• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Gambaran Umum PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Negara adalah Bank Tabungan milik Negara, yang didirikan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Gambaran Umum PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Negara adalah Bank Tabungan milik Negara, yang didirikan dengan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, 3.1.1 Sejarah BTN

Menurut Suyatno Thomas dkk (1993:10) Bank Tabungan Negara adalah Bank Tabungan milik Negara, yang didirikan dengan UU No.20 Tahun 1968. Bank ini berasal dari Postspaarbank, yang didirikan dengan Postspaarbank Ordonantie (Staatslad 1993 No 653) yang diubah beberapa kali, terakhir dengan UU No 9 Tahun 1950 nama Postspaarbank diganti dengan Bank Tabungan Pos.

Karena dalam beberapa hal UU No 9 Tahun 1950 tidak sesuai lagi dengan keadaan, maka Undang-undang ini diperbaharui dengan UU No. 36 Tahun 1953. Selanjutnya, dengan UU No 4 Peraturan Pemerintah Tahun 1963 nama Bank Tabungan Pos diganti dengan nama Bank Tabungan Negara. Kemudian dengan UU No. 2 Tahun 1964 dasar Hukum pendirian Bank Tabungan Negara dipebaharui lagi agar sesuai dengan keadaan.

Berdasarkan penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965, Bank Tabungan Negara dilebur kedalam Bank Tunggal Bank Negara Indonesia dan menjalankan usahanya dengan nama BNI Unit V. Selanjutnya Berdasarkan UU No 14 tahun 1967 dan UU No. 13 Tahun

(2)

49 UU No 20/1968 didirkanlah sebuah bank tabungan milik negara dengan nama Bank Tabungan Negara, disingkat BTN.

Bank BTN mencatatkan saham perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA).

Pada tahun 2010 2012 BTN Pemegang market share KPR terbesar di Indonesia. Kontributor utama dalam program perumahan rakyat yang ditunjukkan dengan penyalur KPR FLPP tertinggi, Bank RTY Annual Report Award tahun 2010, Best Investor Service Provider dari Global Banking & Finance Review tahun 2011, Bank yang Berpredikat Sangat Bagus Atas Kinerja Keuangan Tahun 2011, Best Disclosure and Tranparency dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) 2012, Corporate Image 2012 dari Bloomberg Businessweek Indonesia, dan Frontier Consulting Group

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, kini telah memiliki cabang diseluruh antero Indonesia, salah satunya adalah BTN Surakarta. BTN yang berlokasi di Surakarta pertama kali berdiri tahun 1990 yang merupakan pecahan dari kantor cabang Yogyakarta karena dengan pertimbangan bahwa Surakarta memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Pada tahun tersebut BTN Surakarta telah

(3)

JL Slamet Riyadi No 228 Dengan status lokasi sewa. Pada tahun 1993 pindah di Ruko Beteng Plaza Blok A11-12 di Jl Kapten Mulyadi dengan status sewa hingga tahun 1997. Pada tahun 1997 BTN Surakarta Memiliki Gedung sendiri yaitu di JL Slamet Riyadi No 208 Surakarta. Kepindahan kantor tersebut pada bulan Desember dan langsung digunakan hingga sekarang. BTN Surakarta memiliki Kantor Cabang Pembantu yang berlokasi diseluruh Karisidenan Surakarta salah satunya yaitu di BTN KCP Sukoharjo.

3.1.2 Bidang Usaha Bank BTN

a. KPR dan Perbankan Komersial

Produk Kredit terbagi menjadi KPR Bersubsidi, KPR Non Subsidi, Kredit Perumahan lainnya dan Kredit Konsumer. Produk Simpanan juga terbagi menjadi tiga, yaitu Giro, Tabungan, dan Deposito.

b. Perumahan dan Perbankan Komersial

Produk Kredit terbagi menjadi tiga yaitu kredit konstruksi, kredit mikro & usaha kecil menengah, serta kredit korporasi lainnya. Produk simpanan terbagi menjadi dua, yaitu giro dan deposito.

c. Perbankan Syariah

Produk Pembiayaan terbagi menjadi Pembiayaan Konsumer Syariah dan Pembiayaan Komersial Syariah. Produk

(4)

51 Pendanaan terbagi menjadi Giro Syariah, Tabungan Syariah, dan Deposito Syariah.

3.1.3 Visi & Misi a. Visi

Menjadi Bank yang Terkemuka dalam Pembiayaan Perumahan

b. Misi

Memberikan pelayanan yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, pembiayaan konsumsi, serta usaha kecil dan menengah.

Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.

Melaksanakan manajemen perbankan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham.

Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

3.1.4 Nilai-Nilai dan Budaya Perusahaan

Nilai nilai dan budaya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Adalah sebagai berikut:

(5)

a. Nilai-Nilai Perusahaan

P

elayanan Prima

Memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan (internal dan eksternal).

In

O

vasi

Senantiasa mengembangkan gagasan baru dan penyempurnaan berkelanjutan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Kete

LA

danan

Keteladanan Mulai dari diri sendiri menjadi suri tauladan dalam berperilaku yang mencerminkan Nilai-Nilai Budaya Kerja Bank BTN bagi insan Bank BTN dan pihak-pihak yang terkait.

PR

ofesionalisme

Kompeten di bidangnya dan senantiasa mengembangkan diri sehingga menghasilkan kinerja terbaik serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan seluruh insan Bank BTN.

I

ntegritas

Konsisten antara pikiran, perkataan, dan tindakan sesuai dengan ketentuan perusahaan, kode etik profesi, serta prinsi

(6)

-53 Membangun hubungan yang tulus dan terbuka dengan sesama insan Bank BTN dan pihak lain, yang dilandasi sikap saling percaya dan menghargai untuk mencapai tujuan bersama.

b. Budaya Perusahaan

Ramah, sopan, dan bersahabat Peduli, proaktif, dan cepat tanggap Berinisiatif melakukan penyempurnaan Berorientasi menciptakan nilai tambah

Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja Kompeten dan bertanggung jawab

Bekerja cerdas dan tuntas Konsisten dan disiplin Jujur dan berdedikasi Tulus dan terbuka

Saling percaya dan menghargai

3.1.5 Produk Lending / Kredit PT. BTN (Persero) Tbk.

Produk Lending / Kredit yang dibiayai oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, adalah sebagai berikut:

a. Kredit Konsumer

(7)

KPR BTN Platinum

Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) BTN Kredit Agunan Rumah (KAR BTN) Kredit Ringan BTN (Kring BTN) Kredit Ruko BTN

Kredit Bangun Rumah BTN (KBR BTN) Kredit Swadana BTN

PRR-KB BTN Jamsostek PUMP-KB Jamsostek

Tambahan Bantuan Uang Muka (TBUM Bapertarum) Tambahan Sebagian Biaya Membangun (TBM Bapertarum) b. Kredit Komersial

Kredit Yasa Griya / Kredit Konstruksi

Kredit Modal Kerja - Kontraktor (KMK - Kontraktor) Kredit Modal Kerja Industri Terkait dengan Perumahan Kredit Investasi (KI)

Kredit Investasi (KI Industri Terkait dengan Perumahan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

(8)

55 3.1.6 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk,

KCP Sukoharjo.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BTN KCP Sukoharjo

Keterangan:

a. Sub Branch Manager

Mengatur dan melaksanakan seluruh kewenangan pimpinan pusat di dalam kantor cabang pembantu.

Bertanggung jawab atas segala kegiatan di dalam kantor cabang pembantu.

Mengusahakan pengembangan dana dan kredit.

Mengotorisasi kredit, deposito dan tabungan serta seluruh produk yang ada yang diajukan oleh nasabah.

b. Teller

Mengatur dan mengamankan uang tunai serta surat-surat berharga yang dititipkan.

SUB BRANCH MANAGER SUJONO TELLER GILANG WIJANARKO CUSTOMER SERVICE DIAN KUSUMA LOAN SERVICE DEDI ISTIANTO

(9)

Memegang dan mengamankan kunci kontrol terhadap uang tunai dan surat-surat berharga yang menjadi tanggung jawabnya.

Bertanggung jawab terhadap transaksi nasabah meliputi tabungan, giro, deposito, transfer pemindah bukuan, kliring, RTGS, pembayaran jasa, dll

Bertanggung jawab atas selisih dana yang di entri dengan dana yang ada.

Bertanggung jawab Menyusun laporan berkenaan dengan pengeluaran kas.

c. Customer Service

Bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik dan informasi Produk Bank secara detail kepada nasabah

Bertanggung jawab atas pelayanan administrasi Tabungan, Giro, Deposito dll.

bertanggung jawab melakukan pengawasan / pemantauan saldo rekening dan transaksi nasabah yang mencurigakan. Bertanggung jawab melakukan administrasi Consumer Information File (CIF)

Bertanggung jawab melakukan pendebetan buku tabungan d. Loan Service

Bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik dan informasi kredit kepada nasabah

(10)

57 Bertanggung jawab dalam pengumpulan kelengkapan berkas

berkas permohonan kredit oleh nasabah

Bertanggung jawab dalam entry data setiap nasabah kredit Bertanggung jawab dalam proses kredit.

3.2 Gambaran Umum Kredit Pemilikan Rumah (KPR) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah produk andalan yang dimiliki Bank Tabungan Negara (BTN) salah satunya di kantor cabang Sukoharjo. Visi dan misi dari Bank Tabungan Negara itu sendiripun memprioritaskan sebagai bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, Jadi tidak dianggap remeh lagi tentang pelayanan produk ini.

Bank Tabungan Negara memiliki berbagai macam produk tentang Kredit Pemilikan Rumah yaitu:

3.2.1 KPR BTN Sejahtera FLPP

KPR BTN Sejahtera FLPP merupakan komitmen BTN dalam melaksanakan program subsidi pemerintah untuk menyediakan pembiayaan pemilikan rumah tinggal dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi seluruh masyarakat Indonesia.

KPR BTN Sejahtera FLPP adalah kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yaitu suku bunga rendah dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit,

(11)

terdiri atas KPR Sejahtera Tapak untuk pembelian rumah Tapak dan KPR Sejahtera Susun untuk pembelian Rumah Susun.

Ketentuan Dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP bank BTN sebagai berikut:

a. Agunan : Sertifikat dan IMB atas nama penjual b. Maksimal Kredit : 90% dari taksasi agunan c. Jangka waktu maksimal 20 Tahun

d. Pemohon belum punya rumah

e. Pemohon belum pernah mendapatkan subsidi perumahan f. Mempunyai NPWP

g. Harga jual rumah maksimal Rp. 88.000.000

Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP bank BTN sebagai berikut:

a. Bagi karyawan / pegawai berpenghasilan tetap Mengisi form KGU, Surat Kuasa Potong Gaji

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Identitas Kerja (Kartu Pegawai, Surat Kerja, Nomor Induk Pegawai, Slip Gaji, Keterangan Instansi) Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

(12)

59 b. Bagi wiraswasta / pegawai berpenghasilan tidak tetap

Mengisi form Permohonan KGU

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

SIUP/TDP/NPWP

Akta Pendirian perusahaan / Anggaran Dasar Perusahaan

Neraca / Laba rugi/ Kwitansi Penjualan

SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak Tetap Minimal dari Kepala Desa.

3.2.2 KPR BTN Platinum

Bank BTN Sebagai Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, dengan bangga BTN mempersembahkan KPR BTN Platinum sebagai solusi bagi Keluarga Indonesia untuk memiliki rumah idaman

KPR BTN Platinum adalah kredit pemilikan rumah dari Bank BTN untuk keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non developer, baik untuk pembelian rumah baru atau second, pembelian rumah belum jadi (indent) maupun take over kredit dari Bank lain.

Ketentuan Dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum bank BTN sebagai berikut:

(13)

a. Agunan : Sertifikat dan IMB atas nama penjual b. Maksimal Kredit : 80% dari taksasi agunan c. Jangka waktu maksimal 25 Tahun

d. Penjual perorangan dilampiri denah lokasi

Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum bank BTN sebagai berikut:

a. Bagi karyawan / pegawai berpenghasilan tetap Mengisi form KGU, Surat Kuasa Potong Gaji

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Identitas Kerja (Kartu Pegawai, Surat Kerja, Nomor Induk Pegawai, Slip Gaji, Keterangan Instansi) Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

b. Bagi wiraswasta / pegawai berpenghasilan tidak tetap Mengisi form Permohonan KGU

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

SIUP/TDP/NPWP

(14)

61 Neraca / Laba rugi/ Kwitansi Penjualan

SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak Tetap Minimal dari Kepala Desa.

3.2.3 Kredit Agunan Rumah

Kredit Agunan Rumah (KAR BTN) adalah fasilitas kredit dari Bank BTN yang dapat Anda gunakan untuk berbagai kebutuhan konsumtif dengan menjaminkan rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan milik Anda.

Ketentuan Dalam pemberian Kredit Agunan Rumah sebagai berikut:

a. Agunan : Sertifikat dan IMB atas nama penjual b. Maksimal Kredit : 70% dari taksasi agunan c. Jangka waktu maksimal 10 Tahun

d. Dilampiri denah lokasi agunan

Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan Kredit Agunan Rumah bank BTN sebagai berikut:

a. Bagi karyawan / pegawai berpenghasilan tetap Mengisi form KGU, Surat Kuasa Potong Gaji

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Identitas Kerja (Kartu Pegawai, Surat Kerja, Nomor Induk Pegawai, Slip Gaji, Keterangan Instansi)

(15)

Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

b. Bagi wiraswasta / pegawai berpenghasilan tidak tetap Mengisi form Permohonan KGU

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

SIUP/TDP/NPWP

Akta Pendirian perusahaan / Anggaran Dasar Perusahaan

Neraca / Laba rugi/ Kwitansi Penjualan

SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak Tetap Minimal dari Kepala Desa.

3.2.4 Kredit Bangun Rumah

Kredit Bangun Rumah BTN (KBR BTN) adalah fasilitas kredit bagi Anda yang ingin membangun rumah diatas tanah milik sendiri.

Ketentuan Dalam pemberian Kredit Bangun Rumah bank BTN sebagai berikut:

a. Agunan : Sertifikat dan IMB atas nama penjual b. Maksimal Kredit : 70% dari taksasi agunan c. Jangka waktu maksimal 10 Tahun

(16)

63 e. RAB (Rencana Anggaran Biaya) Membangun

f. Rencana Gambar Rumah

Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan Kredit Bangun Rumah bank BTN sebagai berikut:

a. Bagi karyawan / pegawai berpenghasilan tetap Mengisi form KGU, Surat Kuasa Potong Gaji

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Identitas Kerja (Kartu Pegawai, Surat Kerja, Nomor Induk Pegawai, Slip Gaji, Keterangan Instansi) Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

b. Bagi wiraswasta / pegawai berpenghasilan tidak tetap Mengisi form Permohonan KGU

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

SIUP/TDP/NPWP

Akta Pendirian perusahaan / Anggaran Dasar Perusahaan

Neraca / Laba rugi/ Kwitansi Penjualan

SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak Tetap Minimal dari Kepala Desa.

(17)

3.3 Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP BTN

3.3.1 Tentang Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP BTN KPR Sejahtera FLPP adalah kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah, cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit. Bank BTN menyalurkan FLPP ini melalui dua produk, yakni KPR BTN Sejahtera Tapak (untuk pembelian rumah tapak/landed house) dan KPR BTN Sejahtera Susun (untuk pembelian rumah susun). Produk ini ditujukan bagi MBR yang memenuhi kriteria, yaitu:

a. Untuk pembelian rumah pertama (belum pernah memiliki rumah); b. Belum pernah menerima subsidi;

c. Memiliki NPWP dan SPT/Surat Pernyataan Penghasilan; dan d. Memiliki penghasilan pokok maksimal Rp3,5 juta/bulan untuk

KPR BTN Sejahtera Tapak dan Rp5,5 juta per bulan untuk KPR BTN Sejahtera Susun

Bank BTN merupakan pemimpin pasar dan fokus pada pembiayaan perumahan sejak tahun 1974. Bank BTN sangat dominan pada pasar KPR Subsidi dengan pangsa pasar 98% dari total realisasi Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2012. . (www.btn.co.id)

(18)

65 3.3.2 Ketentuan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

BTN

Ketentuan Dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP bank BTN sebagai berikut:

a. Agunan : Sertifikat dan IMB atas nama penjual b. Maksimal Kredit : 90% dari taksasi agunan c. Jangka waktu maksimal 20 Tahun

d. Pemohon belum punya rumah

e. Pemohon belum pernah mendapatkan subsidi perumahan f. Mempunyai NPWP

g. Harga jual rumah maksimal Rp. 88.000.000

Tabel 3.1 Ketentuan Tentang Harga Rumah, Uang Muka dan Maksimal KPR BTN No Wilayah Maksimal Harga Rumah Minimal Uang Muka Maksimal Nilai KPR 1 Wilayah I: Sumatera Jawa selain Jabodetabek Sulawesi Rp 88.000.000,-10% Harga Rumah Rp 79.200.000,-2 Wilayah II: Rp 95.000.000,- 10% Harga Rp 85.500.000,-Selanjutnya

(19)

Kalimantan Maluku NTB NTT Rumah 3 Wilayah III: Papua Papua Barat Rp 145.000.000,-12,5% Harga Rumah Rp126.875.000,-4 Wilayah Khusus: Jabodetabek Batam Bali Rp 95.000.000,-10% Harga Rumah Rp

85.500.000,-Sumber : www.btn.co.id(Rabu 09 April 2014 / 18:43)

3.3.3 Syarat Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP BTN Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP bank BTN sebagai berikut:

a. Bagi karyawan / pegawai berpenghasilan tetap Mengisi form KGU, Surat Kuasa Potong Gaji

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah) Foto 3x4 Suami dan Istri

Fotocopy Identitas Kerja (Kartu Pegawai, Surat Kerja, Nomor Induk Pegawai, Slip Gaji, Keterangan Instansi)

(20)

67 Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

b. Bagi wiraswasta / pegawai berpenghasilan tidak tetap Mengisi form Permohonan KGU

Fotocopy Identitas diri (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah) Foto 3x4 Suami dan istri

Fotocopy Tabungan Batara / Tabungan Lainnya 3 bulan terakhir

SIUP/TDP/NPWP

Akta Pendirian perusahaan / Anggaran Dasar Perusahaan Neraca / Laba rugi/ Kwitansi Penjualan

SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak Tetap Minimal dari Kepala Desa.

3.3.4 Keunggulan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP BTN

a. Suku bunga 7,25 % fixed sepanjang jangka waktu kredit b. Proses cepat dan mudah

c. Uang muka dan biaya proses sangat ringan d. Cicilan sangat ringan

e. Jangka waktu sangat flexible s.d. 15 tahun

f. Perlindungan asuransi jiwa dan asuransi kebakaran

g. Memiliki jaringan kerjasama yang luas dengan developer di seluruh wilayah indonesia

(21)

3.3.5 Biaya Biaya Dalam Proses Kredit

Dalam pelaksanaannya Kredit KPR BTN Sejahtera FLPP membutuhkan Biaya-biaya tambahan. Biaya-biaya yang dikenakan kepada pemohon adalah sebagai berikut:

a. Provisi

Biaya Provisi adalah sebesar 0,5 % dari Maksimal Kredit b. Biaya Administrasi

Biaya admin adalah Rp.250.000,-c. Biaya Notaris

Biaya notaris adalah sebesar Rp. 200.000,-d. Biaya Asuransi

Biaya asuransi jiwa dan kebakaran dari askrindo sesuai dengan besaran pinjaman.

e. Biaya Akte Pemberian Hak Tanggungan (APHT) Biaya APHT tergantung pada pinjaman

3.4 Prosedur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP. 3.4.1 Pihak yang terkait dalam pelaksanaan kredit

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP merupakan kredit dalam hal pengadaan rumah yang melibatkan berbagai orang dalam pelaksanaannya yaitu sebagai berikut:

(22)

69 a. Pemohon Kredit

Pemohon Kredit adalah pihak yang membutuhkan dana dan megajukan kredit kepada BTN Sukoharjo. Pihak dari pemohon kredit yang harus ada dalam permohonan kredit adalah:

Suami / istri

Suami atau istri maksudnya yaitu apabila yang menjadi pemohon kredit adalah suami maka istri harus menjadi pihak kedua dalam permohonan kredit jadi apabila pihak pemohon pertama tidak dapat membayar dengan alasan tertentu atau pemohon pertama meninggal maka kewajiban angsuran menjadi kewajiban pihak kedua yaitu istri. Begitu pula sebaliknya apabila istri sebagai pemohon kredit dan menjadi pemohon pertama maka suami menjadi pemohon kedua dengan alasan apabila nantinya istri meninggal dunia maka kewajiban atas kredit jatuh kepada suami.

Permohonan kredit yang melibatkan suami istri juga untuk mengetahui apakah pasangan yang mengajukan kredit tersebut sudah memiliki kredit di Bank lain atau belum. Data tersebut sebagai acuan dalam pemberian plafon kredit dan sebagai penentu dalam analisa kredit yang nantinya dapat dicairkan atau tidak

Keluarga dekat

Data untuk keluarga dekat yaitu apabila pemohon kredit belum menikah maka data yang diperlukan yaitu data

(23)

keluarga dekat. Fungsinya yaitu sama keluarga dekat sebagai pemohon kedua yang apabila nantinya pemohon pertama meninggal atau susah dihubungi maka kewajiban atas angsuran kredit tersebut berpindah tangan kepada keluarga dekat yang statusnya sebagai pihak kedua.

b. Pemberi Kredit

Pemberi kredit adalah pihak bank yang bertugas memberikan kredit kepada pemohon kredit. Pihak pihak yang terkait dalam pemberian kredit yaitu:

Loan Service

Loan service adalah pihak yang bertugas untuk menginformasikan kepada pemohon kredit tentang syarat-syarat yang dibutuhkan, menjelaskan tentang angsuran, biaya

biaya yang diperlukan dan informasi lainnya tentang kredit tersebut.

Loan service selain bertugas seperti yang dijelaskan diatas tugas lainnya yang terpenting yaitu loan service harus mengumpulkan data-data tentang pemohon kredit dengan lengkap dan valid.

Analis

Analis adalah pihak yang bertugas menganalisa nilai pinjaman berdasarkan perhitungan biaya gaji yang dibagi tiga hasilnya sebagai keputusan sederhana kemampuan membayar

(24)

71 memutuskan berapa nilai pinjaman yang harus diberikan kepada pemohon kredit. Tugas analis juga untuk menganalisa jaminan yang diagunkan.

Loan Admin

Loan admin adalah pihak yang bertugas untuk mengecek rumah yang akan dibeli oleh pemohon kredit apakah sudah jadi atau belum. Hal tersebut berfungsi untuk melanjutkan proses kredit apabila rumah tersebut sudah jadi. Pemutus Kredit

Pemutus kredit adalah pihak yang bertugas mengecek hasil analisis dan hasil pengumpulan data oleh loan service. Setelah melakukan pengecekan makan pemutus kredit harus memutuskan apakah data tersebut sudah sangat menguatkan bahwa pemohon kredit berhak diberikan kredit atau tidak.

c. Notaris

Notaris adalah pihak yang bertugas mengesahkan akta-akta notariel dalam permohonan kredit yaitu akta jual beli, surat pengakuan hutang, pengesahan perjanjian kredit dll.

d. Developer

Developer adalah pemilik rumah pertama yang bekerjasama dengan bank dalam penjualan rumah tersebut.

(25)

3.4.2 Prosedur Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP BTN KCP Sukoharjo

Prosedur pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) Sejahtera FLPP dijelaskan dengan alur sebagai berikut:

Gambar 3.2 Alur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah KPR Sejahtera FLPP BTN KCP Sukohajo

(26)

73 Keterangan:

a. Nasabah datang ke bank

Langkah pertama yaitu Nasabah yang sudah memiliki target rumah mana yang akan dibeli dan sudah membicarakannya dengan developer datang ke bank dan bertemu dengan Loan Service untuk mendapatkan informasi tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP.

b. Penjelasan informasi oleh Loan Service

Langkah kedua Loan Service akan menjelaskan tentang Pembiayaan kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejahtera. Sebagai pegawai yang bertugas dalam pemberian kredit maka Loan Service akan menjelaskan tentang apa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh pemohon kredit, memberikan simulasi perhitungan angsuran (perhitungan bunga + pokok).

c. Nasabah melengkapi berkas pengajuan KPR

Langkah yang ketiga yaitu nasabah yang berkas berkasnya belum lengkap datang kembali kebank dan melengkapi berkas berkas tersebut sesuai dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan bank. Dalam tahap ini pihak pemohon kredit harus membayar Uang Muka kepada Developer Minimal 10% dari harga rumah yang akan dibeli. Setelah lengkap maka diserahkan ke pihak bank untuk proses selanjutnya.

(27)

d. Wawancara

Langkah keempat yaitu setelah berkas berkas administrasi telah dipenuhi maka pihak dari bank yaitu Loan Service akan melakukan wawancara dengan pemohon kredit. Hal hal yang ditanyakan dalam wawancara sesuai denga 5C dan 7P. Hal hal yang biasanya ditanyakan dalam wawancara dengan nasabah berpenghasilan tidak tetap yaitu:

Tentang data Informasi Pemohon meliputi Nama, TTL, Jumlah tanggungan, Pendidikan terakhir, Status tempat tinggal sekarang.

Informasi pekerjaan untuk nasabah swasta/wirausaha meliputi omset/jumlah penjualan, margin usaha, biaya opeasional, orientasi pemasaran, status kepemilikan usaha. Informasi tentang pekerjaan pasangan meliputi jenis Pekerjaan, pangkat/jabatan, masa kerja, aksesibilitas dari rumah (KPR) ke tempat kerja

Informasi tentang penghasilan meliputi penghasilan pemohon, penghasilan tambahan, penghasilan pasangan, biaya hidup, kemampuan mengansur

Informasi permohonan kredit meliputi lokasi agunan, harga jual / nilai agunan, maksimal kredit, peruntukan perkiraan kredit, jangka waktu, suku bunga, perhitungan bunga, angsuran, biaya proses, syarat lainnya, rencana pembayaran.

(28)

75 Informasi data penghasilan dan pengeluaran per bulan meliputi penghasilan utama pemohon, penghasilan tambahan pemohon, penghasilan utama pasangan, penghasilan tambahan pasangan, biaya rumah tangga, angsuran lainnya Data kredit / pembayaran yang dimohon meliputi tipe produk, harga jual/taksasi/RAB Rumah, uang muka / dana sendiri, nilai kredit / pembayaran yang diajukan, sistem pembayaran. Data agunan meliputi alamat agunan, status kepemilikan, no setifikat, atas nama, no IMB, nama pengembang, nama proyek perumahan, nama penjualan.

Data pinjaman lain meliputi nama bank, jenis produk, plafon, outstanding.

Data kekayaan lain pemohon/pasangan misal tabungan, deposito, giro, rumah atas nama, kendaraan atas nama, nilai rumah, nilai kendaraan.

Hasil dari wawancara tersebut kemudian ditulis dalam lembar wawancara yang didalamnya terdapat surat pernyataan persetujuan dari pemohon kredit. Kemudian ditanda tangani suami dan istri diatas materai.

e. BI Checking

Langkah kelima adalah BI Checking, pada langkah ini bank melakukan pengecekan apakah nasabah tersebut sebelumnya telah memiliki kredit di Bank lain atau tidak. Jika tidak maka nasabah tersebut lolos pada tahap ini, tetapi jika nasabah sebelumnya telah

(29)

memiliki kredit di bank lain baka bank harus melakukan pengecekan berapa hutang di bank lain itu, berapa lama jangka waktunya, berapa pembayaran angsurannya, dan berapa sisa angsurannya. Apabila setelah diperhitungkan oleh bank nasabah tersebut masih memiliki kemampuan untuk membayar kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang akan diambilnya maka bank akan mempertimbangkannya untuk lolos dalam tahap BI Checking dan lanjut ke tahap selanjutnya. Tetapi apabila nasabah tersebut sudah tidak memiliki kemampuan untuk kredit lagi bmaka bank akan menolak pengajuan kredit oleh nasabah terbut dan bank akan mengeluarkan Surat Penolakan untuk nasabah tersebut.

f. OTS

Langkah ke enam adalah OTS (On The Spot). Pada langkah ini pihak bank akan melakukan peninjauan langsung dengan mendatangi tempat tinggal nasabah tersebut, tempat dimana dia bekerja, ke lokasi rumah yang akan dibeli. Apakah memenuhi kriteria atau tidak dan apakah sesuai dengan hasil dari wawancara tersebut. Peninjauan ini guna untuk memastikan dan mencegah adanya kredit macet dikemudian hari.

g. DUP

Langkah ke tujuh adalah DUP (Daftar usulan Pemohon). Pada tahap ini pihak bank membuat daftar kelengkapan mengenai calon debitur dari hasil wawancara dan on the spot (OTS) untuk

(30)

77 masyarakat penghasilan tetap bisa langsung membuat DUP. Tahap ini dilakukan guna mencegah adanya kredit macet dikemudian hari.

h. KPK

Langkah ke delapan adalah KPK (Komisi Pemutus Kredit). Pada tahap ini pihak Loan Service akan menyerahkan berkas berkas wawancara sampai dengan DUP kepada KPK (Komisi Pemutus Kredit) untuk melakukan penilaian apakah kredit tersebut dapat diberikan atau tidak. Apabila kredit tersebut ditolak maka pihak bank akan menerbitkan Surat Penolakan. Sedangkan apabila kredit tersebut disetujui maka Nasabah Dapat Lanjut ke tahap berikutnya.

i. SP3K

Tahap ke sembilan adalah SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit). Pada tahap ini untuk nasabah yang telah disetujui oleh KPK dalam pemberian kredit maka pihak bank akan menerbitkan SP3K sebagai bukti bahwa kredit nasabah tersebut telah disetujui oleh bank.

j. Taksasi Agunan

Langkah kesepuluh adalah taksasi agunan. Pada tahap ini pihak bank dan pihak debitur harus menunggu hinga rumah yang akan dibeli tersebut selesai pembangunnannya. Jangka waktu taksasi Bangunan yaitu 1-6 bulan. Sedangkan untuk mentaksasi Bangunan tersebut hanya dibutuhkan waktu 1 hari, pihak bank akan datang

(31)

untuk menengok rumah tersebut apakah bangunan dan harga jualnya sesuai dengan persyaratan kredit yang diajukan.

k. Realisasi Kredit

Langkah kesebelas adalah Realisasi kredit. Pada tahap ini bank melakukan pengecekan apakah rumah tersebut sudah selesai pembangunnannya atau belum, apabila belum maka harus menunggu hingga rumah tersebut selesai sedangkan apabila sudah maka bank akan melakukan Realisasi kredit sesuai dengan kesepakanan kredit yang diajukan nasabah.

l. Akad

Langkah kesebelas adalah Akad. Pihak pihak yang harus ada pada tahap ini adalah pihak bank selaku pemberi kredit, nasabah selaku pemohon kredit, developer selaku pemilik/pembuat rumah dan notaris selaku pihak yang mengesahkan. Pada tahap ini bank melakukan realisasi kredit yang diajukan nasabah dengan Akad yaitu penandatanganan AJB (Akta Jual Beli), penandatanganan surat perjanjian dan pemindah tanganan antara pihak developer kepada nasabah. Pihak bank mencairkan kredit langsung kepada pihak developer. Setelah terjadinya Akad maka nasabah harus memenuhi kewajibannya kepada bank dengan menyerahkan Sertipikat rumah kepada pihak bank dan pada saat itu juga pemohon kredit sudah terikat perjanjian kredit dengan bank yang harus memenuhi kewajiban membayar angsuran yang telah

(32)

79 disepakati setiap bulannya selama waktu kredit yang telah disepakati.

m. Arsip

Langkah yang terakhir adalah customer loan mengarsipkan file-file nasabah yang kreditnya sudah terealisasi kedalam map secara urut agar nantinya mudah untuk pengambilan data.

3.4.3 Pembayaran Angsuran

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, memiliki dua prosedur dalam pembayaran angsuran yaitu dengan Potong gaji bagi nasabah berpenghasilan tetap dan Autodebet pembayaran bagi nasabah berpenghasilan tidak tetap. Serta ada 3 metode dalam pembayaran angsuran yaitu dengan membayar angsuran perbulan sampai akhir jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, membayar angsuran dengan pelunasan setengah setengah sebelum jatuh tempo, dan pembayaran angsuran dengan melunasi keseluruhan sebelum jatuh tempo.

Nasabah berpenghasilan tidak tetap dalam pembayaran angsurannya yaitu dengan cara datang langsung ke kantor BTN terdekat kemudian membayarnya dengan menabung uang direkening tabungannya sesuai dengan jumlah angsuran atau bisa lebih dari itu sebelum tanggal pembayaran. Kemudian pada saat tanggal pembayaran pihak bank akan langsung melakukan cut off pada tabungan nasabah tersebut seuai dengan jumlah angsuran setiap

(33)

bulannya. Sedangkan untuk nasabah Penghasilan tetap pembayaran angsurannya dengan memotong gaji setiap bulannya dimana ia bekerja.

Apabila nasabah ingin melunasi sisa kreditnya sebelum jatuh tempo maka nasabah harus membayar biaya pinalti sebesar 1% dari sisa angsurannya. Cara pembayarannya sesuai dengan yang dijelaskan diatas tetapi terlebih dahulu harus menemui customer loan untuk memberitahu bahwa nasabah tersebut akan melunasi hutangnya agar pihak bank melakukan cut off sesuai dengan sisa angsuran yang akan dilunasinya beserta pinalti.

3.4.4 Prosedur Setelah Kredit Lunas

Metode dalam pembayaran angsuran yaitu dengan membayar angsuran perbulan sampai akhir jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, membayar angsurang dengan pelunasan setengah setengah sebelum jatuh tempo, dan pembayaran angsuran dengan melunasi keseluruhan sebelum jatuh tempo. Setelah kredit tersebut lunas maka langkah selanjutnya yaitu pengambilan Jaminan dengan Ketentuan:

a. Apabila diambil oleh debitur yang bersangkutan maka syarat syarat yang harus dibawa yaitu:

Kartu Identitas diri (KTP, KK) Bukti Pelunasan

(34)

81 b. Apabila pengambilan diwakilkan oleh orang lain maka syarat

syarat yang harus dibawa yaitu: Kartu identitas diri

Bukti Pelunasan

Surat kuasa yang telah disahkan oleh notaris

c. Apabila debitur sudah meninggal maka dalam pengambilan syarat syarat yang dibawa yaitu

Surat Keterangan Meninggal

Surat Keterangan Siapa saja ahli warisnya dan siapa yang mendapat kuasa waris yang diterbitkan oleh Kelurahan dan Kecamatan dan ditanda tangani oleh seluruh ahli warisnya. Misalnya: Bapak X meninggalkan 4 ahli waris yaitu Istri dan 3 anak. Dari keempat ahli waris tersebut harus ada perundingan dan kesepakatan siapa yang menjadi ahli waris tersebut yang akan mengambil jaminan di bank. Apabila sudah ada kesepakatan maka pihak Kelurahan dan kecamatan akan menerbitkan Surat Kuasa Ahli waris yang ditandatangani oleh keempat ahli waris yang ditinggalkan tersebut.

d. Apabila syarat syarat tersebut telah terpenuhi maka langkah selanjutnya yaitu nasabah/orang yang mewakilkan/ahli waris datang ke Bank BTN Kantor Cabang Solo, karena semua berkas berkas jaminan jaminan Kredit disimpan di BTN Kantor Cabang Solo.

(35)

e. Setelah penyerahan berkas Persyaratan pengambilan jaminan maka pihak bank akan melakukan verifikasi terlebih dahulu. Waktu untuk melakukan verifikasi yaitu 1 hari. Verifikasi dilakukan untuk meyakini bahwa persyaratan tersebut benar adanya.

f. Setelah H+1 Verifikasi maka pihak debitur/orang yang mewakilkan/ahli waris datang kembali ke bank BTN kantor cabang Solo.

g. Selanjutnya Pihak bank akan menerbitkan Surat Berita Acara Serah Terima dan menyerahkan jaminan tersebut kepada yang bersangkutan.

3.5 Perhitungan Angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCP Sukoharjo dalam memberikan Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP menggunakan perhitungan bunga dengan metode anuitas yaitu dimana pokok yang dibayarkan setiap bulannya semakin meningkat akan tetapi bunga yang dibayarkan semakin menurun setiap bulannya. Perhitungan bunga dengan metode Anuitas ini dirasa bank BTN cocok dalam pemberian kredit dengan jangka panjang, beda dengan flat yang lebih cocok untuk kredit jangka pendek. Meskipun total bunga dan pokok yang dibayarkan sama setiap

(36)

83 memiliki komposisi dimana bunga dan pokok yang dibayarkan sama setiap bulannya. Adapun simulasi perhitungan bunganya adalah sebagai berikut:

Zakia akan mengajukan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP sebesar Rp 10.000.000,- dengan jangka waktu 3 tahun. Saat ini bunga yang dibebankan untuk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP adalah 7,25%.

a. Apabila perhitungan angsuran dengan metode Perhitungan Anuitas Kredit = Rp 10.000.000

Jangka Waktu = 3 Tahun / 36 Bulan Bunga = 7,25% / 0,0725 Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

(37)
(38)

85 Selanjutnya untuk angsuran bulanan sama nilainya yaitu Rp. 309.195, sedangkan untuk komposisi dari angsuran yaitu angsuran pokok, angsuran bunga, dan sisa hutang dihitung seperti yang telah dijelaskan diatas sampai dengan hutang tersebut lunas yaitu pada bulan ke 36

(39)

Berdasarkan perhitungan diatas apabila ditampilkan kedalam tabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Perhitungan Angsuran Dengan Metode Bunga Anuitas

Angsuran ke: BUNGA POKOK /BLN JUMLAH ANGSURAN SISA HUTANG 0 10.000.000 1 60.417 249.499 309.915 9.750.501 2 58.909 251.006 309.915 9.499.495 3 57.393 252.523 309.915 9.246.973 4 55.867 254.048 309.915 8.992.925 5 54.332 255.583 309.915 8.737.342 6 52.788 257.127 309.915 8.480.214 7 51.235 258.681 309.915 8.221.534 8 49.672 260.244 309.915 7.961.290 9 48.099 261.816 309.915 7.699.474 10 46.518 263.398 309.915 7.436.077 11 44.926 264.989 309.915 7.171.088 12 43.325 266.590 309.915 6.904.498 13 41.715 268.201 309.915 6.636.297 14 40.094 269.821 309.915 6.366.476 15 38.464 271.451 309.915 6.095.025 16 36.824 273.091 309.915 5.821.934 17 35.174 274.741 309.915 5.547.193

(40)

87 18 33.514 276.401 309.915 5.270.792 19 31.844 278.071 309.915 4.992.721 20 30.164 279.751 309.915 4.712.970 21 28.474 281.441 309.915 4.431.529 22 26.774 283.141 309.915 4.148.387 23 25.063 284.852 309.915 3.863.535 24 23.342 286.573 309.915 3.576.962 25 21.611 288.304 309.915 3.288.658 26 19.869 290.046 309.915 2.998.611 27 18.117 291.799 309.915 2.706.813 28 16.354 293.562 309.915 2.413.251 29 14.580 295.335 309.915 2.117.916 30 12.796 297.120 309.915 1.820.796 31 11.001 298.915 309.915 1.521.882 32 9.195 300.721 309.915 1.221.161 33 7.378 302.537 309.915 918.624 34 5.550 304.365 309.915 614.258 35 3.711 306.204 309.915 308.054 36 1.861 308.054 309.915 0 JUMLAH 1.156.951 10.000.000 11.156.951 Sumber : Bank Tabungan Negara KCP Sukoharjo (data diolah)

b. Sedangkan perhitungan angsuran dengan metode perhitungan bunga flat a. Kredit = Rp 10.000.000

(41)

c. Bunga = 7,25% / 0,0725

Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Karena dengan metode flat maka perhitungan dari angsuran pertama hingga hutang lunas yaitu bulan ke 36 perhitungan angsuran pokok, angsuran bunga dan total angsuran sama. Sedangkan untuk sisa

(42)

89 kredit menyesuaikan sisa kredit sebelumnya dan pokoknyapun tetap sama.

Berdasarkan perhitungan diatas apabila ditampilkan kedalam tabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3 Perhitungan Angsuran Dengan Metode Bunga Flat

ANGSURAN KE: ANGSURAN POKOK ANGSURAN BUNGA TOTAL ANGSURAN SISA KREDIT 0 10.000.000 1 277.778 60.417 338.194 9.722.222 2 277.778 60.417 338.194 9.444.444 3 277.778 60.417 338.194 9.166.667 4 277.778 60.417 338.194 8.888.889 5 277.778 60.417 338.194 8.611.111 6 277.778 60.417 338.194 8.333.333 7 277.778 60.417 338.194 8.055.556 8 277.778 60.417 338.194 7.777.778 9 277.778 60.417 338.194 7.500.000 10 277.778 60.417 338.194 7.222.222 11 277.778 60.417 338.194 6.944.444 12 277.778 60.417 338.194 6.666.667 13 277.778 60.417 338.194 6.388.889 14 277.778 60.417 338.194 6.111.111 15 277.778 60.417 338.194 5.833.333 16 277.778 60.417 338.194 5.555.556 Selanjutnya

(43)

17 277.778 60.417 338.194 5.277.778 18 277.778 60.417 338.194 5.000.000 19 277.778 60.417 338.194 4.722.222 20 277.778 60.417 338.194 4.444.444 21 277.778 60.417 338.194 4.166.667 22 277.778 60.417 338.194 3.888.889 23 277.778 60.417 338.194 3.611.111 24 277.778 60.417 338.194 3.333.333 25 277.778 60.417 338.194 3.055.556 26 277.778 60.417 338.194 2.777.778 27 277.778 60.417 338.194 2.500.000 28 277.778 60.417 338.194 2.222.222 29 277.778 60.417 338.194 1.944.444 30 277.778 60.417 338.194 1.666.667 31 277.778 60.417 338.194 1.388.889 32 277.778 60.417 338.194 1.111.111 33 277.778 60.417 338.194 833.333 34 277.778 60.417 338.194 555.556 35 277.778 60.417 338.194 277.778 36 277.778 60.417 338.194 0 JUMLAH 10.000.000 2.175.000 12.175.000

Sumber : Bank Tabungan Negara KCP Sukoharjo (data diolah)

Dari perhitungan angsuran dengan metode anuitas dan dengan metode flat dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:

(44)

91 a. Untuk perhitungan angsuran kredit sebesar Rp. 10.000.000,- jangka

waktu 36 bulan dengan metode bunga anuitas total angsuran bunga yang dibayarkan selama 36 bulan adalah Rp 1.156.951,- dan total angsuran pokok + bunganya adalah Rp 11.156.951,-. Sedangkan dengan metode bunga flat total bunga yang dibayarkan selama 36 bulan adalah Rp 2.175.000 dan total angsuran pokok + bunganya adalah Rp 12.175.000,-. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa angsuran kredit dengan metode bunga anuitas lebih menguntungkan untuk nasabah di banding dengan metode bunga flat.

b. Sedangkan apabila kredit tersebut dibayar sebelum jatuh tempo misalnya setelah nasabah mengangsur selama 24 bulan kemudian akan melunasi seluruh sisa dari kreditnya maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Metode perhitungan bunga Anuitas

Sisa angsuran pokok pada bulan ke 25 Rp 3.576.962 Angsuran Bunga bulan ke 25 Rp 21.611 Biaya Pinalti 1% x Rp 3.576.962 Rp 35.770 Total yang harus dibayarkan Rp 3.634.343 Metode Perhitungan Bunga Flat

Sisa angsuran pokok pada bulan ke 25 Rp 3.333.333 Angsuran Bunga (7,25% x Rp 3.333.333) Rp 241.667 Biaya Pinalti tergantung bank misal 1% x3.333.333 Rp 33.333 Total yang harus dibayarkan Rp 3.608.333 Melihat secara sekilas perhitungan tersebut memang pada saat pelunasan sebelum jatuh tempo metode flat lebih sedikit

(45)

dibandingkan dengan pelunasan dengan metode anuitas. Tetapi apabila dihitung kembali berapa jumlah bunga yang nasabah bayarkan dari angsuran pertama hingga pada saat pelunasan angsuran yaitu sebagai berikut

Total bunga yang dibayarkan dengan metode bunga anuitas adalah angsuran bunga ke 1-24 Rp 1.014.929 + angsuran bunga ke 25 Rp 21.611 = Rp 1.036.540,

Sedangkan dengan metode bunga flat total bunga yang dibayarkan yaitu angsuran bunga ke 1-24 Rp 1.450.000 + bunga pelunasan Rp 241.667 = Rp 1.691.667.

Dari perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila kredit dilunasi sebelum jatuh tempo bunga yang dibayarkan dengan metode Bunga Anuitas lebih sedikit dibandingkan dengan Metode Bunga Flat. Jadi lebih menguntungkan dengan menggunakan bunga Anuitas.

Persamaan dan Perbedaan metode perhitungan bunga antara bunga Anuitas dan bunga Flat dijelaskan dalam tabel Sebagai berikut:

Tabel 3.4 Persamaan dan Perbedaan Metode Perhitungan Bunga Anuitas dan Bunga Flat

NO Keterangan Anuitas Flat

1 Bunga Bunga yang dibayarkan setiap bulannya semakin menurun

Bunga yang dibayarkan setiap bulannya sama meskipun pokoknya

(46)

93 pokok kreditnya

2 Pokok yang dibayarkan

Pokok yang dibayarkan setiap bulannya bertambah sesuai dengan sisa pokok dan jumlah bunga yang dibayarkan.

Pokok yang dibayarkan setiap bulannya sama.

3 Angsuran Angsuran yang dibayarkan yaitu komposisi antara pokok+bunga setiap bulannya sama meskipun pokok dan bunga yang dibayarkan berbeda

Angsuran yang dibayarkan yaitu komposisi pokok+bunga setiap bulannya sama.

4 Pelunasan angsuran

Pada saat pelunasan sebelum jatuh tempo angsuran dihitung berdasarkan sisa kredit + besarnya angsuran bunga saat itu + biaya pinalti 1% dari sisa kredit.

Pada saat pelunasan sebelum jatuh tempo maka angsuran dihitun berdasar total sisa kredit + bunga (sisa kredit x bunga /12) + biaya pinalti sesuai dengan ketentuan masing masing bank.

(47)

3.6 Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo

Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo dapat dijelaskan dalam tabel tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Perkembangan Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Oktober 2010 Maret 2014

Bulan Realisasi

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Januari 135.000.000 0 53.000.000 258.500.000 Februari 964.000.000 0 122.000.000 437.000.000 Maret 1.149.000.000 0 167.000.000 596.390.000 April 1.423.000.000 0 63.000.000 Mei 863.000.000 0 186.700.000 Juni 1.005.500.000 0 548.300.000 Juli 919.000.000 0 237.500.000 Agustus 1.769.000.000 465.500.000 216.900.000 September 215.000.000 210.500.000 259.000.000 Oktober 309.000.000 912.000.000 0 0 November 231.000.000 746.000.000 283.000.000 203.000.000 Desember 857.400.000 614.000000 139.000.000 1.038.280.000 Total 1.397.400.000 10.714.500.000 1.098.000.000 3.094.680.000 1.291.890.000 Sumber: BTN KCP Sukoharjo (data diolah)

Keterangan

(48)

95 Tabel 3.6 Perkembangan Jumlah Debitur Realisasi Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) Sejahtera FLPP PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Oktober 2010 Maret 2014

Bulan Realisasi

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Januari 3 0 1 5 Februari 22 0 2 6 Maret 26 0 3 8 April 30 0 1 Mei 19 0 3 Juni 22 0 10 Juli 19 0 4 Agustus 39 9 3 September 5 3 4 Oktober 6 20 0 0 November 4 16 5 3 Desember 15 13 2 14 Total 25 234 19 48 19

Sumber: BTN KCP Sukoharjo (data diolah) Keterangan

= Program FLPP Dilaksanakan Bulan Oktober 2010. = April Desember 2014 Data Belum Tersedia. Dari kedua tabel diatas dapat diketahui bahwa:

a. Pada Tahun 2010 Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP Dilaksanakan Pada bulan Oktober. Program Ini sudah sangat diminati oleh nasabah. Terbukti realisasi Kredit Bulan Oktober Hingga Bulan Desember dengan total Rp 1.397.400.000 yaitu 25 Debitur

b. Pada Tahun 2011 setiap bulannya dapat membiayai debitur meskipun jumlahnya tidak pasti ada kenaikan tetapi ada juga penurunan. Pencapaian

(49)

BTN di Tahun 2011 ini sangat signifikan dibanding tahun 2010 peningkatanya mencapai 88% yaitu total realisasi kredit Rp 10.714.500.000 dengan jumlah debitur 234.

c. Pada Tahun 2012 bulan Januari hingga Juli mengalami perhentian penyaluran kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP, dikarenakan pada awal Tahun Pemerintah mengubah kebijakan pembiayaan rumah Subsidi yaitu dari bunga yang sebelumnya 8,25 menjadi 7,25. Kebijakan tersebut memang sangat berpengaruh dengan pembiayaan KPR Subsidi tetapi pada bulan Agustus bank sudah mulai dapat menyalurkan kredit kembali yaitu Rp. 465.000.000, dengan jumlah debitur 9 orang, bulan September Rp 210.000.000, yaitu 3 orang debitur, bulan Oktober bank tidak menyalurkan pembiayaan dikarenakan tidak ada nasabah yang mengajukan pembiayaan pada bulan November Rp 283.000.000 yaitu 5 orang debitur dan pada bulan Desember Rp. 139.000.000 yaitu 2 debitur sehingga total pembiayaan yang disalurkan oleh BTN pada Tahun 2012 adalah Rp 1.098.000.000 dengan total debitur yaitu 19 orang debitur menurun 91% dari Tahun 2011.

d. Pada tahun 2013 Bank Tabungan Negara sudah mulai normal kembali dalam pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yaitu pada bulan Januari September dapat membiayai 31 debitur dengan total Rp 1.835.400.000 dan bulan Oktober bank tidak melakukan pembiayaan karane tidak ada nasabah yang mengajukan pembiayaan sedangkan bulan November dan Desember dapat membiayai 17 debitur sebesar Rp

(50)

97 e. Pada Januari Desember 2014 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk,

KCP Sukoharjo telah Membiayai 19 Debitur yaitu dengan total Rp 1.291.890.000.

Tabel 3.7 Data Debitur Berdasarkan Besaran Plafon Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Tahun 2013

Bulan

Keterangan Jumlah Plafon

Jumlah <50.000.000 50.000.000 s/d 60.000.000 60.000.000 s/d 79.200.000 Januari - 1 - 1 Februari 1 - 1 2 Maret - 3 - 3 April - - 1 1 Mei - 2 1 3 Juni 2 2 6 10 Juli 1 1 2 4 Agustus - - 3 3 September - 1 3 4 Oktober - - - -November 3 3 Desember 1 13 14 TOTAL 5 10 33 48

Sumber: BTN KCP Sukoharjo (data diolah)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP untuk plafon Kurang dari Rp 50.000.000 hanya ada 4 Debitur, untuk Plafon Rp 50.000.000 s/d Rp

(51)

60.000.000 ada 10 Debitur, sedangkan untuk Plafon Rp 60.000.000 s/d Rp 79.200.000 adalah 17 debitur. Jadi kebanyakan debitur hanya mampu membayar Uang muka 10 35 % saja dan sisanya dengan mengajukan pembiayaan di bank.

Tabel 3.8 Data Debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP berdasarkan Pekerjaan Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Tahun 2013

Bulan Keteranga Pekerjaan Jumlah PNS Swasta Wirausaha / Wiraswasta Polri Januari - 1 - - 1 Februari - 2 - - 2 Maret - 3 - - 3 April - 1 - - 1 Mei - 3 - - 3 Juni - 7 3 - 10 Juli - 3 1 - 4 Agustus - 3 - - 3 September - 3 - 1 4 Oktober - - - - -November - 2 1 - 3 Desember 3 11 - - 14 Total 3 39 5 1 48

(52)

99 Dari tabel diatas Dapat diketahui bahwa selama tahun 2013 pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang dibiayai PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCP Sukoharjo didominasi oleh Karyawan Swasta yaitu 39 Orang dan sisanya yaitu PNS, Wirausaha/Wiraswasta dan Polri.

Tabel 3.9 Data Debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP Berdasarkan Penghasilan Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Tahun 2013

Bulan Keterangan Penghasilan Jumlah < 1.000.000 s/d 2.000.000 > 2.000.000 s/d 3.000.000 3.000.000 s/d 3.500.000 > 3.500.000 Januari 1 - - - 1 Februari - 2 - - 2 Maret - 3 - - 3 April 1 - - - 1 Mei 1 2 - - 3 Juni 2 8 - - 10 Juli 2 2 - - 4 Agustus 1 1 1 - 3 September 4 - - - 4 Oktober - - - - -November 1 2 - - 3 Desember - 9 5 - 14 Total 13 29 6 - 48

(53)

Dari data diatas dapat diketahui bahwa Debitur yang mengajukan Kedit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP didominasi oleh Debitur Berpenghasilan Rp 2.000.000 s/d Rp 3.000.000. Sisanya yaitu Debitur yang berpenghasilan Rp 1.000.000 s/d Rp 2.000.000 dan Rp 3.000.000 s/d Rp 3.500.000. untuk Debitur yang berpenghasilan >Rp 3.500.000 tidak ada dikarenakan Maksimal Penghasilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP adalah Rp

3.500.000,-Tabel 3.10 Data Debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Tahun 2013

Bulan Keterangan Wilayah Jumlah

SKH SOLO WNG BYL SRGN KRA JKT Jatim

Januari - 1 - - - 1 Februari - - 2 - - - 2 Maret 3 - - - 3 April - 1 - - - 1 Mei 2 - 1 - - - 3 Juni 5 3 1 1 - - - - 10 Juli - - 3 - 1 - - - 4 Agustus 2 1 - - - 3 September 1 3 - - - 4 Oktober - - - -November 1 - 1 - - - - 1 3 Desember 2 6 3 - - 1 1 1 14 TOTAL 16 15 11 1 1 1 1 2 48

(54)

101 Keterangan: a. SKH : Sukoharjo b. Solo : Solo c. WNG : Wonogiri d. BYL : Boyolali e. SRG : Sragen f. KRA : Karanganyar g. JKT : Jakarta

h. Jatim : Jawa Timur Meliputi Pacitan dan Trenggalek

Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa pada tahun 2013 Debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP berasal Dari daerah Sukoharjo Itu sendiri yaitu 16 Orang, Solo 15 Orang, Wonogiri 11 orang dan sisanya yaitu Boyolali, karanganyar, Sragen dan Daerah Jawa Timur. Karena Bank yang membiayai perumahan berlokasi disukoharjo dan lokasi perumahan yang akan mereka beli yaitu di daerah Sukoharjo dan Wonogiri. Jadi Debitur pun juga berasal dari dekat Lokasi Perumahan Tersebut.

(55)

Tabel 3.11 Data Debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP Berdasarkan Usia Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Tahun 2013

Bulan Keterangan Usia Jumlah

21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 50-65 Januari 1 - - - 1 Februari - 2 - - - 2 Maret - - 3 - - - - 3 April - - - 1 - - - 1 Mei - - 2 - 1 - - 3 Juni - 1 4 4 1 - - 10 Juli - 1 3 - - - - 4 Agustus - - 2 1 - - - 3 September 1 1 - 1 1 - - 4 Oktober - - - -November 1 1 - 1 - - - 3 Desember 1 7 2 2 1 1 0 14 Total 4 13 16 10 4 1 0 48

Sumber: BTN KCP Sukoharjo (data diolah)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa debitur yang mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP urutan pertama yaitu Usia

(56)

103 urutan yang ketiga yaitu 36-40 th untuk usia 21-25 th jumlah nya tidak seberapa yaitu hanya 4 Orang dan sisanya yaitu usia 41 50 th.

Hal tersebut disebabkan karena usia yang ditentukan oleh BTN yaitu Minimal 21 tahun atau sudah menikah dan usia Maksimal sampai Kredit tersebut Lunas yaitu 65 tahun. Maka dari itu untuk usia diatas 50 tahun tidak ada karena apabila nanti mengajukan kredit jangka waktu kredit hanya 5 tahun untuk usia 60 tahun resikonya pun sangat besar.

Tabel 3.12 Data Daerah Untuk Perumahan Subsidi Yang di Biayai PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo Tahun 2013

No Lokasi Perumahan Pengembang

1 Sukoharjo 7

2 Wonogiri 6

TOTAL 13

Sumber: BTN KCP Sukoharjo (data diolah)

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa BTN KCP Sukoharjo pada tahun 2013 bekerjasama dengan pengembang yang lokasinya di Sukoharjo ada 7 Pengembang, sedangkan untuk Wilayah Wonogiri ada 6 Pengembang yang bekerjasama Dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KCP Sukoharjo.

(57)

3.7 Penyelesaian kredit bermasalah yang di ada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo

3.7.1 Contoh Kasus Kredit Bermasalah

Seorang Pengusaha Mebel mengajukan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP dengan jangka waktu 10 tahun. Setelah melaui Tahap tahap pemberian kredit dan telah diputuskan untuk mendapatkan pembiayaan tersebut. Debitur tersebut selalu membayar angsuran (pokok+bunga) tepat pada waktunya dan tidak pernah nunggak.

Akan tetapi di pertengahan kredit ternyata debitur tersebut nunggak selama 3 bulan dikarenakan debitur (Suami) mengalami sakit yang sangat parah. Walaupun dalam keadaan seperti itu usaha mebelnya masih berjalan dengan baik dijalankan oleh istri dari debitur tersebut. Tetapi Hasil usaha mebel tersebut habis untuk berobat sang debitur tersebut, sehingga sudah tidak ada uang untuk membayar kredit di Bank. Setelah menjalani pengobatan selama 3 bulan Saat ini kondisi debitur tersebut sudah mulai membaik.

3.7.2 Penyelesaian yang dilakukan oleh BTN KCP Sukoharjo. Meningkatkan intensitas penagihan via Telephone Meningkatkan intensitas penagihan dengan surat

Melalui telephone dan surat tidak pernah mendapat jawaban maka pihak bank mendatangi rumah debitur tersebut.

(58)

105 Dengan mendatangi debiturpun pihak bank tidak dapat bertemu dengan debitur tersebut. Maka pihak bank kemudian menerbitkan surat lelang dan dikirim ke alamat rumah debitur tersebut.

Setelah diterbitkan surat lelang tersebut beberapa hari kemudian debitur (istri) datang ke bank menceritakan sebab akibat mengapa beliau tidak membayar kewajibannya selama 3 tahun. Beliau juga mengutarakan bahwa rumah tersebut jangan dilelang. Beliau akan berusaha membayar. Debitur minta keringanan kepada bank. Setelah mendengar sebab dan akibat mengapa debitur tersebut nunggak 3 bulan dan akan tetap membayar hutang hutangnya maka bank memberikan keringanan untuk debitur dalam membayar tunggakannya 3 bulan tersebut dengan cara Restructuring yaitu dengan menambah jumlah kredit dan menambah Equity. Metode yang di terapkan dalam bank yaitu pada bulan berikutnya debitur harus membayar angsurannya (pokok+bunga) seperti yang telah ditetapkan sebelumnya tetapi dalam pembayaran tersebut debitur harus membayar tunggakan angsuran (pokok+bunga) selama 3 bulan semampunya dia. Misalnya angsuran (pokok+bunga) Rp. 300.000,- jadi tunggakan selama 3 bulan Rp 900.000,- maka dalam membayar angsuran debitur harus membayar lebih dari Rp 300.000,- contohnya Rp 350.000 . Rp 300.000 adalah kebajiban yang harus dibayarnya setiap bulan dan Rp 50.000 atau boleh lebih semampu debitur adalah cicilan pembayaran tunggakan selama 3 bulan yang lalu.

(59)

Debitur menyetujui metode yang ditetapkan oleh bank tersebut karena kondisi kesehatan suaminya sudah membaik. Sehingga setiap bulannya debitur membayar angsuran lebih dari (pokok+bunga) yang ditetapkan sebelumnya.

Pada akhirnya debitur mampu melunasi hutang hutangnya + tunggakan hutang 3 bulan tepat pada waktunya.

3.8 Kelebihan dan kekurangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP & Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum.

Kelebihan dan kekurangan dalam pembiayaan itu pasti terjadi. Apalagi dalam pembiayaan Kredit konsumsi yang resikonya juga sering terjadi. Pembiayaan baik Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP maupun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum melibatkan berbagai macam pihak yaitu Kementrian Perumahan Rakyat, Bank Penyalur Kredit, Developer Perumahan, Debitur itu sendiri dan pihak pihak lainnya. Meskipun sudah adanya peraturan yang mengatur tentang kebijakan kebijakan perumahan tetapi masih banyak adanya kekurangan kekurangan yang terjadi. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP maupun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.

Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP & Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum:

(60)

107 Tabel 3.13 Kelebihan dan Kekurangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Sejahtera FLPP & Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum.

KPR FLPP KPR PLATINUM

Kelebihan Kelemahan Kelebihan Kelemahan

Disubsidi Oleh Pemerintah Tidak semua MBR dapat di setujui kreditnya Dapat membeli rumah dengan type yang bebas

Tidak mendapat subsidi pemerintah Suku Bunga Ringan Masih minimnya perumahan subsidi.

Tidak ada batasan maksimal harga rumah yang akan dibeli

Suku bunga tinggi

Di khususkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah <3.500.000, baik berpenghasilan tetap maupun berpenghasilan tidak tetap Kredit jangka panjang memiliki risiko yang cukup besar terlebih untuk masyarakat berpanghasilan tidak tetap. Jangka waktu relatif lama Terbebani PPN

Type Rumah . Masih dikenakan Dapat digunakan Maksimal kredit

(61)

bebas, asal harga jual tidak lebih dari Rp88.000.000 PPN untuk semua masyarakat dengan syarat telah memenuhi kriteria yang ditentukan bank 80% dari taksasi agunan Uang muka Ringan Adanya developer developer nakal meskipun banyak juga developer yang jujur. Rumah tersedia banyak oleh developer Adanya developer nakal

Angsuran Ringan Hanya untuk pembelian rumah subsidi pertama Adanya LTV (Loan To Value) untuk pembelian rumah kedua, ketiga dan seterusnya, untuk meminimalisir gagal bayar Maksimal kredit 90% dari taksasi agunan

(62)

109 Tabel diatas tentang kelebihan dan kekurangan (KPR) Sejahtera FLPP & Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum. Pada dasarnya kelebihan dan kekurangan itu wajar adanya. Tergantung bagaimana pihak yang terkait mensikapi kelebihan dan kelemahan tersebut karena pandangan orang itu berbeda beda.

3.9 Hasil Wawancara dengan Nasabah tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

Hasil Wawancara dengan Nasabah tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14 Hasil Wawancara Tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

NO NASABAH

PERTANYAAN

JAWABAN

1 Nasabah A Bagaimanakah pendapat anda tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang ada di BTN Sukoharjo

Sudah Sangat Baik

Apa harapan anda kedepannya tentang Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

Berharap KPR Sejahtera FLPP terus ada seterusnya. Karena program ini sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah

(63)

2 Nasabah B Bagaimanakah pendapat anda tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang ada di BTN Sukoharjo

Sudah Baik

Apa harapan anda kedepannya tentang Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera

Uang mukanya sedikit agar masyarakat berpenghasilan tidak tetap juga dapat mengajukan pinjaman dan tidak dipersulit oleh uang muka.

3 Nasabah C Bagaimanakah pendapat anda tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang ada di BTN Sukoharjo

Sudah Baik

Apa harapan anda kedepannya tentang Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

Bank bisa mengerti dengan perekonomian nasabah terutama masyarakat berpenghasilan tidak tetap. 4 Nasabah D Bagaimanakah pendapat anda

tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

(64)

111 Sukoharjo

Apa harapan anda kedepannya tentang Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

Lebih ditingkatkan pelayanannya.

5 Nasabah E Bagaimanakah pendapat anda tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang ada di BTN Sukoharjo

Sangat baik

Apa harapan anda kedepannya tentang Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

Suku bunganya tetap ringan, tidak betambah.

6 Nasabah F Bagaimanakah pendapat anda tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang ada di BTN Sukoharjo

Sudah Baik

Apa harapan anda kedepannya tentang Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

Lebih diperbaiki

pelayanannya agar lebih baik dari yang sekarang.

7 Nasabah G Bagaimanakah pendapat anda Sudah Baik

(65)

tentang pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP yang ada di BTN Sukoharjo

Apa harapan anda kedepannya tentang Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP

Lebih dipermudah lagi pemberian kreditnya.

Sumber : Wawancara (data diolah)

Dari tabel hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa prosedur yang ditetapkan bank sudah baik karena dari tujuh narasumber lima diantaranya menjawab baik dan dua diantaranya menjawab sangat baik. Sedangkan untuk harapan kedepannya yaitu mereka menginginkan agar Program KPR Sejahtera FLPP ini akan terus ada karena sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah, pelayanan yang lebih diperbaiki lagi, , lebih dimudahkan dalam kredit pemilikan rumah untuk kedepannya, mereka juga berharap agar suku bunga KPR nantinya tidak dinaikkan dan keringanan uang mukanya.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BTN KCP Sukoharjo
Tabel  3.1  Ketentuan  Tentang  Harga  Rumah,  Uang  Muka  dan  Maksimal  KPR BTN  No Wilayah Maksimal Harga Rumah MinimalUang Muka Maksimal Nilai KPR 1 Wilayah I: Sumatera Jawa  selain  Jabodetabek  Sulawesi  Rp  88.000.000,-10% Harga  Rumah Rp  79.200.00
Gambar 3.2 Alur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah KPR Sejahtera FLPP BTN KCP Sukohajo
Tabel 3.2 Perhitungan Angsuran Dengan Metode Bunga Anuitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi topografi Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) dengan lahan mencapai kemiringan diatas 15% memiliki permasalahan. Masalah yang terjadi adalah erosi sedimen,

Hasil yang didapatkan yaitu adanya perbedaan yang bermakna setelah aplikasi pasta buah stroberi terhadap perubahan warna dan kekerasan permukaan enamel, sehingga dapat disimpulkan

Dari hasil penelitian, Konsistensi jumlah upah yang diberikan kepada pekerja UD. Barokah Jaya Wonokromo Surabaya telah dilakukan oleh pemilik, yakni upah yang

perumahan permukimanyang mempunyai prasyarat kecukupan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan minimal sebagai tempat pelayanan publik dan tempat

Sedangkan penelitian yang dilakukan Indrianawati, et, al, 2015 yang berjudul Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syari’ah Dengan Sample pada BNI Syari’ah,

Ingkaran dari pernyataan “Pada saat ujian nasional sedang berlangsung semua siswa tidak diperkenankan membawa kalkulator atau hand phone.” adalah ….. Pada saat ujian

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA. Provinsi : Papua Barat Tahun

Rancangan MIPS-X banyak diperbaruhi oleh MIPS dan RISC-2 dengan beberapa perbedaan utama : Semua instruksi MIPS-X merupakan operasi tunggal dan dieksekusi dalam satu