• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Aksial Terhadap Luas Tulangan Pengekang Kolom Beton Bertulang Persegi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Aksial Terhadap Luas Tulangan Pengekang Kolom Beton Bertulang Persegi."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA AKSIAL TERHADAP LUAS

TULANGAN PENGEKANG KOLOM BETON

BERTULANG PERSEGI

Yoseph Navrandinata Pakaang NRP : 0921006

Pembimbing : Dr. Anang Kristianto, S.T, M.T.

ABSTRAK

Indonesia merupakan Negara yang rawan terjadi gempa yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa waktu sebelumnya banyak daerah di Indonesia yang terkena gempa. Kondisi ini menuntut struktur yang dibangun harus memenuhi kaidah bangunan tahan gempa, sehingga dapat bertahan dan melindungi penghuni atau penggunanya dari resiko gempa tersebut. Salah satu masalah yang terpenting adalah terkait dengan pendetailan tulangan pada struktur bangunan beton bertulang tahan gempa khususnya pengekang kolom.

Tujuan dari penelitiaan Tugas Akhir ini dilakukan untuk menghitung luas tulangan pengekang dengan pengaruh beban aksial pada kolom beton bertulang persegi pada sebuah gedung 15 lantai yang berfungsi sebagai perkantoran dengan menggunakan 2 peraturan yang berbeda yaitu: ACI/SNI Beton Indonesia dengan CSA A23.3-04. Kemudian akan membandingkan seberapa besar pengaruh gaya aksial tersebut. Dalam hal ini digunakan software ETABS Nonlinear v9.5.0 untuk membantu perhitungan agar gedung yang direncanakan memenuhi persyaratan-persyaratan sesuai dengan peraturan beton dan gempa Indonesia.

Hasil dari penelitian ini pengaruh beban aksial yang bekerja pada sebuah bangunan sangat mempengaruhi besarnya luas tulangan pengekang yang dibutuhkan sehingga disarankan untuk peraturan ACI/SNI Beton Indonesia juga memperhitungkan pengaruh dari beban aksial tersebut.

(2)

INFLUENCE OF AXIAL FORCE TO CONFINING

REINFORCEMENT AREA OF SQUARE CONCRETE

COLUMNS

Yoseph Navrandinata Pakaang NRP : 0921006

Supervisor : Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T.

ABSTRACT

Indonesia is a country that prone to high seismic. It can be seen in some previous time a lot of Indonesia area affected by seismic. These conditions require a structure that built had to fulfilled rules of seismic resistant building, so it can survive and protect the occupants or users from the seismic risk. One of the most important problems is related to the detailing of reinforcement in seismic resistant reinforced concrete building structure specially restraint column.

The purpose of this Final Project performed to calculate the area of reinforcement restraint with the effect of axial load on square reinforced concrete columns in a 15-story building that serves as the office using 2 different rules that is : ACI/SNI Concrete Indonesia with CSA A23.2-04. Then will compare how great is the

influence of the axial force. In this case using the ETABS Nonlinear v9.5.0 software to help the calculation so that the buildings that planned meet the Indonesia’s concrete and seismic requirements.

The result of this study the effect of axial load that working on a building greatly affect the amount of required reinforcementrestrain area so it is advisable to ACI/SNI concrete Indonesia rules also consider the effect of axial axial load.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN……… iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR……… v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR……….. vi

KATA PENGANTAR………. vii

1.4 Sistematika Penelitian...………... 2

1.5 Metodologi Penelitian…..…...………... 3

2.3.1 Mekanisme Kekangan pada Beton……….. 9

2.3.2 Kekuatan Aksial Beton Terkekang……….. 11

2.3.3 Parameter yang Mempengaruhi Pengekang………. 12

2.4 Tinjauan Peraturan Beton Bertulang………... 15

2.4.1 Perencanaan Ketahanan Gempa……….. 15

2.4.2 Perhitungan Luas Tulangan Pengekang sesuai ACI/SNI…… 27

2.4.3 Perhitungan Luas Tulangan Pengekang sesuai CSA A23.3-04 31 BAB 3 STUDI KASUS BESERTA ANALISISNYA……….. 32

3.1 Data Struktur………. 32

3.1.1 Denah………. 32

3.1.2 Data Pembebanan………... 35

(4)

3.3 Desain Tulangan Pengekang Kolom………. 56

3.3.1 Berdasarkan ACI/SNI Beton Indonesia……… 56

3.3.2 Berdasarkan CSA A23.3-04……… 57

3.4 Analisis Hasil Desain pada Kolom...……….… 60

3.4.1 Desain Tulangan Pengekang Kolom dengan Beban Gravitasi……… 61

3.4.1.1 Kolom dengan Level Beban Aksial Rendah……… 61

3.4.1.2 Kolom dengan Level Beban Aksial Tinggi……… 61

3.4.1.3 Kolom dengan Dimensi Bujursangkar……… 62

3.4.1.4 Kolom dengan Dimensi Persegi Panjang………… 64

3.4.2 Desain Tulangan Pengekang Kolom dengan Beban Gempa.. 67

3.4.2.1 Kolom dengan Level Beban Aksial Rendah……… 67

3.4.2.2 Kolom dengan Level Beban Aksial Tinggi……… 67

3.4.2.3 Kolom dengan Dimensi Bujursangkar……… 68

3.4.2.4 Kolom dengan Dimensi Persegi Panjang………… 70

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan……… 74

4.2 Saran……….. 75

DAFTAR PUSTAKA……….. 76

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Hubungan Tegangan-Regangan Beton dan Baja………… 7

Gambar 2.2 Jenis-jenis Kolom……….. 8

Gambar 2.3 Diagram Interaksi Kolom (Istimawan Dipohusodo, 1999)………... 9

Gambar 2.4 (a). Alur gaya aksial pada agregat; (b).Transmisi gaya-gaya antar agregat; (c) Retak antarmuka pada agregat; (d). Efek aksi kekangan (CEB-FIP, 1990)……….………….. 10

Gambar 2.5 Efektifitas aksi kekangan lateral pada dan persegi……… 12

Gambar 2.6 Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Batuan Dasar dengan Periode Ulang 500 Tahun [SNI 1726-2002]…...……….. 19

Gambar 2.7 Respons Spektrum Gempa Rencana [SNI 1726-2002]………. 19

Gambar 2.8 Detail Sengkang Kait Gempa (Disertasi Anang Kristianto)………. 29

Gambar 2.9 Detailing Kekangan pada Kolom Persegi (Disertasi Anang Kristianto)……….…… 30

Gambar 3.1 (a) Denah Lantai Basement 2 ; (b) Basement 1 ; (c) Lantai Dasar.. 32

Gambar 3.2 (a) Denah Lantai 1 ; (b) Denah Lantai 2 – 13……….….. 33

Gambar 3.3 Tampak Samping Bangunan……….…… 34

Gambar 3.4 Pemodelan Lantai Basement 2……….……. 36

Gambar 3.5 Pemodelan Lantai Basement 1……….…. 37

Gambar 3.6 Pemodelan Lantai Dasar………..……….. 37

Gambar 3.7 Pemodelan Lantai 1………..………. 38

Gambar 3.8 Pemodelan Lantai 2 - 13………..……….. 38

Gambar 3.9 Pemodelan Lantai 14………..………39

Gambar 3.10 Pemodelan Lantai 15………..39

Gambar 3.11 Potongan Struktur Gedung………. 40

Gambar 3.12 Pemodelan Struktur Gedung Tiga Dimensi (3D)……….. 40

Gambar 3.13 Diagram Interaksi Kolom K6-1100x1100………. 57

(6)

Gambar 3.15 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom K4-400x3000

Arah-X………... 59

Gambar 3.16 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom K4-400x3000

Arah-Y………... 60

Gambar 3.17 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom Bujursangkar

(Combo2)……….……. 62

Gambar 3.18 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom Bujursangkar

dengan tambahan Tulangan Pengekang (Combo 2)……….. 63 Gambar 3.19 Kolom K6-1100x1100 dengan Tambahan Tulangan Pengekang…. 63

Gambar 3.20 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom Persegi Panjang Arah – X (Combo 2)…………..……… 64

Gambar 3.21 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom Persegi Panjang Arah - X dengan tambahan Tulangan Pengekang (Combo 2)..……. 65 Gambar 3.22 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom Persegi Panjang

Arah – Y (Combo 2)…..………..……….. 66 Gambar 3.23 Grafik Nilai Ash Kolom Bujursangkar (Combo 6)………... 68 Gambar 3.24 Grafik Nilai Ash Kolom Bujursangkar dengan tambahan Tulangan

Pengekang (Combo 6)………70

Gambar 3.25 Grafik Nilai Ash Kolom Persegi Panjang Arah – X (Combo 6)…… 71 Gambar 3.26 Grafik Hubungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom Persegi Panjang

Arah - X dengan tambahan Tulangan Pengekang (Combo 6)……... 72 Gambar 3.27 Grafik Hungungan Nilai Ash dan Elevasi Kolom Persegi Panjang

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung…………. 16

Tabel 2.2 Beban Hidup pada Lantai Gedung……… 17

Tabel 2.3 Faktor Keutamaan (I) untuk Berbagai Kategori Gedung dan Bangunan……….20

Tabel 2.4 Koefisien ζ yang Membatasi Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung [SNI 1726-2002]….……….. 22

Tabel 2.5 Faktor Daktilitas Maksimum, Faktor Reduksi Gempa Maksimum, Faktor Tahanan Lebih Struktur dan Faktor Tahanan Lebih Total Beberapa Jenis Sistem dan Subsistem Struktur Gedung..…………. 23

Tabel 3.1 Kombinasi Beban yang digunakan……… 41

Tabel 3.2 Berat Struktur (kgf/m)………42

Tabel 3.3 Model Participating Mass Ratio……….42

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Gaya Geser Dasar Nominal (T1 = x)……… 44

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Gaya Geser Dasar Nominal (T1 = y)……… 44

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Distribusi Gaya Geser Horizontal…………..….. 45

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan T-Ray arah-x………..…. 46

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan T-Ray arah-y………..…. 47

Tabel 3.9 Perhitungan eksentrisitas rencana ed untuk arah-x………..……… 48

Tabel 3.10 Perhitungan eksentrisitas rencana ed untuk arah-y…..………. 48

Tabel 3.11 ∆s Kinerja Batas Layan Statik Arah-x………..………. 49

Tabel 3.12 ∆s Kinerja Batas Layan Statik Arah-y………..……… 50

Tabel 3.13 ∆m Kinerja Batas Ultimit Statik Arah-x...……… 51

Tabel 3.14 ∆m Kinerja Batas Ultimit Statik Arah-y………...………… 51

Tabel 3.15 Point Displacement Maksimum………. 52

Tabel 3.16 ∆s Kinerja Batas Layan Dinamik Arah-x……….. 53

Tabel 3.17 ∆s Kinerja Batas Layan Dinamik Arah-y……….. 53

(8)

Tabel 3.19 ∆m Kinerja Batas Ultimit Dinamik Arah-y………….……….. 55 Tabel 3.20 Hasil Perhitungan Disain Tulangan Pengekang Kolom

Bujursangkar……….. 58

Tabel 3.21 Hasil Perhitungan Disain Tulangan Pengekang Kolom Persegi

Panjang Arah-X..…….……….. 59 Tabel 3.22 Hasil Perhitungan Disain Tulangan Pengekang Kolom Persegi

Panjang Arah-Y..…….……….. 60 Tabel 3.23 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Bujursangkar (Combo 2).….… 62 Tabel 3.24 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Bujursangkar dengan

tambahan Tulangan Pengekang (Combo 2)….………. 63 Tabel 3.25 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Persegi Panjang Arah – X

(Combo 2)……….……… 64

Tabel 3.26 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Persegi Panjang Arah – X

dengan tambahan Tulangan Pengekang (Combo 2).….……… 65 Tabel 3.27 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Persegi Panjang Arah – Y

(Combo 2)……….……….…… 66

Tabel 3.28 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Bujursangkar (Combo 6).……. 68 Tabel 3.29 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Bujursangkar dengan

tambahan Tulangan Pengekang (Combo 6)……….. 69 Tabel 3.30 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Persegi Panjang Arah – X

(Combo 6)………. 70

Tabel 3.31 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Persegi Panjang Arah – X

dengan tambahan Tulangan Pengekang (Combo 6)…….…………. 72 Tabel 3.32 Hasil Perhitungan Nilai Ash Kolom Persegi Panjang Arah – Y

(9)

DAFTAR NOTASI

Ach Luas inti terkekang yang dihitung dari pusat Ag luas total penampang kolom beton

Ast luas total penampang tulangan longitudinal Ash luas total penampang tulangan transversal

bc = B dimensi inti beton terkekang (jarak pusat ke pusat sengkang)

db diameter tulangan pengekang dbl diameter tulangan longitudinal

Dc diameter kolom

DL beban mati, berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap

Es modulus elastisitas baja, MPa fc’ kuat tekan beton silinder

f1 = f2 tegangan lateral yang bekerja pada inti beton terkekang

fy tegangan leleh tulangan longitudinal fyh tegangan leleh tulangan transversal

hc dimensi inti beton tegak lurus tulangan transversal yang ditinjau

I factor keutamaan gedung

Ic indeks efektif pengekangan pada saat beban maksimum ke koefisien efektifitas kekangan

kp rasio antara gaya aksial yang diberikan dengan gaya nominal kolom

LL beban hidup, semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan gedung

P0 0,85fc‟(Ag–As) + fyAs= kapasitas nominal kolom akibat

(10)

Pmax maksimum beban aksial yang terukur pada saat pengujian Aksial konsentris.

Pu beban aksial terfaktor, N

s jarak antar sengkang, mm

SDL beban mati tambahan

T waktu getar alami struktur, detik

Ø diameter baja tulangan

∆ simpangan antar lantai tingkat desain

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar L.1 Denah Lantai Basement 2 ; Basement 1 ; Lantai Dasar (mm)……... 78

Gambar L.2 Denah Lantai 1 (mm)………. 79

Gambar L.3 Denah Lantai 2 – 15 (mm)………. 80

Gambar L.4 Tampak Samping Bangunan……….. 81

Gambar L.5 Detail Penulangan Kolom K4-400x3000……….……….. 82

Gambar L.6 Detail Penulangan Kolom K4-400x2100……….………….. 82

Gambar L.7 Detail Penulangan Kolom K4-400x1300……….………….. 83

Gambar L.8 Detail Penulangan Kolom K4-400x800……….……… 83

Gambar L.9 Detail Penulangan Kolom K6-1100x1100……….………… 84

Gambar L.10 Detail Penulangan Kolom K6-950x950………….……… 84

Gambar L.11 Detail Penulangan Kolom K6-600x600…..…………...……… 85

Gambar L.12 Detail Penulangan Kolom K6-750x750…..…………...……… 85

Gambar L.13 Diagram Interaksi Kolom K6-1100x1100………. 97

Gambar L.14 Diagram Interaksi Kolom K6-950x950………. 98

Gambar L.15 Diagram Interaksi Kolom K6-750x750………. 98

Gambar L.16 Diagram Interaksi Kolom K6-600x600………. 99

Gambar L.17 Diagram Interaksi Kolom K4-400x3000………... 99

Gambar L.18 Diagram Interaksi Kolom K4-400x3000………. 100

Gambar L.19 Diagram Interaksi Kolom K4-400x2100………..………... 100

Gambar L.20 Diagram Interaksi Kolom K4-400x1300…………..………... 101

Gambar L.21 Diagram Interaksi Kolom K4-400x800………... 101

Gambar L.22 Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Batuan Dasar dengan Periode Ulang 500 Tahun [SNI 1726-2002]……… 102

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi gempa yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa waktu sebelumnya banyak daerah di Indonesia yang terkena gempa. Kondisi ini menuntut struktur yang dibangun harus memenuhi kaidah bangunan tahan gempa, sehingga dapat bertahan dan melindungi penghuni atau penggunanya dari resiko gempa tersebut.

Namun dalam pelaksanaannya, untuk memenuhi kaidah tersebut tidaklah mudah. Salah satu masalah yang dapat teridentifikasikan adalah terkait dengan pendetailan tulangan pada struktur bangunan beton bertulang tahan gempa khususnya pengekang kolom. Selain perlu memperhatikan cara pembuatan dan pemasangannya, perlu juga memperhatikan pengaruh beban yang bekerja dalam menghitung luas tulangannya khususnya pengaruh beban aksial yang bekerja.

Seperti yang kita ketahui bersama dalam peraturan ACI/SNI Beton Indonesia

sudah mengakomodasikan untuk desain luas pengekang sehingga tercapai batas keamanan sebuah gedung, tapi dalam hal ini peraturan ACI/SNI Beton Indonesia

belum memasukkan pengaruh beban aksial yang bekerja yang terdapat pada peraturan-peraturan negara lain diantaranya: CSA A23.3-04, NZX 3101-06, serta usulan beberapa peneliti seperti Paulay and Priestley.

(13)

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitiaan Tugas Akhir ini dilakukan untuk mendesain luas tulangan pengekang pada kolom persegi dengan menggunakan 2 peraturan, yaitu: ACI/SNI Beton Indonesia dan CSA A23.3-04. Desain dilakukan pada beberapa kolom pada level ketinggian tertentu yang memperlihatkan perbedaan level beban aksial.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian Tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bangunan yang akan dibahas adalah bangunan gedung beton bertulang dengan fungsi sebagai perkantoran.

2. Jumlah lantai adalah 15 (lima belas) lantai.

3. Bangunan terletak pada wilayah gempa 4 di Indonesia dengan jenis tanah

lunak.

4. Perangkat lunak yang digunakan adalah ETABS Nonlinear v9.5.0.

5. Gedung direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan peraturan beton dan gempa Indonesia.

6. Data balok, kolom, dan pelat menggunakan yang sudah ada.

1.4 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I, berisi Pendahuluan, Tinjauan Penelitian, Ruang lingkup penelitian, Sistematika Penelitian, dan Metodologi Penelitian.

BAB II, berisi Tinjauan Literatur terkait yang berhubungan dengan penelitian/penulisan Tugas Akhir.

BAB III, berisi Studi Kasus beserta Analisisnya.

BAB IV, berisi kesimpulan dan saran hasil dari penelitian/penulisan Tugas Akhir.

1.5 Metodologi Penelitian

(14)

Pada tahap awal melakukan tinjauan literatur terlebih dahulu yang bertujuan untuk menginventarisasi penelitian yang telah dilakukan dalam bidang pengekang kolom beton bertulang secara umum, secara khusus untuk kolom bertulang mutu normal dengan dimesi persegi.

Tahap kedua dilakukan pemodelan dan analisis struktur dari data-data yang sudah tersedia dengan menggunakan perangkat lunak ETABS Nonlinear v9.5.0 untuk mendapatkan berapa besar luas tulangan pengekang yang dibutuhkan pada kolom yang akan di tinjau.

Tahap ketiga mendisain luas tulangan pengekang yang diperlukan pada lantai tertentu dengan menggunakan dua peraturan yang berbeda.

(15)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis luas tulangan pengekang dengan menggunakan peraturan ACI/SNI dan CSA A23.3-04 pada berbagai kondisi level beban aksial pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh beban aksial yang bekerja pada sebuah bangunan sangat mempengaruhi besarnya nilai luas tulangan pengekang yang dibutuhkan. 2. Nilai luas tulangan pengekang eksisting yang terjadi pada kolom bujursangkar

relatif sudah memenuhi peraturan ACI/SNI, sedangkan jika menggunakan peraturan CSA A23.3-04 hanya memenuhi beberapa pada lantai atas saja sehingga diperlukan penambahan tulangan untuk memenuhi kedua peraturan tersebut.

3. Nilai luas tulangan pengekang eksisting yang terjadi pada kolom persegi panjang arah-x relatif tidak memenuhi kedua peraturan sehingga perlu dilakukan penambahan tulangan pengekang, sedangkan pada arah-y sudah

memenuhi kedua-duanya .

4. Perhitungan nilai luas pengekang dengan menggunakan ACI/SNI relatif sama

tiap lantai, sedangkan dengan CSA A23.3-04 semakin tinggi kolom yang di tinjau maka semakin kecil nilai luas tulangan pengekang yang di butuhkan. 5. Perhitungan nilai luas pengekang pada kolom persegi panjang perlu

memperhatikan arah peninjauan (arah-x dan arah-y) yang akan dilakukan karena memiliki dimensi yang berbeda dan sangat berpengaruh pada besarnya nilai luas tulangan pengekang, sedangkan pada kolom bujursangkar tidak demikian.

(16)

tulangan pengekang pada perhitungan menggunakan peraturan CSA A23.3-04 dimana hasil yang didapatkan lebih kecil dari pada dengan menggunakan kombinasi 6.

4.2 Saran

1. Pada peraturan ACI/SNI dalam mencari luas tulangan pengekang pada kolom pengaruh beban aksial yang bekerja juga perlu di perhitungkan seperti pada peraturan CSA A23.3-04.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 1726-2002).

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 2847-2002).

Bjerkeli, L.; Tomaszewica, A.; and Jensen, J.J. (1990).”Deformation Properties and

Ductility of High Strength Concrete,” Utilization of High Strength Concrete-Second International Symposium, SP-121, American ConcreteInstitute, Detroit, pp 215-238.

Cusson, D.; Paultre, P.; and Aitcin, P.C. (1992), “ Le Confinement des Colonnes en

Beton a Haute Performance Par des Entries Rectangulaires”, Annual Conference of the Canadian Society for Civil Engineering, May 27-29, Quebec, pp 31-30.

Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Elwood, Kenneth J., Maffei, Joe, Riederer, Kevin A., Telleen, Karl. Part 1: Assessment of Design Provisions, Improving Column Confinement.

Elwood, Kenneth J., Maffei, Joe, Riederer, Kevin A., Telleen, Karl. Part 2: Proposed New Provisions for The ACI 318 Building Code, Improving Column

Confinement.

Hatanaka, S.; and Tanigawa, Y. (1992).”Lateral Pressure Requirements for Compressive Concrete,” Proceeding of 10th World Conference on Earthquake Engineering, Madrid, pp 2603-2608.

Imran, I., dan S. Pantazopoulou (1996). “Experimental Study of Plain Concrete under Triaxial Stress.” ACI Materials Journal, 93(6), pp 589 – 601

(18)

Martinez, S ; Nilson, A.H.; and Slate, F.O. (1984), ”Spirally Reinforced High

Strength Concrete columns,” ACI Journal, Proceeding V. 81, No. 5, Sep-Oct., pp. 431-442.

Mulyono, Tri. 2001. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Nawy, Edward G. 2001. Beton Bertulang, Suatu Pendekatan Dasar. Bandung: Penerbit PT ERESCO.

Paultre P.; Legeron F.,(2008). ” Confinement Reinforcement Design for Reinforced

Concrete Columns”, ASCE Journal of Structural Engineering, Vol 134. No5

May 2008.pp738-749

Razvi S.R and Saatcioglu M.(1994) “Strength and Deformability of confined

High-Strength Concrete Columns “,ACI Structural Journal, V. 91, No. 6,Nov-Dec. 1994, pp. 1-10.

Saatcioglu, M.and Ozcebe, G., (1989)” Response of Reinforced Concrete Column to

Simulated Seismic Loading”, ACI Structural Journal, V. 86(1), pp. 3-12. Sheikh, S. A., and Yeh, C.,(1990). “Tied Concrete Columns under Axial Load and

Flexure,” Journal of Structural Engineering, ASCE, V. 116, No. 10, Oct. 1990, pp. 2780-2800.

Standar Konstruksi Bangunan Indonesia. 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung.

Sudo, E.; Masuda, Y.; Abe, M.; and Yasuda, M.(1993),”Mechanical Properties of Confined High Strength Concrete,” Proceeding of the Symposium on High Strength Concrete, Norway, June 1993, pp 369-376.

Watanabe, F.; Muguruma, H.; Matsutani, T.; and Sanda, D.(1987).”Utilization of

High Strength Concrete for Reinforced Concrete High Rise Buildings in

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Pekerja Lainnya Pada Industri Besar Sedang Menurut Sub Sektor Industri 2010. Number of Worker Other on Large Medium Scale Industry by Main Industrial

Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa secara simultan (bersama-sama) prestasi belajar mata pelajaran Perawatan Perbaikan Motor Otomotif dan

8 Ditempat bekerja saya tidak pernah mempunyai teman kerja yang cocok dengan saya.. 9 Saya merasa sesak nafas apabila beban kerja

Prevention Costs – Biaya atas usaha yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya produk yang tidak memenuhi standar serta proses produksi yang menyimpang...

SNP adalah standar minimal yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua pemangku kepentingan dalam mengelola

 PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan melakukan banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang mengabulkan gugatan PT Bosowa Corporindo atas keputusan

Oleh sebab itu kedua hal ini saling melengkapi untuk mendapatkan suatu ide yang aktual untuk mengetahui perbandingan dengan produk lama dari inovasi tersebut, berguna