U
rban
N
uances
Aan Gunawan
Abdi Harno
Agung “Tato” Suryanto
Dadang Imawan
Didiet Maulana
Erwin Trihendarto
Yanuar Ernawati
k
etika
M
erah
Keterhubungan manusia dengan dunia atau lingkungannya
menunjukkan sejauh mana manusia 'ada' atau sejauh mana
manusia tiada. Sejauh mana ia terlebur dan ditaklukkan oleh
dunia dan lingkungannya serta sejauh mana ia bisa
membangun jarak dan menikmati kebebasannya.
Karya-karya yang kita saksikan pada pameran bertema
ini, dalam pelbagai variasinya, mencoba menyuguhkan
pandangan-pandangan, dimensi dan terutama nuansa
ketegangan antara eksistensi manusia dalam lingkungannya.
Salah satu yang paling unik dalam mengungkap relasi
manusia-dunia adalah yang dilakukan oleh Agung “Tato” Suryanto.
Keunikannya terletak pada kenyataan bahwa kehadiran
manusia digambarkan justru melalui ketakhadirannya, melalui
celah dan ruang-ruang kosong yang terhimpit antara
sudut-sudut dan bongkahan dinding. Garis asimetris dihadapan sudut-sudut
ini nampaknya mengindikasikan kompleksitas kepadatan dari
ruang yang memberikan nuansa mengancam. Sementara
dominasi merah di situ bisa diartikan sebagai situasi yang
menantang, tegang dan sekaligus menerangi objek yang
lainnya, yang tak hadir itu. Dengan itu, bagi Agung dunia
dipandang sebagai kombinasi dari ancaman, ketegangan
bahaya sekaligus kesegaran dan makna-makna.
Urban
Nuances
Nuansa merah yang menyiratkan ketegangan provokatif juga ada
di dalam Dadang Imawan. Hanya pada Dadang garis merah itu
melekat pada bidang lentur dari matras yang membekap manusia
dan benda-benda imajinernya. Matras dan benda serta sosok di
dalamnya digambarkan sebagai lambang dari relasi antara hasrat
yang memuncrat ke arah dan dengan obyek-obyeknya. Salah satu
subyek yang menarik perhatian Dadang di sini adalah tubuh
perempuan dan binatang yang terbekap dan disembunyikan
dalam hasrat. Dengan meletakkan matras sebagai lambang
hasrat maka Dadang memandang benda-benda sebagai proyeksi
hasrat. Matras di situ bukan lain adalah representasi dari
kehadiran manusia yang sudah disembunyikan sosoknya.
Garis merah juga penting dalam karya Aan Gunawan dalam
karyanya yang berjudul underground. Meski dilukiskan hanya
dalam satu tarikan berbentuk kurva, tapi cukup untuk
memperjelas serakan gumpalan mahluk-kacang yang sedemikian
rupa membentuk konfigurasi mirip janin. Di sini serakan
benda-benda itu juga memproyeksikan semacam nuansa kehidupan yang
purba dan tak berbentuk.
Kekaburan akibat peleburan antara manusia dan benda juga
terungkap dalam karya-karya Yanuar Ernawati. Peleburan itu
digambarkan dalam persatuan antara manusia, pandangannya
dengan dinding, tembok serta sudut bangunan kota. Yanuar
menggambarkan sebuah situasi timbal balik, kota
memperhatikan orang-orang, dan orang-orang juga
memperhatikan kota. Kota memakan manusia dan manusia
meleburkan kota dalam pandanganya.
Peleburan yang lebih samar antara tubuh dan situasi dalam
nuansa yang lebih halus tapi verbal dilukiskan oleh karya Abdi
Harno. Dalam Abdi Harno peleburan manusia dan
lingkungannya dilukiskan secara gamblang melalui
penggambaran perempuan yang sedang berendam. Gelas yang
terpampang di situ memberikan indikasi bahwa fantasi dan
kenikmatan terlibat di sekitar aktivitas pemanjaan tubuh itu. Di
sini si pelukis sebenarnya sedang mengetengahkan semacam
kritik yang halus dalam dunia konsumsi kontemporer.
Kritik yang lebih tegar dan jelas terhadap struktur masyarakat
konsumsi digambarkan oleh Erwin Trihendarto, melalui
mulut-mulut yang mengalamai registrasi. Mulut di sini tidak hanya
mewakili tubuh atau manusianya tapi juga
keadaan
masyarakat secara keseluruhan yang saat ini mengalami
penyeragaman. Mulut tidak lagi berfungsi sebagai sarana
artikulasi dari rasio. Ia secara klasik melambangkan kerakusan,
ke r a ku s a n ya n g s e c a r a i ro n i s d i s e r a g a m ka n d a n
distandarisasikan. Dengan begitu, mulut-mulut Erwin di sini
adalah lambang dari penaklukan ganda atas manusia.
Pada bagian akhir, Didiet Maulana, kita bisa menikmati relasi
manusia dan lingkungannya secara lebih santai dan syahdu.
Bagian ini menggambarkan kesendirian yang kontras tapi justru
yang memiliki daya untuk menikmati lingkungan dan dunia.
Rupa-rupanya bagi Didiet, keberjarakan antara subyek dengan
lingkungannya - yang digambarkan dalam nuansa kekaburan cat
- masih bisa melahirkan kegembiraan dan keharuan sejauh ia
dirayakan secara personal dan diam-diam. Selamat menikmati!
Doktor filsafat dan dosen sosiologi, tinggal di Depok
Robertus Robet
The Red Zone I 190 x 145 cm I Oil on Canvas I 2009
Agung “Tato” Suryanto
Underconstruction I 210 x 150 cm I Oil on Canvas I 2009
Right or Left is My Country I 219 x 150 cm I Oil on Canvas I 2009
Dadang Imawan
Playing Object I 200 x 145 cm I Acrylic on Canvas I 2009
Desire Object I 185 x 145 cm I Acrylic on Canvas I 2009
Identification of lost Object I 180 x 140 cm IAcrylic on Canvas I 2009
Aan Gunawan
Underground I 300 x 200 cm I Acrylic on Canvas I 2009
Didiet Maulana
Corner of My Heart Milan I 38.5 x 56.5 cm I Watercolour I 2009
La Belle's Corner I 38.5 x 56.5 cm I Watercolour I 2009 Nicoline's Haven Paris I 56.5 x 76 cm I Watercolour I 2009
Yanuar Ernawati
Clearence Cannon 144 x 129 cm Acrylic on Canvas 2009
Diam2 di Antara yang Semu I 129 x 96 cm I Acrylic on Canvas I 2009
Abdi Harno
Carrier Woman 145 x 145 cm Acrylic on Canvas 2009
Berendam di Air Keruh I 150 x 100 cm I Acrylic on Canvas I 2009
Jamuan Malam
140 x 140 cm I Acrylic on Canvas I 2009
Erwin Trihendarto
Apa Benar I 180 x 120 cm I Oil on Canvas I 2009
Cita Rasa I 145 x 195 cm I Oil on Canvas I 2009
Bagimu Pahlawan I 180 x 120 cm I Oil on Canvas I 2009
Aan Gunawan Award (s) 2005 : 2004 2003 2001: 1999 1998 1997 Solo Exhibition 2009
Selected Group Exhibition (s) 2009 2008 2007 2006 2005 Abdi Harno
Selected Group Exhibition (s) 2009
Born in Teratai, 3 May 1975. Aan finished his Bachelor of Fine Art at Indonesia Art Institute (ISI) Jogyakarta, Indonesia.
First winner for Caricature Competition in accordance with Lustrum # IV from ISI Yogyakarta Rector. Second winner for Mural Competition to commemorate International Anti .
“My Clean Jogya” Ngabean Art Festival Yogyakarta. : Finalist of National Painting Competition for ASEAN Art Award. The best seven Pratisara Affandi Adhi Karya Painting Competition. Health Poster Award from Indonesia Health Minister Dr. Ahmad Sujudi. The Best Caping Painting from Dewan Kerajinan Nasional DIY Province. Finalist Nokia Art Award Competition “Menatap Dunia”. : Finalist Nokia Art Award Competition ”Vision of Future”. : The best poster for Healthy Heart from GKR Hemas at Jogyakarta Palace, Yogyakarta. : The best water colour at FSR ISI Yogyakarta. The best acrylic at FSR ISI yogyakarta
: “Insight”, Srisasanti, Jogyakarta, Indonesia
: “Urban Nuances”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. ”Ketik Reg Manjur”, Kelompok Greget 95, Sangkring Art Space, Jogyakarta, Indonesia. : “ FRAGMENTASI”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesi. “Texture in Paintings”, Jogya Gallery, Jogyakarta, Indonesia. “After May 20” to commemorate 100 years of National Awakening, Jogja Gallery, Jogyakarta. ”Survey # 1”, Edwin's Gallery, Jakarta, Indonesia. “Wealth in the Rat Year”, Rumah Seni Darmawangsa, Jakarta, Indonesia. “Behind of Horison”, SriSasanti, Jogyakarta, Indonesia. “Indonesia First Abstract”, National Gallery, Jakarta, Indonesia. : ”Aksi dan Peduli Seni”, Senayan Jakarta in cooperation with Semar gallery Malang, East Java, Indonesia. Painting Exhibition at Melia Purosani Jogyakarta, Indonesia. ”Perjalanan Seni Lukis Abstrak # 5”, SEMAR Gallery, Malang, East Java, Indonesia. : “Thru The Limit”, KOA art and Dinning, Jogyakarta, Indonesia. “Perjalanan Seni Lukis Abstrak #4”, Taman Budaya Jogyakarta, Indonesia. “Vice Versa” Taman Budaya Jogyakarta, Indonesia. : “Habitat for Humanity”, Melia Purosani Hotel, Jogyakarta, Indonesia. “Kecil Itu Indah ke 13” Edwin”s Gallery, Jakarta, Indonesia.
Abdi was born in Pagaralam December 15, 1975. Abdi finished his Bachelor of Fine Art at Indonesia Art Institute (ISI) Jogyakarta, Indonesia.
: “Urban Nuances”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. “Rekonstruksi Zaman Keemasan”, Taman Budaya Jogyakarta, Indonesia. 2008 : “FRAGMENTASI”, Philo
Drugs Day, Jogyakarta, Indonesia : First winner for Mural Competition with the theme
21
List of Artworks
1. Agung “Tato” Suryanto, Underconstruction, 210 x 150 cm, Oil on Canvas, 2009 2. Agung “Tato” Suryanto, The Red Zone, 190 x 145 cm Oil on Canvas, 2009 3. Agung “Tato” S., Right or Left is My Country, 219 x 150 cm, Oil on Canvas, 2009 4. Dadang Imawan, Playing Object, 200 x 145 cm, Acrylic on Canvas, 2009 5. Dadang Imawan, Desire Object, 185 x 145 cm, Acrylic on Canvas, 2009 6. D. Imawan, Identification of lost Object, 180 x 140 cm, Acrylic on Canvas, 2009 7. Aan Gunawan, Underground, 300 x 200 cm, Acrylic on Canvas, 2009 8. Didiet Maulan, Corner of My Heart Milan, 38.5 x 56.5 cm, Watercolour, 2009 9. Didiet Maulana, La Belle's Corner, 38.5 x 56.5 cm, Watercolour, 2009 10. Didiet Maulana, Nicoline's Haven Paris, 56.5 x 76 cm, Watercolour, 2009 11. Yanuar Ernawati, Clearence Cannon, 144 x 129 cm, Acrylic on Canvas, 2009 12. Yanuar E., Diam2 di Antara yang Semu, 129 x 96 cm, Acrylic on Canvas, 2009 13. Abdi Harno, Carrier Woman, 145 x 145 cm, Acrylic on Canvas, 2009 14. Abdi Harno, Berendam di Air Keruh, 150 x 100 cm, Acrylic on Canvas, 2009 15. Abdi Harno, Jamuan Malam, 140 x 140 cm, Acrylic on Canvas, 2009 16. Erwin Trihendarto, Apa Benar, 180 x 120 cm, Oil on Canvas, 2009 17. Erwin Trihendarto, Cita Rasa, 145 x 195 cm, Oil on Canvas, 2009 18. Erwin Trihendarto, Bagimu Pahlawan, 180 x 120 cm, Oil on Canvas, 2009
Banal”, Gracia Art Gallery Surabaya. Beppu Asia Biennale of Contemporary Art, Oita, Japan. “Use Your Imagination”, Gracia Art Gallery, Surabaya. “Realistage” Goong gallery, Bandung, Semar gallery, Malang, and Museum Widayat, Magelang. Pra Bali Bienalle, Balai pemuda Surabaya. “Potret” Duo Painting Exhibition, Edwin”s Gallery, Jakarta. Festival Kesenian Indonesia IV, Bandung. ”Kecil itu indah” Edwin's Gallery, Jakarta. : ”Multi Sub Culture”Berlin - Germany, Candrika Gallery, Jakarta. “About Human and Humanity”, National Gallery, Jakarta. “Keramikus Muda Indonesia”, National Gallery, Jakarta. 'Adi Rupa Citra Raya', Jakarta. : Festival Seni Surabaya, Surabaya. Festival kesenian indonesia III, Surabaya. CP Open Biennale, National Gallery, Jakarta. Philip Morris Award IX, Jakarta. Indofood Art Award, National Gallery , Jakarta. Gelar Seni Lukis Jawa Timur, Surabaya. “In Search of Peace”- API, WTC Jakarta. : Pameran seni rupa kampus II, taman budaya jatim, Surabaya. Pameran hima seni rupa Tuban, Jatim. ”Ruang Ekspresi”, Pasuruan, Jatim. ”Sebuah Perjumpaan”, galeri Surabaya, Surabaya. Gelar akbar seni rupa jatim VI, Surabaya. Indofood Art Award, National Museum, Jakarta. Indofood Art Award, Museum Agung Rai, Ubud, Bali. : ”Terjebak”, Tuban, East Java, Indonesia. Pameran Hima Seni Rupa, Madiun. Festival Kesenian Indonesia II, Padang Panjang. Gelar akbar Seni Rupa Jatim V, Surabaya. : Pameran Hima Seni Rupa, Tulungagung. Graphic ”Hitam putih”, Pare, Kediri. Pameran Dies natalis UNESA, Surabaya. Ceramic Hima Seni Rupa, CCCL, Surabaya. Pameran Hima Seni Rupa, UWP, Surabaya. Pameran Seni Lukis Hima Seni Rupa, Galeri Surabaya, Surabaya. Gelar Akbar Seni Rupa Jatim IV, Surabaya. Philip Morris Art Award VII, National Gallery, Jakarta. Pameran Seni Rupa Kampus I, Taman Budaya Jatim, Surabaya. : Festival Kesenian Indonesia I, Yogyakarta. Graphic “Garis”, CCCL, Surabaya. Peksiminas STKW andUNIPA, Surabaya. ”Hitam putih”, UNTAG' 45, Surabaya. Gelar Akbar Seni Rupa Jatim III, Surabaya
Born in Palembang, February 15, 1974. Dadang finished his Bachelor of Fine Art at Indonesia Art Institute (ISI) Jogyakarta, Indonesia.
: “Urban Nuances”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. “Re-konstruksi Zaman Keemasan”, Taman Budaya Jogyakarta, Indonesia. : “FRAGMENTASI”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. “Emotional Home”, Taman Budaya Jogyakarta, Indonesia. : “Tribute To Young Artist”, Sangkring Art Space, Jogyakarta, Indonesia. : “Black-White”, Hotel Melia Purosani, Jogyakarta, Indonesia. “Gelas + Cangkir”, Parkir Space, Jogyakarta, Indonesia. : Dies Natalis ISI Jogyakarta, ISI Jogyakarta Gallery, Indonesia. ”Post Graduate”, ISI Jogyakarta Gallery, Indonesia. Exhibition as requirement to get bachelor degree, Gedung Seni Murni FSR ISI Yogyakarta. : Drawing ”Kata, Rupa, Tubuh sebuah muara Inter(teks)”, Rumah Seni Muara Jogyakarta. : Issue # 5 “Membedah Kanvas”, Rumah Seni Muara, Jogyakarta, Indonesia. : “Dialog Multi Rupa”, Balaputradewa Museum, Palembang. : FKY Exhibition, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Dialog Multi Rupa, Purna Budaya Jogyakarta. : “Grafis Group 96
2004 2003 2002 2001 2000 1999 Dadang Imawan
Selected Group Exhibition (s) 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2000 1999 1998
ArtSpace, Jakarta, Indonesia. “Dinamika Estetika”, Taman Budaya Yogyakarta, Indonesia. :“Earthquake Care”, Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia. “Vice Versa”, Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia. Malioboro FAIR, Malioboro, Yogyakarta, Indonesia. : Grand Opening Muara Art House Yogyakarta, Indonesia. : Group Painting Exhibition Gledek Group 99, Benteng Vredenburg, Yogyakarta. : Sketch Exhibition, at Gedung Seni Murni ISI Yogyakarta. : Perjam Group Painting Exhibition, Benteng Vredeburg Yogyakarta, Yogyakarta.
Born in Surabaya, 24 May 1970. Agung graduated from Faculty of Architecture of UNTAG'45 Surabaya, Indonesia in 1997. He then continued his fine art study at STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) Surabaya, Indonesia and finished in 2008.
Extraordinary Winner at Jakarta Art Awards. Second winner of Indofood Art Award
“Biru dalam Seni Patung” End of University project, ruang kaca STKW, Surabaya. : “The Watchers” Installation Project, Graha Pena Surabaya, Indonesia. : “Metamorfosa”, Installation Sculpture, 66 Gallery, Surabaya, Indonesia
: “Urban Nuances”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. : “Amazing grace” Orasis Art Gallery, Surabaya, Indonesia. “100 th kebangkitan Nasional” Jogja Gallery, Yogyakarta, Indonesia. “Manifesto” Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Indonesia. “New Icons” Orasis Art Gallery, Surabaya, Indonesia. “Indonesian Art Award 2008” Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. “Jakarta Art Awards 2008” Pasar Seni Jaya Ancol, Jakarta, Indonesia. “Cam to com”, Akili Museum Art Award 2008, Jakarta, Indonesia. “Biru dalam Seni Patung” End of University Project, Ruang Kaca STKW, Surabaya, Indonesia. “Perversion” Puri Ar t Galler y, Jakar ta, Indonesia. : ”Grafis Modern” Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya. ”Gelar Akbar Seni Rupa Jawa Timur”, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya. Festival Seni Surabaya, Installation “Blue Film”, Balai Pemuda, Surabaya. “Twenty fo(u)r Maestro' V-art Gallery Yogyakarta, Orasis Art Gallery Surabaya. “The Thousand Mysteries of Borobudur”, Jogja gallery, Yogyakarta. “The Amanjiwo Borobudur Exhibition” Galeri Hotel Amanjiwo, Magelang. “Neo-Nation” Biennale Jogja IX-2007, Yogyakarta. : “Small works” Taman Budaya Yogyakarta, and Edwin;s Gallery, Jakarta. ”Kisi-kisi Jakarta” Jakarta Art Awards 2006, Jakarta. ”Informo”, One Galeri seni rupa, Jakarta and Gracia art gallery, Surabaya. “Gelar seni rupa jawa timur” instalasi 'Blue Rain' Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya. : ”Tanda Kasih” seni rupa untuk aceh, Edwin's Gallery, Jakarta. ”Jejak- jejak Drawing”, Edwin's Gallery, Jakarta. “Realis[me]
2006
2003 2001
1999 1998
Agung ”Tato” Suryanto
Award (s) 2008 : 2002 : Solo Exhibition (s) 2008 : 2006 2002
Selected Group Exhibition (s)
2009 2008
2007
2006
2005
: Cemara 6 Gallery Café, Jakarta, Indonesia. : Sika Gallery, Ubud, Bali, Indonesia. The Gallery, Chedi Hotel, Payangan Bali, Indonesia. : Cemara 6 Gallery Café, Jakarta, Indonesia. Museum Fuer Voelkerbunde, Basel, Switzerland. : Seniwati Gallery, Ubud, Bali, Indonesia. : Indonesia-Australia Language Foundation,Denpasar, Bali, Indonesia. Cemeti Gallery, Yogyakarta, Indonesia.
: “Urban Nuances”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. Encounter, Hanna Art Space, Pengosekan, Ubud, Bali. : Art Malaysia, Mid Valley Exhibition Centre, Kuala Lumpur, Malaysia. “MANIFESTO”, pameran besar seni rupa Indonesia, National Gallery, Jakarta, Indonesia. : Indonesian women artist : The Curtain Opens, National Gallery , Jakarta. : Jakarta Biennale,”Beyond The Limits and Its Challenges”, National Gallery, Jakarta, Indonesia. : Bali Biennale, Darga Gallery, Depansar, Bali, Indonesia. Nomura Gallery, Sinjuku Building, Tokyo, Japan. : The Indonesian Embassy and Paris Press Club, Paris, France and Brussels, Belgium. : Bentara, Budaya, Jakarta, Indonesia. Bentara Budaya, Yogyakarta, Indonesia. Cemeti Gallery, Yogyakarta, Indonesia. Gallery Nasional, Jakarta, Indonesia. Taman Budaya, Banjarmasin, Kalimantan, Indonesia. : Toronto International Art Fair, Toronto, Canada Boston, USA. Paros Gallery,Bali. : Cemara 6 Gallery Café, Jakarta, Indonesia. Collection of the Singapore Art Museum, Singapore. : Gallery Cipta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia. Jakarta Biennale XI , Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia. Women in The Realm of Spirituality, Pontifial University Gregoriana, Rome, Italy. Women in the Realm of Spirituality, National Gallery, Jakarta, Indonesia. : Ganesha Gallery, Four Seasons Resort, Jimbaran, Bali, Indonesia. : “On Paper in Practice”, Sydney, Australia. : A Woman's View, World Bank Staff Art Society, The World Bank, Washington D.C., U.S.A. 50th Anniversary of the Independence of the Indonesia, Museum voor Volkenkunde, Rotterdam, The Nederlands. “Her Presence in Colour-Asian Woman Artis”, Penang State Art Gallery, Malaysia. Erhard Witzel Gallery, Germany. : Gallery Hafemann, Wiesbaden, Germany. “Art for AIDS”, Rudana Gallery, Ubud, Bali, Indonesia. Meceria Park Sud Saehsering Koln, Germany. Jakarta Biennale IX, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia. ; Golden Wing, Sydney, Australia. Amandari Hotel, Nusa Dua, Bali, Indonesia. “Image Surealis 2”, Edwin's Gallery, Jakarta, Indonesia. Sheraton Hotel, Bali, Indonesia. : Contemporary Art Design and Craft, Jakarta Design Centre, Jakarta, Indonesia. : Malaysia-Indonesia, Gedung Pameran Depdikbud, Jakarta, Indonesia. Indonesia-Malaysia, National Gallery, Kuala Lumpur, Malaysia. Mitra Budaya, Jakarta, Indonesia. La Luna Gallery, Panestanan, Ubud, Bali, Indonesia. : Art Centre,Denpasar, Bali, Indonesia. Club Mediterance, Nusa Dua, Bali, Indonesia. Jakarta Biennale, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia. : Surealis at Bentara Budaya, Yogyakarta, Indonesia. Jakarta Biennale, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia. : Jakarta Biennale, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia
Solo Exhibition (s)
2002 1999
1996
1992 1991
Selected Group Exhibition (s) 2009 2008 2007 2006 2005 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996 1995 1994 1993 1992 1991 1989 1985 1984
Exhibition”, Bentara Budaya Jogyakarta, Indonesia. Group 1+9 Installation Exhibition, Benteng Vredeburg Jogyakarta. Anti Violence Against Indonesian Women Campaign GAKTPI, Benteng Vredeburg Jogyakarta
Born in Jakarta, Januarry 18, 1981. In 2003, Didiet graduated from Architecture Faculty of University of Parahyangan, Bandung, Indonesia
: “Urban Nuances”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. “Four Seasons Art Parade", Gran Mahakam Hotel, Jakarta, Indonesia. ; Duo Painting Exhibition with Widodo Soenarko, Rumah Pattimura, Jakarta. “Jakarta Anniversary”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia
Born in Tegal 12 February 1966. In 1991, Erwin finished his Bachelor of Fine Art at FKIP – UNS (University of Sebelas Maret Surakarta), Indonesia.
: “Urban Nuances”, Philo Art Space, Jakarta, Indonesia. : Duo Painting Exhibition, Gudeg Citra Raya Gallery, Tangerang, Indonesia. Group painting exhibition, Tangerang City Anniversary, Indonesia. Group painting exhibition, Tegal Anniversary, Indonesia. Central Java Painters Exhibition, Taman Budaya, Solo, Central Java, Indonesia. : Group Painting Exhibition at Canisius Collage, Jakarta, Indonesia. : XI Ancol Art Festival, Jakarta, Indonesia. Group Painting Exhibition, Imperial Aryaduta Lippo Karawaci Tangerang, Indonesia. Festival Al'Amjad Mosque, Tangerang, Indonesia. Group Painting Exhibition, Hilton Hotel, Jakarta, Indonesia. Padu Padan 5 Kota, Hotel Istana Nelayan, Tangerang, Indonesia. Painting & Photography “Kecap dan Saos”, Kafe Mutung Babarsari, Yogyakarta. : “HARUMADANA”, Crowne Hotel, Jakarta, Indonesia. X Ancol Art Festival, Jakarta, Indonesia. : “Lian Pigura”, Cikupa, Tangerang, Indonesia. : Indonesian Fine Art Students Exhibtion, TBS, Surakarta, Indonesia. Sculpture Exhibition to complete bachelor degree program
Yanuar was born in Padang, West Sumatra. In 1989, Yanuar finished her Bachelor of Fine Art at Indonesia Art Institute (ISI) Jogyakarta, Indonesia. She then pursued to obtained higher education and earned her Master degree from the faculty of Fine Art at Indonesia Art Institute (ISI) Jogyakarta, Indonesia in 2004.
Chosen artwork from Jakarta Art Council. The best painting at Dies Natalis ISI Jogyakarta. The best science writing from ISI Jogyakarta. The best sketch from ISI Jogyakart. The best sketch and painting from STSRI-ASRI, Jogyakarta
Didiet Maulana
Selected Group Exhibition (s) 2009
2006
Erwin Trihendarto
Selected Group Exhibition (S)
2009 2008 2007 2006 2005 2001 1991 Yanuar Ernawati Award (s) 1989 : 1986 : 1983 : 1982 : 1980 : 23
Colophon
This catalogue is published in conjunction with a Group Painting Exhibition of Aan Gunawan
I
Abdi Harno Agung “Tato” Suryanto Dadang Imawan Didiet MaulanaI
Erwin TrihendartoI
Yanuar ErnawatiUrban Nuances May 25 – June 8, 2009 @ Philo Art Space Jl Kemang Timur 90 C South Jakarta 12730 Indonesia t/f: (62 21) 719 84 48 m: +62 811 10 60 47 e: philoartspace@yahoo.com
Curator: Tommy F. Awuy & Robertus Robet Special thanks to Syaharani
Artworks Aan Gunawan, Abdi Harno, Agung “Tato” Suryanto, Dadang Imawan, Didiet Maulana, Erwin Trihendarto, Yanuar Ernawati @ 2009
Photography of Artworks: Doc. Philo Graphic Design: Trizno
Edition 300 Published by Philo Art Space 017/2009
Copy Rights © Philo Art Space
All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photography, recording or otherwise, without the written permission from Philo Art Space