EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 11BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh:
APRIA FITRIYANSYAH
0906296
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH SARANA PRASARANA
PENDIDIKAN TERHADAP EFEKTIVITAS
PROSES PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 11
BANDUNG
Oleh
Apria Fitriyansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Apria Fitriyansyah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang seberapa besar pengaruh sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung.
Untuk menjawab permasalahan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup, dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung sebanyak 1747, dengan mengambil sampel penelitian menurut perhitungan rumus dari Taro Yamane adalah sebanyak 95 siswa-siswa. Pengolahan data dalam penelitian menggunakan metode statistik dengan dibantu program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows.
Berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan WMS (Weighted Mean Scored), menunjukkan bahwa variabel X (sarana prasarana pendidikan) memperoleh skor rata-rata 4,00 dengan kategori baik dan untuk variabel Y (efektivitas proses pembelajaran) memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,83 yang termasuk dalam kategori baik. Analisis data dalam penelitian menggunakan statistik parametrik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan data variabel X dan Y berdistribusi normal, dan selanjutnya perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan rumus Pearson diperoleh angka 0,641 yang menunjukkan bahwa variabel X (sarana prasarana pendidikan) dan variabel Y (efektivitas proses pembelajaran) memiliki hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 41,08% sedangkan sisanya 58,92% dipengaruhi oleh faktor lain. Kemudian dengan hasil uji signifikansi diperoleh 8,055 ≥ 1,986. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana prasarana pendidikan dengan efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung.
ABSTRACT
The title of this study is “The Effect of Education Infrastructure on The Effective
Learning Process in SMK Negeri 11 Bandung”. The problem which discuss in this
study is how the effect of education infrastructure on the effective learning process. This study aims to examine the influence of education infrastructure on the effective learning process in SMK Negeri 11 Bandung.
The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. Closed questioner used as a tool for data collection, and population in this research is all students of SMK Negeri 11 Bandung as much as 1747, with sample was collected using Taro Yamane formula as much as 95 students. This research using statistical method are assisted by Microsoft excel 2007 programmed and software SPSS version 16.0 for windows.
Based on calculation using WMS (weight mean scored), majority showed that independent variables (infrastructure education) have score equally 4,00 with good category and for dependent variables (effective on learning process) have score equally 3,83 and including good category.
Data analysis in this study using parametric statistical, it because the normality test showed data variables X and variables Y has normal distribution. Statistical test was done using correlation analysis with pearson formula have score 0,641, that show X variables and Y variables has strong relationship with coefficient determination as much as 41,08% than 58,92% have impact another factors. Significant test have score 8,055 ≥ 1,986, the result show this study have positive effect and significant between education infrastructure on the effective learning process in SMK Negeri 11 Bandung.
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 7
1. Batasan Masalah ... 7
2. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Teori Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 11
1. Konsep Sarana Prasarana Pendidikan ... 11
2. Sarana dan Prasarana di SMK Negeri 11 Bandung ... 18
B. Tinjauan Teori Efektivitas Proses Pembelajaran ... 24
1. Konsep Efektivitas ... 24
2. Konsep Pembelajaran... 25
3. Komponen-komponen Dalam Proses Pembelajaran ... 27
4. Proses Belajar Mengajar yang Efektif ... 30
C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 31
D. Kerangka Pemikiran ... 32
E. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
1. Lokasi ... 35
2. Populasi ... 35
3. Sampel Penelitian ... 36
B. Desain Penelitian ... 38
C. Metode Penelitian ... 39
D. Definisi Operasional ... 40
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 43
1. Uji Validitas ... 45
2. Uji Reliabilitas ... 48
G. Teknik Pengolahan Data ... 51
1. Seleksi Angket ... 51
2. Pengolahan Data ... 52
a. WMS (Weighted Means Score) ... 52
b. Uji Normalitas Distribusi Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 59
1. Seleksi Data ... 59
2. Klasifikasi Data ... 60
3. Hasil Pengolahan Data ... 61
a. WMS (Weighted Means Score) ... 61
b. Hasil Uji Normalitas Distribusi Variabel Penelitian ... 68
c. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 72
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75
1. Gambaran Sarana Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung ... 75
2. Gambaran Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung ... 77
3. Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses belajar mengajar merupakan hal yang paling utama dari proses
pendidikan secara keseluruhan, proses belajar mengajar merupakan suatu
kegiatan yang bernilai edukatif karena nilai edukatif mewarnai interaksi yang
terjadi antara guru dan peserta didik. Kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam hal ini, guru sebagai peran utama dalam proses belajar
mengajar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pencapaian tujuan dalam
pengajarannya. Moch Uzer Usman (1995:4) menyatakan bahwa:
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran adalah proses transformasi ilmu pengetahuan, dalam
prosesnya terjadi interaksi yang intensif dengan melibatkan seluruh
aspek fisik maupun psikis guru, siswa, dan lingkungannya. Keterlibat
aspek-aspek tersebut akan memudahkan siswa dalam memperoleh ilmu dan
pengetahuan serta memudahkan guru dalam mentransfernya. Efektivitas
proses transformasi yang dilakukan sangat bergantung kepada beberapa hal
yang harus dikuasai oleh guru, strategi pembelajaran adalah hal penting yang
harus dikuasai.
Strategi pembelajaran adalah sebuah proses kegiatan pembelajaran yang
dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
terkandung hal-hal yang harus di siapkan oleh guru, hal pertama bagaimana
pemahaman tentang gaya-gaya belajar siswa, penyiapan rangkaian kegiatan
yang akan dilaksanakan, dan penggunaan metode serta pemanfaatan fasilitas
belajar. Strategi pembelajaran dibuat untuk mencapai tujuan tertentu, artinya
bahwa semua langkah yang disusun, penyiapan siswa, fasilitas, diarahkan
kepada pencapaian tujuan yang sudah dirumuskan dengan baik dan jelas.
Berbicara tentang pencapaian tujuan pendidikan dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas, perlu adanya dukungan sumber daya
manusia, dana, manajemen, dan sarana prasarana pendidikan yang memadai
sehingga diharapkan proses penyelenggaraan penddidikan bisa berjalan
dengan efektif guna mencapai tujuan pendidikan secara umum dan tujuan
lembaga yaitu sekolah secara khususnya. Perbaikan kualitas pendidikan
dilakukan dalam seluruh unsur pendidikan yang meliputi; unsur
masukan/input (kurikulum, keuangan, tenaga pendidik, sarana prasarana dll),
unsur proses (proses pembelajaran/proses belajar mengajar), dan unsur
keluaran/output(lulusan). Ketiga unsur pendidikan ini bersinergi dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Lembaga pendidikan yaitu sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi
dan profesionalisme dalam melakukan penyelenggaraan pendidikannya.
Sekolah itu sendiri merupakan institusi yang memiliki tugas dan fungsi
memberikan layanan pendidikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas secara
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika. Sekolah sebagai institusi
pendidikan diharapkan mampu mendidik siswa agar menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi yang diperlukan dalam menjalankan
kehidupannya kelak. Agar Sekolah dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan yang diharapkan, maka dituntut hadirnya Sekolah yang efektif dan
efisien dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan
Dengan memperhatikan hal tersebut penetapan standar sarana-prasarana
suatu sekolah mengacu pada dasar hukum, yakni suatu peraturan yang
mendasari dilaksanakannya program yang bersikap mengikat. Dasar tersebut
mengacu pada peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan mengenai ketentuan umum (bab I) pasal 1 ayat 8, yang
menyatakan bahwa, standar sarana prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,
tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan pengelolaan sumber daya
yang baik dari pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang SISDIKNAS No
20 tahun 2003 yang terdapat dalam pasal 1 ayat 23 yang menyebutkan bahwa:
“Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,
dana, serta sarana dan prasarana”. Menurut Bafadal, I (2008: 2) bahwa “Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses di sekolah”. Sedangkan
prasarana pendidikan menjelaskan bahwa “prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.
Sarana dan prasarana pendidikan sangat memegang peranan penting
dalam proses belajar siswa dalam memperjelas informasi dan konsep yang
dipelajari. Setiap sekolah harus memiliki standar fasilitas pembelajaran,
antara lain ruang kelas dan laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan
yang cukup untuk melaksanakan kurikulum, termasuk bahan dan teknologi
Serta pemenuhan sumber belajar (Learning Resources) sangat penting
dilakukan sekolah dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran untuk
mencapai tujuan akhir sekolah yaitu kualitas lulusan yang mampu bersaing di
dunia kerja. Sumber belajar mencakup buku teks, brosur, majalah, jurnal
ilmiah, poster, lembar informasi, internet, dll. Sumber belajar harus terseleksi
dan sinkron dengan tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan tujuan dan fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan
yang harus menciptakan kualitas lulusan yang baik, maka sekolah perlu
memperhatikan kelengkapan dan ketersediaan sarana dan prasarana baik
secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut merupakan prasyarat yang
harus dimiliki oleh sekolah di masa sekarang ini. Ketersediaan sarana
prasarana secara linier ini berhubungan dengan kualitas lulusan yang
merupakan hasil pendidikan yang merupakan produk akhir sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran adalah salah
satu faktor yang penting. Sarana dan prasarana pendidikan mampu
memeperjelas kebutuhan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan balajar akan berjalan dalam proses yang terarah dan mencapai
tujuannya, jika dalam proses belajar mengajar itu tersedia sarana dan
prasarana memadai yang diperlukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajarnya.
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam Undang-Undang SISDIKNAS
No 20 tahun 2003 Pasal 18 ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap
memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di
Seperti yang sudah dijelaskan, sarana dan prasarana pendidikan
merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang
proses pembelajaran di sekolah khususnya di SMK, untuk itu perlu dilakukan
peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Berkaitan dengan efektivitas proses belajar
mengajar di SMK, sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan terhadap proses belajar mengajar yang kondusif dan nyaman
khususnya dalam pelaksanaan praktek.
SMK negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang terfokus kepada
bidang keahlian bisnis dan manajemen serta teknologi informasi dan
komunikasi yang lulusannya dipersiapkan agar dapat langsung diberdayakan
di dunia kerja atau berwirausaha. SMK negeri 11 Bandung mempunyai 5
program keahlian, yaitu: Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran,
Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Multimedia (MM). Untuk menunjang
proses kegiatan belajar dan mengajar, SMK negeri 11 Bandung mempunyai
fasilitas yang cukup lengkap seperti ruang workshop, laboratorium
praktikum, dan studio multimedia dalam upaya meningkatkan mutu
sekolahnya.
Hasil pengamatan peneliti yang diperoleh pada saat Program Pengalaman
Lapangan (PPL) ada beberapa masalah yaitu penyebaran sarana dan prasarana
yang belum merata atau kurang dalam pengelolaannya. Seperti, kurangnya
pengelolaan ruang kelas, kurangnya lcd proyektor dalam proses pembelajaran
dan lainnya. Selain itu, sarana dan prasarana penunjang pendidikan banyak
yang mengalami kerusakan. Hal ini dapat diakibatkan karena perawatan dan
pemeliharaan sarana prasarana pendidikan belum maksimal dilakukan. Hal
tersebut akan menghambat proses pembelajaran, dimana dalam penjelasan
sebelumnya sarana dan prasarana pendidikan sangat berperan penting dalam
proses pembelajaran. Jika semua hal itu tidak memadai, khususnya hal-hal
yang secara langsung berpengaruh dalam proses pembelajaran di sekolah,
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti tentang: “PENGARUH SARANA PRASARANA
PENDIDIKAN TERHADAP EFEKTIVITAS PEROSES PEMBELAJARAN
B. BATASAN MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH 1. Batasan Masalah
Masalah-masalah yang mempengaruhi efektivitas proses
pembelajaran di sekolah dapat di identifikasikan meliputi hal-hal berikut,
seperti Fasilitas yang memadai, baik jumlah, keadaan, maupun
kelengkapannya. Sikap guru yang merupakan tenaga kependidikan dalam
proses pembelajaran antara siap atau tidak. Kesiapan siswa yang menjadi
peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan fasilitas belajar oleh
guru dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber
belajar oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas diperoleh
gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Selanjutnya masalah
yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada analisis pengaruh
sarana dan prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini digunakan untuk
merumuskan permasalahan ke dalam suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 35).
Rumusan masalah dalam penelitian ini mengacu pada batasan masalah
yang telah disebutkan. Rumusan permasalahan tersebut selanjutnya dirinci
ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan di SMK Negeri 11
Bandung ?
2. Bagaimana efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11
Bandung ?
3. Seberapa besar pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan pegangan atau pedoman bagi peneliti
dalam melaksanakan penelitiannya. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006:
57) menjelaskan bahwa: “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.
Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang
dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan
yang di inginkan.
1. Tujuan umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
mengenai pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap
efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung
2. Tujuan khusus
Secara khusus penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang keadaan,
pemanfaatan, serta pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di
SMK Negeri 11 Bandung.
b. Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai efektivitas
proses pembelajaran dilihat dari pemanfaatan sarana dan prasarana di
SMK Negeri 11 Bandung.
c. Untuk memperoleh informasi besaran pengaruh sarana dan
prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses belajar mengajar di
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, diharapkan
melalui penelitian ini dapat memperoleh banyak manfaat. Beberapa manfaat
yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian diantaranya:
1. Segi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi,
wawasan dan informasi yang berguna bagi ilmu Administrasi
Pendidikan, khususnya dalam kajian bidang Sarana dan Prasarana
Pendidikan mengenai Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan
Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11
Bandung.
2. Segi Kontekstual
a. Lembaga yang diteliti yaitu SMK Negeri 11 Bandung: hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan dan kemajuan
lembaga.
b. Peneliti: hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya mengenai Pengaruh
Sarana Prasarana Pendidikan Terhadap Efektivitas Proses
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan rangkaian
pembahasan secara sistematis sehingga terlihat jelas kerangka skripsi yang
akan diajukan. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan konsep
pembahasan sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, batasan
masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi.
Bab II menguraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis
penelitian. Bab ini memuat kajian pustaka berisi teori yang sedang dikaji dan
kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kerangka
pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan
hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variable penelitian. Dan
hipotesis menrupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan
dalam penelitian.
Bab III berisi penjabaran metode penelitian yang digunakan dalam
skripsi ini. Pada bab ini akan diuraikan tentang lokasi dan subyek
populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik
pengumpulan data, dan analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti akan
menguraikan hasil perhitungan yang diperoleh melalui pengumpulan
data/angket terhadap indikator-indikator variable X (sarana dan prasarana
pendidikan) dan variabel Y (efektivitas proses pembelajaran) yang sesuai
dengan rumus dan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun isi yang tercakup
dalam bab ini meliputi analisis data, penyajian hasil pengolahan data,
pengujian hipotesis penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari
penelitian yang menyajikan penafsiran terhadap hasil analisis temuan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 11 Bandung yang berlokasi
dijalan Budi Cilember, kelurahan Sukaraja, kecamatan Cicendo.
2. Populasi
Populasi adalah wilayah generaslisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011:80). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 11
Bandung pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 1747 orang, dengan rincian
tabel berikut.
Table 3.1
Jumlah Populasi Siswa Tahun Ajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah
1 Kelas X 564
2 Kelas XI 630
3 Kelas XII 553
3. Sampel Penelitian
Sugiyono (2011:81) berpendapat bahwa sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Penentuan jumlah sampel tidak ada ketentuan mutlak ini sesuai dengan
yang dikemukakan Arifin (2011: 224), bahwa dalam pengambilan dan
penentuan jumlah sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi
sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:
1. Jika jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan
sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh
anggota populasi dijadikan objek penelitian.
2. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka
sampel dapat diambil 50 – 60% atau dapat juga menggunakan sampel
total.
3. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka
sampel dapat diambil 30 – 40%.
4. Jika jumlah anggota berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel
dapat diambil 20 – 25%.
5. Jika jumlah anggota populasi diatas 1000, maka sampel dapat diambil 10 – 15%.
Adapun rumus yang dapat digunakan untuk mengambil sampel sesuai
dengan teknik sampling yang dipakai (proportionate stratified random
sampling) dengan menggunakan rumus dibawah ini:
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
d2 : Presisi yang ditetapkan
Berdasarkan teknik proportionet stratified random sampling di atas
dengan strata proposional berupa tabel dengan tingkat kepercayaan 90%, pada
tingkat kesalahan sebesar 10%, maka diperoleh sampel sebagai berikut:
Karena populasinya berstrata maka sampelnya dirubah menjadi
berstrata. Artinya masing-masing sampel berdasarkan kelas harus proposional
sesuai dengan jumlah poluasi. Pengambilan sampel proposional random
sampling memakai rumus alokasi proportional dari Akdon (2008:108) yaitu :
(Akdon, 2008:108)
Keterangan :
ni : jumlah sampel menurut stratum
n : jumlah sampel seluruhnya
Ni : jumlah populasi menurut stratum
Untuk Kelas X:
Setiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Menurut Nasution (2009: 23) menyatakan bahwa “desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis serta dengan tujuan penelitian ini”.
Desain penelitian gunanya untuk:
1. Memberi pegangan tentang cara pelaksanaan penelitian
2. Menentukan batas-batas penelitian
3. Memberikan gambaran tentang apa yang akan dilakukan serta kesulitan yang
akan dihadapi.
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan langkah yang harus dilakukan peneliti dalam penelitian agar
pelaksanaan dapat secara ekonomis.
C. Metode Penelitian
Sugiyono (2011:2) menjelaskan “ Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
1. Metode Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini
tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas,
tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. (Sukmadinata,2011:54)
Pendapat lainnya menurut Sukardi (Sari, 2012:58) menyatakan bahwa
metode deskriptif ialah:
Penelitian diaman pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian, atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan atau kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Metode penelitian deskriptif pada umunya dilakukan dengan tujuan
utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek
atau subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini,
metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena
dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar
deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang
berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
2. Pendekatan kuantitatif
Sugiyono (2011:14) mengemukakan mengenai pengertian metode
penelitian kuantitatif yaitu:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel X (sarana prasarana pendidikan) terhadap variabel Y
(efektivitas proses pembelajaran) dengan mengukur indikator dari
masing-masing variabel tersebut sehingga diperoleh deskripsi mengenai
variabel-variabel tersebut.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional yang merupakan uraian mengenai konsep variabel
secara teknis, menjadi penghubung antara konsep suatu variabel dengan langkah
penyusunan instrumen. Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan
definisi operasional untuk mengantisipasi terjadinya salah pengertian dan
penafsiran mengenai maksud penelitian, khususnya masalah yang akan di teliti,
peneliti akan mengemukakan definisi istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Berdasarkan pengertian di atas, pengaruh yang dimaksud dalam
proposal penelitian ini adalah hubungan yang dimiliki variabel X yaitu sarana
prasarana pendidikan terhadap variabel Y yaitu efektivitas proses
pembelajaran.
2. Sarana Prasarana Pendidikan
Menurut Bafadal, I (2008: 2) bahwa “Sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara lansung digunakan dalam proses di sekolah”. Sedangkan prasarana pendidikan menjelaskan bahwa “prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti membuat definisi operasional
pada variabel sarana dan prasarana yaitu sumber belajar dan fasilitas belajar.
Dimana sumber belajar secara langsung menunjang proses pembelajaran dan
fasilitas belajar secara tidak langsung menunjang proses pembelajaran.
3. Efektivitas Proses Pembelajaran
The liang Gie (Bachri, 2011: 85) mengemukakan pengertian efektivitas
sebagai berikut:
Kata efektif berarti terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang efektif dan efisien, dilihat dari tujuan atau akibat yang dikehendaki dengan perbuatan ini telah mencapai bahkan secara maksimal (mutu atau jumlahnya).
Menurut Nana Sudjana (Sari, 2012: 34) menyatakan bahwa belajar
mengajar sebagai suatu proses sudah barang tentu harus dapat
mengembangkan dan menjawab beberapa peersoalan mendasar yaitu
mengenai:
a. Kemana proses tersebut akan diarahkan?
b. Apa yang harus dibahas dalam proses tersebut?
c. Bagaimana cara melakukannya?
Persoalan pertama yang berhubungan dengan tujuan proses belajar
mengajar, persoalan kedua berbicara tentang materi atau bahan pelajaran,
persoalan ketiga berhubungan dengan metode dan alat yang digunakan dalam
proses belajar mengajar, persoalan keempat berkenaan dengan penilaian
dalam proses belajar mengajar.
Maka dari kedua pendapat tersebut, peneliti mendefinisikan efektifitas
proses belajar mengajar yaitu suatu target yang hendak dicapai oleh guru
sebagai pemegang peran utama dalam proses pembelajaran yang dilihat dari
tujuan, penggunaan metode dan media pembelajaran sehingga menimbulkan
dampak atau hasil pada siswa yang sesuai dengan harapan.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2011:137) menyatakan bahwa “Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti.
Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
Apabila variabel penelitinya ada tiga, maka jumlah instrumen yang akan
digunakan juga tiga. Instrumen penelitian ada yang dibuat oleh peneliti dan ada
juga yang sudah dibakukan oleh para ahli, karena instrumen penelitian ini akan
digunakan untuk melakukan pengukuran yang bertujuan untuk menghasilkan
data kuantitatif yang tepat dan akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penelitian
Variabel Indikator Sub-Indikator Item
Variabel X
a. Meja, kursi, white board, dll 11-14
b. Ruang kelas 15,16
a. Metode pembelajaran 30-33
b. Media pembelajaran 34-36
Dampak a. Pengetahuan 37
b. Keterampilan 38-40
c. Sikap 41-45
F. Proses Pengembangan Instrumen
Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data untuk
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan pembuatan rancangan penelitian dengan memilih masalah
kemudian melakukan studi pendahuluan dengan mencari apakah sudah
ada yang meneliti tentang sarana prasarana pendidikan dengan efektivitas
proses pembelajaran khususnya di SMK Negeri 11 Bandung. Kemudian
mengajukan judul penelitian kepada dosen pembimbing.
b. Persiapan penelitian yang meliputi langkah-langkah dalam hal pengurusan
surat izin penelitian dan pengadministrasian:
1) Meminta surat pengantar izin penelitian dari Kantor Jurusan
Administrasi Pendidikan dengan menyerahkan salinan proposal
penelitian dan meminta surat pengangkatan dosen pembimbing skripsi,
yakni dengan mengajukan dua nama dosen yang akan menjadi calon
pembimbing skripsi.
2) Meneruskan surat pengantar izin penelitian dan pengajuan pembuatan
SK Pembimbing dari Jurusan Administrasi Pendidikan kepada dekan
FIP UPI melalui staf administrasi bidang akademik FIP UPI.
3) Meneruskan surat pengantar izin penelitian dari dekan FIP UPI kepada
pihak Rektorat UPI bidang kemahasiswaan melalui staf administrasi di
BAAK.
4) Meneruskan surat pengantar izin penelitian dari Rektorat UPI kepada
pihak Kesatuan Bangsa pemerintahan kota Bandung
5) Setelah mendapat surat izin penelitian dari Kesatuan Bangsa
pemerintahan kota Bandung untuk melakukan penelitian di SMK
Negeri 11 Bandung, maka peneliti menyerahkan surat izin tersebut ke
SMK Negeri 11 Bandung.
2. Tahap Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui kekurangan
atau kelemahan dari angket yang telah disusun. Tujuan dari uji coba angket ini
adalah untuk mengetahui kelayakan (tingkat validitas; dapat mengukur apa
yang hendak diukur/ketepatan, dan reliabitas; bila digunakan berkali-kali
menghasilkan data yang sama/konsisten) angket yang akan digunakan dalam
penelitian tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Faisal (Setiawan, 2011: 46)
bahwa:
Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk menggunakan yang sesungguhnya (tidak langsung dipakai untuk penggunaan yang sesungguhnya dan pengumpulan data yang sesungguhnya), sebelum pemakaian sesungguhnya sangat mutlak adanya uji terlebih dahulu terhadap isi maupun bahan redaksi dari angket yang telah disusun.
Tahap uji coba angket ini, peneliti melakukan terhadap 20 orang
siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung. Setelah data uji coba angket terkumpul,
kemudian dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan
reliabilitas sebagai syarat utama keabsahan dan keajegan instrumen atau alat
pengumpulan data tersebut.
a. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen
benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan
demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang
dimaksud dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian atau
tidak. Menurut Sugiyono (2011: 121) bahwa:
�ℎ� �� � �− 2
−�
Dalam pengujian validitas instrumen peneliti melakukan pengujian tiap
butir-butir pertanyaan (item) yang ada dalam angket dengan dibantu aplikasi
Software Microsoft Office Excel 2007 dan menggunakan rumus Product
Moment dari Person. Langkah-langkah pengujian validitas dalam penelitian
ini adalah:
1) Menghitung koefesien korelasi Product Moment (rhitung) yang dikemukana
oleh:
(Akdon, 2008:144)
Keterangan :
r hitung : Koefisien korelasi
∑Xi : Jumlah skor item
∑Yi : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
2) Langkah selanjutnya adalah menghitung Uji-t ℎ dengan rumus
Keterangan:
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n – 2) jika diketahui taraf signifikansi 5% dengan n = 20, maka diperoleh
sebesar 1,734. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan
ℎ dengan dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:
�ℎ� �� � −
Jika thitung > t tabel berarti valid sebaliknya
thitung < t tabel berarti tidak valid
Berdasarkan perhitungan tersebut, validitas instrumen untuk
masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3
Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal Variabel X (Sarana Prasarana Pendidikan)
Nomor soal Koef. Korelasi
t
hitungt
tabel KeteranganTabel 3.4
Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal Variabel Y (Efektivitas Proses Pembelajaran)
Nomor soal Koef. Korelasi
t
hitungt
tabel Keterangan 25 0.456 2.171 1.734 ValidUntuk item yang tidak valid, peneliti melakukan penghapusan dengan
membuang item tersebut dengan tidak mengurangi kebutuhan pada kisi-kisi
angket.
b. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat
pengumpulan data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat
dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik” (Arikunto. 2006: 178). Pada penelitian ini
pengujian uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu
dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Rumus
yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai
berikut:
Keterangan:
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total
= Jumlah item
Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai
reliabilitas ( ) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan
dk = N – 1 = 20 – 1 = 19, signifikansi 5% maka diperoleh = 0,433.
Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan
pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika > berarti Reliabel dan
2) Jika < berarti Tidak Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen dengan
menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka dapat diperoleh hasil dari
masing-masing variabel sebagai berikut:
1) Hasil uji reliabilitas variabel X (Sarana Prasarana Pendidikan)
[ − ] [ − ]
[22 − 22 ] [ − 2 2 ]
0,810
Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh rhitung =
0,810 sedangkan rtabel = 0,433. Karena rhitung > rtabel maka semua data
yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.
2) Hasil uji reliabilitas variabel Y (Efektivitas Proses Pembelajaran)
k [
] [ − ]
2 − −2
0,493
Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh rhitung = 0,493
sedangkan rtabel = 0,433. Karena rhitung > rtabel maka semua data yang
dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.
3. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pelaksanaan Pengumpulan data dilaksanakan tanggal 13 Januari – 20
Januari 2014. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan
angket dalam bentuk biasa pada umumnya. Angket diberikan disaat dalam
pelajaran berlangsung yang dibantu oleh guru yang sedang mengajar didalam
G. Teknik Pengolahan Data 1. Seleksi Angket
Tahap penyeleksian ini dilakukan dengan mengecek semua data yang
terkumpul dari responden untuk mengetahui kelengkapan kesempurnaan, dan
kejelasan data. Setelah itu, dilakukan penyeleksian data.
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011:142) bahwa : “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberiseperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
a. Angket terbuka (angket tidak terstruktur) ialah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian
sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
b. Angket tertutup (angket terstruktur) adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu
jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara
memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)
Angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket
tertutup dengan skala (1-5). Dalam kuesioner tertutup jawaban sudah
disediakan sedemikian rupa sehingga responden hanya diminta untuk memilih
salah satu jawabannya yang sesuai dengan karaketeristik atau pandangannya
Tabel 3.5 Skala Likert
Alternatif Jawaban Bobot
SL (Selalu) 5
SR (Sering) 4
KD
(Kadang-Kadang)
3
JR (Jarang) 2
TP (Tidak Pernah) 1
Sumber : Sugiyono (2011: 135)
1. Pengolahan Data
a. Menghitung Weighted Means Score (WMS)
Menghitung Weighted Means Score (WMS) ini bertujuan untuk
menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Adapun rumusnya yaitu:
Keterangan:
̅ = Rata-rata skor responden
X = Jumlah skor jawaban responden
n = Jumlah responden
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan dengan
teknik WMS sebagai berikut:
1) Pemberian bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban.
2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih
3) Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap
pertanyaan yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang
memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot
alternatif itu sendiri.
4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing
kolom.
5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel
konsultasi.
Variabel X Variabel Y
4,01-5,00 Sangat Baik SL (Selalu) SL (Selalu)
3,01-4,00 Baik S (Sering) S (Sering)
2,01-3,00 Cukup KD (Kadang-kadang) KD (Kadang-kadang)
1,01-2,00 Rendah JR (Jarang) JR (Jarang)
0,01-1,00 Sangat Rendah TP (Tidak Pernah) TP (Tidak Pernah)
b. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan
menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis data
parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini untuk perhitungan
uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for
Windows dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Adapun dasar pengambilan
keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik
Liliefors (Wijaya, 2000:42) dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas
adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.).
Untuk menetapkan kenormalan,kriteria yang berlaku adalah sebagai
berikut:
1) Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya α = 0.05;
2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh;
3) Jika signifikansi yang diperoleh >α , maka sampel berasal dari
populasi yangberdistribusi normal;
4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Adapun langkah-langkah untuk mencari uji normalitas dengan bantuan
SPSS 16.0 for Windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai
berikut:
1) Buka program SPSS;
2) Masukan data mentah variabel X dan variabel Y;
3) Pilih analyze;
4) Pilih Descriptive Statistics;
5) Pindahkan kedua veriabel ke kolam Dependent List;
6) Pilih Plots;
7) Pilih (Checklist)Normality Plots with Test, lalu Continue;
c. Uji Hipotesis Penelitian 1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan
antara variabel X dan variabel Y.
a) Koefisien korelasi
Adapun untuk mencari koefesien korelasi antara variabel X
dan Y dengan rumus rxy Product Moment (Akdon,2008: 188)
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil uji
normalitas data, bahwa menghasilkan data variabel X dan variabel
Y berdistribusi normal sehingga ukuran yang digunakan untuk
mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik
parametrik dengan teknik Korelasi Product Moment/Pearson dan
dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan
program SPSS 16.0 for Windows. Adapun ketentuannya sebagai
berikut:
1) Mengajukan hipotesis yaitu:
Ho : Tidak ada pengaruh yang postif dan signifikan antara sarana
prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses
pembelajaran.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana
prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses
pembelajaran.
� � −
Untuk mendapatkan hasil analisis korelasi, di bawah ini
pada kolom Label ketikan nama variabel X dan Y;
d) Kemudian klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan
pilih Bivariate;
e) Sorot dan pilih variabel X dan Y lalu pindahkan ke kotak
variabel;
f) Pilih (Checklist) pada kotak pearson;
g) Klik Option dan tandai pilihan pada kotak Mean and
Standart Deviation. Klik Continue;
h) Klik Ok, maka hasilnya akan muncul.
Hasil koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan
dengan mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi
Pengambilan keputusan menurut Sugiyono (2011:183)
menyatakan “Apabila signifikasi di bawah atau sama dengan 0,05
maka Ha diterima dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥
0,05 maka Ho diterima artinya terdapat pengaruh antara sarana
prasarana pendidikan terhadap efektifitas proses pembelajaran, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya
tidak terdapat pengaruh antara sarana prasarana pendidikan
terhadap efektifitas proses pembelajaran.
b) Uji Signifikansi
Menguji tingkat signifikansi korelasi antara variabel X dan
variabel Y yaitu dengan digunakan rumus yang dikemukakan Akdon
(2008:188) sebagai berikut:
Keterangan:
t = Nilai
= Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian terhadap uji satu pihak dengan derajat
kebebasan (dk = n-2) pada tingkat signifikansi tertentu. Kaidah
pengujian adalah jika hasil konsultasi harga thitung ≥ ttabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa keofisien korelasi
antara variabel X dan Y adalah signifikan. Tetapi jika thitung ≤ ttabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa koefisien
korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.
c) Uji Koefisien Determinasi
Menentukan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat
ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:
Akdon (2008: 188)
Keterangan:
KP = Koefisien determinasi yang dicari
r2 = Koefisien korelasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil
penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa sarana prasarana
pendidikan berpengaruh kuat terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK
Negeri 11 Bandung sudah baik, Ho yaitu : “tidak adanya pengaruh yang positif
dan signifikan dari sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses
pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”, tidak terbukti. Jadi kesimpulan Ha : “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”. Secara
lebih khusus penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sarana prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung yang
dirasakan oleh responden (siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung)
menunjukkan kualifikasi baik dengan nilai 4,00. Hal ini dilihat dari
aspek-sapeknya yaitu Sumber belajar di SMK Negeri 11 Bandung, dan
Fasilitas belajar di SMK Negeri 11 Bandung.
2. Efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung
menunjukkan kualifikasi yang baik dengan nilai 3,83 hal ini berdasarkan
pada jawaban responden (siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung) dilihat
dari aspek-aspeknya yaitu tujuan, penggunaan metode dan media
3. Sarana prasarana pendidikan memiliki pengaruh yang kuat terhadap
efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung dengan
perolehan nilai sebesar 0,641.
B. Saran
Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maka penulis
bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
lembaga maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Lembaga
Seperti yang sudah dijelaskan, sarana prasarana pendidikan
merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam
menunjang proses pembelajaran di sekolah khususnya di SMK, untuk
itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan
pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hasil
penelitian terkait sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas
proses pembelajaran secara umum sudah menunjukkan kondisi yang
baik. Namun secara khusus perlu adanya peningkatan yang lebih baik
lagi, diantaranya berdasarkan hasil temuan peneliti terkait sarana
prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung, hal yang memiliki
kecenderungan paling rendah adalah tentang LCD projector. Dalam hal
ini diharapkan perhatian pihak sekolah dalam pengadaan LCD projector
untuk setiap kelas hal ini dapat membantu mempermudah dalam proses
pembelajaran di dalam kelas.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik meneliti tentang sarana prasarana pendidikan
a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan sarana prasarana pendidikan
maupun efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitiannya
dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam
proses pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya
sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Peneliti
selanjutnya diharapkan ditunjang pula dengan wawancara dengan
sumber yang kompeten dalam kajian sarana prasarana pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi
Pendidikan & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bachri, A.S (2011). Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap
Efektivitas Proses Belajar Mengajar di SMK Negeri 1 Majalengka. Skripsi
Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Bafadal. Ibrahim, (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan
Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia. (2005). Undang-undang
Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Nuansa Aulia.
Komariah,A dan Elin R. (2007). Bahan Ajar Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: tidak diterbitkan
Mamusung, Y. (1991). Penataan-Lahan-Bangunan-Perabot-Perlengkapan
Nasution. S, (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Sari, Cucu Nurlaela. (2012). Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan terhadap
Efektivitas Proses Pembelajaran. Skripsi sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Setiawan, Iwan. (2012). Kontribusi Penjamin Mutu Akademik Terhadap Mutu
Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Skripsi Sarjana
pada FIP UPI Bandung; tidak diterbitkan.
SMKN 11 Bandung. (2013). Profil SMK Negeri 11 Bandung. Bandung: tidak
diterbitkan.
Sudjana, Nana. (1987). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV.
Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, Nana S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suryana, A. (2012). Pedoman Sarana Prasarana. FIP UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia, (2013). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Uzer Usman, Moh. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdaya Karya.
Wijaya. (2000). Analisis Statistik dengan Program SPSS. Bandung: Rajawali