i
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN
BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INGGRIS DI MADRASAH TSANAWIYAH
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan
Dalam Bidang Pengembangan Kurikulum
Promovendus
M U H S O N
NIM 0800843
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH PASCASARJANA
ii
DISERTASI INI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PENGUJI:
Promotor Merangkap Ketua,
Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M. Pd.
Ko-Promotor,
Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc.
Anggota,
Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.
Anggota,
Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A.
Anggota,
Prof. Dr. Dudih Zuhud, M.A.
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
iii
MOTTO
“Allah will
rise up, to (suitable) ranks (and degrees), those of you who
believe and who
have been granted knowledge.”
{Al-Mujaadila: 11}
“
The more I learn the more I feel my lack of knowledge
”
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul ”Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah” beserta isinya adalah karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
v
ABSTRAK
Muhson, 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Disertasi, Program Studi Pengembangan Kurikulum, Sekolah Pascasarjana: Universitas Pendidikan Indonesia. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Ko-Promotor: Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc., Anggota: Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.
Penelitian ini berangkat dari pemikiran perlunya peningkatan pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas untuk menghasilkan siswa yang terampil berbahasa dan meningkatkan mutu pembelajaran serta pengembangan keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Hal tersebut didasarkan atas analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang masih berorientasi pada pembelajaran konvensional, sehingga muncul berbagai kritikan bahwa pelajaran Bahasa Inggris tidak menggambarkan keterampilan berbahasa. Berdasarkan pemikiran tersebut, permasalahan utama dari penelitian ini adalah bagaimanakah model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa di MTs. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa MTs. Studi ini menggunakan metode Research and Development dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi yang dilaksanakan di MTs Kabupaten Kediri. Dengan menganalisis hasil studi pendahuluan dan proses pengembangan, penelitian ini menghasilkan model pembelajaran permainan bahasa dengan langkah-langkah: a) Planning, meliputi penyusunan desain pembelajaran yang memuat rumusan tujuan, penetapan tema/materi dan prosedur serta evaluasi pembelajaran; b) Implementation yang berisi sintaks pembelajaran: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, (5) Reflecting dan c) Evaluation yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran permainan bahasa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di berbagai sekolah dengan berbagai kualifikasi. Siswa belajar melalui kegiatan praktik berbahasa dapat meningkatkan peran serta dalam pembelajaran dan peningkatan terhadap keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris secara sederhana. Dengan demikian disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model pembelajaran ini guna menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih efektif dan melengkapi fasilitas sebagai pendukung dalam pelaksanan model ini.
vi
ABSTRACT
Muhson, 2014. The Development Model of English Instruction Using Language
Games to Increase Students’ Communication Ability in Islamic Junior High Schools. (Research and Development in Islamic Junior High Schools in Kediri). Dissertation, Curriculum Development Study Program, School of Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Co-Promotors: Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M.Sc., and Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.
The background of this research was the thought that it is necessary to improve the quality of English learning and develop oral communication ability in English at Islamic Junior High School (MTs). The implementation for English learning is still using conventional approach, so that a lot of critics assume that English is not able to transform the language skills to the students yet. Based on the thought above, the major problem of this research is “How English instructional model can improve students speaking skill at MTs. The purpose of this research is to develop an English instructional model that can improve the students’ oral communication ability at MTs. The method of this research is research and development, the collecting data technique involves observation, interview, questionnaires, and documentation study. The research was carried out at Islamic Junior High Schools in Kediri Regency. Based on introduction and literature study, the research developed instructional model of language games on English subject. By analyzing preliminary research and development process, the research finds instructional model by the steps: a) Planning, including; formulating instructional design, deciding goals, procedures and evaluation, b) Implementation, consisting of instructional phases: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, and (5) Reflecting, c) Evaluation, including product and process assessment. The result of the research indicates that the instructional model is effective to enhance language practicing activity and improve the English oral communication. Furthermore, this model is prominent to improve speaking skill for describing or telling things, because this instructional model involves practicing guide. Therefore, it is suggested the school implement this instructional model to create an English learning effective, and complete the facilities to support this model.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah sebagai rasa syukur ke hadirat Ilahi Robbi Tuhan semesta alam, penguasa jagat raya Allah swt. atas berkat rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian disertasi sekolah pascasarjana (S3) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah“. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. yang mampu mengubah peradaban jahiliyah menuju peradaban yang mulia yang diridhoi Allah swt.
Penulisan disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Pengembangan Kurikulum (S3) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Penulisan disertasi ini terdiri atas lima bab yang menggambarkan dan mengungkapkan pembelajaran bahasa Inggris dengan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bahasa Inggris siswa MTs di Kabupaten Kediri.
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan pengisian angket yang dilakukan terhadap responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa, selanjutnya data dideskripsikan, dianalisis dan dibahas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan walaupun sudah berusaha maksimal untuk menghasilkan karya yang terbaik. Walaupun demikian, mudah-mudahan sajian data dan informasi yang berkenaan dengan permasalahan disertasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Mudah-mudahan karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam Pengembangan Kurikulum sebagai upaya turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perbaikan proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas pendidikan.
Kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah swt. memberikan balasan dan imbalan yang lebih atas segala kebaikan yang dilakukannya.
Bandung, Januari 2014 Penulis,
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur ke hadirat Allah swt. atas ridho dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan disertasi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah ke hadapan
junjungan, kekasih Allah swt., nabi akhir zaman Muhammad saw.
Dalam proses penyelesaian disertasi ini penulis banyak memperoleh bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:
(1) Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beserta para Pembantu
Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, beserta para Asisten Direktur yang telah
memberi arahan dan bimbingan, serta motivasi dalam menyelesaikan studi.
(2) Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi
Pengembangan Kurikulum, Pembimbing Akademik dan Promotor yang dengan
bijaksana memberikan bimbingan, dorongan dengan penuh kesabaran, keramahan
dan ketekunannya dalam menyediakan bimbingan yang komunikatif kepada penulis
untuk menyelesaikan studi.
(3) Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc., sebagai ko-promotor yang
dengan segala kesabaran, kearifan, kemudahan dalam meluangkan waktu
bimbingan dan keluasan pandangan, pengalaman serta pengetahuan menjadi sebuah
inspirasi bagi penulis.
(4) Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A. atas dorongan, petunjuk,
pandangan, kesabaran, kearifan dalam bimbingan dan kemudahan yang sangat
bermakna bagi penulis dalam upaya penyelesaian studi ini.
(5) Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah
Pascasarjana UPI; Prof. Dr. Muhamad Ali, MA, Prof. Dr. Wina Sanjaya, Prof. Dr.
ix
perhatian selama ini, semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu, serta senantiasa diberikan kemurahan rizki, umur yang
panjang dan barokah, amien.
(6) Kepada Pejabat Kementerian Agama Kabupaten Kediri dan Kepala
Madrasah Tsanawiyah serta seluruh staf administrasinya yang telah memberikan
banyak bantuan berupa kemudahan pelayanaan dan bimbingan yang baik bagi
penulis selama melaksanakan penelitian di madrasah tersebut.
(7) Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi baik
lahir maupun batin, serta doa yang selalu tulus dalam mengantarkan penulis
menyelesaikan pendidikan program Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia ini. Penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.
(8) Kepada para sahabat penulis di Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, khususnya pada Program Studi Pengembangan Kurikulum
yang telah menjalin kerjasama yang baik, dalam menempuh studi dengan penuh
suka dan duka. Terima kasih spesial terutama kepada rekan Dr. Muhammad Thohri,
M.Pd. yang menyempatkan diri menjadi proof reader bagi disertasi ini. Juga kepada
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatunya, atas segala bantuan
dalam penyelesaian disertasi ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih.
Bandung, Januari 2014
x
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Regulasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs/SMP ... 18
B. Kompetensi Berbahasa ... 23
C. Hakikat Permainan Bahasa (Language Games) ... 44
D. Kajian Riset Terdahulu... 50
E. Instrumen Pengumpulan Data... 72
F. Teknik Analisis Data... 73
F. Definisi Operasional ... 78
G. Hipotesis Penelitian ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Pembelajaran Bahasa Inggris ... 80
1. Kondisi Guru, Siswa, dan Sarana Prasarana ... 82
xi
3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs ... 86
4. Evaluasi Pembelajaran ... 90
B. Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 91
1. Pembelajaran Bahasa Berbicara-Menyimak (Komunikatif) ... 92
2. Teori Belajar Yang Melandasi Pengembangan Model ……… 93
3. Karakteristik Interaksi Kelas dengan Model Pembelajaran Komunikatif 95 4. Desain Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 98
5. Pelaksanaan Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 106
6. Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 107
C. Efektivitas Model Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 129
1. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Rendah ... 129
2. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Sedang ... 133
3. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Tinggi ... 136
D. Pembahasan dan Diskusi ... 142
1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah ... 143
2. Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris... 150
3. Tingkat Efektivitas Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris .... 161
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 175
B. Implikasi ... 176
C. Rekomendasi ... 176
DAFTAR PUSTAKA ... 180
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Assesmen Perfomansi Berbicara ala Blaz ... 41
Tabel 3.1. Desain Pretes-Postes Kontrol Grup... 63
Tabel 3.2. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Uji Coba dan Validasi Model 65 Tabel 3.3. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Ujicoba Model ... 66
Tabel 3.4. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Validasi Model ... 68
Tabel 3.5. Kisi-kisi Penilaian Listening-Speaking ... 74
Tabel 4.1. Madrasah Sasaran Penelitian ... 81
Tabel 4.2. Identitas Responden Guru ... 82
Tabel 4.3. Desain Rencana Pembelajaran ... 103
Tabel 4.4. Desain Implementasi Pembelajaran ... 104
Tabel 4.5. Desain Evaluasi Pembelajaran ... 106
Tabel 4.6. Hasil Penilaian Menyimak dan Berbicara pada Pre-Postest MTs Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Rendah) ... 114
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest MTs Sunan Ampel Siman Kepung Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Sedang) ... 119
Tabel 4.8. Hasil Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest MTs N Model Kelas VII-F Pare Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Tinggi) ... 126
Tabel 4.9. Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 129
Tabel 4.10 NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Rendah ... 131
Tabel 4.11. Wilcoxon Signed Ranks Test_Rendah ... 132
Tabel 4.12. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Rendah ... 132
Tabel 4.13 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 133
Tabel 4.14. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Sedang ... 135
Tabel 4.15. Wilcoxon Signed Ranks Test_Sedang ... 135
Tabel 4.16. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Sedang ... 136
Tabel 4.17. Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 137
Tabel 4.18. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Tinggi... 138
Tabel 4.19. Wilcoxon Signed Ranks Test_Tinggi ... 139
Tabel 4.20. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Tinggi ... 140
Tabel.4.21. Descriptive Statistics_ Friedman Test... 141
Tabel 4.22. Friedman Test_Rank ... 141
Tabel.4.23. Friedman Test_Test Statistics ... 142
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Tahapan Pengembangan ... 49
Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian... 57
Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan ... 64
Gambar 4.1. Bagan Keputusan Pengembangan ... 81
Gambar 4.2. Draf Awal Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 101
Gambar 4.3. Sintak Model (Draf Awal) ... 102
Gambar 4.4. Model Hipotetik Pembelajaran Permainan Bahasa ... 128
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 130 Grafik 4.2 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 134 Grafik 4.3 Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 138 Grafik 4.4. Perbandingan Rerata Postes Kelompok Rendah, Sedang
i
ABSTRAK
Muhson, 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Disertasi, Program Studi Pengembangan Kurikulum, Sekolah Pascasarjana: Universitas Pendidikan Indonesia. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Ko-Promotor: Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc., Anggota: Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.
Penelitian ini berangkat dari pemikiran perlunya peningkatan pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas untuk menghasilkan siswa yang terampil berbahasa dan meningkatkan mutu pembelajaran serta pengembangan keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Hal tersebut didasarkan atas analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang masih berorientasi pada pembelajaran konvensional, sehingga muncul berbagai kritikan bahwa pelajaran Bahasa Inggris tidak menggambarkan keterampilan berbahasa. Berdasarkan pemikiran tersebut, permasalahan utama dari penelitian ini adalah bagaimanakah model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa di MTs. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa MTs. Studi ini menggunakan metode Research and Development dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi yang dilaksanakan di MTs Kabupaten Kediri. Dengan menganalisis hasil studi pendahuluan dan proses pengembangan, penelitian ini menghasilkan model pembelajaran permainan bahasa dengan langkah-langkah: a) Planning, meliputi penyusunan desain pembelajaran yang memuat rumusan tujuan, penetapan tema/materi dan prosedur serta evaluasi pembelajaran; b) Implementation yang berisi sintaks pembelajaran: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, (5) Reflecting dan c) Evaluation yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran permainan bahasa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di berbagai sekolah dengan berbagai kualifikasi. Siswa belajar melalui kegiatan praktik berbahasa dapat meningkatkan peran serta dalam pembelajaran dan peningkatan terhadap keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris secara sederhana. Dengan demikian disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model pembelajaran ini guna menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih efektif dan melengkapi fasilitas sebagai pendukung dalam pelaksanan model ini.
ii Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Muhson, 2014. The Development Model of English Instruction Using Language
Games to Increase Students’ Communication Ability in Islamic Junior High Schools. (Research and Development in Islamic Junior High Schools in Kediri). Dissertation, Curriculum Development Study Program, School of Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Co-Promotors: Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M.Sc., and Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah sebagai rasa syukur ke hadirat Ilahi Robbi Tuhan semesta alam, penguasa jagat raya Allah swt. atas berkat rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian disertasi sekolah pascasarjana (S3) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah“. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. yang mampu mengubah peradaban jahiliyah menuju peradaban yang mulia yang diridhoi Allah swt.
Penulisan disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Pengembangan Kurikulum (S3) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Penulisan disertasi ini terdiri atas lima bab yang menggambarkan dan mengungkapkan pembelajaran bahasa Inggris dengan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bahasa Inggris siswa MTs di Kabupaten Kediri.
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan pengisian angket yang dilakukan terhadap responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa, selanjutnya data dideskripsikan, dianalisis dan dibahas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan walaupun sudah berusaha maksimal untuk menghasilkan karya yang terbaik. Walaupun demikian, mudah-mudahan sajian data dan informasi yang berkenaan dengan permasalahan disertasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Mudah-mudahan karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam Pengembangan Kurikulum sebagai upaya turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perbaikan proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas pendidikan.
Kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah swt. memberikan balasan dan imbalan yang lebih atas segala kebaikan yang dilakukannya.
Bandung, Januari 2014 Penulis,
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur ke hadirat Allah swt. atas ridho dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan disertasi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah ke hadapan
junjungan, kekasih Allah swt., nabi akhir zaman Muhammad saw.
Dalam proses penyelesaian disertasi ini penulis banyak memperoleh bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:
(1) Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beserta para Pembantu
Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, beserta para Asisten Direktur yang telah
memberi arahan dan bimbingan, serta motivasi dalam menyelesaikan studi.
(2) Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi
Pengembangan Kurikulum, Pembimbing Akademik dan Promotor yang dengan
bijaksana memberikan bimbingan, dorongan dengan penuh kesabaran, keramahan
dan ketekunannya dalam menyediakan bimbingan yang komunikatif kepada penulis
untuk menyelesaikan studi.
(3) Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc., sebagai ko-promotor yang
dengan segala kesabaran, kearifan, kemudahan dalam meluangkan waktu
bimbingan dan keluasan pandangan, pengalaman serta pengetahuan menjadi sebuah
inspirasi bagi penulis.
(4) Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A. atas dorongan, petunjuk,
pandangan, kesabaran, kearifan dalam bimbingan dan kemudahan yang sangat
bermakna bagi penulis dalam upaya penyelesaian studi ini.
(5) Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah
Pascasarjana UPI; Prof. Dr. Muhamad Ali, MA, Prof. Dr. Wina Sanjaya, Prof. Dr.
Said Hamid Hasan, MA, Dr. Rusman, M. Pd., Prof. Dr. As’Ari Djohar, M. Pd.,
vi
perhatian selama ini, semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu, serta senantiasa diberikan kemurahan rizki, umur yang
panjang dan barokah, amien.
(6) Kepada Pejabat Kementerian Agama Kabupaten Kediri dan Kepala
Madrasah Tsanawiyah serta seluruh staf administrasinya yang telah memberikan
banyak bantuan berupa kemudahan pelayanaan dan bimbingan yang baik bagi
penulis selama melaksanakan penelitian di madrasah tersebut.
(7) Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi baik
lahir maupun batin, serta doa yang selalu tulus dalam mengantarkan penulis
menyelesaikan pendidikan program Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia ini. Penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.
(8) Kepada para sahabat penulis di Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, khususnya pada Program Studi Pengembangan Kurikulum
yang telah menjalin kerjasama yang baik, dalam menempuh studi dengan penuh
suka dan duka. Terima kasih spesial terutama kepada rekan Dr. Muhammad Thohri,
M.Pd. yang menyempatkan diri menjadi proof reader bagi disertasi ini. Juga kepada
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatunya, atas segala bantuan
dalam penyelesaian disertasi ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih.
Bandung, Januari 2014
vii
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Regulasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs/SMP ... 18
B. Kompetensi Berbahasa ... 23
C. Hakikat Permainan Bahasa (Language Games) ... 44
D. Kajian Riset Terdahulu... 50
E. Instrumen Pengumpulan Data... 72
F. Teknik Analisis Data... 73
F. Definisi Operasional ... 78
G. Hipotesis Penelitian ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Pembelajaran Bahasa Inggris ... 80
1. Kondisi Guru, Siswa, dan Sarana Prasarana ... 82
viii
3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs ... 86 4. Evaluasi Pembelajaran ... 90
B. Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 91 1. Pembelajaran Bahasa Berbicara-Menyimak (Komunikatif) ... 92 2. Teori Belajar Yang Melandasi Pengembangan Model ……… 93 3. Karakteristik Interaksi Kelas dengan Model Pembelajaran Komunikatif 95
4. Desain Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 98 5. Pelaksanaan Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 106 6. Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 107
C. Efektivitas Model Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 129 1. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Rendah ... 129 2. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Sedang ... 133 3. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Tinggi ... 136
D. Pembahasan dan Diskusi ... 142 1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah ... 143 2. Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris... 150 3. Tingkat Efektivitas Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris .... 161
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 175 B. Implikasi ... 176 C. Rekomendasi ... 176
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Assesmen Perfomansi Berbicara ala Blaz ... 41 Tabel 3.1. Desain Pretes-Postes Kontrol Grup... 63 Tabel 3.2. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Uji Coba dan Validasi Model 65 Tabel 3.3. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Ujicoba Model ... 66 Tabel 3.4. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Validasi Model ... 68 Tabel 3.5. Kisi-kisi Penilaian Listening-Speaking ... 74 Tabel 4.1. Madrasah Sasaran Penelitian ... 81 Tabel 4.2. Identitas Responden Guru ... 82 Tabel 4.3. Desain Rencana Pembelajaran ... 103 Tabel 4.4. Desain Implementasi Pembelajaran ... 104 Tabel 4.5. Desain Evaluasi Pembelajaran ... 106 Tabel 4.6. Hasil Penilaian Menyimak dan Berbicara pada Pre-Postest
MTs Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kab.
Kediri Madrasah Uji Model (Rendah) ... 114 Tabel 4.7. Hasil Penilaian Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest
MTs Sunan Ampel Siman Kepung Kab. Kediri
Madrasah Uji Model (Sedang) ... 119 Tabel 4.8. Hasil Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest
MTs N Model Kelas VII-F Pare Kab. Kediri
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 130 Grafik 4.2 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 134 Grafik 4.3 Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 138 Grafik 4.4. Perbandingan Rerata Postes Kelompok Rendah, Sedang
1 Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan medium yang paling penting dalam kehidupan manusia
untuk berkomunikasi. Sebagai sarana komunikasi bahasa itu bersifat unik
sekaligus bersifat universal. Dalam kenyataannya hanya manusia yang mampu
menggunakan komunikasi verbal, dan manusia pula yang mampu
mempelajarinya. Bruner (1990) meneliti bagaimana orang dewasa menggunakan
bahasa untuk menjembatani dunia sekitar dengan anak-anak, sehingga
menurutnya bahasa adalah alat yang sangat esensial bagi pertumbuhan kognitif
anak. Bahkan sebagian besar aktivitas manusia dalam kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dimyati (1992) menyatakan bahwa
bahasa berfungsi sangat besar dalam kehidupan manusia, temasuk di dalamnya
fungsi bahasa sebagai fungsi simbolik, emotif, dan afektif. Tak terkecuali dalam
dunia pendidikan, bahasa merupakan alat transformasi dan sarana pengembangan
ilmu pengetahuan.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
pasal 33 ayat 3 dijelaskan bahwa bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa
pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa
asing siswa. Dalam pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, bahasa
Inggris telah dipilih sebagai bahasa asing yang paling dominan digunakan mulai
dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahkan bahasa Inggris
merupakan bahasa asing pertama di Indonesia yang memiliki peran esensial
2
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumber daya manusia. Lagi pula bahasa Inggris juga diperlukan ketika seseorang
menginginkan pekerjaan prospektif atau posisi strategis. Itulah sebabnya,
Departemen Pendidikan Nasional menegaskan bahwa Bahasa Inggris adalah mata
pelajaran wajib di sekolah mulai tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah
pertama sampai pendidikan menengah atas. Idealnya, para siswa yang telah tamat
dari Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) diharapkan mampu menguasai
keterampilan berbahasa Inggris dengan baik.
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang merupakan alat komunikasi
antar bangsa dan negara yang senantiasa digunakan dalam komunikasi kapanpun
tentang isu penting dunia. Bahkan Harmer (2002: 2) memprediksi bahwa bahasa
Inggris menjadi bahasa yang paling dominan di antara bahasa-bahasa dunia dan
sebagai alat komunikasi yang sangat vital bagi para usahawan, akademisi,
wisatawan, serta warga dunia yang ingin berkomunikasi dengan mudah.
Hasil-hasil teknologi dan informasi baik berupa barang cetakan (printed) maupun
audio-visual saat ini sebagian telah banyak yang disajikan dalam bahasa Inggris. Untuk
menghadapi pesatnya perkembangan teknologi dan informasi serta globalisai,
generasi muda perlu dibekali dengan keterampilan berbahasa Inggris secara aktif.
Hal ini berkaitan dengan tuntutan perkembangan zaman, di mana saat ini banyak
bidang kehidupan yang menuntut keterampilan manusia dalam berinteraksi
dengan berbahasa Inggris. Tidaklah berlebihan jika disimpulkan bahwa bahasa
Inggris merupakan satu-satunya bahasa internasional pada era globalisasi ini
karena sangat membantu umat manusia antar bangsa di seluruh dunia bisa
berkomunikasi lebih mudah.
Hakikatnya, bahasa adalah alat komunikasi terpenting dalam kehidupan
manusia yang merupakan alat untuk menyampaikan informasi, pikiran dan
perasaan. Suatu alat akan memiliki manfaat manakala digunakan, dan akan tidak
ada artinya apabila tidak digunakan. Komunikasi dibagi menjadi dua bagian
penting yakni; lisan (oral) dan tulisan (written). Alat komunikasi yang paling awal
dalam berhubungan adalah lisan, sehingga secara faktual, bayi yang lahir (penutur
3
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempraktikkan (mim-mem theory), (periksa Jaini: 2008). Selanjutnya berbicara
adalah bahasa lisan merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi
dan paling penting serta paling banyak dipergunakan (Soemantri. 2007: 230).
Kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing merupakan salah satu
kompetensi atau keterampilan hidup (life skill) yang harus dikuasai dalam
menghadapi era globalisasi ini. Undang-undang SISDIKNAS menegaskan
perlunya program pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan
status kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu indikatornya adalah kemampuan
bangsa dalam berinteraksi dengan bangsa lain. Tentunya dalam hal ini menuntut
kemahiran berkomunikasi dalam bahasa asing utamanya bahasa Inggris.
Menyadari betapa pentingnya fungsi bahasa Inggris dalam kehidupan
manusia, maka berbagai usaha yang mendukung proses pembelajaran telah
dilakukan, di antaranya; penyempurnaan kurikulum, dilengkapinya sarana
prasarana pendidikan dan peningkatan mutu guru. Namun demikian perbaikan
tersebut masih mempersepsikan bahwa siswa masih dilihat sebagai unsur yang
harus dilayani belum memandang bahwa mereka sebagai elemen utama
pendidikan yang memiliki potensi.
Sehubungan dengan potensi siswa inilah, upaya guru dalam posisi ini agar
mengaktifkan potensi itu sehingga siswa mampu berperan aktif dalam proses
pembelajaran (Ramainas, 2006: 77). Lebih dari itu bahwa anak-anak (siswa)
dengan potensi yang mereka miliki merupakan pengamat yang baik dan belajar
dari apa yang mereka lihat dan amati. Lepper (2009) menyatakan bahwa;”
children learn from actively investigating the world around them. When children
play with friends, they learn from each other”.
Proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana proses penyusunannya mengikuti
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tahun 2006 tentang
Standar Isi dan Standar Kelulusan. Mengingat KTSP merupakan kurikulum yang
disusun sendiri oleh madrasah, maka karakteristik dan kebutuhan siswa
4
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sendiri yang bisa mengakomodasi kebutuhan siswanya. Kurikulum yang telah
tersusun tersebut akan menjadi kurikulum operasional. Keuntungan kurikulum
baru ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk menyusun silabus dan
rencana program pembelajaran serta mengembangkan model pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa di kelasnya.
Proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan Genres (Genre
Based Approach) seharusnya tetap mengutamakan kemampuan berkomunikasi
siswa dan tingkat literasi yang harus dicapai yakni literasi tingkat fungsional
(Hamid dalam Emilia, 2012: iv). Artinya kemampuan berkomunikasi secara lisan
dan tulisan dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Namun
kenyataannya hingga dewasa ini para guru masih banyak yang menekankan pada
jenis teksnya (genre) saja.
Komunikasi yang semestinya dipelajari oleh pemula adalah komunikasi
lisan yang perlu diterapkan kepada penutur awal yang mempelajari bahasa,
termasuk di dalamnya siswa Madrasah Tsanawiyah yang dikategorikan penutur
awal. Tetapi faktanya, mayoritas guru Madrasah Tsanawiyah mengajarkan bahasa
lebih didominasi oleh pembelajaran berbasis buku teks.
Banyak alasan mengapa mereka lebih memilih tahapan-tahapan
pembelajaran berdasarkan buku teks daripada melihat silabus. Mereka percaya bahwa buku teks adalah “buku suci” yang akan mengantarkan tujuan pembelajaran. Kreativitas guru untuk mengembangkan model pembelajaran masih
sangat kurang karena kebanyakan mereka hanya memberikan materi ajar yang
dicontohkan oleh Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
dibuat oleh Pemerintah Pusat, sehingga membuat siswa tidak senang dan merasa
belajar bahasa Inggris itu susah. Ini diakibatkan anggapan bahwa bahasa Inggris
sebagai ilmu (yang tertulis dalam buku teks) bukan sebagai alat komunikasi
sebagaimana fungsi yang sebenarnya.
Survei terhadap pembelajaran bahasa Inggris SLTP dan SLTA dengan
responden siswa, guru dan orang tua siswa di 26 propinsi yang dilakukan oleh
5
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukkan sebagian besar orang tua dan siswa menghendaki agar siswa dapat
berbicara dan membaca bahasa Inggris, dan mereka belajar bahasa Inggris agar
mudah mendapatkan pekerjaan kelak (Huda, 1990: 7-8). Selanjutnya Dirjen
Dikdasmen melaporkan bahwa nilai mata pelajaran Bahasa Inggris dalam Ujian
Nasional rendah. Gambaran kongkretnya hasil survei nasional pembelajaran
bahasa Inggris tahun 2009, di SLTP nilai tes siswa rendah dan sangat heterogen;
nilai rata-ratanya adalah 44,71 dengan rentangan 0 – 95.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa betapa esensialnya keterampilan
berbicara dan menyimak telah dilakukan oleh Donald E. Bird (dalam Tarigan,
Djago dan Tarigan, 1996: 48) yang melakukan penelitian terhadap aktivitas
keterampilan berbahasa dengan hasil persentase sebagai berikut: menyimak 42%,
berbicara 25%, membaca 15%, dan menulis 18%. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa persentase keterampilan menyimak dan berbicara memiliki
tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan dua keterampilan lainnya. Hal ini
membuktikan betapa pentingnya berbicara dan menyimak bagi setiap individu
karena setiap aktivitas individu dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan
berbicara dan menyimak.
Penelitian serupa yang dilakukan oleh Agustina, et al (2006: 45)
menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berbicara bahasa Inggris melalui
pendekatan proses dalam membaca cerita dapat memotivasi siswa untuk
menyenangi aktivitas pembelajaran, berinteraksi secara optimal melalui sarana isi
cerita dan dengan bermain peran serta drama terkait dengan cerita siswa juga
memperoleh kenikmatan dalam mengembangakan ketrampilan berbicaranya.
Selanjutnya, kesimpulan penelitian Sa’adah (2008; vi) menyebutkan bahwa
permainan bahasa untuk mengajar berbicara bahasa Inggris bagi siswa SMP/MTs
bisa meningkatkan partisipasi siswa dan kemampuan berbicara mereka. Dengan
demikian belajar bahasa melalui permaian merupakan salah satu cara yang efektif
dan menarik serta dapat diaplikasikan pada kelas manapun. Permainan dapat
digunakan tidak ahanya untuk kesenangan saja tetapi yang lebih penting lagi
6
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu mengantarkan pada pencapain tujuan peningkatan kemampuan
komunikasi siswa.
Survei terhadap nilai prestasi bahasa Inggris melalui buku nilai catatan guru
kelas III SMP di Jawa Timur pada tahun pelajaran 2002/2003 dan 2003/2004
selama dua tahun yang dilakukan oleh Nurhadi dkk. (2004: 114) menunjukkan
bahwa khusus keterampilan berbicara (speaking) nilai rata-ratanya 65 untuk tahun
pertama dan 62 pada tahun kedua. Hasil analisis guru menyebutkan bahwa dari
setiap evaluasi bulanan, nilai rata-rata keseluruhan yakni nilai evaluasi rata-rata
bulanan setiap caturwulan 3 diperoleh 62,5. Hingga saat ini secara pasti belum
diketahui penyebab masalah tersebut. Namun demikian, hasil pengamatan guru
yang terekam dalam buku nilai mereka itu menunjukkan beberapa indikasi yang
dapat dijadikan sebagai dasar asumsi penyebab masalah.
Selanjutnya Nurhadi dkk. (2004: 115) mengungkapkan penyebab terjadinya
masalah tersebut di antaranya; (1) Siswa merasa enggan mempraktikkan bahasa
Inggris baik di ruang kelas, lingkungan sekolah, apalagi di luar lingkungan
sekolah karena mereka belum memahami benar keberadaan bahasa Inggris
sebagai bahasa ilmu pengetahuan, terutama kesadaran terhadap penguasaan
keterampilan berbicara (speaking) sebagai alat komunikasi lisan internasional. (2)
Guru terlalu mendominasi kelas, dalam arti persentase berbicara guru lebih besar
daripada siswa dalam kegiatan dialog. (3) Penekanan proses pembelajaran lebih
terfokus pada aspek gramatika sehingga siswa enggan mengungkapkan
perasaannya karena takut disalahkan dan dilecehkan. (4) Proses pembelajaran
lebih berorientasi pada hafalan teks-teks printed conversation yang tidak
berhubungan dengan konteks lingkungan siswa. (5) Hubungan guru dengan siswa
relatif bersifat formal dan kaku. (6) Pendekatan proses pembelajaran masih
bersifat tradisional, yakni (a) fokus lebih mengarah pada isi buku teks yang telah
ditentukan (terikat, tidak dinamis), (b) setting pembelajaran bersifat kaku, tidak
komunikatif, (c) peran guru lebih besar dan bersifat teacher-centered, sehingga
membuat siswa relatif pasif, (d) tujuan pembelajaran lebih ditentukan oleh guru,
7
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Contoh lain hasil penelitian model pembelajaran yaitu model integratif
(Majid, 2001). Dengan model ini siswa Sekolah Dasar diharapkan untuk dapat
meningkatkan komunikasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor evaluasi
siswa meningkat secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran
integratif lebih baik daripada konvensional. Kasus ini sama dengan penelitian
Sundayana (2009). Permasalahan yang timbul yang akan dijawab dalam penelitian
ini adalah bagaimana pengembangan kurikulum yang mengarah pada kemampuan
komunikasi lisan serta pengembangan model pembelajarannya secara satu paket.
Hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa menyimak dan berbicara
begitu penting dalam kehidupan manusia. Menyimak diperlukan dalam berbagai
kegiatan manusia antara lain dalam belajar, berdiskusi, bercakap-cakap, menonton
televisi, dan bahkan sampai mendengarkan radio lebih sering digunakan
dibandingkan dengan aktivitas keterampilan membaca dan menulis. Berbicara dan
menyimak merupakan sarana yang utama untuk belajar. Oleh karena itu,
pembelajaran berbicara dan menyimak seharusnya memperoleh perhatian yang
lebih banyak pada tingkat Madrasah Tsanawiyah khususnya kelas VII sehingga
pada gilirannya nanti akan meningkatkan motivasi berbahasa Inggris pesert didik.
Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang paling lama dipelajari di
samping Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Bahasa
Inggris disisipkan dalam kurikulum inti pendidikan dasar menengah selama enam
tahun (SMP-SMA). Di samping itu dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan
No. 060/U/1993 dan No. 1702/104/M/1994 tentang pembelajaran bahasa Inggris
di Sekolah Dasar, menganjurkan untuk memasukkan pembelajaran bahasa Inggris
dalam kurikulum lokal pada Sekolah Dasar kelas 4 sampai 6. Menilik kebijakan
tersebut, maka menjadi tidak rasional mengapa hasil pembelajaran bahasa Inggris
di Indonesia masih lemah. Untuk berkomunikasi lisan saja, mayoritas siswa SLTA
tidak mampu mempraktikannya.
Hingga saat ini banyak orang hanya melihat hasil pembelajaran dan
penguasaan bahasa Inggris lulusan madrasah masih sangat kurang, tetapi mereka
8
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajarannya, kesulitan apa yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris, dan
seterusnya. Terkait dengan masalah ini, Latief (2002: 266) berpendapat,” the
teaching of English in Indonesia has been considered ineffective. A radical
revolutionary change in the educational paradigm has to be done from the
behavioristic to constructivistic paradigm”. Pendidikan bahasa yang telah
mengalami pergeseran paradigma sayangnya tidak diikuti oleh perubahan
paradigma guru dalam pembelajaran. Menurut Latief, beberapa faktor yang harus
diubah yaitu kurikulum, metode, materi ajar, fasilitas pembelajaran, dan sistem
penilaian. Menurut hemat penulis, yang terpenting dari pergesean paadigmatik
tersebut adalah perubahan paradigma mengajar guru dari behavioristik ke
konstruktivistik.
Terkait dengan keberhasilan pembelajaran, Huda (1999: 9) berpandangan; “Sejumlah faktor berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris, antara lain kemampuan guru, banyaknya siswa dalam satu kelas, jumlah jam
pelajaran, sarana belajar, lingkungan linguistik, dan manajemen nasional
pembelajaran bahasa Inggris. Di antara faktor-faktor itu, faktor lingkungan
linguistik acapkali kurang diperhitungkan dalam melakukan evaluasi umum
keberhasilan pembelajaran”.
Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah merupakan muatan kurikulum
wajib. Siswa Madrasah Tsanawiyah adalah siswa yang pertama kali secara formal
mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris. Walaupun mereka mendapatkan
pembelajaran bahasa Inggris di jenjang pendidikan yang lebih rendah semisal
Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, tetapi Bahasa Inggris sebagai mata
pelajaran muatan lokal dan tentu tidak wajib. Hasilnya belum mampu
mengantarkan pembelajaran bahasa Inggris menjadi alat komunikasi lisan siswa
dalam taraf tertentu. Mayoritas pembelajaran di SD/MI lebih fokus kepada
pembendaharaan kata, tetapi masalah yang banyak timbul adalah banyaknya guru
yang bukan berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris mengajarkan bahasa
Inggris, sehingga pembelajarannya banyak dipandang salah, sehingga masuk
9
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena itu, Madrasah Tsanawiyah dipandang merupakan langkah kedua tetapi
tahapan awal untuk memperbaiki input siswa dalam bahasa Inggris.
Pembelajaran menyimak (listening) merupakan bagian dari pembelajaran
bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Pembelajaran menyimak dapat
dipadukan dengan berbicara (speaking) dalam pembelajaran, karena menyimak
merupakan dasar pengetahuan berbahasa yang bersifat fungsional dan lebih
bermakna bagi manusia untuk mengungkapkan lambang-lambang kata yang
merupakan suatu proses mengucapkan dan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya.
Adapun tujuan utama menyimak adalah untuk berkomunikasi, yaitu
menyingkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersurat dalam
bahan simakan. Untuk itulah, demi mewujudkan peristiwa komunikasi yang
mendekati ideal, dalam kurikulum pembelajaran, khususnya pembelajaran
Bahasa, memuat keterampilan berbicara dan menyimak di samping keterampilan
lain, yaitu keterampilan membaca dan menulis. Dalam komunikasi antara guru
dan siswa atau antarsiswa dalam proses pembelajaran, keterampilan berbicara dan
menyimak merupakan unsur yang penting. Melalui berbicara, guru atau murid
menyampaikan informasi melalui suara dan bunyi bahasa, sedangkan dalam
menyimak, siswa akan mendapat informasi melalui ucapan atau suara yang
diterimanya dari guru atau rekannya.
Selama ini pembelajaran keterampilan berbicara dan menyimak belum
mendapatkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan. Para siswa belum
sepenuhnya mempunyai kemampuan komunikatif. Mereka masih takut, malu, dan
ragu ketika harus berbicara di depan kelas apalagi di depan umum guna
menyampaikan gagasan-gagasannya.
Di madrasah, pembelajaran berbicara dan menyimak masih sering
terabaikan atau belum mendapat perhatian yang wajar dari guru. Perhatian guru
masih terfokus pada penumbuhan kemampuan membaca dan menulis para siswa.
10
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan Nababan (1993: 54) bahwa sampai saat ini guru masih beranggapan bahwa
berbicara dan menyimak merupakan kemampuan berbahasa yang mudah dan
alami dalam pemerolehannya, serta masih kurang materi berupa buku teks dan
sarana lainnya, seperti rekaman yang diperdengarkan untuk menunjang tugas guru
dalam melaksanakan pembelajaran menyimak.
Pembelajaran berbicara dan menyimak merupakan keterampilan penting,
karena; (1) dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, kemampuan berbicara
dan menyimak dapat menjadi dasar bagi kemampuan berbahasa lainnya,
ketidakmampuan menyimak dapat mengakibatkan kemunduran dalam
keterampilan berbicara, kemunduran dalam keterampilan berbicara berarti
kemunduran dalam berbahasa lisan dan anak yang mengalami kemunduran dalam
berbahasa lisan dapat berakibat sulit dalam memperoleh kemampuan berbahasa
tulis, (2) dari segi fungsi penggunaan bahasa dalam kehidupan praktis,
keterampilan berbicara dan menyimak sangatlah fungsional (Tarigan, 1986: 24).
Pentingnya pembelajaran dua keterampilan tersebut belum didukung oleh
mekanisme penilaian yang tepat. Paradigma para guru terhadap penilaian masih
perlu diluruskan. Sebagian besar dari mereka masih berorientasi pada penilaian
hasil dan masih sangat kurang menekankan penilaian proses. Pelaksanaan evaluasi
hasil belajarnya menggunakan penilaian dan pengukuran “paper and pen”. Guru
jarang menggunakan performance sebagai wujud dari penilaian proses.
Salah satu kesulitan guru dalam mengembangkan evaluasi itu adalah kurang
berkembangnya model evaluasi yang dikhususkan untuk menguji melalui
performance tadi, sehingga guru mengambil test paper and pen sebagai model uji
tunggal. Dengan dikembangkannya model evaluasi yang beragam diharapkan
guru bahasa Inggris di Indonesia dapat bervariasi dalam mengevaluasi hasil
belajar siswa. Hal ini dilakukan untuk mengejar target evaluasi sebagai
konsekuensi performance sebagai evaluasi terbaik dalam bahasa lisan.
Hasil riset tentang kemampuan komunikatif siswa sekolah menengah secara
nasional tidak dapat ditunjukkan secara cermat. Hal ini akibat evaluasi akhir
11
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan komunikasi lisan siswa (listening-speaking). Hasil riset tentang
kemampuan komunikasi siswa sekolah menengah masih sangat terbatas.
Walaupun terbatas, hal itu dapat dijadikan acuan temuan bahwa keterampilan
komunikasi lisan harus digarap dengan serius. Suganda dan rekan (2012) misalnya
menemukan kemampuan berbicara siswa SMP di Cimahi masih rendah dari tahun
ke tahun. Indikatornya adalah ketika mengekspresikan bahasa Inggris secara lisan
siswa sering berhenti di tengah pembicaraan, durasi bicara rata-rata dibawah 5
menit, menggunakan kosa kata sangat terbatas, kurang keberanian untuk memulai
bicara dalam bahasa Inggris baik kepada guru maupun ke teman sekelas.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan teridentifikasi berbagai persoalan
yang menyebabkan mayoritas siswa MTs belum mampu berbahasa Inggris dengan
baik, khususnya kelas VII yang menjadi subjek penelitian. Peneliti
mengidentifkasi beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut dari aspek
input atau siswa adalah perasaan takut melakukan kesalahan, motivasi yang
rendah, kemampuan komunikasi yang rendah dan penguasaan kosa kata yang
kurang. Adapun pada aspek lingkungan ditemukan indikasi bahwa lingkungan
berbahasa kurang mendukung terbentuknya kompetensi komunikatif, sementara
dari aspek instrumental guru mengajar dengan metode atau teknik yang monoton.
Kegelisahan akademik tentang rendahnya kemampuan komunikasi siswa
sekolah menengah mendorong peneliti untuk mengembangkan model
pembelajaran yang lebih menekankan praktik komunikasi lisan sebagai target
utama dalam belajar-mengajar di kelas. Model pembelajaran yang dikembangkan
lebih menekankan kepentingan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah lanjutan
(SMP/MTs) yakni kemampuan komunikasi lisan serta menyesuaikan dengan taraf
12
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs) yakni keterampilan komunikasi lisan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan teridentifikasi berbagai persoalan
terkait dengan metode pembelajaran yakni teknik organisasi dan penyajian materi
di kelas masih mengandalkan apa yang tertera di buku teks dan mengajarkannya
dengan ceramah, drill dan tanya jawab. Artinya guru tidak mengembangkan atau
menyesuaikan materi sehingga penyajiannya pun tidak variatif menjadi fokus
penelitian ini. Model pembelajaran dengan teknik mengajar yang beragam sangat
menentukan keberhasilan siswa, guru perlu menyiapkan teknik yang menarik
dalam mengajar keterampilan berbahasa Inggris yang menyenangkan (joyful
learning) serta dapat dilaksanakan pada setiap proses pembelajaran di kelas.
Dengan suasana belajar yang menyenangkan para siswa diyakini akan dapat
belajar secara lebih optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Holt (1972: 73), yakni
" . . . that children are by nature smart, energetic, curious, eager to learn, and good at learning; that they do not need to be bribed and bullied to learn; that they learn best when they are happy, active, involved and interested in what that they are doing; that they learn least, or not at all, when they are bored, threatened, humuliated, frightened".
Penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya sebuah upaya untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa melalui perbaikan metode
sehingga diperoleh metode yang menyenangkan dan bermakna. Dibutuhkan
pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris yang penulis anggap sesuai
dengan kebutuhan siswa Madrasah Tsanawiyah. Diasumsikan bahwa dengan
lahirnya sebuah pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris yang
memiliki relevansi dengan kondisi riil kebutuhan siswa, akan meningkatkan
keterampilan komunikasi (menyimak dan berbicara) dalam Bahasa Inggris siswa
13
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah
Atas dasar permasalahan yang telah dikemukakan tersebut di atas, dapat
dirumuskan masalah utamanya, yakni; ”Bagaimanakah model pembelajaran
bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur?” Ada dua keterampilan (skill) yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, yaitu
keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan berbicara (speaking). Kedua
keterampilan ini tentunya didukung oleh penguasaan vocabulary, pronunciation,
dan structure. Kombinasi dari beberapa kemampuan tadi akan berakhir pada
kemampuan komunikasi lisan.
Bertitik tolak pada persoalan dan harapan yang ingin dicapai melalui model
pembelajaran ini, masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam
pertanyaan penelitian. Atas dasar rumusan masalah di atas dan supaya penelitian
ini lebih fokus, maka peneliti merumuskannya dengan pertanyaan-pertanyaan
penelitian, yaitu:
a. Bagaimanakah kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris
di Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?
b. Bagaimanakah model pembelajaran permainan bahasa (language games)
yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah
Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?
c. Bagaimanakah tingkat efektivitas model pembelajaran permainan bahasa
(language games) yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa
Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa
Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?
Sehubungan dengan keterbatasan penulis, penelitian ini difokuskan pada
aspek pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dan sasaran yang ingin dicapai
dari pembelajaran tersebut, yakni upaya meningkatkan keterampilan komunikasi
14
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru terhadap siswa yang difokuskan pada model pembelajaran yang tercakup di
dalamnya yaitu metode, pendekatan dan strategi pembelajaran.
Metode adalah “a way in achieving something” (Sanjaya: 2008). Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, antaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;
(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya. Jadi, metode pembelajaran merupakan cara untuk
mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku bagi
guru dalam menentukan metode mengajar dan bagi siswa dalam memilih strategi
belajar. Semakin baik metode guru dalam pembelajaran, akan semakin efektif
pula pencapaian tujuan belajar.
Selanjutnya adalah aspek pendekatan. Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dengan kata lain
bahwa pendekatan pembelajaran merupakan proses penyajian isi pembelajaran
kepada siswa dengan metode pilihan untuk mencapai kompetensi tertentu.
Sementara itu, Kemp dalam Sanjaya, (2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, disebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Strategi pembelajaran dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai
15
Muhson, 2014
Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian pengembangan ini dilakukan hanya pada lingkup untuk
siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Adapun produk yang diharapkan dapat
dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebuah panduan guru
berisikan petunjuk-petunjuk bagi guru tentang bagaimana mengajarkan Bahasa
Inggris dengan language games ini kepada para siswa. Permainan bahasa
(language games) ini dikembangkan berdasarkan Standar Isi permendiknas nomor
22 tahun 2006, yang sudah barang tentu tingkat kesukaran bahasanya disesuaikan
dengan pengetahuan awal siswa.
D. Tujuan Penelitian
Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran bahasa
Inggris pada Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi
Jawa Timur selama ini.
2. Untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran permainan bahasa
(language games) pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di
Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur.
3. Untuk memperoleh tingkat efektifitas model pembelajaran bahasa Inggris
berbasis permainan bahasa (language games) dalam meningkatkan
keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di
Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur.
E. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat
dibedakan menjadi dua segi yaitu; manfaat dari segi teoritis dan manfaat dari segi
praktis. Secara teoritis, penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi studi pembelajaran bahasa Inggris terutama pembelajaran
berbasis language games yang komunikatif khususnya di Sekolah Menengah