• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU BIOLOGI SMA MELALUI PROGRAM PELATIHAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MATERI GENETIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU BIOLOGI SMA MELALUI PROGRAM PELATIHAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MATERI GENETIKA."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 6

E. Penjelasan Istilah 7

F. Sistematika Penulisan 8

BAB II PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU MELALUI IMPLEMENTASI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

9

A. Pengembangan Profesional Guru 9

B. Pedagogical Content Knowledge 12

C. Studi tentang Penerapan Pedagogical Content Knowledge pada Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(2)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii

BAB III METODE PENELITIAN 30

A. Paradigma Penelitian 30

B. Desain Penelitian 35

C. Prosedur Penelitian untuk Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA melalui Program Pelatihan PCK pada materi Genetika

1. Studi Pendahuluan

2. Perancangan Program Pelatihan PCK 3. Validasi Ahli

D. Instrumen Penelitian 58

E. Analisis Data 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60

A. Hasil Penelitian dan Analisisnya 60

1. Materi sulit menurut persepsi guru Biologi SMA 60

2. Karakteristik Pelatihan PCK 64

3. Kemampuan guru menyusun dokumen CoRe dan PaP-eR 86 4. Faktor penunjang dan kendala dalam menerapkan PCK

pada materi genetika

136

B. Temuan dan Pembahasan 139

C. Implikasi, Keunggulan dan Keterbatasan Penelitian 152

1. Implikasi Penelitian 152

2. Keunggulan dan Keterbatasan Penelitian 155

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

(3)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kompetensi Guru Mata pelajaran Biologi pada SMA/MA,

SMK/MAK

10

Tabel 2.2 Perbedaan konseptualisasi PCK 15

Tabel 2.3 Format CoRe menurut Loughran 23

Tabel 2.4 Pertanyaan yang diajukan selama wawancara dengan profesor 25 Tabel 2.5 Koleksi data secara detail dalam penelitian Loughran 28 Tabel 3.1 Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2008/2009

untuk soal-soal genetika

39

Tabel 3.2 Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2009/2010 untuk soal-soal genetika Paket B

39

Tabel 3.3 Perbandingan urutan materi genetika pada SK dan KD

(Permendiknas No22/2006) dan textbook Campbell. 41 Tabel 3.4 Perbandingan pelatihan PCK tahap uji coba dan tahap

penyempurnaan 46

Tabel 3.5 Struktur program In Service Training PCK tahap 1 46 Tabel 3.6 Struktur program In Service Training PCK tahap 2 47 Tabel 3.7 Format CoRe (Content Representation) yang merupakan

konseptualisasi suatu materi (Loughran et al, 2003) 52 Tabel 3.8 Hubungan antara data yang diperlukan, sumber data dan

instrumen penelitian

57

Tabel 4.1 Nilai Pre Test dan Post Test peserta pada Inset PCK Tahap 1 69 Tabel 4.2 Hasil evaluasi diri untuk masing-masing subyek penelitian

pada Inset PCK tahap 1 dalam skala 1 - 4 71 Tabel 4.3 Tanggapan peserta pelatihan terhadap angket tertutup

mengenai pelaksanaan inset PCK tahap 1

73

Tabel 4.4 Daftar observasi PBM untuk seluruh subyek penelitian selama

(4)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv

Tabel 4.5 Nilai Pre Test dan Post Test peserta pada Inset PCK Tahap 2 80 Tabel 4.6 Hasil evaluasi diri untuk masing-masing subyek penelitian

pada Inset PCK tahap 1 dalam skala 1 - 4 83 Tabel 4.7 Tanggapan peserta pelatihan terhadap angket tertutup

mengenai pelaksanaan inset PCK tahap 2

85

Tabel 4.8 Format analisis CoRe untuk seluruh subyek penelitian 89 Tabel 4.9 Contoh-contoh jawaban subyek penelitian untuk pertanyaan

CoRe no. 2

99

Tabel 4.10 Contoh-contoh jawaban subyek penelitian untuk pertanyaan CoRe no. 5

105

Tabel 4.11 Jumlah keberadaan masing-masing komponen PaP-eR untuk seluruh PaP-eR dari masing-masing subyek penelitian.

111

Tabel 4.12 Nilai PaP-eR berdasarkan komponen untuk masing-masing PaP-eR

112

Tabel 4.13 Analisis PaP-eR dengan nilai terbesar yang disusun oleh S7 114 Tabel 4.14 Analisis PaP-eR dengan nilai terkecil yang disusun oleh S1 119 Tabel 4.15 Analisis PaP-eR untuk materi gen, struktur dan replikasi

DNA yang disusun oleh S5 120

Tabel 4.16 Analisis PaP-eR untuk materi sintesis protein yang disusun

oleh S10 124

Tabel 4.17 PaP-eR dengan format tabel yang disusun oleh S6,

analisisnya tidak ditampilkan seperti PaP-eR lainnya karena perbedaan format

129

Tabel 4.18 Analisis PaP-eR untuk materi replikasi DNA yang disusun

oleh S9 132

Tabel 4.19 Faktor penunjang dan kendala dalam menyusun dokumen administrasi pembelajaran (RPP & silabus) dan CoRe dan PaPeR

(5)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Keterkaitan PCK dengan praktek profesional guru 13

Gambar 3.1 Paradigma penelitian 34

Gambar 3.2 Alur penelitian Research and Development 36 Gambar 3.3 Alur kegiatan Inset PCK tahap 1 dilihat dari urutan pemberian

materi 49

Gambar 3.4 Alur kegiatan Inset PCK tahap 1, dilihat dari input, proses

dan output 53

Gambar 3.5 Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 dilihat dari urutan pemberian

materi 54

Gambar 3.6 Alur kegiatan Inset PCK tahap 2, dilihat dari input, proses

dan output 55

Gambar 4.1 Konsep Biologi SMA yang sulit dipahami guru 62 Gambar 4.2 Konsep Biologi SMA yang sulit diajarkan ke siswa 62 Gambar 4.3 Konsep Biologi SMA yang sulit dibuat sistem penilaiannya 63 Gambar 4.4 Skor rata-rata untuk masing-masing instrumen evaluasi diri

dalam skala 1-4

62 Gambar 4.5 Rata-rata skor IPKG 1 untuk seluruh subyek penelitian

(skala 1-4) 76

Gambar 4.6 Rata-rata skor IPKG 2 untuk seluruh subyek penelitian 77 Gambar 4.7 Skor rata-rata untuk masing-masing instrumen evaluasi diri

dalam skala 1-4

82

Gambar 4.8 Dokumen CoRe dan PaP-eR yang dihasilkan oleh masing-masing subyek penelitian

87

(6)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi

Gambar 4.15 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no 7 108 Gambar 4.16 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no 8 109 Gambar 4.17 Perbandingan jumlah PaP-eR dengan nilai ≥ 60 dan nilai

< 60 113

Gambar 4.18 Hasil triangulasi terhadap nilai rata-rata dari seluruh subyek penelitian

150

(7)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Instrumen untuk menjaring data materi Biologi yang sulit menurut

persepsi guru 167

2. Panduan pelatihan PCK tahap 1 dan 2 176

3. Bahan ajar materi PCK 195

4. Soal peta konsep 205

5. Instrumen evaluasi diri 213

6. Angket untuk menjaring tanggapan subyek penelitian terhadap pelatihan PCK

217

7. Instrumen untuk menjaring data faktor penunjang dan kendala dalam mengimplementasikan PCK

220

8. Instrumen IPKG 1 dan IPKG 2 223

9. Hasil evaluasi diri untuk masing-masing subyek penelitian dan hasil evaluasi diri untuk masing-masing E1, E2, E3 dan E4

237

10. Hasil penilaian guru dengan menggunakan instrumen IPKG 1 dan IPKG 2

240

11. Hasil analisis CoRe untuk masing-masing subyek penelitian 245 12. Profil CoRe untuk masing-masing subyek penelitian dan profil Core

untuk masing-masing pertanyaan dalam CoRe

315

13. Contoh dokumen CoRe hasil kerja masing-masing Subyek Penelitian 319 14. Contoh Dokumen PaP-eR yang disusun oleh masing-masing subyek

penelitian

394

(8)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

(9)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad 21 merupakan abad Biologi. Seperti dikatakan oleh Robert F.Curl, (1996) bahwa abad 21 adalah abad Biologi, setelah abad 20 memperlihatkan kesuksesan ilmu Fisika dan Kimia. Berbagai perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi cenderung berkiblat pada Biologi dalam berbagai bentuknya. Mulai dari aspek makro seperti isu-isu lingkungan hidup yang menyebabkan munculnya Sistem Manajemen Mutu ISO 14000 yang khusus mengatur ketentuan produksi yang ramah lingkungan dan memberikan sertifikasi khusus untuk penerapan manajemen berbasis lingkungan, sampai pada aspek mikro seperti penggunaan mikroorganisme dalam berbagai produk Bioteknologi.

(10)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Guru mempunyai tugas melakukan reformasi pengetahuan siswa, dan juga budaya di sekolah. Reformasi tidak dapat dilakukan dengan cara top down atau di luar kehendak guru tersebut. Jika guru tidak diyakinkan akan pentingnya perubahan, mereka tidak akan bisa menerapkan perubahan tersebut dengan bersemangat. Jika guru tidak memahami penuh tugas mereka atau tidak cukup dibekali dengan persiapan yang memadai untuk mengajarkan konten baru dan cara mengajarkannya, maka reformasi akan terhambat (American Association for the Advancement of Science, 1990).

(11)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hingga menjadi profesional. Dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya, seorang guru seyogjanya juga mempertimbangkan aspek-aspek pendukung di sekolah.

Di Indonesia, guru Biologi SMA/MA dipersyaratkan mempunyai kompetensi dalam bidang akademis yang cukup kompleks. Sebagai ilustrasi, ada 14 hal yang harus dimiliki guru Biologi dalam kompetensi profesional, di antaranya adalah: (1) memahami konsep, hukum, dan teori Biologi serta penerapannya secara fleksibel dan (2) Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang

ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait (Permendiknas No. 16/2007). Kedua

macam kompetensi ini menuntut penguasaan dan pemahaman konten Biologi yang mendalam bagi guru dan cara mengajarkannya. Selanjutnya karena apa yang siswa pelajari sangat dipengaruhi oleh cara siswa diajar oleh gurunya (NRC, 1996: 28), maka cara mengajar guru atau pengetahuan pedagogis guru tidak bisa dipisahkan dari konten materi yang diajarkan. Shulman (1987) menyatakan bahwa pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis harus dipadukan dalam pembelajaran untuk menciptakan pengetahuan baru: Pedagogical Content Knowledge (PCK). Oleh karena itu, PCK sangat penting dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut An, Kulm, and Wu (2004) dan Turnuklu (2007), PCK mempunyai tiga komponen, yaitu pemahaman konten, pemahaman kurikulum dan pemahaman pedagogis. Mereka juga menyatakan pentingnya pengetahuan cara mengajar dan menguasainya sebagai komponen inti PCK.

(12)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2004 mengungkapkan nilai rata-rata Uji Kompetensi untuk guru Biologi sebesar 47,5% (benar 19 dari 40 soal). Hal ini sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa penguasaan guru akan materi Biologi masih rendah, yakni di bawah 50%. Seperti telah diuraikan sebelumnya (Turnuklu, 2007) bahwa penguasaan konten guru merupakan bagian dari PCK, maka untuk sementara dapat diasumsikan bahwa rendahnya penguasaan guru mengenai konten Biologi akan berdampak pada rendahnya kompetensi guru Biologi akan PCK. Pengetahuan guru mengenai konten materi subyek merupakan isu penting dalam pendidikan sains, seperti dilaporkan

dalam penelitian–penelitian sebelumnya bahwa guru sekolah menengah tidak cukup memiliki pelatihan dalam disiplin ilmu sains. Guru-guru tersebut seringkali memiliki

miskonsepsi yang sama dan kerangka berfikir yang sama mengenai sains seperti

halnya siswa mereka (Lee, 1995).

Berdasarkan keseluruhan uraian, maka untuk meningkatkan mutu pendidikan Biologi di Indonesia diperlukan program pengembangan profesional guru yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu bentuk program pengembangan profesional guru yang penting dilaksanakan adalah peningkatan pemahaman dan penerapan PCK bagi guru Biologi SMA. Diharapkan dengan adanya pemahaman dan penerapan PCK dalam pembelajaran, maka kompetensi guru dalam melaksanakan proses

(13)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan

profesional guru Biologi SMA melalui program pelatihan Pedagogical Content

Knowledge pada materi genetika?”

Agar rumusan masalah lebih operasional maka diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut.

1. Materi Biologi apa yang dianggap sulit oleh guru Biologi SMA? 2. Apakah karakteristik program pelatihan PCK pada materi genetika?

3. Bagaimana kemampuan guru dalam menyusun dokumen CoRe (Content Representation) dan PaP-eR (Pedagogical and Professional experience

Repertoire) yang merupakan representasi PCK ?

4. Apa saja faktor penunjang dan kendala yang dihadapi para guru Biologi dalam menerapkan PCK untuk materi genetika?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang diajukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menghasilkan program pengembangan profesional guru Biologi SMA melalui pelatihan PCK pada materi genetika.

(14)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini berupa program pelatihan PCK untuk guru Biologi SMA pada materi genetika, yang merupakan hasil studi pendahuluan dan pengembangan program. Oleh karena itu, hasil penelitian bermanfaat seperti berikut:

1. Meningkatkan mutu pendidikan Biologi di jenjang SMA

2. Bermanfaat untuk para praktisi pendidikan, pembina, dan pengelola MGMP dalam melakukan pembinaan kompetensi profesional guru Biologi SMA

3. Meningkatkan kualitas kerjasama antara guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) serta Dinas Pendidikan dalam pengembangan profesional guru

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori dalam pengembangan konsep mengenai penerapan PCK dalam pengembangan profesional guru.

E. Penjelasan Istilah

(15)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Istilah ini mengacu pada kegiatan pengembangan pengetahuan dan keahlian profesional bagi guru dalam berbagai bentuk (National Science Education Standard, 1996).

2. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

PCK merupakan konstruk akademik yang pertama kali digagas oleh Shulman

(1986, 1987) dan merupakan pengetahuan dalam mengorganisasi konten yang cocok untuk tugas mengajar yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman pembelajar.

3. Content Representation (CoRe)

CoRe merupakan representasi PCK seorang guru yang dikembangkan oleh

Loughran et al. (2003), yang berisi uraian mengenai konten sains tertentu. CoRe berisi jawaban atas delapan pertanyaan yang mencakup aspek konten

materi, siswa, strategi mengajar dan sistem penilaian.

4. Pedagogical and Professional Experience Repertoire (PaP-eR)

PaP-eR merupakan refleksi seorang guru dalam bentuk narasi setelah

melakukan praktek pembelajaran. Bersama-sama dengan CoRe, PaP-eR merupakan resource folio yang merepresentasikan kemampuan PCK seorang guru.

F. Sistematika Penulisan

(16)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(17)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Di Indonesia, masalah guru menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan diberlakukannya Undang-undang guru dan dosen no. 14 th. 2005 mengenai sertifikasi guru dan PP. 19 th. 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan, maka seorang guru dipersyaratkan memiliki empat kompetensi sesuai dengan bidang yang diampunya yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (UU Guru dan Dosen No. 14 Th. 2005). Empat kompetensi tersebut saling melengkapi satu sama lain dalam membentuk profil seorang guru ptofesional.

Sesuai dengan kompetensi profesional, guru Biologi SMA/MA dipersyaratkan mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampunya di sekolah (butir 20). Kompetensi ini dijabarkan ke dalam 14 butir, antara lain: (1) memahami konsep, hukum, dan teori Biologi serta penerapannya secara fleksibel, (2) memahami lingkup dan kedalaman

biologi sekolah, (3) kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang

ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait. Menurut kompetensi pedagogik, seorang

guru Biologi dipersyaratkan mempunyai beberapa kompetensi, antara lain menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, yang kemudian

dijabarkan lebih lanjut menjadi dua butir yaitu: memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang

(18)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu

(Permendiknas No. 16/2007). Karenanya, penguasaan dan pemahaman konten Biologi yang cukup mendalam sekaligus juga kemampuan dalam mengajar yang sesuai dengan konten materi menjadi suatu keharusan bagi guru. Hal ini akan berimplikasi pada kegiatan pengembangan profesional guru Biologi SMA yang tidak bisa dipisahkan dengan pengembangan kemampuan guru dalam menggabungkan

penguasaan materi dan cara mengajar materi tersebut. Hal ini didukung oleh National

Research Council (1996:28) yang menyatakan bahwa cara mengajar seorang guru

akan sangat mempengaruhi materi yang dipelajari siswa

Ide mendasar mengenai penggabungan antara pengetahuan materi subyek (konten) dan pedagogi dikemukakan oleh Shulman (1986, 1987) yang menyatakan bahwa pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis harus dipadukan dalam pembelajaran untuk menghasilkan pengetahuan baru yaitu Pedagogical Content Knowledge (PCK). Dengan kata lain, PCK adalah pengetahuan dalam

mengorganisasi konten yang cocok untuk mengajar, yang bermanfaat untuk

meningkatkan pemahaman pembelajar. Konsep ini dikembangkan oleh Loughran et

al. (2001) yang mendefinisikan PCK sebagai ”pengetahuan seorang guru dalam

menyediakan situasi mengajar untuk membantu pembelajar dalam mengerti konten

atas fakta ilmu pengetahuan”.

(19)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disebut CoRe (Content Representation), yang memberikan cara pandang akan konten tertentu yang diajarkan ketika mengajar suatu topik. Elemen kedua disebut PaP-eR (Pedagogical and Professional-experience Repertoire), yang bersifat singkat

tetapi bermakna spesifik dan ditujukan untuk menunjukkan implementasi dari aspek-aspek CoRe. Kemampuan PCK seorang guru direpresentasikan melalui CoRe dan PaP-eR yang berhubungan, yang dikombinasikan untuk menghasilkan Resource

Folio PCK pada konten atau topik yang diberikan.

Berdasarkan uraian di atas mengenai pentingnya penguasaan materi dan kemampuan pedagogi dalam mengajar, maka kegiatan pengembangan profesional guru tidak bisa dipisahkan dengan pengembangan kemampuan guru dalam

menggabungkan antara penguasaan materi dan cara mengajar materi tersebut. Selama

ini pengembangan profesional guru dilakukan melalui kegiatan pelatihan. Kegiatan

pelatihan yang dilakukan biasanya bersifat umum, tidak membahas satu topik atau

pokok bahasan khusus secara mendalam. Sebagai contoh, pelatihan bidang studi

Biologi tidak secara utuh membahas mengenai salah satu pokok bahasan materi

biologi yang perlu diprioritaskan, untuk kemudian dibahas secara utuh mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar. Pemilihan strategi, metode, model ataupun penentuan jenis penilaian untuk satu pokok bahasan tidak dibahas

secara tuntas. Akibatnya, peserta pelatihan kurang bisa menggabungkan berbagai

aspek dalam pembelajaran secara utuh.

Dengan mempertimbangkan pentingnya pengembangan profesional guru yang

ditujukan untuk menggabungkan kemampuan pedagogy dan pemahaman konten

(20)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perlu dilakukan. Dalam pengembangan program pelatihan ini, konsep genetika dipilih

sebagai topik utama yang akan mewarnai semua topik lainnya. Konsep PCK yang

digunakan adalah konsep yang dikembangkan oleh Loughran et al. (2006) yaitu

penggunaan CoRe dan PaP-eR sebagai representasi PCK seorang guru. Topik

genetika dipilih karena topik ini merupakan topik ke-2 yang dianggap paling sulit

oleh guru, baik dalam memahami konsep, dalam mengajarkan ke siswa, dan dalam

melakukan penilaian ke siswa (Hamidah, 2009). Topik genetika juga dipandang perlu

untuk dikaji karena berdasarkan hasil Ujian Nasional Tahun 2009 dan 2010, nilai

rata-rata siswa di propinsi Jawa Barat relatif lebih rendah dibandingkan dengan nilai

rata-rata nasional. Diharapkan pelatihan PCK seperti ini dapat melatih guru secara utuh dalam hal penguasaan konten materi genetika dan sekaligus kemampuan pedagoginya. Uraian mengenai latar belakang penelitian digambarkan dalam bentuk

(21)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

Pedagogical Content Knowledge (PCK) : gabungan pengetahuan akan

materi subyek dan pedagogi

Program Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA melalui PCK

Peningkatan kompetensi Profesional Guru Biologi SMA

Standar Kompetensi Guru ( UU No. 14/2005 dan PP No 19/2005)

Pedagogik Sosial Kepribadian Profesional

Materi Genetika SMA

Pelatihan PCK pada materi genetika Program Pengembangan Profesional

Guru

In Service Training On Service Training

In Service Traning

Content Representation (CoRe) &

(22)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme guru Biologi SMA melalui program pelatihan Pedagogical Content Knowledge pada materi genetika. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Borg & Gall, 1989 dalam Sukmadinata, 2008) yang meliputi 10 langkah penelitian yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data (research & information collecting), (2) perencanaan (planning), (3) pengembangan draft

produk (develop preliminary form of product), (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), (5) merevisi hasil uji coba (main product revision), (6) uji coba utama, (7) revisi produk operasional, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir, dan (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Dalam penelitian ini, tahapan penelitian yang akan dilakukan

hanya sampai tahap ujicoba utama (tahap keenam). Tahapan penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.2.

(23)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2. Alur Penelitian Research and Development

Tahap Penelitian & Pengumpulan Data (Define)

Studi pustaka mengenai hasil-hasil penelitian PCK terdahulu yang relevan, kajian teoretis mengenai PCK

 Studi mengenai hasil UN Biologi SMA Tahun 2009 dan 2010  Studi lapangan: Penjaringan data mengenai materi yang sulit

menurut persepsi guru Biologi SMA.

Pengembangan (Develop)

Program peningkatan profesional guru Biologi SMA dan perangkatnya yang telah teruji

Perancangan program pelatihan (Design)

 Penyusunan panduan pelatihan  Penyusunan bahan ajar pelatihan  Pengembangan alat ukur pelatihan  Validasi pakar pendidikan dan praktisi

Uji Coba Tahap 1

Revisi Produk

(24)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Program Peningkatan Profesionalisme Guru Biologi SMA melalui pelatihan Pedagogical Content

Knowledge pada materi Genetika

Prosedur penelitian melalui tahapan-tahapan: analisis kebutuhan, perancangan program pelatihan PCK, validasi ahli, uji coba terbatas dan revisi produk, uji coba utama dan revisi produk pemantapan, aplikasi kompetensi dan evaluasi. Perkembangan kompetensi peserta dalam PCK akan dirunut dengan menggunakan penilaian portofolio terhadap dokumen CoRe dan PaP-eR yang dihasilkan.

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan sebagai bagian dari analisis kebutuhan pengembangan program peningkatan profesional guru. Analisis kebutuhan yang dilakukan melalui studi literatur dan studi lapangan.

a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian dan teori-teori pengetahuan PCK. Hasil kajian digunakan untuk merancang strategi dan penyusunan materi pengembangan profesional guru.

(25)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PaP-eR ini dikembangkan oleh Loughran et al. (2004, 2006), yang merupakan hasil

penelitian terhadap sejumlah guru sains di Australia selama bertahun-tahun. Penggunaan CoRe dan PaP-eR dalam penelitian terhadap guru dan mahasiswa calon guru serta tenaga pendidik lainnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan berbagai variasi (Loughran et al., 2004; Mulhall et al, 2003; Loughran et al, 2008; Padilla et.al., 2008; Rolinick et al., 2008).

(26)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1. Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2008/2009 untuk soal-soal genetika

No Soal

Kemampuan genetika yang diuji Rata-rata nilai

Propinsi Nasional 30 Mampu menafsirkan susunan/stuktur asam

nukleat/polinukleotida

88,69 82,59

31 Mampu menentukan tempat berlangsungnya masing-masing tahapan sintesis protein

57,20 68,13

32 Mampu mengidentifikasi tahap-tahap pembelahan sel berdasarkan ciri-ciri/gambar yang disajikan

76,99 77,38

33 Mampu menguraikan tahapan gametogenesis berdasarkan gambar yang disajikan

75,56 73,84

34 Mampu menentukan jumlah/rasio fenotip dari kasus persilangan hukum Mendel/penyimpangan semu Hukum Mendel

74,37 72,53

35 Mampu menafsirkan prsitiwa mutasi dari kasus/gambar yang disajikan

51,19 61,49

Sumber : Puspendik, Depdiknas (2009)

Tabel 3.2. Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2009/2010 untuk soal-soal genetika Paket B

No Soal

Kemampuan genetika yang diuji Rata-rata nilai

Propinsi Nasional

30 Menginterpretasi prinsip-prinsip hukum Mendel 69,14 78,71

31 Mengidentifikasi peristiwa mutasi 51,83 66,20

32 Mengidentifikasi DNA/RNA berdasarkan ciri-ciri/strukturnya 83,19 67,42

33 Menjelaskan tahap sintesis protein 46,09 69,41

34 Mengidentifikasi tahap reproduksi sel 13,50 59,69

35 Menjelaskan tahapan peristiwa gametogenesis 92,83 77,80

Sumber : Puspendik Kemendiknas ( 2010)

(27)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

protein; mitosis meiosis) dilanjutkan dengan materi yang lebih mudah diamati yaitu Pola Hereditas, dan terakhir materi mutasi. Berdasarkan wawancara dengan guru, hal ini agak menyulitkan guru ketika mengajar materi genetika karena harus mengajarkan konsep yang bersifat abstrak dahulu di awal sebelum menerangkan hal-hal yang lebih nyata. Guru Biologi sendiri kebanyakan memegang referensi yang sama dengan buku yang dipegang oleh siswa, sehingga alur materi yang mereka ajarkan ke siswa sesuai dengan buku siswa.

Tabel 3.3. menunjukkan perbedaan urutan materi pada beberapa buku siswa dan textbook Biologi, Concept and Connection (Campbell et al., 2008) Berdasarkan Tabel 3.3. dapat dilihat bahwa materi mutasi (KD 3.5) dibahas tersendiri dan berada pada urutan terakhir setelah materi Pola Hereditas (KD 3.4), sedangkan pada textbook Campbell merupakan bagian dari konsep biologi molekuler/DNA, dan tidak

dibahas terlalu rinci. Pada textbook Campbell terdapat materi tambahan yaitu “Bagaimana gen dikendalikan”, yang tidak termasuk dalam SK dan KD genetika.

Hal ini wajar mengingat materi “Bagaimana gen dikendalikan” merupakan materi

yang sulit dan belum saatnya diketahui siswa SMA.

Fenomena lain yang muncul adalah adanya perbedaan pembahasan mengenai penyimpangan semu hukum Mendel. Pada buku teks siswa terbitan empat penerbit (Sinergi, Erlangga, Grafindo dan Grasindo), penyimpangan semu hukum Mendel membahas mengenai istilah kriptomeri, gen komplementer, atavisme dan interaksi gen berikut rumus perbandingan genotip dan fenotipnya secara rinci. Pada Textbook Biology (Campbell et al, 2009), istilah-istilah tersebut tidak muncul, yang muncul

(28)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

satu gen dapat mempengaruhi banyak karakter fenotip dan satu karakter dipengaruhi oleh banyak gen.

Tabel 3.3. Perbandingan urutan materi genetika pada SK dan KD (Permendiknas No22/2006) dan textbook Campbell. Perbedaan warna menunjukkan perbedaan

materi sekaligus menunjukkan posisi materi. Permendiknas No22/2006

tentang Standar Isi (SI)

Urutan materi pada Buku Siswa Urutan materi pada textbook

(29)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pendapat guru mengenai materi Biologi yang dianggap sulit dalam hal konsep, dalam hal mengajarkan, dan dalam hal mengevaluasi pemahaman siswa. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi-informasi di atas adalah dengan memberikan kuesioner untuk mengetahui materi Biologi apa saja yang dianggap sulit oleh guru.

2. Perancangan Program Pelatihan PCK

Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan sebagai dasar penyusunan program pelatihan sebagai produk dari penelitian ini. Terdapat empat materi yang dikembangkan untuk mendukung pelatihan, yaitu: (1) Pedagogical Content Knowledge (PCK), (2) model pembelajaran, (3) penyusunan

RPP dan silabus, (4) peer teaching. Adapun instrumen efektivitas pelatihan terdiri atas: (1) pendapat peserta tentang Pelatihan PCK, dan (2) penilaian produk pelatihan berupa dokumen CoRe dan PaP-eR.

3. Validasi ahli

(30)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

digunakan untuk menyempurnakan rancangan Program Pelatihan. Secara umum para ahli menyetujui bahwa rancangan Pelatihan PCK telah memenuhi syarat sebagai rancangan program pelatihan untuk melatih guru dalam meningkatkan kompetensinya menerapkan PCK. Namun demikian ada beberapa catatan (saran) yang harus dicermati dan disempurnakan baik pada panduan pelatihan dan instrumen efektivitas pelatihan.

1) Panduan Pelatihan

Panduan pelatihan secara umum telah memenuhi persyaratan pengelolaan suatu pelatihan. Terdapat benang merah yang runut mulai dari pendahuluan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi dan tindak lanjut, hingga tata tertib dan jadwal. Ada kesinambungan yang jelas antara tujuan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi-tindak lanjut sehingga diasumsikan bahwa pelatihan dapat mencapai tujuan. Materi pelatihan dinilai cukup membekali kompetensi peserta dalam memahami materi PCK.

2) Bahan Ajar Pelatihan

Bahan ajar pelatihan dinilai telah sesuai dengan tujuan pelatihan dan jenisnya telah memadai untuk membekali kompetensi guru dalam memahami PCK.

3) Instrumen Efektivitas Pelatihan

(31)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

soal uji kompetensi materi genetika berupa peta konsep sebaiknya diperbaiki dengan hanya membuat isian pada konsep, bukan pada proposisi konsep.

4. Uji Coba terbatas dan Revisi Produk

a. Hasil Uji Coba dan Kendala

Uji coba terbatas dilakukan untuk melakukan evaluasi kualitatif dari Rancangan Pelatihan PCK, yaitu mengetahui keberhasilan penerapan program yang sedang

dikembangkan. Uji coba dilaksanakan di SMA Terpadu Baiturrahman, yang diikuti oleh lima orang guru. Skenario pelatihan dapat dilaksanakan secara lancar dan bahan pelatihan dapat dipahami.

(32)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diperlukan adanya pelatihan tambahan bagi guru, sehingga program pelatihan PCK yang tadinya hanya berupa in service training dan on service training saja, disempurnakan menjadi in service training 1 – on service training – in service training 2.

b. Pendapat peserta

Pelatihan bertema PCK dengan fokus pada satu materi saja yaitu Genetika merupakan hal baru bagi para peserta pelatihan. Berdasarkan hasil refleksi tertulis peserta pelatihan, hal ini dinilai sangat positif karena peserta merasa fokus dan mudah memahami konsep genetika, sekaligus juga mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat di kelas. Dokumen CoRe dan PaP-eR juga dinilai positif karena mampu membuat guru menjadi lebih siap mengajar. Sedikitnya jumlah peserta pelatihan juga membantu peserta untuk lebih intensif dalam mengikuti setiap sesi pelatihan. Padatnya sesi pelatihan tidak membuat peserta lelah, tetapi membuat mereka terpacu untuk tetap semangat dengan mengikuti semua materi dengan antusias. Peserta menyarankan agar waktu pelatihan ditambah, sehingga mereka punya cukup waktu untuk lebih memahami materi-materi pelatihan.

c. Usaha-usaha Perbaikan

(33)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta pelatihan. Untuk lebih jelasnya, perbandingan pelatihan PCK dari tahap uji cobadan pelatihan yang sudah disempurnakan dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Perbandingan Pelatihan PCK Tahap Uji coba dan Tahap Penyempurnaan

No. Aspek Pelatihan Tahap Uji Coba

Pelatihan yang sudah

3. Materi KTSP, Peer Teaching, PCK KTSP, Genetika, PCK 4. Fasilitator Semua fasilitator berlatar

belakang pendidikan

Fasilitator berlakang pendidikan dan fasilitator berlatar belakang Biologi murni (pakar genetika)

5. Jumlah Peserta 5 orang 10 orang

Hasil penyempurnaan materi In-Service Training tahap 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 3.5 dan tabel 3.6. Tabel 3.5 merupakan struktur program In Service Training PCK tahap 1, dengan lama waktu pelatihan 34 jam. Materi yang diberikan

ada tujuh, dengan alokasi wakrtu terbanyak untuk materi PCK. Tabel 3.6 merupakan struktur program In Service Training Tahap 2 yang terdiri dari 5 materi dengan alokasi waktu terbanyak untuk materi Diseminasi implementasi PCK. Materi Diseminasi implementasi PCK antara lain diisi dengan tayangan video pembelajaran guru di kelas yang kemudian dibahas bersama-sama.

Tabel 3.5. Struktur Program In Service Training PCK tahap 1

Program Mata Sajian Jumlah Jam

Pelajaran

Kode

Pokok 1. Genetika 5 A

2. Kajian SKL, SI, SK dan KD Genetika 5 B

3. Penyusunan silabus dan RPP 5 C

4. Model-model pembelajaran 4 D

(34)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Pedagogical Content Knowledge 10 F

Penunjang 7. Penyusunan Action Plan 1 G

Jumlah 34 JP

Tabel 3.6. Struktur Program In-Service Training tahap 2

Program Mata Sajian Jumlah Jam

Pelajaran

Kode

Pokok 1. Reviu materi PCK 7 A

2. Penyusunan dokumen CoRe 8 B

3. Penyusunan dokumen PaP-eR 8 C

4. Diseminasi implementasi PCK pada

materi genetika

10 D

Penunjang 5. Penyusunan Action Plan 1 E

Jumlah 34 JP

5. Uji Coba Utama dan Revisi Produk

Program pelatihan yang telah disempurnakan berdasarkan hasil uji coba terbatas, selanjutnya, diuji coba secara luas (utama). Uji coba dilaksanakan di LPMP Jawa Barat, dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang guru Biologi SMA yang mengajar di kelas XII.

Secara rinci langkah-langkah kegiatan pada uji coba utama adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pengarahan kepada para fasilitator tentang skenario pelatihan yang akan dilaksanakan. Kegiatan tersebut bertujuan agar semua fasilitator memiliki pandangan dan langkah yang sama dan sesuai dengan skenario;

(35)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Mengirim surat permohonan kepada ketua MGMP Kabupaten Bandung untuk mengirimkan guru sebanyak 19 orang (yang akhirnya menjadi 10 orang karena berbagai hal) sebagai peserta pelatihan. Guru tersebut secara resmi diundang ke kepala sekolahnya masing-masing.

2) Mengurus perizinan tempat dan penggunaan fasilitas pendukung pelatihan 3) Menggandakan panduan, bahan ajar dan instrumen-instrumen pelatihan 4) Menghubungi fasilitator yang dilibatkan dalam pelatihan

c. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan dengan pola in service - on service – in service training. Pelatihan in service training tahap 1 dilaksanakan tanggal 14-16

Oktober 2010, pelaksanaan on service training dilaksanakan selama pembelajaran genetika, yaitu antara bulan oktober sampai bulan desember 2010, sedangkan in service training tahap 2 dilaksanakan tanggal 25-27 Februari 2011. d. In service training tahap 1 (14-16 Oktober 2010).

1) Peserta mengikuti tes awal untuk mengukur penguasaan peserta akan materi genetika dengan mengisi soal peta konsep genetika. Peserta juga mengisi format mengenai evaluasi diri peserta akan materi pelatihan

2) Pemberian materi dilaksanakan dengan sedapat mungkin memberikan kesempatan pada peserta untuk berlatih. Materi penyusunan silabus, model pembelajaran dan penilaian serta genetika disampaikan dengan metoda ceramah. Adapun materi penyusunan RPP, dan materi Pedagogical Content Knowledge disampaikan dengan ceramah dan pemberian tugas kelompok.

(36)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PaP-eR sebagai representasi PCK seorang guru. Dokumen CoRe berbentuk

(37)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.3. Alur Kegiatan Inset PCK tahap 1 dilihat dari urutan pemberian materi

Berikut ini adalah uraian mengenai materi Inset PCK tahap 1. (1) Materi genetika

Materi ini membahas konsep-konsep genetika yang belum dipahami guru. Proses selama pelatihan lebih difokuskan pada diskusi antara fasilitator (pakar genetika) dan peserta mengenai materi genetika yang dianggap sulit oleh guru, antara lain mengenai sintesa protein, konsep DNA dan hukum Mendel.

(2) Materi Kajian Standar Isi (SI), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Materi kajian SI, SK dan KD difokuskan pada materi genetika, yaitu SK 3 dan KD 3.1 s.d. KD 3.5. Peserta pelatihan bersama-sama dengan fasilitator membahas ruang lingkup materi genetika dilihat dari kurikulum SMA.

(3) Materi Pengembangan silabus dan RPP

Materi ini membahas mengenai keterkaitan silabus dan RPP dengan SI, SK dan KD genetika. Guru juga berlatih membuat contoh RPP yang benar sesuai dengan standar kurikulum

(38)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Materi model pembelajaran difokuskan pada pemilihan strategi, pendekatan atau model yang paling tepat dalam mengajarkan materi genetika. Peserta dalam kelompok membuat satu contoh RPP materi genetika dengan strategi yang sesuai, untuk kemudian dipraktekkan di dalam kelas.

(5) Materi Penilaian Hasil Belajar

Materi ini membahas mengenai jenis-jenis penilaian dan bagaimana memilih strategi yang tepat untuk materi genetika.

(6) Materi Pedagogical Content Knowledge (PCK)

Materi ini membahas mengenai pentingnya konsep PCK dalam pengembangan profesional seorang guru. Guru diperkenalkan pada dokumen CoRe dan PaP-eR sebagai salah satu bentuk representasi PCK seorang guru. Dokumen CoRe atau Content Representation lebih merupakan cara pandang seorang guru akan

sebuah materi, dan bisa dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas dimulai. CoRe bisa menjadi acuan dalam penyusunan RPP atau skenario pembelajaran, tapi

(39)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PaP-eR tidak mempunyai format yang baku, bisa disesuaikan sesuai dengan

kebutuhan dan selera guru yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya, contoh-contoh PaP-eR dapat dilihat pada Loughran et al. (2006).

Tabel 3.7. Format CoRe (Content Representation) yang merupakan konseptualisasi suatu materi (Loughran et al, 2003)

Pertanyaan Ide/Konsep Sains yang

penting Ide

Besar 1

Ide Besar 2

dst

Apa yang anda ingin siswa pelajari dari ide ini.

Kenapa hal ini penting diketahui oleh siswa

Hal lain dari materi ini yang anda ketahui tetapi belum saatnya diketahui oleh siswa

Kesulitan/ keterbatasan yang berhubungan dengan cara mengajarkan materi ini

Pengetahuan akan pemikiran siswa yang mempengaruhi anda dalam mengajarkan materi ini

Faktor lain yang mempengaruhi cara anda mengajarkan materi ini

Prosedur mengajar (dan alasan khusus untuk penggunaannya)

Cara spesifik untuk memastikan pemahaman atau kebingungan siswa mengenai materi ini

(7) Action Plan

(40)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara umum, proses yang dialami oleh peserta mulai awal sampai akhir kegiatan pelatihan PCK dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4. Alur kegiatan Inset PCK tahap 1, dilihat dari input, proses dan output

(41)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan, dan merekam aktivitas PBM dalam bentuk video. Selain itu dilakukan juga diskusi dengan guru untuk membahas proses pembelajaran yang telah dilakukan dan juga membahas masalah-masalah yang dihadapi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Hasil dari kegiatan monitoring pada saat on service training dijadikan bahan untuk melaksanakan kegiatan in service

tahap ke-2.

f. In service training tahap ke-2 (25-27 Februari 2011).

1) Peserta mengikuti tes awal untuk mengukur kemampuan peserta dalam materi genetika melalui pemberian soal peta konsep.

2) Peserta mendapatkan materi penguatan mengenai Pedagogical Content Knowledge, khususnya mengenai penyusunan dokumen CoRe dan

PaP-eR. Peserta kemudian memperbaiki dokumen CoRe dan PaP-eR yang telah

dibuat sebelumnya, untuk kemudian didiskusikan bersama peserta lain dan fasilitator.

3) Peserta mengisi tes akhir, evaluasi diri akhir dan kuesioner mengenai pelatihan.

4) Dokumen CoRe dan PaP-eR yang dihasilkan oleh masing-masing peserta akan dinilai dan didokumentasikan untuk mengetahui pemahaman dan implementasi PCK di sekolah masing-masing. Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.5.

(42)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.5. Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 dilihat dari urutan pemberian materi

Gambar 3.6. Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 dilihat dari Input, proses dan output

(43)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Materi ini membahas kembali mengenai pentingnya PCK dalam pengembangan profesional seorang guru. Guru kembali diingatkan mengenai representasi PCK melalui dokumen CoRe dan PaP-eR yang akan mereka reviu dan perbaiki selama pelatihan.

(2) Penyusunan dokumen CoRe (Content Representation)

Materi ini membahas mengenai penyusunan dokumen CoRe. Di dalam kelompok, guru kembali mendiskusikan mengenai CoRe dan memperbaiki dokumen CoRe yang telah mereka buat sebelumnya. Terjadi sharing antar anggota kelompok

mengenai hal-hal yang penting disertakan dalam dokumen CoRe sebagai konseptualisasi guru mengenai suatu konsep. Hasil dari kerja kelompok ini kemudian dipresentasikan untuk ditanggapi oleh kelompok lainnya.

(3) Penyusunan dokumen PaP-eR (Pedagogical and Professional experience Repertoire)

Materi ini membahas kembali mengenai bagaimana menyusun dokumen PaP-eR. Peserta pelatihan secara individual kemudian menyusun PaP-eR berdasarkan

pembelajaran genetika yang telah mereka lakukan pada semester I. Dalam membuat PaP-eR, sebagian peserta pelatihan menggunakan tayangan video PBM

masing-masing yang dibuat sewaktu kegiatan On service training PCK sebagai alat bantu. Peserta pelatihan juga melakukan diskusi dengan peserta lainnya dan fasilitator mengenai PBM yang telah mereka lakukan.

(4) Diseminasi implementasi PCK

(44)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Di dalam kelompok mereka mendiskusikan tayangan video pembelajaran milik masing-masing anggota kelompok. Peserta pelatihan juga mendiskusikan kendala-kendala yang mereka hadapi dalam melaksanakan pembelajaran genetika. Setiap kelompok kemudian memilih satu buah video pembelajaran yang mereka anggap paling baik untuk dipresentasikan di depan kelas. Video tersebut kemudian ditanggapi oleh peserta dari kelompok lain, disertai dengan tanggapan dari guru yang bersangkutan.

Fenomena yang muncul selama diskusi dalam kelompok adalah bahwa peserta pelatihan sangat antusias mengamati tayangan video dari kelompok lainnya, dan terjadi diskusi lintas kelompok, karena ada kelompok yang kemudian bergabung dengan kelompok lainnya untuk membahas satu tayangan video. Salah satu contoh video yang paling banyak diamati adalah tayangan video materi hukum Mendel dengan menggunakan baling-baling genetika.

(5) Action Plan

Materi ini merupakan materi terakhir dari seluruh rangkaian materi selama pelatihan. Hal-hal yang dibahas pada materi ini meliputi rencana kerja para guru setelah selesai mengikuti pelatihan. Prosesnya berupa tanya jawab dan membahas mengenai berbagai kemungkinan kendala ataupun penunjang yang akan ditemui guru di sekolah dalam mengimplementasikan materi pelatihan.

(45)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan. Tabel 3.8. meringkas hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian yang digunakan.

Tabel 3.8. Hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian

No Pertanyaan

Penelitian

Data yang diperlukan

Instrumen penelitian Responden / Sumber data

- Materi sulit dalam hal mengajarkan

- Materi sulit dalam hal konsep

- Materi sulit dalam hal menilai siswa

(46)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Pertanyaan

Penelitian

Data yang diperlukan

Instrumen penelitian Responden / Sumber data Kompetensi guru dalam penerapan PCK, melalui penyusunan dokumen CoRe dan PaP-eR; 3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penerapan PCK. Data-data

kualitatif tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Data kuantitatif berupa skor kompetensi guru dalam materi genetika dan pembelajaran melalui instrumen IPKG 1 dan IPKG 2. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung rerata.

Skor kompetensi guru diperoleh melalui pre test dan post test materi genetika dalam bentuk soal peta konsep. Gain tes ditentukan dari skor tes akhir dan tes awal yang dinormalisasi dengan rumus:

Skor tes akhir – skor tes awal N(g) =

Skor maksimum – skor tes awal

(47)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa program peningkatan profesional guru Biologi SMA melalui pelatihan PCK pada materi genetika merupakan program yang tepat dalam membantu guru meningkatkan kompetensi profesionalnya. Peningkatan kompetensi profesional guru pada penerapan PCK direpresentasikan melalui dokumen Core (Content Representation) dan PaP-eR

(Pedagogical and Professional experience Repertoire) pada materi genetika. Dokumen CoRe sebagai bentuk konseptualisasi suatu materi dilengkapi dengan dokumen PaP-eR sebagai bentuk refleksi kinerja profesional setelah guru mengajar, menjadi bentuk perpaduan ideal dalam merepresentasikan kemampuan PCK seorang guru. Kedua dokumen ini menjadi bahan pengembangan profesional guru melalui sharing antar rekan seprofesi, dan juga bisa menjadi bahan rujukan bagi ahli yang

berperan dalam bidang pengembangan profesional guru.

(48)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pemahaman yang dibutuhkan secara bermakna melalui siklus belajar, menerapkan, dan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman sebagai pengetahuan baru, (b) materi yang sesuai adalah materi-materi yang menggabungkan antara penguasaan materi subyek dengan materi-materi pedagogi, (c) fasilitator yang terlibat memiliki kepakaran dalam bidang pendidikan dan dalam konten sains; (3) Kemampuan PCK para guru Biologi SMA ditunjukkan melalui dokumen CoRe dan PaP-eR, yang memungkinkan Tacit Knowledge para guru yang selama ini sulit diamati menjadi lebih konkrit, (4) Faktor penunjang dalam mengimplementasikan PCK adalah pemahaman mengenai materi ajar, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta pemahaman mengenai siswa. Adapun masalah dalam mengimplementasikan PCK di sekolah adalah kemampuan menulis guru dan keterbatasan waktu, sehingga dokumen CoRe dan PaP-eR yang dihasilkan peserta masih mungkin dioptimalkan hasilnya.

B. Saran

Saran-saran untuk meningkatkan kualitas pengembangan profesional guru adalah sebagai berikut.

1. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam mengenai materi-materi Biologi yang dianggap sulit oleh guru, yang meliputi karakteristik materi dan juga penguasaan guru dan siswa terhadap materi-materi tersebut.

(49)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada materi subyek tertentu yang dianggap sulit oleh guru perlu diprioritaskan. Pendidikan in-service perlu dilaksanakan secara berjenjang, terukur, dan berkelanjutan; dan

3. Perlu adanya koordinasi berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang pendidikan (lembaga pendidikan pre-service, sekolah, lembaga pendidikan in-service, MGMP Biologi, Asosiasi Profesi Guru Biologi dan lembaga penentu

kebijakan pendidikan seperti dinas pendidikan kab/kota dan provinsi) yang terlibat dalam pengembangan profesional guru sehingga semua program berjalan sinergi, terarah dan berkesinambungan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini maka program pengembangan profesional guru perlu merekomendasikan beberapa hal kepada pihak-pihak yang terkait antara lain:

1. Lembaga pendidikan pre-service. Pengembangan kurikulum pada LPTK harus mampu membekali calon guru dengan pengetahuan akan konten (subject matter) dan pedagogi yang memadai.

(50)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dapat mengadopsi atau mengadaptasi program pengembangan profesional guru melalui pelatihan PCK sesuai dengan kebutuhan di lapangan, dengan memperbaiki atau

(51)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abell, S.K.(2008). Twenty Years Later: Does pedagogical content knowledge remain a useful idea?. International Journal of Science Education,30:10,1405 — 1416

American Association for the Advancement of Science (1990). Chapter 14. Reforming Education. Science for all Americans Online.

Berry A., Loughran, J. & van Driel, J.H. (2008). Revisiting the Roots of Pedagogical Content Knowledge. International Journal of Science Education,30:10,1271 — 1279

Campbell, N. A., Reece, J.B., Taylor, M.R., Simon, E.J. & Dickey, J.L. (2009). Biology. Concepts & Connections. Sixth Edition. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Campbell, N. A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V and Jackson, R.B. (2008). Biologi. Eight Edition. San Francisco: Pearson Education., Inc

.

Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G. (1999). Biologi. Edisi 5. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Depdiknas. (2005-a).Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Fokus Media.

Depdiknas. (2005-b). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Fokusmedia

Depdiknas (2006). Peraturan Pemerintanh RI nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Depdiknas. (2007). Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta

Dimova, Y. & Loughran, J. (2009). Developing a big picture understanding of reflection in pedagogical practice. Reflective Practice, 10 (2), 205 217.

(52)

Dida Hamidah, 2012

Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content

Knowledge Pada Materi Genetika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Enfield, M. (2000). Content and Pedagogy: Intersection in the NSTA Standards for Science Teacher Education.

Electronic Journal of Science

Education V4 N3, Duggan-Haas, Enfield and Ashmann - March

2000. https://www.msu.edu/~dugganha/PCK.htm

Gess-Newsome, J. (1999). Pedagogical Content Knowledge: an Introduction and Orientation. Examining Pedagogical Content Knowledge. Science & Technology Education Library. New York: Kluwer Academic Publishers.

Hamidah, D & Rustaman, N.Y (2009). Analisis Kebutuhan Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA, makalah yang disajikan pada seminar nasional pendidikan IPA tanggal 24 Januari 2009 di Universitas Lampung. Henze, I., van Driel, J.H. & Verloop, N. (2008). Development of Experienced

Science Teachers Pedagogical Content Knowledge of Models of the Solar System and the Universe. International Journal of Science Education, 30:10,1321 — 1342

Howe, K. & Eisenhart, M. (1990). Standards for qualitative (and quantitative) research: A prolegomenon.. Educational Researcher, 19(4), 2–9.

Johnson, S., Monk, M. & Hodges, M. (2000). Teacher development and change in South Africa: A critique of the appropriateness of transfer of northern/western practice. Compare, 30, 179–192.

Karmana, O. (2008). Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas XII SMA/MA Program IPA. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama

Korthagen, F.A.J., Loughran, J. & Russell, T.L. (2006). Developing fundamental principles for teacher education programs and practices. Teaching and Teacher Education, 22 (8), 1020 1041.

Lee, E. & Luft, J.A. (2008). Experienced Secondary Science Teachers' Representation of Pedagogical Content Knowledge. International Journal of Science Education, 30:10,1343 — 1363

Lee, O. (1995). Subject matter knowledge, classroom management, and instructional practices in middle school science classrooms. Journal of Research in Science Teaching, 32(4), 423–440.

Gambar

Gambar 4.15   Respon  guru terhadap pertanyaan CoRe no 7
Gambar 3.1.  Paradigma Penelitian
Gambar 3.2.  Alur Penelitian                 Research and Development
Tabel 3.1. Hasil Ujian Nasional materi Biologi  tahun ajaran 2008/2009 untuk soal-soal genetika  No Kemampuan genetika yang diuji Rata-rata nilai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar. © Asep Cepi Supriatna 2015

Prevalensi stunting di Aceh mencapai 41% dengan kategori berat, dan ini merupakan angka yang sangat penting untuk diketahui penyebab faktor resiko kejadian stunting

Peneliti mempunyai suatu kerangka pemikiran yaitu untuk meningkatkan ketaatan‘ibādah alāt siswa memerlukan penggabungkan dua metode yang pertama metode ceramah, metode

BBLR beresiko memiliki status gizi kurang pada usia 1-5 tahun dibandingkan yang tidak BBLR, penelitian yang lain juga menyebutkan bahwa anak yang BBLR pertumbuhan dan

REKAYASA PROSES PENYISIHAN ION MELASSIGENIK NIRA TEBU DENGAN TEKNIK ELEKTRODEIONISASI KONTINU UNTUK PRODUKSI GULA RAFINASI.. Peneliti : I

Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 tentang Risiko Terjadinya Ulkus Kaki Diabetik dengan Kejadian Ulkus Diabetik di RSUD DR.. Skripsi Mahasiswa FK

Adam Malik Medan agar mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan di ruang rawat inap anak rindu B-4 khususnya dalam pemberian discharge planning pada pasien dan untuk

Analog and Digital Circuit for Electronic Control System Application, Using the TI MSP430 Microcontroller.. Burlington: