• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG 2016 ISSN No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG 2016 ISSN No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH

KECAMATAN COBLONG

2016

(2)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH

KECAMATAN COBLONG

KOTA BANDUNG 2016

ISSN

No. Publikasi

: 3273.1659

Katalog BPS

: 9213.3273.230

Ukuran Buku

: 17,6 cm x 25 cm

Jumlah Halaman

: 11 halaman

Naskah

: Ainan Dhinan M, S.A.P

Gambar Kulit : Ainan Dhinan M, S.A.P

Diterbitkan Oleh :

Badan Pusat Statistik Kota Bandung

Dicetak Oleh

(3)

http://bandungkota.bps.go.id

Statistik Daerah Kecamatan Coblong 2016

Kata Sambutan

Untuk mewujudkan visi Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, BPS terus melakukan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi baik di pusat maupun di daerah. Salah satu upaya yang dilakukan di daerah adalah dengan menyusun publikasi yang menyajikan indikator-indikator terpilih yang dapat menggambarkan secara ringkas dan menyeluruh tentang kondisi suatu daerah. Publikasi tersebut diharapkan dapat membantu para pengambil kebijakan dan para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum wilayahnya.

Oleh karena itu saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah Kecamatan Coblong Kota Bandung 2016 yang diterbitkan oleh BPS Kota Bandung. Saya berharap publikasi ini mampu memenuhi harapan pemerintah daerah dan masyarakat pada umumnya akan kebutuhan data dan informasi statistik dan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi tentang perkembangan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Coblong Kota Bandung.

Akhir kata Semoga publikasi ini bermanfaat dan Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita.

Bandung, September 2016 Kepala BPS Kota Bandung

Dra. Hj. Lilis Pujiawati NIP. 19610814 199003 2 001

(4)

http://bandungkota.bps.go.id

Statistik Daerah Kecamatan Coblong 2016

Kata

P

engantar

Publikasi Statistik Daerah Kecamatan Coblong 2016 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Bandung yang berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kecamatan Coblong yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kecamatan Coblong.

Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kecamatan Coblong Kota Bandung 2016 memuat berbagai informasi yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kecamatan Coblong dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasiini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.

Koordinator Statistik

Kecamatan Coblong

Ainan Dhinan Muhlison, S.A.P NIP. 19750710 1994031 001

(5)

http://bandungkota.bps.go.id

Statistik Daerah Kecamatan Coblong 2016

Daftar Isi

1

Sejarah singkat Kecamatan Coblong

2.

Iklim dan geografis ………

1

3.

Pemerintahan..……….

3

4.

Kependudukan………

5

5.

Pendidikan………

7

6.

KB dan Kesehatan…..….……….

9

7.

Ketenagakerjaan………….………..

11

8.

Perumahan………..……….………

12

9.

Kepariwisataan……….

13

(6)

http://bandungkota.bps.go.id

Statistik Daerah Kecamatan Coblong 2016

Daftar Tabel

1.

Tabel 1 : Luas Wilayah dan Iklim Kecamatan Coblong Pada Tahun 2013 -2015

1

2.

Tabel 2 : Jarak Kantor Kelurahan dan Kantor Pemerintah Kota Bandung ke Kantor Kec. Coblong (km)

2

3.

Tabel 3 : Indikator Pemerintahan Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015

4

4.

Tabel 4 : Indikator Penduduk Kecamatan Coblong Tahun 2015

6

5.

Tabel 5 : Indikator Keluarga Berencana di Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015

9

6.

Tabel 6 : Sarana Kesehatan di Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015

10

7.

Tabel 7 : Penduduk Kecamatan Coblong Usia 10 Tahun Keatas menurut kegiatan seminggu yang lalu pada Tahun 2015

11

8.

Tabel 8 : Indikator Perumahan Rumah Tangga di Kecamatan Coblong Tahun 2015

13

9.

Tabel 8 : Banyaknya Hotel Berbintang dan Non Berbintang

di Kecamatan Coblong

(7)

http://bandungkota.bps.go.id

Statistik Daerah Kecamatan Coblong 2016

Daftar Grafik

1

Grafik 1 : Persentase Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015

2

2.

Grafik 2 : Indikator Pegawai Kecamatan Coblong menurut Pendidikan yang ditamatkan Pada Tahun 2015

3

3.

Grafik 3 : Penduduk Kecamatan Coblong Tahun 2015 (Jiwa)

5

4.

Grafik 4 : Persentase Penyebaran Penduduk Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015

6

5.

Grafik 5 :Penduduk Kecamatan Coblong Menurut Ijazah yang Dimiliki Pada Tahun 2015

(8)

http://bandungkota.bps.go.id

Statistik Daerah Kecamatan Coblong 2016

Daftar Gambar

(9)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2014

i

Pada

tahun

1949,

pada

masa

pembentukkan

Negara

Pasoendan,

Haminte

Bandoeng

terdiri

dari

4

Kewedanaan dan 27 Desa, diantaranya

Kawedanaan Tjibeunying dengan Desa

Tjoblong serta belum dikenal istilah

Kecamatan. Pada tahun 1963, keluar

PERPRES RI Nomor 22 Tahun 1963

tentang Penghapusan Karesidenan dan

Kawedanaan, ditindaklanjuti oleh SK

Walikota

Kepala

Daerah

Bandung

Nomor 903/64 tanggal 19 Mei 1964

yang

mengatur

tugas

wewenang

wedana

beralih

kepada

Pembantu/

Penghubung Walikota. Sehingga pada

kurun waktu tersebut Wilayah Kotapraja

Bandung

terdiri

4

Pembantu/

Penghubung Walikota Kepala Daerah

dengan 27 Desa, diantaranya Wilayah

Tjibeunying dengan Desa Tjoblong.

Pada tahun 1965, ditetapkan SK

Walikota

Kepala

Daerah

Nomor

7362/65 tanggal 14 Mei 1965 tentang

Penghapusan Otonomi Desa di wilayah

Kotapraja Bandung, sehingga semula

terdiri

dari

27

Desa

menjadi

16

Lingkungan, maka wilayah Kotapraja

Bandung

terdiri

4

Koordinator

Pemerintah

Wilayah

dengan

16

Lingkungan,

diantaranya

koordinator

Pembantu Wilayah Tjibeunying dengan

Lingkungan Tjoblong. Pada tahun 1967,

terbit SK Walikota Kotapraja Bandung

No. 17751/67 perihal Perombakkan dan

Upgrading Kepling dan Korwil, sehingga

istilah Koordinator Pembantu Wilayah

berubah

menjadi

Patih,

Lingkungan

berubah

menjadi

Ketjamatan

dan

dikepalai Tjamat.

Pada tahun 1972, ditetapkan SK

Gubernur No. 79/B XII/KTT/Pem/SK/72

tanggal

10

Maret

1972

perihal

penetapan tentang Pembagian Wilayah

Administratip

Pemerintahan

dalam

wilayah-wilayah Kotamadya Bandung,

Cirebon,

Bogor

dan

Sukabumi.

Berdasarkan SK tersebut Kotamadya

Bandung terdiri dari 4 Pemerintahan

Wilayah dengan 16 Kecamatan dengan

59 Lingkungan. Ketjamatan Tjoblong

terdiri dari Lingkungan Dago, Tjipaganti,

Lebak Gede dan Sadang Serang. Pada

Tahun

1980,

ditetapkan

SK

Walikotamadya

Daerah

Tingkat

II

bandung No. 10948/81 tanggal 27 Juli

(10)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2014

ii

Bandung nangtung ku

kahayang

Bandung hurung ku

pangarti

Bandung gede ku kawani

1981

perihal

Perubahan

Sebutan

Pemerintah

Lingkungan

Menjadi

Pemerintah

Kelurahan

di

Wilayah

Kotamadya daerah Tingkat II Bandung

dan Kecamatan Coblong terdiri dari

enam

Kelurahan

antara

lain

Dago,

Cipaganti, ebak Gede, Sadang Serang,

Lebak Siliwangi dan Sekeloa.

Nama rupabumi “Coblong” berasal

dari

nama

kampung

di

wilayah

Dago.Batas

wilayah

Kecamatan

Coblong

terakhir

berdasarkan

pada

Peraturan PemerintahNomor 16 Tahun

1987

Tentang

Perubahan

Batas

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Bandung

dan

Kabupaten

Daerah

Tingkat II Bandung.

Kemudian

ditetapkan

menjadi

SKPD Kecamatan Coblong berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor

19

Tahun

2004

Tentang

Pembentukandan Susunan Organisasi

Kecamatan

dan

Kelurahan

di

lingkungan Pemerintah Kota Bandung

sebagaimana kemudian dirubah oleh

Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2006

tentang

Tentang

Pemekaran

dan

Pembentukan

Wilayah

Kerja

Kecamatan

dan

Kelurahan

di

Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Terakhir

ditetapkan

dengan

Peraturan Daerah Kota Bandung No 14

tahun 2007 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi Kecamatan dan

Kelurahan di Lingkungan Pemerintah

Kota Bandung.

(11)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2014

iii

TERWUJUDNYA PELAYANAN MASYARAKAT YANG

DJITU (DOA, JUJUR, INOVATIF, TANGGAP DAN

UNGGUL) DI KECAMATAN COBLONG :

1. DOA

: Memohon/meminta sesuatu/berserah diri hanya pada ALLAH

SWT

2. JUJUR

: Sikap yang selalu berupaya menyesuaikan antara

Informasi

yang disampaikan dengan realitas/fenomena yang

ada, dalam

artian sikap yang apa adanya.

3. INOVATIF: Suatu sikap yang bersifat pembaharuan, yang

memiliki ciri- ciri; giat bekerja, berorientasi kedepan, memiliki

ide-ide cemerlang, menghargai dan menggunakan waktu

sebaik-baiknya.

4. TANGGAP: Suatu sikap yang cepat dapat mengetahui dan

menyadari gejala yang timbul (responsif), dalam artian mengerti

apa

yang didengar dan melaksanakan apa yang harus

dilakukan dengan benar.

5. UNGGUL

:

Suatu

sifat/keadaan

yang

lebih

tinggi

pandai,cakap,baik,kuat) dari pada yang lainnya, utama/terbaik.

(12)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

5

3

Penduduk atau sebagian besar mengatakannya dengan istilah sumber daya Manusia (SDM) adalah salah satu bagian penting dari suatu Negara / Organisasi, Penduduk berperan penting dalam menggerakan sebuah system, Peredaran uang salah satu contohnya, bisa di perkirakan melalui penduduk, jumlah dan jenis kelamin penduduk.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung mencatat bahwa Selama kurun waktu 2013 -2014 jumlah penduduk Kota Coblong terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Coblong tercatat sebanyak 132.002 jiwa, Dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun tercatat sebesar 0.5 persen. Jumlah penduduk ini terdistribusi pada penduduk laki-laki sebanyak 69.030 jiwa dan 62.972 penduduk perempuan.

Kecamatan Coblong menjadi satu satunya kecamatan di wilayah Kota Bandung yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak laki-laki dibandingkan jumlah penduduk perempuan, Hal ini bisa jadi disebabkan oleh banyaknya penduduk kecamatan Coblong yang berstatus sebagai mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi di kecamatan Coblong yang berstatus laki laki.

Grafik 3 :

Penduduk Kecamatan Coblong Tahun 2015 (Jiwa)

Sumber : BPS Kota Bandung

Dengan luas wilayah sekitar 743.3 Ha. maka kepadatan penduduk tahun 2015 mencapai 17.882 jiwa / Ha, Hal ini sebagai indikasi bahwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,5 persen akan berdampak pada peningkatan kepadatan penduduk yang cukup tinggi.

Karakteristik wilayah Kecamatan Coblong yang didominasi oleh sektor pendidikan menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang untuk bersekolah dan menetap di Kecamatan Coblong dalam satu periode tertentu.

Melihat kondisi ini pemerintah harus mampu mengelola ketertiban administrasi kependudukan sedemikian rupa agar masalah kependudukan lebih terkendali.

6435 2645 8090 14279 16674 20907 Cipaganti Lebak Siliwangi Lebak gede Sadang Serang Sekeloa

KEPENDUDUKAN

(13)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

6

3

Sebab hingga saat ini kesadaran masyarakat terutama kaum pendatang untuk

menjaga akurasi data

kependudukan ,khususnya yang akan mengikuti pendidikan di setiap sekolah tinggi atau perguruan tinggi yang ada di kecamatan Coblong masih rendah dan perlu ditingkatkan sosialisasi yang lebih jauh akan pentingnya admnistrasi tersebut.

Tabel 4 :

Indikator Penduduk Kecamatan Coblong Tahun 2015

Sumber : BPS Kota Bandung

Melihat Jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk Tahun 2015 yang dilakukan oleh BPS kota Bandung maka secara keseluruhan penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.

Sedangkan untuk distribusi penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin menunjukan bahwa kelurahan Dago masih menempati posisi dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu dengan jumlah penduduk 39.735 jiwa atau sekitar 30.1 persen dari jumlah keseluruhan penduduk kecamatan Coblong dan kelurahan Lebak Siliwangi dengan jumlah penduduk terkecil yaitu sebanyak 4.943 jiwa atau sekitar 3.74 % saja..

Grafik 4 :

Persentase Penyebaran Penduduk Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015

Sumber : BPS Kota Bandung

9% 4%

12% 21% 24%

30%

1 Cipaganti 2 Lebak Siliwangi 3 Lebak Gede 4 Sadangserang 5 Sekeloa 6 Dago

Uraian 2015

(1) (2)

Jumlah Penduduk (Jiwa) 132.002

Laki-laki 69.030 Perempuan 62.972 Rata-rata Pertumbuhan Penduduk/th (2000-) (%) 0.5 Kepadatan Penduduk(jiwa/Ha) 178 Sex Ratio (L/P) 109,62

KEPENDUDUKAN

(14)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

7

Berdasarkan Proyeksi Penduduk Tahun 2015 maka dapat diasumikan bahwa penduduk Kecamatan Coblong yang berstatus masih bersekolah tercatat sekitar 59.040 jiwa atau sekitar 44,72 % penduduk yang masih bergelut di dunia pendidikan. Kesemuanya itu terakomodasi dalam 39 buah SD/MI, 11 buah SMP/MTS, 15 buah SMU/SMK, dan 11 Perguruan Tinggi.

Sedangkan apabila dilihat dari pendidikan yang ditamatkannya maka penduuduk yang memiliki izajah SMA /sederajat berjumlah paling besar yaitu sekitar 39,72 persen, disusul oleh tamatan Sekolah Dasar/sederajat sekitar 16,46 persen. Untuk lebih elngkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini

Grafik 5 :

Penduduk Kecamatan Coblong Menurut Ijazah yang Dimiliki Pada Tahun 2015

Sumber : Bps Kota Bandung

Pemerintah Kecamatan Coblong mencatat lokasi SMA Negeri 1 Bandung yang ada di jalan Ir H. Juanda / jalan Dago, kelurahan Lebak Siliwangi bisa jadi merupakan Sekolah Menengah Atas pertama yang di kota Bandung, disamping nama kampus Institut Teknologi Bandung yang telah berdiri semenjak tahun 1926 dan kampus Universitas Padjadjaran yang terletak di jalan Dipati Ukur kelurahan Lebak Gede yang berdiri sejak tahun 1957.

Di Kecamatan Coblong tercatat berdiri 2 buah perguruan tinggi swasta yang cukup berkelas yaitu Universitas Komputer (UNIKOM) Bandung dan Institut Teknologi dan Hukum Bandung (ITHB).

Sementara seiring perkembangan jaman dan telah bergesernya paradigm berpikir masyarakat di Indonesia, tentang pendidikan, dalam beberapa tahun terakhir ini tumbuh subur lembaga Pendidikan berbasis anak usia 3 - 5 tahun yang di kelola dalam suatu lembaga yang bernama Pendidikan Usia Dini (PAUD) yang sampai dengan saat ini tercatat sebanyak 26 buah.

Keberadaan Perguruan Tinggi baik itu negeri maupun swasta mememberikan warna tersendiri bagi warga masyarakat kecamatan Coblong, hal ini dapat dilihat dari menjamurnya jasa kontrakan rumah yang ditawarkan sejumlah warga kepada

PENDIDIKAN

(15)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

8

masyarakat pendatang yang hendak bersekolah di perguruan tinggi yang ada di wilayah kecamatan Coblong, baik itu yang bersipat bulanan maupun tahunan.

Khusus untuk Univeristas Padjajaran, kampus yang ada di kecamatan Coblong itu terletak di empat kelurahan yang berbeda yaitu Kelurahan Lebak Gede, Kelurahan Sadangserang, Kelurahan Dago dan Kelurahan Sekeloa.

Berikut ini adalah daftar nama Perguruan Tinggi yang ada di kecamatan Coblong yang tercatat sampai dengan keadaan bulan Desember 2013 :

1. Institut Teknologi Bandung Program Reguler (S1) dan S2

2. Univeristas Padjajaran

Fakultas Gigi, Fakultas Ekonomi, Fakultas Fsikologi, Fakultas Administrasi, Fakultas Kebidanan, Fakultas MIFA, Program Magister dan

Fakultas Hukum dan Program Ektension.

3. Universitas Komputer Bandung Program Reguler (S1) dan S2

4. Institut Teknologi Hukum Bandung 5. Akademi Perawat Santo Borromeus 6. Politeknik Manufaktur ITB

7. SekolahTinggi Agama Islam Sabili 8. SekolahTinggi Bahasa Asing Yapari

Bandung

9. Lembaga Ilmu Komputer dan Manajemen Indonesia

10. Akademi Pariwisata Bandung

11. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung

12. Sekolah Pendidikan Pegawai Kereta Api.

Sementara untuk sekolah dasar sampai dengan menengah swasta yang berkelas di kecamatan Coblong terdapat Yayasan Darul Hikam yang mengelola Sekolah SD sampai dengan SMA Daarul Hikam dan Yayasan Salman AL Farisyi yang mengelola Sekolah SD sampai dengan SMA Salman Al Farisyi.

Untuk Pendidikan Informal di Kecamatan Coblong masih juga terdapat 4 pesantren, pesantren yang relative besar yaitu : Pesantren Madinatul Ulum dan Pesantren AL Falah di Kelurahan Dago, dan Miftahul Khoir di kelurahan Sekeloa

4

(16)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

9

KB dan

KESEHATAN

Keluarga Berencana dan Kesehatan adalah dua hal yang satu sama lain saling mengisi, keduanya sperti 2 bilah mata uang, keduanya tidak bisa dipisahkan, keberhasilan pembangunan akan tercapai lebih baik apabila didukung oleh manusia (SDM) yang sehat, SDM yang sehat berkorelasi positif dengan SDM yang memiliki rancangan atau rencana dalam berkeluarga. “Memiliki dua anak cukup” sebagai symbol dari program KB memberikan pesan moral bahwa dengan 4 orang anggota keluarga , sebuah rumah tangga akan terjaga kesehatan dan kesejahteraannya.

Petugas Pengawas Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Coblong mencatat bahwa di Kecamatan Coblong pada tahun 2015, terdapat Pasangan Usia Subur sebanyak 13.997 pasangan dan peserta KB aktif sebanyak 9.192 orang, Pasangan Usia subur dan peserta KB Aktif tersebar di kecamatan Coblong tersebut tersebar kedalam 25.156 keluarga, itu artinya dalam satu rumah tangga terdapat rata rata 2,74 (tiga) orang yang berstatus sebagai peserta KB Aktif.

Adapun cara pemakaian alat kontrasepsi (ALKON) yang paling banyak dipergunakan oleh peserta KB aktif tersebut adalah ALKON jenis Suntikan,yang saat ini dipergunakan

oleh 4.028 peserta, dilanjutkan dengan ALKON jenis IUD sebanyak 2.688 peserta dan ALKON jenis Pil berada pada urutan ketiga dengan 1.604 peserta, ALKON jenis Vaginal menjadi jenis yang paling sedikit dipergunakan peserta KB Aktif yaitu sebanyak 1 orang.

Analisa lain dpat diperoleh dengan memperhatikan tabel di bawah ini.

Tabel 5 :

Indikator Keluarga Berencana di Kecamatan Coblong Tahun 2015

Sumber : PLKB Kec. Coblong

INDIKATOR Keluarga Berencana 2015

Banyaknya Keluarga 25.156 Banyaknya (PUS) 13.997 Banyaknya KB Aktif 9.192 KB AKtif IUD 2.686 KB AKtif Suntik 4.028 KB AKtif Pil 1.609 KB AKtif implant 165 KB AKtif Lainnya 872

5

(17)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

10

KB dan

KESEHATAN

Untuk bidang Kesehatan, sampai dengan tahun 2015 di kecamatan Coblong masih terdapat dua Rumah sakit besar swasta yang yaitu RS Boromeus Yang terdapat di jalan Ir H. Djuanda kelurahan Lebak Gede dan RS Advent yang terletak di jalan Cihampelas kelurahan Cipaganti, disamping itu di kecamatan Coblong terdapat RS Ginjal Hj Ainun Habibie, Rumah sakit yang khusus melayani masyarakat yang mempunyai masalah dengan ginjalnya.

Tabel 6 :

Sarana Kesehatan di Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015

Sumber : UPT PUTER 2015

Untuk sarana lainnya di kecamatan Coblong terdapat 4 Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) yaitu Puskesmas Puter, Puskesmas Sekeloa, Puskesmas Dago dan Puskesmas Cikutra Baru.

Kecamatan Coblong adalah kecamatan yang memiliki paling banyak Puskesmas di kota Bandung, namun apabila melihat jumlah penduduk dan penyebaran penduduknya maka sangat dimungkinkan dan diperlukan apabila didirikan satu unit lagi puskesmas yang berlokasi di sekitar perbatasan kelurahan Lebak Siliwangi dan kelurahan Cipaganti, hal lain yang bisa dijadikan bahan pertimbangan adalah belum adanya Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu di dua kelurahan ini.

Khusus untuk Puskesmas PUTER, Puskesmas ini dijadikan sebagai induk dari seluruh Puskesmas yang ada dan dalam kegiatannya disamping pelayanan berobat jalan, terdapat juga pelayanan dan perawatan Ibu melahirkan / Bersalin.

Dalam kegiatan operasionalnya ke 4 Puskesmas ini di dukung oleh 101 buah Posyandu, 132 orang Dokter yang bertugas di UPT Puter, 12 buah bidan praktek, 8 buah poliklinik dan 11 buah Apotek.

Jenis Sarana Kesehatan Jumlah (Buah) 1. Rumah Sakit 3 2. Puskesmas 4 3. Dokter di Puskemas 132 4. Posyandu 101 5. Bidan Praktek 12

6. Poliklinik dan Balai Pengobatan

8

7. Apotek 11

(18)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

11

Bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia guna memenuhi kebutuhan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, manusia harus bekerja keras dan menggunakan kekuatan pikiran dan fisiknya untuk

mendapatkan

hasil yang maksimal.

Berdasarkan hasil olahan Survei Sosial Ekonomi Daerah tahun 2013 dan Proyeksi Penduduk tahun 2015, Badan Pusat Statistik Kota Bandung, mencatat bahwa penduduk kecamatan Coblong yang berusia 10 tahun keatas dan memiliki pekerjaan atau usaha sebanyak 46.326 orang, 33.993 jiwa memiliki kegiatan bersekolah, 22.672 jiwa mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya sebanyak 7.872 jiwa, Sedangkan apabila dipersentasekan maka penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja atau berusaha sekitar 41.79 %, yang sekolah 30,66 persen dan yang mengurus rumah tangga 20,45 persen.

Sementara apabila dilihat dari jenis kelamin penduduk yang bekerja di kecamatan Coblong, BPS kota Bandung mencatat ada sekitar 152.784 orang laki-laki dan 30.550 orang perempuan.

Adapun pendekatan referensi kegiatan bekerja atau berusaha yang dimaksudkan dalam publikasi ini adalah kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu survey yaitu

SEMINGGU YANG LALU.

Tabel 7 :

Penduduk Kecamatan Coblong Usia 10 Tahun Keatas menurut kegiatan seminggu yang lalu

Kegiatan Seminggu Yang Lalu

Tahun

2015

%

1. Bekerja

46.326

41.79

2. Sekolah

33.993

30.66

3. Mengurus Rumah Tangga

22.672

20.45

4. Lainnya

7.872

7.10

Jumlah

110.864

100

Sumber : BPS, (Suseda 2013 diolah)

KETENAGAKERJAAN

(19)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

15

Di dalam masyarakat Indonesia,

perumahan merupakan pencerminan dari jati diri manusia, baik secara perseorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya. Perumahan dan pemukiman juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sehingga perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dap peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Pada tahun 2015 BPS kota Bandung mencatat bahwa ada sekitar 47.194 rumah tangga yang tinggal di kecamatan Coblong, 21.141 rumah tangga memiliki luas lantai kurang 20 m2 atau sekitar 43,84 persennya, apabila dalam satu rumah tangga tersebut diasumsikan ada 4 orang anggota rumah tangga maka ada sekitar 84.564 orang yang hidup dengan luas lantai < 5 m2.

Keadaan ini mencerminkan pemukiman yang kumuh, apalagi jika dikorelasikan dengan jumlah penduduk kecamatan Coblong yang demikian padat, kondisi pemukiman penduduk yang relative tidak beraturan dan rentan terjadi hal hal yang tidak diinginkan sepeti kebakaran rumah, menjadi catatan penting bagi

pemerintah kota Bandung umumnya, khususnya Pemerintah di tingkat Kecamatan Coblong, akan pentingnya ketersediaan rumah yang layak huni bagi masyaraktnya.

Untuk Rumah tangga menurut Fasilitas sumber Air Minum, BPS mencatat ada seitar 24.250 rumah tangga yang menggunakan air kemasan sebagai sarananya, dilanjutkan dengan fasilitas dari Ledeng sebanyak 9.034 rumah tangga.

Tabel 8 :

Indikator Perumahan Rumah Tangga di Kecamatan Coblong Tahun 2014

Indikator 2014

Luas Lantai < 20 M2

26113

Luas Lantai > 20 M2

21141

Sumber Air Minum Kemasan

30048

Sumber Air Ledeng

11194

Fasilitas BAB Sendiri

30331

Fasilitas BAB Bersama

28569

Sumber : BPS, Suseda 2013 diolah

PERUMAHAN

7

(20)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

13

Kota Bandung adalah ibu kota

provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata.

Letak Bandung yang geografis menjadikannya kota besar di daerah pegunungan yang nyaman, berhawa sejuk, lengkap dengan panorama alam yang indah berkat dataran tinggi dan gunung-gunung di sekelilingnya. Di daerah pegunungan di sekitar Bandung terhampar permadani hijau perkebunan teh yang menutupi hampir setiap kaki gunung. Keindahan kota, iklimnya, kecantikan dan keramahtamahan mojang-mojang priangan, juga kreatifitas penduduknya yang tinggi, menjadikan Bandung mempunyai citra dan tradisi tersendiri. Karena itu, tak salah jika Berhiber alias Bersih, Hijau, Berbunga menjadi slogan penataan kota yang di jaman kolonial Belanda pernah

dijuluki

Mooi Bandung (Bandung Indah) ini.

Kota Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata di Jawa Barat pada tahun

2015 menurut catatan BPS kota Bandung mempunyai usaha akomodasi sebanyak 117 buah Hotel Bintang dan 275 buah hotel Non Bintang dengan jumlah kamar mencapai sekitar 16.8216 buah .

Terkait dengan bidang Kepariwisataan di Kota Bandung, Kecamatan Coblong memberikan sumbangan sebagai berikut, Pada tahun 2015 di Kecamatan Coblong terdapat 18 buah hotel berbintang dan 28 buah hotel tidak berbintang atau melati, selain itu di Kecamatan Coblong terdapat tempat wisata kuliner terkenal yang hingga saat ini masih eksis yaitu kawasan Cihampelas dan kawasan jalan Dago atau jalan Ir H Djuanda, dimana disepanjang jalan itu banyak ditemui Factory Outlet yang menjualan berbagai jenis Fashion / pakaian khas kota Bandung.

Di Kecamatan Coblong sampai dengan saat ini masih terdapat salah satu kebun binatang yang ada di Jawa Barat yaitu KEBUN BINATANG BANDUNG yang terletak di Jalan Taman Sari Kelurahan Lebak Siliwangi. Pada tahun 2015 Yayasan kebun Binatang Bandung mencatat 766.427 orang wisatawan yang berkunjung.

KEPARIWISATAAN

(21)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

14

Dengan angka sebanyak itu apabila

diambil sebuah angka penimbang dalam bentuk uang/rupiah, 1 orang wisatawan membelanjakan uangnya Rp. 50.000,-(Tiket masuk Rp. 25.000, Rp. 25.000 biaya lainnya), maka dapat dihitung peredaran uang dari kegiatan ini sebesar 38,23 M dalam setahun, sebuah angka yang fantastis, apalagi apabila di integrasikan dengan kegiatan pariwisata lainnya seperti : wisata Kuliner dan Wisata Belanja.

Tabel 8 :

Banyaknya Hotel Berbintang dan Non Berbintang di Kecamatan Coblong

Sumber : BPS Kota Bandung

Berikut beberapa tempat yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun domestic untuk singgah di Kota Bandung khususnya di Kecamatan Coblong :

1. Hotel Jayakarta dan Hotel Sherathon in 2. Cihampleas Walk

3. Kawasan Cihampleas

4. Kawasan Jalan Dago/Jalan Ir. H Djuanda

5. Kebun Binatang Bandung 6. Sasana Budaya Ganesha 7. Dago Tea House

8. Curug Dago

9. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

MONUMEN PANCASILA PERJUANGAN

Kelurahan Hotel Berbintang Hotel Non Berbintang Cipaganti 7 10 Lebak Siliwangi Lebak Gede Sadangserang 4 5 -1 5 1 Sekeloa Dago -4 3 13 Jumlah 18 28

KEPARIWISATAAN

8

(22)

http://bandungkota.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KECAMATAN COBLONG TAHUN 2016

17

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu melakukan hubungan sosial dengan manusia lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar manusia maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan proses sosial.

Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan tertib dan lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik..

Hubungan sosial yang terjadi antar manusia maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari itu akan membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Keadaan inilah yang dinamakan proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan tertib dan lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik. Interaksi social secara

langsung akan menumbuhkan modal sosial yang dimiliki oleh setiap manusia, modal ini menjadi perlu karena tidak memiliki aturan atau nilai yang baku, semakin besar modal social yang dimiliki maka akan semakn baik kehidupan di suatu lingkungan

Kantor Urusan Agama Kecamatan Coblong mencatat bahwa pada tahun 2015 tercatat ada sebanyak 101 buah mesjid, 96 buah surau/mushola dan 6 buah gereja, sarana peribadatan ini menjadi indicator penting karena sampai saat ini fungsui dan keberadaannya belum tergantikan.

Sarana peribadatan Mesjid menjadi dominan artinya hampir di setiap rukun warga ada satu buah masjid bahkan ada yang lebih dari satu buah karena jumlah penduduk kecamatan Coblong yang beragama Islam tahun 2014 ini berjumlah sekitar 119.645 jiwa.

Grafik Banyaknya Sarana Peribadatan di Kecamatan Coblong Tahun 2015

Sumber : Profil Kec. Coblong 2015 101 96 6 Mesjid Surau Gereja

S O S I A L

9

(23)

DATA

MENCERDASKAN BANGSA

BADAN PUSAT STATISTIK

KOTA BANDUNG

Jalan Jendral Gatot Subroto No 93 Bandung Telp & Fax 022 7305091

Email : bps3273@bps.go.id

Gambar

Gambar Kulit : Ainan Dhinan M, S.A.P
Tabel 3 : Indikator Pemerintahan Kecamatan Coblong Pada Tahun 2015
Grafik Banyaknya Sarana Peribadatan di Kecamatan Coblong Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Skirpsi ini antara lain menggambarkan tentang bagaimana pengadaan personalia sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru dan pegawai tata usaha, serta persolan kepala sekolah

[3.3] Menimbang bahwa menurut Pasal 24C ayat (1) UUD 1945, Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual Skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Pengoperasian Reaktor TRIGA 2000 terhadap Kontaminasi Permukaan Ruang Reaktor Menggunakan Metode

Astra International, Tbk – AUTO 2000 Toyota Cabang Sukun Malang dengan berbagai bentuk komunikasi pemasaran yang telah dilakukan seperti penjualan perorangan (personal

Sasaran penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada Departemen Purchasing adalah organisasi mampu untuk menunjukkan kemampuan mengadakan barang dan atau

Knowing, Teaching, and Learning History: National and International Perspectives, New York: New York University Press.. Nasikun, (2003) Sistem Sosial Indonesia,

Dataran yang ada seluas 2.622.655,77 Ha (55,75%) merupakan lahan pertanian yang terdiri dari persawahan, pertanian kering, kebun campur dan perkebunan. Adapun permasalahan utama

Faktor yang dapat mempengaruhi adanya laporan ketidaksesuaian produk masuk pada departemen produksi adalah manusia yaitu operator, mesin yaitu mesin pembakaran mesin pembakaran