i
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA GURU PENJASORKES DENGAN PENGETAHUAN UKS DI SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN PANDAK, BANTUL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi sebagaian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HERU SETYAWAN NIM. 12604227077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ii PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Masa Kerja Guru Penjasorkes dengan
Pengetahuan UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pandak, Bantul” yang disusun
oleh Heru Setyawan, NIM 12604227077 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk diujikan.
Yogyakarta, Februari 2015 Pembimbing
Sumarjo, M.Kes
iii SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, Februari 2015 Yang Menyatakan
iv HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Atara Masa Kerja Guru Penjasorkes dengan
Pengetahuan UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pandak, Bantul” telah
dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 15 Oktober 2014.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan TandaTangan Tanggal
Sumarjo, M.Kes Ketua
……… …………
Hedi Ardiyanto H, M.Or Sekretaris / Anggota II
……… …………
Dr. Subagyo, M.Pd Anggota III
……… …………
Hari Yuliarto, M.Kes Anggota IV ……… …………
Yogyakarta,
Fakultas Ilmu Keolahragaan Dekan,
v MOTTO
Ingatlah wahai manusia, bilamana engkau lahir semua orang disekitarmu tertawa
gembira, hanya engkau yang menangis.
Maka lakukanlah perbuatan apapun, sehingga bilamana engkau tiada, semua
orang disekitarmu menangis, hanya engkau yang tertawa gembira.
(Dato. Dr. H. Md. Radzi Saleh)
Meminta maaf bukan berarti kita kalah,atau kita lemah, tetapi karena kita sudah
lebih dewasa dalam memaknai hidup karena di dunia ini
tidak ada manusia yang sempurna.
(Rr. Layung Gagat Rahina)
Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku
urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka
mengerti perkataanku
( Q.S. Thaahaa : 25-28 )
Do the best what can you be, if you belive to becomen you will be.
vi PERSEMBAHAN
Karya besar ini kupersembahkan untuk :
Ayah Ngadiran Mukarim, Ibu Suparmi, Istriku Wiwid, anaku Senior Cheza Adellio
inspiratorku Rr. Bekti Setyani Hartono Putri, dan semua team pelatih pencak silat
terimakasih untuk dukungan yang telah kalian berikan hingga saat ini.
Kalian adalah bagian terpenting dalam hidupku,
vii
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA GURU PENJASORKES DENGAN PENGETAHUAN UKS DI SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN PANDAK, BANTUL
Oleh :
Heru Setyawan NIM. 12604227077
ABSTRAK
Usaha kesehatan sekolah(UKS) adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah, pengetahuan UKS sangat mutlak dimiliki oleh semua guru penjasorkes tidak terkecuali di sekolah dasar se-Kecamatan Pandak, tempat dilaksanakanya penelitian ini. Selama ini guru penjasorkes jarang sekali ada yang benar-benar rutin mengelola UKS dengan baik terutama dalam hal peningkatan pengetahuan baik praktek ataupun teori untuk meningkatkan kompetensi yang akan menungkung kinerja guru penjasorkes.Belum diketahuinya hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se-Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul menjadi tujuan diadakanya penelitian ini
Penelitian ini termasuk penelitian populasi, dengan menggunakan metode angket yang berisi soal-soal seputar pengetahuan UKS untuk diujikan kepada semua guru penjasorkes se-kecamatan Pandak yang berjumlah 25 orang dengan masa kerja bervariasi mulai dari 7 tahun sampai 29 tahun.
Hasil analisis uji korelasi didapat adanya hubungan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS adalah 0,720 dalam bentuk prosentase sebesar 52,9%, angka tersebut masuk dalam katagori korelasi kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru yang mempunyai masa kerja tinggi atau lama memiliki pengetahuan UKS yang tinggi pula. Sedang guru yang mempunyai masa kerja sebentar memiliki pengetahuan UKS yang rendah pula. Masa kerja hanyalah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan UKS, dengan demikian tidak menutup kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan UKS guru yang tidak menjadi bahasan dalam penelitian ini.
viii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W.T karena atas kasih
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul
“Hubungan Antara Masa Kerja Guru Penjasorkes dengan Pengetahuan UKS di
Sekolah Dasar se-Kecamatan Pandak, Bantul” dapat terselesaikan dengan lancar.
Selesainya penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan
terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.A. Ph.D Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar
di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M.S Dekan Universitas Negeri
Yogyakartayang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Amat Komari, M.Si, Ketua Program Studi PJKR yang membantu
penulis sehingga ujian skripsi dapat terlaksana.
4. Bapak Drs. Sriawan, M.Kes Ketua Program Studi PGSD Penjaskes
Universitas Negeri Yogyakarta, yang dengan ikhlas memberi ilmu dan tenaga
dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. Agus Sumhendartin Suryobroto, M.Pd Penasehat Akademik yang
telah membimbing peneliti selama belajar di Universitas Negeri Yogyakarta.
6. Bapak Drs. Sumarjo, M.Kes Pembimbing skripsi yang telah dengan sabar dan
ix
7. Seluruh dosen dan staff jurusan PGSD Penjaskes yang telah memberikan
ilmu dan informasi yang bermanfaat.
8. Teman-teman PKS PGSD Penjaskes angkatan 2012 terimakasih atas
kebersamaannya selama ini dan maaf apabila banyak salah
9. Untuk almamater kebanggaanku FIK UNY
10. Semua guru penjasorkes sekolah dasar se-Kecamatan Pandak atas bantuannya
sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung ataupun
tidak telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna baik
penyusunan maupun penyajiannya hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan
pengalaman dan pengetahuana yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, segala
bentuk masukan yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan yang
lebih lanjut. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Februari 2015
x
b. Peran Guru Penjasorkes dalam Usaha Kesehatan Sekolah ... 11
c. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ... 14
B. Devinisi Variabel Operasional Penelitian ... 32
C. Populasi ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
xi
F. Teknik Analisis Data ... 35
1. Uji Validitas ... 35
2. Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian ... 38
B. Deskripsi Data ... 38
C. Analisis Data dan Hipotesis ... 40
D. Pembahasan ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Implikasi ... 45
C. Keterbatasan Penelitian ... 46
D. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
xii DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. DaftarMasa Kerja Guru Penjasorkes SD/MI se-Kecamatan
Pandak... 33
Tabel 2. Indikator-indikator Instrumen penelitian ... 35
Tabel 3. Deskripsi Statistik Masa Kerja ... 39
Tabel 4. Diskriptif Statistik Pengetahuan UKS ... 40
xiii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 51
Lampiran 2 Surat Ijin Dari SEKDA ... 52
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah melakukan penelitian dari KKG Penjaskes Kec. PANDAK ... 53
Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen Tes ... 54
Lampiran 5 Uji Normalitas ... 58
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha yang dilakukan masyarakat
yang dijalankan disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungannya
sebagai sasaran utama (Soenja Poernomo 2002 : 16). Dalam pengertian lain,
UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku
hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu
ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku
hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari
pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child programme.
Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak yang bertujuan menciptakan anak
yang berkualitas.
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan
bangsa-bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang
memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial
yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992
2
”Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
berkualitas”.
Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat dan orang tua
memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi,
sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses
belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan
hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun
masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H
(head, heart, hand dan health).
Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha yang dijalankan di
sekolah-sekolah, dengan sasaran utama anak-anak sekolah dan lingkungannya. Secara
geris besar program UKS dapat dikelompokkan dalam 3 bidang atau disebut
TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan, usaha pemeliharaan kesehatan sekolah,
dan menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Usaha ini dijalankan
mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai sekolah lanjutan, sekarang
pelaksanaannya diutamakan di sekolah-sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena
SD merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap
berbagai penyakit dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Meskipun
demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah
3
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik
sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan serta Tim Pembina UKS di setiap jenjang
sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan
mulai dari tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA/MA, termasuk satuan
pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren
beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan
kesehatan dan pelayanan kesehatan.
Sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Untuk belajar dengan efektif
peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan
menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan
belajarnya di sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran secara terus menerus.
Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh
karena itu mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu
adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya
manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama mengikuti
4
yang berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada
pada urutan atau ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008,
dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi dengan tingkat
kesehatan masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka bangsa itu
semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi
masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan masyarakat pada
umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan sumber daya
manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan proses dan usaha
yang lebih keras lagi.
Kecamatan Pandak adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten
Bantul yang memiliki 23 Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta, dan
mayoritas guru penjasorkes di Kecamatan Pandak sudah bersertifkasi dan
memiliki masa kerja di atas 15 tahun. Pembinaan UKS di sekolah dasar di
kecamatan pandak kebanyakan dilakukan oleh guru penjasorkes, namun karena
pembinaan UKS merupakan tugas sampingan maka keberadaan UKS sering
terabaikan terutama dalan hal administrasi.
Selain itu menurut Ketua KKG Penjasorkes Kacamatan Pandak Subandi,
S.Pd Jas dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini tidak ada pelatihan khusus bagi
guru penjasorkes untuk meningkatkan pengetahuan tentang UKS baik teori
5
mutlak dimiliki, hal tersebut selain sebagai tuntutan profesi juga dapat
meningkatkan profesionalisme guru penjasorkes.
Dari data tersebut diatas peneliti memutuskan untuk meneliti hubungan
antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di Kecamatan
Pandak, harapannya hasil dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai media
evaluasi untuk mengambil langkah selanjutnya yang sekiranya diperlukan untuk
peningkatan kompetensi guru penjasorkes pada khususnya
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Penyusunan administrasi UKS di sekolah dasar se-Kecamatan Pandak belum
maksimal.
2. Belum adanya pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
UKS secara rutin di Kecamatan Pandak
3. Belum diketahuinya hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan
pengetahuan UKS di sekolah dasar se- Kecamatan Pandak
C. Batasan Masalah
Untuk memberikan fokus pada penelitian kali ini maka permasalahan
dibatasi pada ”hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan
UKS di sekolah dasar se- Unit Pengelola Teknis Pusat Pendidikan Dasar (UPT
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pertimbangan batasan masalah di atas, maka rumusan
masalahnya adalah seberapa besar hubungan antara masa kerja guru penjasorkes
dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se- Kecamatan Pandak ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara masa kerja
guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se- Kecamatan
Pandak
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis hasil penelitian mempunyai manfaat antara lain :
a. Memberikan sumbangan pengetahuan Khususnya bagi pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan agar dapat menggunakan penelitian ini
untuk mengetahui kadar pengetahuan UKS di sekolah dasar
b. Sebagai kajian bagi peneliti selanjutnya. Sehingga dapat mengembangkan
dan meningkatkan penjasorkes di SD khususnya dalam meningkatkan
UKS di sekolah dasar
2. Secara praktis hasil penelitian ini
a. Dapat berguna bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
disekolah pada umumnya diharapkan dapat memberikan sumbangan
motivasi untuk meningkatan profesionalisme guru agar memenuhi tugas
7
b. Dijadikan oleh pihak sekolah (Kepala Sekolah) sebagai bahan masukan
dalam mengambil kebijakan agar guru penjasorkes dapat melaksanakan
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Masa Kerja
Pengertian Masa Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995 : 632)
masa kerja adalah “ jangka waktu orang sudah bekerja (pada suatu kantor,
badan, dan sebagainya)”. Bagi seorang guru tempat kerja (instansinya) adalah
sekolah dan tugas pokoknya adalah mengajar bidang studi tertentu. Dalam
melaksanakan tugas seoarang guru tidak jarang mendapat tugas lebih dari satu
sekolah. Sehingga makin lama ia bekerja makin banyak pula tugas-tugas
yang pernah diterima dan dilakasanakan.
Menurut Bloom (1981 : 8) “masa kerja atau pengalaman kerja guru
merupakan karakteristik guru yang patut dipertimbangkan dalam menunjang
pencapaian kualitas penampilanya dalam mengajar”. Masa kerja adalah
jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga sekarang
masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggal waktu yang agak
lama dimana seorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha
sampai batas waktu tertentu (Suma’mur P.K., 2009:71)
Dengan demikian semakin lama masa kerja seoarang guru, semakin
luas pula pengetahuan guru tersebut. Dari uraian diatas di buat definisi
operasional masa kerja guru penjasorkes adalah lama guru penjasorkes
9
2. Hakikat Guru Penjasorkes
a. Pengertian Guru Penjasorkes
Guru adalah orang yang pekerjaanya atau profesinya mengajar,
sehingga guru penjasorkes dapat diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya atau profesinya mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan. Guru Penjasorkes merupakan faktor dominan
dalam proses pendidikan di sekolah karena seringkali dijadikan sebagai
figur teladan oleh para siswanya.
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap peserta didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah
maupun di luar sekolah. Menurut Soenarjo (2002: 5), guru Penjasorkes
adalah seseorang yang memiliki jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian khusus (kompetensi) dalam usaha pendidikan dengan jalan
memberikan pelajaran Penjasorkes.
Menurut Sukintaka (2001: 42), persyaratan guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan untuk mempunyai persyaratan kompetensi
pendidikan jasmani agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,
yaitu:
1. Memahami pengetahuan pendidikan jasmani sebagai bidang studi.
2. Memahami karateristik anak didiknya.
10
4. Mampu memberikan bimbingan pada anak dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.
5. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan menilai serta mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
6. Memiliki pemahaman dan penguasaan keterampilan gerak 7. Memiliki pemahaman tentang unsure-unsur kondisi jasmani 8. Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan,
dan memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani
9. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dalam berolahraga
10. Memiliki kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga.
Selanjutnya disebutkan agar mempunyai profil guru
penjasorkes yang disebutkan di atas, maka harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Sehat jasmani maupun rohani, dan berprofil olahragawan. b. Berpenampilan menarik.
c. Tidak gagap. d. Tidak buta warna. e. Intelejen.
f. Energik dan berketerampilan motorik.
Menurut Sukintaka (2001: 7-8 guru Penjasorkes adalah tenaga
profesional yang menangani proses kegiatan belajar mengajar antara
peserta didik dan lingkungannya yang diatur secara sistematis dengan
tujuan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru Penjasorkes
adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi (kewenangan) untuk mengajarkan Penjasorkes. Dengan
11
terhadap pengelolaan UKS biasanya diserahkan pada guru Penjas
orkes. Adapun kualitas kesehatan siswa dapat ditingkatkan dengan
melaksanakan program-program UKS.
Dengan demikian, keberhasilan program UKS dapat tercapai
bila guru Penjasorkes mampu mengelolanya secara baik. Oleh karena
itu, guru Penjasorkes perlu melakukan upaya untuk meningkatkan
keberhasilan UKS yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Peran Guru Penjasorkes Dalam Usaha Kesehatan Sekolah
Menurut Soenarjo R.J (2002 :77), peran guru Penjasorkes di
dalam Usaha Kesehatan Sekolah yaitu sangat berperan sekali dalam
pembelajaran kesehatan di lingkungan sekolah, di dalam hal ini guru
Penjasorkes sangat berperan aktif yaitu: melalui penyampaian
pelajaran di kelas maupun melalui penyuluhan kesehatan kepada
siswa-siswi. Guru Penjasorkes adalah tokoh yang paling berperan
dalam membina kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Berkaitan dengan olahraga guru Penjas orkes dapat
membimbing siswa untuk melakukan gerakan terampil dan efektif
untuk segala aktivitasnya didalam pembelajaran olahraga. Selain itu
guru Penjasorkes mempunyai tugas untuk menggerakkan masyarakat
sekolah untuk aktif dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah.
Menurut Soenarjo R.J (2002:99), guru penjasorkes dalam
12
1. Menanamkan kebiasaan hidup sehat dikalangan siswa. 2. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kebersihan siswa. 3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kebersihan
lingkungan sekolah.
4. Melakukan P3K dan pengobatan ringan dalam batas-batas kemampuannya.
5. Mengenal tanda-tanda penyakit menular beserta permasalahanya dan mengetahui tindakan-tindakan selanjutnya.
6. Mengamati kelainan tingkah laku siswa.
Berkaitan dengan olahraga, guru Penjasorkes dapat
membimbing siswa melakukan gerakan terampil dan efektif untuk
segala aktivitasnya di dalam pembelajaran olahraga. Selain itu, guru
Penjasorkes mempunyai tugas untuk menggerakkan masyarakat
sekolah untuk aktif dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah.
Selain peran guru Penjasorkes di atas ditambahkan oleh
Mu’rifah (1991:264) maka terlibat juga secara aktif dalam mengelola
Usaha Kesehatan Sekolah. diantaranya :
a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan pembinaan lingkungan sekolah secara sehat, pelayana kesehatan sekolah sesuai dengan ketentuan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah dan instansi Pendidikan Kesehatan Pemda.
b. Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan semua kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.
c. Mengadakan penilaian/evaluasi dan menyusun laporan sesuai petunjuk.
13
Seperti yang dituliskan Mu’rifah (1991:264), untuk menjadi
guru penjasorkes Ada 10 persyaratan kompetensi yaitu :
a. Menguasai bahan
1. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah 2. Menguasai bahan pendalaman/pengayaan
b. Mengolah program belajar mengajar
1. Merumuskan tujuan instrumen Usaha Kesehatan Sekolah.
2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar. 3. Memiliki dan dapat menyusun prosedur Instrumen
Usaha Kesehatan Sekolah yang tepat. 4. Melaksanakan program belajar mengajar. 5. Mengenal kemampuan anak didik.
6. Merencanakan dan melaksanakan program remidial. c. Mengelola kelas
1. Menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai 2. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran d. Menggunakan sumber
1. Mengenal, memilih dan menggunakan media 2. Membuat alat-alat dengan bentuk sederhana 3. Menggunakan dan mengelola laboratorium
4. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
e. Menguasai landasan-landasan pendidikan f. Mengelola interaksi belajar mengajar
g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran h. Mengenal fungsi dan program bimbingan konseling
i. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran
j. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru Penjasorkes
adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dan
kompetensi (kewenangan) untuk mengajarkan pendidikan jasmani dan
14
tanggung jawab terhadap pengelolaan UKS biasanya diserahkan
kepada guru Penjasorkes.
Adapun kualitas kesehatan siswa dapat ditingkatkan dengan
melaksanakan program-program UKS. dengan demikian, keberhasilan
program UKS dapat tercapai bila guru Penjas mampu mengelolanya
secara baik. Oleh karena itu, guru Penjas orkes perlu melakukan upaya
untuk meningkatkan keberhasilan UKS dan menjadi tanggung
jawabnya.
c. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
Menurut Uzer Usman (2010: 9-11) mengatakan peran guru
dalam proses belajar mengajar:
1) Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswanya.
2) Guru sebagai Pengelola Kelas
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning
manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar dan memerikan rasa aman.
3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
15
belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.
4) Guru sebagai Evaluator
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian ini adalah untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelas, apakah seorang siswa termasuk kelompok pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan guru sebagai sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator serta sebagai evaluator dapat berjalan dengan baik, maka akan tercapai hasil pembelajaran yang optimal.
3. Hakikat Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Anas Sudjiono (2007 ; 50) pengetahuan adalah
kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (reloads) atau
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide gejala, rumus-rumus dan
sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Menurut Jujun S, Suriasumantri (1993: 104) “Pengetahuan pada
hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek
termasuk ke dalmnya adalah ilmu”.
Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah keseluruhan
keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang
dibuat mengenai sesuatu gejala atau peristiwa yang bersifat ilmiah, sosial
maupun perseorangan (The Liang Gie, 1987 : 10). Pengetahuan
16
pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa alam, apa manusia dan
sebagainya (Soekidjo Notoatmojo, 2005 : 22).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap aspek (Soekidjo Notoatmodjo,
2005). Menurut Depdiknas (2002: 1121) pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui. Pengetahuan juga diartikan sebagai segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).
Penguasaan pengetahuan sangatlah penting, dikarenakan
pengetahuan itulah yang menjadikan seseorang akan lebih dinilai dan
dihargai intelektualnya. Soerjono Soekanto (2009: 6) berpendapat
pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan
(beliefs), takhayul (superstatitions), dan penerangan-penerangan yang
keliru (misinformations). Contohnya adalah adanya anggapan (dahulu
kala) tentang ras kulit putih yang mempunyai tingkat kepandaian yang
melebihi tingkat kepandaian ras-ras dengan warna kulit lain.
Dari pendapat di atas maka pengetahuan dalam hal ini adalah
segala sesuatu yang kita ketahui dan bisa dibuktikan kebenarannya.
17
objek yang didapat dari kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar
sendiri melalui panca indera yang kita terima dengan tujuan untuk
mendapatkan kepastian dan menghilangkan adanya prasangka sebagai
suatu ketidakpastian yang terdapat di lingkungan sekitar kita.
Berdasarkan beberapa pengertian pengetahuan di atas maka, yang
dimaksud pengetahuan adalam penelitian ini adalah penguasaan terhadap
sesuatu yang dalam hal penguasaan terhadap teknologi pembelajaran oleh
guru pendidikan jasmani. Penguasaan pengetahuan merupakan salah satu
tujuan pokok dari kegiatan pendidikan jasmani. Penguasaan pengetahuan
merupakan salah satu tujuan pokok dari kegiatan pendidikan, bahkan
penguasaan pengetahuan telah menjadi ukuran untuk menilai berhasil
tidaknya tujuan akhir dari suatu pembelajaran.
Seseorang dapat bersikap terhadap suatu objek tersebut. Adanya
pengetahuan mengenai onjek tersebut maka seseorang dapat melakukan
penelitian terhadap objek itu, sehingga dari situasi akan diperoleh
manfaatnya.
b. Faktor - faktor yang memperngaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak, Wahit Iqbal (2007 : 30) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Pendidikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 157),
18
memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab
I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun
dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin
banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan
b. Informasi.
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk
yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia (Husein M.F dan
Wibowo A, 2002). Informasi juga bisa berarti data yang telah diolah
dan dianalisa secara formal, dengan cara yang benar dan secara efektif,
sehingga hasilnya bisa bermanfaat dalam operasional dana manajemen
19
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang.
c. Sosial budaya dan ekonomi.
Pengertian sosial budaya ekonomi jarang dibahas secara
bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas
secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada
objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial
menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan
yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti
segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat (KBBI,1996:958).
Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut sebagai
20
adanya bantuan orang laindisekitarnya. Sehingga kata sosial sering
diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.
Budaya atau sering disebut kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekertayaitubuddhayah, yang merupakan bentuk jamak
daribuddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalambahasa Inggris, kebudayaan
disebutculture, yang berasal dari katalatinColere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kataculturejuga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan dalam arti luas adalah keseluruhan sisitem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya
atau kulture yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan
dan tindakan (Koentjaraningrat, 1980 :195)
Dalam sumber lain dikatakan kebudayaan terdiri atas berbagai
pola, bertingkah laku mantap, pikiran perasaan, reaksi yang diperoleh
dan terutama oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya
tersendiri dario kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya
perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
nilai-21
nilai ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu bersifat universal dapat
diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti
kebudayaan menurut pendapat umum adalah suatu yang berharga atau
baik (Barker, Chris 2004 : 21)
Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu
“oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu
peraturan, aturan, hukum. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai
aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi,
distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan,
perindustrian dan perdagangan) (KBBI,1995:251).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan,
pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut
berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang
akan dilakukan. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi Melly G. Tan
mengatakan adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini
masyarakat tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi
rendah, sedang, dan tinggi (Koentjaraningrat, 1981:35).
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
22
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungann hidup atau yang lebih sering disebut lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup
lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan
kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
e. Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic,
23
atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi
sebagai referensi otobiografi. (Daehler & Bukatko, 1985 dalam Syah :
1003).
Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sehari – harinya. Pengalaman juga sangat berharga
bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada
siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran
manusia.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah
nyata dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Usia adalah lamanya seseorang hidup di dunia (Badudu J.S
24
seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik,
individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis
dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998 : 103).
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.
4. Hakikat UKS
a. Pengertian UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada hakikatnya adalah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah, (Pieter Noya,
1983 : 1) UKS adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat disekolah
yang bertujuan untuk menangani anak didik yang mengalami kecelakaan
ringan (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan P3K) melayani
kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi),
memantau pertumbuhan dan ststus gizi anak didik (Drajat Martianto,
2005 : 1)
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program
keshatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6
sampai dengan 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya
dibagi menjadi dua yakni : pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19
25
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah salah satu wahana untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
sedini mungkin (Mu’arifah dan Hardiyanto Wibowo, 1991:131). Menurut
Sumarjo Basoeki (1981: 9) UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
hidupnya sebagai sasaran utama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
merupakan lembaga yang penting untuk pembaharuan dan kebiasaan
hidup yang lebih sehat
Usaha Kesehatan Sekolah ialah usaha usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran utamanya anak-anak
sekolah dan lingkungannya (Mu’rifah dan Hardianto Wibowo, 1992 :
131). Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah 16
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sampai Sekolah Menengah Atas
(SMA)
.
Dari sumber diatas dapat disimpulkan bahwa Usaha Kesehatan
Sekolah adalah upaya terpadu perilaku hidup sehat peserta didik, warga
sekolah maupun warga masyarakat di lingkungan sekolah.
b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
Menurut Indan Entjang (1983: 120-121) bahwa pendidikan
26
hidup sehat kepada anak didik agar dapat turut bertanggung jawab
terhadap kesehatan dirinya serta lingkungannya, dan ikut aktif dalam
usaha-usaha kesehatan. Tujuan tersebut dicapai dengan tahap-tahap:
1. Memberi pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap persoalan kesehatan.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat dan latihan-latihan.
Untuk dapat melaksanakan penyuluhan kesehatan ini dengan baik,
diperlukan adanya lingkungan sekolah yang mendukung dan pelayanan
kesehatan yang baik. Tetapi meskipun demikian kita tidak
perlu menunggu sampai adanya fasilitas yang lengkap, melainkan
harus dapat mulai dari hal-hal yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu,
misalkan kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan sekitar sekolah
dan lain-lain.
Secara umum tujuan dari program UKS adalah untuk
mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta
rehabilitasi anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga didapatkan
anak-anak yang sehat jasmani, rohani, dan sosialnya. Sedangkan secara
khusus program ini diharapkan biasa mencapai keadaan sehat anak-anak
sekolah dan lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan
tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan
optimal.
Sasaran kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah yang sering dilakukan
27
1. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Health school
living).
Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
2. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan – kebiasaan yang rapi.
Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
3. Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah
Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan sebagainya).
Usaha kesehatan gigi sekolah.
Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang lebih ahli.
PPPK dan pengobatan sederhana.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Prima Heranita (2013). Dengan judul
Hubungan antara Masa Kerja Guru dengan pengelolaan Kelas Dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten Sleman, Daerah
Instimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan ex post facto. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA
28
diambil dengan menggunakan teknik stratified Propotional Random
Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan pedoman
pengamatan. Uji persyaratan analisis digunakan uji normalitas dan linieritas.
Teknik analisis yang digunakan adalah Product Moment Correlation dengan
bantuan statistic SPSS 16.0 for Windows
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara masa kerja guru
dengan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia SMA
Negeri di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini
ditunjukkan dengan analisis Product Moment Correlation yang menghasilkan
nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,989 dengan p sebesar 0,011 kurang
dari 0,05. Perbedaan masa kerja guru menyebabkan adanya perbedaan
pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dimiliki
oleh guru. Artinya, Guru yang memiliki masa kerja tinggi akan memiliki
kemampuan pengelolaan kelas yang tinggi, sebaliknya, guru yang memiliki
masa kerja rendah akan memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang rendah
pula.
2. Penelitian yang relevan dilakukan pula oleh Supassorn Visuttipun (2012)
dengan judul Hubungan antara Masa Kerja, Tugas Administratif Guru TK dan
Kualitas Pembelajaran di TK Budi Mulia Dua Condong Catur Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
29
adalah semua guru di TK Budi Mulia Dua Condong Catur Yogyakarta yang
mengajar di Kelas B dengan jumlah 19 orang. Pengumpulan data
menggunakan observasi terhadap guru dan siswa selama pembelajaran kelas
dan kajian dokumen. Pengujian validitas butir dilakukan dengan memintakan
pendapat kepada ahli (validitas isi), sedangkan uji reliabilitas tidak digunakan
karena instrumen penelitian ini menggunakan pedoman observasi. Analisis
data menggunakan teknik korelasi dan regresi linear ganda. Hasil analisis
menunjukkan ada hubungan yang kuat antara masa kerja dan tugas
administratif guru TK secara bersama-sama dengan kualitas pembelajaran
(Ryx1 = 0,733; R2yx1 = 53,8%) ada hubungan yang lemah antara masa kerja
dengan kualitas pembelajaran (Ryx2 = 0,318 ; R2yx2 = 10,1%) dan ada
hubungan yang kuat antara tugas administratif guru TK dengan kualitas
pembelajaran (Ryx3 = 0,671; R2yx3 = 45,0%)
C. Kerangka Pikir
Guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan memiliki peran yang sangat
penting dalam pengembangan pengetahuan UKS disekolah, karena satu-satunya
guru mata pelajaran yang mendapatkan pelatihan khusus tentang materi dan
pengelolaan UKS, dan di setiap sekolah dasar biasanya tanggung jawab tentang
30
Guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta kompetensi (kewenangan) untuk mengajarkan pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan. Dengan pengetahuan, keterampilan, dan
kewenangan ini, tanggung jawab terhadap pengelolaan UKS biasanya diserahkan
kepada guru pendidikan jasmani. Oleh karena itu pengetahuan tentang UKS baik
teori ataupun praktik karena hal tersebut akan sangat mendukung
program-program sekolah terutama yang berkaitan dengan upaya pencegahan sakit dan
pertolongan pertama bila terdapat siswa atau guru yang sakit.
Pada pelaksanaanya tidak semua guru Penjasorkes mengelola dan
meningkatkan kompetensi diri tentang pengetahuan UKS dengan baik terutama
dalam hal administrasi, banyak faktor yang menjadi alasan sedikit mengabaikan
UKS, selain masalah anggaran yang minim, kesibukan menjadi alasan utama
untuk sedikit mengesampingkan pengelolan UKS dengan baik, dan ada beberapa
guru penjasorkes yang baru melengkapi administrasi UKS menjelang akreditasi
atau lomba gugus.
Meskipun tidak sedikt pula yang melakukan tugasnya dalam pengelolan
UKS sesuai dengan apa yang menjadi kewajibannya secara maksimal.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti ingin mengetahui seberapa besar
hubungan masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS terutama di
UPT PPD Kecamatan Pandak, tempat dimana peneliti pernah bertugas menjadi
guru penjasorkes selama kurang lebih 7 tahun, terhitung 1 Januari 2005 sampai
31 D. Hipotesis
Dari hasil penjelasan tentang hakikat masa kerja penjasorkes dan guru
dapat diambil hipotesa bahwa ada hubungan antara tingkat masa kerja guru
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitinya. Penelitian ini adalah penelitian korelasi, yaitu
suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih tanpa adanya upaya mempengaruhi variabel tersebut sehingga
tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008 :328).
Desain penelitian ini adalah mengkorelasikan variabel X yaitu masa kerja
guru dengan variabel Y yaitu pengetahuan UKS, sehingga bisa diketahui hasilnya.
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek penelitian atau apa yang akan
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006 : 99). Variabel
yang diteliti harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Berdasarkan kajian teori
maka dapat diuraikan devinisi oprasional dari variabel penelitian ini adalah
variabel X yaitu variabel masa kerja guru yang diukur dengan satuan tahun, dan
variabel Y yaitu variabel pengetahuan UKS yang diukur dengan menggunakan
butir soal-soal seputar pengetahuan UKS sebanyak 30 butir soal, setiap jawaban
33
C. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah guru Penjasorkes
se-Kecamatan Pandak Bantul.
Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 25 orang guru Penjasorkes
yang berasal dari 23 sekolah dasar yang ada di Kecamatan Pandak.
Tabel 1.Daftar Masa Kerja Guru Penjasorkes SD/MI se-Kecamatan Pandak
No Nama Instansi MasaKerja
6 Bambang Kusno SD KANISIUS PIJENAN 29 tahun
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
cara menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan tujuan penelitian. Angket dibagikan pada guru penjasorkes dengan
mendatangi setiap SD yang ada di Kecamatan Pandak. Metode penelitian ini
menggunakan model one-shot yaitu uji coba sekaligus untuk penelitian, tujuannya
adalah untuk memperoleh data hubungan antara masa kerja guru penjasorkes
dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se-UPT PPD Kecamatan Pandak.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini dipergunakan satui nstrumen yang berbentu kangket.
Angket dalam penelitian ini termasuk dalam jenis angket tertutup, yaitu angket
yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal
memberikan tanda (X) pada kolom atau tempat yang sesuai. Angket dalam
penelitian ini bersifat tertutup agar tidak terdapat kesamaan jawaban
masing-masing responden sehingga proses prengolahan datanya lebih mudah.
Alasan digunakan metode angket, karena dengan metode tersebut peneliti
dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Atas dasar pertimbangan lain, baik
secara praktis dan metodologis maka dalam pengisiannya dilakukan secara
langsung oleh responden.
Sebelum membuat angket untuk melakukan tes, terlebih dahulu dibuat
kisi-kisi rancangan instrumen penelitian yang dapat dilihat pada table dibawah
35
Tabel 2. Indikator-indikator Instrumen penelitian
Kompetensi Indikator No. Butir Soal ∑ Butir soal
Pengetahuan UKS
- Pengetahuan tentang pendidikan kesehatan
- Pengetahuan tentang usaha pemeliharaan kesehatan di
Skala Gutman digunakan untuk memberi penilaian terhadap
jawaban-jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti. Cara
pengukurannya adalah dengan memberikan sebuah angket atau kuisoner yang
berbentuk pilihan ganda kepada responden untuk diminta jawabannya dengan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar. Setiap jawaban yang
benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumet (Suharsimi Arikunto, 1998:160).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan adalah :
36
microsoft exel for windows
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
r : Koefisien Korelasi Product Moment
x : Item soal
y : skor total
N : Jumlah anggota sampel
Jika ≥ Ho ditolak artinya signifikan. Jika ≤ Ho
diterima artinya tidak signifikan. rtabel dapat ditentukan dengan dk: n–k,
dengan α 0,05.(18)
2. Analisis Data
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua
variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien
korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan
dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel
mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan tinggi pula.
Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y
akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan
interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis
37
- 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
- >0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
- >0,25 – 0,5 : Korelasi cukup
- >0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
- >0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian untuk mencari korelasi hubungan antara masa kerja guru
Penjasorkes dengan pengetahuan UKS dilaksanakan pada 19 Februari 2014
dengan jumlah responden 25 orang, dan mendapatkan beberapa data. Data
pertama yaitu data tentang masa kerja, dari 25 orang guru Penjasorkes di UPT
PPD Kecamatan Pandak di dapat hasil masa kerja terendah adalah 5 tahun dan
masa kerja tertinggi adalah 25 tahun.
Data kedua adalah data tentang pengetahuan UKS yang dihitung
menggunakan skor dengan rentangan 0 sampai dengan 30, hasil yang diperoleh
dari 25 orang guru Penjasorkes di UPT PPD Kecamatan Pandak adalah skor
terendah 12 dan skor tertinggi 27.
B. Deskripsi Data
Dari hasil analisis data penelitian, dapat diperoleh deskripsi data tentang
variabel-variabel penelitian sebagai pendukung pembahasan selanjutnya. Dalam
penelitian ini jenis data dikelompokan menajdi dua yaitu data tentang masa kerja
guru ( X) dan data tentang pengetahuan guru terhadap UKS (Y).
1. Data Masa Kerja
Dari hasil analisis data peneltian yang dilakukan maka dapat
39 Tabel 3.Deskripsi Statistik Masa Kerja
N 25
Min 5
Max 29
Mean 20,72
Std. devision 7,619
Skor maksimal ideal masa kerja guru adalah 30 dan skor terendah ideal adalah
1 .Dengan demikian reratai dealnya sebesar (30 1) 15,5 29
1
. Dan
simpangan baku idealnya sebesar (30 1) 6
1
= 5,167. Berdasarkan rerata ideal
dan simpangan baku ideal tersebut, dapat disusun pedoman konversi sebagai
berikut :
Dengan rerata sebesar 20,72 kemudian melihat pedoman konversi
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan masa kerja
guru tinggi yaitu terletak pada interval 18,0835 < x 23,2505.
2. Data Pengetahuan Guru Terhadap UKS
Dari 30 butir pernyataan angket pengetahuan UKS sebagai instrument
40
Tabel 4. Diskriptif Statistik Pengetahuan UKS
N 25
Min 12
Max 27
Mean 21,52
Std. Deviation 3,991
Skor maksimal ideal pengetahuan UKS adalah 30 dan skor terendah
ideal adalah 0. Dengan demikian rerata idealnya sebesar (30 0) 15 2
1
. Dan
simpangan baku idealnya sebesar (30 0) 6
1
= 5. Berdasarkan rerata ideal dan
simpangan baku ideal tersebut, dapat disusun pedoman konversi sebagai
berikut:
Dengan rerata sebesar 21,68 kemudian melihat pedoman konversi
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pengetauan
UKS tinggi terletak pada interval 17,5 < x 22,5.
C. Analisis Data dan Uji Hipotesis
1. Analisis Data
Dikarenakan variable bebas yang digunakan dalam penelitian ini
41
analisis datanya hanya menggunakan korelasi sederhana saja. Korelasi
sederhana adalah hubungan antara salah satu variable bebas terhadap variable
terikat tanpa mempertimbangkan keberadaan variable bebas yang lainnya.
Hasil perhitungan korelasi sederhana pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. Hasil perhitungan korelasi
masakerja pengetahuan UKS
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Atau dalam bentuk persentase dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), pengetahuan UKS b. Dependent Variable: masa kerja
Dari hasil analisis uji korelasi didapat korelasi antara masa kerja guru
dengan pengetahuan UKS adalah 0,720 dan R-square sebesar 51,9 %. Hal ini
42
pengetahuan UKS. Sedangkan arah hubungan adalah positif, berarti semakin
lama masakerja guru maka semakin meningkatkan pengetahuan UKS.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan berbunyi “adanya hubungan yang signifikan
antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS”.
Untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variable bebas dengan
variable terikat digunakan uji t. Dalam uji ini akan menguji hipotesis nol (Ho)
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan
variable terikat. Sedangkan kriteria yang digunakan adalah Ho diterima jika
Signifikansi > 0,05dan Ho ditolak jika Signifikansi < 0,05.
Dari hasil perhitungan korelasi sederhana diatas didapat bahwa nilai
signifikasi adalah sebesar 0,00. Ini berarti 0,00 < 0,05 jadi Ho ditolak atau ada
hubungan yang signifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS.
D. Pembahasan
Berdasar hasil perhitungan diperoleh hubungan yang siknifikan antara
masa kerja guru dengan pengetahuan UKS. Nilai korelasi antara masa kerja guru
penjasorkes dengan pengetahuan UKS adalah 0,720. Jika dikonversikan kedalam
kriteria berikut :
- 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
- >0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
43
- >0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
- >0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
- 1 : Korelasi sempurna
Angka 0,720 masuk dalam korelasi kuat, berdasar pengujian hipotesis
hubungan keduanya signifikan. Jadi semakin lama masa kerja seorang guru
penjasorkes maka makin banyak pula pengetahuan UKS.
Hal ini dibuktikan dari uji linieritas digunakan untuk mengetahui bentuk
persamaan garis regresi antara variabel bebas dengan variable terikat. Dalam uji
ini akan menguji hipotesis nol (Ho) bahwa bentuk regresi linier. Untuk menolak
atau menerima Ho dengan membandingkan harga F perhitungan (Fo) dengan
harga F dari tabel (Ft) pada taraf signifikan α 0,05 dan derajat kebebasan yang
dipakai. Kriterianya adalah menerima hipotesis apa bila harga F perhitungan lebih
kecil dari harga F dan tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan
yang dipakai, dalam hal yang lain hipotesis ditolak
Dari hasil perhitungan korelasi didapat bahwa nilai signifikasi adalah
sebesar 0,00. Ini berarti 0,00 < 0,05 jadi Ho ditolak atau ada hubungan yang
signifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru penjasorekes
yang memiliki pengalaman mengajar lama atau banyak, dalam arti telah memiliki
masa kerja yang relatif lama, akan mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi
tentang UKS. Hal ini juga beralasan, karena selama bertugas menjadi guru dengan
44
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama
bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Oleh karena itu sering
terdapat ungkapan bahwa “pengalaman adalah guru yang baik”. Tanpa
pengalaman mengajar atau masa kerja yang cukup, maka pengetahuan UKS yang
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil uji hipotesis menunjukan adanya hubungan yang positif dan
siginifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS. Koefisien korelasi
antara kedua variabel menunjukan angka yang signifikan dan positif. Dalam
bentuk persentase sebesar 51,9 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
guru yang mempunyai masa kerja tinggi atau lama mempunyai pengetahuan
UKS yang tinggi pula. Sedang guru yang mempunyai masa kerja sebentar
mempunyai pengetahuan UKS yang rendah pula. Masa kerja hanyalah
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan UKS, dengan
demikian tidak menutup kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi
pengetahuan UKS guru yang tidak menjadi bahasan dalam penelitian ini.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan beberapa hasil penelitian ini, dapat diimplikasikan sebagai
berikut.
1. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa masa kerja akan memberikan
pengaruh positif terhadap pengetahuan.
2. Guru Penjasorkes wajib memiliki pengetahuan tentang UKS yang