• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Otomatisasi Kantor Penunjang Efisiensi Kerja di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010021 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Otomatisasi Kantor Penunjang Efisiensi Kerja di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010021 BAB IV"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya.

Hasil penelitian dan pembahasan merupakan jawaban atas tujuan yang telah

disebutkan dalam bab satu. Pada bab ini yang akan diuraikan berkaitan dengan

otomatisasi kantor. Otomatisasi kantor penunjang efisiensisi kerja serta

pembahasannya berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah

dilaksanakan.

4.1. Hasil Penelitian

1.1.1. Gambaran Umum UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang a. Profil Sekolah

Nama Instansi UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang

Alamat Instansi Jl.Fatmawati No 76 Tuntang

Telepon/HP/Fax (0298) 71703885

UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pendidikan Kecamatan Tuntang

merupakan instansi pemerintahan yang bergerak di bidang pengurusan

administarsi yang menaungi TK, SD, SMP dan SMA di seluruh

Kecamatan Tuntang. Jam kerja di kantor UPTD Pendidikan

(2)

48

dari pukul 07.00-15.00 WIB. Suatu organisasi tentunya harus

mempunyai struktur organisasi yang jelas dan sesuai dengan

kebutuhan . Struktur organisasi UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang

terdiri dari :

a. Drs. Nurhadi (Kepala UPTD)

b. Asiyasih, S.Pd (KTU)

c. Hari Mustotiah, S.Pd.SD (Bendahara)

d. Eko Puji Lestari (Kepegawaian)

e. Sumiyatmi (Agenda Keluar – Masuk)

f. Sutarman, S Ag (Penilik PNFI)

g. Amelia DianEndarini, S.Si (Penilik PNFI)

h. M. Yasin S.Pd (Pengawas TK/SD)

i. Dra. Ani Adibatin (Pengawas TK/SD)

j. Sungkono (Penjaga)

k. Kasmudi (Penjaga Malam)

Struktur organisasi UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang digambarkan

(3)

49

Adapun analisis pekerjaanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepala UPTD

Melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dibidang

teknis operasional administrasi persekolahan dan Tenaga Pendidik Sekolah

Dasar (termasuk Sekolah Dasar Luar Biasa), Pendidikan Anak Usia Dini dan

Taman Kanak–Kanak di wilayah Kecamatan.

2. Kepala Tata Usaha

Kepala UPTD

(Unit Pelaksana Teknis Dinas)

Kepala TU (Tata Usaha)

Agenda KeluarMasuk Kepega

waian Bendahara

Penilik PNFI Pengawas

(4)

50

Melaksanakan sebagian tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan

Kecamatan dibidang penyusunan perencanaan, pengelolaan administrasi

umum, kepegawaian dan keuangan.

3. Penilik PNFI (Pendidikan Non Formal dan Informal)

Melaksanakan sebagaian tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di bidang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal dan

Informal).

4. Pengawas TK/SD

Melaksanakan sebagaian tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di bidang

Pendidikan TK (Taman Kanak-Kanak) dan SD (Sekolah Dasar).

5. Bendahara

Melaksanakan tugas dibidang pengelolaan administrasi keuangan dinas.

6. Kepegawaian

Melaksanakan sebagaian tugas dibidang administrasi umum dan administrasi

kepegawaian.

Latar Belakang Pendidikan Pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang:

1. Drs. Nurhadi = S1

2. Asiyasih, S.Pd = S1

3. Hari Mustotiah, S.Pd.SD = S1

4. Eko Puji Lestari = SMA

(5)

51

6. Sutarman, S Ag = S1

7. Amelia Dian EEndarini, S.Si = S1

8. M. Yasin S.Pd = S1

9. Dra. Ani Adibatin = S1

10.Sungkowo = SMA

11.Kasmudi = SMA

1.1.2. Otomatisasi Kantor

Otomatisasi kantor di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang dilihat dari

mesin kantor yang digunakan diantaranya terdapat 5 unit mesin komputer, 1

mesin ketik, 4 telepon, 1 OHP dan 1 LCD. Dengan demikian mesin kantor

otomatisasi kurang terealisasi dengan sempurna. Mesin-mesin kantor secara

penggunaan belum digunakan secara merata oleh para pegawai. Hal ini

berdampak pada pembagaian tugas yang tidak merata. Otomatisasi kantor

berkaitan dengan tiga hal yaitu tenaga kerja, prosedur kerja dan mesin-mesin

kantor.

1.1.3. Tenaga Kerja

Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang memiliki jumlah tenaga kerja

sebanyak 11 pegawai, diantaranya 9 Pegawai Negeri Sipil dan 2 Pegawai Wiyata.

(6)

52

bidangnya secara teknis maupun non teknis. Dalam pengembangan kompetensi

serta pengembangan di bidangnya, UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang

mengadakan pelatihan, diklat, workshop diantaranya:

a. Workshop Kepegawaian

b. Workshop Penilik (Penilik TK/SD)

c. Diklat Pendataan Pegawai

d. Pelatihan Verval NUPTK

Pelatihan yang diberikan kepada pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan

Tuntang tidak diberlakukan untuk semua pegawai tetapi lebih sering di berikan di

bidang kepegawaian sebagai pendataan tugas komputerisasi data. Pelatihan yang

mereka ikuti sebagian pegawai tidak mengalami kesulitan karena pegawai

memahami keahlian di bidangnya dan sebagaian pegawai kesulitan ketika

mengikuti pelatihan karena penguasaan materi yang masih sminim. Fungsi

daripada pelatihan yang diberikan kepada pegawai untuk memberikan tambahan

ilmu dengan tujuan pegawai memiliki keahlian di bidang masing–masing. Hasil

pelatihan mempunyai dampak positif untuk pegawai dan hasil pelatihan

diterapkan di bidang masing–masing.. Pengembangan ilmu dari hasil pelatihan

ada yang membagikan hasil pelatihan kepada pegawai lain dan ada yang

diterapkan pada diri masing–masing, karena seperti yang di uraikan bahwa tidak

(7)

53

Adanya pelatihan, workshop dan diklat mampu meningkatkan ketrampilan

pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang. Peningkatan pengetahuan

melalui pelatihan ini menumbuhkan semangat kerja pegawai.

Hubungan pegawai dengan pimpinan pun berjalan selaras. Pegawai merasa

termotivasi dan semangat dalam bekerja karena pegawai mendapatkan

pengawasan secara langsung oleh pimpinan melalui rapat evaluasi, selain itu

pegawai terdorong akan rasa tanggung jawab dan kewajiban pekerjaan yang harus

diselesaikan serta rekan kerja yang mendukung.

1.1.4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja bagi pegawai di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang sudah

di tunjukan dengan adanya struktur organisasi, akan tetapi dalam pelaksanaan

pekerjaan belum sesuai dengan posisi yang telah ditentukan pada struktur organisasi,

dengan kata lain belum ada job discription yang jelas. Pegawai UPTD masih kurang

memahami pentingnya pembagian job description dalam menyelesaikan pekerjaan,

sehingga tanggung jawab penyelesaian pekerjaan belum merata. Hal ini dikarenakan

beberapa pegawai tidak terampil mengoperasikan komputer dan pengetahuan akan

penguasaan komputer masih minim, sehingga pekerjaan diberikan dan dikerjakan

(8)

54 1.1.5. Mesin-Mesin Kantor

Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang di dalam menyelesaikan

pekerjaanya selalu menggunakan mesin kantor salah satunya yaitu mesin komputer.

Mesin komputer yang dimiliki di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang sebanyak 5

unit. Pada kenyataannya setelah melakukan penelitian dengan jumlah mesin

komputer yang ada sudah memenuhi kebutuhan para pegawai akan tetapi penggunaan

komputer belum efektif dan belum merata. Pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan

Tuntang masih kurangmemanfatakan sarana komputer dengan efektif, karena dari 5

mesin komputer yang ada hanya 2 mesin komputer yang dimanfaatkan oleh pegawai

yaitu di bidang TU dan di bidang Kepegawaian dan 3 komputer yang tersisa tidak

digunakan dan di manfaatkan oleh pegawai.

1.1.6. Efisiensi Kerja

UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang mengharapkan dalam setiap pekerjaan

dilaksanakan secara efisien dari segi waktu, tenaga dan biaya sehingga tujuan dapat

tercapai dengan maksimal. Mesin kantor dan tenaga pegawai mempunyai pengaruh di

dalam penyelesaian pekerjaan di kantor. Usaha atau kerja pegawai UPTD Pendidikan

Kecamatan Tuntang dilihat dari segi tenaga belum efisiensi di dalam penyelesaian

pekerjaan, hal ini dikarenakan belum ada job description dan pekerjaan hanya

dikerjakan oleh pegawai tertentu saja. Segi biaya dari usaha atau kerja pegawai di

(9)

55

komputer yang belum sesuai dengan jumlah yang dimiliki. Hasil penggunaan mesin

komputer dalam penyelesaian pekerjaan merasa terbantu dengan demikian pegawai

UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang menyadari akan pentingnya peran otomatisasi

dalam menunjang efisiensi kerja.

1.2. Pembahasan

1.2.1. Otomatisasi Kantor

Otomatisasi kantor di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang belum

terlaksana dengan merata. Hal ini dikarenakan beberapa pegawai ada yang belum bisa

mengoperasikan komputer dengan baik, sehingga berdampak kepada pelaksanaan

pekerjaan yang tidak merata pula. Raymond (1996: 86) mengemukakan bahwa

otomatisasi kantor sebagai bagian dari solusi efisiensi dan korporasi. Tujuan utama

dari proses otomatisasi adalah efisiensi yang berujung pada penghematan biaya.

Otomatisasi kantor mempunyai pengaruh terhadap efisiensi kerja juga berdampak

pada tiga hal yaitu tenaga kerja, prosedur kerja dan mesin–mesin kantor.

1.2.2. Tenaga Kerja

Pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang memiliki kompetensi di

bidangnya secara teknis maupun non teknis. Pengembangan kompetensi serta

pengembangan di bidangnya UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang mengadakan

(10)

56

a. Workshop Kepegawaian

b. Workshop Penilik (Penilik TK/SD)

c. Diklat Pendataan Pegawai

d. Pelatihan Verval NUPTK

Pelatihan yang diberikan kepada pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan

Tuntang tidak diberlakukan untuk semua pegawai tetapi lebih sering di berikan di

bidang kepegawaian sebagai pendataan tugas komputerisasi data. Pelatihan yang

mereka ikuti, sebagaian pegawai tidak mengalami kesulitan dan sebagaian

pegawai kesulitan ketika mengikuti pelatihan, hal ini dikarenakan sebagaian

pegawai memahami keahlian dibidangnya dan penguasaan materi yang masih

minim. Fungsi daripada pelatihan yang diberikan kepada pegawai untuk

memberikan tambahan ilmu dengan tujuan pegawai memiliki keahlian di bidang

masing–masing. Hal tersebut didukung dengan pendapat Simmamora (dalam

Tjutju, 2009: 37) yang menyatakan bahwa pelatihan adalah serangkaian aktivitas

yang di rancang untuk meningkatkan keahlian–keahlian atau pengetahuan

tertentu. Hasil pelatihan mempunyai dampak positif untuk pegawai dan hasil

pelatihan diterapkan di bidang masing–masing.. Pengembangan ilmu dari hasil

pelatihan ada yang membagikan hasil pelatihan kepada pegawai dan ada yang

diterapkan pada diri masing–masing, karena seperti yang di uraikan bahwa tidak

(11)

57

Pelatihan, workshop dan diklat mampu meningkatkan ketrampilan pegawai

UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang, dengan adanya peningkatan pengetahuan

melalui pelatihan ini menumbuhkan semangat kerja pegawai.

Hubungan pegawai dengan pimpinan pun berjalan selaras. Pegawai merasa

termotivasi dan semangat dalam bekerja karena pegawai mendapatkan pengawasan

secara langsung oleh pimpinan melalui rapat evaluasi, selain itu pegawai terdorong

akan rasa tanggung jawab dan kewajiban pekerjaan yang harus diselesaikan serta

rekan kerja yang mendukung.

1.2.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja bagi pegawai di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang sudah

di tunjukan dengan adanya struktur organisasi. Menurut Maryati (2008: 21) struktur

organisasi adalah susunan keseluruhan yang menunjukkan hubungan antar

fungsi-fungsi berdasarkan otoritas dan tanggung jawab atas masing-masing fungsi-fungsi dalam

organisasi. Pada kenyataannya di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang

pelaksanaan pekerjaan belum sesuai dengan posisi yang telah ditentukan pada

struktur organisasi, dengan kata lain belum ada job discription yang jelas. Hal ini

didukung oleh Maryati (2008: 21) bahwa fungsi-fungsi dalam organisasi biasanya

bersifat lebih permanen, sedangkan personilnya cenderung berubah atau

berganti-ganti sesuai dengan berjalannya waktu. Para pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan

(12)

58

menyelesaikan pekerjaan, sehingga tanggung jawab penyelesaian belum merata. Hal

ini dikarenakan belum semua pegawai menguasai komputer dan pengetahuan akan

penguasaan komputer masih minim, sehingga pekerjaan di pasrahkan kepada orang

yang mampu menguasai komputer yaitu di bidang kepegawaian. Hasil penelitian

tersebut tidak sejalan dengan teori Moekijat (1997:53) yang mengatakan bahwa salah

satu prinsipi–prinsip prosedur kerja adalah pembagian tugas yang tepat.

1.2.4. Mesin-Mesin Kantor

Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang di dalam menyelesaikan

pekerjaanya selalu menggunakan mesin kantor salah satunya yaitu mesin

komputer. Pada kenyataannya setelah melakukan penelitian dengan jumlah mesin

komputer yang ada sudah memenuhi kebutuhan para pegawai akan tetapi

penggunaan komputer belum efektif dan belum merata karena dari 5 mesin

komputer yang ada hanya 2 mesin komputer yang dimanfaatkan oleh pegawi

yaitu di bidang TU dan di bidang kepegawaian. Seharusnya hal ini dapat

dikaitkan dengan teori Moekijat (1997: 68) yang mengatakan bahwa keuntungan

dari mesin kantor adalah mengurangi kelelahan pegawai kantor dengan demikian

menambah mutu pekerjaan. Namun pada kenyataanya penggunaan mesin

komputer tidak dapat mengurangi kelelahan pegawai kantor. Peran mesin kantor

sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja, tetapi pegawai yang belum dapat

(13)

59

Kebutuhan mesin kantor (komputer) dapat dianalis berapa jumlah yang

sesungguhnya dibutuhkan (Ibnu, 2004:73). Rumus penentuan kebutuhan mesin

kantor juga berdasarkan pada perbandingan antara waktu riil (waktu efektif)

penggunaan mesin kantor dengan jam kerja kantor. Waktu rill didasarkan pada

pengalaman dari waktu ke waktu kemudian dibuatkan rata-ratanya. Sehingga

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

WE : Waktu efektif (waktu rill) pemakaian mesin kantor

JKK : Jam kerja kantor

Analisis Kebutuhan Mesin Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang dapat

dianalisis sebagai berikut:

Jam kerja kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang ditetapkan sebagai berikut:

Hari Senin : 07.00-15.00 = 8 jam

Hari Selasa : 07.00-15.00 = 8 jam

Hari Rabu : 07.00-15.00 = 8 jam

Hari Kamis : 07.00-15.00 = 8 jam

Hari Jumat : 07.00-15.00 = 8 jam

Kebutuhan Mesin Komputer = WE x 1 komputer

(14)

60

Jam kerja 1 minggu : 40 jam

Jam kerja 1 hari rata-rata: 40 jam : 5 hari = 8 jam

Dikantor terdapat 5 buah mesin komputer, setelah diadakan pengecekan rata-rata

pemakaian mesin komputer per harinya sebagai berikut:

Komputer A = 7 jam sehari

Komputer B = 7 jam sehari

Komputer C = 1 jam sehari

Komputer D = 1 jam sehari

Komputer E = 1 jam sehari

Waktu Efektif (WE) = 17 jam sehari

Jadi kebutuhan mesin komputer kantor dapat dihitung sebagai berikut:

 WE x 1 mesin komputer

JKK

 17 x 1 mesin komputer

8

 1,75 = 2 buah komputer

Dengan hasil analisis tersebut maka mesin komputer yang ada di UPTD

Pendidikan Kecamatan Tuntang jumlahnya berlebihan karena di UPTD Pendidikan

Kecamatan Tuntang terdapat 5 unit mesin komputer sehingga banyak mesin

(15)

61 1.2.5. Efisiensi Kerja

UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang mengharapkan dalam setiap pekerjaan

dilaksanakan secara efisien dari segi waktu, tenaga dan biaya sehingga tujuannya

dapat tercapai secara maksimal. Hal ini tergantung dari pegawai yang melaksanakan

pekerjaannya. Ketika pegawai mampu bekerja secara efisien maka hasil yang

diharapkan dapat tercapai, sebaliknya ketika pegawai hanya bekerja apa adanya maka

hasil yang diharapkan tidak tercapai tidak sesuai dengan harapan. Efisiensi kerja di

UPTD Pendidkan Kecamatan Tuntang belum maksimal, ini dikarenakan dari hasil

penelitian terdapat kendala sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia terbatas dalam menguasai teknologi yang ada.

2. Kurang sosialisasi terlebih bagi pegawai yang belum mampu.

3. Belum ada job description yang tepat.

Menurut Liang Gie (1996: 171) Efisiensi kerja pada umumnya merupakan

perwujudan dari cara kerja yang memungkinkan adanya perbandingan terbaik anatara

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Pikirkan suatu produk: lokal, ditinggalkan, perlu.

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan terhadap data penelitian, diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal

[r]

area and has liability to the Restaurant Supervisor. Restaurant Waiter/es who is responsible for serving activities to the diners/guests including the restaurant and

KERJA KEGIATAN NAMA PAKET PENGADAN

Dukungan emosional seperti adanya rasa empati dan kepedulian dapat membuat remaja yang tinggal dipanti asuhan merasa tentram dan nyaman karena dia merasa memiliki kualitas

Tata letak dan perwajahan menarik, diberi ruang atau bagian yang sela/kosong untuk tempat subjek belajar menuliskan sesuatu atau perlu melengkapi,.. Tidak panjang