• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH SENI BUDAYA APRESIASI PAGELARAN SENI TARI DAERAH SUMATERA TARI PIRING. Disusun oleh : Nama : ALPANI ZAHROTUN NISA Kelas : XII BAHASA 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS MAKALAH SENI BUDAYA APRESIASI PAGELARAN SENI TARI DAERAH SUMATERA TARI PIRING. Disusun oleh : Nama : ALPANI ZAHROTUN NISA Kelas : XII BAHASA 1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH SENI BUDAYA

APRESIASI PAGELARAN SENI TARI

DAERAH SUMATERA

“TARI PIRING”

Disusun oleh :

Nama : ALPANI ZAHROTUN NISA

Kelas : XII BAHASA 1

SMA NEGERI 1 BANJAR

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan laporan obseavsi ini. Kemudian salawat beriringan salam untuk nabi besar Muhamad SAW.

Penulisan makala ini tidak terlepas dari bantuan dan saran yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan makalah ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk masa yang akan datang. Harapan penuls semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kepada Allah SWT Penulis berdoa dan memohon semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dan menjadi amal saleh hendaknya disisi Allah SWT, amin.

Banjar, Desember 2017

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan ... 2 BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Tari Piring ... 3

B. Sejarah dan Asal-usul Tari Piring ... 4

C. Ragam Gerak Tari Piring ... 5

D. Pencipta Tari Piring... 8

E. Makna Tari Piring ... 9

F. Fungsi Tari Piring ... 9

G. Kostum Tari Piring ... 10

H. Musik Pengiring Tari Piring ... 11

BAB III PENUTUP ... 15

A. Kesimpulan ... 15

B. Saran ... 15

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumatera Barat sebagai salah satu daerah tujuan utama wisata di Indonesia tidak hanya menyediakan keindahan alam saja namun juga keindahan budaya seperti tari-tarian. Seiring perkembangan zaman, seni budaya tari perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Masuknya budaya-budaya baru ke-era globalisasi ini membuat seni tari menjadi sesuatu yang kurang diminati.

Untuk melestarikan kembali kebudayaan tari di Indonesia, kita perlu mempelajari kembali jenis-jenis tari. Salah satunya yang akan kita bahas di makalah ini yaitu Tari Pirirng. Asal-usul Tari Piring berasal dari Sumatera Barat.

Salah satu bentuk kesenian yang ada di Minangkabau adalah tari Piring yang masih banyak dijumpai di Sumatra Barat. Kehadiran piring bagi masyarakat Minangkabau pada zaman dulu merupakan suatu hal yang menarik. Rasa keingintahuan masyarakat terhadap suatu benda yang baru muncul menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk dijadikan properti lain di luar alat makan.

Tari Piring merupakan salah satu warisan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan. Jadi agar seni Tari Piring tetap lestari, kita harus mengetahui semua hal tentang seni Tari Piring itu sendiri. Semoga tulisan ini mampu memberikan kita pengetahuan yang lebih luas tentang Tari pendet, sehingga kita mampu melestarikan warisan budaya ini.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kita penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan Seni Tari Piring yaitu :

1. Bagaimana sejarah Tari Piring? 2. Apa fungsi Tari Piring?

(5)

2

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut : 1. Memberikan pengetahuan kepada generasi penurus tentang Tari Piring 2. Agar warisan budaya terutama tari-tarian tetap lestari

3. Memberi pengetahuan tentang fungsi Tari Piring dan 4. Memberi pengetahuan tentang sejarah Tari Piring.

(6)

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Piring

Selain rumah gadang dan makanannya yang memiliki cita rasa yang nikmat, Sumatra Barat juga terkenal akan Provinsi dengan tingkat kebudayaan pada masa lampau yang begitu tinggi. Beberapa macam peninggalan budaya terdapat di Sumatra Barat, salah satunya yaitu Tari Piring.

Tari Piring ini merupakan tarian khas atau tarian yang berasal dari tanah Minangkabau yang sudah terkenal seantero dunia akan keindahan tarian dan keunikannya. Keunikan tarian ini yang beda dengan tarian-tarian yang lain merupakan unsur yang membuat para penonton tarian ini berdecak kagum.

Tari Piring atau di dalam bahasa Minangkabau disebut dengan sebutan Tari

Piriang adalah salah satu seni tarian tradisional dari Minangkabau, yang tepatnya

berasal dari kota Solok, Prov. Sumatra Barat. Tarian ini ditarikan dengan menyertakan piring sebagai alat atau media utama dalam menarikannya.

Kemudian piring-piring tersebut diayunkan dengan gerakan yang cepat dan teratur tanpa terlepas dari cengkaraman tangan. Tari Piring adalah sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam paduan tari dalam gerakan dasar tari piring terdapat langkah-langkah silat Minangkabau atau Siek.

(7)

4

B. Sejarah dan Asal-usul Tari Piring

Sebagai salah satu wilayah tujuan utama untuk berwisata di Indonesia, Sumatra Barat tidak cuma menyuguhkan keindahan alamnya saja, melainkan juga keindahan budaya semisal tari-tarian. Seiring berkembangnya zaman, perlahan-lahan seni budaya tari menjadi sesuatu yang kurang diminati.

Untuk melestarikannya kembali akan kebudayaan seni tari di Indonesia, kita harus mempelajari kembali macam-macam atau jenis tari. Salah satunya yang akan kita bahas di artikel ini adalah Tari Piring. Asal-usul tari piring ini berasal dari tanah Sumatra Barat.

Tari Piring merupakan salah satu kesenian Minangkabau yang masih banyak kita jumpai di Sumatra Barat. Pada zaman dahulu kehadiran piring-piring bagi masyarakat Minangkabau merupakan suatu hal yang unik. Rasa penasaran dan keingintahuan masyarakat Minangkabau terhadap sebuah benda yang baru dilihatnya menjadikan sebuah inspirasi untuk dijadikan alat-alat atau properti lain di luar alat untuk makan.

Tari Piring termasuk salah satu warisan budaya yang mana kita mesti menjaganya dan melestarikannya. Jadi, supaya seni tari piring ini tetap terlestarikan, kita harus tau semua hal mengenai Tari Piring itu sendiri. Mudah-mudahan tulisan ini bisa membantu untuk melestarikan warisan budaya ini.

(8)

5

Salah satu kesenian tari yang terdapat di Minangkabau adalah Tari Piring yang masih banyak kita jumpai keeksistensiannya di Sumatra Barat. Pada zaman dahulu, masyarakat Minangkabau menganggap akan keberadaan piring-ini suatu hal yang menarik.

Rasa penasaran masyarakat Minangkabau terhadap benda yang baru muncul menjadikan keingintahuannya itu sebagai sebuah sumber inspirasi untuk dijadikan alat lain di luar daripada alat untuk makan.

Keberadaan piring porselen yang didatangkan dari Cina ini dipilih sebagai properti yang terpenting dari tari piring karena disain piringnya yang indah dan memiliki nilai estetis. Gerak-gerakan tari pada desain gerak spiral memunculkan kesan estetis untuk keseluruhan gerak yang sudah dihasilkan.

Bukan hanya gerak spiral pada tarian ini, tapi terdapat juga gerak-gerakan akrobatik yang bisa menambah kesan estetis dalam gerakan tari piring. Contohnya gerak manijak baro.

C. Ragam Gerak Tari Piring

Ragam gerak tari piring ini dilaksanakan di atas tumpukan pecahan kaca, gerakan-gerakan tersebut iala sebagai berikut:

1. Gerak Pasambahan

Gerak yang dilakukan oleh penari pria ini memiliki makna untuk sembah syukur kepada Allah Subhanallah wa ta’ala dan juga permohonan maaf kepada para penonton yang menyaksikan tarian ini supaya terhindar dari

(9)

6

kejadian-kejadian yang bisa merusak atau membuat tidak berjalan dengan baiknya pertunjukan tari piring ini.

2. Gerak Singanjuo Lalai

Gerak ini dilakukan oleh seorang penari wanita yang memiliki arti suasana di hari pagi, dimainkan denga gerakan-gerakan yang lembut lemah gemulai.

3. Gerak Mencangkul

Gerakan ini menggambarkan para bapak tani disaat sedang menggarap sawahnya.

4. Gerak Menyiang

Gerakan ini mengekspresikan kegiatan para bapak tani dikala membersihkan sampah-sampah yang mengganggu tanah disaat mau digarap.

5. Gerak Membuang Sampah

Gerakan ini memperlihatkan bagaimana para petani saat menyemai benih-benih padinya yang akan ditanam.

6. Gerak Memagar

Gerakan ini melambangkan para petani saat memberikan pagar untuk pematang sawah supaya bisa terhindar dari binatang liar yang akan merusak apa yang ditanamnya.

7. Gerak Menyemai

Gerakan ini memperlihatkan bagaimana para petani dalam menyemai benih padi yang hendak ditanamnya.

8. Gerak Mencabut Benih

Gerakan ini menggambarkan akan cara dalam mencabut benih yang sudah ditanam di sawah.

9. Gerak Bertanam

Gerakan ini melambangkan bagaimana kerja para petani dalam memindahkan benih yang sudah dicabut.

10. Gerak Melepas Lelah

Gerakan ini melambangkan akan cara para petani beristirahat untuk melepas lelah sesudah melakukan pekerjaannya dalam mengolah sawah.

(10)

7

11. Gerak Mengantar Juadah

Gerakan mengantar juadah ini merupakan pekerjaan dalam mengantar makanan kepada para petani yang sudah lelah dalam menggarap sawah.

12. Gerak Mengambil Padi

Gerakan ini dipertunjukkan oleh para penari wanita yang menggambarkan ketika mengambil padi yang sudah dipotong oleh para penari pria yang menggambarkan bapak petani.

13. Gerak Menyambit Padi

Gerakan ini dimainkan oleh para penari pria yang melambangkan bagaimana para petani yang sedang bekerja di sawah disaat menyambit padi.

14. Gerak Manggampo Padi

Gerakan yang dikerjakan dalam hal saat mengumpulkan padi dan dibawa untuk dipindahkan ke tempat yang lain.

15. Gerak Menganginkan Padi

Gerakan Ini menggambarkan padi yang sudah dikumpulkan guna dianginkan dan akan dipisahkan antar padi dan kulit padi yang sudah terkupas dari biji padinya.

16. Gerak Mengikir Padi

Gerakan yang melambangakan bagaimana pekerjaan para petani dalam mengumpulkan padi dan juga menjemurnya.

17. Gerak Membawa Padi

Gerakan yang dikerjakan oleh para petani ketika membawa padi untuk dibawa ke tempat yang lain.

18. Gerak Menumbuk Padi

Gerakan ini dilakukan untuk menumbuk padi yang sudah dijemur kering dan dilakukan oleh para pria, sedangkan para wanita bagian mencurahkan padi.

19. Gotong Royong

Gerakan yang dikerjakan dengan cara bersama-sama merupakan lambang akan sifat gotong royong.

(11)

8

20. Gerak Menampih Padi

Sebuah gerakan yang menggambarkan akan gerakan bagaimana kerja para petani saat menapih padi yang sudah menjadi beras

Gerak Menginjak Pecahan Kaca

Penggabungan dari berbagai macam gerakan dan diakhiri oleh para penari yang melakukan atraksi menginjak-injak pecahan kaca yang dilakukan dengan aktratif dan ditambahi dengan berbagai macam gerakan improvisasi penari.

D. Pencipta Tari Piring

Tari Piring merupakan tarian yang sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga kita. Mungkin beberapa orang sudah begitu akrab dengan jenis tarian ini, banyak yang belum tahu akan asal dan usul dan pencipta dari tarian piring ini. Tarian piring ini diciptakan oleh seniman Huriah Adam sebagai seniman terkenal dari Minangkabau.

Seniman ini sudah banyak menghasilkan atau menciptakan jenis-jenis dari gerakan tari yang indah dan juga terkenal sampai saat ini di bumi Minangkabau. Tentu saja beliau sangat berdedikasi dalam perkembangan demi tari tradisional di Indonesia. Tetapi sangat disayangkan, seniman sekaligus pencipta tari piring asli Minangkabau ini meninggal dalam keadaan jasad atau mayatnya yang tidak ditemukan, akibat kecelakaan pesawat.

(12)

9

Tentu dari tragedi ini merupakan pukulan duka untuk Indonesia khususnya masyarakat Minangkabau karena telah kehilangan seorang seniman tari yang sangat berbakat.

E. Makna Tari Piring

Properti yang dipakai untuk pertunjukan tari piring ini ialah dua buah piring yang digenggam dengan dua telapak tangan dengan gerakan tari yang begitu cepat dengan gerakan berpola diayunkan ke depan dan belakang. Dua cincin dan dentingan piring adalah sebuah selingan bunyi pada saat jari penari diketukkan kebagian bawah piring.

Tari Piring ini memiliki makna nilai transendental yang tergambarkan pada saat pelaksanaan tata cara tari piring. Piring-piring itu disusun di atas yang mana menunjukkan simbol yang ditunjukkan ke arah tuhan, selain itu tari piring ini juga sebagai simbol rasa ucap syukur kepada tuhan.

(13)

10

Tari piring sendiri memiliki cukup beragam tarian. Akan tetapi, pada umumnya tarian tari piring dari Minangkabau ini ditampilkan pada upacara adat, semisal pengangkatan penghulu, khitanan, upacara pesta pernikahan dan juga upacara setelah masyarakat selesai memanen semua padi sebagai hasil buminya. Hanya orang-orang yang mampu sajalah yang bisa melaksanakan acara ini atau orang yang berhasil panen besar dengan baik.

Upacara Tari Piring ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat terhadap Allah subhanallahu wa ta’ala yang telah menganugerahkan rahmat dan rizki sehingga panen saat itu melimpah. Ada pula yang mempercayai mitos orang zaman dahulu yaitu mereka akan mengucapkan rasa syukurnya kepada dewi padi yang disebutnya dengan “Sanig Sri”

Dalam perkembangannya, pagelaran tari piring tidak cuma dipertunjukkan pada upacara adat saja melainkan juga ditampilkan untuk membuat meriah hari-hari besar lainnya, semisal peringatan hari kemerdekaan Indonesia, festival, pameran, dan juga di pertunjukkan untuk menyambut tamu-tamu agung.

G. Kostum Tari Piring

Busana yang dipakai oleh para penari piring terbagi menjadi dua bagian yaitu busana untuk pria dan busana untuk para penari wanita.

(14)

11

1. Busana Penari Pria

 Baju gunting China atau busana rang mudo yang memiliki lengan lebar dan diberikan hiasan dengan hiasan missia (rende emas)

 Saran galembong, celana dengan ukuran besar yang di bagian terngahnya (pisak) memiliki warna yang sama dengan warna baju.

 Sisamping dan cawek pinggang, yaitu seperti kain songket yang dililitkan pada pinggang dengan memiliki panjang sepanjang lutut. Adapun cawek pinggang merupakan ikat pinggang yang dibuat dari bahan yang sema juga dengan bahan sesamping yang pada bagian ujungnya dikasih hiasan seperti rumbai-rumbai.

 Destar atau deta ialah penutup kepala yang dibuat dari bahan dasar kain songket dengan bentuk segitiga yang diikatkan pada kepala.

2. Busana Penari Wanita

 Baju kurung yang terbuat dari kain satin dan beludru

 kain songket

 Selendang songket yang digunakan untuk hiasan yang dipakai pada bagian kiri badan.

 Tikuluak tanduk balapak, yakni penutup kepala khusus wanita Minangkabau yang terbuat dari bahan songket yang bentuknya menyerupai tanduk kerbau

 Aksesoris seperti kalung rambai dan juga kalung gadang serta subang atau anting

H. Musik Pengiring Tari Piring

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, memadai dengan pukulan Rebana dan Gong sahaja. Pukulan Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan gerak Tari Piringnya. Pada kebiasaannya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.

(15)

12

Tari Piring diiringi oleh musik Penayuhan. Contoh lagu pengiringnya yaitu Takhian sai tiusung, Takhi pikhing khua belas, Seni budaya lappung, Dang sappai haga tekas (jangan sampai ditinggalkan)

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau,Sumatra Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang (lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau.

Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.

Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok (menyisihkan napas).

Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memilhki ciri khas tersendiri. Contoh dari ciri khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan, ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.

Dahulu, kabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehan pituang Nabi Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga bunyi saluang ambo, kununlah anak sidang manusia... dan seterusnya

(16)

13

Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khassuku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumenbonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat darikuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan.

Talempong berbentuk lingkaran dengan dialeter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nadayang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Gelombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si. Talempong diiringi oleh akord yang cara memainkanya serupa dengan memainkan piano.

(17)

14

Rabab adalah alat musik gesek tradisional khas Minangkabauyang terbuat dari tempurung kelapa. Dengan rabab ini dapat tersalurkan bakat musik seseorang. Biasanya dalam rabab ini dikisahkan berbagai cerita nagari atau dikenal dengan istilah Kaba.

Kesenian Rabab sebagai salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan masyarakatMinangkabau, tersebar dibeberapa daerah dengan wilayah dan komunitas masyarakat yang memiliki jenis dan spesifikasi tertentu.

Rabab Darek, Rabab Piaman dan Rabab Pasisie merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup berkembang dengan wilayah dan di dukung oleh masyarakat setempat. Rabab Darek tumbuh dan berkembang di daerah darek Minangkabau meliputiLuhak nan Tigo sedangkan Rabab Piaman berkembang di daerah pesisir barat Minangkabau, yang meliputi daerah tepian pantai(pesisir).

Pesisir Selatan sebagai wilayah kebudayaan Minangkabau yang menurut geohistorisnya di klasifikasikan kepada daerah Rantau Pasisia yang cakupan wilayah tersebut sangat luas dan didaerah inilah berkembangnya kesenian Rabab Pasisia. Rabab Pasisia ditinjau dari aspek fisik pertunjukanya memiliki spesifikasi tersendiri dan ciri khas yang bebeda dengan rabab lainya. Terutama dari segi bentuk alat mirip, dengan biola secara historis berasal dari pengaruh budaya portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke XVI melalui pantai barat Sumatra.

Dalam rabab memiliki komposisi tersendiri tergantung kepadalagu yang diinginkan dengan memainkan lagu yang bersifat kaba sebagai materi pokok. Lagu yang lahir tesebut merupajan ide gagasan yang berasal dari komunitas masyarakat yang berbeda namun ada dalam daerah yang sama.

(18)

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut saya seni tari merupakan perpaduan unsur raga, irama dan rasa di waktu tertentu yang dimaksudkan untuk keperluan tertentu seperti pengucapan rasa syukur, untuk hiburan atau dinikmati nilai keindahannya. Menurut saya tari piring mempunyai karakteristik yang akhirnya menjadikannya pembeda dari tari-tari tradisional yang ada di Indonesia. Meskipun setiap tari-tarian mempunyai ciri masing-masing tetapi menurut pandangan saya tari piring selain berkarakter juga memiliki nilai warisan budaya Indonesia yang tinggi dan tidak ada yang memilikinya kecuali kita Indonesia khususnya Minagkabau. Ayo, cintai dan lestarikan budaya Bangsa!. Agar setiap warisan budaya yang ada di Indonesia tidak di kleim oleh Negara tetangga seperti tari pendet dan reog Ponoroga beberapa waktu lalu.

B. Saran

Saat ini tari piring sudah termasuk tari yang mendunia, karena sesuai dengan permintaan tari piring sering tampil diberbagai Negara seperti Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, dan Australia. Kita sebagai anak Bangsa seharusnya patut bangga atas eksistensi tari piring yang semakin mendunia. Sedangkan kita sebagai masyarakat Indonesia justru melupakan dan malu untuk menarikan tari-tari tradisional Indonesia, kita tidak pernah menyadari bahwa orang-orang dari berbagai Negara malah justru mengagumi tari piring bahkan mengkleim. Bukan hanya tari piring sja, kita sebagai generasi penerus bangsa harus mencintai apa pun jenis warisan budaya Indoneisa dengan berbagai macam keunikan dan khas suku-suku yang ada di Negara kita ini. Ayo, mulailah dari diri sendiri dan tularkan pada orang lain karena secara tidak langsung apa pun yang kita lakukan sedikit banyaknya akan mempengaruhi setiap orang yang ada disekitarmu!!!.

(19)

16

DAFTAR PUSTAKA

Asmayetti. (1992). Masyarakat Minangkabau: Implementasi Sistem Matrilinial dalam acara Babako. Padang : Taraju.

Haberman, Martin. 1985. Tari dan Komunikasi. Terjemahan Ben Suharto. Yokyakarta: Lagaligo.

Herlinda Mansyur. (2004). “ Eksistensi Tari Piring dan Tari Galombang Pada Masyarakat Batipuah Baruah”. Padang : FBSS UNP

Indrayuda. (2006). Tari Minangkabau :Peran Elit Adat dan Keberlangsungan. Padang : Lemlit UNP

Ismar Maadis. (2002). ”Pergeseran Fungsi dan Kegunaan Kesenian Minangkabau dalam Kehidupan Masyarakat Bernagari di Minangkabau” . Padang : Dinas Pendidikan Kota Padang.

Jusmaniar. (2010). ” Tari Rantak Kudo Dalam Masyarakat Lumpo”. Padang : FBS Universitas Negeri Padang.

Simulie, P. (2002. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Padang: LKAAM Sumatera Barat

Sosmita. (1998) . ”Problematika Pewarisan Tari Piriang Tapi di Desa Pitalah”. Padang : FPBS IKIP Padang.

Susmiarti. (2007). ” Kecenderungan Gaya Tari Piring Dipengaruhi Oleh Letak Geografis Daerah Minangkabau : Studi Kasus Pada Koreografi tari Piring Darek dan Pasisia”. Padang : FBSS UNP.

Yosika, Welli. 2008. ” Pewarisan Tari Ntok Kudo dalam Masyarakat Rawang Kerinci ”. Padang: FBSS UNP.

Referensi

Dokumen terkait