• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERLIBATAN ORANG TUA DAN INTERVENSI GURU DALAM PERKEMBANGAN LITERASI ANAK USIA DINI : Studi kasus di TK Kemala Bhayangkari Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERLIBATAN ORANG TUA DAN INTERVENSI GURU DALAM PERKEMBANGAN LITERASI ANAK USIA DINI : Studi kasus di TK Kemala Bhayangkari Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL/BAGAN ... xii

DAFTAR FOTO/GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi-asumsi Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 9

H. Lokasi dan Sumber Data ... 10

BAB II LANDASAN TEORETIS ... 11

A. Keterlibatan Orang Tua ... 12

B. Intervensi Guru ... 24

1. Demonstrasi ... 28

2. Pelibatan ... 30

3. Pemberian Dukungan ... 30

C. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini ... 35

1. Pembelajaran Anak Usia Dini ... 35

2. Pembelajaran Bahasa anak Usia Dini ... 36

3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini ... 46

(2)

xi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... 58

B. Definisi Operasional ... 59

C. Pengembangan Alat Pengumpul Data ... 60

D. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 64

E. Teknik Pengumpulan Data ... 66

F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ... 68

G. Triangulasi Data ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Hasil Penelitian ... 72

1. Kondisi Objektif Kegiatan Pembelajaran di TK Kemala Bhayangkari ... 74

2. Keterlibatan Orang Tua ... 82

3. Intervensi Guru ... 91

4. Program Kegiatan Pembelajaran Bahasa di TK Kemala Bhayangakari ... 100

5. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini di TK Kemala Bhayangkari ... 102

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 110

1. Keterlibatan Orang Tua ... 110

2. Intervensi Guru ... 113

3. Program Kegiatan Pembelajaran Bahasa di TK Kemala Bhayangkari ... 114

4. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini di TK Kemala Bhayangkari ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 118

B. Rekomendasi ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 120

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 121

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan, yaitu (1)

pembiasaan dan (2) kemampuan dasar. Bidang pengembangan kemampuan dasar

termasuk salah satunya adalah kemampuan dasar berbahasa. Tujuannya adalah

agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara

tepat, berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat anak untuk

berbahasa Indonesia.

Semua bidang pengembangan harus dikembangkan sesuai dengan prinsip

pembelajaran anak usia dini yang holistik dan terintegrasi antar semua bidang

pengembangan, termasuk dengan pengembangan kemampuan dasar bahasa.

Pengembangan kemampuan dasar bahasa yang terkait dengan pembelajaran baca

tulis dan hitung selalu menjadi polemik di pendidikan anak usia dini, disatu sisi

anak tidak boleh diajarkan baca tulis, disisi lain anak diharapkan setelah lulus dari

TK mampu dalam hal calistung.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya, sekolah Taman

Kanak-kanak di Kabupaten Bone dibagi dalam tiga kategori berdasarkan penilaian

Depdiknas yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dari ketiga kategori ini kriteria

rendah termasuk di dalamnya adalah daya serap lulusan di sekolah dasar. Salah

(4)

Hal inilah yang menjadi perhatian bahwa sekolah yang lulusannya hampir

sebagian besar dapat diserap di sekolah dasar dengan kemampuan baca tulis yang

cukup baik menjadi sekolah dengan kategori rendah. Berawal dari hal inilah

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian.

Persoalan baca tulis menjadi isu yang penting karena laporan IEA Study of

Reading Literacy menyatakan bahwa kemampuan anak-anak sekolah dasar di

Indonesia sangat rendah. Dari 31 negara yang diteliti, Indonesia menduduki

peringkat 30, sedangkan peringkat tertinggi di duduki Finlandia dan beberapa

negara maju termasuk Jepang. Fenomena rendahnya membaca ini ibarat gunung

es yang sedikit mencuat keluar namun sejatinya banyak masyarakat Indonesia

yang belum melek baca. Hal itu banyak dilihat dari anggota DPR yang tidur pada

saat sidang, orang ngobrol sendiri ketika menghadiri seminar atau diskusi gratis.

Kita juga tidak menyaksikan di ruang tunggu terminal, bandara, stasiun, dan

ruang tunggu lain orang melakukan kegiatan membaca. Bandingkan dengan

orang-orang Jepang, tidak ada waktu yang terbuang dengan melakukan kegiatan

membaca. Rendahnya kemampuan membaca ini berakibat juga rendahnya daya

saing bangsa Indonesia di mata Internasional.

Mengapa kemampuan dasar bahasa ini menjadi sangat penting? sebab dengan

kurangnya kemampuan dasar bahasa anak tidak hanya menyulitkan guru, akan

tetapi juga berakibat terhadap jenjang pendidikan selanjutnya. Walau tidak dapat

dipungkiri bahwa kenyataannya pengembangan kemampuan dasar bahasa bukan

merupakan program pembelajaran yang khusus, akan tetapi terintegrasi dalam

(5)

3

diharapkan anak dapat mencapai perkembangan tertentu sesuai dengan masa

pekanya sehingga matang untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar.

Sampai saat ini memang tidak ada aturan yang melarang anak-anak untuk

dapat membaca dalam usia yang lebih dini. Kenyataan di sekolah dasar juga

membuktikan bahwa guru di kelas satu juga mendapat tambahan beban ketika

anak asuhnya belum bisa membaca apalagi menulis. Oleh karena itu program

literasi atau baca tulis menjadi penting diberikan sejak usia dini. Penelitian juga

membuktikan bahwa anak-anak usia prasekolah sudah dapat menyusun pola

kalimat sederhana dua tiga kata (Soeroso, 1996).

Berdasarkan penelitian Euis Faridah (2002), menunjukkan bahwa

masalah-masalah yang ditemukan pada anak, salah satunya adalah kurangnya kemampuan

dasar bahasa anak usia Taman Kanak-kanak. Jika hal ini dibiarkan, maka akan

menyulitkan anak untuk beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran di sekolah dan

juga akan menyebabkan kesulitan guru dalam mengembangkan

kemampuan-kemampuan lainnya.

Masitoh (2002) mengungkapkan bahwa perkembangan Taman Kanak-kanak

saat ini sangatlah memprihatinkan, karena telah terjadi pergeseran dari yang

seharusnya memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar sambil bermain

menjadi TK yang berorientasi akademik bukan berorientasi pada perkembangan

anak.

Menurut Owens (Essa, 2002) menyatakan bahwa anak yang tidak belajar

bahasa pada masa usia dini akan memiliki banyak kesulitan dimasa yang akan

(6)

dengan sendirinya, akan tetapi dibangkitkan dengan menjalin komunikasi verbal

di dalam lingkungan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Romy Febrianto Saputro bahwa salah

satu kunci keberhasilan paud adalah minat baca. Mengapa demikian? Karena

betapa banyak anak-anak bangsa ini yang bisa membaca tetapi miskin minat baca.

Ketika masih TK mereka begitu semangat dalam membaca, tetapi tatkala

menginjak SD minat bacanya “surut”. http://www.kabarindonesia.com/berita.php

Paul L. Morgan dan Catherine R. Meier bahkan menyatakan bahwa

kurangnya keterampilan dalam berbahasa seiring dengan rendahnya perilaku

dalam berbahasa. Bahkan kurangnya keterampilan anak dalam berbahasa akan

menimbulkan efek negatif terhadap sikap anak dan kemampuan untuk membuat

keputusan (McDonough, 1989)

Agar masalah yang dihadapi oleh anak dapat diminimalisir, olehnya itu

diperlukan bantuan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan anak, baik dari

lingkungan rumah, maupun lingkungan sekolah tentu saja dalam hal ini adalah

gurunya.

Sekolah Taman Kanak-kanak adalah pendidikan prasekolah yang ditujukan

bagi anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar (PP No. 27/1990).

Tujuan penyelenggaraan TK adalah membantu meletakkan dasar kearah

perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak

untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Hal ini juga dapat kita lihat dengan asumsi guru, ketika anak usia kelas

(7)

5

diberikan kepada anak, misalnya penggunaan bahasa, ukuran huruf, terutama

sekali untuk anak yang masih rendah kemampuannya.

Namun demikian, menurut Havighurst (Makmun, 1994:49) salah satu tugas

perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah mengembangkan keterampilan dasar

membaca, menulis dan berhitung.

Hal ini juga tentu sangat berpengaruh dengan bimbingan guru di sekolah

karena calistung tidak diajarkan seperti di sekolah dasar, akan tetapi terintegrasi

dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Walaupun demikian, bimbingan orang

tua di rumah juga berpengaruh, karena sebagian besar waktu anak adalah dalam

lingkungan keluarga, terutama ibu.

Euis Faridah (2002:4) mengemukakan bahwa persoalan yang tidak kalah

pentingnya adalah kemampuan berbicara. Ada anak yang lancar berbicara, tetapi

ada juga yang kurang pandai mengemukakan keinginannya dan perasaan melalui

bahasa lisan. Kendalanya antara lain adalah pendidikan orang tua yang rendah,

pola pendidikan yang otoriter, status sosial ekonomi yang rendah, lingkungan

yang kurang mendukung dan sebagainya. Kurangnya rangsangan intelektual di

rumah karena kurangnya bimbingan orang tua sebagai pendidik utama dalam

lingkungan keluarga.

Anak-anak yang seperti ini digambarkan oleh Supriadi (1999) sebagai

anak-anak yang kurang beruntung (disadvantaged children). Dan menurut laporan

APEID (1990) dalam Supriadi disebutkan bahwa ada tujuh alasan mengapa anak

kurang beruntung mengalami kesulitan dalam belajar dan melakukan penyesuaian

(8)

1) perbedaan bahasa yang digunakan di sekolah dan di rumah. Misalnya

terbatasnya kosakata, perbedaan dialek, penggunaan bahasa ibu sebagai

bahasa pengantar.

2) terbatasnya konsep-konsep keilmuan sehingga tidak mampu mendukung

belajar akademik.

3) nilai-nilai keluarga atau orang tua, harapan dan lemahnya dukungan keluarga.

4) tidak relevannya antara kurikulum sekolah dengan kondisi lokal, harapan

orang tua, dan masyarakat.

5) perilaku yang berlaku di rumah berbeda dengan yang yang berlaku di

sekolah. Misalnya ketika anak di rumah menggunakan bahasa yang kurang

sopan, maka di sekolah anak dituntut untuk menggunakan bahasa yang sopan.

6) gizi, kondisi kesehatan, dan perumahan yang buruk serta kurangnya

kebiasaan belajar yang membuat anak tidak siap untuk belajar. Hal ini

ditambah lagi dengan sikap guru yang kurang sensitif pada kondisi anak dan

kurangnya fasilitas.

7) ketidakmampuan guru atau sekolah untuk mengenali dan menghargai

kekuatan anak-anak kurang beruntung. Misalnya dalam hal kemandirian,

walaupun anak memiliki kelebihan, namun kurang diakui dan dihargai di

(9)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. apa bentuk keterlibatan orang tua dalam mendukung perkembangan literasi

anak di TK Kemala Bhayangkari?

2. apa bentuk intervensi guru dalam pembelajaran literasi anak usia dini?

3. bagaimana proses pembelajaran bidang pengembangan dasar bahasa/literasi

di TK Kemala Bhayangkari?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan orang tua

dan intervensi guru dalam pembelajaran literasi di Taman Kanak-kanak. Secara

spesifik penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi empiris tentang:

1. bentuk keterlibatan orang tua dalam mendukung perkembangan literasi di TK

Kemala Bhayangkari

2. intervensi guru dalam pembelajaran literasi anak di TK Kemala Bhayangkari.

3. proses pembelajaran bidang pengembangan dasar bahasa di TK Kemala

Bhayangkari.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

(10)

1. memberikan gambaran tentang keterlibatan orang tua yang dapat mendukung

perkembangan literasi anak.

2. memberikan alternatif kepada penyelenggara TK dalam menyusun program

yang dapat mendukung perkembangan literasi anak.

3. memberikan sumbang saran kepada para pendidik dalam rangka mendukung

perkembangan literasi.

E. Asumsi-Asumsi Penelitian

1. semua anak dapat dikembangkan semua potensinya, tidak terkecuali dengan

potensi literasinya.

2. sekolah dan rumah merupakan dua lingkungan dimana anak didukung dan

distimulasi minat literasinya.

3. interaksi sosial anak dengan orang tua dan guru akan membawa dampak yang

besar terhadap perkembangan literasi anak.

4. lingkungan yang kaya akan literasi dan didukung dengan pemodelan

merupakan tempat kondusif dalam rangka mengembangkan literasi.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu keterlibatan orang tua, intervensi

guru dan perkembangan literasi anak usia dini. Supaya dapat dipahami dengan

jelas maksud dari penulis, maka akan dikemukakan definisi operasional variabel

(11)

9

1. Keterlibatan Orang Tua

Keterlibatan orang tua adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

orang tua dalam mendukung perkembangan literasi anak usia dini. Beberapa

kegiatan yang dimaksud adalah penyediaan berbagai benda/artefak literasi,

berbagai pengalaman, peristiwa, dan interaksi literasi.

2. Intervensi Guru

Intervensi adalah segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mempengaruhi

anak dalam kegiatan pembelajaran. Intervensi yang dibagi dalam tiga prinsip:

demonstrasi, pelibatan, dan pemberian dukungan.

3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini.

Perkembangan literasi anak usia dini adalah perubahan yang terjadi dari

kegiatan pembelajaran membaca dan menulis dari anak usia dini dalam

menyiapkan dan mengembangkannya menjadi literasi konvensional. Indikator

perkembangan literasi dini sebagai berikut: 1) minat dalam kegiatan verbal, 2)

minat terhadap artefak literasi, 3) minat dalam kegiatan membaca, 4) minat dalam

kegiatan menulis.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian studi kasus

menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi

wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman video dan lain-lain. Pendekatan

(12)

perkembangan literasi, intervensi guru, dan perkembangan literasi anak usia dini

di TK Kemala Bhayangkari Kabupaten Bone.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Dalam buku

Sudjana (2005) mengatakan bahwa studi kasus (case study) merupakan suatu

penelitian yang dilakukan terhadap suatu ”kesatuan sistem” Kesatuan ini dapat

berupa program, kegiatan, peristiwa, atau kelompok individu yang berikat oleh

tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan

untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus

tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk

memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku

untuk kasus tersebut saja. Pada penelitian ini TK Kemala Bhayangkari diambil

sebagai lokasi penelitian dengan melihat dari prestasi dan pengakuan masyarakat

tentang prestasi yang dimiliki oleh sekolah ini dalam kegiatan baca tulis.

H. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari

Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan dengan alasan bahwa TK ini

merupakan salah satu TK favorit yang lulusannya mampu diserap di sekolah

dasar dengan kemampuan dasar baca tulis yang cukup baik.

Adapun subjek pada penelitian ini adalah anak usia dini kelas B1, guru kelas

B1, dan orang tua siswa kelas B1. Alasan pemilihan kelas B1 untuk

mendeskripsikan perkembangan literasi anak yang menjalani masa sekolah selama

(13)

58 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian hendaknya dilakukan dengan prosedur yang dapat diterima secara

ilmiah untuk mengungkapkan sebuah masalah. Upaya mendapatkan data yang

sahih untuk menjawab permasalahan dalam penelitian memerlukan tahapan atau

prosedur. Prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan

disebut dengan metode (Suriasumantri, 1990). Menurut Sugiyono (2006)

dinyatakan bahwa cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu disebut sebagai metode penelitian. Metode penelitian akan

membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

Dalam penelitan ini, fokus masalah adalah keterlibatan orang tua dan

intervensi guru dalam perkembangan literasi anak usia dini, yaitu untuk melihat

atau memotret keterlibatan orang tua, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru, dan perkembangan literasi anak Taman Kanak-kanak. Olehnya itu, peneliti

menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2007) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif

adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,

dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan).

Lebih lanjut Sudjana (2005) menyebutkan beberapa ciri pokok dari penelitian

(14)

a) Peneliti menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

b) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif analitik

c) Tekanan penelitian kualitatif adalah pada proses bukan hasil

d) Penelitian kualitatif bersifat induktif

e) Penelitian kualitatif mengutamakan makna

Penelitian ini menggunakan studi kasus yang mana menurut Sudjana (2005)

bahwa studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap “suatu

sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau kelompok

individu individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.

Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data,

mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama

sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh

kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus

tersebut saja.

Dalam penelitian ini digunakan studi kasus karena peneliti ingin mempelajari

secara intensif perilaku orang tua dalam perkembangan literasi anak, intervensi

strategis guru dalam pembelajaran, dan karakteristik anak yang berkembang

kemampuan literasinya.

B. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu keterlibatan orang tua, intervensi

guru dan pembelajaran literasi anak usia dini. Supaya dapat dipahami dengan jelas

(15)

60

1. Keterlibatan Orang Tua

Keterlibatan orang tua adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

orang tua dalam mendukung perkembangan literasi anak usia dini. Beberapa

kegiatan yang dimaksud adalah penyediaan berbagai benda/artefak literasi,

berbagai pengalaman, peristiwa, dan interaksi literasi.

2. Intervensi Guru

Intervensi adalah segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mempengaruhi

anak dalam kegiatan pembelajaran. Intervensi yang dibagi dalam tiga prinsip:

demonstrasi, pelibatan, dan pemberian dukungan.

3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini.

Perkembangan literasi anak usia dini adalah perubahan yang terjadi dari

kegiatan pembelajaran membaca dan menulis dari anak usia dini dalam

menyiapkan dan mengembangkannya menjadi literasi konvensional. Indikator

perkembangan literasi dini sebagai berikut: 1) minat dalam kegiatan verbal, 2)

minat terhadap artefak literasi, 3) minat dalam kegiatan membaca, 4) minat dalam

kegiatan menulis.

C. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data dari ketiga variabel dilakukan sebagai berikut :

1. Keterlibatan Orang Tua

Peneliti menyusun beberapa kegiatan yang diambil dari keterlibatan orang tua

yang mencakup empat indikator, : 1) menyediakan berbagai benda yang berkaitan

(16)

berbagai peristiwa literasi, (4) beragam interaksi literasi (Musthafa, 2008:5).

Bentuk kegiatan merupakan sintesa dari Bredecamp (1997) dan Musthafa (2008)

sebagai berikut :

- menyediakan waktu khusus dalam kegiatan baca tulis sebagai bagian dari

pengembangan literasi.

- orang tua memiliki kebiasaan membaca dan merespon anak ketika dalam

kegiatan membaca.

- lingkungan yang kaya dengan bahan cetak seperti koran, majalah, buku, dan

lain-lain.

- orang tua, khususnya ibu memiliki kebiasaan membacakan buku cerita untuk

anak.

- memberikan kado atau hadiah kepada anak berupa buku atau alat tulis

kepada anak pada momen tertentu.

- menyediakan berbagai alat tulis di rumah seperti spidol, krayon, spidol, dan

lain sebagainya dan seberapa sering orang tua menyediakannya.

- terdapat tulisan-tulisan petunjuk di rumah.

- membantu anak menulis surat.

- membantu anak menulis catatan kecil sebelum melakukan kegiatan literasi,

misalnya catatan kecil sebelum ke toko, swalayan, atau pasar.

- membahas buku yang disenangi anak.

- menemani anak menonton dan merespon pertanyaan anak berkaitan dengan

(17)

62

2. Intervensi Guru

Intervensi strategis guru menurut Musthafa (2008:14) mencakup tiga hal

yaitu: 1) demonstrasi; 2) pelibatan; 3) pemberian dukungan. Berdasarkan dari

teori ini, indikator yang yang terkait dengan hal ini:

a) demonstrasi. kegiatan yang dilakukan oleh guru berdasarkan indikator ini

adalah:

- menggunakan pengalaman hidup sebagai tema.

- menyediakan objek, peralatan, dan menentukan apa yang dilakukan oleh

anak.

- merencanakan kegiatan dengan latar yang berbeda.

b) pelibatan. bentuk kegiatan yang dilakukan guru:

- kebebasan anak dalam memilih kegiatan

- waktu yang tepat sesuai dengan kemampuan anak

- penyediaan ruang (organisasi waktu dan anak)

c) pemberian dukungan. bentuk kegiatan guru sebagai berikut:

- mengeksplorasi beragam kegiatan

- berlatih bermain

3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini

Pengembangan literasi datanya diambil dengan menggunakan Pedoman

observasi yang digunakan pada penelitian ini didasari dari High/Scope Child

Observation Record for Ages 2 1/2- 6 tahun yang kemudian dimodifikasi oleh

(18)

dikembangkan menjadi empat bagian besar yang menggambarkan perkembangan

literasi anak usia dini:

a) minat dalam kegiatan verbal

- anak sering terlibat dalam kegiatan bercakap-cakap.

- anak tertarik dengan cerita yang disampaikan oleh guru atau teman.

- ketika menceritakan suatu cerita, anak tahu dari awal sampai akhir cerita.

- anak memahami isi cerita.

- anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan oleh guru

atau teman.

b) minat terhadap artefak literasi

- anak tertarik dengan buku walau hanya memegang dan menatap

sampulnya

- anak tertarik melihat benda-benda cetak seperti peta, daftar, papan absensi,

dll.

- anak senang membawa alat tulis di dalam tasnya.

c) Minat dalam kegiatan membaca

- anak dapat membaca simbol

- anak sudah mengenal huruf

d) minat dalam kegiatan menulis.

- anak berminat memegang pinsil

- anak sudah dapat menggambar lingkaran, garis lurus, tulisan acak, atau

(19)

64

D. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari

yang berada di Jl. Jend. Urif Sumiharjo Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten

Bone Propinsi Sulawesi Selatan. Dipilihnya TK ini dengan pertimbangan bahwa

TK sudah cukup baik dari segi sarana dan prasarana, termasuk salah satu TK

favorit yang ada di Kabupaten Bone dan memiliki banyak prestasi baik di

kegiatan seni maupun kegiatan-kegiatan lainnya, akreditasi sekolahnya dengan

nilai yang A+.

TK ini berdiri sejak 1981, selama kurang lebih dua puluh delapan tahun

berkembang, TK ini telah mendapatkan berbagai macam prestasi yang diraih oleh

para siswanya. Selain prestasi yang diraih, perkembangan TK ini juga dapat

dilihat dari jumlah siswa dan guru yang bertambah dan fasilitas yang semakin

baik.

Para guru dan tenaga kependidikan di TK ini memiliki latar belakang

pendidikan yang cukup memadai. Dari studi dokumentasi, peneliti menemukan

dari 10 guru, terdiri atas 4 guru dari KPG TK, 2 guru berlatar belakang S1 dan D.

II PGTKI, 4 guru berlatar belakang D2 PGTK dan sedang menempuh S1 PG

PAUD. Selain itu seluruh guru juga telah mendapatkan berbagai pelatihan tentang

pedidikan anak usia dini. Salah satu guru merupakan guru yang telah tersertifikasi

dan mengikuti PLPG. TK ini juga merupakan tempat magang, kunjungan dan

praktik mengajar langsung guru dari TK lain dan mahasiswa dari berbagai

(20)
[image:20.595.111.536.149.601.2]

Tabel 3.1 Daftar Guru TK Kemala Bhayangkari Bone

No. Nama Tempat/Tgl

Lahir Pendidikan Terakhir Guru/ Guru Pembantu Pengalaman

mengajar** Keterangan

1 Agustina, S.Pd. Bone, 1968 S1 Kepsek 18 th Tersertifikasi

2 Sitti Haniah Bone, 1956 KPG TK Guru 23 th -

3 Nurhayati Bone, 1956 KPG TK Guru 25 th -

4 Erna Mks, 1961 KPG TK Guru 22 th -

5 St. Rahmah Bone, 1951 KPG TK Guru 25 th

-6 Hudaya Mks, 1979 D2

PGTKI

Guru 6 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD

7 Yusni Rasyid Bone, 1966 S1/D2 PGTKI

Guru 6 th

Guru tersertifikasi

8 Erlina Bone, 1970 S1/D2

PGTKI

Guru 4 th

-

9 Hariani Bone, 1975 D2

PGTKI

Guru 6 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD

10 Yenni Yuliarni Bone, 1974 D2 PGTKI

Guru 5 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD

11 Sukmawati Bone, 1975 D2 PGTK

Guru 3 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD

Sumber TK Kemala Bhayangkari Bone

2. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini meliputi seluruh sumber data yang mencakup

tempat, pelaku, aktivitas dan berbagai dokumen yang berhubungan dengan

perencanaan pembelajaran seperti kurikulum, perencanaan tahunan, perencanaan

bulanan, perencanaan mingguan dan perencanaan harian khususnya perencanaan

pembelajaran pada saat penelitian, guru, anak atau siswa, rekaman video

(21)

66

Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua siswa kelas B1, guru kelas

B1, dan seluruh anak kelas B1 yang berjumlah 15 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data mengenai profil

umum TK, perencanaan, proses dan hasil pembelajaran di TK serta perilaku orang

tua dalam mendukung perkembangan literasi. Adapun teknik pengumpulan data

dilakukan dengan multi metode antara lain melalui : (1) observasi partisipatif, (2)

wawancara, (3) studi dokumentasi, (4) rekaman foto, (5) video pembelajaran.

Secara garis besar pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut :

pertama, pengumpulan data sekunder yang diambil dari studi pustaka yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian dan digunakan sebagai penyusunan

landasan teoritis dalam rangka pembahasan masalah.

Kedua, pengumpulan data primer, yaitu peneliti langsung mengambil data

dari lapangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan cara sebagai

berikut :

Observasi, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung saat kegiatan

berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan pengamatan langsung yang

memungkinkan peneliti mengamati sendiri, mencatat perilaku dan kegiatan yang

terjadi pada keadaan yang sesungguhnya, mencatat peristiwa dalam situasi yang

(22)

Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada guru dan siswa saat proses belajar

di TK Kemala Bhayangkari.

Wawancara, dilakukan secara informal dan bebas atau tidak berstruktur,

menurut Nana Sudjana (2008) dalam wawancara bebas jawaban yang digunakan

tidak dipersiapkan sehingga sumber bebas mengemukakan pendapatnya.

Wawancara informal bertujuan menciptakan hubungan antara pewawancara

dengan informan dalam situasi biasa, bebas dan wajar. Wawancara dilakukan

untuk mendapatkan gambaran perilaku orang tua, kegiatan anak dan guru

pembelajaran dalam mendukung perkembangan literasi.

Dokumentasi, data yang diharapkan dari kegiatan dokumentasi dapat

tercermin melalui bahan catatan atau tulisan yang berhubungan dengan kasus

yang di evaluasi baik yang berkaitan dengan perorangan, kelompok maupun

instansi terkait. Dokumentasi yang dikumpulkan berupa catatan observer dan

guru. Selain itu dokumentasi dilakukan dengan cara merekam setiap aktivitas

kegiatan siswa dan guru dengan menggunakan video maupun foto. Dalam

penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengambil data perencanaan dan

pembelajaran bahasa melalui bermain yang mengindikasikan perkembangan

(23)

68

Tabel 3.2 Teknik, alat dan data yang dikumpulkan dalam penelitian

Teknik Data Alat

Wawancara 1. Perilaku orang tua dalam perkembangan literasi anak

2. Intervensi guru dalam pembelajaran

- Pedoman wawancara - Pedoman

wawancara - Alat perekam

Observasi 1. Intervensi guru dalam pembelajaran 2. Gambaran perkembangan literasi

anak

3. Lingkungan kelas 4. Proses pembelajaran

- Pedoman observasi

- Format kegiatan rutin

- Kamera - Alat perekam

Studi Dokumentasi

Program Pembelajaran 1. Program Semester

2. Satuan Kegiatan Mingguan 3. Satuan Kegiatan Harian

- Fotokopi

F. Prosedur dan Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak pengumpulan data dan

dikerjakan secara seksama selama di lapangan dan setelahnya. Model analisis

yang digunakan mengacu pada model yang dibuat oleh Miles dan Huberman

dalam Nopyan (2007:160) bahwa ”analisis dan pengumpulan data kualitatif,

memperlihatkan sifat interaktif, sebagaimana suatu sistem dan merupakan siklus.

Pengumpulan data ditempatkan sebagai bagian komponen yang merupakan bagian

[image:23.595.113.513.152.502.2]
(24)

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data. Tujuannya

adalah untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang telah terkumpul.

Reduksi data dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap pokok-pokok

permasalahan yang diteliti, terinci dan sistematis seta membuang data yang tidak

diperlukan sehingga emudahkan bagi peneliti dalam melakukan langkah-langkah

analisis selanjutnya, dan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data

tersebut apabila diperlukan.

Kegiatan reduksi data dimulai dari editing koding dan tabulasi termasuk di

dalamnya kegiatan mengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkapnya dan

memilih ke dalam satuan konsep, kategori atau tema tertentu.

2. Display Data

Merupakan upaya untuk menyajikan data dan melihat data keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari penelitian. Semuanya dirancang untuk memadukan

informasi yang tersusun dalam satu bentuk yang terpadu dan mudah dilihat atau

dimanfaatkan, sehingga peneliti dapat menguasai data dan dapat ditafsirkan

sampai dengan pengambilan keputusan. Hal ini dapat berbentuk sketsa, sinoptis,

matriks, network atau chart.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Kegiatan akhir dari kegiatan analisis data kualitatif, yakni pengambilan

kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan dimaksudkan sebagai pemberian

makna terhadap data yang telah dikumpulkan dalam bentuk pernyataan singkat,

(25)

70

verifikasi dilakukan dengan cara mempelajari yang telah direduksi maupun data

yang disajikan atau dilakukan dengan cara meminta pertimbangan pihak yang

berkompeten. Pengambilan kesimpulan bersifat sementara dan verifikasi perlu

dilakukan terus menerus hingga diperoleh kesimpulan akhir.

Penelitian ini dilakukan dengan menempuh tahapan sebagai berikut :

PELAKSANAAN STUDI

Pengumpulan data, studi dokumentasi, rekaman foto dan video, wawancara, video PERSIAPAN

observasi lapangan, pengurusan perijinan, studi literatur, penyusunan instrumen

ANALISIS DATA

Pengelompokkan data dan menganalisis data secara kualitatif

PENYUSUNAN DAN PELAPORAN penulisan draft tesis dan pelaporan

(26)

G. TRIANGULASI DATA

Untuk menjaga keabsahan data yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara, dilakukan dengan dua jalan yaitu : Pertama, dengan mernbuat catatan

lapangan serinci, sekongkret dan sekronologis mungkin. Kedua, dengan

triangulasi metode, yaitu metode observasi dan wawancara. Pada triangulasi .

dengan metode, menurut Patton (1987), terdapat dua strategi, yaitu: (1)

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

(27)

118 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian untuk menggambarkan

bentuk keterlibatan orang tua dan intervensi guru dalam mengembangkan

kemampuan literasi anak usia dini di TK Kemala Bhayangkari, maka pada bab ini

akan dikemukakan kesimpulan terhadap hasil penelitian serta rekomendasi terhadap

orang tua, guru, pihak sekolah dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan

terutama dalam perkembangan baca tulis anak usia dini.

A. KESIMPULAN

Pertama, harapan orang tua terhadap guru masih sangat tinggi terutama dalam

penguasaan baca tulis anak di sekolah, hal ini ditandai dengan kesadaran orang tua

yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan alat dan bahan tulis untuk anak baik

yang dibutuhkan di sekolah maupun artefak literasi sebagai kesenangan. Orang tua

kurang menyadari bahwa literasi anak dapat ditingkatkan dengan melibatkan anak

dalam beragam kegiatan dan peristiwa literasi. Faktor kesibukan dan ketidak tahuan

orang tua menjadi salah satu penyebab kurangnya kesiapan baca tulis yang di bawa

anak dari rumah. Kegiatan membimbing anak di rumah masih dilakukan dengan

(28)

Kedua, guru dengan tingkat kesabaran yang tinggi dan pengetahuan yang

memadai, usia yang matang mampu mengantarkan anak untuk memiliki kemampuan

dasar baca tulis sebagai bekal awal untuk anak di Sekolah Dasar. Kegiatan

pembelajaran didesain sesuai dengan tingkat kemampuan anak, media dan metode

yang dimiliki oleh guru dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang ada di

sekolah. Peran guru sudah cukup baik karena guru sudah menjalani diklat profesi dan

guru menyenangi pekerjaannya.

Ketiga, banyak hal atau faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan baca tulis

yang telah dimiliki anak, baik yang di bawa dari rumah ataupun yang telah didapat di

sekolah. Dari jumlah anak yang di teliti, sebagian besar dapat masuk ke sekolah

favorit yang tentu saja dengan melalui tes baca tulis sebagaimana sekolah favorit

pada umumnya. Kemampuan anak ini ketika dites dengan anak yang sudah

menjalani sekolah selama dua tahun, anak di kelas objek penelitian mendapat urutan

pertama sebagai siswa tercepat dan terbaik membaca di TK Bhayangkari.

B. REKOMENDASI

1. Orang Tua

Dengan terbatasnya waktu anak di sekolah, maka orang tua sebagai pendidik

pertama dan utama hendaknya mengubah paradigma tentang bagaimana anak belajar

(29)

120

terus ditingkatkan, apalagi sejalan dengan era teknologi yang sudah semakin

canggih. Koordinasi dan komunikasi perlu terus dibangun dengan guru dalam upaya

perbaikan kualitas pendidikan anak usia dini.

2. Kepala Sekolah

Meningkatkan kualitas guru dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti

berbagai kegiatan seminar, penataran, dan semua bentuk kegiatan pengembangan

profesionalisme guru, evaluasi hasil pembelajaran dan kinerja guru serta membuka

komunikasi seluas-luasnya dengan orang tua dan komite serta yayasan dalam

pengembangan sekolah.

3. Pengawas Sekolah

Mengadakan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran,

pembinaan terhadap kompetensi guru baik dalam merancang program, metode, dan

pembuatan sumber dan media pembelajaran. Membuka komunikasi yang

seluas-luasnya terhadap guru atau kepala sekolah terkait dengan kegiatan pengembangan

anak usia dini

4. Pihak Yayasan

Semakin baik hasil keluaran anak dari TK, maka jumlah siswa baru makin

bertambah. Pihak yayasan hendaknya menindak lanjuti dengan pengadaan ruang

(30)

dengan peningkatan kesejahteraan guru. Membangun komunikasi dengan semua

pihak terkait dengan pegembangan sekolah menuju kulaitas yang lebih baik.

5. Pendidik Anak Usia Dini

Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam sertifikasi terhadap profesionalisme

guru diharapkan semangat dan upaya guru untuk terus belajar untuk meningkatkan

kompetensinya dalam dunia pendidikan utamanya dunia anak usia dini. Komunikasi

dan koordinasi terhadap semua unsur yang terkait baik orang tua, kepala sekolah,

pengawas dan rekan terus terus ditingkatkan agar lebih maju di masa mendatang.

6. Peneliti Selanjutnya

Untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut, maka bagi peneliti lain yang

mempunyai minat yang sama terhadap perkembangan baca tulis (literasi) anak usia

(31)

122

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, Z. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Brashear, N. (1988). Emergent Literacy. Claremont Reading Conference (52nd yearbook, 99-108.

Bredecamp, Sue., Copple, Carol. (1997). Developmentally Appropriate Practice. USA: National Association for the Young Children.

Bromley, K.D. (1992). Language Arts: Exploring Connections (2nd ed). Boston: Allyn and Bacon.

Chaplin, C.P. (1979). Dictionary of Psychology. New York : Dell Publishing Co. Inc.

Christie, J. F. (1991). Play and Early Literacy Development. Albany,N.Y: SUNY Press.

Clay, Marie. (1966). Emergent Reading Behaviour. Unpublished doctoral dissertation, University of Auckland, New Zealand.

Comer, J. P., & Haynes, N. M. (1991). Parent involvement in schools: An ecological approach. The Elementary School Journal, 91(3), 271–277.

Corsaro, W.A., (1988) Peer Culture in the Early Years. Theory into Practice. XXVIII (1): 19-24

Cox, Carole. (1999). Teaching Language Arts : A Student-and Response-Centered Classroom. USA : Allyn and Bacon.

Dariyo, Agus. (2007). Psikologi Perkembangan : Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta : PT. Refika Aditama.

(32)

Depdiknas, (2004). Modul Sosialisasi Paud: Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.

Depdiknas,(2005). Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.

Depdiknas,(2005). Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta

Depdiknas, (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.

Dyson, A.H. (1982). The emergence of visible language: Interrelationships between drawing and early writing. Visible Language, 16, 360-381.

Eliason, C.F., and L.T. Jenkins. (1994). A Practical Guide to Early Childhood Curriculum. Columbus. OH: Merril Publishing Company.

Essa, Eva L. (2002). Introduction to Early Childhood Education. USA : Thomson Delmar Learning.

Farida, Euis. (2002). Kemampuan Dasar Bahasa Anak Taman Kanak-Kanak. Tesis : Bandung, UPI.

Fontana, D. (1981). Psychology for Teachers. London: The British Psychological Society.

Garha, Oho. (1996). Menggambar, Bermain Huruf Sebagai Tahap Awal dalam Memupuk Kegemaran Baca Tulis pada Anak TK Bumi Siliwangi. Tesis: Bandung, IKIP.

Hall, Nigel. (1987). The Emergence of Literacy. Poursmoth : Heinenmann Educational Books, Inc.

Hart, B. and T. Risley. (1995) Meaningful differences. Baltimore: Paul Brookes.

High/Scope Educational Research Foundation. (1992) : Michigan.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Developmental Psychology: A Life-Span Approach. Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Penerbit Erlangga

(33)

124

Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Gramedia.

Kabanga’, Theresyam. (2008). Kegiatan Pembelajaran Membaca dan Menulis di TK Katolik Angela Paku, TK. Pertiwi Makale, dan TK. Pertiwi Rantelemo. Tesis : Bandung : UPI.

Kerlinger, F.N. (1996). Foundation of Behavioral Research . Rinehart & Winston Inc.

Vygotsky, Lev. (1992). Thought and Language. Massachusset, London: The MIT Press Cambridge.

Lonigan, C.J., Shanahan, Timothy., (2004). Developing early literacy : Report of the national early literacy panel. Chicago

Masitoh. (2002). Model Pembelajaran Bahasa di TK Berdasarkan Pendekatan Whole Language. Tesis. Bandung: UPI

McDonough, K. M. (1989). Analysis of Expressive Language Characteristic of Emotionally Handicapped Students in Social Interactions. Behavioral Disorders, 14, 127-139.

McMahon, Rebecca. (1996). Introducing Infants to the Joy of Reading. Dimensions of Early Childhood, 24(3), 26-29.

Mc. Millan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York : Longman.

McNeal, R. B., Jr. (1999). Parental involvement as social capital: Differential effectiveness on science achievement, truancy, and dropping out. Social Forces, 78(1), 117–144.

Miller, M.S. (1981). The Process of Learning. Sydney : Prentice-Hall

Moeslichatoen R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya

Morgan, Paul L. R. Meier, Catherine. Dialog Reading’s Potential to Improve Children’s Emergent Literacy Skills and Behavior. Journal on Emergent Literacy, p. 12.

(34)

Nasution, S. (1987). Metode Research Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemmars.

NAEYC (2003). The Essentials of Early Literacy Instruction. Tersedia: http//www.ericfacility.net/ericdigest/journal.

Nord, C. W., Lennon, J., Liu, B., & Chandler, K. (2000). Home literacy activities and signs of children's emerging literacy, 1993 and 1999 [NCES Publication 2000-026]. Washington DC: National Center for Education Statistics.

Poerwadarminta, W. JS. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Seefeldt, Nita Barbour. (1994). Early Chilhood Education. New York : Mac Millan Publishing Company.

Saputro, Romy Febrianto. Minat Baca, Kunci Sukses Paud. Tersedia [www.kabarindonesia.com]

Singarimbun & Efendi. (1982). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES

Scribner, J. D., Young, M. D., & Pedroza, A. (1999). Building collaborative relationships with parents. In P. Reyes, J. D. Scribner, & A. P. Scribner (Eds.), Lessons from high-performing Hispanic schools: Creating learning communities (pp. 36–60). New York: Teachers College Press.

Snow, K., Burns, M. S., & Griffin, P. (Eds.). (1998). Preventing reading difficulties in young children. Washington, DC: National Academy Press.

Sudjana, Nana., Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Sugiyono,(2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Supriadi, Dedi. (1999). Antara Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar : Dibalik Kebijakan Ada Konstruk Berfikir. Makalah, Direktorat Pendidikan Dasar, DITJEN, DIKDASMEN, DEPDIKNAS.

(35)

126

Suyanto, Slamet., (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Raines, S.C., Canad. R,J. (1990). The Whole Language Kindergarten. New York: Columbia University.

Reaney, L. M., Denton, K. L., & West, J. (2002, April). Enriching environments: The relationship of home educational activities, extracurricular activities and community resources to kindergartners' cognitive performance. Paper presented at the annual conference of the American Educational Research Association, New Orleans, LA.

Roskos, A. Kathlee., Christie, James., Richgels, Donald J.,. The Essential of Early Literacy Instruction. Journal on Multiperspectives Articles on Early Childhood Education.

Snow, C., M.S. Burns, and P. Griffin. (1998) Preventing reading difficulties in young children. Washington, DC:National Academy Press.

Sudjana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo, Jakarta.

Hartati, Tatat. (1998). The Effectiveness of Steinberg Early Reading, Program on the Ability of Reading at Preschool Level, Malaysia: University Sains.

Teale, William, & Sulzby, Elizabeth. (1986). Emergent literacy: Writing and Reading. Norwood, NJ: Ablex Publishing Corporation.

Trusty, J. (1999). Family influences on educational expectations of late adolescents. The Journal of Educational Research, 91(5), 260–270.

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Guru TK Kemala Bhayangkari Bone
Gambaran perkembangan literasi anak Lingkungan kelas

Referensi

Dokumen terkait

es difícil tramitar una visa, en Inglaterra la vida es muy costosa, en Canadá es difícil conseguir la visa de trabajo, pero en Australia no ponen tanto problema, hasta la visa dura

Pengujian (Testing) Setelah proses diatas telah dilalui maka langkah selanjutnya adalah diuji Coba, Pengujian ini dilakukan setelah menyelesaikan semua tahapan pembuatan dengan

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I bahwa yang dimaksud kinerja atau performance adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama

SURAT BERHARGA YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI - BERSIH. URAIAN NILAI (RUPIAH) URAIAN

Partus lama pada umumnya disebabkan oleh kelainan dari tiga aspek seperti kelainan tenaga (kelainan his), kelainan janin, serta kelainan jalan lahir dan dapat

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Penerapan Model

kebutuhan protein dalam pakan untuk benih ikan sidat dengan ukuran awal individu 10,84 g adalah. 5ii')ir