• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MADRASAH TSANAWIYAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MADRASAH TSANAWIYAH."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN

BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INGGRIS DI MADRASAH TSANAWIYAH

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Guna Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan

Dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

Promovendus

M U H S O N

NIM 0800843

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

ii

DISERTASI INI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PENGUJI:

Promotor Merangkap Ketua,

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M. Pd.

Ko-Promotor,

Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc.

Anggota,

Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

Anggota,

Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A.

Anggota,

Prof. Dr. Dudih Zuhud, M.A.

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum

(3)

iii

MOTTO

“Allah will

rise up, to (suitable) ranks (and degrees), those of you who

believe and who

have been granted knowledge.”

{Al-Mujaadila: 11}

The more I learn the more I feel my lack of knowledge

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul ”Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah” beserta isinya adalah karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

(5)

v

ABSTRAK

Muhson, 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Disertasi, Program Studi Pengembangan Kurikulum, Sekolah Pascasarjana: Universitas Pendidikan Indonesia. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Ko-Promotor: Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc., Anggota: Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

Penelitian ini berangkat dari pemikiran perlunya peningkatan pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas untuk menghasilkan siswa yang terampil berbahasa dan meningkatkan mutu pembelajaran serta pengembangan keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Hal tersebut didasarkan atas analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang masih berorientasi pada pembelajaran konvensional, sehingga muncul berbagai kritikan bahwa pelajaran Bahasa Inggris tidak menggambarkan keterampilan berbahasa. Berdasarkan pemikiran tersebut, permasalahan utama dari penelitian ini adalah bagaimanakah model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa di MTs. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa MTs. Studi ini menggunakan metode Research and Development dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi yang dilaksanakan di MTs Kabupaten Kediri. Dengan menganalisis hasil studi pendahuluan dan proses pengembangan, penelitian ini menghasilkan model pembelajaran permainan bahasa dengan langkah-langkah: a) Planning, meliputi penyusunan desain pembelajaran yang memuat rumusan tujuan, penetapan tema/materi dan prosedur serta evaluasi pembelajaran; b) Implementation yang berisi sintaks pembelajaran: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, (5) Reflecting dan c) Evaluation yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran permainan bahasa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di berbagai sekolah dengan berbagai kualifikasi. Siswa belajar melalui kegiatan praktik berbahasa dapat meningkatkan peran serta dalam pembelajaran dan peningkatan terhadap keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris secara sederhana. Dengan demikian disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model pembelajaran ini guna menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih efektif dan melengkapi fasilitas sebagai pendukung dalam pelaksanan model ini.

(6)

vi

ABSTRACT

Muhson, 2014. The Development Model of English Instruction Using Language

Games to Increase Students’ Communication Ability in Islamic Junior High Schools. (Research and Development in Islamic Junior High Schools in Kediri). Dissertation, Curriculum Development Study Program, School of Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Co-Promotors: Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M.Sc., and Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

The background of this research was the thought that it is necessary to improve the quality of English learning and develop oral communication ability in English at Islamic Junior High School (MTs). The implementation for English learning is still using conventional approach, so that a lot of critics assume that English is not able to transform the language skills to the students yet. Based on the thought above, the major problem of this research is “How English instructional model can improve students speaking skill at MTs. The purpose of this research is to develop an English instructional model that can improve the students’ oral communication ability at MTs. The method of this research is research and development, the collecting data technique involves observation, interview, questionnaires, and documentation study. The research was carried out at Islamic Junior High Schools in Kediri Regency. Based on introduction and literature study, the research developed instructional model of language games on English subject. By analyzing preliminary research and development process, the research finds instructional model by the steps: a) Planning, including; formulating instructional design, deciding goals, procedures and evaluation, b) Implementation, consisting of instructional phases: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, and (5) Reflecting, c) Evaluation, including product and process assessment. The result of the research indicates that the instructional model is effective to enhance language practicing activity and improve the English oral communication. Furthermore, this model is prominent to improve speaking skill for describing or telling things, because this instructional model involves practicing guide. Therefore, it is suggested the school implement this instructional model to create an English learning effective, and complete the facilities to support this model.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sebagai rasa syukur ke hadirat Ilahi Robbi Tuhan semesta alam, penguasa jagat raya Allah swt. atas berkat rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian disertasi sekolah pascasarjana (S3) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah“. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. yang mampu mengubah peradaban jahiliyah menuju peradaban yang mulia yang diridhoi Allah swt.

Penulisan disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Pengembangan Kurikulum (S3) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Penulisan disertasi ini terdiri atas lima bab yang menggambarkan dan mengungkapkan pembelajaran bahasa Inggris dengan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bahasa Inggris siswa MTs di Kabupaten Kediri.

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan pengisian angket yang dilakukan terhadap responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa, selanjutnya data dideskripsikan, dianalisis dan dibahas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan walaupun sudah berusaha maksimal untuk menghasilkan karya yang terbaik. Walaupun demikian, mudah-mudahan sajian data dan informasi yang berkenaan dengan permasalahan disertasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Mudah-mudahan karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam Pengembangan Kurikulum sebagai upaya turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perbaikan proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah swt. memberikan balasan dan imbalan yang lebih atas segala kebaikan yang dilakukannya.

Bandung, Januari 2014 Penulis,

(8)

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

puji syukur ke hadirat Allah swt. atas ridho dan rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan disertasi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah ke hadapan

junjungan, kekasih Allah swt., nabi akhir zaman Muhammad saw.

Dalam proses penyelesaian disertasi ini penulis banyak memperoleh bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

(1) Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beserta para Pembantu

Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, beserta para Asisten Direktur yang telah

memberi arahan dan bimbingan, serta motivasi dalam menyelesaikan studi.

(2) Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi

Pengembangan Kurikulum, Pembimbing Akademik dan Promotor yang dengan

bijaksana memberikan bimbingan, dorongan dengan penuh kesabaran, keramahan

dan ketekunannya dalam menyediakan bimbingan yang komunikatif kepada penulis

untuk menyelesaikan studi.

(3) Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc., sebagai ko-promotor yang

dengan segala kesabaran, kearifan, kemudahan dalam meluangkan waktu

bimbingan dan keluasan pandangan, pengalaman serta pengetahuan menjadi sebuah

inspirasi bagi penulis.

(4) Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A. atas dorongan, petunjuk,

pandangan, kesabaran, kearifan dalam bimbingan dan kemudahan yang sangat

bermakna bagi penulis dalam upaya penyelesaian studi ini.

(5) Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah

Pascasarjana UPI; Prof. Dr. Muhamad Ali, MA, Prof. Dr. Wina Sanjaya, Prof. Dr.

(9)

ix

perhatian selama ini, semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu, serta senantiasa diberikan kemurahan rizki, umur yang

panjang dan barokah, amien.

(6) Kepada Pejabat Kementerian Agama Kabupaten Kediri dan Kepala

Madrasah Tsanawiyah serta seluruh staf administrasinya yang telah memberikan

banyak bantuan berupa kemudahan pelayanaan dan bimbingan yang baik bagi

penulis selama melaksanakan penelitian di madrasah tersebut.

(7) Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi baik

lahir maupun batin, serta doa yang selalu tulus dalam mengantarkan penulis

menyelesaikan pendidikan program Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia ini. Penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.

(8) Kepada para sahabat penulis di Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia, khususnya pada Program Studi Pengembangan Kurikulum

yang telah menjalin kerjasama yang baik, dalam menempuh studi dengan penuh

suka dan duka. Terima kasih spesial terutama kepada rekan Dr. Muhammad Thohri,

M.Pd. yang menyempatkan diri menjadi proof reader bagi disertasi ini. Juga kepada

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatunya, atas segala bantuan

dalam penyelesaian disertasi ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Bandung, Januari 2014

(10)

x

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Regulasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs/SMP ... 18

B. Kompetensi Berbahasa ... 23

C. Hakikat Permainan Bahasa (Language Games) ... 44

D. Kajian Riset Terdahulu... 50

E. Instrumen Pengumpulan Data... 72

F. Teknik Analisis Data... 73

F. Definisi Operasional ... 78

G. Hipotesis Penelitian ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Pembelajaran Bahasa Inggris ... 80

1. Kondisi Guru, Siswa, dan Sarana Prasarana ... 82

(11)

xi

3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs ... 86

4. Evaluasi Pembelajaran ... 90

B. Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 91

1. Pembelajaran Bahasa Berbicara-Menyimak (Komunikatif) ... 92

2. Teori Belajar Yang Melandasi Pengembangan Model ……… 93

3. Karakteristik Interaksi Kelas dengan Model Pembelajaran Komunikatif 95 4. Desain Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 98

5. Pelaksanaan Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 106

6. Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 107

C. Efektivitas Model Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 129

1. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Rendah ... 129

2. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Sedang ... 133

3. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Tinggi ... 136

D. Pembahasan dan Diskusi ... 142

1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah ... 143

2. Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris... 150

3. Tingkat Efektivitas Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris .... 161

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 175

B. Implikasi ... 176

C. Rekomendasi ... 176

DAFTAR PUSTAKA ... 180

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Assesmen Perfomansi Berbicara ala Blaz ... 41

Tabel 3.1. Desain Pretes-Postes Kontrol Grup... 63

Tabel 3.2. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Uji Coba dan Validasi Model 65 Tabel 3.3. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Ujicoba Model ... 66

Tabel 3.4. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Validasi Model ... 68

Tabel 3.5. Kisi-kisi Penilaian Listening-Speaking ... 74

Tabel 4.1. Madrasah Sasaran Penelitian ... 81

Tabel 4.2. Identitas Responden Guru ... 82

Tabel 4.3. Desain Rencana Pembelajaran ... 103

Tabel 4.4. Desain Implementasi Pembelajaran ... 104

Tabel 4.5. Desain Evaluasi Pembelajaran ... 106

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Menyimak dan Berbicara pada Pre-Postest MTs Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Rendah) ... 114

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest MTs Sunan Ampel Siman Kepung Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Sedang) ... 119

Tabel 4.8. Hasil Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest MTs N Model Kelas VII-F Pare Kab. Kediri Madrasah Uji Model (Tinggi) ... 126

Tabel 4.9. Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 129

Tabel 4.10 NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Rendah ... 131

Tabel 4.11. Wilcoxon Signed Ranks Test_Rendah ... 132

Tabel 4.12. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Rendah ... 132

Tabel 4.13 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 133

Tabel 4.14. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Sedang ... 135

Tabel 4.15. Wilcoxon Signed Ranks Test_Sedang ... 135

Tabel 4.16. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Sedang ... 136

Tabel 4.17. Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 137

Tabel 4.18. NPar Tests_Descriptive Statistics Kelompok Tinggi... 138

Tabel 4.19. Wilcoxon Signed Ranks Test_Tinggi ... 139

Tabel 4.20. Test Statistics(b)_Pretes-Postes_Kelompok Tinggi ... 140

Tabel.4.21. Descriptive Statistics_ Friedman Test... 141

Tabel 4.22. Friedman Test_Rank ... 141

Tabel.4.23. Friedman Test_Test Statistics ... 142

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Tahapan Pengembangan ... 49

Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian... 57

Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan ... 64

Gambar 4.1. Bagan Keputusan Pengembangan ... 81

Gambar 4.2. Draf Awal Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 101

Gambar 4.3. Sintak Model (Draf Awal) ... 102

Gambar 4.4. Model Hipotetik Pembelajaran Permainan Bahasa ... 128

(14)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 130 Grafik 4.2 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 134 Grafik 4.3 Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 138 Grafik 4.4. Perbandingan Rerata Postes Kelompok Rendah, Sedang

(15)

i

ABSTRAK

Muhson, 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Disertasi, Program Studi Pengembangan Kurikulum, Sekolah Pascasarjana: Universitas Pendidikan Indonesia. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Ko-Promotor: Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc., Anggota: Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

Penelitian ini berangkat dari pemikiran perlunya peningkatan pembelajaran bahasa Inggris yang berkualitas untuk menghasilkan siswa yang terampil berbahasa dan meningkatkan mutu pembelajaran serta pengembangan keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Hal tersebut didasarkan atas analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang masih berorientasi pada pembelajaran konvensional, sehingga muncul berbagai kritikan bahwa pelajaran Bahasa Inggris tidak menggambarkan keterampilan berbahasa. Berdasarkan pemikiran tersebut, permasalahan utama dari penelitian ini adalah bagaimanakah model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa di MTs. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa MTs. Studi ini menggunakan metode Research and Development dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi yang dilaksanakan di MTs Kabupaten Kediri. Dengan menganalisis hasil studi pendahuluan dan proses pengembangan, penelitian ini menghasilkan model pembelajaran permainan bahasa dengan langkah-langkah: a) Planning, meliputi penyusunan desain pembelajaran yang memuat rumusan tujuan, penetapan tema/materi dan prosedur serta evaluasi pembelajaran; b) Implementation yang berisi sintaks pembelajaran: (1) Explaining or Demonstrating Rules, (2) Stimulating and Encouraging Student’s Participation, (3) Conducting Games, (4) Communicating Summary, (5) Reflecting dan c) Evaluation yang terdiri dari evaluasi proses dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran permainan bahasa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di berbagai sekolah dengan berbagai kualifikasi. Siswa belajar melalui kegiatan praktik berbahasa dapat meningkatkan peran serta dalam pembelajaran dan peningkatan terhadap keterampilan komunikasi lisan bahasa Inggris secara sederhana. Dengan demikian disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model pembelajaran ini guna menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih efektif dan melengkapi fasilitas sebagai pendukung dalam pelaksanan model ini.

(16)

ii Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Muhson, 2014. The Development Model of English Instruction Using Language

Games to Increase Students’ Communication Ability in Islamic Junior High Schools. (Research and Development in Islamic Junior High Schools in Kediri). Dissertation, Curriculum Development Study Program, School of Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. Co-Promotors: Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M.Sc., and Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A.

(17)

iii

(18)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sebagai rasa syukur ke hadirat Ilahi Robbi Tuhan semesta alam, penguasa jagat raya Allah swt. atas berkat rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian disertasi sekolah pascasarjana (S3) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah“. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. yang mampu mengubah peradaban jahiliyah menuju peradaban yang mulia yang diridhoi Allah swt.

Penulisan disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Pengembangan Kurikulum (S3) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Penulisan disertasi ini terdiri atas lima bab yang menggambarkan dan mengungkapkan pembelajaran bahasa Inggris dengan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bahasa Inggris siswa MTs di Kabupaten Kediri.

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan pengisian angket yang dilakukan terhadap responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa, selanjutnya data dideskripsikan, dianalisis dan dibahas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan walaupun sudah berusaha maksimal untuk menghasilkan karya yang terbaik. Walaupun demikian, mudah-mudahan sajian data dan informasi yang berkenaan dengan permasalahan disertasi ini dapat menambah khazanah pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Mudah-mudahan karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam Pengembangan Kurikulum sebagai upaya turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perbaikan proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan dalam penyelesaian disertasi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah swt. memberikan balasan dan imbalan yang lebih atas segala kebaikan yang dilakukannya.

Bandung, Januari 2014 Penulis,

(19)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

puji syukur ke hadirat Allah swt. atas ridho dan rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan disertasi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah ke hadapan

junjungan, kekasih Allah swt., nabi akhir zaman Muhammad saw.

Dalam proses penyelesaian disertasi ini penulis banyak memperoleh bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

(1) Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), beserta para Pembantu

Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, beserta para Asisten Direktur yang telah

memberi arahan dan bimbingan, serta motivasi dalam menyelesaikan studi.

(2) Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi

Pengembangan Kurikulum, Pembimbing Akademik dan Promotor yang dengan

bijaksana memberikan bimbingan, dorongan dengan penuh kesabaran, keramahan

dan ketekunannya dalam menyediakan bimbingan yang komunikatif kepada penulis

untuk menyelesaikan studi.

(3) Prof. Dr. Hj. Mulyani Soemantri, M. Sc., sebagai ko-promotor yang

dengan segala kesabaran, kearifan, kemudahan dalam meluangkan waktu

bimbingan dan keluasan pandangan, pengalaman serta pengetahuan menjadi sebuah

inspirasi bagi penulis.

(4) Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M.A. atas dorongan, petunjuk,

pandangan, kesabaran, kearifan dalam bimbingan dan kemudahan yang sangat

bermakna bagi penulis dalam upaya penyelesaian studi ini.

(5) Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah

Pascasarjana UPI; Prof. Dr. Muhamad Ali, MA, Prof. Dr. Wina Sanjaya, Prof. Dr.

Said Hamid Hasan, MA, Dr. Rusman, M. Pd., Prof. Dr. As’Ari Djohar, M. Pd.,

(20)

vi

perhatian selama ini, semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu, serta senantiasa diberikan kemurahan rizki, umur yang

panjang dan barokah, amien.

(6) Kepada Pejabat Kementerian Agama Kabupaten Kediri dan Kepala

Madrasah Tsanawiyah serta seluruh staf administrasinya yang telah memberikan

banyak bantuan berupa kemudahan pelayanaan dan bimbingan yang baik bagi

penulis selama melaksanakan penelitian di madrasah tersebut.

(7) Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi baik

lahir maupun batin, serta doa yang selalu tulus dalam mengantarkan penulis

menyelesaikan pendidikan program Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia ini. Penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.

(8) Kepada para sahabat penulis di Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia, khususnya pada Program Studi Pengembangan Kurikulum

yang telah menjalin kerjasama yang baik, dalam menempuh studi dengan penuh

suka dan duka. Terima kasih spesial terutama kepada rekan Dr. Muhammad Thohri,

M.Pd. yang menyempatkan diri menjadi proof reader bagi disertasi ini. Juga kepada

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatunya, atas segala bantuan

dalam penyelesaian disertasi ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Bandung, Januari 2014

(21)

vii

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Regulasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs/SMP ... 18

B. Kompetensi Berbahasa ... 23

C. Hakikat Permainan Bahasa (Language Games) ... 44

D. Kajian Riset Terdahulu... 50

E. Instrumen Pengumpulan Data... 72

F. Teknik Analisis Data... 73

F. Definisi Operasional ... 78

G. Hipotesis Penelitian ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Pembelajaran Bahasa Inggris ... 80

1. Kondisi Guru, Siswa, dan Sarana Prasarana ... 82

(22)

viii

3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Inggris di MTs ... 86 4. Evaluasi Pembelajaran ... 90

B. Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 91 1. Pembelajaran Bahasa Berbicara-Menyimak (Komunikatif) ... 92 2. Teori Belajar Yang Melandasi Pengembangan Model ……… 93 3. Karakteristik Interaksi Kelas dengan Model Pembelajaran Komunikatif 95

4. Desain Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 98 5. Pelaksanaan Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 106 6. Uji Coba Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 107

C. Efektivitas Model Model Pembelajaran Permainan Bahasa ... 129 1. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Rendah ... 129 2. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Sedang ... 133 3. Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Tinggi ... 136

D. Pembahasan dan Diskusi ... 142 1. Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah ... 143 2. Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris... 150 3. Tingkat Efektivitas Model Pembelajaran Permainan Bahasa Inggris .... 161

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 175 B. Implikasi ... 176 C. Rekomendasi ... 176

(23)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Assesmen Perfomansi Berbicara ala Blaz ... 41 Tabel 3.1. Desain Pretes-Postes Kontrol Grup... 63 Tabel 3.2. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Uji Coba dan Validasi Model 65 Tabel 3.3. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Ujicoba Model ... 66 Tabel 3.4. Daftar Madrasah Tsanawiyah untuk Validasi Model ... 68 Tabel 3.5. Kisi-kisi Penilaian Listening-Speaking ... 74 Tabel 4.1. Madrasah Sasaran Penelitian ... 81 Tabel 4.2. Identitas Responden Guru ... 82 Tabel 4.3. Desain Rencana Pembelajaran ... 103 Tabel 4.4. Desain Implementasi Pembelajaran ... 104 Tabel 4.5. Desain Evaluasi Pembelajaran ... 106 Tabel 4.6. Hasil Penilaian Menyimak dan Berbicara pada Pre-Postest

MTs Sunan Ampel Semanding Tertek Pare Kab.

Kediri Madrasah Uji Model (Rendah) ... 114 Tabel 4.7. Hasil Penilaian Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest

MTs Sunan Ampel Siman Kepung Kab. Kediri

Madrasah Uji Model (Sedang) ... 119 Tabel 4.8. Hasil Menyimak dan berbicara pada Pre-Postest

MTs N Model Kelas VII-F Pare Kab. Kediri

(24)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(25)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ... 130 Grafik 4.2 Data Pretes dan Postes Kelompok Sedang ... 134 Grafik 4.3 Data Pretes dan Postes Kelompok Tinggi ... 138 Grafik 4.4. Perbandingan Rerata Postes Kelompok Rendah, Sedang

(26)

1 Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan medium yang paling penting dalam kehidupan manusia

untuk berkomunikasi. Sebagai sarana komunikasi bahasa itu bersifat unik

sekaligus bersifat universal. Dalam kenyataannya hanya manusia yang mampu

menggunakan komunikasi verbal, dan manusia pula yang mampu

mempelajarinya. Bruner (1990) meneliti bagaimana orang dewasa menggunakan

bahasa untuk menjembatani dunia sekitar dengan anak-anak, sehingga

menurutnya bahasa adalah alat yang sangat esensial bagi pertumbuhan kognitif

anak. Bahkan sebagian besar aktivitas manusia dalam kehidupannya

menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dimyati (1992) menyatakan bahwa

bahasa berfungsi sangat besar dalam kehidupan manusia, temasuk di dalamnya

fungsi bahasa sebagai fungsi simbolik, emotif, dan afektif. Tak terkecuali dalam

dunia pendidikan, bahasa merupakan alat transformasi dan sarana pengembangan

ilmu pengetahuan.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

pasal 33 ayat 3 dijelaskan bahwa bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa

pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa

asing siswa. Dalam pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, bahasa

Inggris telah dipilih sebagai bahasa asing yang paling dominan digunakan mulai

dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahkan bahasa Inggris

merupakan bahasa asing pertama di Indonesia yang memiliki peran esensial

(27)

2

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber daya manusia. Lagi pula bahasa Inggris juga diperlukan ketika seseorang

menginginkan pekerjaan prospektif atau posisi strategis. Itulah sebabnya,

Departemen Pendidikan Nasional menegaskan bahwa Bahasa Inggris adalah mata

pelajaran wajib di sekolah mulai tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah

pertama sampai pendidikan menengah atas. Idealnya, para siswa yang telah tamat

dari Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) diharapkan mampu menguasai

keterampilan berbahasa Inggris dengan baik.

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang merupakan alat komunikasi

antar bangsa dan negara yang senantiasa digunakan dalam komunikasi kapanpun

tentang isu penting dunia. Bahkan Harmer (2002: 2) memprediksi bahwa bahasa

Inggris menjadi bahasa yang paling dominan di antara bahasa-bahasa dunia dan

sebagai alat komunikasi yang sangat vital bagi para usahawan, akademisi,

wisatawan, serta warga dunia yang ingin berkomunikasi dengan mudah.

Hasil-hasil teknologi dan informasi baik berupa barang cetakan (printed) maupun

audio-visual saat ini sebagian telah banyak yang disajikan dalam bahasa Inggris. Untuk

menghadapi pesatnya perkembangan teknologi dan informasi serta globalisai,

generasi muda perlu dibekali dengan keterampilan berbahasa Inggris secara aktif.

Hal ini berkaitan dengan tuntutan perkembangan zaman, di mana saat ini banyak

bidang kehidupan yang menuntut keterampilan manusia dalam berinteraksi

dengan berbahasa Inggris. Tidaklah berlebihan jika disimpulkan bahwa bahasa

Inggris merupakan satu-satunya bahasa internasional pada era globalisasi ini

karena sangat membantu umat manusia antar bangsa di seluruh dunia bisa

berkomunikasi lebih mudah.

Hakikatnya, bahasa adalah alat komunikasi terpenting dalam kehidupan

manusia yang merupakan alat untuk menyampaikan informasi, pikiran dan

perasaan. Suatu alat akan memiliki manfaat manakala digunakan, dan akan tidak

ada artinya apabila tidak digunakan. Komunikasi dibagi menjadi dua bagian

penting yakni; lisan (oral) dan tulisan (written). Alat komunikasi yang paling awal

dalam berhubungan adalah lisan, sehingga secara faktual, bayi yang lahir (penutur

(28)

3

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempraktikkan (mim-mem theory), (periksa Jaini: 2008). Selanjutnya berbicara

adalah bahasa lisan merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi

dan paling penting serta paling banyak dipergunakan (Soemantri. 2007: 230).

Kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing merupakan salah satu

kompetensi atau keterampilan hidup (life skill) yang harus dikuasai dalam

menghadapi era globalisasi ini. Undang-undang SISDIKNAS menegaskan

perlunya program pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan

status kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu indikatornya adalah kemampuan

bangsa dalam berinteraksi dengan bangsa lain. Tentunya dalam hal ini menuntut

kemahiran berkomunikasi dalam bahasa asing utamanya bahasa Inggris.

Menyadari betapa pentingnya fungsi bahasa Inggris dalam kehidupan

manusia, maka berbagai usaha yang mendukung proses pembelajaran telah

dilakukan, di antaranya; penyempurnaan kurikulum, dilengkapinya sarana

prasarana pendidikan dan peningkatan mutu guru. Namun demikian perbaikan

tersebut masih mempersepsikan bahwa siswa masih dilihat sebagai unsur yang

harus dilayani belum memandang bahwa mereka sebagai elemen utama

pendidikan yang memiliki potensi.

Sehubungan dengan potensi siswa inilah, upaya guru dalam posisi ini agar

mengaktifkan potensi itu sehingga siswa mampu berperan aktif dalam proses

pembelajaran (Ramainas, 2006: 77). Lebih dari itu bahwa anak-anak (siswa)

dengan potensi yang mereka miliki merupakan pengamat yang baik dan belajar

dari apa yang mereka lihat dan amati. Lepper (2009) menyatakan bahwa;”

children learn from actively investigating the world around them. When children

play with friends, they learn from each other”.

Proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana proses penyusunannya mengikuti

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tahun 2006 tentang

Standar Isi dan Standar Kelulusan. Mengingat KTSP merupakan kurikulum yang

disusun sendiri oleh madrasah, maka karakteristik dan kebutuhan siswa

(29)

4

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri yang bisa mengakomodasi kebutuhan siswanya. Kurikulum yang telah

tersusun tersebut akan menjadi kurikulum operasional. Keuntungan kurikulum

baru ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk menyusun silabus dan

rencana program pembelajaran serta mengembangkan model pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa di kelasnya.

Proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan Genres (Genre

Based Approach) seharusnya tetap mengutamakan kemampuan berkomunikasi

siswa dan tingkat literasi yang harus dicapai yakni literasi tingkat fungsional

(Hamid dalam Emilia, 2012: iv). Artinya kemampuan berkomunikasi secara lisan

dan tulisan dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Namun

kenyataannya hingga dewasa ini para guru masih banyak yang menekankan pada

jenis teksnya (genre) saja.

Komunikasi yang semestinya dipelajari oleh pemula adalah komunikasi

lisan yang perlu diterapkan kepada penutur awal yang mempelajari bahasa,

termasuk di dalamnya siswa Madrasah Tsanawiyah yang dikategorikan penutur

awal. Tetapi faktanya, mayoritas guru Madrasah Tsanawiyah mengajarkan bahasa

lebih didominasi oleh pembelajaran berbasis buku teks.

Banyak alasan mengapa mereka lebih memilih tahapan-tahapan

pembelajaran berdasarkan buku teks daripada melihat silabus. Mereka percaya bahwa buku teks adalah “buku suci” yang akan mengantarkan tujuan pembelajaran. Kreativitas guru untuk mengembangkan model pembelajaran masih

sangat kurang karena kebanyakan mereka hanya memberikan materi ajar yang

dicontohkan oleh Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

dibuat oleh Pemerintah Pusat, sehingga membuat siswa tidak senang dan merasa

belajar bahasa Inggris itu susah. Ini diakibatkan anggapan bahwa bahasa Inggris

sebagai ilmu (yang tertulis dalam buku teks) bukan sebagai alat komunikasi

sebagaimana fungsi yang sebenarnya.

Survei terhadap pembelajaran bahasa Inggris SLTP dan SLTA dengan

responden siswa, guru dan orang tua siswa di 26 propinsi yang dilakukan oleh

(30)

5

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan sebagian besar orang tua dan siswa menghendaki agar siswa dapat

berbicara dan membaca bahasa Inggris, dan mereka belajar bahasa Inggris agar

mudah mendapatkan pekerjaan kelak (Huda, 1990: 7-8). Selanjutnya Dirjen

Dikdasmen melaporkan bahwa nilai mata pelajaran Bahasa Inggris dalam Ujian

Nasional rendah. Gambaran kongkretnya hasil survei nasional pembelajaran

bahasa Inggris tahun 2009, di SLTP nilai tes siswa rendah dan sangat heterogen;

nilai rata-ratanya adalah 44,71 dengan rentangan 0 – 95.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa betapa esensialnya keterampilan

berbicara dan menyimak telah dilakukan oleh Donald E. Bird (dalam Tarigan,

Djago dan Tarigan, 1996: 48) yang melakukan penelitian terhadap aktivitas

keterampilan berbahasa dengan hasil persentase sebagai berikut: menyimak 42%,

berbicara 25%, membaca 15%, dan menulis 18%. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa persentase keterampilan menyimak dan berbicara memiliki

tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan dua keterampilan lainnya. Hal ini

membuktikan betapa pentingnya berbicara dan menyimak bagi setiap individu

karena setiap aktivitas individu dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan

berbicara dan menyimak.

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Agustina, et al (2006: 45)

menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berbicara bahasa Inggris melalui

pendekatan proses dalam membaca cerita dapat memotivasi siswa untuk

menyenangi aktivitas pembelajaran, berinteraksi secara optimal melalui sarana isi

cerita dan dengan bermain peran serta drama terkait dengan cerita siswa juga

memperoleh kenikmatan dalam mengembangakan ketrampilan berbicaranya.

Selanjutnya, kesimpulan penelitian Sa’adah (2008; vi) menyebutkan bahwa

permainan bahasa untuk mengajar berbicara bahasa Inggris bagi siswa SMP/MTs

bisa meningkatkan partisipasi siswa dan kemampuan berbicara mereka. Dengan

demikian belajar bahasa melalui permaian merupakan salah satu cara yang efektif

dan menarik serta dapat diaplikasikan pada kelas manapun. Permainan dapat

digunakan tidak ahanya untuk kesenangan saja tetapi yang lebih penting lagi

(31)

6

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu mengantarkan pada pencapain tujuan peningkatan kemampuan

komunikasi siswa.

Survei terhadap nilai prestasi bahasa Inggris melalui buku nilai catatan guru

kelas III SMP di Jawa Timur pada tahun pelajaran 2002/2003 dan 2003/2004

selama dua tahun yang dilakukan oleh Nurhadi dkk. (2004: 114) menunjukkan

bahwa khusus keterampilan berbicara (speaking) nilai rata-ratanya 65 untuk tahun

pertama dan 62 pada tahun kedua. Hasil analisis guru menyebutkan bahwa dari

setiap evaluasi bulanan, nilai rata-rata keseluruhan yakni nilai evaluasi rata-rata

bulanan setiap caturwulan 3 diperoleh 62,5. Hingga saat ini secara pasti belum

diketahui penyebab masalah tersebut. Namun demikian, hasil pengamatan guru

yang terekam dalam buku nilai mereka itu menunjukkan beberapa indikasi yang

dapat dijadikan sebagai dasar asumsi penyebab masalah.

Selanjutnya Nurhadi dkk. (2004: 115) mengungkapkan penyebab terjadinya

masalah tersebut di antaranya; (1) Siswa merasa enggan mempraktikkan bahasa

Inggris baik di ruang kelas, lingkungan sekolah, apalagi di luar lingkungan

sekolah karena mereka belum memahami benar keberadaan bahasa Inggris

sebagai bahasa ilmu pengetahuan, terutama kesadaran terhadap penguasaan

keterampilan berbicara (speaking) sebagai alat komunikasi lisan internasional. (2)

Guru terlalu mendominasi kelas, dalam arti persentase berbicara guru lebih besar

daripada siswa dalam kegiatan dialog. (3) Penekanan proses pembelajaran lebih

terfokus pada aspek gramatika sehingga siswa enggan mengungkapkan

perasaannya karena takut disalahkan dan dilecehkan. (4) Proses pembelajaran

lebih berorientasi pada hafalan teks-teks printed conversation yang tidak

berhubungan dengan konteks lingkungan siswa. (5) Hubungan guru dengan siswa

relatif bersifat formal dan kaku. (6) Pendekatan proses pembelajaran masih

bersifat tradisional, yakni (a) fokus lebih mengarah pada isi buku teks yang telah

ditentukan (terikat, tidak dinamis), (b) setting pembelajaran bersifat kaku, tidak

komunikatif, (c) peran guru lebih besar dan bersifat teacher-centered, sehingga

membuat siswa relatif pasif, (d) tujuan pembelajaran lebih ditentukan oleh guru,

(32)

7

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Contoh lain hasil penelitian model pembelajaran yaitu model integratif

(Majid, 2001). Dengan model ini siswa Sekolah Dasar diharapkan untuk dapat

meningkatkan komunikasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor evaluasi

siswa meningkat secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran

integratif lebih baik daripada konvensional. Kasus ini sama dengan penelitian

Sundayana (2009). Permasalahan yang timbul yang akan dijawab dalam penelitian

ini adalah bagaimana pengembangan kurikulum yang mengarah pada kemampuan

komunikasi lisan serta pengembangan model pembelajarannya secara satu paket.

Hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa menyimak dan berbicara

begitu penting dalam kehidupan manusia. Menyimak diperlukan dalam berbagai

kegiatan manusia antara lain dalam belajar, berdiskusi, bercakap-cakap, menonton

televisi, dan bahkan sampai mendengarkan radio lebih sering digunakan

dibandingkan dengan aktivitas keterampilan membaca dan menulis. Berbicara dan

menyimak merupakan sarana yang utama untuk belajar. Oleh karena itu,

pembelajaran berbicara dan menyimak seharusnya memperoleh perhatian yang

lebih banyak pada tingkat Madrasah Tsanawiyah khususnya kelas VII sehingga

pada gilirannya nanti akan meningkatkan motivasi berbahasa Inggris pesert didik.

Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang paling lama dipelajari di

samping Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Bahasa

Inggris disisipkan dalam kurikulum inti pendidikan dasar menengah selama enam

tahun (SMP-SMA). Di samping itu dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan

No. 060/U/1993 dan No. 1702/104/M/1994 tentang pembelajaran bahasa Inggris

di Sekolah Dasar, menganjurkan untuk memasukkan pembelajaran bahasa Inggris

dalam kurikulum lokal pada Sekolah Dasar kelas 4 sampai 6. Menilik kebijakan

tersebut, maka menjadi tidak rasional mengapa hasil pembelajaran bahasa Inggris

di Indonesia masih lemah. Untuk berkomunikasi lisan saja, mayoritas siswa SLTA

tidak mampu mempraktikannya.

Hingga saat ini banyak orang hanya melihat hasil pembelajaran dan

penguasaan bahasa Inggris lulusan madrasah masih sangat kurang, tetapi mereka

(33)

8

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajarannya, kesulitan apa yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris, dan

seterusnya. Terkait dengan masalah ini, Latief (2002: 266) berpendapat,” the

teaching of English in Indonesia has been considered ineffective. A radical

revolutionary change in the educational paradigm has to be done from the

behavioristic to constructivistic paradigm”. Pendidikan bahasa yang telah

mengalami pergeseran paradigma sayangnya tidak diikuti oleh perubahan

paradigma guru dalam pembelajaran. Menurut Latief, beberapa faktor yang harus

diubah yaitu kurikulum, metode, materi ajar, fasilitas pembelajaran, dan sistem

penilaian. Menurut hemat penulis, yang terpenting dari pergesean paadigmatik

tersebut adalah perubahan paradigma mengajar guru dari behavioristik ke

konstruktivistik.

Terkait dengan keberhasilan pembelajaran, Huda (1999: 9) berpandangan; “Sejumlah faktor berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris, antara lain kemampuan guru, banyaknya siswa dalam satu kelas, jumlah jam

pelajaran, sarana belajar, lingkungan linguistik, dan manajemen nasional

pembelajaran bahasa Inggris. Di antara faktor-faktor itu, faktor lingkungan

linguistik acapkali kurang diperhitungkan dalam melakukan evaluasi umum

keberhasilan pembelajaran”.

Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah merupakan muatan kurikulum

wajib. Siswa Madrasah Tsanawiyah adalah siswa yang pertama kali secara formal

mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris. Walaupun mereka mendapatkan

pembelajaran bahasa Inggris di jenjang pendidikan yang lebih rendah semisal

Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, tetapi Bahasa Inggris sebagai mata

pelajaran muatan lokal dan tentu tidak wajib. Hasilnya belum mampu

mengantarkan pembelajaran bahasa Inggris menjadi alat komunikasi lisan siswa

dalam taraf tertentu. Mayoritas pembelajaran di SD/MI lebih fokus kepada

pembendaharaan kata, tetapi masalah yang banyak timbul adalah banyaknya guru

yang bukan berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris mengajarkan bahasa

Inggris, sehingga pembelajarannya banyak dipandang salah, sehingga masuk

(34)

9

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena itu, Madrasah Tsanawiyah dipandang merupakan langkah kedua tetapi

tahapan awal untuk memperbaiki input siswa dalam bahasa Inggris.

Pembelajaran menyimak (listening) merupakan bagian dari pembelajaran

bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah. Pembelajaran menyimak dapat

dipadukan dengan berbicara (speaking) dalam pembelajaran, karena menyimak

merupakan dasar pengetahuan berbahasa yang bersifat fungsional dan lebih

bermakna bagi manusia untuk mengungkapkan lambang-lambang kata yang

merupakan suatu proses mengucapkan dan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di

dalamnya.

Adapun tujuan utama menyimak adalah untuk berkomunikasi, yaitu

menyingkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersurat dalam

bahan simakan. Untuk itulah, demi mewujudkan peristiwa komunikasi yang

mendekati ideal, dalam kurikulum pembelajaran, khususnya pembelajaran

Bahasa, memuat keterampilan berbicara dan menyimak di samping keterampilan

lain, yaitu keterampilan membaca dan menulis. Dalam komunikasi antara guru

dan siswa atau antarsiswa dalam proses pembelajaran, keterampilan berbicara dan

menyimak merupakan unsur yang penting. Melalui berbicara, guru atau murid

menyampaikan informasi melalui suara dan bunyi bahasa, sedangkan dalam

menyimak, siswa akan mendapat informasi melalui ucapan atau suara yang

diterimanya dari guru atau rekannya.

Selama ini pembelajaran keterampilan berbicara dan menyimak belum

mendapatkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan. Para siswa belum

sepenuhnya mempunyai kemampuan komunikatif. Mereka masih takut, malu, dan

ragu ketika harus berbicara di depan kelas apalagi di depan umum guna

menyampaikan gagasan-gagasannya.

Di madrasah, pembelajaran berbicara dan menyimak masih sering

terabaikan atau belum mendapat perhatian yang wajar dari guru. Perhatian guru

masih terfokus pada penumbuhan kemampuan membaca dan menulis para siswa.

(35)

10

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Nababan (1993: 54) bahwa sampai saat ini guru masih beranggapan bahwa

berbicara dan menyimak merupakan kemampuan berbahasa yang mudah dan

alami dalam pemerolehannya, serta masih kurang materi berupa buku teks dan

sarana lainnya, seperti rekaman yang diperdengarkan untuk menunjang tugas guru

dalam melaksanakan pembelajaran menyimak.

Pembelajaran berbicara dan menyimak merupakan keterampilan penting,

karena; (1) dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, kemampuan berbicara

dan menyimak dapat menjadi dasar bagi kemampuan berbahasa lainnya,

ketidakmampuan menyimak dapat mengakibatkan kemunduran dalam

keterampilan berbicara, kemunduran dalam keterampilan berbicara berarti

kemunduran dalam berbahasa lisan dan anak yang mengalami kemunduran dalam

berbahasa lisan dapat berakibat sulit dalam memperoleh kemampuan berbahasa

tulis, (2) dari segi fungsi penggunaan bahasa dalam kehidupan praktis,

keterampilan berbicara dan menyimak sangatlah fungsional (Tarigan, 1986: 24).

Pentingnya pembelajaran dua keterampilan tersebut belum didukung oleh

mekanisme penilaian yang tepat. Paradigma para guru terhadap penilaian masih

perlu diluruskan. Sebagian besar dari mereka masih berorientasi pada penilaian

hasil dan masih sangat kurang menekankan penilaian proses. Pelaksanaan evaluasi

hasil belajarnya menggunakan penilaian dan pengukuran “paper and pen”. Guru

jarang menggunakan performance sebagai wujud dari penilaian proses.

Salah satu kesulitan guru dalam mengembangkan evaluasi itu adalah kurang

berkembangnya model evaluasi yang dikhususkan untuk menguji melalui

performance tadi, sehingga guru mengambil test paper and pen sebagai model uji

tunggal. Dengan dikembangkannya model evaluasi yang beragam diharapkan

guru bahasa Inggris di Indonesia dapat bervariasi dalam mengevaluasi hasil

belajar siswa. Hal ini dilakukan untuk mengejar target evaluasi sebagai

konsekuensi performance sebagai evaluasi terbaik dalam bahasa lisan.

Hasil riset tentang kemampuan komunikatif siswa sekolah menengah secara

nasional tidak dapat ditunjukkan secara cermat. Hal ini akibat evaluasi akhir

(36)

11

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan komunikasi lisan siswa (listening-speaking). Hasil riset tentang

kemampuan komunikasi siswa sekolah menengah masih sangat terbatas.

Walaupun terbatas, hal itu dapat dijadikan acuan temuan bahwa keterampilan

komunikasi lisan harus digarap dengan serius. Suganda dan rekan (2012) misalnya

menemukan kemampuan berbicara siswa SMP di Cimahi masih rendah dari tahun

ke tahun. Indikatornya adalah ketika mengekspresikan bahasa Inggris secara lisan

siswa sering berhenti di tengah pembicaraan, durasi bicara rata-rata dibawah 5

menit, menggunakan kosa kata sangat terbatas, kurang keberanian untuk memulai

bicara dalam bahasa Inggris baik kepada guru maupun ke teman sekelas.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan teridentifikasi berbagai persoalan

yang menyebabkan mayoritas siswa MTs belum mampu berbahasa Inggris dengan

baik, khususnya kelas VII yang menjadi subjek penelitian. Peneliti

mengidentifkasi beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut dari aspek

input atau siswa adalah perasaan takut melakukan kesalahan, motivasi yang

rendah, kemampuan komunikasi yang rendah dan penguasaan kosa kata yang

kurang. Adapun pada aspek lingkungan ditemukan indikasi bahwa lingkungan

berbahasa kurang mendukung terbentuknya kompetensi komunikatif, sementara

dari aspek instrumental guru mengajar dengan metode atau teknik yang monoton.

Kegelisahan akademik tentang rendahnya kemampuan komunikasi siswa

sekolah menengah mendorong peneliti untuk mengembangkan model

pembelajaran yang lebih menekankan praktik komunikasi lisan sebagai target

utama dalam belajar-mengajar di kelas. Model pembelajaran yang dikembangkan

lebih menekankan kepentingan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah lanjutan

(SMP/MTs) yakni kemampuan komunikasi lisan serta menyesuaikan dengan taraf

(37)

12

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs) yakni keterampilan komunikasi lisan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan teridentifikasi berbagai persoalan

terkait dengan metode pembelajaran yakni teknik organisasi dan penyajian materi

di kelas masih mengandalkan apa yang tertera di buku teks dan mengajarkannya

dengan ceramah, drill dan tanya jawab. Artinya guru tidak mengembangkan atau

menyesuaikan materi sehingga penyajiannya pun tidak variatif menjadi fokus

penelitian ini. Model pembelajaran dengan teknik mengajar yang beragam sangat

menentukan keberhasilan siswa, guru perlu menyiapkan teknik yang menarik

dalam mengajar keterampilan berbahasa Inggris yang menyenangkan (joyful

learning) serta dapat dilaksanakan pada setiap proses pembelajaran di kelas.

Dengan suasana belajar yang menyenangkan para siswa diyakini akan dapat

belajar secara lebih optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh

Holt (1972: 73), yakni

" . . . that children are by nature smart, energetic, curious, eager to learn, and good at learning; that they do not need to be bribed and bullied to learn; that they learn best when they are happy, active, involved and interested in what that they are doing; that they learn least, or not at all, when they are bored, threatened, humuliated, frightened".

Penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya sebuah upaya untuk

meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa melalui perbaikan metode

sehingga diperoleh metode yang menyenangkan dan bermakna. Dibutuhkan

pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris yang penulis anggap sesuai

dengan kebutuhan siswa Madrasah Tsanawiyah. Diasumsikan bahwa dengan

lahirnya sebuah pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris yang

memiliki relevansi dengan kondisi riil kebutuhan siswa, akan meningkatkan

keterampilan komunikasi (menyimak dan berbicara) dalam Bahasa Inggris siswa

(38)

13

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rumusan Masalah

Atas dasar permasalahan yang telah dikemukakan tersebut di atas, dapat

dirumuskan masalah utamanya, yakni; ”Bagaimanakah model pembelajaran

bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur?” Ada dua keterampilan (skill) yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, yaitu

keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan berbicara (speaking). Kedua

keterampilan ini tentunya didukung oleh penguasaan vocabulary, pronunciation,

dan structure. Kombinasi dari beberapa kemampuan tadi akan berakhir pada

kemampuan komunikasi lisan.

Bertitik tolak pada persoalan dan harapan yang ingin dicapai melalui model

pembelajaran ini, masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam

pertanyaan penelitian. Atas dasar rumusan masalah di atas dan supaya penelitian

ini lebih fokus, maka peneliti merumuskannya dengan pertanyaan-pertanyaan

penelitian, yaitu:

a. Bagaimanakah kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris

di Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?

b. Bagaimanakah model pembelajaran permainan bahasa (language games)

yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk

meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah

Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?

c. Bagaimanakah tingkat efektivitas model pembelajaran permainan bahasa

(language games) yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran Bahasa

Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa

Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri?

Sehubungan dengan keterbatasan penulis, penelitian ini difokuskan pada

aspek pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dan sasaran yang ingin dicapai

dari pembelajaran tersebut, yakni upaya meningkatkan keterampilan komunikasi

(39)

14

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru terhadap siswa yang difokuskan pada model pembelajaran yang tercakup di

dalamnya yaitu metode, pendekatan dan strategi pembelajaran.

Metode adalah “a way in achieving something” (Sanjaya: 2008). Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran, antaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;

(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)

simposium, dan sebagainya. Jadi, metode pembelajaran merupakan cara untuk

mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku bagi

guru dalam menentukan metode mengajar dan bagi siswa dalam memilih strategi

belajar. Semakin baik metode guru dalam pembelajaran, akan semakin efektif

pula pencapaian tujuan belajar.

Selanjutnya adalah aspek pendekatan. Pendekatan pembelajaran dapat

diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,

yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan

melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dengan kata lain

bahwa pendekatan pembelajaran merupakan proses penyajian isi pembelajaran

kepada siswa dengan metode pilihan untuk mencapai kompetensi tertentu.

Sementara itu, Kemp dalam Sanjaya, (2008) mengemukakan bahwa

strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan

guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, disebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna

perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual

tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan

pembelajaran. Strategi pembelajaran dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai

(40)

15

Muhson, 2014

Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian pengembangan ini dilakukan hanya pada lingkup untuk

siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Adapun produk yang diharapkan dapat

dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebuah panduan guru

berisikan petunjuk-petunjuk bagi guru tentang bagaimana mengajarkan Bahasa

Inggris dengan language games ini kepada para siswa. Permainan bahasa

(language games) ini dikembangkan berdasarkan Standar Isi permendiknas nomor

22 tahun 2006, yang sudah barang tentu tingkat kesukaran bahasanya disesuaikan

dengan pengetahuan awal siswa.

D. Tujuan Penelitian

Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran bahasa

Inggris pada Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di Kabupaten Kediri Propinsi

Jawa Timur selama ini.

2. Untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran permainan bahasa

(language games) pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan

keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di

Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur.

3. Untuk memperoleh tingkat efektifitas model pembelajaran bahasa Inggris

berbasis permainan bahasa (language games) dalam meningkatkan

keterampilan komunikasi lisan siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas VII di

Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat

dibedakan menjadi dua segi yaitu; manfaat dari segi teoritis dan manfaat dari segi

praktis. Secara teoritis, penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi studi pembelajaran bahasa Inggris terutama pembelajaran

berbasis language games yang komunikatif khususnya di Sekolah Menengah

Gambar

Gambar 2.1. Tahapan Pengembangan .............................................................
Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ....................................
Gambar 2.1. Tahapan Pengembangan .............................................................
Grafik 4.1 Data Pretes dan Postes Kelompok Rendah ....................................
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menanamkan keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, maka proses pembelajaran pada pendidikan kejuruan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda ini dilakukan dengan bantuan software.. Ini berarti bahwa variabel

Parameter komposisi dan suhu media gasifikasi banyak mempengaruhi kese- timbangan massa dan energi dalam proses gasifikasi. Untuk media gasifikasi yang tetap,

Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang

Dalam mengatasi masalah antrian dan proses perhitungan terhadap antrian yang terjadi dibutuhkan model penyelesaian antrian yang tepat seperti pada model M/M/1/I/I pada saluran

[r]

Dengan adanya suatu sistem kendali yang terdistribusi maka semua proses yang dikendalikan dengan menggunakan sistem kendali terdistribusi akan dapat mendistribusikan kontrol ke

 Coaching berbasis rekaman video pembelajaran memberikan kesem- patan kepada guru untuk meng- amati pembelajaran yang dilaku- kan guru lain sehingga membantu guru