ABSTRAK
PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN TIKAR MENDONG DI KELURAHAN SINGKUP KECAMATAN PURBARATU KOTA
TASIKMLAYA
Oleh: Wenni Febriani S (1104881)
Pembimbing: 1. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S
2. Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan bahan baku tetapi memiliki peluang untuk berkembang mengingat harga jual yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri, strategi pemasaran industri kerajinan tikar mendong dan menganalisis tingkat kondisi sosial ekonomi pemilik usaha dan pekerja industri kerajinan tikar mendong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui survei. Variabel penelitian meliputi variabel bebas adalah faktor-faktor industri (modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran), strategi pemasaran industri (lokasi, produk, harga, promosi dan manusia), kondisi sosial ekonomi (pendidikan dan pendapatan) dan variabel terikatnya adalah perkembangan industri kerajinan tikar mendong. Sampel penelitian ini adalah seluruh pemilik usaha industri kerajinan tikar mendong berjumlah 12 orang, tenaga kerja berjumlah 64 orang, dan konsumen berjumlah 50 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis porsentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri kerajinan tikar mendong dengan kondisi sosial ekonomi pemilik usaha dan pekerja tikar mendong. Hal tersebut dilihat dari tingginya hubungan faktor modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi serta pemasaran dengan pendapatan. Dilihat pula dari tingginya hubungan antara faktor yang mempengaruhi perkembangan industri kerajinan tikar mendong dengan strategi pemasaran tikar mendong yang dihasilkan dengan kemudahan sarana transportasi, produksi, harga produk, promosi, daya beli konsumen dan ketertarikan konsumen terhadap tikar mendong. Upaya pemilik usaha untuk mengatasi permasalahan agar dapat memperoleh modal dan bahan baku dengan mudah, mengajukan bantuan modal ke pemerintah untuk kelancaran produksi kerajinan tikar mendong.
ABSTRACT
The background of this research was motivated by the existence of the mendong mat craft industry in the singkup village. There are also experiencing difficulties in fulfilling the raw materials, but have a chance to evolve given the high selling price. This study aimed to analyze the factors affecting the development of industry, marketing strategies of the mendong mat craft industry and level socio-economic conditions of business owners and workers mendong mat craft industry. The method used in this research is descriptive method through surveys. The research variables include the independent variable is the factors of industry (capital, raw materials, labor, transportation and marketing), marketing strategy of industry (location, product, price, promotion and human),socio-economic conditions (education and income) and the dependent variable is the development of the mendong mat craft industry. The sample was the whole business owners mendong mat craft industry amounted to 12 people, totaling 64 people labor, and consumers totaled 50 people. Data were analyzed using analysis porsentase. The results showed that there are a relationship between the factors that influence the development of the mendong mat craft industry with socio-economic conditions of business owners and workers mendong mat. It can be seen from the high correlation factor of capital, raw materials, labor, transportation and marketing with revenues. Judging also from the high correlation between factors that influence the development of the mendong mat craft industry with a marketing strategy of the mendong mat who produced with ease of transportation, production, product pricing, promotion, purchasing power of consumers and the interests of consumers to mendong mat. Efforts owners to overcome the problems of business to obtain capital and raw materials with ease, filed capital assistance to the government for the smooth production of the mendong mat craft.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneltian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Analisis Geografi Terhadap Industri ... 8
B. Konsep Industri ... 9
C. Industri Kecil ... 14
D. Perkembangan Industri ... 16
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri ... 18
F. Strategi Pemasaran Industri Tikar Mendong ... 22
G. Pengaruh Kegiatan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi ... 24
H. Penelitian Yang Relevan ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 31
B. Metode Penelitian ... 31
D. Pendekatan Penelitian ... 33
E. Populasi dan Sampel ... 33
1. Populasi... 33
2. Sampel... 34
F. Variabel Penelitian ... 36
1. Variabel Bebas ... 37
2. Variabel Terikat ... 37
G. Definisi Operasional ... 37
1. Perkembangan ... 37
2. Industri Kerajinan Tikar Mendong ... 38
3. Pengrajin ... 39
4. Sosial Ekonomi ... 39
5. Kelurahan Singkup ... 39
H. Instrumen Penelitian ... 39
I. Alur Penelitian... 41
J. Teknik Pengumpulan Data ... 42
1. Observasi Lapangan ... 42
2. Wawancara ... 42
3. Kuesioner ... 42
4. Studi Literatur ... 43
5. Studi Dokumentasi ... 43
K. Alat Pengumpulan Data ... 43
1. Alat Penelitian ... 43
2. Bahan Penelitian ... 43
L. Teknik Pengolahan Data ... 44
M. Teknik Analisis Data ... 44
1. Analisis Deskriptif ... 44
2. Analisis Statistik ... 44
1. Letak, Jarak, dan Luas Lokasi Penelitian ... 47
2. Cuaca dan Iklim ... 48
3. Topografi ... 49
4. Ilmu Hidrologi ... 50
5. Penggunaan Lahan ... 50
B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 51
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 51
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 53
3. Komposisi Penduduk BerdasarkanMata Pencaharian ... 54
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56
C. Kondisi Umum Industri Kerajinan Tikar Mendong Di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya ... 58
1. Sejarah Tikar Mendong Purbartu... 58
2. Alat Yang Digunakan Untuk Membuat Kerajinan Tikar Mendong... 63
3. Proses Pembuatan Kerajinan Tikar Mendong ... 66
D. Hasil Penelitian ... 68
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Industri Tikar Mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya ... 68
2. Kondisi Sosial Ekonomi Pengrajin Tikar Mendong ... 89
E. Pembahasan ... 97
F. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pengajaran Geografi ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 110
B. Rekomendasi ... 111
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Industri merupakan suatu kegiatan yang penting bagi kehidupan manusia,
karena sebagian besar kebutuhan hidup manusia seperti makanan, pakaian, sampai
dengan alat-alat dan jasa dihasilkan oleh industri. Sektor industri pula yang
menjadi tulang punggung pembangunan suatu negara. Pada era globalisasi seperti
saat ini, usaha kecil dan menengah semakin penting dan memiliki peranan sentral
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan
pembangunan ekonomi pada khususnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Samuelson dan Nordhaus (2004, hlm.
280-281), yang menyatakan bahwa salah satu tugas utama pembangunan ekonomi
adalah memajukan semangat wirausaha. Negara tidak dapat maju dengan pesat
tanpa adanya sekelompok pemilik atau manager yang bersedia mengambil resiko,
membuka bisnis baru, mengadopsi teknologi baru dan mengimpor cara-cara baru
dalam mengelola bisnis. Agrobisnis di Indonesia masih didominasi oleh usaha
kecil dan menengah. Oleh karena itu, pemberlakuan otonomi daerah dapat
memberikan kesempatan kepada masing-masing daerah untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki termasuk didalamnya bidang perindustrian dan
perdagangan.
Usaha pemerintah untuk menyeimbangkan ekonomi khususnya dari sektor
industri telah nampak, yaitu melalui penguatan, peningkatan, perluasan, dan
penyebaran industri ke seluruh pelosok Indonesia. Pembangunan sektor industri
diarahkan untuk meningkatkan pendapat negara dan masyarakat. Dilihat dari
posisi sosial ekonomi, menunjukan bahwa sebagian besar kegiatan industri
khususnya industri kecil berlokasi di daerah pedesaan dengan sifat dan metode
yang masih tradisional dan masih bergantung pada pasaran lokal.
Kegiatan industri di pedesaan dikembangkan dengan memanfaatkan potensi
yang dimiliki oleh desa itu sendiri, baik potensi fisik maupun potensi non fisik.
Setiap manusia mempunyai daya adaptasi untuk mempertahankan kelangsungan
Manusia dapat menjadikan sumber daya alam sebagai kekayaan yang dapat
mendukung kehidupannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumaatmadja
(1988, hlm. 183), yaitu:
Pembangunan industri (industrialisasi) dimaksudkan untuk meningkatkan pendapat nasional dan kesejahteraan penduduk, juga harus sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menimbulkan masalah baru yang lebih gawat. Oleh karena itu, baik potensi pengembangan industri maupun masalah yang sedang dialami masyarakat dan negara, harus diteliti sungguh-sungguh. Potensi berbagai daerah dengan segala masalah yang ada pada daerah yang bersangkutan, harus diintegrasi sebagai suatu upaya yang mensejahterakan masyarakat dan daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa pembangunan sektor industri
membawa pengaruh yang luas terhadap masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan industri pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang lebih lanjutnya dapat meningkatkan pendapatan
nasional.
Pembangunan industri disetiap daerah atau wilayah akan berbeda, hal itu
didasarkan kepada karakteristik setiap tempat atau wilayah yang menunjang
berdirinya suatu industri. Era globalisasi memaksa perusahaan nasional untuk
mampu bersaing dengan perusahaan multi-nasional karena persaingan domestik.
Fenomena lain yang terjadi di Indonesia ialah terjadinya krisis moneter yang
terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang kemudian berlanjut menjadi krisis
ekonomi, krisis ini menyebabkan depresi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pada
dasarnya, industri di Indonesia sebagian besar masih menggunakan bahan baku
impor. Kondisi ini memaksa sebagian besar perusahaan sektor industri untuk
mengurangi bahkan menghentikan kegiatan usahanya.
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (2015, hlm. 243), diketahui
bahwa terdapat suatu penurunan jumlah industri di Indonesia, baik dari industri
besar maupun industri kecil dan rumah tangga. Secara rinci jumlah industri di
Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat diamati pada Tabel
Tabel 1.1
Jumlah Sektor Industri Di Indonesia Pada Tahun 2011 Sampai Dengan 2015
Tahun Besar/sedang (unit) Kecil (unit) Rumah tangga
2011 20.018 123.765 2.242.558
2012 31.662 157.143 2.261.107
2013 32.886 232.010 2.514.106
2014 32.275 213.158 1.501.582
2015 22.312 183.453 1.001.224
Sumber: BPS, 2015
Dickenson (1992, hlm. 188) mengungkapkan bahwa perkembangan industri
akan terkait dengan pembangunan transportasi, energi, keuangan, perbankan, dan
perdagangan. Industri akan pusat perkembangan dan perubahan dapat dipandang
sebagai sumber berkembangnya sikap modern sebagai lawan tradisi yang pada
umumnya mewarnai sektor pertanian. Industri kecil dengan berbagai bentuk
kegiatan usahanya tersebar di seluruh Indonesia merupakan sumber penghidupan
bagi sebagian masyarakat. Jika dibandingkan dengan sektor industri besar,
industri kecil relatif memiliki kontribusi yang kecil. Akan tetapi pertumbuhan dan
perkembangan industri kecil sangat diharapkan sebagai pondasi kekuatan
ekonomi nasional.
Industri kecil penting untuk dikembangkan sebagaimana diungkapkan Saleh
(1980, hlm. 43) mengenai alasan-alasan yang mendukung pentingnya
pengembangan industri kecil diantaranya:
Fleksibilitas dalam adaptabilitasnya yang ditopang oleh kemudahan relatif dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan, relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menciptakan tercapainya integrasi kegiatan-kegiatan pada sektor ekonomi yang lain, potensinya terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran, serta dalam jangka panjang peranannya sebagai basis bagi suatu kemandirian pembangunan ekonomi.
Perkembangan suatu industri kecil dewasa ini sangat beragam tergantung
kondisi-kondisi yang menunjang aktivitas industri yang bersangkutan.
Sumaatmadja (1988, hlm. 185) mengungkapkan bahwa penyebaran industri ke
daerah harus sesuai dengan kondisi geografis daerah pedesaan yang bersangkutan.
sumber daya mineral dan energinya, maupun yang menyangkut transportasi dan
komunikasi dengan kondisi fisisnya. Pada akhirnya produk industri kecil yang
dihasilkan juga memiliki keunggulan kompetitif.
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu sentra industri kecil di Jawa Barat,
dengan beberapa komoditas unggulannya seperti tikar mendong, bordir, serta
meubel. Secara rinci jumlah komoditi unggulan industri di Kota Tasikmalaya,
dapat diamati pada Tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2
Jumlah Komoditi Unggulan Industri Kerajinan di Kota Tasikmalaya
No Nama Industri Jumlah Usaha Tenaga Kerja
1. Industri Bordir 1.092 10.380
2. Industri Makanan Ringan 369 2.696
3. Industri Meubel 220 1.408
4. Industri Anyaman Mendong 162 1.889
5. Industri Anyaman Bambu 75 632
6. Industri Batik 30 4.460
7. Industri Payung Geulis 4 37
Sumber: Disperindag Kota Tasikmalaya, 2015
Industri tikar mendong yang terdapat di Kelurahan Singkup, Kecamatan
Purbaratu ini tergolong kedalam industri padat karya, karena membutuhkan cukup
banyak tenaga kerja manusia dengan beberapa keahlian khusus. Oleh karena itu,
keberadaan industri ini telah menyediakan lapangan kerja dan kesempatan kerja
bagi penduduk angkatan kerja dari dalam desa tempat industri itu berada maupun
angkatan kerja dari luar daerah.
Industri tikar mendong merupakan salah satu industri yang ditekuni oleh
sebagian besar masyarakat yang ada di sana dan menjadi salah satu mata
pencaharian utama. Di Kelurahan Singkup dan sekitarnya terdapat lebih dari 100
tenaga kerja atau pengrajin tikar mendong. Tenaga kerja tikar mendong tersebut
berasal dari beberapa daerah yang ada di sekitar Kelurahan Singkup, seperti dari
Kelurahan Sukajaya, Sukamenak, Sukaasih, dan Sukanagara. Usaha yang bermula
dari skala rumahan lama kelamaan menjadi industri kerajinan yang berorientasi
bisnis. Produk kerajinan tikar mendong Singkup bukan sekedar memenuhi
kebutuhan lokal, tetapi sebagian pengrajin mengekspor ke Australia, Dubay, dan
Kerajinan tikar mendong merupakan salah satu karya seni yang banyak
ditekuni sebagai sumber penghasilan dan kehidupan rakyat Indonesia. Tetapi
kondisi yang terjadi saat ini hanya sebagian kecil industri kerajinan tikar mendong
yang mengalami perkembangan dan sebagian besar hanya industri-industri kecil
yang memiliki modal dan pemasaran terbatas sehingga sulit berkembang, bahkan
banyak yang hanya tinggal kenangan. Seperti industri kerajinan tikar mendong
yang berada di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya ini
telah mengalami penurunan secara terus menerus. Secara rinci jumlah industri
kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup pada tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 dapat diamati pada Tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3
Jumlah Industri Kerajinan Tikar Mendong Pada Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2015 Di Kelurahan Singkup
Tahun Jumlah Industri Tikar Mendong (unit)
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
2011 48 643
2012 48 521
2013 39 460
2014 31 384
2015 12 178
Sumber: Disperindag Kota Tasikmalaya, 2015
Berdasarkan data Tabel 1.3 di atas, terlihat adanya penurunan jumlah
industri tikar mendong dan jumlah tenaga kerja di Kelurahan Singkup secara
signifikan dari tahun ke tahun., namun perkembangan industri kerajinan tikar
mendong ini hanya terjadi di Kelurahan Singkup saja.
Industri kerajinan tikar mendong yang terdapat di Kelurahan Singkup
Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya ini menarik untuk dikaji, baik dari segi
faktor sosial budaya, maupun faktor-faktor fisis geografis yang menunjang
terhadap berkembangnya industri tersebut.
Oleh karena itu, berdasarkan data yang terjadi di Kelurahan Singkup
Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Perkembangan Industri Kerajinan Tikar Mendong Di
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi menurunnya industri kerajinan
tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya?
2. Bagaimana tingkat kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong di
Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya industri
kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya.
2. Menganalisis tingkat kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong di
Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan di bidang pertanian terutama untuk mata kuliah
geografi pertanian, geografi desa, dan geografi ekonomi.
b. Menambah wawasan pengetahuan mengenai perkembangan industri
kerajinan tikar mendong.
c. Sebagai acuan atau pertimbangan bagi penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan dan rekomendasi bagi pemerintah dan
masyarakat setempat mengenai perkembangan industri kerajinan tikar
mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam perkembangan industri
kerajinan tikar mendong.
c. Sebagai informasi awal bagi peneliti berikutnya yang akan mengkaji
industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka
pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi skripsi sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi
BAB II Kajian pustaka yang terdiri dari analisis geografi terhadap industri,
konsep industri, industri kecil, perkembangan industri, faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan industri, strategi pemasaran
industri tikar mendong, pengaruh kegiatan industri terhadap kondisi
sosial ekonomi, dan penelitian yang relevan.
BAB III Metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan
teknik analisis data.
BAB IV Membahas hasil dan pembahasan yang meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi industri tikar mendong, serta kondisi sosial ekonomi
pengrajin tikar mendong.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Singkup Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya. Lokasi penelitian berada di salah satu Kelurahan
Kecamatan Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Secara astronomis Kelurahan
Singkup terletak pada koordinat 108008’38’’ - 108024’02’’ BT dan 7010’ -
7026’32’’ LS. Kelurahan Singkup dipilih sebagai lokasi penelitian didasarkan
pertimbangan, yaitu Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu merupakan sentra
kerajinan industri tikar mendong di Kota Tasikmalaya dan Kelurahan Singkup
Kecamatan Purbaratu mempunyai jumlah unit usaha terbanyak yang
mengembangkan kerajinan industri tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peta administratif Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya pada Gambar 3.1.
B. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara atau langkah yang dipergunakan dalam
pengumpulan data, pengklasifikasian, analisis data serta menginterpretasi data
tersebut sampai diperolehnya suatu kesimpulan yang sesuai berdasarkan cara atau
langkah yang telah dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan Surakhmad (2004,
hlm. 131) bahwa :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan
mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan
setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari
penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Sesuai dengan uraian diatas, yang mana dalam suatu penelitian harus
menggunakan metode yang sesuai dengan masalah yang menjadi fokus penelitian
sehingga tujuan dalam penelitian dapat tercapai. Oleh karena itu, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yang
mengungkap pada permasalahan-permasalaha berdasarkan fakta yang ada. Hal ini
Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komperatif; atau mengukur sesuatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, test, interview dan lain-lain, atau mengadakan klasifikasi ataupun mengadakan penilaian, menetapkan standar (normatif), menetapkan hubungan dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur yang lain.
Metode deskriptif yang dalam peneltian ini digunakan untuk mengungkap
faktor kondisi fisik dan sosial industri kerajinan tikar mendong di Kelurahan
Singkup dan salah satu metode deskriptif yang digunakan adalah survei. Metode
survei adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menentukan
mengumpulakan sejumlah data barupa variabel, unit atau individu dalam waktu
yang bersamaan dikemukakan oleh (Tika, 2005, hlm. 6). Sehingga dalam hal ini,
diharapkan dapat mengungkap perkembangan industri kerajinan tikar mendong di
Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
C. Desain Penelitian
Menurut Umar (2008, hlm. 6) mengemukakan bahwa “desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar
variabel secara komperhensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset”. Dalam hal ini, desain
penelitian digunakan menjadi suatu strategi dalam mengumpulkan, mengolah,
menganalisis data secara terstruktur dan sistematis agar memudahkan dalam
melakukan penelitian dilapangan serta memperoleh data sesuai untuk
menghubungkan antar variabel tertentu yang memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Sehingga desain penelitian yang
digunakan adalah desain korelasional kuantitatif yang sejalan dengan pendapat
Silalahi (2009, hlm. 151) mengemukakan bahwa “desain korelasional kuantitatif
berusaha untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua variabel atau lebih variabel dalam
menguji atau menemukan hubungan (relations) atau antar
D. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam konteks geografi adalah
pendekatan keruangan. Menurut Uli dan Mulyadi (2006, hlm. 8) mengemukakan bahwa “pendekatan keruangan merupakan pendekatan khas geografi dengan mengkaji fenomena alam di permukaan bumi. Pendekatan keruangan mengacu antara lain pada pendekatan lokasi, aksesbilitas, dan interaksi”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
keruangan dapat digunakan sebagai konsep dasar dalam mengkaji masalah atau
fenomena geosfer yang ada dipermukaan bumi. Salah satunya yaitu pada
penelitian ini akan menggambarkan atau mendeskripsikan peranan lokasi dan
aksesbilitas sebagai salah satu faktor geografis di suatu wilayah dalam
mendukung perkembangan industri yang kemudian akan memunculkan berbagai
interaksi.
Selain itu, menurut Bintarto dan Hadisumarno (1991, hlm. 12) yang
berpendapat bahwa dalam analisa keruangan harus memperhatikan penyebaran
dalam penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang sendiri yang akan
digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan. Sehingga dalam hal ini,
keberadaan industri kerajinan tikar mendong pada suatu ruang yaitu di Kelurahan
Singkup, dimana penggunaanya sendiri akan mempengaruhi keadaan sekitar yang
ikut terlibat di dalamnya seperti kegiatan industri yang dijalankan home industri
tersebut akan mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat setempat.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Tika (2005, hlm. 24) populasi adalah
himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, populasi dalam penelitian ini terbagi dua
a. Populasi wilayah yaitu seluruh wilayah di Kelurahan Singkup Kecamatan
Purbaratu Kota Tasikmalaya tepatnya di RW 02, RW 03, RW 04, RW 05
dimana terdapat 12 industri tikar mendong.
b. Populasi manusia yaitu meliputi pemilik usaha industri tikar mendong di
Kelurahan Singkup yang berjumlah 12 orang dan 178 orang pekerja tikar
mendong, sedangkan untuk populasi konsumen dilakukan dengan
menggunakan kuota tertentu, dikarenakan tidak tetapnya jumlah konsumen
tikar mendong pada suatu unit usaha. Jadi banyaknya populasi konsumen
dalam penelitian ini adalah 50 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Nama Pemilik Industri dan Jumlah Tenaga Kerja Tikar Mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
No Pemilik Usaha Alamat Pemilik Industri Tenaga Kerja
1. H. Abdul Latif Jl. Purbaratu No. 45 Rt/Rw 02/02 40
2. Zainal Muttaqin Jl. Pager Gunung Rt/Rw 03/03 25
3. H. Asikin Jl. Singkup No. 156 Rt/Rw 04/04 15
4. H. Abun Bunyamin Jl. Singkup No. 5 Rt/Rw 01/04 10
5. Jajang Jl. Pager Gunung Rt/Rw 01/03 15
6. Toni Kortis Jl. Pager Gunung Rt/Rw 01/03 8
7. Itin Jl. Pager Gunung Rt/Rw 03/03 5
8. Ace Sukirman Jl. Babakan Nangerang Rt/Rw 04/04 6
9. Uci Sanusi Jl. Cibitung Rt/Rw 02/05 7
10. Abdul Holik Jl. Babakan Nangerang Rt/Rw 04/04 4
11. H. Rohnan Jl. Gareumpay Rt/Rw 05/04 32
12. Adeng Azis Jl. Gareumpay Rt/Rw 05/05 11
Jumlah 178
Sumber: Disperindag Kota Tasikmalaya, 2015
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Tika (2005, hlm.
25) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari objek atau
individu-individu yang mewakili populasi. Dalam hal ini penentuan sampel yang diambil
oleh peneliti harus representatif atau mewakili dari populasi tersebut yang
Dalam pengambilan sampel adanya suatu teknik sampling yang digunakan
dalam penarikan atau penentuan individu yang akan dijadikan sampel penelitian.
Adapun teknik sampling menurut Sugiyono (2012, hlm. 63,66) dibagi menjadi
dua yaitu:
a. Probability Sampling, teknik yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi yang untuk dipilih menjadi anggota sampel.
b. Nonprobability Sampling, teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian untuk pemilik usaha industri kerajinan
tikar mendong menggunakan nonprobability sampling dengan tekniknya sampling
jenuh yang mana mengambil semua anggota populasi sebagai sampel karena
jumlah populasi sendiri relatif kecil. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono
(2012, hlm. 68) yang mengemukakan bahwa sampel jenuh sering digunakan jika
jumlah populasi yang relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian
yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Untuk
penarikan sampel pemilik usaha menggunakan sampel jenuh dimana seluruh
populasi dijadikan sampel. Sehingga dalam hal ini, jumlah sampel yang diambil
sebanyak 12 pemilik usaha industri kerajinan tikar mendong, sedangkan penelitian
untuk tenaga kerja kerajinan tikar mendong menggunakan Probability Sampling
dengan tekniknya Proforsional Random Sampling. Untuk menentukan jumlah
sampel tenaga kerja digunakan berdasarkan rumus Slovin (dalam Nursolihat,
2013, hlm. 50) sebagai berikut:
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Dari jumlah populasi tenaga kerja industri kerajinan tikar mendong di
Kelurahan Singkup dengan tingkat kesalahan 10%, maka jumlah sampel tenaga
kerja industri kerajinan tikar mendong yang dihitung menggunakan rumus Slovin
tersebut diperoleh sebesar:
Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 64 responden dari total 178 tenaga
kerja. Karena seluruh populasi persebarannya tidak sama pada setiap RW, maka
jumlah sampel akan ditentukan secara acak berstrata proporsional, yaitu
pengambilan sampel dari 4 RW yang disesuaikan dengan jumlah populasi di
masing-masing RW tersebut. Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas,
diperoleh proporsi sampel pemilik usaha dan tenaga kerja industri kerajinan tikar
mendong di Kelurahan Singkup yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Proporsi Populasi dan Sampel Pemilik Usaha dan Tenaga Kerja Industi Tikar Mendong di Kelurahan Singkup
NO RW
Pemilik Usaha Industri Tikar
Mendong
Tenaga Kerja Industri Tikar
Mendong Populasi Sampel Populasi Sampel
1 RW 02 1 1 40 10
2 RW 03 4 4 53 22
3 RW 04 5 5 67 24
4 RW 05 2 2 18 8
Jumlah 12 12 178 64
Sumber: Hasil penelitian, 2015
F. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006, hlm. 104), menyatakan bahwa variabel adalah
gejala atau objek penelitian yang bervariasi, yang menjadi titik perhatian suatu
“variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam suatu penelitian memiliki variabel yang berisi faktor-faktor tertentu
yang akan menjadi objek suatu penelitian yang akan diteliti.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua variabel utama
yaitu variabel independent atau bebas (faktor-faktor industri yang meliputi bahan
baku, tenaga kerja, modal, produk dan pemasaran) dan variabel dependent atau
terikat yang meliputi ( kondisi sosial ekonomi pemilik usaha dan pekerja tikar
mendong yang meliputi pendidikan dan pendapatan). Adapun variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3 Variabel Penelitian
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran yang berbeda
terkait judul dalam penelitian ini, maka perlu diberi batasan atau penjelasan dari
masing-masing definisi atau konsepnya, yaitu sebagai berikut:
1. Perkembangan
Perkembangan diartikan suatu proses perubahan dari keadaan lain dalam
kurun waktu berbeda-beda dan sorotan keadaan tersebut biasanya didasarkan pada
waktu yang berbeda dalam analisis ruang yang sama. Menurut Poerdarminta
(2005, hlm. 473) mengemukakan bahwa “Perkembangan sama dengan
berkembang, yang berarti terbuka atau terbentang menjadi luas dan besar, sesuatu keadaan menjadi banyak”. Perkembangan industri adalah suatu proses
Variabel Bebas (X) Faktor-faktor industri tikar mendong:
a. Bahan Baku
b. Tenaga kerja
c. Modal
d. Produk
e. Pemasaran
Variabel Terikat (Y)
Kondisi sosial ekonomi
pemilik usaha dan pekerja tikar mendong:
a. Tingkat pendidikan
peningkatan atau penurunan suatu industri secara berangsur-angsur baik dilihat
dari faktor input maupun faktor output yang menjadikan atau membuat industri
tersebut maju atau menurun dan terorganisir.
Perkembangan dalam penelitian ini adalah perkembangan industri kerajinan
tikar mendong yang berada di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya, yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan industri tikar mendong, strategi pemasaran industri
tikar mendong, dan kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong di Kelurahan
Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
2. Industri Kerajinan Tikar Mendong
Industri kerajinan tikar mendong adalah suatu industri yang membutuhkan
seni terampil yang bertujuan untuk menghasilkan berbagai produk dan
barang-barang atau hiasan yang mengandung nilai artistik. Pengertian industri dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan memproses atau mengolah
barang dengan menggunakan sarana dan peralatan misalnya mesin. Sedangkan
pengertian kerajinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang yang
dihasilkan melalui keterampilan tangan seperti tikar, anyaman, dan sebagainya.
Menurut Sunarto (dalam Puraningtyas, 2012, hlm. 5) menjelaskan bahwa
tanaman mendong merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
digunakan sebagai bahan baku industri dalam negeri. Hasil utama tanaman
mendong berupa batang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
anyaman-anyaman, misal tikar, tas, topi, dompet dan sebagainya. Mendong ini biasanya
dijadikan bahan pokok untuk pembuatan tikar. Jadi yang dimaksud perkembangan
industri tikar mendong adalah proses perubahan atau perkembangan suatu industri
dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam kurun waktu tertentu dan
secara berkala. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri kerajinan tikar
diantaranya yaitu bahan baku, tenaga kerja, modal, produk, dan pemasaran.
Setelah memperhatikan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam skripsi ini penulis akan membahas tentang perkembangan industri
kerajinan tikar mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota
3. Pengrajin
Pengrajin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pekerjaanya (profesinya) membuat barang kerajinan. Pengrajin yang dimaksud
adalah penduduk yang bergerak dalam usaha industri kerajinan tikar mendong
yang meliputi pemilik usaha dan tenaga kerjanya.
4. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi yang dimaksud adalah keadaan sosial ekonomi pelaku usaha
tikar mendong baik yang statusnya sebagai pemilik usaha maupun sebagai pekerja
yang ada di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
Dampak dari keberadaan industri di suatu tempat dapat terlihat khususnya di
bidang ekonomi. Hal ini sejalan dengan pendapat Djojodipuro (1992, hlm. 193) yang mengemukakan bahwa “dampak ekonomi yang dibawakan oleh lokasi industri di suatu tempat terungkap antara lain dalam bentuk pendidikan,
pendapatan, peningkatan produk, dan pengurangan pengangguran”.
Berdasarkan keterangan di atas, sosial ekonomi dalam penelitian ini
meliputi pendidikan dan pendapatan.
5. Kelurahan Singkup
Kelurahan Singkup adalah daerah penelitian yang secara administratif
termasuk kedalam wilayah Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Berdasarkan
pengertian diatas, skripsi ini pada intinya akan membahas tentang faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi industri tikar mendong, strategi pemasaran industri
tikar mendong, dan kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong meliputi
pemilik usaha dan tenaga kerja.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data. Menurut
Sugiyono (2011, hlm 348) instrumen penelitian harus valid dan reliabel. Valid
yaitu instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
sedangkan reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen dalam bentuk kuisioner yang
mendong yang berada di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota
Tasikmalaya. Untuk lebih jelasnya mengenai kisi-kisi instrumen penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk Pemilik Usaha, Pekerja, dan Konsumen
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Variabel Indikator Sub Indikator Responden
Faktor yang mempengaruhi
industri kerajinan tikar
mendong
a. Bahan Baku Kemudahan memperoleh bahan
baku
Pemilik usaha Daerah asal bahan baku
Sarana transportasi pengambilan bahan baku
Kebutuhan bahan baku Jumlah produksi
b. Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja
Pemilik usaha dan tenaga kerja Daerah asal Keterampilan Lamanya bekerja Upah pekerja Lokasi industri
c. Modal Besar Modal
Pemilik usaha Sumber Modal
d. Produk Produk yang dihasilkan
Pemilik usaha dan konsumen Harga
Ketertarikan konsumen Promosi
Daya beli konsumen
e. Pemasaran Cara penjualan
Pemilik usaha Jangkauan pemasaran Daerah pemasaran Kondisi sosial ekonomi pengrajin tikar mendong
a. Pendidikan Tingkat pendidikan
Pemilik usaha dan tenaga kerja
I. Alur Penelitian
Alur penelitian dalam penulisan skripsi ini menjelaskan mengenai tahapan
atau prosedur penelitian untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi
menurunnya industri kerajinan tikar mendong dan kondisi sosial ekonomi pemilik
usaha dan pekerja tikar mendong. Berikut merupakan diagram alur penelitian
yang dimulai dari persiapan dalam menentukan tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan, tahapan-tahapannya hingga pada akhirnya akan didapatkan hasil akhir
yang ingin dituju dari penelitian perkembangan industri kerajinan tikar mendong
ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini:
Gambar 3.2
Alur Penelitian Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
Analisis Geografi terhadap industri
Faktor-faktor yang mempengaruhi
industri
Pengaruh kegiatan industri terhadap
kondisi sosial ekonomi
Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Penentuan Sampel
Pengumpulan data:
1. Angket 2. Wawancara 3. Observasi
Teknik Pengolahan data
Analisis data
Analisis Deskriptif
Analisis Statistik
J. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan
masalah penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan penulis
adalah sebagai berikut:
1. Observasi lapangan
Menurut Surakhmad (2004, hlm. 162) observasi adalah teknik pengumpulan
data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
gejala-gejala subjek yang diamati, baik pengamatan dilakukan dalam situasi sebenarnya
maupun situasi buatan yang khusus diadakan. Observasi merupakan data primer,
yang mana dalam pengumpulan data dengan datang langsung ke lapangan atau
daerah penelitian. Dengan melakukan observasi, peneliti akan memperoleh data
yang aktual melalui pengamatan langsung dan melakukan pencatatan langsung
pula terhadap aspek yang diteliti seperti mengenai faktor fisik, sosial dan ekonomi
yang mempengaruhi industri tikar mendong di Keluharan Singkup.
2. Wawancara
Tahapan wawancara dilakukan dengan tatap muka langsung dengan
responden di daerah penelitian guna mendapatkan data primer dan informasi yang
berhubungan dengan pokok permasalahan. Menurut Tika (2005, hlm. 54)
wawancara adalah semacam percakapan untuk memperoleh informasi. Dalam
teknik wawancara yang dilakukan, dimana adanya tatap muka diantara dua pihak
yaitu pihak pertama sebagai peminta infomarsi dan pihak kedua atau lainnyaa
sebagai pemberi informasi. Dan sebagai peminta informasi, sebagai pewawancara
hendaknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait masalah yang harus diteliti.
Pada penelitian ini, untuk menggali informasi (data primer) selain observasi tetapi
menggunakan kuesioner dengan wawancara kombinasi. Dilakukan dengan cara
mewawancarai orang atau reponden yang terlibat dalam industri kerajinan tikar
mendong di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya
3. Kuesioner
Menurut Arikunto (2010, hlm. 151) mengemukakan bahwa kuisioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan
4. Studi literatur
Studi literature ini merupakan sumber atau referensi yang digunakan peneliti
dalam memperoleh teori atau konsep yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Sumber atau literatur yang digunakan biasanya berasal dari buku, jurnal,
hasil penelitian, laporan, artikel, data dari istansi, media massa yang berkaiatan
dengan penelitian industri, geografi ekonomi, geogarfi industri, perkembangan,
bahan baku, tikar mendong dan lainnya.
5. Studi dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dalam bentuk peta, tabel,
gambar, dan lain sebagainya yang mendukung sehingga dengan adanya
dokumentasi tersebut menjadi alat bukti dalam suatu penelitian yang dilakukan
peneliti seperti dokumen atau data-data dari instansi pemerintahan, pengambilan
gambar lokasi penelitian saat observasi, dan kegiataan penelitian dilapangan yang
dilakukan di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
K. Alat Pengumpulan Data
1. Alat penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pedoman wawancara dan observasi sebagai alat untuk memperoleh informasi
mengenai perkembangan industri kerajinan tikar mendong
b. Kamera DSLR Nikon D3000 (dokumentasi foto penelitian dan kajian yang
diteliti)
c. Laptop acer aspire one 722
d. Software Mapinfo 10.5
2. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Peta Base map Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
b. Data mengenai industri kecil dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan 2015 Kota Tasikmalaya.
c. Sumber atau buku-buku yang relevan, dan monografi Kelurahan Singkup
Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya dari BPS yang digunakan sebagai
L. Teknik Pengolahan Data
1. Editing data, data yang terkumpul di baca kembali kemudian diperbaiki jika
ada hal-hal yang masih kurang. Mengedit adalah memeriksa daftar
pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data.Tujuan dari
editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di
dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
2. Cooding, pengklasifikasian atau pengelompokan jawaban menurut macamnya
sehingga dapat diketahui data tersebut sudah memenuhi terhadap pertanyaan
peneliti.
3. Entry, dilakukan setelah coding data dimana setelah diklasifikasikan data
dimasukan kedalam kolom-kolom yang terdapat pada Ms Exel 2010.
4. Tabulasi, hasil dari coding dan entry, data-data yang sudah terkumpul
didalam tabel kemudian dapat menghasilkan angka-angka sehingga dapat
dihitung jumlah masalah dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan
dalam bentuk tabel.
M.Teknik Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan setelah selesai mengumpulkan data secara
lengkap dari lapangan. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Adalah analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan gejala yang nampak
di daerah penelitiannya serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai dari
mengolah, menginterpretasi data, dan informasi lain berdasarkan data yang sudah
dianalisis secara berskala dari literatur dan hasil observasi di lapangan.
2. Analisis Statistik
Analisis statistik adalah analisis kuantitatif mengenai kumpulan fakta yang
didapat guna mengungkapkan suatu persoalan dalam bentuk jumlah kode dengan
a. Analisis persentase
Analisis persentase adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
kecenderugan-kecenderungan jawaban responden yang digunakan berdasarkan
metode persentase dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Persentase
f = data yang didapat
n = Jumlah seluruh data
100 % = Bilangan konstan
Angka yang dimasukan ke dalam rumus diatas merupakan data yang
diperoleh dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil
perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Adapun kriteria penilaian persentase dikemukakan oleh Arikunto
(dalam Friamita, 2013, hlm. 34) dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
Persentase Hasil Penelitian
Persentase Kriteria
0 % Tidak ada/Tak seorangpun
1 % - 24 % Sebagian kecil
25 % - 49 % Kurang dari setengah
50 % Setengahnya
51 % - 74 % Lebih dari setengahnya
75 % - 99 % Sebagian besar
100 % Seluruhnya
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Abdurachmat, I dan Maryani, E. (1997). Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi, FPIPS IKIP Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.
Assauri, S. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azhary, I.S. (1991). Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. Jakarta: LP3ES.
Azwar, Syaifuddin. (1988). Sikap Manusia Teori Dan Pengukuran. Yogyakarta: Liberty.
Bintarto, R. Dan Surastopo Hadi Sumarno. (1991). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.
Daldjoeni. (1992). Geografi Baru. Bandung: Alumni.
Dickenson. (1992). Geografi Negara Berkembang. Semarang: UNNES PRESS.
Djamari. (1974). Beberapa Aspek Geogarfi Industri. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
Djojodipuro, M. (1992). Teori Lokasi. Jakarta: LPFEUI
Djoyohadikusumo, Sumitro. (1975). Tata Ekonomi Internasional Baru. Jakarta: Departemen Perdagangan.
Hartono. (1985). Menumbuhkan Pohon Industri dan Keterkaitannya. Prisma. Jakarta. LP3ES.
Husein, Umar. (2008). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kusumosuwidho, Sisdjiatmo. (1981). Angkatan Kerja Dalam FEUI Dasar-dasar Demografi. Jakarta: LDFE-UI.
Mantra, IB. (1985). Pengantar Studi Geografi. Yogyakarta: Nurcahya.
Marah Uli dan Mulyadi Asep. (2006). Geografi Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Mutakin, Awan dan Kamil Pasya. (2004). Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: Genesindo
Poerdarminta, W.J.S. (2005). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rafi’i, Suryatna. (1981). Metode Statistika Analisis. Bandung: Binacipta.
Sandi, I Made. (1986). Geografi Regional Indonesia. Jakarta. UI Perss.
Samuelson, Paul A dan Wiliam D Nordhaus. (2004). Ilmu Makroekonomi Edisi Ketujuhbelas. Jakarta: PT Media Global Edukasi.
Saparuddin, M. (2010). Pertumbuhan Ekonomi dan Dinamika Industri Kecil dan Menengah. Bandung: UNPAD PRESS
Setiawan, H. (2010). Iindustri Kecil Makanan dan Minuman di Jawa Barat. Bandung: UNPAD PRESS.
Shaleh, Irsan, A. (1980). Industri Kecil Sebuah Tinjauan Dan Perbandingan. Jakarta: LP3ES.
Silalahi, Uber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Alfabeta: Bandung
Sumaatmadja, Nursid (1988) Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.
Surakhmad, W. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Syaripudin, Tatang. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.
Tika, P.M. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumber Literatur
Andarina, Fika. (2006). Kehidupan Masyarakat Pengrajin Bata Merah di Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi UPI.
Friamita, Mita. (2013). Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Majalengka. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi: Bandung.
Puraningtyas. (2012). Kerajinan Tekstil Berbahan Mendong. Sleman Yogyakarta: Skripsi.
Tsabitah, N. (2010). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi: Bandung.
Yuniaryo, Eka Setia. (2008). Industri Kerajinan Kue Mochi dan Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja di Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Geografi. Skripsi: Bandung.
Badan Pusat Statistik. (2015). Profil Kecamatan Purbaratu Pemerintahan Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya: BPS.
Sumber Dokumen
Badan Pusat Statistik. (2015). Profil Kecamatan Purbaratu Pemerintahan Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya: BPS.
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Tentang Industri.
Monografi Kelurahan Singkup. (2015). Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian.
Sumber Internet
Adesolografi. (2014). Tikar Mendong. [Online]. Diakses dari http://Kisah tikar mendong kerajinan khas Tasikmalaya.com/2014/08/16/tikar-mendong/.
(9 Januari 2015)
Aristya, K. (2012). Industri Indonesia. [Online]. Diakses dari http://Geografi Industri.com/2009/09/16/industri-indonesia/.