• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA SIMBOLIK KONSTRUKSI RUMAH ADAT MANGGARAI SKRIPSI OLEH: HILARIUS NAKUT NO. REG:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKNA SIMBOLIK KONSTRUKSI RUMAH ADAT MANGGARAI SKRIPSI OLEH: HILARIUS NAKUT NO. REG:"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA SIMBOLIK KONSTRUKSI RUMAH ADAT

MANGGARAI

(Studi Kasus Kampung Ruteng Pu’u Kelurahan Golo Dukal Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Komunikasi

OLEH:

HILARIUS NAKUT

NO. REG: 431 04 027

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2009

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah Diuji dan Dipertahankan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, pada :

Hari : Jumat, 21 Agustus 2009 Tanggal : 09.00 WITA

Tempat : Ruang Ujian FISIP

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Servatius Rodriques, M.Si) (Lucy Max, S.Sos)

MENGESAHKAN

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang

(3)

MOTTO :

“Bisa Dan Tidak Bisa Harus Bisa !”

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

 Allah Tri Tunggal Maha Kudus dan Bunda Maria  Ayahku tercinta, Thomas Sagur yang setia

mendampingiku dengan segala yang ada padanya sebagai orang tua tunggal semenjak Ibunda tercinta Maria Djebiut kembali ke pangkuan Sang Khalik. Aku tetap yakin, Bunda tersenyum bangga di keabadian, saat kuselesaikan satu etape ini.

 Ketujuh kakakku; Weta Veronika Adim, Ka’é Herman

Mal, Weta Yuliana Nimat, Weta Garda Mamus, Weta Martina Daima, Weta Rofina Sanung, Ka’é Aloysius K. Baru untuk semua persaudaraan dan dukungan hingga aku boleh melewati aneka perjuangan, termasuk merampungkan karya ini.

(4)

KATA PENGANTAR

Terselesaikannya karya kecil ini, merupakan jawaban atas pengorbanan dan perjuangan panjang yang penulis jalani, baik sebelum dan sesudah menjalani masa penelitian di Kampung Ruteng Pu’u, Kelurahan Golo Dukal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, dengan fokus penelitian tentang: ”Makna Simbolik Konstruksi Rumah Adat Manggarai”. Ada begitu banyak ganjalan yang sempat menguji kesabaran penulis baik sebelum, selama dan setelah rampungnya karya kecil ini. Di tengah kegelisahan tersebut, penulis kemudian menyadari bahwa rencana Tuhan adalah yang abadi dan semua pasti indah pada waktunya.

Penulis menyadari dengan sesungguhnya, bahwa selama proses itu, ada begitu banyak pihak yang turut dilibatkan, lewat bantuan mereka baik moril maupun material, yang bagi penulis merupakan hutang yang tak dapat dibayar dengan apapun selain ucapan terimah kasih yang tulus, penulis dedikasikan kepada:

1. Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Khatolik Widya Mandira Kupang yang telah mengijinkan penulis untuk menjalani masa penelitian di Kampung Ruteng Pu’u, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.

3. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan seluruh dosen yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani pendidikan di Almamater tercinta.

(5)

4. Bapak Drs. Darus Antonius M.Si selaku dosen pembimbing akademik. 5. Bapak Drs. Darus Antonius M.Si selaku penguji I dan Bapak Yoseph

Andreas Gual, S.Sos selaku penguji II yang telah membuka wawasan penulis untuk melihat secara lebih dalam tentang persoalan teristimewa dalam memberi kritik dan saran sehingga laporan tugas akhir ini menjadi lebih baik.

6. Bapak Drs. Servatius Rodriques M.Si dan Ibu Lucy Max, S.Sos selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak mengorbankan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis.

7. Bapak Wilhelmus Wagut selaku Tu’a Golo bersama seluruh masyarakat Ruteng Pu’u yang telah menerima dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Kampung Ruteng Pu’u.

8. Ema Kosmas Gengkor, Ema Wihelmus Wagut, Ema Niko Peo, Ka’é Maksimus Antar, Ka’é Maksimus Antar, Ka’é Salesius Pil, Ka’é Yosep Tok, Ka’é Antonius Praga, Ka’é Yoseph Tok, Ka’é Aleks Jong, Ka’é Wihelmus Jelami, To’a Stefanus Saryono, Ka’é Rofino Kant, Ema Petrus Janggur yang telah membantu dan membagi ilmu kepada penulis selama melakukan penelitian.

9. Yang tersayang kedua orang tuaku, Bapak Thomas Sagur dan Ibu Maria Djebiut (Alm) yang telah menghadirkan penulis kedunia ini.

10. Semua mereka yang penulis cintai: Weta Veronika Adim Sek, Ka’é Herman Mal Sek, Weta Yuliana Nimat Sek, Weta Garda Mamus Sek,

(6)

Baru Sek, Ka’é Polce Sek, Ka’é Frans Pantur Sek, Ka’é Dion DB. Putra Sek, Weta Sun Sek, Ka’é Anton Gelat Sek, Weta Sun Sek dan Bapa Domi Ndarung, Ka’é Nasus Sek, Ka’é Feliks Sek, Ema Dorus Parung Sek, Ka’é Nuel Sek, Ka’é Yeri, Ka’é Konte, Weta Hamila, Ka’é Andre dan Ka’é Lois atas segala pengorbanan dan dukungan baik moril maupun material yang hingga saat ini merindukan keberhasilan penulis.

11. Rekan seperjuangan: Epen, Yosam, Simpli, Arneti, Mersi, Reni, Emi, Jontrak, Ainna, Erlin, Rian, Vitus, Quin, Beni, Elko, Justo, Irna, Elsa Foju, Udis, Anas, Wens, Ciko, Ferry, Jonter, Anjas, Ronal Jehadun, Rolis, Moat, Kristo, Ronal Ndoya, C.H Tangur, Mextro dan Riki yang dengan caranya masing-masing membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini.

12. Semua pihak yang tak sempat disebutkan namanya yang telah mendukung penulis dengan caranya masing-masing.

Penulis menyadari bahwa budi baik tak dapat dibayar tuntas dan akan menjadi kenangan yang berharga dalam perjalanan hidup penulis selanjutnya. Kiranya Tuhan sang empu-Nya hidup memberkati dan mengganjari kebaikan sekalian dengan caranya. Terima kasih.

Kupang, 21 Agustus 2009

(7)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii MOTTO ... iii KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 6

1.4.2 Kegunaan Teoritis ... 7

1.5 Kerangka Pikir, Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 7

1.5.1 Kerangka Pikir ... 7

1.5.2 Asumsi ... 8

(8)

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL ... 10

2.1 Konsep Komunikasi ... 10

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 10

2.1.2 Komunikasi Sebagai Proses Simbolik ... 12

2.1.3 Makna ... 13

2.2 Konsep Komunikasi Budaya ... 14

2.2.1 Pengertian Komunikasi Budaya ... 14

2.2.2 Pemaknaan Terhadap Simbol Komunikasi Budaya ... 16

2.2.3 Hakikat Komunikasi Budaya ... 19

2.2.4 Unsur-Unsur Komunikasi Budaya ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Penentuan Metode Penelitian ... 24

3.2 Operasional Konstruk Penelitian ... 24

3.3 Lokasi, Satuan Kajian dan Informen ... 27

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 27

3.3.2 Satuan Kajian ... 27

3.3.3 Sampel informen ... 27

3.4 Jenis Data dan Teknik pengumpulan Data ... 28

3.4.1 Jenis Data ... 28

3.4.2 Teknik pengumpulan Data ... 29

3.5 Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ... 29

(9)

3.5.2 Interpretasi Data ... 30

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 30

3.6.1 Derajat Kepercayaan ... 30

3.6.2 Kepastian ... 32

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN ... 34

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

4.1.1 Sejarah Asal Usul Manggarai ... 34

4.1.2 Perkembangan Masyarakat Ruteng Pu’u ... 35

4.2 Telaah Informen ... 46

4.2.1 Data Informen Berdasarkan Tingkat Usia... 47

4.2.2 Data Informen Berdasarkan Jenis Kelamin... 47

4.2.3 Data Informen Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 48

4.3 Deskripsi Konstruksi Rumah Adat Kampung Ruteng Pu’u... 49

4.3.1 Mbaru Gendang... 49

4.3.2 Jenis-Jenis Rumah Adat ... 51

4.3.3 Pola Ruang Konstruksi Rumah Adat Kampung Ruteng Pu’u 53 4.3.4 Tahapan Dalam Membangun Rumah Adat... 56

4.3.5 Komposisi dan Fungsi Lembaga Adat Mbaru Gendang... 60

4.4 Makna Simbolik Konstruksi Rumah Adat Manggarai... 63

4.4.1 Makna Individual ... 63

4.4.2 Makna Sosial... 78

(10)

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 97

5.1 Analis Data... 97

5.1.1 Makna Simbolik... 97

5.1.2 Makna Simbolik Konstruksi Rumah Adat Manggarai... 98

5.1.2.1 Makna Individual ... 98 5.1.2.2 Makna Sosial... 103 5.1.2.3 Makna Religius ... 108 5.2 Interpretasi Data... 110 5.2.1 Makna Individual ... 111 5.2.2 Makna Sosial... 115 5.2.3 Makna Religius ... 119 BAB VI PENUTUP ... 121 5.1 Kesimpulan ... 121 5.2 Saran ... 128 DAFTAR PUSTAKA ... 130 PEDOMAN WAWANCARA... 132 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sampel Informen... 28

Tabel 2 Data Jumlah Penduduk Pada Masyarakat Kampung Ruteng Pu’u Kelurahan Golo Dukal Berdasarkan Kepala Keluarga... 39

Tabel 3 Data Jumlah Penduduk Pada Masyarakat Kampung Ruteng Pu’u Kelurahan Golo Dukal Berdasarkan Tingkat Usia ... 40

Tabel 4 Data Jumlah Penduduk Pada Masyarakat Kampung Ruteng Pu’u Kelurahan Golo Dukal Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41

Tabel 5 Data Jumlah Penduduk Pada Masyarakat Kampung Ruteng Pu’u Kelurahan Golo Dukal Menurut Agama... 42

Tabel 6 Data Jumlah Penduduk Pada Masyarakat Kampung Ruteng Pu’u Kelurahan Golo Dukal Menurut Mata Pencaharian... 44

Tabel 7 Data Informen Berdasarkan Tingkat Usia ... 47

Tabel 8 Data Informen Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 9 Data Informen Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 48

Tabel 10 Makna Simbolik Konstruksi Rumah Adat Manggarai... 97

(12)

ABSTRAK

Judul Skripsi ini adalah Makna Simbolik Konstruksi Rumah Adat Manggarai, studi budaya pada masyarakat di Kampung Ruteng Pu’u, Kelurahan Golo Dukal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggara. Setiap kelompok budaya memiliki rumah adat yang menjadi tempat berkumpul sekaligus tempat penyelenggaraan budaya. Rumah adat juga merupakan cerminan keseluruhan makna kehidupan kelompok masyarakat budaya tersebut yang tersirat dalam simbol-simbol yang terdapat pada konstruksi rumah adat. Masyarakat Ruteng Pu’u meyakini bahwa simbol-simbol tersebut memiliki arti mendalam terhadap seluruh tatanan kehidupan mereka. Pertanyaan penelitian yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah apakah makna simbolik konstruksi rumah adat (Mbaru Gendang)?

Penulisan skripsi ini menggunakan dua konsep utama yakni konsep komunikasi yang menjelaskan makna sebagai proses simbolik dan konsep budaya untuk menjelaskan tentang pemaknaan terhadap simbol budaya. Kedua konsep ini penulis gunakan untuk menggambarkan makna dari tiap-tiap simbol yang terdapat pada konstruksi Mbaru Gendang. Dalam proses pemaknaannya keseluruhan simbol tidak secara langsung diterima dan dimengerti melainkan ditafsirkan terlebih dahulu berdasarkan konsep yang ada. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan varian studi kasus. Konstruk penelitian ini adalah makna simbolik konstruksi rumah adat manggarai yang ditelaah berdasarkan makna individu, makna sosial dan makna religius. Sumber informasi dalam penulisan ini berjumlah 12 orang dan data-datanya diperoleh melalui wawancara mendalam.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umumnya masyarakat Ruteng Pu’u memandang Mbaru Gendang sebagai pusat dari penyelenggaraan budaya. Secara individu, mereka meyakini bahwa Mbaru Gendang merupakan bagian dari kebutuhan hidup yang secara nyata diwujudkan dalam simbol lutur (ruangan bersama). Dalam ruangan itu, seluruh persoalan mereka dimusyawarahkan sehingga semakin mendekatkan suasana emosional, dan meningkatkan pula pengetahuan dan pengalaman. Hal ini mereka peroleh lewat intensitas keterlibatan mereka bersama masyarakat dalam Mbaru Gendang. Secara religius, rumah adat dipandang sebagai gereja adat dimana segala ritual yang dilakukan berpusat pada siri bongkok (tiang utama) yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya wujud tertinggi (Mori Kraeng). Sedangkan secara sosial, masyarakat meyakini simbol-simbol pada Mbaru Gendang memiliki makna yang sangat beragam yakni, tanduk kerbau (rangga kaba) sebagai lambang kerja keras, kewibawaan/kehormatan suatu kampung, wunut oles (tali ijuk) dan wiri (kayu penghubung atap) melambangkan persatuan dan kesatuan, lutur tempat untuk musyawarah dan sekaligus sebagai lambang kesejahteraan.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa simbol-simbol konstruksi Mbaru Gendang memiliki makna yang sarat nilai konstruktif untuk pengembangan kehidupan, secara khusus bagi masyarakat Ruteng Pu’u dan masyarakat Manggarai secara umum. Butuh komitmen yang kuat dari pemerintah dan masyarakat untuk bekerja keras mempertahankan dan melestarikan agar kekayaan budaya ini tidak luntur digerus jaman.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan makna simbolik tari Andun dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu

Definisi operasional yang dimaksudkan penulis yakni makna simbolik pakaian adat pengantin Bugis merupakan usaha untuk mengungkapkan pakaian yang di pakai secara turun

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MAKNA SIMBOLIK DALAM PEMBERIAN ULOS PADA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK.. Penulis

Debora (2014) dalam skripsinya yang berjudul Makna Simbolik Upacara Adat Mangulosi (Pemberian Ulos) pada Siklus Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Kecamatan

Objek dari penelitian ini adalah Makna Simbolik Jenis dan Fungsi Ragam Hias Rumah Adat Tongkonan Layuk Desa Sa’dan Kecamatan Balusu Kabupaten Toraja Utara adalah tokoh

Penelitian ini membahas tentang makna simbolik dalam pernikahan adat Jawa di Desa Mahato Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Pernikahan bagi masyarakat Jawa

Informan yang tidak paham akan makna simbolik prosesi adat Jawa tetap menjalankan kehidupan rumah tangganya berdasarkan pengalaman hidup orang tuanya dan berdasarkan

Jadi, Makna Simbolik Ornamen Gorga Budaya Batak Toba merupakan arti mengenai lambang pada bentuk visual ornamen Gorga Batak Toba yang diaplikasikan pada rumah adat Batak Toba