• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA Kebahagiaan Lansia Yang Tinggal Di Panti Wreda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA Kebahagiaan Lansia Yang Tinggal Di Panti Wreda."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh :

HILDA DEWI ISNAENI F 100 080 024

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

2

KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA

NASKAH PUBLILASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh :

HILDA DEWI ISNAENI F 100 080 024

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

5

Kebahagiaan Lansia yang Tinggal di Panti Wreda

Hilda Dewi Isnaeni

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Manusia setiap hari akan terus menerus tumbuh dan berkembang. Dari bayi yang baru lahir tumbuh dan berkembang hingga mencapai masa dewasa akhir kemudian memasuki masa lanjut usia dan pada akhirnya meninggal dunia. Setiap lansia menginginkan kebahagiaan baik secara fisik maupun psikis. Kebahagiaan fisik adalah kesehatan sedangkan kebahagiaan psikis berhubungan dengan keagamaan dan hubungan yang baik dengan keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika psikologis lansia yang tinggal di panti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara dan obeservasi kepada subjek untuk mendapatkan data yang lebih mendalam. Subjek penelitian ini adalah para lansia yang tinggal di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta.

Hasil dari wawancara dan observasi menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di panti wreda bahagia. Hal ini dikarenakan para lansia merasa kebutuhan sehari-hari yang sudah tercukupi, kegiatan sehari-hari yang sudah terjadwal dan setiap tahun diadakan piknik dan lomba bagi warga panti. Banyak hal yang dipikrkan lansia pada saat merasa bahagia seperti memikirkan keluarga, bersyukur kepada Allah dan senang dapat hidup mandiri. Sedangkan hal-hal yang dilakukan para lansia saat bahagia antara lain menyibukkan diri dengan hobi masing-masing, membantu pihak panti secara sukarela diberbagai bidang dan melakukan ibadah.

(6)

2 PENDAHULUAN

Manusia setiap hari akan terus menerus tumbuh dan berkembang. Dari bayi yang baru lahir tumbuh dan berkembang hingga mencapai masa dewasa akhir (Papalia, 2008). Kemudian seseorang akan memasuki usia lanjut dan meninggal dunia (Santrock, 2002).

Pada usia lanjut seseorang akan mengalami penurunan baik secara fisik maupun psikis. Pada masa lansia, seseorang kembali memperhatikan kesehatan dan melakukan olahraga secara rutin untuk mengurangi keluhan rasa sakit yang dirasakan oleh para lansia (dalam Lloyd, 2010).

Sedangkan secara psikis para lansia akan cemas menghadapi masa akhir kehidupan atau kematian. Memperkuat religiusitas juga dapat

membuat seorang lansia menjadi bahagia secara psikis (Wallis,2005).

Berada dalam keluarga, keterikatan, kehangatan keluarga dan membina komunikasi yang baik dengan keluarga dapat membantu para lansia untuk merasakan kebahagiaan (Tuntichaivanit, , Nanthamongkolchai, Munsawaengsub dan Charupoonphol, 2009). Diener (dalam Demir, 2009) mengemukakan pendapatnya bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan merupakan hasil dari evaluasi kognitif dan afektif dari kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial serta hanya memiliki dampak positif saja.

(7)

3 Wreda. Mereka dapat bekerja dengan tenang dan maksimal, sedangkan para lansia dirawat dengan baik.

Tetapi tidak jarang pula ada lansia yang lebih menginginkan tinggal di Panti Wreda karena beranggapan bila mereka tinggal di Panti Wreda tidak akan merepotkan anggota keluarga yang lain, serta dapat berkumpul dengan para lansia-lansia yang ada di sana. Sehingga mereka dapat berkomunikasi dan bercengkrama dengan teman-teman yang seumuran atau memiliki pengalaman yang sama (Demir,2009).

METODE PENELITIAN 1. Wawancara

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung kepada subjek utama penelitian yaitu para lansia yang tinggal di panti wreda. Wawancara digunakan karena

dengan wawancara peneliti ingin mengetahui dan mendapatkan data dari responden (terwawancara) secara lebih mendalam (Sugiyono, 2009). Wawancara ini dipergunakan untuk mengetahui dinamika psikologis kebahagiaan pada para lansia yang tinggal di panti wreda.

2. Observasi

Observasi digunakan dengan alasan karena dengan observasi peneliti dapat mengamati perilaku subjek secara langsung, memungkinkan peneliti melakukan observasi pada saat melakukan wawancara, dan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang rumit (Moleong, 2011). Metode observasi yang dipergunakan adalah behavioral checklist. Behavioral

checklist adalah salah satu metode

(8)

4 ( pada perilaku yang diobservasi muncul.

HASIL DAN PEMBAHASAN Arti kebahagiaan bagi seseorang sangatlah bervariasi. Kebahagiaan anak kecil berbeda dengan remaja, berbeda dengan seseorang yang telah menginjak usia dewasa bahkan berbeda jika seseorang sudah beranjak ke usia lanjut. Semakin kita tumbuh dan berkembang maka semakin kompleks juga kebahagiaan yang kita inginkan.

Bagi seorang lansia kebahagiaan utama adalah dapat menjalani masa lansia dengan baik, berada dekat dengan keluarga dan mendapatkan perhatian dari semua pihak. Tapi hal tersebut akan terasa lain bila seorang lansia tinggal di panti wreda. Panti wreda dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi para

lansia. Banyak lansia yang beranggapan bahwa panti wreda itu merupakan tempat untuk mengucilkan para lansia. Tempat dimana tidak ada sanak saudara dan keluarga yang memperhatikan. Keadaan yang serba terbatas dan tidak dapat leluasa seperti saat tinggal di rumah.

Lansia yang tinggal di panti wreda mengatakan bahwa panti wreda adalah tempat yang tepat bagi para lansia bahkan ada yang mengatakan bahwa panti wreda merupakan surga Allah yang ada di dunia. Para lansia yang tinggal di panti wreda Dharma Bakti Surakarta mengaku bahagia tinggal di sana dan akan terus tinggal di panti hingga meninggal dunia.

(9)

5 kamar yang dilengkapi dengan kasur dan almari, kegiatan olahraga setiap minggu, pembinaan agama baik Islam, Kristen maupun Khatolik dan setahun sekali diadakan piknik serta lomba. Lansia setiap bulan juga mendapatkan uang tapi jumlah nominalnya tidak tentu terkadang banyak terkadang sedikit, hal ini tergantung ada atau tidaknya donasi yang masuk ke panti.

Petugas panti berusaha berlaku adil terhadap semua warga panti. Bila warga panti yang mandiri dan sehat mendapatkan uang setiap bulan maka warga panti yang sakit tidak mendapat uang tapi digantikan dengan menu makanan yang lebih enak dan bergizi atau perlengkapan sehari-hari yang lebih baik dari warga panti yang lain. Kemudian bila warga panti yang sehat mengikuti acara piknik maka warga panti yang sakit tidak dapat

mengikutinya dan digantikan dengan mendapatkan makanan yang lebih enak dan bergizi. Hal tersebut tidak membuat warga panti yang lain iri melainkan warga panti yang sehat merasa bersyukur karena masih diberi kesehatan, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mandiri dan dapat membantu warga lain yang sedang dalam kesusahan.

(10)

6 Erikson (dalam Setiabudhi, 1999) pada masa lansia, manusia mengalamai fase ego integrity vs despair. Ego integrity adalah keadaan

dimana seorang lansia dapat menerima kondisi yang dialaminya, memaknai kehidupan yang telah, sedang dan akan dijalani, serta lansia memiliki tanggung jawab atas kehidupannya sehingga membuat lansia tersebut menjadi berhasil dan bahagia. Lansia yang tinggal di panti wreda merasa puas dengan kehidupan yang dijalani pada saat ini dan bersyukur atas apa yang sudah para petugas panti berikan.

Para lansia sangat berterimakasih kepada petugas panti atas perhatian, pelayanan dan pemberian yang diberikan kepada para lansia. Sebagai bentuk rasa terima kasih tersebut para lansia dengan senang hati membantu pihak panti

dalam berbagai bentuk. Ada subjek membantu dibidang kesehatan, ada pula yang membantu di dapur, membantu mengurusi kebun belakang dan ada yang membantu membersihkan musholla dan aula.

Pekerjaan tersebut dilakukan dengan ikhlas dan tanpa paksaan dari petugas panti. Subjek bekerja sesuai dengan kemampuan. Bila sudah merasa capek atau tidak mampu maka diperbolehkan untuk tidak mengerjakan pekerjaan tersebut.

(11)

7 dan Charupoonphol, 2009). Dapat melakukan hal yang berguna bagi warga panti yang lain sangatlah membuat lansia bahagia dan merasa dihargai. Sehingga lansia dapat menerima keadaan yang dialami saat ini dengan hati ikhlas. Bentuk partisipasi subjek dalam membantu pihak panti dapat membuat subjek memiliki hubungan baik dengan warga panti yang lain ataupun dengan para petugas panti.

Peristiwa-peristiwa yang ada di panti juga dapat membuat para lansia menjadi bahagia. Seperti yang diungkapkan oleh subjek bahwa saat mengikuti acara piknik adalah menjadi saat yang membahagiakan. Selain karena piknik merupakan agenda yang jarang dilakukan oleh pihak pant, piknik juga merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi para lansia.

Walaupun piknik tersebut hanya dilakukan disekitar kota Solo tapi itu sudah dapat membuat para lansia menjadi bahagia. Menurut penuturan seorang subjek, subjek merasa bahagia saat mengikuti piknik walaupun hanya disekitar Solo karena subjek dahulu juga jarang mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang ada di Solo. Charles dan Carstensen (dalam Shmotkin dan Shrira, 2011) mengenang sesuatu yang menyenangkan daripada yang menyedihkan atau sesuatu yang buruk dapat menyebabkan peningkatan regulasi emosi sosial yang baik dalam menghadapi penurunan fisik dan psikis yang dialami oleh para lansia.

(12)

8 salah seorang subjek, dahulu panti memiliki kegiatan rutin yang dapat meningkatkan pendapatan panti yaitu memproduksi keset, kemoceng dan sapu. Namun, setelah terjadi pergantian kepala panti produksi tersebut dihentikan karena ketidakadaan uang untuk membeli bahan baku.

Pembangunan panti pun dilakukan secara berkala. Kamar-kamar belakang menurut salah satu subjek yang merupakan penghuni lama panti baru saja dibangun beberapa tahun yang lalu. Selain beradaptasi dengan keadaan panti yang berkembang menjadi lebih baik, Para warga pun beradaptasi dengan para penghuni baru atau beradaptasi bila ada penghuni lama yang meninggal dunia. Bila panti kedatangan warga baru maka warga

lama akan bahu-membahu membantu warga baru untuk dapat beradaptasi di dalam panti dan merasa betah berada di panti. Walaupun ada sebuah kejadiaan percek-cokan antara warga baru dengan warga lama yang mengakibatkan warga baru meninggalkan panti. Disamping percek-cokan tersebut lebih banyak ditemui keakraban antar para lansia.

(13)

9 hubungan yang berkualitas. Teori tersebut mendukung pendapat para subjek.

Kedekatan antar warga panti dapat membuat kebahagiaan para warga panti tersebut lebih lengkap karena di panti wreda hanya ada teman dan petugas panti saja. Keakraban antar warga panti tercipta karena warga panti dengan warga panti yang lain saling menbantu dan berusaha menciptakan kerukunan. Selain itu ada subjek yang berpendapat bahagia bila dapat berbagi cerita dengan warga panti yang lain.

KESIMPULAN

Pertama, kebahagiaan bagi para lansia yang tinggal di panti wreda adalah perasaan senang, tenang, tentram, iklas, tidak memiliki beban pikiran, mandiri, dapat membantu orang lain dan semua kebutuhan

terpenuhi. Kebahagiaan yang dirasakan oleh para penghuni panti wreda adalah kebahagiaan akan penerimaan diri yang positif terhadap keadaan dengan iklas dan bersyukur atas apa yang telah para lansia miliki saat ini.

Kedua, banyak hal yang membuat lansia betah dan senang berada di panti. Adanya kegiatan yang beragam seperti pembinaan agama, kesehatan, olahraga, apel dan piknik. Semua warga panti mengikuti kegiatan tersebut dengan iklas dan hati senang.

(14)

10 roda nekat untuk ikut walaupun harus bersusah payah membawa kursi roda.

Keempat, wujud dari rasa bahagia para lansia ditunjukkan dengan kesukarelaan para lansia yang mandiri dalam membantu para lansia yang sakit. Ada lansia yang mengabdikan diri pada bidang kesehatan, membantu di dapur dan mengurusi kebun belakang.

SARAN

Lansia yang Tinggal di Panti Wreda Bagi para lansia diharapkan bersyukur atas karunia yang diberikan Allah. Menjaga kerukunan dengan sesama warga panti, memelihara kebersihan dan kenyamanan panti.

Petugas Panti Wreda

Bagi petugas panti tingkatkan kinerjanya, lebih perhatian dengan cara lebih sering mengajak para lansia untuk berbicara dan mendengarkan

pendapat lansia. Menambah jumlah kegiatan yang menyenangkan bagi para warga panti. Sebaiknya kegiatan tersebut memakan waktu yang banyak agar para lansia tidak hanya berdiam diri dikamar.

Peneliti Selanjutnya

(15)

11 DAFTAR PUSTAKA

Demir, M. (2009). Close Relationships and Happiness Among Emerging Adults. Journal Happiness Study (2010) 11:293–313. Diakses dari http://springerlink.com pada tanggal 10 Desember 2011

Llyod, J. (2010). Experts on aging: Stay fit after 65 to live longer, better. USA Today11/21/2010.

Diakses dari

http://www.usatoday.com/your life/fitness/exercise/2010-11-21-staying-fit-old-age_N.html pada tanggal 10 Desember 2011Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian

kualitatif, edisi refisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif, edisi refisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Papalia, Old, dan Feldman. (2009). Human development,

perkembangan manusia. edisi

10, buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II (edisi

kelima). Jakarta : Erlangga.

Setiabudhi, T dan Hardywinoto. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek.

Jakarta : Gramedia

Shmotkin, Dov, dan Amit Shrira. (2011). Happiness and Suffering in the Life Story: An Inquiry into Conflicting Expectations Concerning the Association of Perceived Past with Present Subjective Well-Being in Old Age. Journal Happiness Study DOI 10.1007/s10902-011-9270-x.

(16)

12 http://springerlink.com pada tanggal 19 September 2011.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta

Tuntichaivanit, Chutagai, Sutham Nanthamongkolchai, Chokchai Munsawaengsub dan Phitaya Charupoonphol. (2009). Life Happiness of the Elderly in Rayong Province. Journal of Public Health, January-April

2009 Vol. 39 No. 1. Diakses

dari

http://www.ph.mahidol.ac.th/jo urnal/journal_ph/39_52/ pada tanggal 10 Desember 2011.

VandenBos, G. R. (2007). APA Dictionary of psychology.

Washington DC : American Psychological Association

Wallis, C. (2005). The New Science of Happiness. Diakses dari

(17)

Referensi

Dokumen terkait

'A4"'fJTS TJNIUKfEIiYANDANG E/VDA'T'IEIAL CAC]IT f,AWAD

[r]

Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5/PUU-IX/2011, bertanggal 20 Juni 2011 mengenai pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peranan yang dilakukan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang ternyata mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan

Hasil uji menunjukkan bahwa produksi antibakteri isolat aktinomisetes InaCC A.234 dalam 6 hari waktu inkubasi yang berbeda lebih fluktuatif dibandingkan dengan isolat

Sahabat MQ/ Lembaga penggiat antikorupsi Indonesia Corruption Watch/ mengecam pernyataan Menteri Dalam Negeri -Gamawan Fauzi/ soal honor dari Bank Pembangunan

Museum purna bhakti pertiwi yang berada di area taman mini Indonesia indah/hadir melengkapi wahana rekreasi edukatif di area tersebut // Bangunan museum purna bhakti

ANALISIS KETERAMPILAN ATTENDING CALON KONSELOR DALAM MEMBANGUN RAPPORT DENGAN KONSELIi. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |