• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN PERSEPSI GURU PADA PENERAPAN KEMBALI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SEDAYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN PERSEPSI GURU PADA PENERAPAN KEMBALI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SEDAYU"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMETAAN PERSEPSI GURU PADA PENERAPAN KEMBALI KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SEDAYU

Tri Wahyuningsih

Dhiniaty Gularso, S.Si, M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta email: triwahyuningsihmungil@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaaan persepsi guru kelas, guru agama, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes), serta guru secara keseluruhan pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 266 guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu dan sample penelitian ini adalah 162 guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Data yang digunakan adalah data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Uji validitas instrumen menggunakan rumus Pearson Product moment, sedangkan uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Spearman-Brown.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemetaan persepsi guru pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu untuk guru kelas sebesar 62%, guru agama sebesar 67%, guru Pendidikan, Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) sebesar 68%, serta secara guru keseluruhan sebesar 63%.

Kata kunci: Persepsi Guru, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Sekolah Dasar ABSTRACT

This research aimed to determine how much the mapping perception of classroom teacher, religious teacher, Physical Education, Sport and Health (teacher), and whole teachers on the reimplementation of Unit Level Curriculum (SBC) at Elementary Schools Sedayu.

This research was quantitative research. Populations of this research were 266 Elementary School teachers. Samples were 162 teachers who were taken used proportional random sampling technique. The data used was quantitative data. Data collection technique used questionare and documentation. Data analysis technique used quantitative descriptive statistical analysis with a percentage. Validity test of the instrument used the formula of Pearson Product Moment, while the reliability test instrument used the Spearman-Brown formula.

The results showed that the mapping perception on the reimplementation Unit Level Curriculum (SBC) for classroom teacher was 62%, religious teacher was 67%, teacher education, Physical, Sports, and Health was 68% and overall was 63%.

(2)

2 PENDAHULUAN

Secara umum pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, serta mengembangkan potensinya. Konsep dasar pendidikan berjalan secara terus menerus sejak manusia dilahirkan sampai akhir hayat. Tujuan pendidikan diharapkan menghasilkan manusia berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mempersiapkan masa depan. Pendidikan harus dilaksanakan dengan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sehingga memperoleh hasil baik.

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara umum kurikulum adalah suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan di Indonesia. Krikulum disusun secara dinamis guna menyesuaikan dengan perkembangan. Apabila kurikulum belum sesuai dengan perkembangan maka kurikulum tersebut akan dilakukan pengkajian ulang serta perbaikan. Pengkajian ulang serta perbaikan bertujuan untuk menyesuaikan dengan arus globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengkajian ulang serta perbaikan dilaksanakan oleh pemerintah yang dituangkan dalam kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah tersebut diimplementasikan di setiap satuan pendidikan.

Penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikarenakan kurikulum 2013 dianggap sebagai kebijakan yang dilaksanakan secara terburu-buru dengan persiapan yang minim. Kurikulum tidak akan berjalan secara efektif apabila perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku disetiap satuan pendidikan. Kecamatan Sedayu sebagai salah satu kecamatan yang terdapat di Yogyakarta. Pada dasarnya sekolah-sekolah yang berada di kecamatan Sedayu terutama untuk sekolah dasar belum siap menerapkan kurikulum 2013 sehingga kembali ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masalah yang dihadapi sekolah dasar tersebut diantaranya guru belum memahami sepenuhnya tentang kurikulum 2013, kurangnya sarana prasarana untuk mendukung dalam proses pembelajaran, kesiapan guru sekolah dasar dalam melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 yang belum maksimal, dan persepsi guru sekolah dasar yang berbeda-beda. Berdasarkan masalah tersebut penulis mengkaji pemetaan persepsi guru pada

penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pemetaan persepsi guru Kelas pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu?

2. Bagaimana pemetaan persepsi guru Agama pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu?

3. Bagaimana pemetaan persepsi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu? 4. Bagaimana pemetaan persepsi guru secara

keseluruhan pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu? MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah memberikan sumbangan yang positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang ilmu pendidikan, khususnya bagi guru, sekolah, dan peneliti. KAJIAN TEORI

A. Pemetaan

Menurut Poerwadarminto (2007: 885) ”memetakan artinya melukiskan, menggambarkan”. Sedangkan definisi pemetaan yang dikutip dari skripsi Uli Wahyuni (2012: 6) “menekankan ungkapan perasaan dalam bentuk gambar, tulisan, peta, dan grafik”.

B. Persepsi

Menurut Bimo Walgito (2010: 100) “persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu”. Sedangkan Menurut Slameto (2013: 102) seorang guru untuk mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang berkaitan persepsi meliputi semakin baik suatu obyek, orang, peristiwa atau hubungan yang diketahui maka semakin baik pula obyek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut sehingga dapat diingat; dilihat dari sudut pandang pengajaran. Berdsarkan pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa persepsi merupakan interpretasi (pandangan) atau pendapat

(3)

3 seseorang terhadap sesuatu yang ada di

lingkungan sekitarnya. Semakin baik obyek yang dipersepsi maka akan semakin baik pula obyek tersebut.

C. Guru

Secara umum guru merupakan faktor terpenting dalam pendidikan. Selain itu, guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pengertian tersebut menegaskan bahwa guru adalah orang yang mempunyai pekerjaan di sekolah dengan tugas utamanya mulai dari mendidik sampai mengevaluasi peserta didik pada jenjang usia dini sampai pendidikan menengah. Menurut Muhibbin Syah (2011: 254) “guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya adalah mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik”.

Menurut Ngainun Naim (2011: 25)beberapa hal yang harus dilakukan seorang guru agar mencapai hasil yang maksimal meliputi membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran, memberikan

feedback (umpan balik), melakukan

komunikasi pengetahuan sebagai model dalam bidang studi yang diajarkan.

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Menurut E. Mulyasa (2011: 19-20) pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 1 ayat (15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (1) dan (2), diantaranya:

(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Menurut Wina Sanjaya (2010: 132) secara umum tujuan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan.

Menurut E. Mulyasa (2011: 29) karakteristik KTSP adalah pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan professional, dan tim kerja yang kompak dan transparan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi sejumlah 266 guru sekolah dasar se-Kecamatan Sedayu. Sample didapatkan dengan teknik proporsional random sampling sejumlah 162 guru sekolah dasar se-Kecamatan Sedayu.Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Penilaian butir angket dengan menggunakan skala Guttman. Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2016: 134) skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman ini dengan nilai 0 dan 1.

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik desriptif kuantitatif dengan persentase. Uji validitas instrumen menggunaka rumus Pearson Product moment, sedangkan uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Spearman-Brown.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Pemetaan Persepsi Guru Kelas Pada

Penerapan Kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu.

(4)

4 Pada penelitian ini, guru kelas

sejumlah 116 responden telah mengisi angket yang terdiri dari 18 butir pertanyaan. Berdasarkan tanggapan responden penelitian diketahui rata-rata hasil penelitian pemetaan persepsi guru kelas tentang penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu dapat diperoleh data sejumlah 72 responden (62%) setuju dan 44 responden (38%) tidak setuju.

2. Analisis Pemetaan Persepsi Guru Agama Pada Penerapan Kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu.

Pada penelitian ini, guru agama sejumlah 23 responden telah mengisi angket yang terdiri dari 18 butir pertanyaan. Berdasarkan tanggapan responden penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata hasil penelitian diperoleh pemetaan persepsi guru agama pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu dapat disimpulkan sejumlah 15 responden (67%) setuju dan 8 responden (33%) tidak setuju. 3. Analisis Pemetaan Persepsi Guru Pendidikan,

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) Pada Penerapan Kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu.

Pada penelitian ini, guru kelas sejumlah 116 responden telah mengisi angket yang terdiri dari 18 butir pertanyaan. Berdasarkan tanggapan responden penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata hasil penelitian diperoleh pemetaan persepsi guru Pendidikan, Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sedayu dapat disimpulkan sejumlah 16 responden (68%) setuju dan 7 responden (32%) tidak setuju.

4. Analisis Pemetaan Persepsi Guru Secara Keseluruhan Pada Penerapan Kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu.

Berdasarkan tabel dan diagram sehingga pemetaan persepsi guru secara keseluruhan pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah dasar se-Kecamatan Sedayu termasuk kriteria setuju sebanyak 63% dengan frekuensi 102. Pada kriteria sangat tidak setuju diperoleh

(5)

5 frekuensi sebesar 0 dengan persentase 0%,

kriteria tidak setuju diperoleh frekuensi sebesar 7 dengan persentase 4%, sedangkan untuk kriteria netral diperoleh frekuensi 41 dengan persentase 25%, dan kriteria sangat setuju diperoleh frekuensi 12 dengan persentase 8%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijabarkan pemetaan persepsi guru pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah dasar se-Kecamatan Sedayu tergolong dalam kriteria persepsi setuju dengan alasan responden memilih pengembangan pendidikan meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menggunakan pendekatan pembelajaran tematik hanya untuk kelas 1-3 SD. Jumlah mata pelajaran yang diajarkan ke siswa sejumlah 10 mata pelajaran yang meliputi Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta Muatan Lokal dan Pengembangan diri yang didalamnya memuat kompetensi mata pelajaran hanya mata pelajaran tertentu yang mendukung kompetensi dan dilaksanakan kegiatan belajar siswa kelas 1-3 SD di sekolah per minggu sejumlah 26-28 jam per minggu dan kelas 4-6 SD sejumlah 32 jam per minggu sesuai pemenuhan kebutuhan.

Keterkaitan kompetensi mata pelajaran berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Kedudukan mata pelajaran Bahasa Indonesia sejajar dengan mata pelajaran lainnya dengan isi pokok pembelajaran yang dilaksanakan di tingkat SD disampaikan secara terpisah (separated curriculum). Penentuan tema yang diajarkan pada kelas 1-3 SD setiap sekolah boleh menentukan sendiri dan model pembelajaran tematik yang digunakan di sekolah dapat menggunakan model jaring laba-laba atau terpadu.

Sementara kedudukan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 1-3 SD terpisah tetapi proses pmbelajaran dikaitkan dengan mata pelajaran lainnya, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai mata pelajaran terpisah (eks-kul), Bahasa Inggris diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah. Pelaksanaan kegiatan Pramuka hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Penentuan kelulusan melalui pelaksanaan ujian akhir untuk jenjang pendidikan tertentu dan disusun Pemerintah serta dilakukan secara

nasional. Penilaian yang ditekankan pada aspek kognitif serta format raport menggunakan angka dengan skala 1-10. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pemetaan persepsi guru pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu dapat disimpulkan untuk guru kelas sebesar 62%, guru agama sebesar 67%, guru Pendidikan, Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) sebesar 68%, serta secara keseluruhan sebesar 63%.

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

E. Mulyasa. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ngainun Naim. 2011. Menjadi Guru Inspiratif

Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Poerwadarminto. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. S. Eko Putro Widoyoko. 2016. Teknik

Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Uli Wahyuni. 2012. Analisis Pemetaan Ilmu Pengetahuan (Knowledge Mapping)

Pada Inforation Research An

International Electronic Jurnal tahun 2009-2011. (httprepository.usu.ac.id bitstream 123456789377134 Chapter%20II. pdf . Diunduh pada 26 Februari 2016. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional RI.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktivitas amilase dan lipase mulai terdeteksi pada larva umur 1 hari, sedangkan protease mulai terdeteksi pada larva umur 2 hari, (2) pada

Penelitian tentang keanekaragaman mangrove berdasarkan fungsi dan manfaat mangrove di Pulau Siau telah dilakukan untuk menganalisis keanekaragaman jenis vegetasi

Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu cara pengolahan air limbah dengan suatu teknologi alternatif yang ramah lingkungan, biaya rendah dan mempunyai efisiensi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan keharmonisan pernikahan dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pada karyawan BUMN.. Penelitian ini melibatkan 57

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui faktor ekonomi makro yang mempengaruhi konsumsi masyarakat Jawa Timur, (2) menganalisis kecenderungan mengkonsumsi

Hal ini dapat diketahui dari nilai persentase varians sebesar 31,994 % dimana nilai tersebut lebih besar dari faktor lainnya, sehingga diharapkan pedagang Pasar Loak

[r]

Sehubungan hal tersebut di atas, dengan ini Pokja-XXII Unit Layanan Pengadaan mengundang pimpinan perusahaan untuk hadir dalam kegiatan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya