Catatan 2009 2008
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2p,3 17.897.105.137 32.860.850.544
Piutang
Usaha - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp4.633.369.560 pada
tahun 2009 dan 2008 2e,4,8,12,13 279.280.427.487 261.098.684.371
Lain-lain 578.944.719 587.989.938
Persediaan 2f,6,8,12,13 251.365.284.416 312.582.322.142 Pajak dibayar di muka 2q,11 190.035.978 770.569.693 Uang muka pembelian film dan lain-lain 13.082.844.537 9.947.228.058 Biaya dibayar di muka 2g,20d 11.546.945.038 18.506.277.171
Jumlah Aktiva Lancar 573.941.587.312 636.353.921.917
AKTIVA TIDAK LANCAR
Aktiva pajak tangguhan - bersih 2q,11 204.264.299.127 188.149.458.459
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp691.921.820.827 pada tahun
2009 dan Rp641.489.742.441
pada tahun 2008 2i,7,8,12,13 332.583.444.910 355.066.911.986 Uang muka pembelian aset tetap 11.647.208.500 13.271.067.481 Tagihan pajak penghasilan 2q,11 10.602.967.430 7.534.644.675
Beban tangguhan hak atas tanah -
setelah dikurangi akumulasi amortisasi
sebesar Rp1.991.733.888 pada
tahun 2009 dan Rp1.518.597.595
pada tahun 2008 2j 7.118.607.269 6.875.885.562
Aktiva tidak lancar lainnya 2d,2g,5a,5b,20d 34.711.954.680 41.242.128.546
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 600.928.481.916 612.140.096.709
Catatan 2009 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka pendek 8 28.950.760.202 21.155.028.411
Hutang 2p
Usaha 9 189.027.809.938 126.282.607.558
Lain-lain 10 71.529.212.718 220.663.009.105
Hutang pajak 2q,11 16.594.903.572 14.058.570.761
Beban masih harus dibayar 14.060.861.004 20.199.283.512
Pendapatan diterima di muka 11.500.000.000 -
Hutang bank jangka panjang yang
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 12 112.500.000.000 100.000.000.000
Jumlah Kewajiban Lancar 444.163.547.434 502.358.499.347
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang bank jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 12 455.000.000.000 400.000.000.000
Hutang obligasi - bersih 2l,13 - -
Hutang tidak lancar-lain-lain 2n,9,21 3.088.692.022 20.535.449.874
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 458.088.692.022 420.535.449.874
Jumlah Kewajiban 902.252.239.456 922.893.949.221
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA
BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASI 2b 26.092.161 31.414.601
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp250 per saham
Modal dasar - 7.956.652.412 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 2.025.613.819 saham pada tahun 2009
dan 2008 14 506.403.454.750 506.403.454.750
Tambahan modal disetor - bersih 2k,15 201.252.710.784 201.252.710.784
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 2h,16 67.387.705.202 67.387.705.202 Opsi pemilikan saham karyawan 2o,22 8.496.265.438 8.496.265.438
Saldo laba (defisit)
Ditentukan untuk dana cadangan 5.000.000.000 5.000.000.000 Belum ditentukan penggunaannya (515.948.398.563) (462.971.481.370)
Ekuitas - Bersih 272.591.737.611 325.568.654.804
Catatan 2009 2008 PENDAPATAN BERSIH 2m,18,24 596.534.703.124 643.509.756.862 BEBAN USAHA 2m,2n,19
Program dan penyiaran 20c 348.818.995.485 276.560.613.662 Umum dan administrasi 7,20d,21 165.440.811.973 178.025.716.328
Jumlah Beban Usaha 514.259.807.458 454.586.329.990
LABA USAHA 82.274.895.666 188.923.426.872
BEBAN (PENGHASILAN) LAIN-LAIN
Beban bunga dan denda 8,10,12,13 86.830.574.829 94.542.844.101 Laba selisih kurs - bersih 2p (6.826.779.146) (624.171.056) Lain-lain - bersih 2l,6,7,11 11.062.262.755 466.642.329
Beban Lain-lain - Bersih 91.066.058.438 94.385.315.374
LABA (RUGI) SEBELUM
BEBAN PAJAK PENGHASILAN (8.791.162.772) 94.538.111.498
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2q,11
Tangguhan (464.851.203) (31.245.746.279)
LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASI (9.256.013.975) 63.292.365.219
HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b 1.129.332 (5.578.948)
LABA (RUGI) BERSIH (9.254.884.643) 63.286.786.271
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2r,23 (4,57) 31,24
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selisih Nilai
Transaksi Saldo Laba (Defisit)
Modal Saham Tambahan Restrukturisasi
Ditempatkan dan Modal Disetor - Entitas Opsi Pemilikan Ditentukan untuk Belum Ditentukan Ekuitas -
Catatan Disetor Penuh Bersih Sepengendali Saham Karyawan Dana Cadangan Penggunaannya Bersih
Saldo 1 Januari 2008 506.403.412.750 201.252.647.784 67.387.705.202 8.496.265.438 5.000.000.000 (526.258.267.641) 262.281.763.533
Pelaksanaan waran seri I 42.000 63.000 - - - - 105.000
Laba bersih periode 2008 (sembilan bulan) - - - - - 63.286.786.271 63.286.786.271
Saldo 30 September 2008 506.403.454.750 201.252.710.784 67.387.705.202 8.496.265.438 5.000.000.000 (462.971.481.370) 325.568.654.804
Rugi bersih periode 2008 (tiga bulan) - - - - - (43.722.032.550) (43.722.032.550 )
Saldo 31 Desember 2008 506.403.454.750 201.252.710.784 67.387.705.202 8.496.265.438 5.000.000.000 (506.693.513.920) 281.846.622.254
Rugi bersih periode 2009 (sembilan bulan) - - - - - (9.254.884.643) (9.254.884.643 )
Saldo 30 September 2009 506.403.454.750 201.252.710.784 67.387.705.202 8.496.265.438 5.000.000.000 (515.948.398.563) 272.591.737.611
Catatan 2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari:
Pelanggan 617.112.854.530 614.373.962.904
Penghasilan bunga 658.626.158 423.944.721
Lain-lain 5.744.356.449 13.757.127.366
Pembayaran kas untuk:
Pembelian film dan swa produksi (256.066.339.677) (262.728.371.349)
Gaji, kesejahteraan karyawan
dan beban usaha lainnya (147.230.220.412) (197.282.908.063) Beban bunga dan denda (92.650.938.963) (76.019.040.378) Pajak penghasilan dan pajak lainnya (50.511.921.634) (75.555.079.920)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 77.056.416.451 16.969.635.281
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 7 449.056.364 59.580.211.836
Pembelian aset tetap (28.627.572.287) (23.469.849.846)
Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (28.178.515.923) 36.110.361.990
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Sumber dana:
Penerimaan hutang bank jangka panjang 170.000.000.000 500.000.000.000 Kenaikan saldo pinjaman rekening koran 1.522.866.687 -
Pinjaman lembaga keuangan lain - 195.599.900.000
Hasil pelaksanaan waran - 105.000
Jumlah Sumber Dana 171.522.866.687 695.600.005.000
Penggunaan dana:
Pembayaran hutang pokok obligasi - (696.207.050.000)
Pembayaran hutang bank jangka panjang (77.500.000.000) - Penurunan saldo pinjaman rekening koran - (4.161.211.736)
Biaya keuangan (5.630.000.000) (8.079.999.918)
Pinjaman lembaga keuangan lain (171.700.000.000) (42.607.000.000)
Jumlah Penggunaan Dana (254.830.000.000) (751.055.261.654)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (83.307.133.313) (55.455.256.654)
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (34.429.232.785) (2.375.259.383)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 52.326.337.922 35.236.109.927
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 17.897.105.137 32.860.850.544
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum
PT Indosiar Karya Media Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Indovisual Citra Persada pada tanggal 19 Juli 1991 berdasarkan akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 166. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-20522 HT.01.01.TH.2003 tanggal 29 Agustus 2003 serta diumumkan dalam Tambahan No. 233 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 2 tanggal 6 Januari 2004. Berdasarkan akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., No. 61 tanggal 26 April 2003, nama Perusahaan PT Indovisual Citra Persada diubah menjadi PT Indosiar Karya Media. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 37 tanggal 12 Agustus 2008 mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan antara lain penyesuaian dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-60329.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 9 September 2008, serta diumumkan dalam Tambahan No. 15806 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 48 tanggal 16 Juni 2009.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak, termasuk tetapi tidak terbatas pada kegiatan di bidang jasa penyediaan dan pemanfaatan multimedia serta kegiatan usaha terkait, jasa di bidang media massa serta kegiatan usaha terkait, jasa konsultasi, manajemen dan administrasi. Perusahaan juga menjalankan kegiatan usaha di bidang perdagangan umum termasuk tetapi tidak terbatas pada perdagangan alat teknik, mesin-mesin dan suku cadang/alat elektronik atau alat elektrikal atau alat-alat penyiaran serta perdagangan ekspor impor internasional dan lokal, baik hasil produksi sendiri maupun hasil produksi pihak lain yang dipasarkan oleh Perusahaan, bertindak sebagai leverensir/ supplier serta kegiatan usaha terkait, bertindak sebagai distributor, agen dan sebagai perwakilan dari pada perusahaan lain baik dalam maupun luar negeri.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Damai No. 11, Daan Mogot, Jakarta. Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1997.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan tanggal 30 Juni 2003, para pemegang saham PT Indosiar Visual Mandiri, Anak perusahaan, telah menyetujui usulan rencana restrukturisasi Anak perusahaan, dimana Anak perusahaan bermaksud untuk mendirikan induk perusahaan, yaitu PT Indosiar Karya Media (Perusahaan). Anak perusahaan akan melakukan restrukturisasi dengan cara shares swap antara para pemegang saham Anak perusahaan dengan Perusahaan dengan rasio shares swap 1:1, pemegang saham Anak perusahaan akan menjadi pemegang saham Perusahaan, kemudian Perusahaan akan mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek dan menjadi perusahaan terbuka, dan Anak perusahaan akan menarik pencatatan sahamnya (delisting) di Bursa Efek. Pada tanggal 23 Januari 2004, Perusahaan telah membeli saham Anak perusahaan yang dimiliki oleh PT Prima Visualindo, pemegang saham, sejumlah 551.708.684 saham dengan persentase kepemilikan sebesar 27,74%.
1. UMUM(lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 29 Juli 2004, pemegang saham Anak perusahaan menyetujui, antara lain:
1) Penghapusan pencatatan saham (delisting) Anak perusahaan dan menjadi perusahaan tertutup (go private).
2) Penukaran (inbreng) saham yang dimiliki oleh pemegang saham Anak perusahaan dengan saham baru yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan melalui prosedur penawaran umum hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan.
3) Pengalihan program Opsi Pemilikan Saham Karyawan (ESOP) Anak perusahaan ke Perusahaan sebagai bagian dari restrukturisasi (Catatan 22).
4) Terminasi waran seri II Anak perusahaan dan penukaran waran seri II Anak perusahaan dengan waran seri I yang akan dikeluarkan oleh Perusahaan (Catatan 13).
5) Menyetujui perubahan anggaran dasar Anak perusahaan menjadi anggaran dasar perusahaan tertutup dalam rangka restrukturisasi tersebut, apabila jumlah pemegang saham Anak perusahaan (termasuk akibat konversi Waran Seri II) kurang dari 50 pemegang saham. 6) Pengesahan atas penunjukan penilai independen yang melakukan penilaian harga wajar
saham dan pendapat kewajaran transaksi.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Agustus 2004, pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain:
1) Perubahan status Perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka.
2) Penawaran umum sebanyak 1.437.454.419 saham hanya kepada para pemegang saham Anak perusahaan dan kepada PT Prima Visualindo (PV) selaku pembeli siaga. Penyetoran saham tersebut dilakukan dengan cara penukaran dengan saham Anak perusahaan (inbreng) dan/atau dengan uang tunai oleh PV dengan harga Rp551 per saham.
3) Penerbitan Waran Seri I Perusahaan sebanyak-banyaknya 521.160.706 waran untuk menggantikan Waran Seri II Anak perusahaan yang diterbitkan kepada pemegang Waran Seri II Anak perusahaan dengan harga, syarat dan kondisi yang sama dengan Waran Seri II Anak perusahaan (Catatan 13).
4) Penerbitan Employee Stock Option Plan (ESOP) sebanyak-banyaknya 99.458.000 saham kepada karyawan Perusahaan yang berasal dari karyawan Anak perusahaan yang berhak atas opsi dan kepada karyawan Anak perusahaan yang berhak, dengan harga, syarat dan kondisi yang sama dengan ESOP yang dikeluarkan oleh Anak perusahaan (Catatan 22).
5) Perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan, antara lain, meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp500.000.000.000 menjadi Rp551.712.684.000 yang terbagi atas 2.206.850.736 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham.
1. UMUM(lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)
Pada tanggal 13 Agustus 2004, Perusahaan mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), sekarang Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), dalam rangka penawaran umum hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan. Berdasarkan Surat BAPEPAM No. S-3017/PM/2004 tanggal 24 September 2004, pernyataan pendaftaran penawaran umum menjadi efektif. Perusahaan menawarkan hanya kepada pemegang saham Anak perusahaan sejumlah 1.437.454.419 Saham Biasa Atas Nama yang terdiri dari 1.437.450.419 saham baru yang dikeluarkan dari portepel serta 4.000 saham lama milik Handoko dengan nilai nominal Rp250 setiap saham. Pembayaran dilakukan dengan pertukaran (inbreng) 1.437.454.419 saham Anak perusahaan dengan rasio 1:1 dan/atau dengan uang tunai oleh Pembeli Siaga dengan harga Rp551 per saham atas sisa saham dalam penawaran umum.
Jumlah saham Perusahaan yang ditukarkan oleh pemegang saham Anak perusahaan sebanyak 1.423.031.919 saham, sisanya sejumlah 14.418.500 saham dibeli oleh pembeli siaga.
Sehubungan dengan transaksi pertukaran (inbreng) saham, selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan ketika Perusahaan mengakuisisi Anak perusahaan melalui pertukaran saham dan pembelian saham dari pihak ketiga sebesar Rp47.543.120.835 dialokasi secara proporsional untuk mengurangi aktiva non-moneter Anak perusahaan.
Pada tanggal 4 Oktober 2004, Perusahaan telah melakukan pencatatan saham, waran seri I Perusahaan dan prelisting saham dari ESOP di Bursa Efek Jakarta (BEJ), sekarang Bursa Efek Indonesia, dan Bursa Efek Surabaya (BES), sekarang Bursa Efek Indonesia, dan pada tanggal yang sama, Anak perusahaan telah melakukan penghapusan pencatatan saham dan waran seri II Anak perusahaan di BEJ dan BES.
b. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Benny Setiawan Santoso
Komisaris (Independen) : Amir Effendi Siregar
Komisaris (Independen) : Teuku Iskandar
Komisaris : Mohamad Jusuf Hamka
Komisaris : Andru B. Subowo
Direksi
Direktur Utama : Handoko
Direktur : Harry Pramono
Direktur : Phiong P. Darma
Direktur : Santoso Tandio
Direktur Tidak Terafiliasi : Soejatna Soenoesoebrata
Jumlah kompensasi yang diterima dewan komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak perusahaan berjumlah Rp11.389.580.000 pada periode 2009 dan Rp11.147.902.000 pada periode 2008. Pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008, Anak perusahaan memiliki masing-masing 1.511 karyawan dan 1.550 karyawan dan pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008, Perusahaan tidak memiliki karyawan (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan serta Peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM untuk perusahaan publik. Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008, yaitu sebagai berikut:
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan konsolidasi, dinyatakan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain, disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan diukur dengan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dan investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method)
dengan menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi, yang disusun sejak Perusahaan memperoleh pengendalian atas Anak perusahaan, meliputi laporan keuangan Perusahaan dan PT Indosiar Visual Mandiri, Anak perusahaan yang dimiliki dengan persentase kepemilikan sebesar 99,99%. Anak perusahaan berusaha dalam bidang jasa penyiaran televisi sebagai Lembaga Penyiaran Swasta (Catatan 1a). Pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008, jumlah aktiva Anak perusahaan masing-masing sebesar Rp1.195 miliar dan Rp1.277 miliar. Kantor pusat Anak perusahaan berlokasi di Jalan Damai No. 11, Daan Mogot, Jakarta. Anak perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada bulan Januari 1995.
Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan ketika Perusahaan mengakuisisi Anak perusahaan melalui pertukaran saham dan pembelian saham dari pihak ketiga dialokasi secara proporsional untuk mengurangi aktiva non-moneter Anak perusahaan. Efek pajak tangguhan yang timbul dari akuisisi tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Pajak Tangguhan” pada neraca konsolidasi.
Proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak perusahaan yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasi, sedangkan proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas rugi (laba) bersih Anak perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Rugi (Laba) Bersih Anak perusahaan yang Dikonsolidasi” pada laporan laba rugi konsolidasi.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
c. Setara Kas
Setara kas meliputi semua investasi yang sangat likuid dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan hingga jatuh tempo serta tidak digunakan sebagai jaminan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perusahaan dan Anak perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
f. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan program ditentukan dengan metode identifikasi khusus (specific
identification method), sedangkan biaya perolehan persediaan lainnya ditentukan dengan metode
rata-rata tertimbang bulanan (monthly weighted-average method).
Persediaan program diamortisasi sebanyak-banyaknya dua kali dengan komposisi 75% dan 25% dari biaya perolehan, masing-masing untuk penayangan pertama dan kedua atau dibebankan seluruhnya pada penayangan pertama.
Penghapusan persediaan program dilakukan berdasarkan penelaahan atas kondisi persediaan dan dibebankan pada operasi periode berjalan.
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi selama masa manfaatnya. h. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Pada tahun 2004, Perusahaan membeli saham PT Indosiar Visual Mandiri (Anak perusahaan) dari PT Prima Visualindo (PV) dengan persentase kepemilikan sebesar 27,74% yang merupakan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali yang perlakuan akuntansinya diatur dalam PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK tersebut, penyertaan pada saham Anak perusahaan dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dan selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku dicatat pada akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca konsolidasi.
i. Aset Tetap
PSAK 16 (revisi 2007) “Aset tetap” mulai berlaku untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008. Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih model biaya. Manajemen berpendapat bahwa dampak dari revisi PSAK di atas tidak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi, dan karenanya tidak diperlukan penyesuaian secara retrospektif.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan)
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan kantor, studio dan transmisi 20
Peralatan bangunan dan studio 5 - 20
Peralatan kantor dan perlengkapan 5
Kendaraan 5
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan aset dalam penyelesaian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset sesuai dengan PSAK No. 26 (Revisi 1997).
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
Nilai aset ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai ini diakui sebagai beban pada tahun berjalan.
j. Beban Tangguhan Hak atas Tanah
Biaya-biaya pengurusan legal hak atas tanah, sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis aktiva tanah, yang mana lebih pendek.
k. Beban Emisi Saham
Sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai Perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat sebagai pengurang “Tambahan Modal Disetor - Bersih” yang merupakan komponen Ekuitas.
l. Beban Emisi Obligasi dan Diskonto Obligasi
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi, yaitu 5 tahun. Diskonto obligasi diamortisasi dengan menggunakan metode tarif bunga efektif selama jangka waktu obligasi, yaitu 5 tahun. Saldo biaya emisi obligasi ditangguhkan dan diskonto obligasi dikurangkan langsung dengan nilai nominal obligasi dan jumlah bersihnya disajikan dalam hutang obligasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan iklan diakui pada saat iklan ditayangkan. Pembayaran iklan di muka yang diterima Anak perusahaan dicatat dalam akun “Pendapatan Diterima di Muka”. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
n. Imbalan Kerja
Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja” (“PSAK 24 Revisi”) untuk mengakui penyisihan imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003 mengenai “Ketenagakerjaan” (“Undang-Undang”). Sesuai PSAK 24 Revisi, beban imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aktiva program pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terhutang pada program imbalan pasti yang ada, diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.
Anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat dan memiliki kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai menurut Undang-undang. Iuran pensiun ditanggung oleh Anak perusahaan dan karyawan masing-masing sebesar 5% dan 3% dari gaji pokok karyawan. Penyisihan menurut Undang-undang dihitung dengan membandingkan imbalan yang akan diterima oleh karyawan pada usia pensiun normal melalui program pensiun dengan imbalan yang dihitung berdasarkan Undang-undang setelah dikurangi akumulasi iuran karyawan dan hasil pengembangannya. Jika bagian iuran yang didanai Anak perusahaan melalui program pensiun kurang dari imbalan yang diwajibkan menurut Undang-undang, Anak perusahaan akan melakukan penyisihan atas kekurangannya.
o. Kompensasi Berbasis Saham
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 53, “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham” yang mengatur perlakuan akuntansi untuk nilai wajar opsi pemilikan saham yang diberikan kepada karyawan dan instrumen ekuitas sejenis lainnya. Beban kompensasi diakui selama periode pengakuan hak kompensasi (vesting period) berdasarkan nilai wajar seluruh opsi saham pada tanggal pemberian kompensasi (grant date). Nilai wajar opsi yang diberikan ditentukan dengan menggunakan metode penentuan harga opsi “Black-Scholes”.
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah yang berlaku pada tanggal tersebut seperti ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)
Kurs yang digunakan masing-masing adalah:
30 September 2009 30 September 2008
Euro 14.158 13.751
Dolar Amerika Serikat 9.681 9.378
Dolar Singapura 6.841 6.594
q. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak periode berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aktiva direalisasi atau ketika kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan atau Anak perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
r. Laba (Rugi) Bersih per Saham
Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode berjalan. Laba (rugi) bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih periode berjalan yang telah disesuaikan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode berjalan setelah melakukan penyesuaian atas pengaruh dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
Pada periode 2009, Perusahaan tidak memiliki efek berpotensi dilusi terhadap saham biasa. Pengaruh dari konversi waran pada periode 2008 berpotensi saham biasa bersifat anti-dilutif, oleh karena itu laba (rugi) bersih per saham dilusian tidak diperhitungkan dan disajikan pada laporan laba rugi konsolidasi.
s. Informasi Segmen
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t. Penggunaan Estimasi
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa yang akan datang mungkin berdasarkan jumlah yang berbeda dengan estimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:
2009 2008 Kas 1.693.617.109 2.392.605.765 Bank Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 5.276.042.619 9.064.912.999 PT Bank Pan Indonesia Tbk 5.043.264.541 3.748.379.943
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.473.482.696 7.902.195.910
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 931.210.701 2.314.661.894 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 825.950.101 - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 68.500.000 -
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk
(US$5.039 pada tahun 2009 dan
US$4.000 pada tahun 2008) 48.791.371 37.510.124
Jumlah bank 13.667.242.029 23.067.660.870 Setara kas Deposito berjangka Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk - 5.000.000.000
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk
(US$261.982 pada tahun 2009 dan
US$255.980 pada tahun 2008) 2.536.245.999 2.400.583.909
Jumlah setara kas 2.536.245.999 7.400.583.909
Jumlah 17.897.105.137 32.860.850.544
Suku bunga tahunan untuk deposito berjangka dalam Rupiah sebesar 6,75% pada periode 2008. Suku bunga tahunan untuk deposito berjangka dalam dolar Amerika Serikat berkisar antara 2,0% sampai dengan 3,5% pada periode 2009 dan berkisar antara 3,25% sampai dengan 3,5% pada periode 2008.
4. PIUTANG USAHA
Akun ini merupakan piutang usaha dari pihak ketiga sebagai berikut:
2009 2008
PT Wira Pamungkas Pariwara 63.804.474.311 51.771.671.802 PT Asia Media Network 36.410.708.496 27.675.154.087
PT Bintang Media Mandiri 21.685.312.000 -
PT Dwi Sapta Pratama Advertising 19.045.091.601 18.676.020.138 PT Dian Mentari Pratama 12.361.289.600 5.704.028.000 PT International Matari Advertising 10.372.977.600 13.677.221.856
PT Tempo Promosi 9.630.382.078 5.530.806.901
PT Bintang Mediathama Indonesia 8.199.650.250 21.511.960.789 PT Merah Putih Pariwara 8.177.224.000 1.662.936.000 PT Komunika Cergas Ilhami 7.547.936.000 4.014.204.000 PT Inti Media Konsepindo 5.904.848.000 10.088.716.000 PT Perada Swara Production 4.496.100.405 5.125.088.689
PT Mediate Indonesia 4.367.552.200 3.471.424.000
PT Inter Pariwara Global 4.312.029.372 5.612.785.866 PT Dentsu Indonesia Inter Admark 4.187.502.880 14.910.512.320 PT Auvikomunikasi Mediapro 3.982.642.582 4.032.756.200 PT Optima Media Dinamika 3.854.048.000 10.806.468.700 PT Armananta Eka Putra 3.791.428.452 13.412.272.056
PT Advatama Niaga 3.645.312.000 2.606.736.000
PT Berkah Fajar Mentari 3.611.000.800 -
PT Star Reachers Indonesia 3.451.690.000 3.964.908.655 PT Indonesia Media Exchange 2.656.407.600 10.706.575.000
PT Fajar Cahaya Buana 265.584.000 4.193.200.000
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3 miliar) 38.152.604.820 26.576.606.872
Jumlah 283.913.797.047 265.732.053.931
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (4.633.369.560) (4.633.369.560)
Bersih 279.280.427.487 261.098.684.371
Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
2009 2008
Belum jatuh tempo 189.866.203.329 133.538.123.796
Telah jatuh tempo:
1 - 30 hari 42.320.704.459 62.589.108.180 31 - 60 hari 22.562.538.018 28.823.220.805 61 - 180 hari 20.445.657.868 34.127.324.956 > 180 hari 8.718.693.373 6.654.276.194 Jumlah 283.913.797.047 265.732.053.931
Manajemen Anak perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank pada tahun 2009 (Catatan 8 dan 12). Seluruh saldo piutang usaha pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 adalah dalam mata uang Rupiah.
5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pemegang saham, perusahaan afiliasi dan karyawan kunci.
a. Anak perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan Anak perusahaan yang akan dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan dengan jangka waktu maksimal 60 bulan. Pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008, saldo piutang karyawan tersebut masing-masing sebesar Rp685.922.719 atau 0,06% dan Rp2.994.596.589 atau 0,24% dari jumlah aktiva, disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lainnya” pada neraca konsolidasi.
b. Pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008, saldo uang muka investasi Anak perusahaan pada PT Studio Cafe Internasional masing-masing sebesar Rp3.869.527.874 atau 0,33% dan 0,31% dari jumlah aktiva. Uang muka ini disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lainnya” pada neraca konsolidasi.
6. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
2009 2008 Program Pembelian film 183.762.932.283 233.449.411.826 Swa produksi 50.142.301.228 61.988.389.607 Lain-lain 17.460.050.905 17.144.520.709 Jumlah 251.365.284.416 312.582.322.142
Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank pada tahun 2009 (Catatan 8 dan 12).
Pada periode 2009, Anak perusahaan melakukan penghapusan persediaan program sebesar Rp9.920.812.074, karena persediaan program tersebut tidak dapat ditayangkan lagi.
Pembelian persediaan program dari pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah pembelian dari PT Soraya Intercine Films, PT MD Media dan PT Gentabuana Paramita, masing-masing sebesar 55,33%, 14,50% dan 11,63% dari jumlah pembelian pada periode 2009, serta dari PT Gentabuana Paramita, PT MD Media dan PT Soraya Intercine Films, masing-masing sebesar 43,01%, 18,06% dan 12,04% dari jumlah pembelian pada periode 2008.
Persediaan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian karena bila terjadi kebakaran atau pencurian atas persediaan program dalam bentuk hak siar dan persediaan program yang dibeli, Anak perusahaan dapat meminta copy film yang baru dari distributor yang bersangkutan. Namun demikian, manajemen Anak perusahaan telah melakukan beberapa tindakan untuk mengurangi risiko kerugian atas persediaan, antara lain dengan menempatkan persediaan program pada lokasi yang berbeda dengan sistem keamanan yang baik.
7. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari:
2009
Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Nilai Tercatat
Tanah 69.602.116.741 - - 69.602.116.741
Bangunan kantor, studio dan transmisi 84.417.668.967 92.820.734 - 84.510.489.701
Peralatan bangunan dan studio 750.228.744.379 9.940.415.123 1.308.832.429 758.860.327.073 Peralatan kantor dan perlengkapan 73.970.086.549 1.842.997.344 57.022.020 75.756.061.873
Kendaraan 31.967.963.017 762.700.000 1.550.700.000 31.179.963.017
Sub-jumlah 1.010.186.579.653 12.638.933.201 2.916.554.449 1.019.908.958.405
Aset dalam penyelesaian 4.596.307.332 - - 4.596.307.332
Jumlah Nilai Tercatat 1.014.782.886.985 12.638.933.201 2.916.554.449 1.024.505.265.737
Akumulasi Penyusutan
Bangunan kantor, studio dan transmisi 48.361.620.922 2.812.343.098 - 51.173.964.020
Peralatan bangunan dan studio 510.691.184.314 31.901.454.434 1.284.642.823 541.307.995.925 Peralatan kantor dan perlengkapan 67.909.830.981 2.422.317.074 55.067.019 70.277.081.036
Kendaraan 29.803.368.706 910.111.140 1.550.700.000 29.162.779.846
Jumlah Akumulasi Penyusutan 656.766.004.923 38.046.225.746 2.890.409.842 691.921.820.827
Nilai Buku 358.016.882.062 332.583.444.910
2008
Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Nilai Tercatat
Tanah 69.602.116.741 - - 69.602.116.741
Bangunan kantor, studio dan transmisi 82.781.364.024 1.273.751.872 718.247.995 83.336.867.901 Peralatan bangunan dan studio 789.023.282.933 11.575.127.265 66.973.510.490 733.624.899.708 Peralatan kantor dan perlengkapan 71.415.224.201 2.314.619.355 303.428.828 73.426.414.728
Kendaraan 31.219.081.199 840.381.818 91.500.000 31.967.963.017
Sub-jumlah 1.044.041.069.098 16.003.880.310 68.086.687.313 991.958.262.095
Aktiva dalam penyelesaian 4.598.392.332 - - 4.598.392.332
Jumlah Nilai Tercatat 1.048.639.461.430 16.003.880.310 68.086.687.313 996.556.654.427
Akumulasi Penyusutan
Bangunan kantor, studio dan transmisi 44.696.688.988 2.821.651.301 203.503.599 47.314.836.690 Peralatan bangunan dan studio 458.098.382.161 44.719.785.724 4.980.841.736 497.837.326.149 Peralatan kantor dan perlengkapan 63.863.900.642 3.321.420.785 280.438.014 66.904.883.413
Kendaraan 28.077.833.614 1.446.362.575 91.500.000 29.432.696.189
Jumlah Akumulasi Penyusutan 594.736.805.405 52.309.220.385 5.556.283.349 641.489.742.441
Nilai Buku 453.902.656.025 355.066.911.986
Penambahan nilai tercatat aset tetap termasuk reklasifikasi dari uang muka pembelian aset tetap masing-masing sebesar Rp2.839.150.124 dan Rp1.359.737.268 pada tahun 2009 dan 2008.
7. ASET TETAP (lanjutan)
Pembebanan penyusutan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Beban program dan penyiaran 6.064.207.011 9.202.048.876 Beban usaha - umum dan administrasi (Catatan 19) 31.982.018.735 43.107.171.509
Jumlah 38.046.225.746 52.309.220.385
Aset tetap Anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank pada tahun 2009 dan 2008 (Catatan 8 dan 12).
Tanah, yang terletak di beberapa kota di Indonesia, seluas sekitar 274.670 meter persegi berupa Hak Guna Bangunan (HGB) masing-masing pada tahun 2009 dan 2008. HGB tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2013 sampai dengan 2034. Manajemen Anak perusahaan berkeyakinan bahwa HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut.
Laba (rugi) penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
2009 2008
Hasil penjualan 449.056.364 59.580.211.836
Nilai buku 26.144.607 62.530.403.964
Laba (rugi) penjualan aset tetap 422.911.757 (2.950.192.128)
Rincian aset dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:
2009 2008
Peralatan bangunan dan studio 4.113.749.196 4.115.834.196 Bangunan kantor, studio dan transmisi 482.558.136 482.558.136
Jumlah 4.596.307.332 4.598.392.332
Pada tanggal 30 September 2009, estimasi persentase penyelesaian aset dalam penyelesaian sebesar 5% dari jumlah biaya yang dianggarkan.
Nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap Anak perusahaan, kecuali peralatan kantor dan perlengkapan, kendaraan tertentu dan aset dalam penyelesaian, pada tanggal 31 Desember 2008, dinyatakan dalam laporan penilaian dari penilai independen, PT Ujatek Baru, pada tanggal 6 Maret 2009 adalah sebesar Rp713.332.134.000, yang dinilai dengan menggunakan metode kalkulasi biaya (cost approach), kecuali tanah yang menggunakan metode perbandingan data pasar (market data approach).
Manajemen Anak perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset tetap Anak perusahaan dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan penurunan nilai atas aset tetap tersebut.
7. ASET TETAP (lanjutan)
Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kerugian karena kebakaran dan lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp86.851.156.500 dan US$107.543.409 pada tanggal 30 September 2009. Manajemen Anak perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko kebakaran dan lainnya. Manajemen Anak perusahaan menelaah nilai pertanggungan tersebut setiap tahun.
8. HUTANG BANK JANGKA PENDEK Hutang bank jangka pendek terdiri dari:
2009 2008
Time Loan Revolving 20.000.000.000 20.000.000.000
Pinjaman rekening koran 8.950.760.202 1.155.028.411
Jumlah 28.950.760.202 21.155.028.411
Anak perusahaan memperoleh fasilitas kredit Time Loan Revolving dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan jumlah maksimum sebesar Rp20.000.000.000 yang dipergunakan untuk tambahan modal kerja Anak perusahaan dalam rangka penyiaran kembali program acara sehubungan dengan selesainya pembangunan menara pemancar di Jakarta. Fasilitas Time Loan Revolving dikenakan suku bunga tahunan berkisar antara 3% di atas suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) jangka waktu satu bulan sampai dengan 12%. Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, saldo pinjaman ini masing-masing adalah sebesar Rp20.000.000.000. Fasilitas ini akan berakhir pada tanggal 3 Agustus 2010.
Anak perusahaan juga memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dari BCA dengan jumlah maksimum sebesar Rp20.000.000.000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan berkisar antara 3% di atas suku bunga SBI jangka waktu satu bulan sampai dengan 12%. Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, saldo pinjaman ini masing-masing adalah sebesar Rp8.950.760.202 dan Rp1.155.028.411. Fasilitas ini akan berakhir pada tanggal 3 Agustus 2010.
Kedua fasilitas pinjaman jangka pendek ini dijamin secara paripassu dan pro-rata dengan jaminan atas fasilitas pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Pan Indonesia Tbk, BCA dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Catatan 12) pada tahun 2009 dan dijamin dengan tanah dan bangunan (Catatan 7) pada tahun 2008.
Anak perusahaan diharuskan, antara lain menjaga, memelihara dan mempertahankan rasio keuangan tertentu Anak perusahaan setiap saat.
Beban bunga atas hutang bank masing-masing sejumlah Rp2.176.738.274 dan Rp2.054.125.214 untuk periode 2009 dan 2008 dan disajikan sebagai bagian dari ”Beban (Penghasilan) Lain-lain - Beban Bunga dan Denda” pada laporan laba rugi konsolidasi.
9. HUTANG USAHA
Akun ini merupakan hutang pembelian program acara kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008
PT Soraya Intercine Film 73.352.750.000 11.616.250.000 PT Tripar Multivision Plus 47.258.714.762 81.829.662.242
PT MD Media 29.226.474.488 27.107.512.924
PT Parkit Film 9.864.785.200 350.000.000
PT Rapi Film 6.850.000.000 2.437.500.000
Buena Vista International Inc., Amerika Serikat
(US$376.643 pada tahun 2009 dan 2008) 3.646.278.463 3.532.155.710
PT Gentabuana Paramita 3.406.700.000 4.362.500.000
PT Teguh Bakti Mandiri 3.125.003.599 1.345.403.599
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3 miliar)
(US$1.083.834 dan Rp1.804.506.472
pada tahun 2009 dan US$770.544 dan
Rp4.964.540.178 pada tahun 2008) 12.297.103.426 12.190.697.121
Jumlah 189.027.809.938 144.771.681.596
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo
lebih dari satu tahun - (18.489.074.038)
Bersih 189.027.809.938 126.282.607.558
10. HUTANG LAIN-LAIN
Pada tahun 2009, akun ini sejumlah Rp30.000.000.000 merupakan pinjaman jangka pendek Perusahaan kepada lembaga keuangan lain dalam rangka pelunasan hutang pokok obligasi Anak perusahaan. Sebagian besar pinjaman jangka pendek Perusahaan ini sejumlah Rp120.000.000.000 dan US$5.000.000 telah dilunasi oleh Perusahaan pada bulan Juni 2009 (Catatan 12). Pada tahun 2009 dan 2008, beban bunga atas pinjaman tersebut masing-masing sejumlah Rp26.507.879.628 dan Rp 5.194.444.446 disajikan sebagai bagian dari “Beban (Penghasilan) Lain-lain – Beban Bunga dan Denda” pada laporan laba rugi konsolidasi.
11. PERPAJAKAN
Hutang pajak terdiri dari:
2009 2008 Pajak penghasilan Pasal 21 1.250.793.826 1.649.017.636 Pasal 23 563.682.136 787.969.721 Pasal 26 90.728.742 9.152.652 Pasal 4 ayat 2 68.395.008 35.851.193
Pajak pertambahan nilai 14.621.303.860 11.576.579.559
11. PERPAJAKAN (lanjutan)
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran rugi fiskal untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi konsolidasi (8.791.162.772) 94.538.111.498 Rugi (laba) Anak perusahaan sebelum
beban pajak penghasilan 13.627.415.435 (91.000.775.682)
Transaksi eliminasi (14.356.352.607) 58.949.384.307
Laba (rugi) Perusahaan sebelum
beban pajak penghasilan (9.520.099.944) 62.486.720.123
Koreksi fiskal
Bagian atas rugi (laba) bersih Anak perusahaan 7.641.387.488 (65.682.608.850)
Penghasilan bunga (71.337.094) (81.619.730)
Gaji dan kesejahteraan karyawan 242.630.378 271.627.050 Tambahan pembayaran pajak dan denda pajak 554.309.171 338.994.248
Taksiran rugi fiskal (1.153.110.001) (2.666.887.159)
Pajak penghasilan dibayar di muka -
Perusahaan 5.425.810.949 616.612.385
Anak perusahaan - 2.202.927.769
Jumlah pajak penghasilan dibayar
di muka periode berjalan 5.425.810.949 2.819.540.154
Tagihan pajak penghasilan -
Perusahaan 5.425.810.949 616.612.385
Anak perusahaan - 2.202.927.769
Jumlah 5.425.810.949 2.819.540.154
Tagihan pajak penghasilan tersebut di atas masing-masing sejumlah Rp5.425.810.949 dan Rp2.819.540.154 pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, disajikan sebagai bagian dari “Tagihan Pajak Penghasilan” pada neraca konsolidasi.
Menurut peraturan perpajakan di Indonesia, rugi fiskal dapat dikompensasi maksimum selama lima tahun.
Pada tanggal 19 Maret 2008, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23 untuk tahun pajak 2006 sejumlah Rp25.328.892 dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan untuk tahun pajak 2006 sejumlah Rp7.830.000 kepada Perusahaan.
Pada tanggal 13 Agustus 2008, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) PPh pasal 21 untuk tahun pajak 2007 sejumlah Rp18.935.556 kepada Perusahaan.
Pada tanggal 20 Februari 2009, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPLB untuk PPh Badan 2007 sejumlah Rp880.700 serta SKPKB untuk PPh pasal 21 sejumlah Rp297.862.513 dan PPh pasal 23 sejumlah Rp256.446.658 untuk tahun pajak 2007. Pada tanggal 13 Mei 2009, Perusahaan telah mengajukan keberatan atas SKPKB PPh pasal 21 dan 23 untuk tahun pajak 2007 tersebut. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, belum ada hasil atas keberatan SKPKB
11. PERPAJAKAN (lanjutan)
Pada tanggal 21 April 2009, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPLB untuk PPh Badan tahun pajak 2007 sejumlah Rp5.330.836.206 kepada Anak perusahaan dan telah diterima seluruhnya oleh Anak perusahaan.
Selain itu, pada tanggal tersebut, Direktur Jenderal Pajak juga menerbitkan SKPLB PPh 26 tahun pajak 2007 yang seharusnya tidak terhutang sebesar Rp1.455.914.301 sekaligus SKPKB untuk PPh pasal 21, 23, 26, PPh final pasal 4 ayat (2) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta STP PPN untuk tahun pajak 2007 sejumlah Rp2.470.085.250 kepada Anak perusahaan, yang telah dibebankan dan disajikan sebagai bagian dari “Beban (Penghasilan) Lain-lain – Lain-lain – Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi periode 2009.
Pada tanggal 1 Mei 2009, Anak perusahaan mengajukan permohonan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga pasal 13 ayat (2) Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan atas SKPKB PPh final pasal 4 ayat (2) untuk tahun pajak 2007 sejumlah Rp465.892.576. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, belum ada jawaban atas permohonan tersebut.
Pada tanggal 14 Desember 2007, keberatan STP PPN atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak (BKP) Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk tahun pajak 2005 Anak perusahaan sebesar Rp68.563.736 telah diterima dan dibukukan sebagai bagian dari ”Beban (Penghasilan) lain – Lain-lain – Bersih“ pada laporan laba rugi konsolidasi periode 2008.
Pada tanggal 18 Desember 2007, Anak perusahaan menerima surat Penolakan atas Keberatan SKPKB PPN atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk tahun pajak 2005 sejumlah Rp430.750.255, dan pada tanggal 11 Maret 2008, Anak perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak. Berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak tanggal 10 Juli 2009, permohonan banding diterima seluruhnya dan disajikan sebagai bagian dari “Beban (Penghasilan) Lain-lain – Lain-lain – Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi periode 2009.
Pada tanggal 14 Maret 2008, Anak perusahaan menerima surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak yang menetapkan menerima sebagian dari keberatan SKPKB PPh pasal 26 untuk tahun pajak 2005 sejumlah Rp185.403.780, dan pada tanggal 3 Juni 2008 Anak perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak atas keberatan yang belum diterima sejumlah Rp430.750.254. Berdasarkan Putusan Pengadilan pada tanggal 18 Agustus 2009, permohonan banding diterima seluruhnya dan disajikan sebagai bagian dari “Beban (Penghasilan) Lain-lain – Lain-lain – Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi periode 2009.
Pada tanggal 24 April 2008, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPLB untuk PPh Badan tahun 2006 sejumlah Rp991.856.383 kepada Anak perusahaan. Pada tanggal yang sama, Direktur Jenderal Pajak juga menerbitkan SKPKB untuk PPh pasal 21, 23, 26, PPh final pasal 4 ayat (2) dan PPN serta STP PPN untuk tahun pajak 2006 sejumlah Rp611.678.385 kepada Anak perusahaan, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban (Penghasilan) Lain-lain – Lain-lain – Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi periode 2008.
Sehubungan dengan diterimanya seluruh permohonan banding Anak perusahaan atas PPh pasal 23, 26 dan PPN atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean tahun pajak 2002 dan 2003 sejumlah Rp8.483.229.587, maka atas STP PPN Barang dan Jasa yang terkait sejumlah Rp141.985.944 telah dihapuskan oleh Direktur Jenderal Pajak secara jabatan pada akhir Maret 2008. Perusahaan dan Anak perusahaan telah melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) PPh Badan untuk tahun buku 2008 ke Kantor Pajak.
11. PERPAJAKAN (lanjutan)
Beban pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Pengaruh beda temporer pada tarif pajak maksimum (23 % untuk periode 2009 dan
30% untuk periode 2008)
Rugi (laba) fiskal 2.978.043.251 (31.212.510.574)
Penyusutan dan rugi atas penjualan aset tetap (3.442.894.454) (33.235.705)
Beban pajak penghasilan tangguhan (464.851.203) (31.245.746.279)
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan, dengan jumlah beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Laba (rugi) Perusahaan sebelum
beban pajak penghasilan (9.520.099.944) 62.486.720.123
Beban pajak penghasilan dengan
tarif pajak yang berlaku 2.189.622.987 (18.746.016.037)
Pengaruh pajak atas beda tetap:
Penghasilan bunga 16.407.531 24.485.919
Bagian atas laba (rugi) bersih Anak perusahaan (1.757.519.122) 19.704.782.655 Gaji dan kesejahteraan karyawan (55.804.987) (81.488.115) Tambahan pembayaran pajak dan denda pajak (127.491.109) (101.698.274)
Manfaat (beban) pajak penghasilan –
Perusahaan 265.215.300 800.066.148
Anak perusahaan 1.284.423.032 (30.025.845.064)
Beda temporer karena akuisisi (2.014.489.535) (2.019.967.363)
Beban pajak penghasilan - bersih (464.851.203) (31.245.746.279)
Pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal adalah sebagai berikut:
2009 2008
Aktiva pajak tangguhan
Rugi fiskal 189.646.968.886 171.146.261.676
Aset tetap 21.635.536.683 25.365.477.525
Piutang usaha 1.390.010.869 1.390.010.869
Imbalan kerja - aktuaria 926.607.607 613.912.751
Jumlah aktiva pajak tangguhan 213.599.124.045 198.515.662.821
Kewajiban pajak tangguhan
Persediaan 9.334.824.918 10.366.204.362
Jumlah kewajiban pajak tangguhan 9.334.824.918 10.366.204.362
11. PERPAJAKAN (lanjutan)
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa aktiva pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal dan beda temporer dapat direalisasikan pada periode-periode mendatang.
12. HUTANG BANK JANGKA PANJANG Hutang bank jangka panjang terdiri dari:
2009 2008
PT Bank Pan Indonesia Tbk 200.000.000.000 250.000.000.000 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 167.500.000.000 - PT Bank Central Asia Tbk 120.000.000.000 150.000.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 80.000.000.000 100.000.000.000
Jumlah 567.500.000.000 500.000.000.000
Bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun (112.500.000.000) (100.000.000.000)
Hutang bank jangka panjang-setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 455.000.000.000 400.000.000.000
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (Bank Artha Graha) dengan jumlah pokok maksimum sebesar Rp170.000.000.000 berdasarkan perjanjian kredit pada tanggal 3 Juni 2009, yang dipergunakan untuk pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman yang diperoleh dari lembaga keuangan lain (Catatan 10).
Fasilitas pinjaman Perusahaan ini dikenakan suku bunga tahunan berkisar antara 17% sampai dengan 18% untuk periode 2009. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dan pembayaran angsuran pokok dilakukan setiap tiga bulan. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 3 Juni 2014, dengan jadwal pembayaran angsuran pokok sebagai berikut:
Tahun Jumlah 2009 2.500.000.000 2010 15.000.000.000 2011 25.000.000.000 2012 40.000.000.000 2013 55.000.000.000 2014 30.000.000.000
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan gadai sebagian saham milik Perusahaan dan tambahan jaminan lainnya.
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Artha Graha, Perusahaan tidak diperbolehkan, antara lain:
1. Mengikatkan diri sebagai penjamin/penanggung terhadap hutang pihak lain atau menjaminkan/mengagunkan kepada pihak lain seluruh atau sebagian harta kekayaan yang telah dijaminkan kepada Bank;
12. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)
3. Membuka usaha baru selain dari usaha yang telah ada atau mengubah bidang usaha baik dengan atau tanpa melakukan Pemisahan Usaha dengan secara murni maupun tidak murni;
4. Membubarkan Perusahaan, mengadakan peleburan atau menggabungkan usaha dengan badan hukum lain, termasuk melakukan Pemisahan Usaha baik secara murni maupun tidak murni. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 9 Juni 2009, pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain, menyetujui menjaminkan sebagian besar kekayaan Perusahaan yaitu 1.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 yang seluruhnya senilai Rp250.000.000.000 yang dimiliki Perusahaan dalam Anak perusahaan dalam rangka perolehan fasilitas pinjaman Perusahaan dari Bank Artha Graha berdasarkan perjanjian kredit tanggal 3 Juni 2009 dan perubahan-perubahannya (bila ada).
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Anak perusahaan tanggal 9 Juni 2009, pemegang saham Anak perusahaan menyetujui, antara lain, menyetujui memberikan persetujuan terlebih dahulu secara bersyarat atas pengalihan hak atas sebagian saham Anak perusahaan, dalam bentuk dan tindakan apapun, yang akan terjadi dan merupakan sebagai akibat yang timbul sehubungan dengan gadai 1.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 yang seluruhnya senilai Rp250.000.000.000 milik Perusahaan dalam Anak perusahaan guna menjamin pemenuhan kewajiban-kewajiban Perusahaan berdasarkan fasilitas-fasilitas kredit yang telah maupun yang akan diperoleh baik dari Bank Artha Graha maupun dari lembaga-lembaga perbankan dan/atau keuangan dan/atau pihak-pihak ketiga lainnya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin), PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank Niaga) dengan jumlah pokok maksimum masing-masing sebesar Rp250.000.000.000, Rp150.000.000.000, dan Rp100.000.000.000 berdasarkan perjanjian kredit dengan masing-masing bank pada tanggal 6 Agustus 2008, yang dipergunakan untuk pelunasan hutang pokok Obligasi I Indosiar Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal 8 Agustus 2008 (Catatan 13).
Fasilitas pinjaman Anak perusahaan ini dikenakan suku bunga tahunan yang bervariasi untuk masing-masing bank berkisar antara 10,34% sampai dengan 16% untuk periode 2009, dan berkisar antara 12,24% sampai dengan 16% untuk periode 2008. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan sedangkan pembayaran pokok dilakukan setiap tiga bulan. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 6 Agustus 2013.
Fasilitas pinjaman Anak perusahaan ini secara bersama-sama dijamin dengan piutang usaha (Catatan 4), persediaan program (Catatan 6), aset tetap (Catatan 7) dan gadai sebagian saham milik Perusahaan yang diberikan secara paripassu dan pro rata.
Tanpa persetujuan tertulis dari masing-masing bank, Anak perusahaan tidak diperbolehkan, antara lain:
1. Mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin dan/atau mengagunkan harta kekayaan Anak perusahaan kepada pihak lain;
2. Meminjamkan uang dengan jumlah lebih dari Rp5.000.000.000 atau nilai ekuivalennya dalam mata uang lain dalam satu tahun buku kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari;
3. Menjual atau melepaskan harta tidak bergerak atau harta kekayaan utama dalam menjalankan usahanya dengan jumlah yang melebihi Rp50.000.000.000 atau nilai ekuivalennya dalam mata uang lainnya per transaksi, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari;
12. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)
4. Melakukan pembagian dividen tunai kepada pemegang saham kecuali memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Membagikan dividen 5% sampai 10% dari total laba bersih, jika perolehan laba bersih lebih kecil dari Rp100.000.000.000;
b. Membagikan dividen sebesar 11% sampai 15% dari total laba bersih, jika perolehan laba bersih lebih besar atau sama dengan Rp100.000.000.000.
Selain itu, Anak perusahaan diharuskan, antara lain menjaga, memelihara dan mempertahankan rasio keuangan tertentu Anak perusahaan setiap saat.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 16 Desember 2008, pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain, menyetujui menjaminkan sebagian besar kekayaan Perusahaan yaitu 800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 yang seluruhnya senilai Rp200.000.000.000 yang dimiliki Perusahaan dalam Anak perusahaan dalam rangka perolehan fasilitas pinjaman Anak perusahaan dari beberapa Lembaga Keuangan (Catatan 20e).
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Anak perusahaan tanggal 18 Maret 2009, pemegang saham Anak perusahaan menyetujui, antara lain, menyetujui terlebih dahulu secara bersyarat atas pengalihan hak atas sebagian saham Anak perusahaan, dalam bentuk dan tindakan apapun, yang akan terjadi dan merupakan sebagai akibat yang timbul sehubungan dengan telah dilakukannya gadai 800.000.000 saham, dengan nilai nominal sebesar Rp200.000.000.000 milik Perusahaan dalam Anak perusahaan guna menjamin pemenuhan kewajiban-kewajiban Anak perusahaan berdasarkan fasilitas-fasilitas kredit yang telah maupun yang akan diperoleh baik dari BCA, Bank Panin, Bank Niaga, maupun dari lembaga-lembaga perbankan dan/atau keuangan dan/atau pihak-pihak ketiga lainnya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Beban bunga atas hutang bank yang dibebankan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebesar Rp56.638.186.808 dan Rp9.869.430.556 masing-masing untuk periode 2009 dan 2008 yang disajikan sebagai bagian dari ”Beban (Penghasilan) Lain-lain - Beban Bunga dan Denda” pada laporan laba rugi konsolidasi.
13. HUTANG OBLIGASI Hutang obligasi terdiri dari:
2009 2008
Nilai nominal - 696.207.050.000
Dikurangi:
Diskonto obligasi - setelah dikurangi dengan
akumulasi amortisasi sebesar Rp121.836.233.750
pada tahun 2008 - -
Biaya emisi obligasi ditangguhkan - setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi
sebesar Rp7.246.131.132 pada tahun 2008 - -
Jumlah - 696.207.050.000
Dikurangi : pelunasan bagian yang jatuh tempo - (696.207.050.000)
Bersih - -