• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V

SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RACHMANTO BUDI F 0702477

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan

Pembelajaran Lari Sprint 40 Meter Melalui Permainan Modifikasi Kasti Di Kelas V SDN Lebaksiuh Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang”, ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesui dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, 2011 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V

SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

RACHMANTO BUDI FIRMANSYAH 0702477

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Dr. NURLAN KUSMAEDI, M. Pd. NIP 195301111980031002

Pembimbing II,

DEWI SUSILAWATI, M. Pd. NIP 197803102008122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S-1 PGSD Penjas Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

(4)

viii

2. Konsep Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ... 16

3. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 17

4. Pendidikan Jasmani ... 18

B. Pengenalan Gerak Dasar Atletik ... 18

1. Pengertian ... 18

2. Tujuan... 19

3. Kegunaan ... 19

C. Pembelajaran Lari Sprint 40 meter... 21

1. Berbagai Bentuk Pengenalan Lari ... 21

2. Variasi dan Kombinasi Berbagai Bentuk Pengenalan gerakan Lari ... 22

(5)

ix

4. Hal-hal Penting dalam Berlari ... 23

5. Hal-hal yang Harus Dihindari dalam Berlari ... 23

D. Nomor Lari Jarak Pendek (Sprint) ... 23

E. Permainan Kasti ... 24

F. Permainan Modifikasi Kasti dalam Pembelajaran Lari Sprint .... 33

G. Modifikasi Pembelajaran Lari Sprint di SD ... 35

1. Start ... 36

2. Lari ... 38

3. Melewati Garis Finish ... 39

H. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 42

I. Hipotesis Tindakan ... 42

BAB III METODE PENELITIAN………... 43

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 43

1. Lokasi Penelitian ... 43

1. Tahap Perencanaan Penelitian ... 51

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 52

3. Tahap Observasi ... 53

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 53

E. Instrument Penelitian... 54

1. Lembar Observasi ... 54

2. Test Hasil Belajar ... 55

3. Pedoman Wawancara ... 56

4. Catatan Lapangan ... 56

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 56

1. Teknik Pengolahan Data ... 56

(6)

x

1) Paparan Data Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... ... 75

2) Paparan Data Kinerja Guru Siklus I ... ... 77

3) Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... ... 79

4) Paparan Data Hasil Test Belajar Siswa Siklus I ... ... 81

5) Catatan Lapangan ... ... 82

6) Analisis dan Refleksi Siklus II ... ... 83

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... ... 85

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... ... 85

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... ... 86

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ... ... 90

1) Paparan Data Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... ... 90

2) Paparan Data Kinerja Guru Siklus II ... ... 91

3) Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... ... 93

4) Paparan Data Hasil Test Belajar Siswa Siklus II... ... 95

5) Catatan Lapangan ... ... 97

6) Analisis dan Refleksi Siklus III ... ... 98

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... ... 100

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... ... 100

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... ... 101

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... ... 105

1) Paparan Data Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... ... 105

2) Paparan Data Kinerja Guru Siklus III ... ... 107

3) Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... ... 109

4) Paparan Data Hasil Test Belajar Siswa Siklus III ... ... 111

(7)

xi

(8)

xii

4.10 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I ... 75

4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus I ... 77

4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 79

4.13 Hasil Pembelajaran Test Lari sprint Siklus I... 81

4.14 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82

4.15 Deskripsi Kegiatan Tindakan Siklus II ... 87

4.16 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II ... 90

4.17 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus II ... 92

4.18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 94

4.19 Hasil Pembelajaran Test Lari sprint Siklus II ... 96

4.20 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 97

4.21 Deskripsi Kegiatan Tindakan Siklus III ... 101

4.22 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III ... 105

4.23 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus III ... 107

4.24 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 109

4.25 Hasil Pembelajaran Test Lari sprint Siklus III ... 111

4.26 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 112

4.27 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Lari Sprint ... 113

4.28 Rekapitulasi Hasil Penelitian Lari Sprint 40 Meter ... 114

4.29 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 115

4.30 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa.... 116

(9)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

2.1 Lapangan Kasti... 24

3.1 Desain PTK Model Lewin ... 47

3.2 Desain PTK Model Jhon Elliot ... 48

3.3 Desain PTK Model Kemmis dan Taggart ... 50

4.2 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru Pada Data Awal ... 63

4.4 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru Pada Data Awal ... 65

4.6 Diagram Tingkatan Observasi Aktivitas Siswa Pada Data Awal ... 68

4.31 Diagram Tingkatan Ketuntasan Siswa Siklus I, II dan III ... 116

4.32 Diagram Tingkatan Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I, II dan III ... 119

4.33 Diagram Tingkatan Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus I, II dan III ... 121

4.34 Diagram Tingkatan Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III ... 122

4.35 Diagram Tingkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I, II dan III ... 123

(10)

xiv

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 138

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 144

5 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 1 (IPKP 1) ... 150

6 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 2 (IPKP 2) ... 157

7 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I (Perencanaan) ... 161

8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I (Pelaksanaan) ... 163

9 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 165

10 Catatan Lapangan Siklus I ... 167

11 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II (Perencanaan)... 168

12 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II (Pelaksanaan) ... 170

13 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 172

14 Catatan Lapangan Siklus II ... 174

15 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III (Perencanaan) ... 175

16 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III (Pelaksanaan) ... 177

17 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 179

18 Catatan Lapangan Siklus III ... 181

27 Surat Keterangan Penelitian ... 194

28 Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 195

(11)
(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

(13)

2

Olahraga selalu beraturan dan merupakan permainan yang kompetitif. Olahraga sering dipandang sebagai bermain secara teratur, yang dapat membawanya lebih mendekati pendidikan jasmani. Meskipun demikian penelaahan lebih jauh akan memperlihatkan bahwa olahraga selalu berisikan pertandingan atau perlombaan.

Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani semuanya mengandung bentuk gerak fisik, dan ketiganya dapat cocok dalam konteks pendidikan jika dipakai untuk tujuan pendidikan tertentu. Bermain dapat dipakai sebagai rekreasi dan kegembiraan, tanpa tujuan pendidikan, sama seperti olahraga yang dapat hidup demi olahraga itu sendiri tanpa nilai pendidikan. Olahraga profesional tidak memiliki tujuan pendidikan, namun ia tetap olahraga karena pelakunya tidak selalu harus amatir.

Olahraga dan bermain dapat semata-mata untuk kesenangan, semata-mata untuk pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan atau kegembiraan tidak terpisahkan dari pendidikan, keduanya dapat dan harus disatukan.

Berbicara tentang permainan anak-anak setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Permainan anak-anak di daerah Jawa Barat, tentu berbeda dengan permaian anak-anak di daerah jawa Tengah dan Jawa Timur. Permainan anak-anak jawa Tengah dan Jawa Timur pun berbeda dengan permainan anak-anak dari bali, sasak, sumbawa, atau daerah lainnya. Hal itu sangat bergantung kepada lingkungan daerahnya dan kreativitas orang yang menciptakan permainan itu.

(14)

3

oleh anak-anak. Lingkungan memang amat berpengaruh terhadap lahirnya permainan anak-anak.

Menurut Pangrazi dan Dauer (1992:6) menyatakan bahwa:

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak, dan harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan konsepnya.

Siapapun orangnya, yang pasti telah mengalami masa kecil tentu pernah terlibat dalam permainan anak-anak. Permainan anak-anak itu sendiri dilakukan baik di desa maupun di kota. Setiap anak tidak terlepas dari keinginan melakukan permainan dengan kawan-kawan sebayanya. Bahkan kadang-kadang mereka menghabiskan waktunya untuk melakukan permainan yang menang mengasikkan.

Syarifuddin (1992:1) menyatakan bahwa:

Dengan demikian dapatlah dikemukakan, bahwa atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Nomor lari dibagi tiga bagian, yaitu: lari jarak pendek (sprint), lari jarak menengah, dan lari jarak jauh.

Nomor lari terdiri dari 11 event individual dan estafet 4 x 100 meter, 4 x 400 meter yang dikelompokan dalam beberapa grup, sebagai berikut:

1. Nomor dekat : 100 meter dan 200 meter 2. Sprint jauh : 400 meter

(15)

4

4. Jarak menengah : 1500 meter 5. Jarak menengah jauh : 5000 meter

6. Jarak jauh : 10.000 meter dan Marathon (42, 195 km) 7. Lari gawang : 100 meter Pi, 110 meter Pa, 400 meter

Pada nomor lari jarak pendek jarak yang ditempuh relatif pendek, karena itu pada nomor ini pelari akan mengerahkan kecepatan semaksimal mungkin tanpa memperhatikan pengaturan kecepatan. Meskipun dengan demikian pelari tidak mampu mampu meningkatkan kecepatan untuk seluruh jarak. Sejak start kecepatan terlihat meningkat dan menjelang garis finish terjadi penurunan kecepatan.

Menurut Syarifuddin (1992:41) menyatakan bahwa:

Lari jarak pendek atau sering juga dikatakan dengan lari cepat (sprint), adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai dengan melewati garis akhir (finis/finish).

Kecepatan lari dapat ditingkatkan dengan bentuk-bentuk latihan sprint, diantaranya dengan latihan downhillsprint atau turun tebing, menghela atau menarik beban, dan bentuk-bentuk teknik lainnya yang cukup spesifik (specific technique drills). Latihan spesifik ini berupa latihan yang khusus diarahkan pada lari sprint,

antara lain seperti latihan frekuensi langkah, latihan panjang langkah, latihan mengangkat lutut dan lengan.

(16)

5

Kecepatan maksimal merupakan hasil kali antara kecepatan langkah dan panjang langkah. Kedua aspek ini sering digambarkan sebagai dua faktor utama dalam lari sprint, fakta ini menunjukan bahwa aspek ini ternyata dapat diperbaiki. Barangkali hal inilah yang dijadikan alasan bahwa mengapa para pelatih lebih senang menggunakan latihan spesifik didalam memperbaiki mutu dari panjang langkah dan frekuensi langkah.

Teori menyebutkan bahwa panjang langkah maupun frekuensi langkah bisa diperbaiki. Bahwa hal ini berarti latihan panjang langkah dan latihan frekuensi langkah bisa dprioritaskan sebagai bagian utama dari menu latihannya. Namun sejauh ini apakah benar ada manfaatnya dalam meningkatkan prestasi lari sprint dan berapa besar pengaruhnya. Sepengetahuan penulis masalah ini belum terungkap, oleh karena itu penulis merasa perlu meneliti lebih lanjut.

Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar kecepatan lari dalam lari jarak pendek dan aktivitas anak dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penulis mencoba membuat suatu model pembelajaran permainan modifikasi kasti sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar kecepatan lari dalam lari jarak pendek bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Yang dilatar belakangi guru hanya menyampaikan dalam bentuk komando, hanya menyampaikan dari aspek-aspek motorik saja, dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran yang belum optimal.

(17)

6

dan kembali ke ruang bebas yang sejajar dengan ruang pemukul. Jarak dari ruang pemukul ke tiang bebas atau hinggap yaitu minimal 40 meter, karena disini memanfaatkan jarak 40 meter untuk melatih kecepatan lari siswa dalam pembelajaran lari sprint 40 meter. Lapangan yang digunakan yaitu 30 X 50 meter, dengan ruang pemukul dan ruang bebas menjadi 30 X 55 meter.

Harus diketahui bahwa merencanakan pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk permainan modifikasi kasti untuk anak, yang tidak boleh kita lupakan bahwa pendidikan jasmani harus mencakup unsur gerak, gembira, dan belajar. Ketiga unsur pokok ini akan menjadikan mereka terhadap hasil yang baik dan menjadikan lebih mencintai apa yang telah dilakukannya. Apapun bentuk permainannya, bila dilakukan dengan sungguh-sumgguh dan sportif akan membuahkan hasil yang diharapkan oleh tujuan pendidikan jasmani yaitu anak diberi kebebasan dalam bergerak tanpa diatur oleh gurunya akan menghasilkan pembelajaran yang baik, apabila direncanakan dengan matang dan dijelaskan secara gamblang kepada anak yang akan melakukannya.

(18)

7

Untuk mengetahui kemampuan awal pada gerak dasar kecepatan lari dalam lari sprint 40 meter, maka peneliti melakukan tes gerak kecepatan lari dalam lari sprint 40 meter ini. Data awal hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Awal Tes Kecepatan Lari 40 Meter

(19)

8

Keterangan :

Penilaian produk/prestasi gerak dasar kecepatan lari 40 meter :

Perolehan Nilai Kriteria Pengskoran

Klasifikasi Nilai

Putera Puteri

.….. < 08.00 detik ….. < 10.00 detik 4 100 08.01 – 09.00 detik 10.01 – 11.00 detik 3 75 09.01 – 10.00 detik 11.01 – 12.00 detik 2 50 …… > 10.00 detik …… > 12.00 detik 1 25

T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Nilai = Skor yang diperoleh X 100 % Skor maksimal

Nilai KKM = 75 %

Jika siswa mendapat nilai ≥ 75 dikatakan tuntas. Jika siswa mendapat nilai ≤ 75 dikatakan tidak tuntas.

Berdasarkan hasil tes melakukan gerak dasar kecepatan lari bisa dilihat hanya ada 6 orang yang lulus dari 18 siswa dan 12 siswa yang kurang bisa melakukan tehknik kecepatan lari dengan baik. Ditinjau dari permasalahan tersebut, peneliti

Jumlah 6 12

(20)

9

memberikan tindakan kelas terhadap gerak dasar kecepatan lari dalam bentuk permainan, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan gerak maksimal lari dalam pembelajaran lari 40 meter. Salah satu bentuk permainan yang bisa diterapkan pada pembelajaran lari jarak pendek di SD yaitu melalui bentuk permainan modifikasi kasti.

Dari paparan di atas, maka penulis mengambil judul “Meningkatkan Pembelajaran Lari 40 Meter Melalui Permainan Modifikasi Kasti Di Kelas V SDN Lebaksiuh Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang”.

B. Perumusan Masalah

Masalah menurut Arikunto (2002:51) adalah bagian pokok dari suatu kegiatan, langkahnya disebut perumusan masalah atau perumusan problematik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran permainan modifikasi kasti untuk meningkatkan kemampuan lari dalam lari 40 meter di kelas V?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran permainan modifikasi kasti terhadap keterampilan siswa dalam melakukan kemampuan maksimal lari dalam lari 40 meter di kelas V?

(21)

10

C. Pemecahan Masalah

Agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas, maka penulis mencoba berdasarkan cara agar dapat memodifikasi pembelajaran lari 40 meter. Salah satu caranya yaitu:

a. Mengembangkan cara atau bentuk perencanaan model permainan modifikasi kasti yang mengarah kepada pembelajaran lari 40 meter.

b. Penerapan model permainan modifikasi kasti sebagai modifikasi pembelajaran lari 40 meter.

c. Dengan menggunakan metode bermain untuk meningkatkan kecepatan optimal siswa ketika melakukan lari 40 meter pada pembelajaran atletik.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui perencanaan pembelajaran permainan modifikasi kasti untuk meningkatkan kemampuan lari dalam lari 40 meter di kelas V?

2. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran modifikasi kasti terhadap keterampilan siswa dalam melakukan kecepatan lari dalam lari 40 meter di kelas V?

(22)

11

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru penjas, penulis dan pembaca.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Bagi Siswa:

a. Meningkatkan kemampuan lari 40 meter siswa SD dalam mengikuti pelajaran penjas, sebagai pengaruh melakukan permainan modifikasi kasti.

b. Dapat melakukan teknik kecepatan maksimal lari dalam lari 40 meter yang benar, sebagai pengaruh melakukan permainan modifikasi kasti. 2. Manfaat Bagi Guru:

a. Dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan penilaian tentang materi permainan.

3. Manfaat Bagi Sekolah:

a. Dapat memperoleh data yang jelas tentang manfaat permainan modifikasi kasti dalam meningkatkan kemampuan optimal lari dalam lari 40 meter di kelas V SD Negeri Lebaksiuh.

4. Manfaat Bagi Lembaga:

(23)

12

5. Manfaat Bagi Penulis

a. Dapat memperoleh data dan informasi yang jelas tentang masalah di dalam proses belajar siswa kelas V didalam mengikuti pelajaran penjas. b. Dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang

tata cara menyusun karya ilmiah.

F. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, berikut ini dijelaskan secara optimal beberapa istilah yang dipandang perlu diketahui kejelasannya, sebagai berikut:

1. Permainan adalah suatu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. (Sukintaka (1992 :11)).

2. Lari jarak pendek atau sering juga dikatakan dengan lari cepat (sprint), adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai dengan melewati garis akhir (finis/finish). (Syarifuddin 1992 :41)).

(24)

13

rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.( Cholik dan Lutan (1995/1996:14)).

4. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang dilakukan oleh manusia sejak zaman yunani kuno sampai dewasa ini. (Syarifuddin dan Muhadi (1992:59)).

(25)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Lebaksiuh Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Adapun pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru penjas tersebut dalam pelaksanaan program sekolah, kususnya dalam pembelajaran meningkatkan kecepatan lari dalam lari jarak pendek.

Sekolah tersebut tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan jalur birokrasi yang ditempuh tidak terlalu sulit.

Peneliti lebih hapal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswanya yang selama ini dianggap bermasalah, dan memudahkan peneliti untuk memantau, merevisi, dan mencari data-data yang diperlukan selama penelitian.

2. Waktu Penelitian

(26)

44

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Lebaksiuh, yang berjumlah 18 orang siswa terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan. Pemilihan kelas V sebagai subyek penelitian dilandasi atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukan di kelas V banyak kesulitan dalam melakukan teknik gerak dasar meningkatkan kecepatan lari dalam lari jarak pendek.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun tindakan yang digunakan dalam pembelajaran, yakni melalui penggunaan modifikasi kasti yaitu upaya untuk meningkatkan kemampuan kecepatan lari dalam lari jarak pendek.

Penelitian tindakan kelas adalah ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran. (http:pakguruonline.pendidikan.net)

Banyak definisi mengenai penelitian tindakan kelas, diantaranya dikemukakan oleh Wiraatmadja (2005:12), sebagai berikut:

(27)

45

perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajaran tersebut. Apabila proses inquiri dan perbaikan pembelajaran dilakukan secara terus menerus diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan proffesional guru akan terus meningkat.

Penggunaan PTK ditujukan untuk kepentingan praktisi di lapangan dalam hal ini guru kelas dan bukan untuk kepentingan sendiri. Artinya melalui PTK dapat mendorong dan membangkitkan para praktisi di lapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap aktivitas kinerja profesionalnya guna meningkatkan iklim belajar dan situasi sosial di sekolah menuju arah yang lebih baik.

(28)

46

mengemukakan pendapat dan bertanya, serta belajar menghargai pendapat siswa yang lainnya. Pendapat tersebut sejalan dengan definisi yang dikemukakan

Kasbolah (1999), yakni : “ Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis

yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.”

Adapun tujuan dilaksanakan PTK menurut Sundawa (2007:379) adalah:

1) Perbaikan dan peningkatan layanan profssional guru dalam menangani proses pembelajaran .

2) Mengembangkan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan menanggulangi masalah pembelajaran di kelas.

3) Membina tumbuhnya budaya meneliti oleh guru.

4) Membina pemberdayaan professional guru (empowered).

Ditinjau dari segi akademis PTK bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek. Adapun manfaat praktis dari pelaksanaan PTK menurut Kasbolah (1999:46), sebagai berikut:

1) Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah,

2) pembangunan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas dan

3) peningkatan professionalisme guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan.

2. Desain Penelitian

(29)

47

Gambar 3.1

Desain PTK Model Lewin (Ditafsirkan Oleh Kemmis) (Rochiati Wiriaatmadja (2006:62)

Penafsiran Kemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja. Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jangan langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah mplementasi dilakukan seoptimal mungkin (Rochiati Wiriaatmadja (2006:63).

b. Model John Elliot

(30)

48

tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran.

Gambar 3.2

(31)

49

c. Model Kemmis dan Mc. Taggart

Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau piutaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin. Keempat komponen tersebut adalah : (a) Perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c) Observasi (observation); dan (d) refleksi (eflection). Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus. Model Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada Gambar 3.3.

(32)

50

Gambar 3.3

Desain PTK Model Menurut Kemmis dan Taggart (Hopkins (1993:48) dan Zainal Aqib (2006:23)

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan desain model penelitian spiral Kammis dan Mc. Taggart (Susilo et. Al. 2009:13) yang menyatakan bahwa:

(33)

51

d. Mengubah/ merevisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya. Setiap siklus berdasarkan model spiral di atas dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi kemudian kembali melaksanakan perencanaan jika target yang diharapkan belum tercapai.

Gambar 3.3 di atas, diawali dengan perencanaan (planning), yaitu perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah : pelaksanaan (actiaon) yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya ; pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan ; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ketindakan sampai dengan target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Penelitian

(34)

52

Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang gerak dasar meningkatkan kecepatan dalam lari jarak pendek.

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian a. Kegiatan awal (10 menit)

1) Siswa dibariskan menjadi tiga bersap

2) berdo’a

3) Mengecek kehadiran siswa

4) Menegur siswa yang tidak mengenakan seragam olahraga 5) Melakukan gerakan pemanasan

Senam statis dan dinamis:

a) Gerakan merenggutkan kepala depan belakang

b) Gerakan menengokkan kepala samping kiri dan kanan c) Gerakan lengan membentuk huruf S

d) Gerakan kaki dilipat ke belakang kemudian ke samping e) Gerakan kombinasi

b. Kegiatan Inti (50 menit)

1) Penjelasan cara melakukan latihan gerak dasar lari 40 meter (start, gerakan lari, memasuki garis finish) yang dilakukan (perorangan dan berkelompok) dengan koordinasi yang baik.

(35)

53

3) Penjelasan cara melakukan latihan variasi dan kombinasi gerak dasar lari sprint 40 (start, gerakan lari, memasuki garis finish) yang dilakukan (perorangan dan berkelompok) dengan koordinasi yang baik. 4) Melakukan latihan variasi dan kombinasi gerak dasar lari 40 meter

(start, gerakan lari, memasuki garis finish) yang dilakukan (perorangan dan berkelompok) dengan koordinasi yang baik.

5) Perlombaan lari 40 meter menggunakan permainan modifikasi kasti dengan peraturan yang dimodifikasi secara berkelompok.

6) Uji kompetensi lari 40 meter. c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Siswa dikumpulkan sambil duduk dan kaki dilujurkan.

2) Siswa menyimak evaluasi dari guru dan melakukan tanya jawab. Setelah kegiata selesai, siswa diperintahkan untuk berganti pakaian dan mengikuti pelajaran selanjutnya.

3. Tahap Observasi

Dengan observasi peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Adapun fokus yang diamati dalam pembelajaran gerak dasar meningkatkan kecepatan lari dalam lari jarak pendek adalah kinerja guru dan aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

(36)

54

a. Pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses tindakan b. Analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi atau data yang

diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tundakan.

d. Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat.

e. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam sekenario pembelajaran dengan berdasarkan pada analisis data proses dalam tindakansebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran gerak dasar meningkatkan kecepatan lari dalam lari jarak pendek melalui permainan modifikasi kasti, dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan saat kegiatan pembelajaran, pemberian tes hasil belajar terhadap siswa dan guru.

Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama (human instrument) yang terjun ke lapangan serta berusaha mengumpulkan sendiri informasi yang diperlukan.

1. Lembar Observasi

(37)

55

kecepatan lari dalam lari jarak pendek melalui permainan modifikasi kasti. Lembar observasi digunakan untuk mencatat kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar kecepatan lari dalam lari jarak pendek di kelas V. Observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait dengan orientasi ketindakan berikutnya sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Maka dari itu peneliti menyusun lembar observasi. Adapun lembar observasi ini adalah data yang berupa perkataan dan aktivitas siswa dan guru pada saat proses pembelajaran gerak dasar kecepatan lari dalam lari jarak pendek melalui permainan modifikasi kasti, siswa dalam menguasai gerak dasar kecepatan lari dalam lari jarak pendek dapat terekam melalui lembar observasi ini. 2. Tes Hasil Belajar

Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan gerak dasar kecepatan lari melalui permainan modifikasi kasti. Tes yang digunakan adalah tes praktik.

(38)

56

3. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber yang diperoleh. Dalam penelitian ini objek yang diwawancarai adalah guru dan siswa. Tujuan wawancara ini untuk mengetahui pendapat, pandangan, dan apa saja yang diperoleh saat pembelajaran. 4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting dilapangan ketika pembelajaran perlangsung dari setiap siklus sehingga akan tergambar peningkatan dari setiap siklus.

Catatan lapangan yaitu catatan kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang terjadi di kelas ataupun diluar kelas yang berisi deskripsi proses dan hasil

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negri Lebaksiuh. Data pada penelitian ini terdiri dari data proses dan data hasil belajar.

a. Data proses

(39)

57

b. Data hasil belajar

Teknik pengolahan data hasil-hasil pembelajaran gerak dasar kecepatan lari dalam lari jarak pendek adalah menganalisis hasil waktu yang didapat.

Penilaian produk/prestasi gerak dasar kecepatan lari 40 meter : Perolehan Nilai Kriteria

Proses analisis data dimulai dengan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar. Setelah itu data-data dirangkum menjadi poin yang terjaga keabsahannya.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan dan sesudah di lapangan. Berikut ini pengertian analisis data menurut Sugiyono (2005:89), sebagai berikut:

Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasidengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sistensi, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan mebuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(40)

58

catatan lapangan, serta dokumen. Setelah data tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah, kemudian data tersebut direduksi yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaka membuat rangkuman yang inti, proses, peryataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Selanjutnya data disusun dalam satuan-satuan kemudian dikategorisasikan. Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

G. Validasi Data

Validasi data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada pendapat Hopkin dalam Wiraatmadja (2005:168-171), yang mengemukakan bahwa untuk mengetahui validasi sebuah data dapat menggunakan:

1. Triangulasi, adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti (observer/peneliti/penulis, bersama pendapat guru penjas) secara kolaboratif. Trigulasi dilakukan dengan cara membandingkan serta mendiskusikan hasil yang dilaksanakan setelah siklus bersama dengan teman sejawat.

2. Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada setiap kali pertemuan.

(41)

59

3. Audit Trail, adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikandengan pembimbing.

Audit Trail dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan dosen pembimbing I yaitu Dr. NURLAN KUSMAEDI, M.Pd. dan pembimbing II ibu DEWI SUSILAWATI, M.Pd.. Dengan rutinnya audit trail ini dilakukan setidaknya meminalisir kesalahan dalam prosedur penelitian.

4. Expert Opinion, yaitu meminta nasehat kepada pakar khususnya yang menguasai bidang kajian penelitian yang sedang dilakukan.

(42)

125

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran lari sprint di kelas V SDN Lebaksiuh Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Pembelajaran lari sprint melalui permainan modifikasi kasti di kelas V SDN Lebaksiuh Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang pada prosesnya meliputi perencanaan, aktivitas siswa dan kinerja guru, dan evaluasi sebagai berikut.

(43)

126

pembelajaran akan lebih menarik tidak menjenuhkan, pembelajaran atletik menjadi salah satu kegiatan yang digemari dan bisa meningkatkan kualitas fisik siswa sehingga lebih bugar dengan seperti itu maka atletik dapat meyalurkan unsur kegembiraan dan sifat-sifat tertentu, seperti kegigihan, semangat berlomba, dan lain-lain.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Terdiri dari:

a. Kinerja guru dalam pembelajaran lari sprint melalui permainan modifikasi kasti mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis selama pembelajaran dapat dilihat peningkatan proses pembelajaran dari setiap siklusnya.

b. Aktivitas siswa setelah pembelajaran lari sprint melalui permainan modifikasi kasti mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis selama pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Para siswa merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

3. Peningkatan hasil belajar lari sprint yang dilaksanakan di kelas V SDN Lebaksiuh Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang melalui permainan modifikasi kasti menunjukan peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu data awal 6 orang(33%), 11orang (61%), 15 orang (83%), 17orang (94%).

B. Saran

(44)

127

melakukan lari sprint. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Lebaksiuh Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Permainan modifikasi kasti merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran lari sprint. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih minitikberatkan pada keaktifan dan kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.

2. Bagi Siswa

a. Teknik dasar lari sprint perlu diajarkan kepada para siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

(45)

128

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak. 3. Bagi Lembaga Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan modifikasi dalam pembelajaran sebagai tindakan.

(46)

129

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, dkk. (2000). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Dikdik, Zafar Sidik, Komarudin, (2008). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik. jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseatan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Kasihani, Kasbolah, (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas.

Malang:DEPDIKBUD.

Komarudin, Dikdik Zafar Sidik, (2008) Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik. jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseatan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Moleong, J. Lexy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Soemitro, (1992). Permainan Kecil, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Suharsimi, Arikunto, www.scribd.com/dok/2473703/Penelitian

Suherman, Adang, (1999/2000). Dasar-Dasar Penjaskes, Depdikbud, Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Syarifuddin, Aip, Muhadi, (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diretorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan, (1995/1996). Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Tidak ada identitas.(2004). Penelitian Kualitatif. Tersedia (online).

(47)

130

Gambar

Tabel 1.1 Data Awal Tes Kecepatan Lari 40 Meter
Gambar 3.1 Desain PTK Model Lewin (Ditafsirkan Oleh Kemmis)
Gambar 3.2 Desain PTK Model Jhon Elliot
Gambar 3.3  Desain PTK Model Menurut Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Salamina, Program studi komunikasi Islam dengan judul “ Komunikasi Politik Gerakan Aceh Merdeka dalam Membangun Ideologi Masyarakat di Kabupaten Aceh

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang pencapaian KPS siswa pada pembelajaran pembuatan sistem koloid menggunakan metode

Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah yang ditimbulkan dari komponen mesin electric motor di fiberline area cooking yaitu

Sistem elektrikal yang ada di garbarata terdiri dari beberapa peralatan elektronik semisal programmable logic control (PLC),limit switch,sensor infrared dll.Semua peralatan itu

terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja bidan desa. Menurut Muchlas (1999) kemampuan kerja adalah kapasitas

Pada Penulisan Ilmiah ini, penulis akan mencoba membuat desain website yang interaktif serta beranimasi dengan tujuan untuk perkembangan dunia web di negeri ini. Dengan pembatas

Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja). Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI.. Universitas Pendidikan Indonesia |