• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR-RI MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR-RI MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR-RI

MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2020 – 2021 TENTANG :

PENINGKATAN MUTU PESANTREN PADA ERA PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN TANGERANG

PROVINSI BANTEN

1 – 3 APRIL 2021

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR-RI Set_komisi8@dpr.go.id

(2)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

JADWAL DAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

3

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PROFIL SINGKAT KABUPATEN TANGERANG

7 9

BAB III PENINGKATAN MUTU PESANTREN PADA ERA PANDEMI COVID-19 BAB IV KEBIJAKAN KEMENTRIAN AGAMA-RI PADA ERA PANDEMI COVID-19 BAB V HASIL KUNJUNGAN KERJA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP DAFTAR PERTANYAAN

DOKUMENTASI KEGIATAN KUNSFIK KOMISI VIII DPR-RI

13 18 20 22 23 24 25

(3)

3

TIM KUNSFIK KOMISI VIII DPR-RI

KE KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN 1-3 APRIL 2021.

NOMOR

N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL

URUT ANGG

1. A-509 H. YANDRI SUSANTO, S.Pt KETUA TIM/KETUA KOMISI VIII PAN BANTEN II 2. A-003 H. MARWAN DASOPANG WAKIL KETUA KOMISI8 PKB SUMUT II

3. A-225 M. HASBI ASYIDIKI JAYABAYA

ANGGOTA PDIP BANTEN I

4. A-231 IGN. KESUMA KELAKAN, ST, M.Si

ANGGOTA PDIP BALI

5. A-260 H. ARWAN M. ARAS.T. S.Kom

ANGGOTA PDIP SULBAR

6. A-280 MOHAMMAD SALEH, SE

ANGGOTA PG BENGKULU

7. A-092 DR. H. JEFRY ROMDONNY, SE, S.Sos, M.Si, MM.

ANGGOTA GERINDRA JABAR IX

8. A-098 ABDUL WACHID ANGGOTA GERINDRA JATENG II 9. A-354 Hj. LISDA

HENDRAJONI, SE, MM, Tr

ANGGOTA NASDEM SUMBAR I

10. A-353 H. RUDI HARTONO BANGUN, SE, M.A.P

ANGGOTA NASDEM SUMUT III

11. A-564 IR.H. NANANG

SAMODRA, KA, M.Sc

ANGGOTA DEMOKRAT NTB II

12. A-034 Dra.Hj. ANISAH SYAKUR, M.Ag

ANGGOTA PKB JATIM II

(4)

4 14. - ACHMAD SOFIAN

BAHTIAR, S.Sos

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR-RI

15. - MARDIYANA SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR-RI

16. - RENO BULAN SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR-RI

17. - ANTON SYAFRIUNI, S.IP, M.IP

TENAGA AHLI KOMISI VIII DPR-RI

18. - RANGGA WIJAYA TV PARLEMEN

(5)

5 BAB. I. PENDAHULUAN

A. UMUM

Sesuai Tata Tertib Dalam DPR-RI No. 1 Tahun 2020, Komisi VIII DPR-RI telah membetuk tim dan melakukan kunjungan Kerja Spesifik Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2020 – 2021 ke Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Adapun tema kunjungan kerja spesifik adalah “Peningkatan Mutu Pesantren Pada Era Pandemi Covid – 19”.

Kunjungan kerja spesifik Komisi VIII DPR-RI dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan dengan agenda sebagai berikut :

Pertama, Memantau pelaksanaan penyaluran Bantuan Operasional (BOP) covid-19 tahun anggaran 2020 yang telah di salurkan oleh Kementrian Agama -RI di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten; apakah BOP pesantren berkorelasi positif terhadap peningkatan mutu pesantren yang tengah di landa pandemi covid-19. Apakah efektif dan efisien dalam penggunaanya. Apa saja yang menjadi kendala yang di hadapi selama ini. Termasuk meminta penjelasan terkait akurasi data penerima BOP covid-19 agar tepat sasaran dan tidak over lapping.

Kedua, Menjalin sinergitas antara Komisi VIII DPR-RI sebagai mitra kerja Kementrian Agama-RI dalam hal pembinaan pesantren yang terkena dampak covid-19. Kebijakan apa yang akan di tempuh sehingga mutu pesantren tetap terjaga.

Selain itu, Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR-RI diharapkan dapat melakukan fungsi pengawasan lainnya kepada pemerintah agar pesantren menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan terarah. Dan Bagaiman pola koordinasi Pemerintah Daerah dan jajarannya dalam menangani pandemi covid-19. B. DASAR KUNJUNGAN KERJA

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.

2. Undang - undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana telah diubah dalam Undang - undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang undang Nomor 17 tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2020 tentang Tata Tertib: a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR-RI;

(6)

6

c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi DPR-RI.

4. Keputusan rapat Internal Komisi VIII DPR-RI

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Dalam menjalankan tugasnya Komisi VIII DPR-RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Kabupaten Tangerang Provinsi Banten dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:

1. MAKSUD :

➢ Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang termasuk Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang digunakan untuk Program Bantuan Operasional (BOP) covid-19 tahun anggaran 2020 kepada Lembaga Pendidikan Islam seperti Pesantren, MDT dan LPQ/TPQ. Hal ini menjadi penting karena BOP pesantren di pergunakan dalam rangka peningkatan mutu pesantren dan mencegah pesantren menjadi cluster baru penyebaran covid-19.

➢ Melakukan komunikasi intensif antara RI khususnya Komisi VIII DPR-RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah dan lembaga – lembaga Pendidikan Islam lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan Bantuan Operasional (BOP) covid-19.

➢ Memperoleh informasi dan masukan tentang kebijakan mengenai Lembaga-lembaga Pendidikan Islam yang tidak mendapatkan Program Bantuan Operasional (BOP) covid-19 di Kabupaten Tangerang sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

2. TUJUAN :

✓ Mendapatkan masukan berupa data faktual tentang pelaksanaan Program Bantuan Operasional (BOP) covid 19 khususnya di wilayah Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

✓ Untuk mendiskusikan mengenai hambatan dan permasalahan dalam upaya peningkatan mutu pesantren pada era pandemi covid-19 di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

✓ Memperoleh penjelasan pola koordinasi mengenai penangan covid-19 di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

(7)

7 D. Objek dan Kegiatan Kunjungan

Tim Kunjungan Kerja akan melakukan Pertemuan dengan Bupati Tangerang, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama-RI, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Banten, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tangerang serta pihak terkait lainnya yang berkaitan dengan Peningkatan Mutu Pesantren Pada Era Pandemi Covid-19.

BAB. II. PROFILE SINGKAT KABUPATEN TANGERANG

Menurut cerita legenda setempat yang telah menjadi pengetahuan masyarakat Tangerang, nama daerah Tangerang berasal dari dua kosa kata atau bahasa setempat, atau lokasi yang berbentuk tugu dari kayu bambu atau tembok. Perang berarti perang, peperangan, pertempuran. Jadi Tangerang mempunyai arti tugu, batas pertempuran, tugu tersebut lazimnya oleh masyarakat disebut benteng atau batas daerah, wilayah yang dikuasai oleh Kesultanan Banten di sebelah sungai. Wilayah yang dikuasai Kompeni Belanda di sebelah timur Sungai Cisadane.

Sesungguhnya penduduk Tangerang dan Jakarta dahulu lebih mengenal Tangerang dengan sebutan Benteng dari pada istilah Tangerang untuk nama daerah Tangerang sekarang ini, walaupun berdasarkan sumber yang tidak otentik. Sedangkan istilah Tangerang sebagai nama daerah baru dikenal masyarakat luas sekitar tahun 1712 (Thohirruddin, 1971:22).

Pada akhir 1943, jumlah kabupaten di Jawa Barat mengalami perubahan, dari 18 menjadi 19 kabupaten. Hal ini disebabkan, pemerintah Jepang telah mengubah status Tangerang dari kewedanaan menjadi kabupaten. Perubahan status ini didasarkan pada dua hal; pertama, kota Jakarta ditetapkan sebagai Tokubetsusi (kota praja), dan kedua, pemerintah Kabupaten Jakarta dinilai tidak efektif membawahi Tangerang yang wilayahnya luas.

Atas dasar hal tersebut, Gunseikanbu mengeluarkan keputusan tanggal 9 November 1943 yang isinya: ”Menoeroet kepoetoesan Gunseikan tanggal 9 boelan 11 hoen syoowa 18 (2603) Osamu Sienaishi 1834 tentang pemindahan Djakarta Ken Yakusyo ke Tangerang, maka dipermakloemkan seperti di bawah ini: Pasal 1: Tangerang Ken Yakusyo bertempat di Kota Tangerang, Tangerang Son, Tangerang Gun, Tangerang Ken. Pasal 2: Nama Djakarta Ken diganti menjadi Tangerang Ken. Atoeran tambahan Oendang-Oendang ini dimulai diberlakukan tanggal27 boelan 12 tahoen Syouwa 18 (2603). Djakarta, tanggal 27 boelan 12 tahoen Syouwa 18 (2603). Djakarta Syuutyookan. Sejalan dengan keluarnya surat keputusan tersebut, Atik Soeardi yang menjabat sebagai pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat, Raden Pandu Suradiningrat, diangkat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944).

(8)

8

Semasa Bupati Kabupaten Tangerang dijabat, H. Tadjus Sobirin (1983-1988 dan 1988- 1993) bersama DPRD Kabupaten Tangerang pada masa itu, menetapkan hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943 (Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 1984 tanggal 25 Oktober 1984).

Seiring dengan pemekaran wilayah dengan terbentuknya pemerintah Kota Tangerang tanggal 27 Februari 1993 berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993, maka pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pindah ke Tigaraksa. Pemindahan ibukota ke Tigaraksa dinilai strategis, karena menggugah kembali cita-cita dan semangat para pendiri untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang bebas dari belenggu penjajahan (kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan) menuju masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera.

Saat ini, Kabupaten Tangerang di pimpin oleh Bapak Ahmed Zaki Iskandar, B.Bus., S.E., M.Si. Bupati Tangerang 2 periode yakni 2013—2018 dan 2018—2023. Ahmed Zaki Iskandar pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi Golkar periode 2009—2013.

Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan, 28 kelurahan, dan 246 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 2.619.803 jiwa dan luas wilayah 1.011,86 km² dengan kepadatan 2.589 jiwa/km².

Pondok pesantren yang ada di Tangerang cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah di Tangerang. Selain untuk memperdalam ilmu agama islam, pesantren di Kabupaten Tangerang juga menyediakan lembaga pendidikan formal untuk para santri dan masyarakat sekitar. Selain fasilitas yang lengkap, beragam kegiatan ekstrakurikuler juga disediakan untuk mengembangkan ketrampilan santri.

DATA PONDOK PESANTREN DI LINGKUNGAN SEKSI PD & PONTREN KANTOR KEMENAG KABUPATEN TANGERANG

NO KECAMATAN

JUMLAH

PESANTREN KIYAI/USTADZ SANTRI

1 Balaraja 40 35 3150

2 Cikupa 34 32 1467

3 Cisauk 3 4 80

4 Cisoka 75 65 3713

(9)

9 6 Gunung Kaler 39 39 1205 7 Jambe 51 48 1347 8 Jayanti 41 38 2110 9 Kelapa Dua 3 2 62 10 Kemiri 18 24 1538 11 Kosambi 17 10 632 12 Kresek 36 28 1672 13 Kronjo 41 13 1961 14 Legok 17 16 1012 15 Mauk 11 11 693 16 Mekar Baru 34 21 1029 17 Pagedangan 7 9 560 18 Pakuhaji 34 32 1714 19 Panongan 41 38 1059 20 Pasarkemis 25 13 325 21 Rajeg 43 30 1895 22 Sepatan 22 23 1455 23 Sepatan Timur 16 13 822 24 Sindang Jaya 32 27 1708 25 Solear 49 42 1985 26 Sukadiri 10 10 347 27 Sukamulya 38 22 1392 28 Teluknaga 43 36 3281 29 Tigaraksa 71 64 2115 911 775 40654

(10)

10

REKAP JUMLAH PENERIMA BOP PESANTREN KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2020

Bab. III. Peningkatan Mutu Pesantren Pada Era Pandemi Covid-19.

Dalam tradisi Pendidikan di Indonesia, Pesantren merupakan salah satu unsur Pendidikan selain Sekolah dan Madrasah. Pesantren telah menjadi pilihan masyarakat sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Demikian pula, pesantren adalah sebagai tempat pengkaderan ulama tempat pengajaran ilmu agama dan memelihara tradisi Islam. Pesantrena dalah lembaga pendidikan asli (indegenous) Indonesia, dengan ciri khasnya ada Kiai, Asrama, Masjid, Kitab Kuning dan Santri.

Secara nasional jumlah pesantren sebanyak 26.971lembaga, baik sebagai satuan pendidikan maupun pesantren yang mengelola satuan pendidikan. Jumlah santri di pesantren tersebut kurang lebih 37.006.069 santri (ditpdpontren.kemenag.go.id).

Pesantren sesuai dengan tipologinya, ada pesantren salaf atau salafiyah, pesantren khalaf dan kombinasi. Dalam penggunaan kurikulum, terdapat pesantren yang mengikuti kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seperti pesantren yang menyelenggarakan sekolah. Kedua, pesantren yang mengikuti kurikulum Kementerian Agama seperti pesantren yang menyelenggarakan madrasah. Ketiga, pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan basis kurikulum mandiri atau biasa dikenal dengan pesantren salaf atau salafiyah.

Kurikulum dan aktivitas pembelajaran di pesantren tentu berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan umum lainnya. Karena di pesantren lebih mengutamakan kegiatanya kepada Living Islam atau Islam yang hidup dan berkembang dalam lingkup dan budaya pesantren. Pembiasaan ini di lakukan secara kontinuitas dan di praktikkan oleh warga pesantren selama dua puluh empat jam. Tidak hanya tatap muka dan dilaogis tetapi juga dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

NO JENIS BANTUAN

JUMLAH BANTUAN JUMLAH

LEMBAGA SATUAN JUMLAH

1 DARING 442 Rp 15.000.000,00 Rp 6.630.000.000,00 2 BOP KECIL 15 Rp 25.000.000,00 Rp 375.000.000,00 SEDANG 3 Rp 40.000.000,00 Rp 120.000.000,00 BESAR 5 Rp 50.000.000,00 Rp 250.000.000,00 3 BOP MDT 50 Rp 10.000.000,00 Rp 500.000.000,00 4 BOP TPQ/LPQ 89 Rp 10.000.000,00 Rp 890.000.000,00 Rp 8.765.000.000,00

(11)

11

Dari sudut out-put atau lulusan pesantren, sudah banyak para tokoh dan bahkan pendiri bangsa yang terlahir dari pendidikan pesantren. Dua organisasi besar yang merepresentasikan umat Islam Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah adalah alumni pesantren. Dan untuk memperkuat pesantren sebagai sebuah entitas pendidikan yang baku telah lahir UU Pesantren (UU No. 18 Tahun 2019) dan Hari Santri (20 Oktober 2015). Hal ini membuktikan bahwa pesantren telah membawa peradaban umat Islam Indonesia tegak lurus dengan amanat UUD Negara Republik Indonesia 1945. Tidak hanya itu saja, pesantren telah merubah mind set atau cara pandang berpikir masyarakat bahwa selama ini pesantren kumuh dan kotor, namun perlahan tapi pasti pesantren telah berubah dan menyesuaikan kondisi dengan lembaga-lemabaga pendidikan umum lainnya. Sebut saja program Sanitren atau Program Sanitasi Berbasis Pesantren yang di gagas oleh Bupati Tangerang, Bapak Ahmed Zaki Iskandar. Program SANITREN ini merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dituangkan dalam RPJMD tahun 2019-2023. Program ini membangun fasilitas sanitasi di pondok pesantren berupa kamar mandi, toilet, tempat mencuci santri dan lainnya. Inilah arti penting mengapa pesantren hingga saat ini masih dan tetap akan bertahan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berlandaskan iman dan takwa.

Untuk mempertahankan bahkan menjaga pesantren agar tetap di percaya oleh masyarakat, sudah barang tentu ada program dan narasinya tersendiri. Bagaimana mempertahankan pesantren sebagai sebuah entitas pendidikan yang bernafaskan islam dari pada sekedar hanya memperbanyak pesantren tetapi tidak memperhatikan MUTU PENDIDIKAN pesantren itu sendiri. Oleh karenanya, inovasi dan kreatifitas dari pengasuh pesantren di tuntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan pemikiran dan gerakan agar pesantren dapat menyesuaikan dengan zamannya.

Dalam kacamata Pendidikan, Mutu merupakan suatu hasil dari kepuasan siswa maupun pendidik dari hasil belajar yang telah di capai melalui produk atau jasa yang diberikan. Semakin tinggi mutu yang didapatkan maka semakin tinggi pula kualitas yang dihasilkan begitu pula sebaliknya. Mutu dapat dihasilkan oleh lembaga pendidikan dengan menggunakan 4 usaha dasar diantaranya, pertama terciptanya situasi atau kondisi “menang-menang” (win-win solution) bukan situasi stakholders “kalah-menang” antara pihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan utamanya antara pimpinan dan staf lembaga. Kedua perlunya pengembangan motivasi intrinsik dari setiap orang yang terlibat pada proses pencapaian mutu yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna. Yang ketiga setiap pemimpin/pimpinan harus bisa membangun orientasi pada proses dan hasil jangka panjang yang konsisten dan terus menerus. Dan yang terakhir adalah pengembangan serta pembangunan kerjasama atau kerja tim yang terlibat pada proses pencapaian mutu tanpa adanya unsur persaingan yang bisa menjadi problem.

Selain keempat itu diperlukan juga paradigma baru yang bisa membantu dalam pencapaian kualitas mutu Pendidikan. Mutu pendidikan akan terselenggara jika difokuskan

(12)

12

pada paradigma baru yang mengandung empat pilar manajemen yaitu otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. Untuk meningkatkan kualitas mutu dibutuhkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Langkah dasar dalam peningkatan mutu dapat dilakukan melalui peningkatan manajemen organisasi pendidikan dan mutu pengelolaan sumber daya manusia terlebih dahulu. Selain itu, layanan pendidikan dalam suatu lembaga harus mengutamakan dan memprioritaskan kebutuhan dan harapan mutu pendidikan Era Revolusi 4.0 dan pada saat bersamaan muculnya wabah pandemi covid-19.

Peningkatan Mutu Pesantren pada era pandemi covid-19 merupakan suatu tantangan yang benar-benar memerlukan problem solving yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan bagi masyarakat luas. Mengharuskan para pendidik di pesantren untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan cara kerja serta menemukan metode atau cara baru dalam menghadapi era pandemi covid-19.

Covid-19 sendiri merupakan penyakit mematikan yang tingkat penyebarannya begitu cepat dan pesat. Penyakit ini berasal dari virus Corona yang secara langsung menyerang pada sistem pernafasan manusia yang kemudian mempengaruhi sistem imun yang bisa mengakibatkan penurunan drastis hingga kematian mendadak. Adapun pengendalian penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan meminimalisir kontak langsung dengan orang-orang yang terjangkit serta dengan orang-orang dengan sistem imun yang rendah yang lebih mudah atau rentan tertular. Menjaga jarak atau kontak fisik yang berpotensi dalam penularan suatu penyakit dikenal dengan istilah social and physical distancing, hal ini bisa mencegah penularan khususnya dikalangan yang rentan untuk tertular atau yang memiliki sistem imun yang lemah. Kalangan yang menjadi sasaran utama dalam artian yang mudah terjangkit adalah usia yang sudah paruh baya atau juga di atas usia 30 tahun.

Di tengah pandemi Covid-19 ini sektor pendidikan termasuk pesantren mengalami disrupsi hebat yang mengakibatkan peran ustadz (guru) menjadi lebih berat. Pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka secara langsung kini terbatas oleh jarak dan tempat, segala aktivitas dilakukan secara daring atau via online. Sesuai dengan surat edaran pemerintah demi mencegah penyebaran wabah Covid-19 maka sistem pembelajaran yang awalnya tatap muka secara langsung kini di alihkan pada pembelajaran jarak jauh atau daring (via online). Melihat surat edaran yang dikatakan di atas membuat semua aktivitas pendidikan dapat di akses secara mudah melalui internet. Berdasarkan hal ini maka secara tidak langsung memberikan warna baru bagi sektor dalam dunia pendidikan. Pada pelaksanaan sistem daring membutuhkan perangkat atau alat tersendiri dalam proses pelaksanaan pembelajaran via online membutuhkan dukungan dari beberapa perangkat mobile seperti smartphone, laptop, gadget/tablet, yang dapat mengakses informasi dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran sistem daring (online) adalah suatu sistem pembelajaran yang menggunakan jaringan atau sistem internet sebagai alat penyambung dengan

(13)

13

aksesibilitas, fleksibilitas, dan konektivitas, serta kemampuan untuk mengakses atau menjangkau interaksi pembelajaran lainnya. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran tersendiri di tengah masyarakat khususnya para tenaga pendidik jika segala sesuatu mampu dilakukan dan diselesaikan dengan mudah oleh alat elektronik maka akan membuat peran guru menurun dan tidak efektif seolah peran guru dapat digantikan oleh alat elektronik dan sebagainya. Mengacu pada kekhawatiran tersebut menuntut dan mengharuskan guru untuk lebih adaptif menghadapi situasi seperti ini dengan sering meng-up to date- informasi dan wawasannya serta mengikuti perkembangan teknologi dalam penerapan pola pembelajaran. Terlebih di era 4.0 yang menjadi awal dari babak baru dalam Mutu Pendidikan Era Revolusi 4.0.

Apakah dengan model sistem pembelajaran daring yang berbasiskan pada perangkat elektronik karena adanya pandemi covid-19 MUTU PESANTREN akan tetap bertahan ?. Bagaimana dengan langkah-langkah pengelola pesantren dalam mengantisipasi kejadian yang luar biasa ini agar pesantren tetap survive?. Pertanyaan-pertanyaan kritis ini membutuhkan jawaban yang realistik bagi pengelola pesantren. Bukankah kita juga akan miris jika nantinya semua aktifitas pekerjaan akan tergantikan dengan oleh mesin.

Namun pada era ini yang menjadi kekhawatiran terbesar dalam dunia pendidikan jika adaptasi teknologi dan informasi benar-benar diterapkan adalah hilangnya nilai-nilai ilahiyah maupun insaniyah yang terkandung dalam jiwa manusia di mana jika pendidikan diartikan sebagai Free value sector yang justru akan melahirkan mindset pada manusia (guru/ustadz/kyai) sebagai robot yang menjadikan teknologi sebagai dewa hingga memperbudak manusia itu sendiri mengakibatkan hilangnya nilai-nilai dasar pendidikan pada diri manusia. Sejarah telah mengatakan bahwa pertama kali standar hidup rakyat bisa mengalami proses perubahan yang bertahap dan berkelanjutan baik dari segi pertumbuhan, perekonomian dan sebagainya. Yang terjadi di era revolusi industri 4.0 ini sudah membuka mata para masyarakat termasuk para pengelola pendidikan termasuk pesantren bahwa kekhawatiran yang selama ini di takutkan sudah benar terjadi di tengah wabah covid-19. Bukti nyata telah terlihat membuat para pengelola pesantren harus kembali mencari cara bagaimana beradaptasi serta menghadapi tantangan era revolusi 4.0 di tengah pandemi covid-19 yang semakin sulit dan rumit.

Kemudian, apa yang sangat dibutuhkan untuk menunjang Mutu Pendidikan Era Revolusi 4.0 di tengah pandemi covid-19 ?. Langkah-langkah seperti apakah agar kualitas Mutu Pesantren bisa terjaga. Karena semakin bagus produk yang di buat maka semakin baik pula hasil yang bisa di dapatkan dan begitupula sebaliknya. Di sinilah arti penting peran ustadz/kyai dan guru dalam pembelajaran secara daring yang dapat mengurangi interaksi langsung antara pengasuh dan santri menjadi kurang efektif. Kemudian biasakan anak untuk belajar daring (e- learning, e- library, e- book dst agar literasi digitalnya mumpuni di era digital saat ini.

Kendati demikian peran ustadz/kyai atau guru tak luput dari proses belajar siswa di rumah, dengan bantuan serta kerjasama orang tua mampu menjadi benang merah bagi

(14)

14

siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran. Orang tua menjadi guru bagi anak selama di rumah dapat menerapkan persepsi konseptual emapat (4) pilar pembelajaran yang di gagas oleh UNESCO yaitu: Learning to know, Learning to do, Learning to live together, and learning to be sebagai acuan yang dapat membantu orang tua dalam mendampingi anak selama proses belajar di rumah tanpa mengganggu kurikulum yang ada di pesantren atau sekolah dan madrasah dengan membangun komunikasi dan kerjasama dengan ustadz/kyai dan guru.

Bab. IV. Kebijakan Kementrian Agama-RI Pada Era Pandemi Covid-19.

Secara umum pembelajaran pada saat pandemi covid-19 mengacu pada surat keputusan bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021di Masa pandemi covid-19. Semua satuan pendidikan baik sekolah, madrasah, pesantren dan perguruan tinggi memiliki acuan umum penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi covid-19. Pesantren yang berada dalam pembinaan organisasi Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, dan Hidyatullah mengikuti kebijakan-kebijakan organisasi dengan tidak melanggar ketentuan umum. Pesantren harus berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk menentukan kebijakan membuka pembelajaran kembali di masa pandemi covid-19.

Kementerian Agama-RI telah menyiapkan sejumlah anggaran dan kebijakan untuk membantu penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Anggaran yang di siapkan oleh Kementrian Agama-RI tahun anggaran 2020 adalah sebesar Rp. 2.599.015.000.000,- (Dua Triliun Lima Ratus Sembilan Puluh Sembilan Milyar Lima Belas Juta Rupiah).

Bentuk bantuan berupa bantuan uang yang bersumber dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Tahun Anggaran 2020 (BA-BUN). Nominal BOP Pesantren Kecil sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah), BOP Pesantren Sedang sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluhjuta rupiah), Bantuan BOP Pesantren Besar sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan BOP Pendidikan Keagamaan Islam sebesar Rp 10.000.000 (sepuluhjuta rupiah).

(15)

15

BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN PESANTREN DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM

SERTA BANTUAN PEMBELAJARAN DARING PADA PONDOK PESANTREN TAHUN 2020

Sedangkan kebijakan untuk bantuan operasional yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemenuhan protokol kesehatan tertuang pada : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 5134 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 1248 TAHUN 2020 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL PESANTREN DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM PADA MASA PANDEMI COVID-19 TAHUN ANGGARAN 2020 .

Bantuan Operasional pada Masa Pandemi Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam COVID- 19 Tahun Anggaran 2020 yang selanjutnya disebut BOP Pesantren dan BOP Pendidikan Keagamaan Islam adalah Bantuan pemerintah yang diberikan kepada Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam untuk biaya operasional dan biaya kebutuhan pemenuhan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Pemanfaatan bantuan dapat digunakan antara lain:

1. Pembiayaan operasional Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam, seperti membayar listrik, air, keamanan, dan lainnya.

2. Membayar honor pendidik dan tenaga kependidikan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian COVID-19.

3. Pembiayaan kebutuhan protokol kesehatan, seperti membeli sabun, hand sanitizer, masker, thennal scanner, penyemprotan disinfektan, wastafel, alat kebersihan dan lainnya.

NO LEMBAGA

KUOTA NOMINAL

1 BOP PP

21.173

Rp

645.680.000.000,00

KECIL

14.906

Rp

25.000.000,00

Rp

372.650.000.000,00

SEDANG

4.032

Rp

40.000.000,00

Rp

161.280.000.000,00

BESAR

2.235

Rp

50.000.000,00

Rp

111.750.000.000,00

2 BOP MDT

62.153

Rp

10.000.000,00

Rp

621.530.000.000,00

3 BOP TPQ

112.008

Rp

10.000.000,00

Rp

1.120.080.000.000,00

4 DARING

14.115

Rp

15.000.000,00

Rp

211.725.000.000,00

209.449

Rp

2.599.015.000.000,00

DUA TRILIUN LIMA RATUS SEMBILAN PULUH SEMBILAN MILYAR LIMA BELAS JUTA RUPIAH

JUMLAH

(16)

16

Kebijakan yang di ambil oleh Kementrian Agama-RI ada empat ketentuan utama yang berlaku dalam pembelajaran di masa pandemi covid-19. Baik untuk Pendidikan keagamaan berasrama maupun tidak berasrama. Pertama : Membentuk gugus tugas percepatan penanganan covid-19. Kedua : Memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan. Ketiga : Aman Corona dibuktikan dengan surat keterangan dari gugus tugas percepatan penangan covid-19 atau dari daerah setempat. Keempat : Pimpinan, pengelola, pendidik dan peserta didik dalam kondisi sehat dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari fasilitas pelayanan kesehatan setempat. Lalu bagaiamana agar kebijakan berkorelasi positif terhadap peningkatan mutu pesantren pada era pandemi covid-19.

Bab. V. Hasil Kunjungan Kerja Spesifik

Tim Kunsfik Komsi VIII DPR-RI mengapresiasi kinerja Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam kaitannya dengan Peningkatan Mutu Pesantren Pada Era Pandemi Covid-19. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang telah melakukan langkah-langkah strategis seperti Program SANITREN yakni: Program Sanitasi Berbasis Pesantren. Program SANITREN ini merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dituangkan dalam RPJMD tahun 2019-2023. Program ini membangun fasilitas sanitasi di pondok pesantren berupa kamar mandi, toilet, tempat mencuci santri dan lainnya. Inilah arti penting mengapa pesantren hingga saat ini masih dan tetap akan bertahan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berlandaskan iman dan takwa.

Program SANITREN berawal dari Program Sanitasi yang berbasis di Sekolah. Program ini di laksanakan pada 2018. Kemudian di lanjutkan ke pesantren-pesantren. Tujuan membangun sanitasi di pesantren untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat terutama di pesantren salafi.

Pada 2018 Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melaksanakan sebanyak 46 program SANITREN dan pada 2019 membuat sebanyak 250 program SANITREN. Program SANITREN lebih di prioritaskan ke pesantren-pesantren Salafi. Namun pada 2020 program SANITREN di gantikan dengan Program yang berbasis peningkatan Ekonomi Umat, seiring ada nya Pandemi Covid-19. Program ini lebih mengutamakan kegiatan budi daya ekonomi seperti pembibitan lele, ikan tawar dll.

Selain itu, Program Sanitren ini di cananagkan sebagai bentuk pertanggung jawaban bahwasanya Negara hadir dalam mendukung pesantren agar lebih maju dan modern. Kehadiran pesantren yang ada di Kabupaten Tangerang merupakan bentuk kepedulian masyarakat dalam hal ini alim-ulama yang ada di Kabupaten Tangerang dalam merespons tuntutan zaman yang semakin metropolis. Karena letak strategis Kabupaten Tangerang sebagai Pintu Gerbang Ibukota Negara (Jakarta) sangat rentan terhadap budaya dan perilaku yang permisif.

(17)

17

Pimpinan dan Anggota tim kunsfik Komisi VIII DPR-RI memberikan applaus kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang yang telah mencanangkan Program SANITREN jauh sebelum UU Pesantren (UU No.18 Tahun 2019) di syahkan oleh Pemerintah. Program ini terkesan natural dan tidak di buat-buat. Karena selain pemanfaatannya untu meningkatkan pola hidup sehat, program ini juga sudah banyak di kunjungi oleh negara-negara lain.

Kabupaten Tangerang memilik luas 1.000 KM2 yang membentang dari perbatasan Serang, Bogor dan Jakarta. Banyak sekali Pabrik-Pabrik Industri, Perumahan, dan Mal-Mal yang keberadaannya tak dapat di hindari sebagai perluasan wilayah Ibukota Jakarta. Saat ini Kabupaten Tangerang dalam konteks Pandemi Covid-19 sudah menurun. Dan masuk ke dalam Zona Kuning. Dalam bidang Ketenagakerjaan akibat covid-19 orang miskin dan pengangguran bertambah, PHK 30,000 di rumahkan 9.000.

(18)

18 Bab. V. Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan :

1. Tim Kunsfik Komisi VIII DPR-RI mengapresiasi kinerja Pemerintah Kabupaten Tangerang yang telah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap pesantren dengan pola komunikasi yang baik kepada pihak pesantren dan terkesan Natural terutama di masa Pandemi Covid-19. Dengan demikian Peningkatan Mutu Pesantren Pada Era Pandemi Covid-19 tetap berlangsung secara intensif meskipun pembelajarannya melalui on-line.

2. Dalam menjalankan program Peningkatan Mutu Pesantren Pada Era Pandemi Covid-19, Pemda Kabupaten Tangerang menerapkan kebijakan protokol kesehatan yang ketat dan terarah. Jika ada Santri yang terpapar Covid-19 (positif) tetap berada di Pesantren dan yang Negatif di pulangkan ke rumah masing-masing.

3. Program SANITREN. Program yang berawal dari dari Sanitasi berbasis Sekolah merupakan program unggulan Kabupaten Tangerang yang dapat di jadikan PILOT PROJECT bagi Daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia.

4. Mendukung Langkah-langkah Bupati Tangerang yang telah melakukan terobosan terhadap pengembangan pesantren meskipu UU Pesantren belum ada (UU No. 18 Tahun 2019).

5. Menyambut baik laporan dari Kementrian Agama-RI dalam hal ini Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang telah mengalokasikan BOP Covid-19 sebesar Rp. 8. 765.000.000,-. Di Kabupaten Tangerang.

6. Dalam kaitannya dengan lulusan pesantren Keputusan Dirjen Pendis Nomor

4831 Tahun 2018 Tentang Rekognisi Lulusan Pesantren Melalui Ujian Kesetaraan adalah hal yang sangat urgent agar lulusan pesantren bisa berkompetisi dengan lulusan sekolah lainnya.

B. Rekomendasi :

Tim Kunsfik Komisi VIII DPR-RI merekomendasikan pada pertemuan ini sebagai berikut :

1. Meminta kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Agama-RI untuk dapat berkunjung dan meninjau secara langsung Program SANITREN ke Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

2. Mendorong kepada Kepala Daerah-Kepala Daerah untuk dapat mereplikasikan Program SANITREN yang telah di lakukan oleh Pemda Kabupaten Tangerang dan dapat di jadikan Program Percontohan Nasional.

3. Mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang yang telah melakukan Program SANITREN di 2018 sebanyak 46, 2019 sebanyak 250 dan pada 2020 terhenti karena re-alokasi covid-19. Namun pada 2021 sampai dengan 2023 akan di lanjutkan kembali.

(19)

19

4. Tetap melakukan pembinaan terhadap pesantren, terutama pesantren yang belum memiliki badan hukum.

5. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pesantren pada era pandemi covid-19, pemerintah Kabupaten Tangerang menerapkan kebijakan penerapan protokol Kesehatan yang ketat dan terarah. Dengan penerapan kebijakan ini, maka antara pengelola dan santri akan meminimalisir penyebaran covid-19 yang ada di pesantren.

Bab. VI. Penutup

Demikianlah Laporan Kunsfik Komisi VIII DPR-RI di buat dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPR-RI sebagai mana telah di atur dalam Tatib DPR-RI No.1 Tahun 2020. Selanjutnya di persiapkan beberapa pertanyaan kunci sebagai bahan dialog untuk bahan masukan Komisi VIII DPR-RI ketika kembali bersidang bersama mitra kerja dengan Kementrian Agama-RI.

Wallahu’alam Bishawab

PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI KETUA

(20)

20

DAFTAR PERTANYAAN TERTULIS KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI VIII DPR-RI KAMIS, 1 APRIL 2020

DALAM RANGKA

PENINGKATAN MUTU PESANTREN PADA ERA PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2020-2021 TANGGAL, 1 APRIL 2021

Dalam rangka menjalangkan fungsi pengawasan penigkatan mutu pesantren pada era pandemi covid 19 ada beberapa hal pokok yang menjadi fokus Kunjungan Spesifik Komisi VIII DPR- RI, yaitu:

1. Bagaimana mutu pesantren pada era pandemi covid-19.

2. Apakah BOP Pesantren yang telah di salurkan oleh Kementrian Agama-RI berkorelasi positif terhadap peningkatan mutu pesantren.

3. Apakah efektif dan efisien penggunaan bantun BOP Pesantren dalam menjaga dan meningkatkan mutu pesantren.

4. Apakah kendala dan hambatan penyaluran BOP Pesantren terutama pada akurasi data penerima BOP Pesantren.

5. Apakah dengan model sistem pembelajaran daring yang berbasiskan pada perangkat elektronik karena adanya pandemi covid-19 MUTU PESANTREN akan tetap bertahan, menurun atau mengalami peningkatan.

6. Apakah BOP Pesantren telah memenuhi keinginan Perpu No.1 Tahun 2020 yang telah di tetapkan menjadi UU. No.2 Tahun 2020.

7. Bagimana kebijakan Kementrian Agama-RI terhadap BOP Pesantren yang tidak mendapatkan bantuan BOP Pesantren.

8. Bagaimana upaya Pemda Kab. Tangerang Provinsi Banten dalam meminimalisir penyebaran wabah covid-19 di lingkungan Pendidikan, baik sekolah, madrasah maupun pesantren.

(21)

21

DOKUMENTASI KEGIATAN KUNSFIK 1 APRIL 2021 KE KAB. TANGERANG.

TIM KUNSFIK KOMISI VIII DPR-RI MENUJU KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN DENGAN MEMAKAI BUS DPR-RI.

(22)

22

SAMBUTAN BUPATI TANGERANG, BAPAK AHMAD ZAKI ISKANDAR, B.BUS, SE., M.Si.

SAMBUTAN KETUA TIM KUNSFIK/KETUA KOMISI VIII DPR-RI : H. YANDRI SUSANTO, S.Pt.

(23)

23

TIM KUNSFIK KOMISI VIII DPR-RI MENDENGARKAN PEMAPARAN BUPATI TANGERANG DENGAN TEMA PENIGKATAN MUTU PESANTREN PADA ERA PANDEMI COVID-19 DI RUANG BUPATI LANTAI 3.

(24)

24

SUASANA DIALOGIS ANTARA TIM KUNSFIK KOMISI VIII DPR-RI DAN BUPATI TANGERANG.

SERAH TERIMA CINDERAMATA, TIM KUNSFIK KOMISI VIII DPR-RI DENGAN BUPATI TANGERANG.

Referensi

Dokumen terkait

PT Perkebunan Nusantara X (Persero) yang s elanjutnya disingkat PTPN X dengan wilayah operasional Provinsi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah (untuk tembakau) dengan

Ace Hasan Sadzily menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta jajarannya dan berharap Komisi VIII DPR RI dapat

Angkasa Pura II mengelola 19 Bandara udara dimana 15 diantaranya merupakan bandara internasional. Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat negatif terhadap industri

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR-RI masa sidang IV Tahun Sidang 2020 – 2021 ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 10 – 14 April

Kondisi fisik geografis wilayah yang dipengaruhi aspek morfologi dan fisiologi, maka wilayah Provinsi Kalimantan Utara memiliki 51 aliran sungai yang berada di 3 (tiga)

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi III DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi terkait penanganan

Beberapa waktu terakhir kita dihebohkan dengan berita terkait pembangunan sarana dan prasarana Wisata Alam Loh Buaya di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyediakan bibit tanaman dengan jenis yang dapat menyerap air dengan cepat dan memiliki sistem perakaran yang