Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian
experimen, yaitu melaksanakan pembelajaran vokasional terhadap anak
berkebutuhan khusus tunagrahita ringan jenjang SMALB di SLB Negeri Subang.
Metode pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran dengan
magang yaitu siswa belajar langsung di tempat bekerja. Untuk mencoba apakah
pembelajaran dengan magang ini dapat meningkatkan kinerja keterampilan
cleaning service? Dalam pelaksanaan kegiatan magang keterampilan cleaning service di SLB Negeri Subang dan tempat BRI Cabang Subang disusun buku
panduan pelaksanaan (lampiran 2).
Pada akhir pembelajaran siswa ditest kemampuan bekerja dalam unjuk
kerja keterampilan cleaning service sesuai pekerjaan yang dilatihkan. Hasil dari
penilaian ini dapat dijadikan patokan dengan membandingkan tes sebelum dan
sesudah pembelajaran magang dilaksanakan. Apakah kinerja yang dimunculkan
oleh anak dapat meningkat secara sinifikan antara sebelum dan seudah
pembelajaran dilaksanakan.
Pada penelitian ini menggunakan menggunakan quasai ekperimental
desaign (metode ekperimen semu). Metode ini digunakan tanpa menggunakan
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 35
test-post test desaign. Skema one grouf pre test-post test desaign Sugiyono,
(2007: 111), digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Experimen
Kelompok Pre test Treatmen Post test
Ekperimen T1 X T2
Keterangan:
T1 : Tes awal kinerja anak tunagrahita dalam bekerja cleaning service
X : Pembelajaran cleaning service dengan sistem magang
T2 : Tes akhir kinerja anak tunagrahita dalam bekerja cleaning service
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan magang siswa terlebih
dahulu diberi pembekalan di sekolah yaitu diberikan pelatihan cleaning service,
oleh instruktur dari perusahan cleaning service. Sehingga ketika siswa akan terjun
ke perusahan siswa tersebut telah mempunyai bekal yang bisa dipakai dalam
bekerja. Kemudian peneliti akan melihat apakah siswa setelah melakukan magang
ini mempunyai peningkatan kemampuan keterampilan cleanining service yang
signifikan. Peningkatan kinerja ini diukur antara skor sebelum pelaksanaan dan
sesudah pelaksanaan magang.
Penelitian experimen yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian yang
bekerja sama dengan perusahaan cleaning service untuk melatih vokasional anak
luar biasa tunagrahita ringan yang ada di SMLB Negeri Subang. Proses
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 36
1. Study pendahuluan hal ini bertujuan untuk mempelajari tahapan-tahapan
tugas yang akan dilakukan seorang pekerja cleaning service, kemudian
membuat materi ajar yang akan diberikan kepada siswa, setelah itu
menentukan jenis pekerjaan yang akan dibatasi dengan beberapa
keterampilan yang dianggap mewakili seorang pekerja cleaning service,
menentukan alat tes kinerja dengan berdasarkan pekerjaan yang akan
diajarkan dengan magang tersebut, untuk menetukan tes kinerja ini bermutu
tentunya perlu mendapatkan validasi. Setelah semua perangkat penelitian ini
selesai dipersiapkan barulah penulis akan melajutkan kepada langka
selanjutnya.
2. Sebelum diberikan pembelajaran siswa diukur dahulu kemampuan kinerja
dalam pekerjaannya (pre test)
3. Setelah itu barulah melangkah kepada langkah selanjutnya yaitu siswa
diberikan terlebih dahulu pembekalan tentang tatacara/ prosedur yang akan
dilakukan siswa di tempat pekerjaannya. Pembekalan ini diberikan disekolah
dengan mendatangkan pelatih/ instruktur dari tim pekerja perusahaan
cleaning sevice.
4. Setelah diberikan pembekalan siswa dikirimkan ke lapangan pekerjaan di
perusahaan jasa cleaning service yang terdekat. Di lapangan siswa dibimbing penuh oleh pihak perusahaan dengan bimbingan langsung sambil bekerja di di proyek perusahaan cleaning service tersebut.
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 37
Tabel 3.2 Prosedur Magang
No Kegiatan Keterangan
1. Siswa diberikan pembelajaran pembekalan yang di sekolah dengan mendatangkan pelatih dari perusahaan
cleaning service.
SLBN Subang
2 Pelaksanaan magang di Perusahaan:
Diperkenalkan terlebih dahulu area magang/ di gedung BNI, BRI Cabang Subang.
3. Diperkenalkan tata-tertib yang berlaku untuk pegawai cleaning service
4. Diperkenalkan urutan kerja pegawai cleaning service 5. Dibimbing untuk mengolah/ meracik zat kimia yang
dipakai dalam kegiatan kerja cleaning service
6. Dibimbing bagaimana mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam tahapan menyapu, mengepel, membersihkan purniture, membersihkan kaca, membersihkan saniter.
Materi terlampir
7. Dibimbing terlebih dahulu bagaimana mengerjakan pekerjaan cleaning service dengan urutan yang benar
Materi terlampir 8. Dibimbing bagaimana merawat alat-alat yang telah
digunakan dengan benar
9. Siswa dibiasakan untuk bekerja sesuai dengan petunjuk, apabila terjadi kesalahan pembimbing bisa untuk mengoreksi pada waktu itu juga.
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 38
untuk perbaikan kerja pada hari berikutnya.
11. Siswa harus tunduk kepada peraturan dan tata tertib yang berlaku pada perusahaan cleaning service dan perusahaan pemakai jasa (yang mempunyai gedung)
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang digunakan
menjadi penyebab munculnya variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Pembelajaran Keterampilan dengan Sistem Magang.
Adalah sebagai proses belajar dimana seseorang memperoleh dan menguasai
suatu keterampilan tanpa dan atau dengan petunjuk orang yang sudah
terampil dalam pekerjaan itu. Proses belajar melalui magang terjadi dalam
bentuk belajar sambil bekerja. Menurut Anwar (2006: 78) dalam proses
pembelajaran magang: ―pemagang bukan hanya melihat dan mendengar teori
pekerjaan, tetapi juga harus melakukan pekerjaan secara langsung‖. Sehingga
dengan sistem magang ini diharapkan siswa mempunyai pengalaman
langsung dalam bekerja sebagai pegawai sebuah perusahaan clening service.
2. Variabel terikat adalah kemampuan keterampilan anak tunagrahita dalam
Clening Service. Indikator keterampilan yang akan ditunjukan adalah
meliputi: pengenalan alat dan obat yang digunakan dalam cleaning service,
pembersihan lantai, pembersihan purnitur, pembersihan kaca, dan
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 39
C. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Setelah melakukan studi dengan pendahuluan dan analisis terhadap
pekerjaan di perusahaan cleaning service, disusun kerangka intrumen penelitian
(kisi-kisi intrumen kenerja cleaning service. Kisi-kisi tersebut diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 3.3
KISI-KISI TES KINERJA
KETERAMPILAN CLEANING SERVICE
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item 1. Keterampilan Membersihk an Furniture 1. Menunjukan dan menggunakan obat-obat yang dipakai dalam
membersihkan debu di furniture.
2. Menunjukan dan menggunakan alat-alat yang dipakai dalam
membersihkan debu di furniture
- Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam membersihkan debu di urniture
- Meracik dan menggunakan obat yang akan dipakai sesuai dengan keperluan.
- Menunjukan cara Menggunakan lap bebas serat dalam membersihkan debu di furniture. - Menunjukan cara Menggunakan Bottle spraver dalam No 1 s/d 10
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40
membersihkan debu di piurniture
- Menunjukan urutan pekerjaan membersihkan furniture dengan benar
2. Membersihk an Lantai
1. Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam pembersihan lantai neutral cleaner.
2. Menggunakan alat-alat yang digunakan dalam
membersihkan lantai
3. Melaksanakan pekerjaan
membersihkan lantai
- Menunjukan obat yang digunakan dalam membersihkan lantai
- Menunjukan meracik obat yang digunakan dalam membersihkan lantai - Menunujukan dan menggunakan single bucket, - Menunjukan dan menggunakan tapas, - Menunjukan dan menggunakan kape, - Menunjukan dan menggunakan mop set, - Menunjukan dan
menggunakan Satu buah rubber hand Loby duster, - Menunjukan dan menggunkan Dustpan, - Menunjukan dan menggunakan Scrapper, - Menunjukan dan menggunakan Sapu - Menunjukan dan menggunakan Tempat sampah, - Menunjukan pekerjaan membersihkan lantai dengan menggunakan sapu sesuai dengan prosedur. - Menunjukan pekerjaan
No 11 s/d 27
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 41
membersihkan lantai dengan menggunakan loby duster sesuai dengan prosedur.
- Menunjukan pekerjaan mengepel lantai sesuai dengan urutan dan prosedur yang benar 3. Keterampilan Membersihk an Kaca 1. Menunjukan dan menggunakan obat yang digunakan dalam membersihkan kaca 2. Menunjukan dan menggunakan alat yang digunakan dalam membersihkan kaca 3. Melaksanakan urutan pekerjaan membersihkan kaca
- Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam membersihkan kaca
- Meracik dan menggunakan obat dalam membersihkan kaca - Menujukan dan menggunakan Ember, - Menunjukan dan menggunakan Telecopik pole (perpanjangan gagang), - Menunjukan dan menggunakan Lap Kering (dry cloth), - Menunjukan dan menggunakan window washer, - Menunjukan dan menggunakan window Squeegee, - Menunjukan dan menggunkann kanebo, - Menunjukan dan menggunkan beberapa lembar kain penutup debu, - Menunjukan dan
menggunakan Glass Scaraper (kape kaca)
- Menunjukan pekerjaan cara membersihkan kaca sesuai dengan prosedur/ urutan yang benar
- Menyimpan obat dan alat yang telah digunakan dalam
No 28 s/d no 39
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 42
pekerjaan membersihkan kaca 4. Keterampilan Membersihk an kamar mandi 1. Menunjukan dan menggunakan obat yang digunakan dalam membersihkan kamar mandi 2. Menunjukan dan menggunakan alat yang digunakan dalam membersihkan kamar mandi 3. Menunjukan pekerjaan membersihkan toilet
- Menunjukan obat-obat yang digunakan dalam membersihkan saniter - Meracik dan menggunakan
obat dalam membersihkan saniter
- Menggunakan Sikat WC (toilet bowl brush),
- Menggunakan plastic sampah 60 x 90 cm,
- Menggunakan sikat lantai, - Menggunakan dust span, - Menggunakan satu set
peralatan pengepelan sekali proses,
- Menggunakan sarung tangan karet (hand glove),
- Dapat mengerjakan / membersihkan urinal sesuai urutan pelaksanaan dengan benar
- Dapat mengerjakan/ membersihkan kloset sesuai urutan pelaksanaan dengan benar
- Dapat mengerjakan/ membersihkan dinding kamar mandi sesuai urutan pelaksanaan dengan benar - Dapat mengerjakan/
membersihkan lantai kamar mandi sesuai dengan urutan pelaksanaan dengan benar - Dapat merapihkan dan
menyimpan alat dan obat setelah dipakai No 40 Sd No 68 JUMLAH 68 soal
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43
Setelah membuat kisi-kisi instrumen penulis membuat instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan keterampilan cleaning service sebelum pembelajaran magang dan sesudah magang. Instrumen tersebut dapat dilihat dalam lampiran 7.
2. Validasi Instrumen Penelitian
Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh
benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur.
Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran
psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil
pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau
memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.
Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas
isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan
validitas konstruk. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas
untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang
sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk.
Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistik melainkan analisis
rasional yaitu dengan melihat apakah butir-butirnya telah sesuai dengan batasan
domain ukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah mengembangkan kisi-kisi
instrumen berdasarkan kajian lapangan dan study pendahuluan dengan perusahan
cleaning service maka untuk menentukan bahwa tes kinerja ini layak untuk
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44
dan reliabel akan mendapatkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel
(Sugiyono 2007: 173).
Pada dasarnya untuk menguji validitas itu dibagi menjadi dua bagian
yaitu validitas internal dan validitas ekternal. Validitas internal menurut Sugiyono
(2007:174) adalah: ―bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teori)
telah mencerminkan apa yang diukur‖. Validitas internal harus memenuhi
contruck validty (validitas kontruksi) dan content validity (validitas isi).
Untuk pengujian validitas konstruksi menurut Sugiyono (2007: 174)
diperlukan dua tahap, yaitu:
1. Dapat digunakan pendapat beberapa ahli (judgment expert), dalam hal ini apakah instrumen yang disusun telah memenuhi sesuai dengan rancangan teori dan program yang telah disusun dan diharapakan dipenuhi oleh siswa. 2. Setelah pengujian para ahli selesai maka dilanjutkan dengan ujicoba instrumen. Setelah itu dianalisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam satu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
a. Uji Ahli (Judgmen Expert), Setelah melakukan penilaian para ahli yang
dilakukan kepada tiga ahli, didapat, sebagai berikut:
1) DR Nia Sutisna, dosen Pendidikan Luar Biasa UPI Bandung, Jabatan Lektor
Kepala memberikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a) Penulisan bahasa Indonesia harus diperbaiki sesuai dengan koreksi.
b) Penulisan bahasa asing harus benar (dimiringkan), diperbaiki sesuai
dengan koreksi,
c) Instrumen harus terbagi menjadi empat bagian: keterampilan
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45
Secara conten intrumen yang dikembangakan sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Irine Puspita, S.Pd., M.Pd, guru SLB Negeri Subang, memberikan
pertimbangan-pertimbangan, sebagi beirikut:
a) Penggunaan tata bahasa harus dibenahi.
b) Ada beberapa kalimat perintah dalam unjuk kerja yang bermakna ganda,
perlu diperbaiki, sesuai dengan koreksi.
c) Semua kata bahasa asing ditulis miring.
3) Yudi Yulhaidir, Direktur PT Citra Serasi Purwakarta, memberikan
pertimbangan, secara conten intrumen yang dikembangan sudah sesuai
dengan kinerja keterampilan cleaning service.
Setelah mendapatkan kerangka instrumen penelitian kemudian, diadakan
uji coba instrumen penelitian kepada siswa SLB Negeri Subang yang didampingi
oleh tenaga ahli dari petugas Cleaning Service. Dari hasil uji coba dapat
digambarkan sebagai berikut
b. Uji Coba Instrumen Penelitian
Setelah uji coba instrumen dilakukan untuk melihat apakah instrumen
yang telah dibuat tersebut sesuai dengan kemampuan anak. Atau apakah
instrumen yang dibuat dapat dimengerti atau tidak oleh penilai. Apakah instrumen
yang dibuat perlu ditambah atau dikurangi, atau diganti. Ujicoba dilakukan
kepada siswa sebelum proses sosialisai magang dilakukan yaitu dilakukan di
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 46
Dari hasil uji ahli Judgment Expert, dan uji coba instrumen maka dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Ahli dan Uji Coba Instrumen Penelitian
No Soal
Uraian
Kesalahan Perbaikan Keterangan 1, 2, 4, 5, 9, 10, 11, 14, 17, 18, 19, 20, 24, 32, 33, 34, 35, 38, 45, 48, 50,
Beberapa kata asing yang semestinya diketik miring seperti: furniture, bottle spaver, single bucket, mop set, loby duster, dustpan, scraper, telecoping pole, dry cloth, window squeeqe, toilet bowl brush, dust span, hand glove
Semua kata asing tersebut harus dicetak miring: furniture, bottle spaver, single bucket, mop set, loby
duster, dustpan,
scraper, telecoping
pole, dry cloth,
window squeeqe, toilet bowl brush, dust span, hand glove
Selain di cetak miring semua kata-kata asing tersebut perlu dijelaskan kepada siswa sehingga mereka mengerti tentang jenis dan penggunaannya. 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 25, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, Kata-kata yang mengandung dua indikator di rubah untuk tidak terjadi dua perintah yang ganda seperti: menunjukan dan menggunakan, Kata-kata dirubah menjadi satu indikator: menunjukan Perubahan ini supaya siswa menjadi pokus kepada aspek kinerja yang ingin dilihat oleh peneliti.
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 47
39, 42, 23
Siswa menunjukan pekerjaan
memmbersihkan lantai sesuai dengan prosedur dengan benar
Dari uji coba dirubah : siswa menunjukan penggunaan jenis mesin poles (mesin pengepel basah) sesuai dengan
Dari uji coba : siswa mampu untuk menggunakan jenis mesin poles, sesuai dengan prosedurnya.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek atau obyek yang akan diteliti
Populasi dalam ilmu sosial adalah manusia dalam suatu masyarakat besar atau
jumlah populasi tersebut ada yang dapat ditetapkan secara pasti dan ada pula yang
tidak dapat ditetapkan secara pasti. Arikunto, (2006:130) menyatakan bahwa
populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa SMALB Negeri Subang yang mempunyai kriteria tertentu yang bisa
bekerja. Jumlah populsi yang terdapat di SLB Subang adalah berjumlah 20 siswa
SMALB C. Populasi dalam penelitian dibatasi dengan beberapa syarat:
1. Siswa SMALB yang termasuk tunagrahita
2. Tidak mengalami hambatan dalam motorik kasar maupun motorik halus
Sampel Penelitian adalah bagian dari populasi penelitian yang dipilih
sebagai wakil representatif dari keseluruhan untuk diteliti. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan sampel dengan sistem Simple random sampling
adalah suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 48
untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan teknik semacam itu maka
terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor
kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena
adanya pertimbangan subjektif dari peneliti.
Menurut Sugiyono (2009) untuk menentukan sampel penelitian
berdasarkan asumsi: ―makin besar tingkat kesalahan makin kecil sampel dari
jumlah populasi makin kecil tingkat kesalahan makin besar jumlah sampel yang
diperlukan‖. Berdasrkan pertimbangan sehingga maka ditentukan jumlah sampel
penelitian berjumlah 9.
Hal ini didasarkan kepada kesempatan yang diberikan perusahaan cleaning
service PT Citra Serasi.
Tabel 3.5
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Tempat Tanggal Lahir Alamat
1. Gading Bimantoro Subang, 30-11-1995 Subang
2. Mumahad Agil Subang, 15-08-1995 Subang 3. Mohamad Anwar Karawang, 25-09-1995 Subang
4. Diki Revaldo Subang, 16-07—1995 Subang
5. Mohamad Rizki Bandung, 14-07-1995 Subang
6. Mohamad Satrio W Tangerang, 03-10-1996 Subnang
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 49
8. Agung Budiawan Subang, 14-05-1993 Subang
9. Ervan Maulana Subang, 21-07-1991 Subang
E. Prosedur , Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan proses pembelajaran
cleaning service yang dilakukan dengan sistem magang kerja sama antara SLB
negeri Subang dengan PT Citra Serasi dengan proses yang bisa digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Proses Pengumpulan Data
Proses pengajuan Kerja sama dengan PT Citra Serasi dan koordinasi dengan Gedung
Pelatihan Pembekalan Keterampilan CS di SLBN Subang pada tgl 15 dan 16 Mei 2012
Proses magang
dilaksanakan dari tanggal 21 Mei s/d 1 Juni 2012 Pre test Buku Panduan Magang Buku Meteri Pembelajaran Keterampilan CS Post Test
Pengolahan data/
kesimpulan
kesimpulan
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 50
Setelah mengadakan koordinasi dengan pihak perusahaan dan pemilik
gedung maka disepakati bahwa pembelajaran ini dilaksanakan selama dua minggu
dengan pembagian satu group siswa dalam pembelajaran hanya mengikutsertakan
dua sampai tiga orang jangan terlalu banyak sisiwa dalam satu group supaya
tidak mengganggu operasional di Bank BRI Cabang Subang maka disusun jadwal
pelasanaan sebagai berikut:
Tabel 3.6
Jadwal Magang di BRI Cabang Subang
No Hari Nama siswa
1. Senin 1. Gading 2. Muhamad Agil 2. Selasa 1. Muhamad Anwar 2. Diki Rivaldo 3. Rabu 1. Moh Rizki 2. Moh Satrio W 4. Kamis 1. Zamal 2. Agung Budiawan 5. Jumat 1. Ervan Maulana 2.
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 51
Prosedur dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan tes. Tes menurut Suharsimi. A, (2009), adalah:
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Alat tes yang digunakan adalah tes kinerja menurut Suharsimi. A, (2009)
Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan
tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan pada alat-alat yang
diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu, bersimulasi, ataupun melakukan
pekerjaan yang sesungguhnya. Tes kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses,
produk, serta proses dan produk. Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang
kinerja atas bidang keterampilan tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang
peserta didik.
Unjuk kerja yang diukur adalah keterampilan cleaning service sebelum
pembelajaran magang dan sesudah pembelajaran pada 9 sampel siswa tunagrahita
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 52
2. Tahap Pengumpulan Data
Setelah instrumen penelitian di validasi dan di uji cobakan maka peneliti
melakukan pengumpulan data dengan tes kinerja. Kinerja bisa dilihat dari hasil
kerja seseorang baik itu dilihat dari kualitas dan kuantitas dalam bekerja. Kualitas
akan berhubungan dengan hasil atau produk yang sesuai dengan standar
perusahaan. Kuantitas adalah berhubungan dengan banyak barang yang dihasilkan
untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produksi barang. Sedangkan kuantitas
yang berhubungan dengan jasa katepatan seseorang dalam memberikan pelayanan
sehingga dalam satu waktu seseorang akan menghasilkan pelayanan yang lebih
banya kepada orang atau area yang lebih luas dalam pekrjaan pekrjaan cleaning
service.
Untuk mengasilkan kinerja yang baik dalam bekerja diperlukan
kemampuan dalam bekerja (skill). Kemampuan diperoleh ketika seseorang
mempunyai pengetahuan tentang pekerjaannya kemudian dipoles dengan latihan
dan pengalaman.
Keterampilan cleaning service berhubungan dengan :
a. Pengenalan dan menggunankan obat yang akan digunakan dalam bekerja.
b. Pengenalan dan penggunaan alat-alat cleaning yang akan dipakai dalam
bekerja.
c. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 53
Kinerja diukur dengan skor dengan kriteria yang ditentukan. Kinerja
keterampilan cleaning service ini dibatasi dengan kemampuan membersihkan
furniture, kemampuan membersihkan lantai, kemampuan membersihkan kaca dan
kemampuan membersihkan kamar mandi.
Tes kinerja diberikan dengan ketentuan sebagai berikut. Berikan tanda cek
lis (v) pada skor kinerja sesuai dengan kriteria yang ditunjukan, sebagai beikut:
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian Kinerja
Skor (4) apabila siswa dapat menunjukan:
Prosedur dilaksanakan secara tepat
Prosedur dilaksanakan secara terampil
Hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan
Pekerjaan dilaksanaan secara mandiri Skor ( 3 ) apabila siswa dapat menunjukan:
Prosedur dilaksanakan secara tepat
Prosedur dilaksanakan secara kurang terampil/ragu-ragu
Hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan
Pekerjaan dilaksanakan dengan petunjuk pembimbing Skor ( 2 )apabila siswa dapat menunjukan:
Prosedur dilaksanakan secara tepat
Prosedur dilaksanakan secara kurang terampil/ragu-ragu
Hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan
Pekerjaan dilaksanakan dengan bantuan penuh dari pembimbing Skor ( 1 ) apabila sisiwa siswa dapat menunjukan:
Cara kerja tidak tepat
Prosedur dilaksanakan secara kurang terampil/ragu-ragu
Hasil tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan 3. Tahap Pengolahan Data
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 54
Dalam tahap pengolahan ini data yang telah dikumpulkan kemudian
dilakukan pensekoran sesuai dengan kemampuan kinerja yang dimunculkan oleh
siswa dalam bekerja dalam pekerjaan ini sebelum pelaksanaan magang dan
sesudah pelaksanaan magang. Tahap pengolahan data ini duraian sebagai berukut:
a. Skor yang diperoleh kemudian diberikan kriteria dengan menggunakan
presentase dengan ketentuan sebagai beikut:
𝑃 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥100 %
Dengan kriterian kinerja :
76 - 100 = terampil
51 - 75 = cukup terampil
26 – 50 = kurang terampil
0 – 25 = tidak terampil
Selain kriteria untuk seluruh kinerja keterampilan cleaning service, juga
digambarkan kemampuan masing-masing komponen yang menjadi bagian
keterampilan yang diberikan pelajaran yaitu keterampilan membersihkan
furniture, lantai, kaca dan kamar mandi.
𝑃 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑏 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑥100 %
Dengan kriteria ini maka kita dapat menggolongkan kinerja siswa dalam
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 55
pembelajaran dengan magang ini. Gambaran itu dapat dilihat baik kinerja
secara seluruh maupun dari sub komponen kinerja keterampilan yang
diberikan.
b. Tahap yang kedua, kita membuat interpertasi data berdasarkan skor
kemampuan yang telah dikumpulkan. Gambaran data tersebut dikelompokan
menjadi:
1) Gambaran data skor kinerja global dan persentase kinerja yang
dimunculkan dari keterampilan yang diberikan sebelum pembelajaran
magang dilaksanakan dipaparkan dalam bagan dan grafik skor
kemampuan pre test.
2) Gambaran data skor kinerja per komponen kinerja keterampilan yang
diunculkan siswa dan gambaran kemampuan persentase kinerja siswa
dalam keterampilan cleaning service sebelum pembelajaran magang (pre
test), dipaparkan dalam bentuk bagan dan grafik.
3) Gambaran data skor kinerja global dan persentase kinerja yang
dimunculkan dari keterampilan yang diberikan sesudah pembelajaran
magang dilaksanakan dipaparkan dalam bagan dan grafik skor
kemampuan post test.
4) Gambaran data skor kinerja per komponen kinerja keterampilan yang
diunculkan siswa dan gambaran kemampuan persentase kinerja siswa
dalam keterampilan cleaning service sesudah pembelajaran magang (post
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 56
c. Mencari perbedaan skor kinerja keterampilan cleaning service antara sebelum
dan sesudah dengan menggunakan uji statitika non-parametrik yaitu Uji
Wilcoxon. Pada pengolahan dan analisis data, hipotesis dalam penelitian ini
akan dioleh dengan menggunakan uji pasang bertanda wilcoxon. Penggunaan
uji wilcoxon digunakan karena dapat digunakan dalam penelitian experimen
dengan jumlah sampel terbatas. Menurut Budi S., (2010, 229) menyatakan:
pengujian wilcoxon dapat digunakan dengan dua kelompok sampel kecil.
disamping itu uji wilcoxon tidak memerlukan uji normalitas. Uji wilcoxon ini
digunakan jika besar maupun arah perbedaan diperhatikan dalam menentukan
apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari satu
sampel atau sampel yang berhubungan. Uji Wilcoxon memberikan bisa
dipakai untuk menguji apakah pasangan data tersebut mempunyai bobot
perbedaan, bahkan bisa menunjukan bobot lebih besar antara dua diantara
pasangan data. Menurut Furqon (2008, 243) menyatakan bahwa: uji wilcoxon
dapat menunjukan anggota manakah dalam satu pasangan ―yang lebih besar
dari‖, yaitu yang menyatakan tanda perbedaan amatan dalam setiap pasangan. Prosedur pengujiannya adalah:
1) Menentukan hipotesis penelitian
Apakah skor kinerja sesudah (post) lebih baik atau mengalami
peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan skor sebelum (pre)
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 57
membandingkan nilai sesudah (post test) dengan sebelum (pre test)
pembelajaran magang. Maka hipotesis statistiknya adalah:
Secara matematis hipotesis ditulis:
Ho = μA = μB, atau H1 = μA ≠ μB,
Atau dengan kata lain:
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan keterampilan sebelum dan sesudah
pembelajaran magang
H1: terdapat perbedaan signifikan keterampilan sebelum dan sesudah
pembelajaran magang
Dengan kriteria:
Tolak Ho atau terima H1: diterima jika
𝑤
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤𝑤
𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 2) Menentukan nilai test statistik melalui tahap-tahap sebagai berikuta) Membuat setiap pasangan ditetapkan selisih bertanda (D), antara kedua
skornya.
b) Membuat ranking dari harga-harga (D), tanpa memperdulikan tnada,
untuk harga-harga D, yang sama rata-rata ranking yang sama.
c) Pemberian tanda positif (+) untuk selisih skor posistif dan pemberian
tanda negatif (-) untuk selisih skor negarif.
d) Menjumlahkan semua ranking bertanda (+) dan ranking bertanda negatif
Mohamad Sopyandireja, 2012
Pembelajaran Dengan Sistem Magang Untuk Meningkatkan Keterampilan Cleaning Service Pada Siswa Tunagrahita Di SMALB Negeri Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 58
e) Ambillah jumlah yang harga mutlaknya paling kecil dari urutan ranking
positif (+) mapun negatif (-) yang telah dijumlahkan. Harga mutlak
terkecil tersebut dinamakan T hitung
f) Membandingkan T hitung yang diperoleh dengan T tabel niai-nilai kritis
untuk uji wilcoxon (T tabel) yang akan digunakan untuk menguji
hipotesis.
Setelah data-data tersebut didapatkan kemudian kita membuat interpertasi