• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONS PEMBACA ANAK TERHADAP PUISI DALAM BUKU TEKS : Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESPONS PEMBACA ANAK TERHADAP PUISI DALAM BUKU TEKS : Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

RESPONS PEMBACA ANAK TERHADAP PUISI DALAM BUKU TEKS (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam

Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas VI )

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia

oleh

Imam Faisal Ruslan 0902523

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta

RESPONS PEMBACA ANAK TERHADAP

PUISI DALAM BUKU TEKS

(Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas

VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam

Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas VI )

Oleh

Imam Faisal Ruslan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Imam Faisal Ruslan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

(5)

RESPONS PEMBACA ANAK TERHADAP PUISI DALAM BUKU TEKS

(Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

oleh

Imam Faisal Ruslan

0902523

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis lapis makna puisi yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia untuk Kelas VI. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan mengetahui respons pembaca anak, khususnya siswa kelas VI SDN Kamasan III terhadap puisi tersebut. Respons pembaca anak tersebut dibandingkan kesesuaiannya dengan hasil analisis lapis makna puisi dalam buku teks tersebut untuk mengetahui penerimaan anak terhadap puisi tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif terhadap puisi dalam buku teks. Analisis struktur digunakan untuk mengetahui lapis makna puisi tersebut. Selanjutnya, untuk mengetahui respons pembaca terhadap puisi tersebut digunakan metode estetika resepsi terhadap siswa kelas VI SDN Kamasan III. Respons pembaca tersebut didapat dengan menggunakan instrument wawancara dan tes penerimaan melalui parafrase atau reproduksi karya.

Terdapat tiga puisi dalam buku teks tersebut. Puisi Perempuan-perempuan Perkasa,

Apakah Tuhan Marah, dan Taman Bermainku. Penerimaan siswa terhadap ketiga puisi

(6)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah…...………..……….. 9

1.2.1 Identifikasi Masalah…………..………...………... 9 BAB 2 IHWAL RESPONS PEMBACA ANAK TERHADAP TEKS PUISI YANG BERADA DALAM BUKU TEKS 1. Kajian Pustaka………...…………..…….….. 14

1.1Respons Pembaca……….…………...……….... 14

1.1.1 Hakikat Respons Pembaca dalam Resepsi Sastra………..…….... 14

1.1.2 Pengembangan Penelitian Resepsi Sastra.………..…... 17

(7)

1.1.2.2Hubungan antara Pembaca dan Karya Sastra……..……….... 19

1.1.2.3Metode Resepsi Sastra (Estetika Resepsi)…....………... 21

1.1.3 Responss Pembaca Anak terhadap Teks Puisi…………...………... 22

1.1.4 Tingkat Perkembangan Anak untuk Meresponss Karya………..….... 22

1.1.4.1Perkembangan Kognitif……..………... 23

1.1.4.2Perkembangan Moral….………... 23

1.1.4.3Perkembangan Bahasa...……….…………... 24

1.4.1 Pengertian dan Fungsi Buku Teks……..……….... 34

1.4.2 Kualitas Buku Teks…….……… 36

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 38

3.2 Analisis Objektif Struktur Teks Puisi………..... 38

3.3 Respons Pembaca Anak terhadap Teks Puisi………...…... 39

3.3.1 Butir-butir Penelitian Respons Pembaca………. 39

3.3.2 Sumber Data…...……….... 39

3.4 Instrumen Penelitian………... 40

(8)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.2.1.1Analisis Struktur Fisik……..……….… 48

4.2.1.2Analisis Struktur Batin……...………...… 53

4.2.1.3Sintesis dan Interpretasi…...………... 55

4.2.2 Analisis Data 2………...………... 56

4.2.2.1Analisis Struktur Fisik……….………... 57

4.2.2.2Analisis Struktur Batin………...………... 59

4.2.2.3Sintesis dan Interpretasi………...………... 61

4.2.3 Analisis Data 3.………... 61

4.2.3.1Analisis Struktur Fisik………... 62

4.2.3.2Analisis Struktur Batin………...………... 65

4.2.3.3Sintesis dan Interpretasi....………... 4.2.4 Pembahasan Hasil Analisis Puisi ... 4.2.4.1 Pembahasan Puisi Perempuan-perempuan Perkasa ... 4.2.4.2 Pembahasan Puisi Taman Bermainku ... 4.2.4.3 Pembahasan Puisi Apakah Tuhan Marah ... 66 4.4Pembahasan Kesesuaian Hasil Analisis Objektif Puisi dan Respons Pembaca Anak terhadap Puisi……….………... 4.4.1 Pembahasan Puisi Perempuan-perempuan Perkasa... 4.4.2 Pembahasan Puisi Apakah Tuhan Marah... 4.4.3 Pembahasan Puisi Taman Bermainku... 4.4.4 Pembahasan Hasil Reproduksi Karya Pembaca... 70 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan……….... 119

B.Saran……….. 120

DAFTAR PUSTAKA……….... 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra berbicara mengenai kehidupan, mengenai berbagai persoalan hidup manusia, tentang kehidupan di sekitar manusia yang semuanya diungkapkan dengan cara yang khas. Khas dari cara pengungkapan maupun bahasanya. Pengungkapan gagasan yang menjadi isi sebuah karya sastra, lain daripada yang lain. Ia harus memberikan manfaat dan pemahaman kepada pembacanya. Begitupula dalam pengungkapan bahasanya. Bahasa sastra mengandung unsur dan tujuan keindahan. Keindahan itu akan membawa pembaca kepada kesenangan sebuah karya sastra.

Hal itu dikuatkan dengan ungkapan seorang seniman besar yang khas dengan

aliran kubismenya, Pablo Picasso yang mengatakan “Setiap anak adalah seorang

artist (seniman), tergantung usahanya nanti memelihara kesenimanannya tersebut

ketika mereka beranjak dewasa”. Dan karya sastra adalah salah satu gerbang

untuk menjaga mereka menjadi seorang seniman dalam hidupnya.

Seorang penyair latin, Horatius (Luxemburg, 1991:16) merupakan wakil yang paling terkenal mengenai manfaat atau kesenangan dalam sebuah karya sastra. Menurutnya, karya sastra selain memberikan manfaat juga harus memberikan kesenangan terhadap pembacanya. Baginya, puisi yang terbaik adalah puisi yang bisa menggabungkan dua hak itu.

(10)

2

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Stewig (Nurgiyantoro, 2010:4) menegaskan, salah satu alasan anak diberi buku bacaan sastra adalah agar mereka memperoleh kesenangan dan kenikmatan. Sastra memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kehidupan ini.

Karya sastra apapun jenis dan genrenya pasti memiliki kekhasan atau ciri yang membedakannya dari jenis tulisan lain. Oleh karena itu, untuk memahami sebuah karya sastra, metode dan pendekatan yang digunakan akan berbeda dengan memahami sebuah tulisan biasa. Setidaknya ada empat pendekatan kritis yang dikemukakan oleh Abrams (Teeuw, 1988:50) yaitu, pendekatan objektif, pendekatan ekspresif, pendekatan mimetik dan pendekatan pragamatik. Pendekatan objektif berpusat pada karya sastra, pendekatan ekspresif berpusat pada penulis, pendekatan mimetik berpusat pada keselarasan dengan alam semesta dan pendekatan pragmatik berpusat pada kajian terhadap pembaca.

Keberadaan buku sastra yang minim di sekolah menjadi kendala ketika siswa mempelajari teks sastra, kurangnya minat baca menjadi penyebab ketidaksukaan terhadap karya sastra. Pun dengan kemampuan guru SD yang tidak hanya mengemban bahasa Indonesia saja, namun seluruh disiplin ilmu, menjadikan guru tersebut kurang mahir dalam penyampaian dan pembelajaran sastra. Gencarnya budaya pop yang didistribusi oleh televisi menjadi faktor selanjutnya betapa sastra menjadi semakin tidak diminati. Oleh karena itu teks sastra yang berada dalam buku teks pelajaran bahasa Indonesia menjadi satu-satunya sumber atau pintu masuk siswa untuk mempelajari dan mengenal karya sastra terlebih bila kegiatan bersastra menjadi pelajaran wajib yang harus diikuti semua siswa.

Pernyataan itu didukung oleh Aisyah (editor: Anshori & Sumiyadi, 2009:314-320) yang menyatakan bahwa umumnya guru lebih berpegang pada buku teks, padahal banyak sumber-sumber lain yang perlu dipergunakan untuk melaksanakan pembelajaran sastra yang optimal.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenali bentuk dan isi sebuah karya sastra sehingga timbul pemahaman dan penghargaan terhadap karya sastra. Lebih jauhnya mereka dapat menemukan

(11)

3

Menurut Wan Anwar (editor: Anshori & Sumiyadi, 2009: 308-313) tujuan pembelajaran sastra pada dasarnya meliputi dua hal pokok: pengetahuan sastra dan pengalaman bersastra. Tujuan pertama mengacu pada pemerolehan wawasan mengenai segi-segi pengetahuan (sejarah dan unsur-unsur sastra misalnya) dan tujuan kedua mengacu pada pemerolehan langsung bersastra.

Tujuan dari diadakannya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar pun sejalan dengan manfaat karya sastra. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Namun cita-cita mulia tersebut tentu tidak mudah untuk diraih, ada banyak faktor yang mendorong keberhasilannya. Salah satunya adalah pemberian karya sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia, karya sastra seperti apa yang dapat diapresiasi oleh anak umur sekolah dasar.

Pentingnya pembelajaran bahasa Indonesia, terutama sastra, pada tingkat sekolah dasar akan menentukan minat pada pembacaan dan apresiasi karya sastra di tingkat selanjutnya. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh materi sastra yang diberikan. Dengan kata lain pembelajaran bahasa dapat digunakan untuk memahami sastra dan pemahaman terhadap sastra akan menentukan kemahiran dalam berbahasa.

Mascita (editor: Harras & Saadie, 2011: 65-80) menuturkan, anak yang berada dalam jenjang umur sekolah dasar (SD) memiliki kondisi yang memungkinkan untuk penanaman nilai-nilai. Hal tersebut dikarenakan usia anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik secara kognisi, fisik, maupun psikologisnya.

(12)

4

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, bahwa karya sastra bertujuan memberikan kesenangan dan pemahaman pembacanya melalui estetika yang dimiliki karya sastra, maka diperlukan pendekatan sastra yang sesuai untuk melihat hal itu. Maka metode resepsi sastralah yang kiranya cocok dengan tujuan penelitian ini.

Penemuan terhadap penikmatan pembaca terhadap karya sastra itulah yang menjadi tujuan dari munculnya teori resepsi sastra. Lebih jauh bukan sekedar untuk mengetahui manfaat atau hiburan yang terdapat dalam karya namun juga mampu untuk mengetahui jenis dan karakteristik karya sastra yang dapat diterima secara kognitif dan empirik oleh pembacanya. Terutama tingkat estetika yang mampu dicerna oleh pembacanya.

Metode resepsi sastra atau yang disebut oleh Wolfgang Iser sebagai estetika resepsi dan Louise Rosenblatt sebagai respons pembaca termasuk kedalam pendekatan sastra pragmatis.

Pada perkembangannya resepsi sastra atau respons pembaca muncul karena ketidakpuasan para pengamat sastra terhadap suatu teori bahwa dalam memahami

„arti‟ karya sastra maka harus dikembalikan kepada penulisnya dan ketidakpuasan

terhadap pengagungan teori strukturalisme, yang hanya menekankan perhatian terhadap teks. Sementara faktor pembaca diabaikan. Oleh karena itu, pendekatan respons pembaca menekankan adanya „komunikasi‟ antara pembaca dan karya sastra (Sundusiah, editor Harras & Saadie 2011: 81-98).

Penelitian terhadap pembaca sebagai fokus kajian sastra kini diberi semangat baru oleh pemikiran dari dua orang tokoh yakni Jausz dan Iser (Junus, 1985: 33). Jausz menumpukkan perhatianya kepada bagaimana suatu karya diterima pada suatu masa tertentu berdasarkan suatu horison penerimaan tertentu. Sedangkan menurut Iser terdapat dua kutub dalam karya sastra yakni kutub artistik yang terpusat pada penulis dan kutub estetik yang terpusat pada respons pembaca. Aktualisasi terjadi saat terjadi kontak antara karya sastra dan pembaca, dan disana dimulailah proses resepsi sastra (Junus, 1985: 38).

Resepsi sastra dimaksudkan bagaimana “pembaca” memberikan makna

(13)

5

tanggapan terhadapnya. Tanggapan itu mungkin bersifat pasif. Yaitu bagaimana seorang pembaca dapat memahami karya itu, atau dapat melihat hakikat estetika yang ada di dalamnya. Atau mungkin juga bersifat aktif, yaitu bagaimana ia

“merealisasikannya” (Junus, 1985:1).

Pembacaan dan pemahaman terhadap karya sastra ini tergantung kepada cakrawala pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pembaca. Ada berbagai tipe pembaca, pada penelitian kali ini penulis mengambil sample dari jenis pembaca riil, karena pembaca riil memberikan arti yang individual terhadap struktur makna yang hendak disampaikan penulis, sehingga ke-polisemi-an yang dimiliki karya sastra masih tetap terjaga. Disamping tipe pembaca riil masih ada tipe pembaca lain, yakni tipe pembaca ideal dan tipe pembaca ahli, namun keduanya cenderung melihat sebuah karya sastra dan memahaminya tidak secara murni, artinya ada kritik sastra yang nantinya akan menjustifikasi karya dan bahkan penulisnya.

Sesuai dengan cita-cita banyak sastrawan saat ini, sastra harus diberikan sejak dini, karena sastra memberikan keindahan dan membentuk persepsi serta karakter pembacanya. Oleh karena itu diperlukan sebuah karya sastra yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan kognitif anak. Sehingga karakteristik dan kebermaknaan karya sastra anak ini tidak lagi diukur oleh orang dewasa namun oleh anak-anak itu sendiri sebagai subjeknya.

Tidak semua karya sastra, khususnya puisi, bisa diterima dengan baik oleh anak-anak. Hal itu dapat dimengerti karena tingkat pemahaman dan pengalaman yang dimiliki oleh anak berbeda dengan orang dewasa, baik yang menyangkut isi kandungan maupun unsur kebahasaan (Huck dkk, 1987:4). Artinya kriteria karya sastra, khususnya puisi, harus bisa memfasilitasi keterbatasan anak dengan kriteria estetika dan isi yang khas anak-anak. Oleh karena itulah untuk memfasilitasi hal itu hadir sebuah sastra yang dikhususkan untuk anak-anak yang disebut sastra anak.

(14)

6

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1991:19) yang mengatakan bahwa buku anak yang baik adalah buku yang mengantarkan dan berangkat dari kacamata anak. Sastra anak tidak memandang dari siapa karya itu dilahirkan, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Sastra anak harus berangkat dari kacamata anak. Berarti sastra anak secara tidak langsung harus memahami tingkat perkembangan anak. Tahapan perkembangan anak ini akan berpengaruh terhadap responss anak terhadap bacaan., khususnya teori perkembangan kognitif anak. Teori ini banyak dikemukakan oleh Piaget. Piaget (Santrock, 2007:48) menyatakan ada empat tahap perkembangan kognitif, yakni: (1) tahap sensori-motor (0-2 tahun), (2) tahap praoperasional (2-7 tahun), (3) tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan (4) tahap operasional formal (11 tahun-dewasa).

Pada penelitian ini, peneliti cenderung memilih anak yang berada pada tahap operasional konkret sebagai objek penelitiannya. Alasan pemilihan tahapan itu karena pada usia tersebut (7-11 tahun) anak-anak sudah memasuki lingkungan sekolah. Rentang usia tersebut pun termasuk kedalam tahap middle school (tahap sekolah pertengahan). Pemilihan tersebut dipersempit kembali dengan mengkhususkan penelitian kepada anak yang berada di kelas tinggi sekolah dasar, yakni sekira usia 9 sampai dengan 11 tahun.

Teks sastra yang akan dijadikan sebagai teks resepsi adalah yang termasuk ke dalam puisi. Pemilihan tersebut karena puisi memiliki sifat sastra yang tidak dimiliki oleh genre lainnya dan yang menjadi khas, yaitu sifat pemadatan. Pemadatan disini maksudnya, pemadatan isi yang dituangkan lewat bahasanya. Jadi puisi hendak memberikan pemahaman yang seharusnya secara jelas, namun dengan penggunaan kata yang tidak terlalu banyak. karena itu puisi dianggap sebagai genre sastra yang paling sulit untuk dipahami, terlebih bagi anak-anak.

Puisi anak merupakan sebuah media paling kuat untuk menyampaikan ekspresi. Sekalipun gaya dan bahasa serta pemilihan kata pada puisi anak cenderung sangat sederhana dan apa adanya, dengansedikit kata-kata puisi anak justru mampu membangkitkan analogi dan tafsiran makna yang lebih luas. Lewat

berbagai bentuk kebahasaan “yang lain dari pada biasanya” itu selain mampu

(15)

7

efek lain terhadap cerapan indera kita. Puisi hadir sebagai kebutuhan ekspresi kejiwaan. Semua orang dan anak sekalipun, emmbutuhkan saran untuk berkekspresi terurama ketika jiwanya mengalami sesuatu yang menyentuh (Nurgiyantoro, 2005: 320).

Terlebih pemilihan tersebut diperkuat dengan akrabnya anak terhadap lagu anak atau dolanan yang pada dasarnya termasuk ke dalam salah satu puisi anak.

Seperti puisi lagu anak yang berjudul “Keplok Ame-ame” yang kuat dalam unsur rima dan irama untuk memperoleh keindahan bunyi puisi itu (Nurgiyantoro, 2010:314).

Pada media massa, Kompas, Sabtu, 21 Maret 2009 seorang sastrawan dan budayawan Indonesia, Taufik Ismail, menyatakan bahwa puisi dapat digunakan sebagai bagian dari pengenalan keragaman budaya dan bahasa kepada anak-anak. Di dalam puisi ada ketajaman dan kecerdasan hati dan pikiran. Pernyataan itu dengan sangat jelas mampu mengungkap bahwa puisi merupakan karya seni yang vital (tersedia: http://ariestia.wordpress.com/puisi-anak-dan-komik-sastra-ana2k/). Dalam puisi anak aspek emosi selalu sejalan dengan cerapan indera (Huck dkk, 1987:395). Artinya, berbagai luapan emosi anak dipengaruhi oleh tanggapan inderanya terhadap sesuatu yang ada disekeliling karena daya jangkau imajinasi anak masih terbatas. Hal itu sesuai dengan tahap perkembangan kognitif yang dipilih oleh peneliti yang salah satu cirinya yaitu masih mengandalkan panca indera dan kesulitan dalam berpikir abstrak.

(16)

8

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Buku teks yang diberikan di sekolah dasar hampir semua memuat karya sastra sebagai bahan ajarnya. Pada beberapa bab, genre puisi muncul untuk melatih sensitivitas siswa terhadap ide puisi tersebut. Akan tetapi masalahnya banyak sekali penulis buku yang serta merta mengutip puisi untuk dijadikan bahan ajar tersebut tanpa memerhatikan perkembangan kognitif anak. Hal tersebut akhirnya malah membuat anak tidak mengerti akan puisi tersebut dan pembelajaran puisi tersebut menjadi gagal.

Sebelum penelitian ini dilakukan, banyak penelitian yang mengambil puisi anak dan juga respons pembaca sebagai kajiannya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sundusiah (2009) yang melihat respons pembaca terhadap cerita rakyat dalam bentuk prosa dan komik. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjandrawati yang menganalisis tema dan citra dari puisi anak yang muncul pada majalah Bobo dan Kawanku menggunakan pendekatan objektif.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Mulyana dengan judul Keefektifan

Model Pembelajaran Estetika Resepsi dalam Pembelajaran Kajian Puisi, tidak

melihat anak-anak sebagai responsdennya.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada kedua variabel, respons pembaca anak dan puisi. Variabel respons pembaca yang ada pada penelitian sebelumnya banyak yang menggunakan orang dewasa (umum) sebagai responsden sedangkan pada penelitian ini menggunakan anak-anak sebagai responsdennya. Begitupun dengan objek kajiannya, bila pada penelitian sebelumnya puisi hanya disandarkan pada pada pendekatan objektif saja, pada penelitian ini peneliti coba menggabungkan dengan pendekatan pragmatik. Lalu respons pembaca yang penelitian-penelitian sebelumnya muncul baru digunakan pada genre sastra prosa, baik novel maupun cerpen, maka puisi menjadi genre sastra yang masih minim pembahasannya dengan menggunakan metode respons pembaca.

(17)

9

sekolah dasar dapat memerhatikan estetika sastra anak yang harus diberikan seandainya mereka memasukan teks puisi sebagai bahannya.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bagian ini berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka ditemukanlah tiga masalah yang akan diteliti pada penelitian nanti, yaitu:

1) Resepsi anak terhadap puisi yang ada dalam buku teks yang akan berpengaruh pada buku teks yang sesuai atau tidak terhadap perkembangan kognitif anak

2) Kurangnya minat baca menjadikan pembelajaran sastra di sekolah dasar menjadi satu-satunya gerbang mengenal sastra. Oleh karena itu, harus dimaksimalkan.

3) Hasil observasi terhadap buku yang digunakan di sekolah masih terdapat puisi yang bukan ditulis khusus untuk anak namun dicantumkan dalam buku tersebut.

4) Estetika sastra khususnya puisi bagi anak masih abstrak, maka perlulah disusun secara sistematis yang nantinya dapat menjadi panduan bagi para penyusun buku teks sekolah dasar

5) Kesesuaian hasil analisis setelah melakukan analisis menggunakan pendekatan pragmatik dan objektif. Sejauh mana karya tersebut dapat di resepsi dengan baik dan sesuai.

1.2.2 Rumusan Masalah

(18)

10

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menghindari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi pada tujuan utama penelitian ini. Perumusan masalah itu sebagai berikut:

1) Bagaimana hasil analisis dengan menggunakan pendekatan objektif terhadap BSE Bahasa Indonesia untuk Kelas VI.

2) Bagaimana respons anak terhadap teks puisi yang ada pada buku teks BSE

Bahasa Indonesia untuk Kelas VI.

3) Bagaimana kesesuaian hasil analisis terhadap teks puisi dengan kriteria puisi anak?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah dibatasi dalam beberapa hal berikut, yakni: 1) Teks puisi yang akan diresepsi adalah teks puisi yang ada dalam buku teks

BSE bahasa Indonesia Bahasa Indonesia untuk Kelas VI.

2) Buku tersebut termasuk ke dalam buku sekolah elektronik (BSE) yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang diunduh melalui tautan bse.kemdiknas.go.id.

3) Anak yang menjadi responsden adalah anak pada jenjang umur sekolah dasar kelas tinggi di SDN Kamasan III kelas VI.

4) Pendekatan analisis terhadap teks resepsi dibatasi pada dua pendekatan yakni pragmatik dan objektif. Pendekatan pragmatik digunakan untuk menjaring resepsi pembaca terhadap teks, sedangkan pendekatan objektif digunakan untuk menganalisis unsur intrinsik serta ekstrinsik puisi.

5) Hasil analisis teks resepsi digunakan untuk merumuskan dan menyusun angket serta wawancara dalam menjaring resepsi dari responsden.

1.4 Tujuan Penelitian

(19)

11

terdapat kesesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dengan hasil yang didapat. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1) Memberikan deskripsi hasil analisis mengenai respons anak terhadap teks puisi yang ada pada buku teks BSE Bahasa Indonesia untuk Kelas VI.

2) Mengetahui respons anak terhadap teks puisi yang berada dalam buku teks. 3) Memberikan deskripsi mengenai kesesuaian analisis puisi dengan kriteria puisi

anak.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu memberikan kontribusi, baik secara teoritis maupun praktis. Walaupun teori mengenai estetika resepsi sudah sejak lama berkembang, namun aplikasinya dalam pembelajaran sastra masih terbatas. Begitupula dengan hasil penelitian yang akan nanti didapatkan semoga dapat menjadi acuan bagi para penulis buku teks, guru, dan pakar pendidikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap karya sastra yang ada dalam buku teks tersebut.

Harapan selanjutnya semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang cukup berarti bagi perkembangan sastra anak, khususnya di Indonesia, sehingga sastra anak tidak akan dipandang sebelah mata dan pembelajaran di sekolah menjadi lebih menyenangkan.

1.6 Anggapan Dasar

Menurut Ardial & Tanjung (2005: 59) anggapan dasar adalah tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Beranjak dari pengertian itu peneliti mencoba merumuskan hal-hal yang dijadikan pijakan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini, anggapan dasar itu adalah:

(20)

12

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2) Pembelajaran membaca sastra akan memberikan efek positif terhadap proses dan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia jika pembelajaran sastra menggunakan pendekatan yang tepat dan sesuai.

3) Pengetahuan dan pengalaman akan sastra harus dijadikan tujuan utama dalam pembelajaran sastra, umumnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

4) Pemberian bacaan sastra sebagai bahan ajar dalam pembelajaran akan memberikan efek positif bagi minat baca siswa dikemudian hari.

5) Pendekatan estetika resepsi dalam pembelajaran sastra akan memberikan pemahaman yang mendalam dan memberikan ruang bagi pembacanya untuk memberikan tanggapan dan menilai karya sastra secara kritis.

6) Kurangnya buku bacaan khususnya sastra bagi anak-anak di perpustakaan sekolah dan kurangnya budaya literasi menjadikan buku teks pelajaran bahasa Indonesia menjadi satu-satunya gerbang mengenal dan memahami sastra di sekolah, oleh karena itu harus dimaksimalkan keberadaanya dan pembelajarannya.

7) Pembelajaran sastra akan mencapai hasil maksimal apabila pemilihan bahan maupun bahan yang berada dalam buku teks tepat serta sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif dan pengalamannya.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan memperjelas makna dalam penelitian ini, berikut ini disampaikan definisi dari variabel-variabel dalam penelitian ini.

1) Pendekatan resepsi sastra adalah sebuah pendekatan karya sastra yang mengembangkan dan menganalisis respons pembaca terhadap karya sastra. 2) Buku teks yaitu buku acuan wajib yang digunakan oleh guru dan siswa guna

membantu dalam mendalami pelajaran.

(21)

13

(22)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah hendak (1) melakukan proses analisis struktural terhadap teks puisi yang berada pada buku teks Bahasa Indonesia untuk

Sekolah Dasar Kelas VI; (2) mengetahui responss pembaca teks puisi tersebut,

yakni anak-anak usia 9-11 tahun. Berdasarkan tujuan tersebut maka metode penelitian yang dipilih adalah metode kualitatif dengan teknik pengolahan data analisis deskriptif.

Menurut Surakhmad (1980:139), metode deskriptif yaitu cara untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan data.

Metode deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini tidak bermaksud untuk menjawab sebuah hipotesis, tetapi lebih ditekankan untuk lebih memahami masalah yang diteliti. Penelitian ini mencoba melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian sebagaimana adanya.

3.2 Analisis Objektif Struktur Teks Puisi

Penelitian ini akan melakukan tahap analisis teks puisi secara objektif. Analisis objektif ini berarti meninjau karya sastra (teks sastra) itu sendiri berdasarkan struktur pembentuknya, yakni unsurintrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik berarti meninjai struktur fisik puisi, sedangkan unsur ekstrinsik berarti meninjau struktur batin puisi.

(23)

39

39

tersebut seperti yang dikemukakan Norton (1987:329-340) pada paragraf selanjutnya.

Dalam proses analisis dan pemahaman puisi, peneliti menggunakan langkah-langkah menelaah puisi yang sesuai dengan yang dilakukan oleh Waluyo (1987). Untuk memahami lapis makna puisi, Waluyo memberikan tahap-tahapnya sebagai berikut: (1) telaah unsur-unsur (struktur fisik dan batin puisi) dan (2) sintesis dan interpretasi.

Hasil analisis struktur ini akan dijadikan komparasi untuk melihat kesesuaian hasil analisis secara objektif dengan hasil analisis pragmatik melalui pendekatan resepsi sastra. Namun sekali lagi, karena penelitian ini menekankan nilai proses, kesesuaian tadi tidak dijadikan acuan hasil penelitian.

3.3 Responss Pembaca Anak Terhadap Teks Puisi 3.3.1 Butir-butir Penelitian Respons Pembaca

Teks puisi yang telah dipilih akan dianalisis berdasarkan respons pembaca anak usia 9-11 tahun. Butir-butir penelitian respons pembaca yang akan diteliti adalah :

a. respons apresiasi anak terhadap teks puisi, dalam bentuk menceritakan kembali isi puisi tersebut, mengungkapkan tema, mengungkapkan ketertarikan bahasa yang digunakan serta mengungkapkan pesan atau nilai yang terkandung dalam puisi tersebut.

b. apresiasi anak terhadap teks puisi dalam bentuk parafraseatau bentuk lain dari teks puisi tersebut.

c. anak mengaitkan isi puisi tersebut dengan pengalamannya atau cerita dan bacaan lain yang diketahuinya.

d. tanggapan anak terhadap puisi.

3.3.2 Sumber Data

Pemilihan sampel pada penelitian ini akan menggunakan teknik

nonrandom sampling. Sampel anak yang akan dimintai responsnya harus sesuai

(24)

40

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penetapan sampel ini termasuk ke dalam jenis sampel purposif. Sampel purposif menurut Semi (1990:44), yaitu sampel yang ditetapkan dengan jalan mengambil secara sengaja anggota populasi yang mempunyai ciri spesifik yang dimilikinya dengan menyesuaikannya dengan tujuan yang hendak dicapai.

Anak-anak yang akan dimintai responsnya sebagai pembaca teks puisi adalah anak-anak usia 9 sampai dengan 11 tahun, yang berada di kelas VI SDN Kamasan III.

3.4 Instrumen Penelitian

Berdasarkan observasi terhadap sampel anak tadi, beberapa instrumen yang akan disiapkan adalah

(1)instrumen apresiasi anak terhadap teks puisi (2)kuesioner identitas anak

(3) tes pemahaman (parafrase bebas)

Tabel 3.1

Instrumen Responss Anak terhadap Teks Puisi Nama :

Usia :

No Pertanyaan

1. Diantara puisi-puisi tersebut, puisi mana yang kamu senangi?

2. Berikan komentar dan alasan mengapa kamu menyukai puisi tersebut!

3. Berikan komentar dan alasan mengapa kamu kurang/tidak suka dengan puisi

tersebut!

4. Apa tema atau ide cerita dari puisi tersebut?

5. Apa pesan kamu dapatkan dari puisi tersebut?

6. Apakah puisi tersebut mudah dipahami?*

a. Puisi 1 mudah/sedang/sulit

b. Puisi 2 mudah/sedang/sulit

7. Apa yang kamu rasakan setelah membaca puisi tersebut?

8. Menurut kamu puisi diatas bagus/biasa/jelek?*

a. Puisi 1 bagus/biasa/jelek

Mengapa?

b. Puisi 2 bagus/biasa/jelek

Mengapa?

9. Pelajaran apa yang bisa kamu ambil dari puisi tersebut?

10. Jelaskan makna dari kata atau baris berikut! a.

(25)

41

41 c.

11. Apakah ada pengalaman atau cerita yang pernah kamu alami yang berkaitan dengan puisi di atas? Coba ceritakan!

12. Apakah menurut penilaian kamu puisi yang kamu baca baik atau kurang baik? Hal-hal apakah yang menurut kamu baik dan kurang baiknya?

13. Apa yang hendak disampaikan oleh pengarang puisi tersebut?

14. Hal apa yang bisa kamu hubungkan antara puisi tersebut dengan pengalaman kamu?

15. Buatlah sebuah cerita pendek atau puisi yang berkaitan dengan puisi diatas! 16. Apakah ada kata-kata yang kamu sulit pahami? Coba tunjukan!

Tabel 3.2 Kegiatan apa yang kamu lakukan setelah pulang sekolah?

...

Apakah kamu suka membaca buku? Seberapa sering dalam satu minggu? Atau, mengapa kamu tidak suka membaca buku?

... Buku apa yang kamu senangi? Atau, buku apa yang sudah kamu baca?

... Apakah kamu suka menulis? Menulis apa?

... Apakah kamu menyukai pelajaran bahasa Indonesia? Mengapa?

... Apakah kamu menyenangi puisi?

... Pernahkah kamu diberi tugas oleh gurumu untuk menulis puisi?

a. Ya, Sering (lebih dari lima kali)

b. Ya, Tidak sering (kurang dari lima kali)

c. Tidak pernah

Pernahkah kamu menulis puisi sendiri tanpa disuruh orang tua dan guru?

a. Ya, Sering (lebih dari lima kali)

b. Ya, Tidak sering (Kurang dari lima kali)

c. Tidak Pernah

Pernahkah kamu membaca puisi? Foto

(26)

42

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Ya, Sering (lebih dari lima kali)

b. Ya, tidak sering (kurang dari lima kali)

c. Tidak pernah

Mana yang lebih kamu sukai:

a. Menulis puisi

b. Membaca puisi

c. Mendengarkan puisi

d. Tidak menyukai ketiganya

Jika membaca puisi, puisi bertema apa yang kamu senangi?

a. Keluarga (Orang tua, kakek-nenek, adik-kakak)

b. Keindahan Alam

c. Hewan

d. Kepahlawanan (jasa guru, jasa pahlawan, jasa dokter dll)

e. Sekolah

f. Orang-orang malang (Pengemis, anak jalanan)

g. Selain di atas (tulis sendiri):...

Jika kamu akan menulis puisi, puisi bertema apa yang akan kamu tulis?

a. Keluarga (Orang tua, kakek-nenek, adik-kakak)

b. Keindahan Alam

c. Hewan

d. Kepahlawanan (jasa guru, jasa pahlawan, jasa dokter dll)

e. Sekolah

f. Orang-orang malang (Pengemis, anak jalanan)

g. Selain di atas (tulis sendiri):...

Apakah kamu sering menonton TV?

a. Sering (sehari lebih dari 3 jam)

b. Biasa (sehari 1-3 jam)

c. Kurang (sehari kurang dari 1 jam)

d. Tidak, selalu main/belajar

Acara TV apa yang paling kamu senangi?

... Apa pekerjaan orang tuamu?

Ayah: ... Ibu: ...

Biasanya jam berapa orang tuamu pulang?

... Apakah orang tua kamu sering membelikan kamu buku? Buku apa?

... Apakah orang tuamu sering menemani kamu belajar? Atau membacakan kamu cerita? ... Apakah kamu suka mempelajari lagi pelajaran di sekolah setelah berada di rumah? ... Apakah kamu suka meminjam buku di perpustakaan? Buku apa?

(27)

43

43 Bagan 3.1 Alur Penelitian

TEKS PUISI

DALAM BUKU

TEKS

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PUISI

RESPONS ANAK USIA 9-11 TAHUN

PENGOLAHAN DATA

RESPONS ANAK

PENYAJIAN DATA

1. HASIL ANALISIS UNSUR TEKS PUISI

(28)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pembelajaran sastra bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa setiap orang terutama anak-anak. Buku teks menjadi satu-satunya sumber bagi pengajar di SDN Kamasan III kelas VI untuk memberikan pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Keberhasilan pembelajaran sastra terutama puisi sangat bergantung pada puisi yang tercantum dalam buku teks. Puisi tersebut harus memenuhi kriteria pemahaman anak, baik secara tema maupun bahasnya. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan mengenai respons pembaca anak terhadap puisi, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1) Terdapat tiga puisi yang menjadi bahan ajar dalam buku teks Bahasa Indonesia

untuk kelas VI. Puisi Perempuan-perempuan perkasa menggunakan gaya

bahasa yang cukup rumit dibandingkan puisi Apakah TuhanMarahdan Taman

Bermainku. Tema ketiga puisi tersebut cocok untuk dikonsumsi anak-anak.

Begitupun pesan puisi tersebut sangat baik untuk anak-anak.

2) Respons anak terhadap ketiga puisi tersebut cukup bervariasi. Puisi

Perempuan-perempuan perkasa mendapatkan respons positif terbanyak

berdasarkan pesan dan kedekatan pengalaman hidup dengan siswa. Puisi

Perempuan-perempuan perkasa menjadi puisi yang paling banyak

direproduksi mennjadi karya lain. Namun, dari segi kebahasaannya puisi

Perempuan-perempuan perkasasulit dimengerti oleh anak. Puisi Apakah Tuhan Marah dan Taman Bermainku mendapatkan respons positif karena bahasanya

mudah dipahami.

3) Berdasarkan hasil analisis objektif terhadap puisi Perempuan-perempuan

perkasa, bahasa yang dipergunakan puisi ini sulit dimengerti. Hal tersebut

(29)

120

yang dipergunakan sulit dipahami. Sedangkan tema puisi Apakah Tuhan

Marah dan Taman Bermainku sesuai dengan hasil analisis respons siswa

terhadap tema puisi tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1) Para penyusun buku untuk Sekolah Dasar sebaiknya memperlajari dan memahami terlebih dahulu kriteria sastra anak, terlebih bagi puisi.

2) Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan pemilihan puisi yang lebih selektif dalam buku teks, agar puisi tersebut sesuai dengan cakrawala harapan dan pengetahuan anak.

3) Pengajar bahasa Indonesia harus membaca dulu puisi yang tertera dalam buku teks. Lalu mereka harus bisa menerka apakah puisi tersebut bisa dipahami dengan baik atau tidak.

4) Pengajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar harus mampu menguasai dengan baik materi puisi dalam buku teks agar bisa menjelaskannya dengan baik kepada anak didik. Dan mempersiapkan puisi pengganti bila kiranya puisi tersebut terlalu sulit.

(30)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Abrams, M.H. 1971. The Mirror of The Lamp: Romantic Theory and The Critical

Tradition. USA: Oxford University Press.

Aisyah, N.L. 2009. Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sastra Pada Jenjang Pendidikan Dasar: Sebuah Tawaran. dalam Anshori, D & Sumiyadi (Eds.), Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan (hlm 308-313). Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI. Anwar, W. 2009. Pembelajaran Sastra: Keriangan dan Kearifan. dalam Anshori,

D & Sumiyadi (Eds.), Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan (hlm 308-313). Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Beach, R.W. dan J.D. Marshall. 1991. Teaching Literature in the Secondary

School. New York: Harcourt Brace Jovanovoch, Inc. [online] tersedia:

http://www.academia.edu/923743/A_teachers_introduction_to_reader-response_theories

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Citraningtyas, C.E. “Sastra Anak: Edutainment dengan Catatan”. Makalah

Seminar Sastra Anak. [online] tersedia: http://www.academia.edu/816363/Sastra_Anak_Edutainment_dengan_C atatan

Eagleton, Terry. 2007. Teori Sastra, Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

(31)

Iser, Wolfgang. 1978. The Act of Reading. London: The John Hopkins University Press. [online] tersedia: http://www.scribd.com/doc/37128411/Iser-Wolfgang-The-Act-of-Reading

Jauss, Hans Robert. 1982. Toward an Aesthetic Response. Minneapolis: University of Minnesota Press.

Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Kinoshita, Yumi: 2004. Reception Theory. Department of Art: University of California Santa Barbara. [online] tersedia: http://www.yumikinoshita.com/receptiontheory.pdf

Mascita, D, E. 2011. Sastra Anak Sebagai Media Pembentukan Karakter Siswa. dalam Harras, K & Saadie, M (Eds.), Pendidikan Sastra dan Karakter

Bangsa (hlm 65-80). Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia FPBS UPI.

Nurgiyantoro, B. 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Papalia, D.E., Old, S.W., dan Feldman, R.D. 2008. Human Development

(Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana.

Pratiwi, R. 2012. Puisi Anak. [online] tersedia:

http://www.slideshare.net/rizka_pratiwi/puisi-anak-dan-komik-sastra-anak

Menteri Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku

. [online] tersedia: ftp://ftp.unm.ac.id/permendiknas-2008/02-2008.pdf Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari

Strukturalisme hingga Postrukturalisme: Perspektif Wacana Naratif.

(32)

Imam Faisal Ruslan, 2013

Respons Pembaca Anak Terhadap Puisi Dalam Buku Teks (Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Romadhona, G. 2006. Ciri Sajak Anak-anak Kelas Sosial Menengah Ke Bawah:

Studi Kasus Terhadap Sajak Siswa Kelas VI SDN Cawang 12 Pagi Jakarta Timur. Skripsi Sarjana pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia: tidak diterbitkan. [online] tersedia: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20159797-Gita%20Romadhona.pdf Stewig, J.W. 1980. Children and Literature. USA: Rand McNally College

Publishing Company.

Tarigan, H.G. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. 1986. Telaah Buku Teks. Bandung: Angkasa.

Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Terry, A. 1974. Children’s Poetry Preferences: A National Survey of Upper

Elementary Grades. Urbana, IL: National Council of Teachers of English.

Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Segers, Rien T. 2000. Evaluasi Teks Sastra, Sebuah Penelitian Eksperimental

berdasarkan Teori Semiotik dan Estetika Resepsi. Yogyakarta: Adicita

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Swandayani, D. & Wilujeng, N.C.S. 2010. Resepsi Sastra Penulis-penulis Prancis

dalam Media Cetak Indonesia Tahun 2000-2005. Jurnal Cadence: I (14)

Tanjung, B & Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen Responss Anak terhadap Teks Puisi
Tabel 3.2 Instrumen Biodata Anak

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini menjelaskan tentang mengenal huruf dan warna dalam bahasa Inggris untuk anak-anak usia 4 7 tahun dengan menggunakan Visual Basic 6.0. Manfaat dari aplikasi

“Technical Analysis and The London Stock Exchange : Testing Trading Rules Using The FT30” International Journal Finance Economics, Department of Financial Management, Vol.

penyusunan Buku Harian Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Muhammadiyah.. Magelang dapat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016). Universitas

Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Pt.. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong,

a) Preparat isiran akar, batang, dan daun Nerium oleander dapat dibuat menggunakan metode non embedding dengan zat warna safranin. Pewarnaan dengan zat

Tingginya kadar Zn, Cu, Pb, dan Cd dalam tanah, selain sifat tanah yang asam dapat juga terjadi akibat penambahan dari luar seperti penggunaan limbah yang mengandung unsur logam

Mutasi kepegawaian Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada perguruan tinggi swasta ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk berdasarkan peraturan