• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SD DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN PASTA GIGI PEPSODENT VERSI “PERIKSA GIGI” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SD DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN PASTA GIGI PEPSODENT VERSI “PERIKSA GIGI” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi)."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Siswa SD di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan PastaGigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di mediaTelevisi)

Nama Mahasiswa : REFIKA APRISENTIA PERMITA

NPM : 0643010036

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah Dipertahankan Di Hadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM Pada 2 September 2010

Pembimbing Utama

Dra. Herlina Suksmawati Msi. NIP. 19941225 199309 2001

Tim Penguji 1. Ketua

Dra. Sumardjijati, M.si NIP. 19620323 199309 2 001 2. Sekretaris

Dra. Herlina Suksmawati Msi. NIP. 19941225 199309 2001  3. Anggota

Drs. Kusnarto, M.Si

NIP. 19580801 198402 1 001

Mengetahui

ii 

 

DEKAN

(2)

REFIKA APRISENTIA PERMITA, TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SD DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN PASTA GIGI PEPSODENT VERSI “PERIKSA GIGI” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah televisi sebagai media periklanan, tingkat pengetahuan dan teori S-O-R. Dalam teori S-O-R maka akan menghasilkan Respon yang menimbulkan efek kognitif, sehingga dari stimulus atau isi pesan dalam hal ini terpaan tayangan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” di televisi yang disampaikan oleh komunikator membuat komunikan atau khalayak dalam hal ini masyarakat atau siswa SD menjadi lebih mengerti dan mengetahui isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” di media televisi tentang melakukan kebiasaan periksa gigi setiap 6 bulan sekali.

Metode penelitian ini adalah studi deskriptif yang termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian iklan Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi berdasar dari data primer dan sekunder,

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa tingkat pengetahuan siswa SD di Surabaya sebagian besar berada pada kategori tinggi. karena frekuensi tayangan iklan Pepsodent di televisi memudahkan siswa SD mengerti tentang sesuatu yang terkandung dalam isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Sedangkan saran bagi Pepsodent adalah hendaknya lebih meningkatkan frekuensi dan jam penayangan iklan karena dalam kuisioner jawaban masih banyak responden yang menjawab mengetahui namun kurang bisa menjelaskan secara tepat unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent.

(3)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan dengan antar individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup.

Komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan lingkungan, dimana fungsi ini menunjukkan mengenai barbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan suatu masyarakat. Dalam fungsi pengawasan lingkungan ini, yang paling penting bagi masyarakat adalah berbagai berita yang ada akan memberikan peringatan atau anjuran agar mampu menilai dan menyesuaikan pada kondisi yang selalu berkembang dan berubah (Sendjaya, 1993:72). Komunikasi massa mempunyai fungsi terhadap individu diantaranya adalah fungsi pemberian informasi yang jelas, dimana menjelaskan bahwa segala informasi yang menyangkut kehidupan manusia selalu dilaporkan oleh media massa. Oleh karena itu informasi atau pesan telah memberikan pengetahuan bagi setiap orang, di samping itu, segala informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing orang akan memberikan pemahaman yang lebih jauh dan membantu seseorang dalam berbuat sesuatu, mengambil keputusan, dan memiliki kepercayaan dalam perilakunya. (Sendjaya, 1993:73).

(4)

sedemikian pesat secara langsung maupun tidak langsung akan berakibat terhadap perubahan peradapan manusia. Perubahan tersebut dapat membawa kearah positif maupun arah negatif. Disadari atau tidak, dengan semakin berkembang teknologi komunikasi yang ada, dapat digunakan oleh seorang pemasar untuk menimbulkan image dalam benak calon konsumen bahwa produk yang mereka tawarkan akan memberikan sesuatu yang lebih bagi calon konsumen.

Televisi, radio dan media cetak merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mendukung program pemasaran oleh suatu perusahaan atau pemerintahan. Pada umumnya khalayak yang mengkonsumsi media massa tidak bertujuan untuk melihat, mendengarkan atau membaca iklan. Mereka menggunakan media karena ingin menikmati program siaran atau membaca artikel yang disampaikan suatu media. Dengan demikian iklan bukan tujuan mereka. Perencana media harus mampu menarik perhatian audiens suatu kendaraan media agar mereka juga bersedia memperhatikan pesan iklan. (Morissan,2007:153)

Pada umumnya iklan di Televisi ditayangkan lebih dari satu kali pada berbagai program atau bahkan beberapa kali dalam satu program. Pada umumnya perencanaan media sepakat bahwa terdapat suatu level frekuensi minimal sebelum suatu iklan memberikan efek kepada audiens. Pada ketika frekuensi permunculan suatu iklan di media massa meningkat terus maka akan ditemui suatu titik dimana peningkatan lebih lanjut tidak memberikan efek apa-apa. Pada titik ini, tingkat pengembalian investigasi

(5)

Terdapat dua faktor mengapa hal ini terjadi: pertama, audiens atau target konsumen sudah memberikan responnya (baik negatif / menolak maupun positif / menerima) atau pesan iklan yang pada awalnya menarik dan tidak memberi motivasi lagi. Asperk penting lainnya terkait dengan frekuensi adalah persoalan tingkat respon atau efek yang dapat dihasilkan suatu pesan iklan. (Morissan,2007:157)

Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan dan diiringi dengan unsur audio, atau informasi melalui suara. Televisi juga memberikan peluang bagi dunia periklanan untuk menyiarkanberbagai model iklan dalam kemasan dan bentuk berbagai macan pula. Iklan mempunyai peran penting dalam komunikasi dan berperan sebagai penyalur berbagai jenis informasi pasar, guna memenuhi kebutuhan produsen dan konsumen. Televisi memiliki kelebihan dibanding dengan media masa lainnya, kelebihan-kelebihan jenis informasi pasar, guna memenuhi kebutuhan produsen dan konsumen. Kelebihan-kelebihan itu adalah daya jangkau yang sangat luas dan sifatnya yang audio visual.

Onong U. Effendy mengatakan:

Televisi sebagai fungsi mempengaruhi dan memang bisa diandalkan, sebab televisi mempunyai daya tarik yang kuat karena memiliki unsur kata-kata, musik juga unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada penonton (Effendy, 2002:40)

(6)

menguntungkan. Media dalam hal ini adalah media elektronik televisi dirasa produsen dapat memberikan informasi mengenai produksinya kepada konsumen. Uraian tersebut mengilustrasikan bahwa pendekatan pasar dengan memanfaatkan media televisi sangat penting bagi kelangsungan suatu perusahaan. Selain itu agar produsen dapat secara terus-terang menjaga kualitas produksinya dengan cara memodifikasi produk sesuai dengan selera dan preferensi konsumen (www.tempo.co.id). Banyak kalanya praktisi periklanan sendiri berusaha menciptakan iklan yang menarik dan kreatif.

Tidak bisa dipungkiri bahwa iklan dapat menimbulkan kontroversi seperti tindakan seseorang berubah karena memperoleh terpaan iklan tertentu. Akibatnya secara kompultif terpaan iklan dapat terjadi sepanjang kehidupan seseorang dan berperan untuk peneguhan nilai-nilai baru, memodifikasi serta membuang nilai-nilai yang lama. Iklan telah mempengaruhi manusia untuk memilih apa saja mulai dari kebutuhan barang maupun jasa.

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia, seperti layaknya keburuhan sadar lainnya, seperti pangan, sandang dan papan. Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas di seluruh dunia, dimana telah terjadi perubahan pola pikir dari semula melihat kesehatan sebagai sesuatu yang konsumtif menjadi sesuatu yang bersifat global. Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan di Indonesia telah dicanangkan

(7)

peradigma sehat.

Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat bahwa akar permasalahn kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, bersifat lintas sektoral, dan upayanya lebih di titik beratkan pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang yang jatuh sakit atau pemulihan kesehatan semata-mata. Secara makro, paradigm sehat berarti pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan. Minimal, hal itu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, sedangkan secara mikro, peradigma sehat berkonotasi bahwa pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuralif serta rehabilitative (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1102/13/02.htm)

Menurut WHO pembusukan gigi masih menjadi masalah utama kesehatan di sebagian besar Negara industri karena masalah tersebut menyerang 60%-90% anak-anak usia sekolah dan sebagian besar orang dewasa. Sekitar 63% penduduk Indonesia menderita masalah pembusukan gigi serius, rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang (sumber: Seanas 1998 dan SKRT 1995). Sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulan yang mencapai rata-rata 3,86 sehari di sekolah dan kantor (Sumber: Lembaga penelitian da Pengembangan Nasional, Depkes-RI;

(8)

Nasional1998)

PT. Unilever Indonesia Tbk yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah berkembang menjadi sebuah produsen consumer products dengan peranan yang penting di Indonesia. PT. Unilever Indonesia Tbk adalah pemilik merek-merek terkenal yang tersebar di seluruh dunia, sebagaimana merek yang diketahui secara lokal dan regional. Secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Jakarta dan Surabaya) sejak awal 1982. PT. Unilever Indonesia Tbk mempunyai komitmen yang kuat untuk berkembang di Indonesia dan telah memilih Indonesia sebagai pusat regional untuk berbagai macam produk yang diekspor ke sejumlah negara regional.

Unilever adalah – to add vitality to life – menegaskan bagaimana bisnis Unilever mengerti konsumen dan kehidupannya di abad 21 ini. Unilever berusaha memenuhi kebutuhan harian seperti nutrisi, higienitas dan perawatan pribadi dengan merek-merek yang membantu konsumen merasa nyaman, tampil bagus dan lebih menjalani hidup. Salah satunya dengan diadakannya iklan Pepsodent yaitu ayah Adi dan Dika dalam versi “Periksa gigi” dengan menginformasikan program Periksa Gigi Pepsodent yang diselenggarakan mulai dari bulan Juli 2010.

Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal terutama di Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemajuan dasar. Pepsodent adalah pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan

(9)

sekolah dan layanan periksa gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap

(http://www.unilever.co.id/id/produkkami/personalcare/pepsodent.asp) Permasalahan tentang kesehatan gigi dan mulut yang timbul di masyarakat sangat bertolak belakang dengan banyaknya upaya yang dilakukan untuk mencegahnya. Beragam informasi mengenai kesehatan khususnya gigi dan mulut yang mudah diperoleh, pemberitahuan melalui iklan-iklan di televisi juga gencar diserukan. Selain itu telah banyak dilakukan upaya-upaya nyata untuk mengetasi masalah tersebut melalui penyuluhan-penyuluhan dan skrinning rutin dari tim Unit Kesehatan Gigi masih belum mampu menganggulangi masalah tersebut.

Mencermati permasalahan tentang kesehatan gigi akhir-akhir ini seringkali kita lihat tayangan iklan layanan masyarakat dari Pepsodent yang menganjurkan untuk mencegah kerusakan gigi sejak dini dan memeriksakan gigi secara rutin 6 bulan sekali. Ajakan tersebut merupakan hasil kesepakatan antara Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) dengan Pepsodent pada 24 Juni 2010. Akhirnya pada bulan Juli dicanangkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010. Realisasi hasil kerjasama ini adalah diselenggarakannya pelayanan gigi gratis di 13 Fakultas Kedokteran Gigi seluruh Indonesia.

(10)

meningkatkan kesadaran siswa SD untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi serta mencegah penyakit gigi, juga mulai memeriksa diri secara rutin ke sarana pelayanan medis kesehatan gigi. Hal ini sangatlah penting mengingat tingkat kesehatan gigi masyarakat Indonesia dan kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan gigi cukup memprihatinkan. Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, 72.1% penduduk Indonesia menderita gigi berlubang dan dari jumlah tersebut hanya 29.6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat utilisasi masyarakat terhadap pelayanan medis kesehatan gigi. Masih menurut riset tersebut, 91,1% masyarakat Indonesia yang berumur diatas 10 tahun, meskipun sudah menggosok gigi setiap hari, namun hanya sebesar 7,3% yang telah menggosok gigi secara benar, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Unilever ditahun 2007, hanya 5,5% masyarakat Indonesia yang memeriksakan kesehatan gigi secara teratur ke dokter gigi.

Selama kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional yang diadakan bulan Juli 2010, masyarakat akan diberi kesempatan untuk melakukan pemeriksaan gigi gratis dilanjutkan dengan tindakan jika ditemukan permasalahan pada gigi mereka. Pemeriksaan gigi gratis ini akan banyak melibatkan civitas akademika dari fakultas kedokteran gigi yang terlibat, baik dosen maupun mahasiswa. Adapun fasilitas yang akan diberikan pada masyarakat adalah penambalan sederhana yang tidak melibatkan

(11)

gigi tetap, pembersihan karang gigi atau perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant.

Pengetahuan khalayak terhadap iklan merupakan aspek untuk menentukan keberhasilan pengiklan dalam mengkomunikasikan sebuah iklan. Melalui iklan, khalayak diharapkan dapat mengetahui isi pesan maupun informasi yang ditayangkan di televisi. tanggapan khalayak terhadap pesan, merupakan proses dimana pengetahuan siswa SD tentang iklan pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi.

Peneliti ini mengambil sampel dari sebagian pemirsa di wilayah Surabaya yang menonton iklan pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi”, sehingga peneliti dapat mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan Pepsodent versi ”Periksa Gigi”di media Televisi. Pada penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di wilayah Surabaya karena berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Timur bahwa Surabaya saat ini memiki presentasi yang semakin tinggi dalam permasalahan kesehatan gigi dan mulut sedangkan dari fenomena tersebut maka perlu adanya perhatian mengenai pentingnya pengetahuan sejak dini tentang perawatan kesehatan gigi dan mulut khususnya kepada anak usia 6-13 tahun yang memiliki perilaku yang beresiko tinggi terkena masalah gigi khususnya karies gigi atau gigi berlubang salah satunya melalui iklan.

Objek dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas 5 dan kelas 6, usia 10 hingga 13 tahun dan bersekolah di SD yang masuk dalam wilayah

(12)

Alasan peneliti menjadikan siswa SD kelas 5 dan kelas 6, usia 10 hingga 13 tahun sebagai objek penelitian adalah Status kesehatan pada anak kelompok usia 10 hingga 13 tahun ini merupakan indikator utama dalam pengkuran pengalaman kerusakan karies gigi .(Depkes RI 1999) serta pada usia 10 hingga 13 tahun, anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang-orang dewasa (John Santrock, 2005:300).

Responden dalam penelitian ini adalah siswa SDN Jajar Tunggal III-452 Sekolah tersebut terpilih karena berdasarkan hasil pemeriksaan tim UKGS PusKesMas kecamatan Wiyung, kelurahan Jajar Tunggal Surabaya yang tertinggi dalam kasus gigi berlubang dan tercatat sebanyak 113 dari 732 siswa SDN Jajar Tunggal III-452. (sumber : Poli Gigi PusKesMas Kecamatan Wiyung Tahun 2009) Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji sejauh mana tingkat pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka pokok permasalahan yang ingin dibahas penulis adalah sebagai berikut : Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi?

10 

(13)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari laporan ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis

Dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan di bidang pemasaran dan bahan studi banding bagi Mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sama dengan penulis di masa yang akan datang.

b. Manfaat Praktis

Dapat memeberikan evaluasi bagi pihak pengklan dalam mengkomunikasikan pesan verbal ataupun non verbal sehingga dapat mempengaruhi kognitif pemirsa.

11 

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Iklan

Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Sehingga secara ringkas, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak boleh menipu atau membohongi khalayak pemirsa iklan televisi, setidaknya mereka mencantumkan komposisi bahan, nama perusahaan yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli (Kasali, 1992:173).

Hal itu sendiri juga merupakan atau memiliki fungsi sebagai media bagi individu. Sebagaimana dinyatakan oleh McQuail (1994:72) tentang fungsi media bagi individu yaitu :

a. Informasi

Individu memperoleh informasi tentang peristiwa dan kondisi disekitarnya yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Identitas

(15)

2. Menemukan model-model perilaku

3. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai dalam media c. Hiburan

1. Melepaskan diri dari permasalahan

2. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika 3. Mengisi waktu

Untuk dapat menarik perhatian, maka iklan haruslah menerapkan prinsip-prinsip VIPS, yang terdiri dari : visibilitas, artinya mudah dilihat atau mudah memikat atau mempengaruhi perhatian khalayak; identitas pengiklan dan promise atau janji perusahaan kepada konsumen (Jefkins, 1997:15).

Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi artinya suatu komunikasi yang harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengubah sikap khalayak dan mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan (Jefkins, 1997:17). Sikap seseorang terhadap suatu obyek tertentu tergantung pada pengetahuan seorang akan memiliki pengaruh terhadap sikap khalayak, apabila terlebih dahulu mempengaruhi kognisi mereka.

(16)

mungkin sehingga konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan pada akhirnya konsumen akan menentukan sikap.

2.1.2. Periklanan Sebagai Komunikasi Persuasif

Definisi persuasif, yakni penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain. Definisi persuasif pada hakikatnya merupakan alat untuk membujuk atau teknik untuk menganjurkan dilakukannya perbuatan tertentu.

Selanjutnya Edwin P. Bettinghouse dalam Tommy dan Fahrianoor (2004:90) memberikan batasan bahwa persuasi adalah “in order to be persuasive in nature, a communication situation must involve a conscious

attempt by one individual to be change the behavior of another behavior

individual or group individuals through the transmission of some message”.

Dari definisi Bettinghouse tersebut bahwa suatu situasi komunikasi harus mengandung upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mengubah perilaku melalui pesan yang disampaikan.

Dari pemaparan batasan persuasi mengandung unsur-unsur : 1. Situasi upaya mempengaruhi

2. Kognisi, seseorang

(17)

Dengan demikian, maka persuasi merupakan suatu tindakan psikologis yang dilakukan secara sadar melalui media untuk tujuan perubahan sikap. Perubahan sikap menuju perubahan opini, perubahan persepsi, perubahan perasaan dan perubahan tindakan.

Pada umumnya komunikasi persuasif bertujuan mengubah perilaku, kepercayaan dan sikap seseorang dengan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun sosiologi dari komunikan yang hendak dipengaruhinya, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan keinginan komunikator. Komunikasi persuasif ini dilakukan dengan secara langsung atau tatap muka, karena komunikator mengharapkan tanggapan / respon khusus dari komunikan.

Menurut model proses persuasif itu pesan-pesan komunikasi akan efektif dalam persuasi apabila memiliki kemampuan mengubah secara psikologik minat atau perhatian individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator.

Dengan perkataan lain kunci keberhasilan persuasi terletak pada kemampuan mengubah struktur psikologik internal individu sehingga hubungan psikomotorik antara proses internal yang laten (motivasi, sikap dan lain-lain) dengan perilaku yang diwujudkan sesuai dengan kehendak komunikator.

(18)

menghapus gambaran lama di benaknya dan menggantikan dengan gambaran baru sehingga berubahlah perilakunya, kebanyakan program persuasif bertujuan untuk mengubah atau menetralkan, mengkristalkan opini yang favorable dengan cara mengubah opini itu. (Malik dan Iriantara, 1994:99).

Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar, walaupun membayar tetapi dengan jumlah yang sedikit. Periklanan memiliki maksud untuk menginformasikan, membujuk atau hanya mengingatkan saja. Sementara itu sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk atau mempengaruhi (persuasif). Periklanan yang bersifat membujuk berperan penting bagi perusahaan dengan tingkat persaingan tinggi. (Sutisna, 2003:276 – 277).

2.1.3. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Selain itu menurut Everet M. Rogers, menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng, keliling, juru pantun, dan lain-lain. (Effendy, 2003:50).

(19)

melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (Rachmat, 1994:189).

Pada dasarnya komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dan jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Maka seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi massa, yaitu :

1. Komunikasi bersifat heterogen

Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis.

2. Media massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan yang terpisah.

3. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi

(20)

penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum. (Effendy, 1993:81).

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2007:1).

2.1.3.1. Proses Komunikasi Visual Periklanan

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media adalah proses komunikasi secara sekunder. (Effendy, 2003:37)

(21)

Pesan (message) terdiri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan dan lambang untuk mengekpresikannya. Pesan yang disiarkan media massa bersifat umum, karena memang demi kepentingan umum. (Effendy, 2003:312).

Pesan non verbal visual secara umum terdapat tiga jenis, yaitu berbentuk kinestik, proksemik dan artifaktual. Pesan non verbal visual kinestik berwujud gerakan-gerakan tubuh atau badan. Ia dapat berupa gerakan dari sebagian atau seluruh tubuh, maupun benda-benda yang digerakkan oleh pelaku komunikasi. (Widyatama, 2007:17)

Pesan non verbal visual jenis proksemik berbentuk jarak fisik yang dilakukan antara komunikator dan komunikan. Dalam ilmu psikologi komunikasi, sebenarnya jarak antara komunikator dan komunikan bukan sekedar jarak tanpa makna, melainkan membangun makna tertentu. 2.1.3.3. Terpaan Media (Media Eksposure)

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikasi sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Salah satu efek dari komunikasi massa yaitu efek konatif. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif (Effendy, 2003:319).

(22)

televisi pada masyarakat desa Sulawesi Utara, bahwa sebelum ada televisi masyarakat tidur malam lebih awal dan bangun pagi sekali untuk bekerja, setelah ada televisi kebiasaan mereka berubah yaitu dengan seringnya masyarakat menonton televisi (efek) hingga larut malam (durasi) sehingga menyebabkan masyarakat menjadi malas (Rakhmat, 2004:221).

Terpaan media pada penelitian ini adalah seberapa sering (frekuensi) dan berapa lama (durasi) para ibu-ibu rumah tangga sebagai khalayak dalam penelitian ini melihat berita-berita kekerasan di televisi.

2.1.4. Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan, dan pengetahuan. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1982:214) pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dimana arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui atau akan diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal.

(23)

orang lain melalui ekspresi tulisan atau lisan. Dengan kata lain pengetahuan deklaratif merupakan ‘knowing that’.

Tingkat pengetahuan merupakan hasil individu dalam menerima stimuli dan lingkungan dan mengubahnya kedalam kesadaran psikologis. Tingkat pengetahuan adalah suatu konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi atau khalayak serta juga terkait dengan pentrasmisian pengetahuan (Rakhmat, 2001:67).

Definisi pengetahuan mengacu kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu masalah tergantung kepada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut bagaimana orang tersebut menanggapi dan memecahkan masalah tersebut secara jelas (Eriyanto, 2000:239).

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala apa yang diketahui atau akan diketahui siswa SD di Surabaya sebagai subyek dalam penelitian ini yang berkenaan dengan segala sesuatu tentang iklan Pepsodent Versi Periksa Gigi di Televisi.

2.1.5. Menampilkan Pesan Iklan

(24)

sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan audiens (Sutisna, 2003:278).

Terdapat beberapa tipe pesan iklan yang ditampilkan untuk menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen, yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut. Berikut ini beberapa jenis tipe penampilan iklan untuk menimbulkan daya tarik rasional (Sutisna, 2003:278) :

1. Faktual. Daya tarik tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan keputusan high involvement. Yaitu penerimaan dimotivasi untuk dapat memproses informasi. Iklan yang menampilkan sisi manfaat produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan argumentasi yang masuk akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik faktual. Dengan demikian berarti iklan seharusnya dirancang sedemikian rupa agar konsumen secara rasional tertarik dengan pesan iklan yang disampaikan.

2. Potongan kehidupan. Pesan yang menampilkan potongan kehidupan sangat banyak ditampilkan di televisi. Pengaruh yang ingin diperoleh dari penampilan iklan potongan kehidupan yaitu agar terjadi proses peniruan perilaku dari penonton.

(25)

4. Iklan Perbandingan. Iklan perbandingan adalah iklan yang berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis.

2.1.6. Unsur-Unsur Iklan Televisi

Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsur iklan, yang merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa dengan merekayasa gambar atau produk yang ingin ditampilkan secara audio visual menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga gambar dapat menarik perhatian khalayak atau pemirsa.

Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah bagian-bagian dalam iklan yang ditayangkan di televisi, yang terdiri dari video, suara (audio), model (talent), peraga (props), latar (setting), pencahayaan (lighting), grafik

(grapich), kecepatan (pacing) (Wells, Burnet & Mariarty, 1999:391-394).

Unsur video segala sesuatu yang ditampilkan di layar yang bisa dilihat pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak atau dijadikan perhatian karena pada dasarnya manusia secara visual tertarik pada obyek yang bergerak. Dengan kata lain manusia lebih tertarik pada iklan display yang bergerak.

(26)

menyampaikan pesan, langsung kepada khalayak melalui dialog yang terekam dalam kamera.

Unsur aktor atau model iklan (talent) juga menjadi unsur penting dalam iklan. Sebagaimana banyak studi yang menunjukkan bahwa keefektifan komunikasi juga ditentukan oleh ciri-ciri dari komunikator, seperti kredibilitas dan daya tarik.

Alat peraga (props) adalah peralatan-peralatan lain digunakan untuk mendukung pengiklan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga ini harus merefleksikan karakter, kegunaan, dan keuntungan produk, seperti logo, kemasan dan cara penggunaan suatu produk.

Latar atau suasana (setting) adalah tempat atau lokasi dimana pengambilan gambar (shooting) ketika adegan tertentu dalam iklan itu berlangsung. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.

Unsur pencahayaan (lighting) sangat penting untuk menarik perhatian khalayak dan menerima suatu obyek tentang kejelasan gambar.

Unsur gambar atau tampilan yang bisa dilihat pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak dalam menerima kehadiran sebuah obyek, dan diharapkan khalayak akan lebih mudah menerima dan mempersiapkan makna yang disampaikan. Unsur gambar ini misalnya mengandalkan komposisi warna atau bahasa tubuh (gesture) dari pameran iklan.

(27)

Sebagai contoh misalnya pengulangan nama merek atau keunggulan produk dibandingkan yang lain. Sebagaimana teori dalam gaya bahasa bahwa sesuatu hal yang disampaikan berkali-kali bila disertai variasi akan menarik perhatian orang. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan akan berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen iklan. Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah video, suara, model, peraga, latar, pencahayaan, grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan tersebut harus lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak menarik.

2.1.7 Kampanye Kesehatan Pepsodent

Pepsodent adalah satu-satunya merek pasta gigi di Indonesia yang benar-benar menjalankan misinya. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kesehatan Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), serta Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) dengan Pepsodent pada 24 Juni 2010. Akhirnya pada bulan Juli dicanangkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010. Realisasi hasil kerjasama ini adalah diselenggarakannya pelayanan gigi gratis di 13 Fakultas Kedokteran Gigi seluruh Indonesia.

(28)

gigi serta mencegah penyakit gigi, juga mulai memeriksa diri secara rutin ke sarana pelayanan medis kesehatan gigi. Hal ini sangatlah penting mengingat tingkat kesehatan gigi masyarakat Indonesia dan kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan gigi cukup memprihatinkan. Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, 72.1% penduduk Indonesia menderita gigi berlubang dan dari jumlah tersebut hanya 29.6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat utilisasi masyarakat terhadap pelayanan medis kesehatan gigi. Masih menurut riset tersebut, 91,1% masyarakat Indonesia yang berumur diatas 10 tahun, meskipun sudah menggosok gigi setiap hari, namun hanya sebesar 7,3% yang telah menggosok gigi secara benar, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Unilever ditahun 2007, hanya 5,5% masyarakat Indonesia yang memeriksakan kesehatan gigi secara teratur ke dokter gigi.

(29)

juga merupakan usaha untuk mendorong rakyat Indonesia mengunjungi dokter gigi secara rutin sebagai bagian dari kebiasaan pencegahan gigi berlubang.

2.1.8 Iklan Pasta Gigi Pepsodent

Iklan berdasarkan tujuannya terbagi atas iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media dan juga bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamnya adalah peningkatan penjualan. Sedangkan iklan layanan masyarakat digunakan untuk menyampaikan informasi, persuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi melainkan keuntungan sosial.

Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal terutama di Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemajuan dasar. Pepsodent adalah pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan periksa gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap

(30)

jumlah dokter gigi dan jumlah penduduk itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa program Pemeriksaan gigi Pepsodent yang dirancang untuk menjangkau orang-orang ini dengan memberikan perawatan dan pendidikan gigi dengan cara yang menyenangkan dan memungkin

2.1.9 Khalayak Televisi

Dalam setiap proses komunikasi, pesannya selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai komunikan yang disampaikan oleh komunikator. Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya.

Pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media televisi siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan aktifitas apa yang diinginkan pembicara (Effendy, 2000:84).

(31)

mereka. Terlebih selama menyaksikan televisi orang dapat melakukan berbagai kegiatan sambil tetap menonton televisi.

2.1.10 Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response)

Teori ini awalnya berasal dari teori psikologis, kemudian menjadi teori komunikasi karena objek material dari psikologis dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Efek yang ditimbulkan dari teori ini adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antar pesan dan reaksi komunikasi. Unsur-unsur dalam teori ini adalah :

a. Pesan (Stimulus-S), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa lambang atau tanda.

(32)

c. Efek (Response-R), merupakan dampak daripada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan perilaku. (Effendy,1993:253)

stimulus

Gambar 1. Gambar teori S-O-R

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan pada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Kemampuan komunikan mengerti tentang stimulus atau pesan ada setelah sebelumnya komunikan menerima dan mengelolah pesan tersebut, selanjutnya maka terjadi kesediaan untuk mengubah sikap.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah perilaku (Effendy,2000:254)

Response Organism :

(33)

2.2 Kerangka Berfikir

Kurangnya kesadaran masyarakat terutama anak-anak untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi serta mencegah penyakit gigi, juga memeriksa diri secara rutin ke sarana pelayanan medis kesehatan gigi. Hal ini sangatlah penting mengingat tingkat kesehatan gigi masyarakat Indonesia dan kesadaran masyarakat terutama anak-anak untuk memelihara kesehatan gigi cukup memprihatinkan.

(34)

pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi tetap, pembersihan karang gigi atau perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant.

Respon itulah nantinya menimbulkan efek kognitif, sehingga dari stimulus atau isi pesan dalam hal ini terpaan tayangan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” di televisi yang disampaikan oleh komunikator membuat komunikan atau khalayak dalam hal ini masyarakat menjadi lebih mengerti dan mengetahui isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” di media televisi tentang melakukan kebiasaan periksa gigi setiap 6 bulan sekali.

Berikut ini adalah kerangka berfikir dari penelitian ini : Stimulus :

(35)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi Operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator dari variable-variabel penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat (Rakhmat.1999:22). Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan para pemirsa televisi yaitu siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di media Televisi. Untuk dapat lebih mempermudah pengukurannya, maka dapat dioperasionalkan sebagai berikut :

3.1.1 Tingkat Pengetahuan Siswa SD di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “periksa gigi”

Tingkat pengetahuan khalayak dalam hal ini adalah suatu pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di televisi yaitu bahwa siswa SD di Surabaya mampu untuk mengetahui dan mengingat pesan yang disampaikan dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di televisi. Untuk mengetahui efek dari terpaan media dalam penelitian ini adalah iklan pasta gigi Pepsodent versi “”Periksa Gigi”, peneliti ingin mengetahui respon siswa SD pada bidang

34 

(36)

Pepsodent versi ”Periksa Gigi” di televisi.

Iklan pasta gigi Pepsodent versi “”Periksa Gigi” yang dimaksud adalah iklan versi ketiga dari berbagai macam versi ayah Adi dan Dika yang dikeluarkan oleh produsen Unilever pada pasta gigi Pepsodent. Iklan ini ditayangkan sejak Juli 2010 di seluruh televisi nasional di Indonesia. Iklan berdurasi 30 detik ini tidak sekedar mengacu pada penjualan saja namun juga cermat mengamati keadaan yang tengah terjadi di masyarakat dalam hal kesehatan gigi dan mulut yaitu melalui Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010 yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi serta mencegah penyakit gigi, juga mulai memeriksa diri secara rutin.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Tinggi, sedang, rendahnya tingkat pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” dapat diketahui melalui skor jawaban yang didapat oleh responden dari pengisian kuisioner dimana skor tersebut akan dikategorikan tinggi, sedang atau rendah.

Pengukuran tingkat pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran ordinal yang terdiri dari pertanyaan

35 

(37)

adapun pemberian skornya adalah sebagai berikut : Tahu : Skor 2

Tidak Tahu : Skor 1

Tingkat pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” digolongkan menjadi 3 tingkat yaitu tinggi, sendang dan rendah yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat tinggi, sedang dan rendah menggunakan rumus :

R (range) = Skor Tertinggi – Skor Terendah Jenjang Yang Diinginkan Keterangan :

a. Skor tertinggi diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai tertinggi dari jawaban “Tahu” dengan skor 2 dikalikan dengan jumlah keseluruhan item pertanyaan dalam kuisioner.

b. Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai terendah dari jawaban “Tidak Tahu” dengan skor 1 dikalikan dengan jumlah keseluruhan item pertanyaan dalam kuisioner.

c. Jenjang yang dinginkan sebanyak 3, yang selanjutnya dijadikan bentuk dari tingkat pengetahuan yaitu tinggi, sedang dan rendah.

36 

(38)

Responden akan diberikan 16 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” dengan perhitungan sebagai berikut:

Skor tertinggi : 13 x 2 = 26

Skor terendah : 13 x 1 = 13

Skor Interval : 26 – 13 = 4

3

Jadi batasan skor dalam interval tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Jumlah skor 13 – 16 dalam kategori penilaian rendah.

Tingkat pengetahuan siswa SD tentang iklan siswa SD di Surabaya tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” adalah rendah apabila responden tidak memiliki perhatian terhadap iklan sehingga mereka tidak mampu memahami dan menjelaskan makna yang terkandung didalam unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi”.

b. Jumlah skor 17 – 20 dalam kategori penilaian sedang.

37 

(39)

Pepsodent versi “periksa gigi” adalah sedang apabila responden sekedar melihat tayangan iklan saja, dan tidak memberikan perhatian lebih sehingga mereka tidak mampu memahami dan menjelaskan makna yang terkandung didalam unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi”

c. Jumlah skor 21 – 24 dalam kategori penilaian tinggi.

Tingkat pengetahuan siswa SD tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” adalah tinggi apabila responden tidak sekedar melihat tayangan iklan saja, selain itu mereka memiliki pengetahuan serta menaruh perhatian lebih terhadap iklan tersebut. Responden memahami dan mampu menjelaskan makna yang terkandung didalam unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi”

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di

38 

(40)

kesimpulan (Sugiono 2002:55).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Jajar Tunggal III yang berjumlah 732 siswa. Sekolah tersebut terpilih karena karena berdasarkan hasil pemeriksaan tim UKGS PusKesMas di Kecamatan Wiyung, kelurahan Jajar Tunggal Surabaya yang tertinggi dalam kasus gigi berlubang dan tercatat sebanyak 113 dari 732 siswa SD di kelurahan Jajar Tunggal Surabaya. (sumber : Poli Gigi PusKesMas Kecamatan Wiyung, Surabaya Tahun 2009)

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati (Rachmat, 2006:151). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SDN Jajar Tunggal III kelas 5 dan kelas 6 sebanyak 113 siswa.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Total Sampling yaitu mengambil seluruh siswa sebanyak 113 sebagai sampel penelitian. Siswa tersebut terpilih menjadi sampel karena siswa tersebut telah memperoleh skrinning dari tim UKGS Puskesmas Kecamatan kota Surabaya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud

39 

(41)

berupa jawaban yang diberikan, sementara data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku pendamping.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tipe analisis deskriptif, yaitu penelitian dengan tanpa mencari atau menjelasakan hubungan antar variable, tidak menguji hipotesis atau membuat predeksi (Rahmat, 1999:24). Penelitian ini akan menjelaskan variabel-variabel tanpa pencari korelasi satu sama lainnya. Data yang didapat dari kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendriskripsikan data hasil penelitian. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dan tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabel frekuensi dari setiap pernyataan yang diajukan.

Data dari kuisioner tersebut ditabulasikan, kemudian dianalisis, diinterpretasikan secara deskriptif berdasarkan tabel frekuensi dari setiap item pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan rumus :

P = F x 100 % N

Keterangan :

P = Persentase responden F = Frekuensi responden

40 

(42)

41 

(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : SDN JAJAR TUNGGAL III-452

2. No. Induk : 20533511

3. No. Statistik : 101056025005

4. Propinsi : Jawa Timur

5. Otonomi Daerah : Surabaya

6. Desa / Kelurahan : Jajar Tunggal

7. Kecamatan : Wiyung

8. Jalan dan Nomer : Jl Menganti Kramat Raya 17

9. Kodepos : 60213

10.Telpon : (031) 7672217

11.Daerah : Perkotaan

12.Status Sekolah : Negeri

13.Kelompok Sekolah : A

41 

(44)

15.Tahun Berdiri : 1973

16.Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang

17.Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

18.Organisasi Penyelenggara : Pemerintah

4.1.2 Visi Dan Misi Sekolah

Visi :

Terwujudnya siswa cerdas, berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi :

o Melaksanakan disiplin yang konsisten dalam segala hal.

o Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, dinamis, kreatif, inovatif, dialogis dan produktif.

o Menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan yang bermutu, lengkap, dan efektif.

o Menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif.

o Menyiapkan generasi yang unggul yang memiliki potensi dibidang IPTEK dan IMTAQ.

42 

(45)

Struktur organisasi merupakan alat yang sangat penting bagi suatu organisasi, karena dengan adanya sstruktur organisasi tersebut dapat menentukan berhasil tidaknya aktivitas dari suatu organisasi. Struktur organisasi juga merupakan suatu bagan yang menunjukkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas maka pelaksanaan aktivitas masing-masing bagian tersebut akan lancar.

Untuk mengetahui lebih jelas tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang ada dalam struktur organisasi SDN Balongsari I/500 Surabaya, maka dapat diuraikan sebagai berikut dengan gambar terlampir.

4.1.4 Tugas Dan Wewenang

1. Kepala Sekolah

Merupakan pimpinan sekolah yang tugasnya adalah :

a. Bertanggung jawab penuh terhadap segala urusan sekolah dan pendidikan, baik urusan yang bersifat intern dalam arti menjaga kelangsungan dan kelancaran jalannya operasional kegiatan belajar mengajar atau masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan dengan pihak luar.

43 

(46)

Pendidikan Nasional (Diknas) mengenai semua urusan disekolah yang dipimpinnya.

2. Komite Sekolah

Komite Sekolah berperan dan berfungsi antara sebagai Mitra Sejajar dengan Sekolah, sebagai pemberi pertimbangan, pendukung serta pengontrol, yang semuanya berkaitan dengan penetuan, pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan disatuan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

3. Bagian Tata Usaha

Bagian ini bertanggungjawab dalam pengembangan dan administrasi sumber daya manusia, pengelolaan kegiatan kesekretariatan dan umum untuk menjamin kelancaran operasional, serta melaksanakan kegiatan kehumasan dan pemberdayaan lingkungan. Dan bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan aset, perencanaan dan pengendalian anggaran dan pendapatan sesuai dengan prosedur administrasi dan aktivitasnya, untuk menjamin pengelolaan anggaran dan pendapatan yang efektif dan efisien guna peningkatan kinerja lingkungan.

44 

(47)

Bagian keamanan bertugas untuk menjaga keamanan sekolah sedangkan bagian kebersihan bertanggungjawab kebersihan di lingkungan sekolah.

4.2 Penyajian Data dan Analisa Data

4.2.1 Identitas Responden

Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : jenis kelamin dan usia responden. Selengkapnya tertera pada tabel berikut :

4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ( n = 113 )

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase ( % )

1. Laki – laki 52 46

2. Perempuan 61 54

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 2

45 

(48)

siswa atau 54 % dan responden laki-laki sebanyak 52 siswa atau 46 %. Ini berarti jumlah responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki.

4.2.1.2 Kelas Responden

Tabel 4.2

Deskripsi Responden Berdasarkan Kelas ( n = 113 )

No. Kelas Frekuensi Persentase ( % )

1. V 54 47,8

2. VI 59 52,2

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 3

Berdasarkan tabel 2 diatas, jumlah responden kelas V sebanyak 54 siswa atau 47,8 % dan responden kelas VI sebanyak 59 siswa atau 52,2 %. Ini berarti jumlah responden kelas VI lebih banyak daripada responden kelas V.

4.2.1.3 Usia Responden

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ( n = 113)

No. Usia Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. 10 17 15,1

2. 11 37 32,7

46 

(49)

Jumlah 113 100 Sumber : Kuesioner no. 4

Berdasarkan tabel 3 diatas, usia responden terbanyak adalah 12 tahun yaitu sebanyak 55 siswa atau 48,7 % kemudian responden berusia 11 tahun sebanyak 37 siswa atau 32,7 % sedangkan responden berusia 10 tahun sebanyak 17 siswa atau 15,1 % dan responden berusia 13 tahun sebanyak 4 siswa atau 3,5 %. Karena pada usia 12 tahun telah duduk di kelas dan pada usia ini responden telah memiliki kemampuan berfikir yang mulai matang dan baik. Selain itu pada usia ini anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang-orang dewasa (John Santrock, 2005:300). Dengan demikian sangat mudah bagi anak-anak tersebut menerima berbagai macam informasi yang diberikan kepadanya.

4.2.2 Berdasarkan Penggunaan Media

4.2.2.1 Apakah Responden Pernah Menonton Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

Tabel 4.4

Apakah Responden Pernah Menonton Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

( n = 113 )

No. Pernah / Tidak Pernah

Menonton Iklan Frekuensi Persentase ( % )

47 

(50)

Jumlah 113 100 Sumber : Kuesioner no. 5

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 117 siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini mengaku pernah menonton iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” di televisi. Hal ini dikarenakan intensitas dan waktu penayangan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” yang tepat, sehingga responden mudah menjumpainya di televisi.

4.2.2.2 Frekuensi Responden Dalam Menonton Iklan

Tabel 4.5

Frekuensi Responden Dalam Menonton Iklan Selama Satu Minggu ( n = 113 )

No. Frekuensi Menonton

Selama 1 Minggu Frekuensi Persentase ( % )

1. 1 – 7 28 24.8

2. 8 – 15 48 42,5

3 16 – 21 37 32,7

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 6

48 

(51)

pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” selama satu minggu adalah 28 siswa atau 24.8% menyatakan menonton iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi” sebanyak 1 – 7 kali selama satu minggu, sebanyak 48 siswa atau 42,5% menyatakan menonton iklan tersebut sebanyak 8 – 14 kali selama satu minggu dan sebanyak 37 siswa atau 32,7% menyatakan menonton iklan tersebut sebanyak 16 – 21 kali selama satu minggu. Hal ini karena iklan pasta gigi pepsodent versi “Periksa Gigi” muncul ditelevisi minimal 3 kali sehari dan ditayangkan hampir diseluruh stasiun televisi mulai Juni 2010.

4.2.2.3 Durasi Responden Dalam Menonton Iklan

Tabel 4.6

Durasi Responden Dalam Menonton Iklan ( n = 113 )

No. Durasi Menonton

Iklan Frekuensi Persentase ( % )

1. 1-10 detik 26 23

2. 11-20 detik 32 28.3

3 21-30 detik 55 48,7

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 7

49 

(52)

atau 23 % menyatakan menonton iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” 1-10 detik, sebanyak 32 siswa atau 28.3% menyatakan menonton iklan tersebut 11-20 detik sedangkan sebanyak 55 siswa atau 48,7% menyatakan menonton iklan tersebut selama 21-30 detik. Hal ini karena iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” menarik terutama bagi anak-anak, misalnya dengan ajakan seorang ayah kepada anaknya saat akan periksa gigi dan seorang anak yang menolak sang ayah dengan berbagai alasan . Selain itu, iklan ini secara tidak langsung mengajarkan kebiasaan baik bagi kesehatan gigi yakni mengajak anak-anak untuk melakukan periksa gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali.

4.2.3 Pengetahuan Siswa SD Tentang Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SD tentang isi pesan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” di televisi maka responden diberikan 13 (Tiga belas) pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan responden. Rincian pertanyaan sebagai berikut:

4.2.3.1 Pengetahuan Tentang Model Iklan Dari Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

50 

(53)

model dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.7

Pengetahuan Tentang Model Iklan Dari Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 69 61,1

2. Tidak Tahu 44 38,9

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 8

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 82 siswa atau 72,6 % menyatakan mengetahui model iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini karena mereka menyatakan sering melihat sosok ayah Adi yang diperankan oleh Irgi A. Fahrezi dan Dika tersebut muncul di televisi. Sedangkan sebayak 31 siswa atau 27,4 % menyatakan tidak mengetahui model iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini karena mereka tidak mengenal sosok yang berperan sebagai model dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” sehingga mereka menjawab tidak mengetahui model dalam iklan tersebut.

51 

(54)

Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden tentang maksud digunakannya beberapa model dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.8

Pengetahuan Tentang Maksud Digunakannya Beberapa Model Dalam Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 82 72,6

2. Tidak Tahu 31 27,4

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 9

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 82 siswa atau 72,6 % menyatakan mengetahui model iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini karena mereka menyatakan sering melihat sosok ayah Adi yang diperankan oleh Irgi A. Fahrezi dan Dika tersebut muncul di televisi. Sedangkan sebayak 31 siswa atau 27,4 % menyatakan tidak mengetahui model iklan yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini karena mereka tidak mengenal sosok yang berperan sebagai model

52 

(55)

menjawab tidak mengetahui model dalam iklan tersebut.

4.2.3.3Pengetahuan Tentang Maksud Adegan Seorang Anak Yang Sedang Dipaksa Ikut Oleh Orang Tuanya Untuk Periksa Gigi Dalam Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden tentang maksud adegan seorang anak yang sedang dipaksa ikut oleh orang tuanya untuk periksa gigi dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.9

Pengetahuan Tentang Maksud adegan seorang anak yang sedang dipaksa ikut oleh orang tuanya untuk periksa gigi Dalam Iklan Pasta

Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi” ( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 101 89,4

2. Tidak Tahu 12 10.6

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 10

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 110 siswa atau 89,4% menyatakan mengetahui tentang maksud adegan seorang anak yang sedang dipaksa ikut oleh orang tuanya untuk periksa gigi dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini karena

53 

(56)

seorang anak yang sedang dipaksa ikut oleh orang tuanya untuk periksa gigi dalam iklan tersebut adalah mencerminkan sebuah keluarga dimana seorang ayah mengajak anaknya untuk membiasakan mengajak anak-anak untuk melakukan periksa gigi.. Sedangkan sebanyak 12 siswa atau 10.6% menyatakan tidak mengetahui tentang maksud adegan seorang anak yang sedang dipaksa ikut oleh orang tuanya untuk periksa gigi dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini karena responden kurang memperhatikan terlalu detail, dan tidak penting untuk mengetahui terlalu mendalam karena menurut mereka bukan merupakan sesuatu yang penting bagi dirinya.

4.2.3.4Pengetahuan Tentang Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi” Merupakan Bagian Dari Kampanye Kesehatan Pepsodent

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden tentang iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” merupakan bagian dari Kampanye Kesehatan Pepsodent, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.10

54 

(57)

( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 97 85,8

2. Tidak Tahu 16 14,2

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 11

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 97 siswa atau 85,8 % menyatakan mengetahui bahwa iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” merupakan bagian dari serangkaian kegiatan kampanye kesehatan Pepsodent. Hal tersebut dikarenakan dalam tayangan iklan pasta gigi Pepsodent menampilkan tulisan dan juga penyataan yang mengatakan bahwa iklan pasta gigi Pepsodent tersebut merupakan bagian dari kegiatan kampanye kesehatan Pepsodent. Sedangkan 16 siswa atau 85,8 % menyatakan tidak mengetahui bahwa iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” merupakan bagian dari serangkaian kegiatan kampanye kesehatan Pepsodent.

4.2.3.5Pengetahuan Tentang Penduduk Indonesia Menderita Masalah Keruskan Gigi Serius Dari Tahun Ke Tahun

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden tentang penduduk Indonesia menderita masalah kerusakan gigi serius dari tahun ke tahun, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut :

55 

(58)

Pengetahuan Tentang penduduk Indonesia menderita masalah kerusakan gigi serius dari tahun ke tahun

( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 38 33,6

2. Tidak Tahu 75 66,4

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 12

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 38 siswa atau 33,6 % menyatakan mengetahui tentang penduduk Indonesia menderita masalah kerusakan gigi serius dari tahun ke tahun Menurut WHO pembusukan gigi masih menjadi masalah utama kesehatan di sebagian besar Negara industri karena masalah tersebut menyerang 60%-90% anak-anak usia sekolah dan sebagian besar orang dewasa. Sekitar 63% penduduk Indonesia menderita masalah pembusukan gigi serius, rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang (sumber: Seanas 1998 dan SKRT 1995). Sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulan yang mencapai rata-rata 3,86 sehari di sekolah dan kantor. Responden menyatakan mengetahui. Sedangkan sebanyak 75 siswa atau 66,4 % menyatakan tidak mengetahui tentang tentang penduduk Indonesia menderita masalah kerusakan gigi serius dari tahun ke tahun. Hal ini karena menurut mereka kurang jelasnya penjelasan dokter dalm iklan ini mengenai peningkatan kerusakan gigi.

56 

(59)

dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”

Tabel 4.12

Pengetahuan Tentang maksud kata-kata “Sempurnakan kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam dengan pergi ke dokter gigi setiap 6

bulan sekali” yang diucapkan oleh model dalam iklan pasta gigi

Pepsodent versi “Periksa Gigi” ( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 106 93,8

2. Tidak Tahu 7 6,2

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 13

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 106 siswa atau 93,8 % menyatakan mengetahui tentang maksud kata-kata “Sempurnakan kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam dengan pergi

ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali” yang diucapkan oleh model

dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini karena responden mamahami apa yang diucapkan oleh model iklan Pepsodent yaitu ayah Adi serta dokter gigi dalam iklan tersebut dan kata-kata tersebut selalu diucapkan berulang-ulang oleh model. Sedangkan sebanyak 7 siswa atau 6,2 % menyatakan tidak mengetahui tentang maksud maksud kata-kata “Sempurnakan kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam dengan pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali” yang

57 

(60)

Gigi” Hal ini karena responden kurang memperhatikan terlalu detail

4.2.3.7Pengetahuan Tentang Bulan Juli Dicanangkan Sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden tentang bulan Juli dicanangkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.13

Pengetahuan Tentang bulan Juli dicanangkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010

( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 27 28,9

2. Tidak Tahu 86 76,1

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 14

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 27 siswa atau 28,9% menyatakan mengetahui tentang bulan Juli dicanangkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010 Mencermati permasalahan tentang kesehatan gigi akhir-akhir ini seringkali kita lihat tayangan iklan layanan masyarakat dari Pepsodent yang menganjurkan untuk mencegah kerusakan gigi sejak dini dan memeriksakan gigi secara rutin 6 bulan

58 

(61)

Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) dengan Pepsodent pada 24 Juni 2010. Akhirnya pada bulan Juli dicanangkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010. Realisasi hasil kerjasama ini adalah diselenggarakannya pelayanan gigi gratis di 13 Fakultas Kedokteran Gigi seluruh Indonesia. Melalui Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010 diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa SD untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi serta mencegah penyakit gigi, juga mulai memeriksa diri secara rutin ke sarana pelayanan medis kesehatan gigi. Hal ini sangatlah penting mengingat tingkat kesehatan gigi masyarakat Indonesia dan kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan gigi cukup memprihatinkan. Sedangkan sebanyak 86 siswa atau 76,1 % menyatakan tidak mengetahui tentang tentang bulan Juli dicanangkan sebagai Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2010. Hal ini karena menurut mereka kurang jelasnya penjelasan dokter dalam iklan ini mengenai peningkatan kerusakan gigi.

4.2.3.8Pengetahuan Tentang Slogan Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden tentang slogan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut :

59 

(62)

Tabel 4.14

Pengetahuan Tentang Slogan Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 97 85,8

2. Tidak Tahu 16 14,2

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 15

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 97 siswa atau 85,8 % menyatakan mengetahui slogan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini terjadi karena slogan daripada iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” yakni “AYO PERIKSA GIGI SEKARANG !” berbentuk tulisan dan tertera pada bagian akhir iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”, sehingga kapanpun responden menyaksikan iklan tersebut mereka dapat membacanya dan mengetahui slogan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” sedangkan 16 siswa atau 13,4 menyatakan tidak mengetahui tentang slogan yg tertara dalam iklan pasta gigi Pepsodent versi “periksa gigi.

4.2.3.9Pengetahuan Tentang Maksud Slogan Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

60 

(63)

maksud slogan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”, maka diperoleh frekuensi jawaban sebagai berikut :

Tabel.4.15

Pengetahuan Tentang Maksud Slogan Iklan Pasta Gigi Pepsodent Versi “Periksa Gigi”

( n = 113 )

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( % )

1. Tahu 88 77,9

2. Tidak Tahu 25 22.1

Jumlah 113 100

Sumber : Kuesioner no. 16

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 88 siswa atau 77,9 % menyatakan mengetahui tentang maksud slogan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Hal ini terjadi karena responden memperhatikan pada bagian mana slogan tersebut ditampilkan. Bahkan mereka mengetahui slogan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi”. Sedangkan sebanyak 25 siswa atau 22,1 % menyatakan tidak mengetahui maksud slogan iklan pasta gigi Pepsodent versi “Periksa Gigi” yakni “AYO PERIKSA GIGI SEKARANG !”

4.2.3.10 Pengetahuan Tentang Sejak Kapan Seseorang Harus Melakukan Periksa Gigi Secara Rutin

61 

Gambar

Gambar 1. Gambar teori S-O-R
Gambar 2. Badan kerangka berfikir Tingkat Pengetahuan siswa SD di Surabaya tentang isi
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

The Correlation between Students’ Attitude towards Watching English Talk Show videos on YouTube and their Listening Ability in EED UMY Batch 2015. The result showed that there is

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. b) Sebagai pengarah, artinya mengarahlkan perbuatan kepada

Tidak hanya menjadi tokoh penting dan berpengaruh di dalam disiplin ilmu akidah dan fiqih, dalam sejarah kehidupan al-Ghaza>li>, sudah tidak diragukan lagi bahwa

5. Dilarang mencoret-coret / memberi tanda jawaban di naskah soal dengan alasan apapun, jika terbukti maka yang bersangkutan dikurangi nilainya sesuai dengan jumlah soal

Working memory yang buruk pada anak akan mengakibatkan gangguan dalam melakukan tugas sederhana, seperti kemampuan untuk fokus, mengingat instruksi di kelas,

So far, this method has identified services, process flows, service components, functional components, and technical components. It also argued that technical components belong to

dan pajak hotel di kabupaten semarang pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2012 pertumbuhan jumlah wajib pajak

Untuk menghadapi krisis dan kesulitan secara efektif, keluarga harus menggerakan dan mengatur sumber daya mereka, menahan tekanan, dan mengatur kembali submber