(3)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 36

1. Study pendahuluan hal ini bertujuan untuk mempelajari tahapan-tahapan

tugas yang akan dilakukan seorang pekerja cleaning service, kemudian

membuat materi ajar yang akan diberikan kepada siswa, setelah itu

menentukan jenis pekerjaan yang akan dibatasi dengan beberapa

keterampilan yang dianggap mewakili seorang pekerja cleaning service,

menentukan alat tes kinerja dengan berdasarkan pekerjaan yang akan

diajarkan dengan magang tersebut, untuk menetukan tes kinerja ini bermutu

tentunya perlu mendapatkan validasi. Setelah semua perangkat penelitian ini

selesai dipersiapkan barulah penulis akan melajutkan kepada langka

selanjutnya.

2. Sebelum diberikan pembelajaran siswa diukur dahulu kemampuan kinerja

dalam pekerjaannya (pre test)

3. Setelah itu barulah melangkah kepada langkah selanjutnya yaitu siswa

diberikan terlebih dahulu pembekalan tentang tatacara/ prosedur yang akan

dilakukan siswa di tempat pekerjaannya. Pembekalan ini diberikan disekolah

dengan mendatangkan pelatih/ instruktur dari tim pekerja perusahaan

cleaning sevice.

4. Setelah diberikan pembekalan siswa dikirimkan ke lapangan pekerjaan di

perusahaan jasa cleaning service yang terdekat. Di lapangan siswa dibimbing penuh oleh pihak perusahaan dengan bimbingan langsung sambil bekerja di di proyek perusahaan cleaning service tersebut.

(4)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 37

Tabel 3.2 Prosedur Magang

No Kegiatan Keterangan

1. Siswa diberikan pembelajaran pembekalan yang di sekolah dengan mendatangkan pelatih dari perusahaan

cleaning service.

SLBN Subang

2 Pelaksanaan magang di Perusahaan:

Diperkenalkan terlebih dahulu area magang/ di gedung BNI, BRI Cabang Subang.

3. Diperkenalkan tata-tertib yang berlaku untuk pegawai cleaning service

4. Diperkenalkan urutan kerja pegawai cleaning service 5. Dibimbing untuk mengolah/ meracik zat kimia yang

dipakai dalam kegiatan kerja cleaning service

6. Dibimbing bagaimana mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam tahapan menyapu, mengepel, membersihkan purniture, membersihkan kaca, membersihkan saniter.

Materi terlampir

7. Dibimbing terlebih dahulu bagaimana mengerjakan pekerjaan cleaning service dengan urutan yang benar

Materi terlampir 8. Dibimbing bagaimana merawat alat-alat yang telah

digunakan dengan benar

9. Siswa dibiasakan untuk bekerja sesuai dengan petunjuk, apabila terjadi kesalahan pembimbing bisa untuk mengoreksi pada waktu itu juga.

(5)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 38

untuk perbaikan kerja pada hari berikutnya.

11. Siswa harus tunduk kepada peraturan dan tata tertib yang berlaku pada perusahaan cleaning service dan perusahaan pemakai jasa (yang mempunyai gedung)

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang digunakan

menjadi penyebab munculnya variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Pembelajaran Keterampilan dengan Sistem Magang.

Adalah sebagai proses belajar dimana seseorang memperoleh dan menguasai

suatu keterampilan tanpa dan atau dengan petunjuk orang yang sudah

terampil dalam pekerjaan itu. Proses belajar melalui magang terjadi dalam

bentuk belajar sambil bekerja. Menurut Anwar (2006: 78) dalam proses

pembelajaran magang: ―pemagang bukan hanya melihat dan mendengar teori

pekerjaan, tetapi juga harus melakukan pekerjaan secara langsung‖. Sehingga

dengan sistem magang ini diharapkan siswa mempunyai pengalaman

langsung dalam bekerja sebagai pegawai sebuah perusahaan clening service.

2. Variabel terikat adalah kemampuan keterampilan anak tunagrahita dalam

Clening Service. Indikator keterampilan yang akan ditunjukan adalah

meliputi: pengenalan alat dan obat yang digunakan dalam cleaning service,

pembersihan lantai, pembersihan purnitur, pembersihan kaca, dan

(6)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 39

C. Instrumen Penelitian

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Setelah melakukan studi dengan pendahuluan dan analisis terhadap

pekerjaan di perusahaan cleaning service, disusun kerangka intrumen penelitian

(kisi-kisi intrumen kenerja cleaning service. Kisi-kisi tersebut diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 3.3

KISI-KISI TES KINERJA

KETERAMPILAN CLEANING SERVICE

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item 1. Keterampilan Membersihk an Furniture 1. Menunjukan dan menggunakan obat-obat yang dipakai dalam

membersihkan debu di furniture.

2. Menunjukan dan menggunakan alat-alat yang dipakai dalam

membersihkan debu di furniture

- Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam membersihkan debu di urniture

- Meracik dan menggunakan obat yang akan dipakai sesuai dengan keperluan.

- Menunjukan cara Menggunakan lap bebas serat dalam membersihkan debu di furniture. - Menunjukan cara Menggunakan Bottle spraver dalam No 1 s/d 10

(7)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40

membersihkan debu di piurniture

- Menunjukan urutan pekerjaan membersihkan furniture dengan benar

2. Membersihk an Lantai

1. Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam pembersihan lantai neutral cleaner.

2. Menggunakan alat-alat yang digunakan dalam

membersihkan lantai

3. Melaksanakan pekerjaan

membersihkan lantai

- Menunjukan obat yang digunakan dalam membersihkan lantai

- Menunjukan meracik obat yang digunakan dalam membersihkan lantai - Menunujukan dan menggunakan single bucket, - Menunjukan dan menggunakan tapas, - Menunjukan dan menggunakan kape, - Menunjukan dan menggunakan mop set, - Menunjukan dan

menggunakan Satu buah rubber hand Loby duster, - Menunjukan dan menggunkan Dustpan, - Menunjukan dan menggunakan Scrapper, - Menunjukan dan menggunakan Sapu - Menunjukan dan menggunakan Tempat sampah, - Menunjukan pekerjaan membersihkan lantai dengan menggunakan sapu sesuai dengan prosedur. - Menunjukan pekerjaan

No 11 s/d 27

(8)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 41

membersihkan lantai dengan menggunakan loby duster sesuai dengan prosedur.

- Menunjukan pekerjaan mengepel lantai sesuai dengan urutan dan prosedur yang benar 3. Keterampilan Membersihk an Kaca 1. Menunjukan dan menggunakan obat yang digunakan dalam membersihkan kaca 2. Menunjukan dan menggunakan alat yang digunakan dalam membersihkan kaca 3. Melaksanakan urutan pekerjaan membersihkan kaca

- Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam membersihkan kaca

- Meracik dan menggunakan obat dalam membersihkan kaca - Menujukan dan menggunakan Ember, - Menunjukan dan menggunakan Telecopik pole (perpanjangan gagang), - Menunjukan dan menggunakan Lap Kering (dry cloth), - Menunjukan dan menggunakan window washer, - Menunjukan dan menggunakan window Squeegee, - Menunjukan dan menggunkann kanebo, - Menunjukan dan menggunkan beberapa lembar kain penutup debu, - Menunjukan dan

menggunakan Glass Scaraper (kape kaca)

- Menunjukan pekerjaan cara membersihkan kaca sesuai dengan prosedur/ urutan yang benar

- Menyimpan obat dan alat yang telah digunakan dalam

No 28 s/d no 39

(9)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 42

pekerjaan membersihkan kaca 4. Keterampilan Membersihk an kamar mandi 1. Menunjukan dan menggunakan obat yang digunakan dalam membersihkan kamar mandi 2. Menunjukan dan menggunakan alat yang digunakan dalam membersihkan kamar mandi 3. Menunjukan pekerjaan membersihkan toilet

- Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam membersihkan saniter - Meracik dan menggunakan

obat dalam membersihkan saniter

- Menggunakan Sikat WC (toilet bowl brush),

- Menggunakan plastic sampah 60 x 90 cm,

- Menggunakan sikat lantai, - Menggunakan dust span, - Menggunakan satu set

peralatan pengepelan sekali proses,

- Menggunakan sarung tangan karet (hand glove),

- Dapat mengerjakan / membersihkan urinal sesuai urutan pelaksanaan dengan benar

- Dapat mengerjakan/ membersihkan kloset sesuai urutan pelaksanaan dengan benar

- Dapat mengerjakan/ membersihkan dinding kamar mandi sesuai urutan pelaksanaan dengan benar - Dapat mengerjakan/

membersihkan lantai kamar mandi sesuai dengan urutan pelaksanaan dengan benar - Dapat merapihkan dan

menyimpan alat dan obat setelah dipakai No 40 Sd No 68 JUMLAH 68 soal

(10)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43

Setelah membuat kisi-kisi instrumen penulis membuat instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan keterampilan cleaning service sebelum pembelajaran magang dan sesudah magang. Instrumen tersebut dapat dilihat dalam lampiran 7.

2. Validasi Instrumen Penelitian

Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh

benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur.

Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran

psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil

pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau

memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.

Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas

isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan

validitas konstruk. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas

untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang

sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk.

Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistik melainkan analisis

rasional yaitu dengan melihat apakah butir-butirnya telah sesuai dengan batasan

domain ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah mengembangkan kisi-kisi

instrumen berdasarkan kajian lapangan dan study pendahuluan dengan perusahan

cleaning service maka untuk menentukan bahwa tes kinerja ini layak untuk

(11)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44

dan reliabel akan mendapatkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel

(Sugiyono 2007: 173).

Pada dasarnya untuk menguji validitas itu dibagi menjadi dua bagian

yaitu validitas internal dan validitas ekternal. Validitas internal menurut Sugiyono

(2007:174) adalah: ―bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teori)

telah mencerminkan apa yang diukur‖. Validitas internal harus memenuhi

contruck validty (validitas kontruksi) dan content validity (validitas isi).

Untuk pengujian validitas konstruksi menurut Sugiyono (2007: 174)

diperlukan dua tahap, yaitu:

1. Dapat digunakan pendapat beberapa ahli (judgment expert), dalam hal ini apakah instrumen yang disusun telah memenuhi sesuai dengan rancangan teori dan program yang telah disusun dan diharapakan dipenuhi oleh siswa. 2. Setelah pengujian para ahli selesai maka dilanjutkan dengan ujicoba instrumen. Setelah itu dianalisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam satu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.

a. Uji Ahli (Judgmen Expert), Setelah melakukan penilaian para ahli yang

dilakukan kepada tiga ahli, didapat, sebagai berikut:

1) DR Nia Sutisna, dosen Pendidikan Luar Biasa UPI Bandung, Jabatan Lektor

Kepala memberikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a) Penulisan bahasa Indonesia harus diperbaiki sesuai dengan koreksi.

b) Penulisan bahasa asing harus benar (dimiringkan), diperbaiki sesuai

dengan koreksi,

c) Instrumen harus terbagi menjadi empat bagian: keterampilan

(12)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45

Secara conten intrumen yang dikembangakan sudah sesuai dengan kisi-kisi.

2) Irine Puspita, S.Pd., M.Pd, guru SLB Negeri Subang, memberikan

pertimbangan-pertimbangan, sebagi beirikut:

a) Penggunaan tata bahasa harus dibenahi.

b) Ada beberapa kalimat perintah dalam unjuk kerja yang bermakna ganda,

perlu diperbaiki, sesuai dengan koreksi.

c) Semua kata bahasa asing ditulis miring.

3) Yudi Yulhaidir, Direktur PT Citra Serasi Purwakarta, memberikan

pertimbangan, secara conten intrumen yang dikembangan sudah sesuai

dengan kinerja keterampilan cleaning service.

Setelah mendapatkan kerangka instrumen penelitian kemudian, diadakan

uji coba instrumen penelitian kepada siswa SLB Negeri Subang yang didampingi

oleh tenaga ahli dari petugas Cleaning Service. Dari hasil uji coba dapat

digambarkan sebagai berikut

b. Uji Coba Instrumen Penelitian

Setelah uji coba instrumen dilakukan untuk melihat apakah instrumen

yang telah dibuat tersebut sesuai dengan kemampuan anak. Atau apakah

instrumen yang dibuat dapat dimengerti atau tidak oleh penilai. Apakah instrumen

yang dibuat perlu ditambah atau dikurangi, atau diganti. Ujicoba dilakukan

kepada siswa sebelum proses sosialisai magang dilakukan yaitu dilakukan di

(13)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 46

Dari hasil uji ahli Judgment Expert, dan uji coba instrumen maka dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Ahli dan Uji Coba Instrumen Penelitian

No Soal

Uraian

Kesalahan Perbaikan Keterangan 1, 2, 4, 5, 9, 10, 11, 14, 17, 18, 19, 20, 24, 32, 33, 34, 35, 38, 45, 48, 50,

Beberapa kata asing yang semestinya diketik miring seperti: furniture, bottle spaver, single bucket, mop set, loby duster, dustpan, scraper, telecoping pole, dry cloth, window squeeqe, toilet bowl brush, dust span, hand glove

Semua kata asing tersebut harus dicetak miring: furniture, bottle spaver, single bucket, mop set, loby

duster, dustpan,

scraper, telecoping

pole, dry cloth,

window squeeqe, toilet bowl brush, dust span, hand glove

Selain di cetak miring semua kata-kata asing tersebut perlu dijelaskan kepada siswa sehingga mereka mengerti tentang jenis dan penggunaannya. 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 25, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, Kata-kata yang mengandung dua indikator di rubah untuk tidak terjadi dua perintah yang ganda seperti: menunjukan dan menggunakan, Kata-kata dirubah menjadi satu indikator: menunjukan Perubahan ini supaya siswa menjadi pokus kepada aspek kinerja yang ingin dilihat oleh peneliti.

(14)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 47

39, 42, 23

Siswa menunjukan pekerjaan

memmbersihkan lantai sesuai dengan prosedur dengan benar

Dari uji coba dirubah : siswa menunjukan penggunaan jenis mesin poles (mesin pengepel basah) sesuai dengan

Dari uji coba : siswa mampu untuk menggunakan jenis mesin poles, sesuai dengan prosedurnya.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek atau obyek yang akan diteliti

Populasi dalam ilmu sosial adalah manusia dalam suatu masyarakat besar atau

jumlah populasi tersebut ada yang dapat ditetapkan secara pasti dan ada pula yang

tidak dapat ditetapkan secara pasti. Arikunto, (2006:130) menyatakan bahwa

populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah

sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh

siswa SMALB Negeri Subang yang mempunyai kriteria tertentu yang bisa

bekerja. Jumlah populsi yang terdapat di SLB Subang adalah berjumlah 20 siswa

SMALB C. Populasi dalam penelitian dibatasi dengan beberapa syarat:

1. Siswa SMALB yang termasuk tunagrahita

2. Tidak mengalami hambatan dalam motorik kasar maupun motorik halus

Sampel Penelitian adalah bagian dari populasi penelitian yang dipilih

sebagai wakil representatif dari keseluruhan untuk diteliti. Dalam penelitian ini

peneliti akan menggunakan sampel dengan sistem Simple random sampling

adalah suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel

(15)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 48

untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan teknik semacam itu maka

terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor

kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena

adanya pertimbangan subjektif dari peneliti.

Menurut Sugiyono (2009) untuk menentukan sampel penelitian

berdasarkan asumsi: ―makin besar tingkat kesalahan makin kecil sampel dari

jumlah populasi makin kecil tingkat kesalahan makin besar jumlah sampel yang

diperlukan‖. Berdasrkan pertimbangan sehingga maka ditentukan jumlah sampel

penelitian berjumlah 9.

Hal ini didasarkan kepada kesempatan yang diberikan perusahaan cleaning

service PT Citra Serasi.

Tabel 3.5

Daftar Sampel Penelitian

No Nama Tempat Tanggal Lahir Alamat

1. Gading Bimantoro Subang, 30-11-1995 Subang

2. Mumahad Agil Subang, 15-08-1995 Subang 3. Mohamad Anwar Karawang, 25-09-1995 Subang

4. Diki Revaldo Subang, 16-07—1995 Subang

5. Mohamad Rizki Bandung, 14-07-1995 Subang

6. Mohamad Satrio W Tangerang, 03-10-1996 Subnang

(16)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 49

8. Agung Budiawan Subang, 14-05-1993 Subang

9. Ervan Maulana Subang, 21-07-1991 Subang

E. Prosedur , Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan proses pembelajaran

cleaning service yang dilakukan dengan sistem magang kerja sama antara SLB

negeri Subang dengan PT Citra Serasi dengan proses yang bisa digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3.1

Proses Pengumpulan Data

Proses pengajuan Kerja sama dengan PT Citra Serasi dan koordinasi dengan Gedung

Pelatihan Pembekalan Keterampilan CS di SLBN Subang pada tgl 15 dan 16 Mei 2012

Proses magang

dilaksanakan dari tanggal 21 Mei s/d 1 Juni 2012 Pre test Buku Panduan Magang Buku Meteri Pembelajaran Keterampilan CS Post Test

Pengolahan data/

kesimpulan

kesimpulan

(17)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 50

Setelah mengadakan koordinasi dengan pihak perusahaan dan pemilik

gedung maka disepakati bahwa pembelajaran ini dilaksanakan selama dua minggu

dengan pembagian satu group siswa dalam pembelajaran hanya mengikutsertakan

dua sampai tiga orang jangan terlalu banyak sisiwa dalam satu group supaya

tidak mengganggu operasional di Bank BRI Cabang Subang maka disusun jadwal

pelasanaan sebagai berikut:

Tabel 3.6

Jadwal Magang di BRI Cabang Subang

No Hari Nama siswa

1. Senin 1. Gading 2. Muhamad Agil 2. Selasa 1. Muhamad Anwar 2. Diki Rivaldo 3. Rabu 1. Moh Rizki 2. Moh Satrio W 4. Kamis 1. Zamal 2. Agung Budiawan 5. Jumat 1. Ervan Maulana 2.

(18)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 51

Prosedur dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan tes. Tes menurut Suharsimi. A, (2009), adalah:

serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok.

Alat tes yang digunakan adalah tes kinerja menurut Suharsimi. A, (2009)

Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan

tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan pada alat-alat yang

diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu, bersimulasi, ataupun melakukan

pekerjaan yang sesungguhnya. Tes kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses,

produk, serta proses dan produk. Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang

kinerja atas bidang keterampilan tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang

peserta didik.

Unjuk kerja yang diukur adalah keterampilan cleaning service sebelum

pembelajaran magang dan sesudah pembelajaran pada 9 sampel siswa tunagrahita

(19)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 52

2. Tahap Pengumpulan Data

Setelah instrumen penelitian di validasi dan di uji cobakan maka peneliti

melakukan pengumpulan data dengan tes kinerja. Kinerja bisa dilihat dari hasil

kerja seseorang baik itu dilihat dari kualitas dan kuantitas dalam bekerja. Kualitas

akan berhubungan dengan hasil atau produk yang sesuai dengan standar

perusahaan. Kuantitas adalah berhubungan dengan banyak barang yang dihasilkan

untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produksi barang. Sedangkan kuantitas

yang berhubungan dengan jasa katepatan seseorang dalam memberikan pelayanan

sehingga dalam satu waktu seseorang akan menghasilkan pelayanan yang lebih

banya kepada orang atau area yang lebih luas dalam pekrjaan pekrjaan cleaning

service.

Untuk mengasilkan kinerja yang baik dalam bekerja diperlukan

kemampuan dalam bekerja (skill). Kemampuan diperoleh ketika seseorang

mempunyai pengetahuan tentang pekerjaannya kemudian dipoles dengan latihan

dan pengalaman.

Keterampilan cleaning service berhubungan dengan :

a. Pengenalan dan menggunankan obat yang akan digunakan dalam bekerja.

b. Pengenalan dan penggunaan alat-alat cleaning yang akan dipakai dalam

bekerja.

c. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

(20)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 53

Kinerja diukur dengan skor dengan kriteria yang ditentukan. Kinerja

keterampilan cleaning service ini dibatasi dengan kemampuan membersihkan

furniture, kemampuan membersihkan lantai, kemampuan membersihkan kaca dan

kemampuan membersihkan kamar mandi.

Tes kinerja diberikan dengan ketentuan sebagai berikut. Berikan tanda cek

lis (v) pada skor kinerja sesuai dengan kriteria yang ditunjukan, sebagai beikut:

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian Kinerja

Skor (4) apabila siswa dapat menunjukan:

 Prosedur dilaksanakan secara tepat

 Prosedur dilaksanakan secara terampil

 Hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan

 Pekerjaan dilaksanaan secara mandiri Skor ( 3 ) apabila siswa dapat menunjukan:

 Prosedur dilaksanakan secara tepat

 Prosedur dilaksanakan secara kurang terampil/ragu-ragu

 Hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan

 Pekerjaan dilaksanakan dengan petunjuk pembimbing Skor ( 2 )apabila siswa dapat menunjukan:

 Prosedur dilaksanakan secara tepat

 Prosedur dilaksanakan secara kurang terampil/ragu-ragu

 Hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan

 Pekerjaan dilaksanakan dengan bantuan penuh dari pembimbing Skor ( 1 ) apabila sisiwa siswa dapat menunjukan:

 Cara kerja tidak tepat

 Prosedur dilaksanakan secara kurang terampil/ragu-ragu

 Hasil tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan 3. Tahap Pengolahan Data

(21)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 54

Dalam tahap pengolahan ini data yang telah dikumpulkan kemudian

dilakukan pensekoran sesuai dengan kemampuan kinerja yang dimunculkan oleh

siswa dalam bekerja dalam pekerjaan ini sebelum pelaksanaan magang dan

sesudah pelaksanaan magang. Tahap pengolahan data ini duraian sebagai berukut:

a. Skor yang diperoleh kemudian diberikan kriteria dengan menggunakan

presentase dengan ketentuan sebagai beikut:

𝑃 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥100 %

Dengan kriterian kinerja :

76 - 100 = terampil

51 - 75 = cukup terampil

26 – 50 = kurang terampil

0 – 25 = tidak terampil

Selain kriteria untuk seluruh kinerja keterampilan cleaning service, juga

digambarkan kemampuan masing-masing komponen yang menjadi bagian

keterampilan yang diberikan pelajaran yaitu keterampilan membersihkan

furniture, lantai, kaca dan kamar mandi.

𝑃 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑥100 %

Dengan kriteria ini maka kita dapat menggolongkan kinerja siswa dalam

(22)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 55

pembelajaran dengan magang ini. Gambaran itu dapat dilihat baik kinerja

secara seluruh maupun dari sub komponen kinerja keterampilan yang

diberikan.

b. Tahap yang kedua, kita membuat interpertasi data berdasarkan skor

kemampuan yang telah dikumpulkan. Gambaran data tersebut dikelompokan

menjadi:

1) Gambaran data skor kinerja global dan persentase kinerja yang

dimunculkan dari keterampilan yang diberikan sebelum pembelajaran

magang dilaksanakan dipaparkan dalam bagan dan grafik skor

kemampuan pre test.

2) Gambaran data skor kinerja per komponen kinerja keterampilan yang

diunculkan siswa dan gambaran kemampuan persentase kinerja siswa

dalam keterampilan cleaning service sebelum pembelajaran magang (pre

test), dipaparkan dalam bentuk bagan dan grafik.

3) Gambaran data skor kinerja global dan persentase kinerja yang

dimunculkan dari keterampilan yang diberikan sesudah pembelajaran

magang dilaksanakan dipaparkan dalam bagan dan grafik skor

kemampuan post test.

4) Gambaran data skor kinerja per komponen kinerja keterampilan yang

diunculkan siswa dan gambaran kemampuan persentase kinerja siswa

dalam keterampilan cleaning service sesudah pembelajaran magang (post

(23)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 56

c. Mencari perbedaan skor kinerja keterampilan cleaning service antara sebelum

dan sesudah dengan menggunakan uji statitika non-parametrik yaitu Uji

Wilcoxon. Pada pengolahan dan analisis data, hipotesis dalam penelitian ini

akan dioleh dengan menggunakan uji pasang bertanda wilcoxon. Penggunaan

uji wilcoxon digunakan karena dapat digunakan dalam penelitian experimen

dengan jumlah sampel terbatas. Menurut Budi S., (2010, 229) menyatakan:

pengujian wilcoxon dapat digunakan dengan dua kelompok sampel kecil.

disamping itu uji wilcoxon tidak memerlukan uji normalitas. Uji wilcoxon ini

digunakan jika besar maupun arah perbedaan diperhatikan dalam menentukan

apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari satu

sampel atau sampel yang berhubungan. Uji Wilcoxon memberikan bisa

dipakai untuk menguji apakah pasangan data tersebut mempunyai bobot

perbedaan, bahkan bisa menunjukan bobot lebih besar antara dua diantara

pasangan data. Menurut Furqon (2008, 243) menyatakan bahwa: uji wilcoxon

dapat menunjukan anggota manakah dalam satu pasangan ―yang lebih besar

dari‖, yaitu yang menyatakan tanda perbedaan amatan dalam setiap pasangan. Prosedur pengujiannya adalah:

1) Menentukan hipotesis penelitian

Apakah skor kinerja sesudah (post) lebih baik atau mengalami

peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan skor sebelum (pre)

(24)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 57

membandingkan nilai sesudah (post test) dengan sebelum (pre test)

pembelajaran magang. Maka hipotesis statistiknya adalah:

Secara matematis hipotesis ditulis:

Ho = μA = μB, atau H1 = μA ≠ μB,

Atau dengan kata lain:

Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan keterampilan sebelum dan sesudah

pembelajaran magang

H1: terdapat perbedaan signifikan keterampilan sebelum dan sesudah

pembelajaran magang

Dengan kriteria:

Tolak Ho atau terima H1: diterima jika

𝑤

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤

𝑤

𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 2) Menentukan nilai test statistik melalui tahap-tahap sebagai berikut

a) Membuat setiap pasangan ditetapkan selisih bertanda (D), antara kedua

skornya.

b) Membuat ranking dari harga-harga (D), tanpa memperdulikan tnada,

untuk harga-harga D, yang sama rata-rata ranking yang sama.

c) Pemberian tanda positif (+) untuk selisih skor posistif dan pemberian

tanda negatif (-) untuk selisih skor negarif.

d) Menjumlahkan semua ranking bertanda (+) dan ranking bertanda negatif

(25)

Mohamad Sopyandireja, 2012

Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 58

e) Ambillah jumlah yang harga mutlaknya paling kecil dari urutan ranking

positif (+) mapun negatif (-) yang telah dijumlahkan. Harga mutlak

terkecil tersebut dinamakan T hitung

f) Membandingkan T hitung yang diperoleh dengan T tabel niai-nilai kritis

untuk uji wilcoxon (T tabel) yang akan digunakan untuk menguji

hipotesis.

Setelah data-data tersebut didapatkan kemudian kita membuat interpertasi

Gambar

Tabel   3.1  Desain  Experimen
Tabel   3.2  Prosedur Magang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maka diajukan beberapa saran, sebagai berikut : (1) hasil penelitian terbukti bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara manajemen

Dengan aplikasi ini data data tentang teman teman, keluarga dan kenalan, khususnya data teman teman 3 KA 07 Universitas Gunadarma dapat tersimpan dengan baik dan dapat dilihat

Porositas pada permukaan resin akrilik akibat dari penguapan monomer yang tidak bereaksi, serta polimer dengan berat molekul rendah, bila temperatur resin mencapai atau melebihi

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap parameter logam berat Timbal (Pb) pada sampel sedimen pada titik 1 – 5 diperoleh konsentrasi logam berat Timbal

Hipotesis awal yang mengatakan LIBOR tidak memengaruhi FD, G, T, dan GDP tidak ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan suku bunga internasional tidak

The results of this study show that (a) The Ability of Writing Recount Text of The Eighth Grade Students of MTs Darul Ulum Klepu Jepara in the Academic Year

Maka Pemohon sangat mengharapkan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi sebagai benteng terakhir serta sebagai penjaga konstitusi di Republik Indonesia untuk melindungi hak

Bapak dan Ibu dosen, seluruh staf dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan