• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengendalian kualitas untuk meningkatkan hasil penjualan produk pada PT. Djitoe di Surakarta Bab 1 Indah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengendalian kualitas untuk meningkatkan hasil penjualan produk pada PT. Djitoe di Surakarta Bab 1 Indah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar belakang

Pada hakekatnya manajemen adalah pengelolahan perusahaan. Berhasil tidaknya perusahaan tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut mengelola dan menjalankan fungsi-fungsi manajemennya. Lima fungsi manajemen tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan atau pengendalian. Meskipun pengawasan atau pengendalian berada pada urutan paling bawah tetapi mempunyai peranan yang sama penting dengan fungsi lain. Pengawasan atau pengendalian ini diperlukan pada tiap-tiap kegiatan yang diadakan agar tindakan-tindakan dapat dilaksanakan sesuai ndengan rencana yang telah ditetapkan.

Pada perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat persaingannya, setiap perusahaan harus bisa menghasilkan suatu produk dengan kualitas terbaik dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan produksi tersebut. Begitu juga perusahaan rokok, harus dapat menciptakan mutu dan rasa rokok yang sesuai dengan selera konsumen agar mampu bersaing dangan perusahaan rokok yang lain dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan yang berproduksi tanpa memperhatikan kualitas produk berarti talah menghilangkan masa depannya sendiri. Dalam jangka pendek memang parusahaan dapat menekan biaya produksi perusahaan tanpa mengeluarkan biaya-biaya pengendalian kualitas, yang kadang-kadang bagi perusahaan

(2)

tertentu biayanya menjadi cukup besar. Namun, dalam jangka panjang perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas produk akan memperoleh kesulitan dalam memperoleh pasar. Hal ini disebabkan oleh pesaing-pesaing dengan produk yang sama, kualitas yang sama bahkan lebih baik, dan harga yang sama bahkan lebih murah. Dengan kondisi ini dapat dipastikan hasil penjualan dan laba akan terpengaruh dan pada akhirnya akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Apabila perusahaan menginginkan perkembangan yang positif seperti hasil penjualan yang nmeningkat dan laba yang meningkat maka diperlukan pengendalian kualitas yang efektif dan efisien demi peningkatan kepuasan konsumen.

(3)

B. Perumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang yang akan ditelaah yaitu :

1. Apakah perusahaan sudah dapat menghasilkan kualitas produk sesuai yang dikehendaki guna meningkatkan hasil penjualan?

2. Bagaimanakah hubungan antara pengendalian kualitas produk dengan peningkatan hasil penjualan ditinjau dari biaya kualitas?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah perusahaan telah melaksanakan pengendalian kualitasnya dengan baik dalam meningkatkan hasil penjualan.

2. Untuk mengetahui apakah hubungan pengendalian kualitas dengan meningkatan hasil penjualan ditinjau dari biaya kualitas.

D. Kegunaan Penelitian

Bagi perusahaan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi pada perusahaan untuk mengetahui apakah kualitas produknya sudah baik atau belum. Apabila sudah baik perlu dipertahankan dan apabila belum perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi.

(4)

Bagi pihak lain, dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam mengambil keputusan tentang masalah yang sejenis.

Bagi penulis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan tambahan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang masalah pengendalian kualitas produksi.

2. Memberikan kesempatan kepada penulis dalam upaya menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi di dunia usaha.

E. Landasan Teori Pengendalian Kualitas 1. Arti dan Tujuan Pengendalian kualitas

Pengendalian kualitas merupakan salah satu kegiatan untuk menjaga kontinuitas produk. Sebelum kita bicara pengendalian kualitas produk maka terlebih dahulu harus dimengerti apa yang dimaksud dengan pengendalian kualitas. Pengertian pengendalian kualitas tidak dapat dipisahkan dari istilah pengendalian dan kualitas.

a. Pengertian pengendalian

(5)

sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai (Sofjan Assauri, 1976: 136).

Pengawasan atau controling adalah Suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan dan menilai serta mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan apaa yang telah ditetapkan semula (M.Manulang, 1976 : 136).

b. Pengertian Kualitas

Kualitas adalah Faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan.

Kualitas adalah jumlah dari atribut atau sifat-sifat, sebagaimana dideskripsikan didalam produk dan jasa (Agus Ahyari, 1990 : 233).

Dalam pengendalian kualitas ini semua prestasi produk dicek menurut standar, semua penyimpangan-penyimpangan dari standar dicatat serta dianalisis, serata penemuan-penemuan ini dipergunakan sebagai umpan balik untuk para pelaksana strategi agar mereka dapat melakukan tindakan perbaikan untuk produksi pada masa-masa yang akan datang.

Perusahaan dalam melaksanakan pengendalian kualitas mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

(6)

2) Proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya yang serendah-rendahnya.

3) Selesai dengan waktu yang telah ditetapkan. (Agus Ahyari, 1990 : 239)

c. Pengertian pengendalian kualitas

Dari kedua istilah tersebut diatas maka pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai berikut:

Pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (Standar) dapat tercermin dalam hasil akhir atau usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan (Sofjan Assauri, 1990 : 239).

(7)

perusahaan untuk dapat memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan tersebut (Agus Ahyari, 1990 : 239).

2. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

Untuk melaksanakan pengendalian kualitas perusahaan perlu menentukan melalui apa pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan. Agar pelaksanan pengendaliaan kualitas tepat mengenai sasarannya serta dapat meminimalkaan biaya pengendalian kualitas, maka perlu dipilih suatu pendekatan yang tepat bagi perusahaan. Untuk dapat melaksanakan pengendalian kualitas maka dapat ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan bahan baku

Adalah pengendalian kualitas yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan memperhatikan kualitaas baahan baku yang digunakan.

b. Pendekatan kualitas proses

adalah pendekatan kualitas yang dilaksanakan oleh perusahaan terhadap produksi akhir yang dihasilkan dengan menganggap tidak ada persoalan terhadap bahan baku dan proses produksi.

(8)

kualitas produksi, maka akan memilih pendekatan proses produksi. Bagi perusahaan yang tidak ada persoalan-persoalan khusus dalam bahan baku maupun proses produksinya makaa akan memilih pendekatan produksi akhir perusahaan. Dalam hal ini perusahaan tidak harus memilih salah satu pendekatan saja, melainkan dapat memilih dua dari tiga pendekatan tersebut untuk dilaksanakan secara bersama-sama bahkan ketiga-tiganya dapat dilaksanakan semua.

3. Penentuan standar kualitas

(9)

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan perusahaan dalam penentuan standar kualitas ini adalah:

a. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk dari perusahaan pesaing.

b. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk.

c. Kualitas produk yang dihasilkan harus sesuai dengan harga jual. d. Diperlukan team yang berkecimpung dalam bidang;

1). Penjualan yang mewakili konsumen.

2). Teknik yang mengatur desain dan kualitas teknik. 3). Pembelian menentukan kualitas bahan.

4). Produksi menentukan ongkos memproduksi sebagai kualitas tertentu. e. Setelah ditentukan sesuai dengan keinginan konsumen maka kualitas ini

perlu dipelihara dan dilaksanakan oleh staf produksi, pemeriksaannya hanya mengenai keefektifan pekerja bagian produksi dalam memproduksi barang sesuai dengan kualitas standar (Sukanto dan Indriyo, 1982 : 218).

Standar kualitas yang telah ditentukan dicapai dengan melaksanakan pengendalian kualitas sehingga dapat mengurangi pemborosan-pemborosan serta memperoleh hasil produk yang bermutu dan dapat memenuhi selera konsumen.

(10)

memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan dengan biaya yang sama / tetap atau mencapai mutu yang tetap sama dengan biaya yang lebih murah. Pengusaha atau produsen harus melihat biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang dapat diharapkan. Komponen-komponen biaya yang tedapat dalam mutu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu : a. Biaya pencegahan.

Adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam melakukan usaha untuk mencapai suatu mutu yang tertentu agar jangan sampai terjadi produk yang cacat.

b. Biaya penafsiran.

Adalah biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan, pengecekan, penilaian dan usaha-usaha lainnya yang diperlukan untuk menjaga mutu dari produk-produk yang dihasilkan.

c. Biaya kegagalan.

Dalam biaya kegagalan ini terdapat biaya-biaya yang disebabkan oleh faktor-faktor internal yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal (Sofjan Assauri, 1993 : 270).

4. Teknik-Teknik dan Alat Pengendalian Kualitas

(11)

proses produksi dibagi-bagi kedalam pekerjaan-pekerjaan yang terpisah-pisah, yang dilakukan oleh para pekerja dari bermacam-macam tenaga kerja, maka pengawasan mulai dilakukan pada hal-hal yang strategis dalam proses. Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, selain dibutuhkan tenaga kerja juga dibutuhkan teknik-teknik dan alat pengawasan mutu agar pengendalian kualitas dapat efektif dan efisien. Teknik-teknik pengendalian kualitas dipergunakan untuk :

a. Mengawasi / mengontrol pelaksanaan suatu proses apakah sesuai dengan spesifikasinya.

b. Menentukan apakah bahan-bahan yang diterima dari supplier mempunyai mutu yang dapat diterima.

(12)

mengawasi kualitas hasil produksi / suatu sistem yang yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi perusahaan. Teknik-teknik pengendalian kualitas secara statistik dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Metode acceptance sampling.

Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengawasi tingkat kualitas dari suatu pusat pemeriksaan untuk mendapatkan jaminan agar tidak lebih dari sekian persen produk yang rusak dapat lolos dari pemeriksaan.Produk ini didasarkan atas pemeriksaan produk-produk yang sudah jadi.Dalam hal ini kita dapat menarik suatu sample secara random sebesar n dari suatu random N. Apabila sample menimbulkan tanda-tanda untuk menolak populasi, maka populasi bisa diperiksa 100%, yaitu dipilih mana yang baik dan mana yang jelek.

b. Metode P. chart

Adalah suatu metode untuk mengetahui apakah kegiatan pengendalian kualitas pada perusahaan telah berjalan dengan baik atau belum dan memenuhi batas pengendalian / tidak. Pada umumnya variasi yang terjadi pada proses produksi dapat dibagi menjadi dua golongan : 1). variasi yang berdasarkan kemungkinan.

(13)

kejadiannya sangat random sehingga data tidak dapat berbuat apa-apa terhadapnya.

2). Variabel karena sebab-sebab tertentu yang diketahui.

Variabel ini dapat diketahui hal-hal yang menyebabkannya.

Misalnya : Perbedaan pekerjaan, perbedaan mesin, perbedaan bahan baku dan kombinasinya.

Dalam statistik peristiwa kerusakan adalah objek penelitian yang hanya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan saja. Dengan control chart kita menentukan berbagai kemungkinan. Apabila terjadi variabel yang ditimbulkan oleh sebab-sebab tertentu maka peristiwa dapat diketahui dan bahwa sesuatu hal telah berubah drastis. Secara umum dapatlah ditolerir variabel  3Sp. Pengawasan dengan control chart untuk sifat-sifat barang memungkinkan apa yang disebut p. chart yaitu control chart untuk proporsi atau bagian-rusak yang terjadi dengan didasarkan pada distribusi binominal dirumuskan sebagai berikut : Menghitung rata-rata kerusakan:

p=

n x

dimana :

P = mean dari kerusakan

(14)

Menghitung standar deviasi:

Sp =

n P P 1

Menentukan batas pengawasan atas dan bawah Batas pengawasan = p 3Sp

( Sukanto dan Indriyo, 1976 : 96 )

Apabila sample jatuh diluar batas maka pasti ada sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan adanya kerusakan-kerusakan, dengan demikian kita dapat menentukan apakah sebab-sebabnya dan mengadakan tindakan-tindakan korektif sebelum terjadi kerusakan-kerusakan yang lebih besar. Misalnya mengadakan penyeleksian yang ketat terhadap calon pekerja dan training yang insentif bagi pekerja yang akan masuk.

5. Intensitas Pengendalian Kualitas.

(15)

masyarakat modern dewasa ini, dimana setiap orang sadar akan nilai uang yang dibelanjakannya. Mereka akan selalu menuntut dan mengharapkan adanya produk / jasa yang bernilai setimpal dengan uang yang dikeluarkannya. Apabila terjadi ketidakseimbangan yang mencolok dari kedua nilai tersebut akan terjadilah reaksi merugikan dari konsumen terhadap perusahaan yang menghasilkan produk tersebut.

Perusahaan yang sadar akan keadaan tersebut akan berusaha atau melaksanakan kegiatan pengendalian kualitas didalam proses pembuatan produk atau jasa yang dihasilkannya. Usaha ini diarahkan untuk memberikan pengawasan kualitas terhadap komponen-komponen, proses pembuatan, serta hasil akhir dan diperoleh hasil yang betul-betul berkualitas baik. Biaya-biaya yang timbul dari kegiatan ini disebut biaya kualitas. Semakin ketat serta intensifnya kegiatan pengendalian kualitas ini akan semakin kecil jumlah produk yang rusak. Sehingga beban biaya penanggungan mutu yang ditanggung perusahaan juga semakin kecil. Disamping itu dengan semakin kecilnya jumlah produk yang cacat akan memperbaiki nama baik perusahaan dimata konsumen serta masyarakat. Dan kegiatan ini pada gilirannya akan meningkatkan hasil penjualan. Untuk melaksanakan pengendalian kualitas biaya-biaya yang timbul antara lain:

(16)

Biaya pengawasan mutu dapat berupa :

1). Bahan-bahan yang dipakai untuk melaksanakan test kualitas terhadap produk yang dihasilkan.

2). Biaya penyusutan /depresiasi alat yang digunakan untuk mengetest produk yang dihasilkan.

3). Biaya atas pengurangan nilai / produk yang ditest. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut ;

QCC = RQ.O

dimana:

QCC= Total biaya pengawasan mutu R = Jumlah produk yang ditest

O = Biaya pengetesan kualitas tiap kali melaksanakan test Q = Jumlah produk yang rusak / cacat

b. Biaya jaminan mutu

Biaya jaminan mutu dapat berupa : 1). Biaya penggantian barang yang rusak 2). Biaya reparasi

3). Biaya penggantian spare part

(17)

Besarnya biaya jaminan mutu ini tergantung pada besarnya jumlah produk rusak serta besarnya biaya jaminan mutu bagi setiap unit barang yang rusak.

Secara matematis biaya jaminan mutu dapat diformulasikan sebagai berikut :

QAC = C.Q dimana :

QAC = total biaya jaminan mutu

C = biaya jaminan mutu untuk setiap unit

Q = Jumlah produk yang rusak selama satu periode (1tahun) c. Total biaya kualitas

Total biaya kualitas adalah jumlah dari biaya pengawasan kualitas dan biaya jaminan mutu. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

TQC = QCC + QAC dimana :

QAC = total biaya mutu.

QCC = total biaya pengawasan mutu. QAC = total biaya jaminan mutu.

( Indriyo Gitosudarmo, 1991 : 188 ) 6. Teknik Korelasi

(18)

dua variabel atau lebih yang sifat kuantitas dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dangan arah yang sama / dapat pula dengan arah yang berlawanan. Bila dua variabel tersebut dinyatakan sebagai variabel X dan variabel Y maka apabila variabel X berubah, variabel Y pun berubah dan sebaliknya.

Teknik korelasi yang menyatakan arah hubungan antara dua variabel dapat dibedakan menjadi tiga :

a. Positive correlation

Perubahan pada salah satu variabel diikuti perubahan variabel yang lain secara teratur dengan arah dan gerakan yang sama. Kenaikan nilai variabel X selalu diikuti kenaikan variabel Y dan sebaliknya, turunnya variabel X selalu diikuti penurunan variabel Y.

b. Negatif Correlation

Perubahan pada salah satu variabel diikuti perubahan variabel yang lain secara teratur dengan arah gerakan berlawanan. Nilai variabel X yang tinggi selalu disertai dengan nilai variabel Y yang rendah dan nilai variabel X yang rendah nilainya selalu diikuti nilai variabel Y yang tinggi.

c. Korelasi nihil ( tidak berkorelasi )

(19)

Salah satu syarat dalam penggunaan teknik korelasi adalah hubungan linear antara variabel X dan Y. Sedangkan untuk mengetahui ukuran besar / kecilnya, kuat tidaknya hubungan antara variabel-variabel tersebut disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi mendekati +1 / -1 berarti terdapat hubungan yang kuat, sebaliknya apabila mendekati 0 berarti terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan. Apabila r = +1 / -1 berarti terdapat hubungan positif sempurna / hubungan negatif sempurna.

Nilai koefisien korelasi ini dirumuskan sebagai berikut:

r =

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah data atau tahun yang diobsrvasi x = besar biaya kualitas

y = variabel yang menunjukkan hasil penjualan (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1996 : 327)

Uji Signifikansi

(20)

r = 2 r 1

2 n r

 

( Djarwanto Ps dan Pangestu subagyo, 1996 : 349)

b. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dinyatakan dalam bentuk skema sedarhana (paradigma) tetapi utuh yang memuat pokok-pokok penelitian dan data hubungan antara pokok-pokok penelitian tersebut. Dengan kerangka pemikiran dalam skema, diharapkan penelitian dapat dikaitkan dan diidentifikasi sehingga sumber data, pengumpulan data, dan pengolahannya dapat terarah.

Kerangka pemikiran yang akan dikemukakan oleh penulis disini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1

Skema kerangka pemikiran

Bahan baku Proses produksi Produksi akhir

Kualitas Produksi

Total Quality Control

(21)

Keterangan gambar 1.1 :

1. Variabel independen (X) = Variabel yang mempengaruhi, yaitu pengendalian kualitas ditinjau dari total biaya pengawasan mutu (QCC) dan total biaya jaminan mutu (QAC).

2. Variabel dependen (Y) = Variabel yang dipengaruhi yaitu hasil penjualan. Dari pengendalian kualitas diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pelaksanaan pengendalian kualitas dimulai dengan mengadakan pengendalian kualitas bahan baku. Dengan digunakan bahan baku yang berkualitas baik diharapkan proses produksi dapat dilaksanakan dengan lancar sehingga dapat menghasilkan produksi akhir yang berkualitas baik. Pengendalian kualitas terhadap produksi akhir sangat perlu dilaksanakan karena pemakaian bahan baku dan pelaksanaan proses produksi yang baik belum menjamin dalam menghasilkan produk akhir yang baik pula. Kegiatan pengendalian kualitas ini memutuhkan biaya yang disebut biaya kualitas (quality control), Biaya terdiri dari biaya pengawasan mutu dan biaya jaminan mutu (QAC).

(22)

kemajuan bisnis. Jika kondisi tersebut tercapai maka kelangsungan hidup perusahaan pun terjamin.

c. Metodologi Penelitan 1. Objek penelitian

Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, penulis melakukan penelitian di PT. Djitoe Itc, dasar pemilihan perusahaan ini adalah

a. Perusahaan tersebut menyetujui ijin penelitian

b. Tersediannya data yang diperlukan dan kemudahan yang diberikan dalam penulisan Tugas Akhir ini

2. Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yangh bersumber dari PT Djitoe Itc.

Data tersebut adalah : a. Volume produksi rokok b. Volume hasil penjualan c. Harga jual / unit

d. Jumlah produksi yang rusak / cacat

(23)

3. Teknik pengumpulan data a. Observasi

yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti.

b. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan PT Djitoe Itc dan beberapa karyawan dilingkungan tersebut.

c. Study pustaka

(24)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK

MENINGKATKAN HASIL PENJUALAN PRODUK PADA PT

DJITOE ITC DI SURAKARTA

Disusun oleh : INDAH KURNIAWATI

F 3501042

DIII MANAJEMEN INDUSTRI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Penjasorkessiswa kelas

Tahap masukan merupakan tahapan awal dalam merangkum seluruh hasil informasi dari data primer pengamatan, wawancara, dan kuesioner yang kemudian akan menghasilkan

digunakan untuk mendapatkan sifat mikromekanik (kekerasan, modulus terkurang, kerja plastik dan kerja elastik) sambungan pateri pada kemasan permukaan berbeza.. Jenis

Adapun modal tetap yang dimiliki oleh petani pembenih ikan Lele Dumbo di Kelurahan Lembah Sari terdiri dari: biaya pembuatan kolam pemeliharaan induk, bak pembenihan,

GUTI ( GUTI (Globally Unique Temporary Identity  Globally Unique Temporary Identity  ) di gunakan ) di gunakan kurang lebih hanya untuk menyembunyikan identitas

Perubahan karakteristik seperti berubahnya biaya perjalanan dari suatu moda akibat kenaikan harga bahan bakar minyak akan berpengaruh terhadap keputusan seseorang

 Apakah dokumen pedoman penerapan kebijakan TIK terlaksana dengan

Namun Komunitas Petani Alami selaku gerakan pertanian alami yang menyadari akan dampak negatif tersebut melakukan perubahan terhadap sistem pertanian konvensional tersebut