• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTORHIPER Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTORHIPER Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR HIPER TEK R -FAKTO RTENSI PA KNIS PELA PROGRAM F UNIVERS

OR YANG B ADA LANSI AYANAN SO NASKA Di ERM J

M STUDI K FAKULTAS

ITAS MUH

BERHUBUN IA DI UPT P OSIAL LAN

AH PUBLIK

isusun Oleh MA NOOR A 410080035

(2)
(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS

PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN

Erma Noor Aini1, Ambarwati2*, Djoko Hariyadi2* 1

Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

²Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di hampir seluruh negara dengan jumlah penderita meningkat setiap tahun, khusunya pada usia lanjut. Prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 31,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, keturunan, kebiasaan merokok, konsumsi makanan asin, aktifitas fisik dan riwayat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU (Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia) Magetan. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan Case control. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi sebagai kelompok kasus dan lansia yang tidak menderita hipertensi sebagai kelompok kontrol. Sampel didapatkan sebanyak 30 orang untuk masing-masing kelompok yang ditentukan dengan teknik Total sampling untuk kelompok kasus dan Simple random sampling untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara keturunan ( p= 0,791; OR= 0,868; Cl 0,306 – 2,461) dan kebiasaan merokok (p= 0,044; OR= 7,250; Cl 0,815 – 64,457) dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Selanjutnya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p= 0,791), konsumsi makanan asin (p= 0,796), aktifitas fisik (p= 0,640) dan riwayat stres (p= 0,389) dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan.

Kata kunci : Faktor-faktor, hipertensi, lansia ABSTRACT

 

(4)

case group and Simple random sampling for the control group. The results showed that there was a significant association between offspring (p = 0.791; OR = 0.868; Cl 0.306 to 2.461) and smoking (p = 0.044; OR = 7.250; Cl 0.815 to 64.457) with the incidence of hypertension in the elderly at UPT PSLU Magetan . Furthermore, there was no significant correlation between gender (p = 0.791), consumption of salty foods (p = 0.796), physical activity (p = 0.640) and a history of stress (p = 0.389) with the incidence of hypertension in the elderly at UPT PSLU Magetan.

Keywords: factors, hypertension, elderly

PENDAHULUAN

Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan di masa yang akan datang. WHO memperkirakan, pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia. Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi. Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah di atas nilai normal, dengan nilai sistolik >140 mmHg dan atau diastolik >90 mmHg (kriteria Join National Committee) (JNC VII, 2003).

Menurut WHO (World Health Organization) dan ISH (the International Society of Hypertension) tahun 2003, terdapat 600 juta penderita hipertensi di

seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita hipertensi tidak mendapatkan pengobatan yang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil Riskesdas (2007), prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% dan di Provinsi Jawa Timur sebesar 37,4%.

(5)

kematian di Indonesia dan sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi dengan persentase jumlah penderita sebanyak 27,5%. Penelitian epidemiologi oleh Darmojo (2000) membuktikan bahwa hipertensi berhubungan secara linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular.

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, menunjukkan bahwa proporsi kelompok usia 45-54 tahun dan lebih tua selalu lebih tinggi pada kelompok hipertensi. Kelompok usia 25-34 tahun mempunyai risiko hipertensi 1,56 kali dibandingkan usia 18-24 tahun. Risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan bertambahnya usia dan kelompok usia >75 tahun berisiko 11,53 kali terserang hipertensi.

Berdasarkan data pola 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2010, jumlah kasus hipertensi sebanyak 8.423 pada laki-laki dan 11.45 pada perempuan. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit dengan angka kematian tertinggi setelah pneumonia yaitu 4,81% (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan data penyakit terbanyak di seluruh rumah sakit Provinsi Jawa Timur 2010 terjadi 4,89% kasus hipertensi esensial dan 1,08% kasus hipertensi sekunder. Menurut STP (Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas di Jawa Timur total penderita hipertensi di Jawa Timur tahun 2011 sebanyak 285.724 pasien. Jumlah tersebut terhitung mulai bulan Januari hingga September 2011. Dengan jumlah penderita tertinggi pada bulan Mei 2011 sebanyak 46.626 pasien (Dinkes Jatim, 2011).

(6)

menderita hipertensi sebanyak 60%. Menurut data Poliklinik di UPT PSLU Magetan ada 30 lansia yang menderita hipertensi. Terjadinya hipertensi pada lansia yang menghuni Panti Wreda Bahagia di lingkup UPT PSLU Magetan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor umur dan jenis kelamin, perilaku merokok dan stres pada lansia. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan.

Penelitian Roslina (2005), menyimpulkan bahwa faktor determinan yang paling dominan mempengaruhi hipertensi di Kabupaten Deli Serdang adalah stres dengan OR adj=5,067. Berdasarkan hasil penelitian Indriati (2010), persentase hipertensi yang tinggi banyak dijumpai pada individu yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam terutama dalam bentuk ikan asin dan kebiasaan merokok. Penelitian Rachman (2011), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keturunan atau riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi dengan nilai p= 0,001; RP = 0,10 dan 95% CI= 0,01 – 0,65.

(7)

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan case control. Penelitian dilakukan di UPT PSLU Magetan. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh lansia yang menghuni panti Wreda Bahagia di UPT PSLU Magetan. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling untuk kelompok kasus dan simple random sampling untuk kelompok kontrol, dengan jumlah sampel sebanyak 30 lansia pada kelompok kasus dan 30 lansia pada kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel jenis kelamin, keturunan, kebiasaan merokok, konsumsi makanan asin, aktifitas fisik dan riwayat stres dengan variabel kejadian hipertensi pada lansia menggunakan uji chi-square.

HASIL

UPT PSLU (Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia) Magetan merupakan Unit pelaksana teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, penyantunan, rehabilitasi, penyaluran lanjut usia terlantar serta bimbingan lanjut. Saat ini ada 87 lansia yang bertempat tinggal di panti Bahagia yang merupakan panti wreda dari UPT PSLU Magetan.

(8)

pada kelompok kasus persentase perempuan sebanyak 63,3%, laki-laki sebanyak 36,7%. Sedangkan pada kelompok kontrol persentase perempuan sebanyak 60%, laki-laki sebanyak 40%. Karakteristik responden menurut riwayat pendidikan menunjukan, pada kelompok kasus persentase tertinggi yaitu riwayat pendidikan tidak sekolah (60%), persentase terendah yaitu riwayat pendidikan SLTP (6,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol persentase tertinggi yaitu riwayat pendidikan tidak sekolah (40%), persentase terendah yaitu riwayat pendidikan SLTA (13,3%). Karakteristik responden menurut riwayat pekerjaan menunjukan, pada kelompok kasus persentase tertinggi yaitu riwayat pekerjaan wiraswasta dan tidak bekerja masing-masing (26,7%), persentase terendah yaitu riwayat pekerjaan pegawai swasta (6,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol persentase tertinggi yaitu riwayat pekerjaan wiraswasta (46,7%), persentase terendah yaitu riwayat pekerjaan TNI/POLRI dan pegawai sipil (3,3%).

Variabel Hipertensi Total P value OR 95% (CI)

Kasus Kontrol

N % n % n %

Jenis kelamin 0,791 0,868 (0,306-2,461)

Laki-laki Perempuan

11 63,3 12 40,0 23 38,33

19 36,7 18 60,0 37 61,67

Keturunan

0,038 5,091

(0,981-26,430) Ya

Tidak

8 26,7 2 6,7 10 16,67

22 73,3 28 93,3 50 83,33

Kebiasaan merokok

0,037 3,051 (1,053-8,839) Ya

Tidak

17 56,7 9 30,0 26 43,33

13 43,3 21 70,0 34 56,67

Konsumsi makanan asin

0,796 0,875 (0,318-2,410) Ya

Tidak

15 50,0 16 53,3 31 51,67

15 50,0 14 46,7 29 48,33

Aktifitas fisik

1,00 1,556

(0,241-10,049) Ya

tidak

28 93,3 27 90,0 55 91,67

2 6,7 3 10,0 5 8,33

Riwayat stres

0,671 2,154 (0,363-

12,764) Ya

Tidak

4 13,3 2 3,3 6 10,0

(9)

Berdasarkan hasil uji statistik pada variabel jenis kelamin diperoleh nilai p = 0,791 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Pada variabel keturunan diperoleh nilai p = 0,037 < 0,05, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Pada variabel kebiasaan merokok diperoleh nilai p = 0,037 < 0,05, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Pada variabel konsumsi makanan asin diperoleh nilai p = 0,796 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Pada variabel aktifitas fisik diperoleh nilai p = 1,00 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Sedangkan pada variabel riwayat stres diperoleh nilai p = 0,671 > 0,05, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan.

PEMBAHASAN

(10)

artinya responden yang memiliki jenis kelamin perempuan berisiko terkena hipertensi 0,868 kali lebih besar dibanding dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel keturunan diperoleh nilai p sebesar 0,038, OR= 5,091 (Cl 0,981 – 26,430), dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keturunan dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Nilai OR = 5,091 artinya responden yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarga berisiko terkena hipertensi 5,091 kali lebih besar dibanding dengan orang yang tidak memiliki riwayat hipertensi pada keluarga mereka.

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel kebiasaan merokok didapatkan nilai p sebesar 0,037, OR= 3,051 (Cl 1,053 – 8,839), dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Nilai OR = 3,051 artinya responden yang memiliki kebiasaan merokok berisiko terkena hipertensi 3,051 kali lebih besar dibanding dengan orang yang tidak memiliki kebiasaan merokok.

(11)

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel aktifitas fisik Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 1,00, OR= 1,556 (Cl 0,241 – 10,049), dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Nilai OR = 1,556 artinya responden yang tidak melakukan aktifitas fisik setiap minggu memiliki risiko terkena hipertensi 1,556 kali lebih besar dibanding dengan orang yang teratur melakukan aktifitas fisik setiap minggu. Hal ini disebabkan karena semua lansia di UPT PSLU Magetan wajib mengikuti olahraga senam dua kali dalam seminggu, meskipun aktifitas fisik yang mereka lakukan setiap hari berbeda-beda.

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel riwayat stres Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p sebesar 0,671, OR= 2,154 (Cl 0,363 – 12,764), dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan. Nilai OR = 2,154 artinya responden yang memiliki riwayat stres memiliki kemungkinan terkena hipertensi 2,154 kali lebih besar dibanding dengan orang yang tidak memiliki riwayat stres.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

(12)

0,038, OR= 5,091 (Cl 0,981– 26,430). Berdasarkan variabel kebiasaan merokok, ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar 0,037, OR= 3,051 (Cl 1,053 – 8,839). Pada variabel konsumsi makanan asin, tidak ada hubungan antara konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar 0,796, OR= 0,874 (Cl 0,318 – 2,410). Pada variabel aktifitas fisik, tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar 1,00, OR= 1,556 (Cl 0,241 – 10,049. Berdasarkan variabel riwayat stres, tidak ada hubungan antara riwayat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPT PSLU Magetan dimana nilai p sebesar 0,671, OR= 2,154 (Cl 0,363 – 12,764).

SARAN

1. Masyarakat diharapkan dapat melakukan aktifisik fisik secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu, mengurangi kebiasaan merokok dan kebiasaan mengkonsumsi makanan asin untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus hipertensi.

2. UPT PSLU Magetan diharapkan dapat meningkatkan upaya-upaya pengendalian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia, seperti menghindari penjualan rokok dan makanan yang dapat memicu hipertensi di dalam lingkungan UPT PSLU Magetan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha S, Purnama BT, Sutarina N, Mahendra B, Darmawan R. 2008. Care Your Self Hypertension. Depok: Penebar Plus.

Darmojo B. 2000. Mengamati Penelitian Epidemiologi Hipertensi di Indonesia. 2000. Diakses: 1 April 2012. http://www.askep.net/pdf/darmojo-b-mengamati-penelitian-epidemiologi-hipertensi-di-indonesia

Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Jakarta: Depkes RI.

Dinkes Jatim. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Diakses: 5 April 2012.

Gray HH, Dawkins D, Simpson A, Morgan JM. 2005. Lecture Note Kardiology. Jakarta: Erlangga.

Gunawan L. 2001. Hipertensi. Yogyakarta: Kanisius.

Hadi P. 2004. Depresi dan Solusinya. Yogyakarta: Tugu Publisher.

Hidayat AA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Indriati PA. 2010. Studi Prevalensi Hipertensi Dan Karakteristik Demografik Pada Masyarakat Di Kelurahan Jobokuto Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan: Vol.I. No.2. Juni 2010: 103-110.

Join National Committee (JNC VII). 2003. Categories for Blood Pressure Levels in Adults. Diakses: 20 April 2012. http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines Julian DG, Cowan JC, Mclenachan JM. 2005. Cardiology. Sidney: Elsevier

Saunders

Julianti ED, Nurjanah N, Sutrisno U. 2008. Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Diakses: 20 Maret 2012. http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/1489

(14)

Lilyasari O. 2007. Hipertensi dengan Obesitas: Adakah Peran Endotelin-1. Jurnal Kardiologi Indonesia: Vol. 28. No. 6. November 2007.

Marliani L dan Tatan S. 2007. 100 Questions & Answers : Hipertensi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mary P dan Gowan Mc. 2001. Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta: Persada. Muhammad N. 2010. Tanya Jawab Kesehatan Harian untuk Lansia. Yogyakarta:

Tunas Publishing.

Notoatmodjo S. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nugroho W. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Rahajeng E dan Tuminah S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Maj Kedokteran Indonesia: Vol: 59, No.12. Desember 2009. Rachman F. 2011. Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Hipertensi pada Lansia. [Skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Riskesdas. 2007. Laporan Nasional Riskesdas 2007. Diakses: 5 april 2012. http://www.k4health.org/system/files/laporanNasional%20Riskesdas%20 2007

Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Roslina. 2007. Analisis Determinan Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007. [Thesis]. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Saputri DE. 2009. Pengaruh OR Senam Jantung Sehat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia di Kelurahan Sumberejo Kecamatan Mertoyudan Magelang. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

Sianturi E. 2004. Strategi Pencegahan Hipertensi Esensial Melalui Pendekatan Faktor Risiko di Rumah Sakit Dr. Pringadi Kota Medan. [Thesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

(15)

Sihombing M. 2010. Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsai Makanan/Minuman dan Aktifitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada Responden Obes Usia Dewasa di Indonesia. Maj Kedokteran Indonesia: Vol. 60. No. 9.September 2010

SKRT. 2007. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga 2007. Diakses: 5 April 2012. http://www.k4health.org/system/files/laporanl%20SKRT%202007 Soeharto, Imam. 2004. Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Sriyani. 2008. Tinjauan Perilaku Minum Minuman Beralkohol dengan Kondisi Kesehatan pada Pemuda di Desa Kiringan Boyolali. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supartha M, Suarta IK, Winaya IBA. 2009. Hipertensi pada Anak. Jurnal Kedokteran Indonesia: Vol.59. No.5. Mei 2009.

Suparto. 2010. Hubungan Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. [Thesis]. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Sutomo B. 2009. Menu Sehat untuk Penderita Penyakit Hipertensi. Jakarta: Demedia.

Tagor, G. 2004. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Townsend, RR. 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai Hipertensi. Jakarta: Indeks. Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba.

Widiastuty D. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak 2 Kabupaten Sleman. [Skripsi]. Bali: Universitas Udayana.

(16)

Yulianti, S dan Maloedyn. 2006. 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Liriomyza hiiidobrensis (BLANCHARD) (DIPTERA: AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN KENTANGSolanuni

PEM ERINTAH KABUPATEN KLATEN PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA.. BIDANG CIPTA KARYA DPU

PEM ERINTAH KABUPATEN KLATEN PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA.. BIDANG CIPTA KARYA DPU

Proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Aceh Tamiang belum mencerminkan aspirasi masyarakat daerah, di mana arah dan kebijakan umum

Review pengendalian hasil pemrosesan memastikan bahwa output sistem tidak hilang, salah arah, atau rusak dan bahwa tidak terjadi pelanggaran privasi. Eksposur sejenis ini dapat

Pada instalasi iradiator gamma Izotop TM dengan lokasi pintu di sudut kerangka tempat gerak, waktu keberadaan sebuah tote di ruang iradiasi ketika proses iradiasi berlangsung

Ingat, selama ini Anda selalu gugup dan tidak tahu harus berbicara apa ketika berinteraksi dengan wanita cantik dan menarik.. Kalau Anda tahu cara yang lama tidak berhasil, maka Anda

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta menindaklanjuti proses seleksi untuk Paket Pekerjaan Revitalisasi Jaringan Fiber Optik Unsrat (Revisi) ,