xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL/BAGAN ... xii
DAFTAR FOTO/GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Asumsi-asumsi Penelitian ... 8
F. Definisi Operasional ... 8
G. Metode Penelitian ... 9
H. Lokasi dan Sumber Data ... 10
BAB II LANDASAN TEORETIS ... 11
A. Keterlibatan Orang Tua ... 12
B. Intervensi Guru ... 24
1. Demonstrasi ... 28
2. Pelibatan ... 30
3. Pemberian Dukungan ... 30
C. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini ... 35
1. Pembelajaran Anak Usia Dini ... 35
2. Pembelajaran Bahasa anak Usia Dini ... 36
3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini ... 46
xi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ... 58
B. Definisi Operasional ... 59
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data ... 60
D. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 64
E. Teknik Pengumpulan Data ... 66
F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ... 68
G. Triangulasi Data ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
A. Hasil Penelitian ... 72
1. Kondisi Objektif Kegiatan Pembelajaran di TK Kemala Bhayangkari ... 74
2. Keterlibatan Orang Tua ... 82
3. Intervensi Guru ... 91
4. Program Kegiatan Pembelajaran Bahasa di TK Kemala Bhayangakari ... 100
5. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini di TK Kemala Bhayangkari ... 102
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 110
1. Keterlibatan Orang Tua ... 110
2. Intervensi Guru ... 113
3. Program Kegiatan Pembelajaran Bahasa di TK Kemala Bhayangkari ... 114
4. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini di TK Kemala Bhayangkari ... 115
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 118
B. Rekomendasi ... 119
DAFTAR PUSTAKA ... 120
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 121
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan, yaitu (1)
pembiasaan dan (2) kemampuan dasar. Bidang pengembangan kemampuan dasar
termasuk salah satunya adalah kemampuan dasar berbahasa. Tujuannya adalah
agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara
tepat, berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat anak untuk
berbahasa Indonesia.
Semua bidang pengembangan harus dikembangkan sesuai dengan prinsip
pembelajaran anak usia dini yang holistik dan terintegrasi antar semua bidang
pengembangan, termasuk dengan pengembangan kemampuan dasar bahasa.
Pengembangan kemampuan dasar bahasa yang terkait dengan pembelajaran baca
tulis dan hitung selalu menjadi polemik di pendidikan anak usia dini, disatu sisi
anak tidak boleh diajarkan baca tulis, disisi lain anak diharapkan setelah lulus dari
TK mampu dalam hal calistung.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya, sekolah Taman
Kanak-kanak di Kabupaten Bone dibagi dalam tiga kategori berdasarkan penilaian
Depdiknas yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dari ketiga kategori ini kriteria
rendah termasuk di dalamnya adalah daya serap lulusan di sekolah dasar. Salah
Hal inilah yang menjadi perhatian bahwa sekolah yang lulusannya hampir
sebagian besar dapat diserap di sekolah dasar dengan kemampuan baca tulis yang
cukup baik menjadi sekolah dengan kategori rendah. Berawal dari hal inilah
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian.
Persoalan baca tulis menjadi isu yang penting karena laporan IEA Study of
Reading Literacy menyatakan bahwa kemampuan anak-anak sekolah dasar di
Indonesia sangat rendah. Dari 31 negara yang diteliti, Indonesia menduduki
peringkat 30, sedangkan peringkat tertinggi di duduki Finlandia dan beberapa
negara maju termasuk Jepang. Fenomena rendahnya membaca ini ibarat gunung
es yang sedikit mencuat keluar namun sejatinya banyak masyarakat Indonesia
yang belum melek baca. Hal itu banyak dilihat dari anggota DPR yang tidur pada
saat sidang, orang ngobrol sendiri ketika menghadiri seminar atau diskusi gratis.
Kita juga tidak menyaksikan di ruang tunggu terminal, bandara, stasiun, dan
ruang tunggu lain orang melakukan kegiatan membaca. Bandingkan dengan
orang-orang Jepang, tidak ada waktu yang terbuang dengan melakukan kegiatan
membaca. Rendahnya kemampuan membaca ini berakibat juga rendahnya daya
saing bangsa Indonesia di mata Internasional.
Mengapa kemampuan dasar bahasa ini menjadi sangat penting? sebab dengan
kurangnya kemampuan dasar bahasa anak tidak hanya menyulitkan guru, akan
tetapi juga berakibat terhadap jenjang pendidikan selanjutnya. Walau tidak dapat
dipungkiri bahwa kenyataannya pengembangan kemampuan dasar bahasa bukan
merupakan program pembelajaran yang khusus, akan tetapi terintegrasi dalam
3
diharapkan anak dapat mencapai perkembangan tertentu sesuai dengan masa
pekanya sehingga matang untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar.
Sampai saat ini memang tidak ada aturan yang melarang anak-anak untuk
dapat membaca dalam usia yang lebih dini. Kenyataan di sekolah dasar juga
membuktikan bahwa guru di kelas satu juga mendapat tambahan beban ketika
anak asuhnya belum bisa membaca apalagi menulis. Oleh karena itu program
literasi atau baca tulis menjadi penting diberikan sejak usia dini. Penelitian juga
membuktikan bahwa anak-anak usia prasekolah sudah dapat menyusun pola
kalimat sederhana dua tiga kata (Soeroso, 1996).
Berdasarkan penelitian Euis Faridah (2002), menunjukkan bahwa
masalah-masalah yang ditemukan pada anak, salah satunya adalah kurangnya kemampuan
dasar bahasa anak usia Taman Kanak-kanak. Jika hal ini dibiarkan, maka akan
menyulitkan anak untuk beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran di sekolah dan
juga akan menyebabkan kesulitan guru dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan lainnya.
Masitoh (2002) mengungkapkan bahwa perkembangan Taman Kanak-kanak
saat ini sangatlah memprihatinkan, karena telah terjadi pergeseran dari yang
seharusnya memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar sambil bermain
menjadi TK yang berorientasi akademik bukan berorientasi pada perkembangan
anak.
Menurut Owens (Essa, 2002) menyatakan bahwa anak yang tidak belajar
bahasa pada masa usia dini akan memiliki banyak kesulitan dimasa yang akan
dengan sendirinya, akan tetapi dibangkitkan dengan menjalin komunikasi verbal
di dalam lingkungan.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Romy Febrianto Saputro bahwa salah
satu kunci keberhasilan paud adalah minat baca. Mengapa demikian? Karena
betapa banyak anak-anak bangsa ini yang bisa membaca tetapi miskin minat baca.
Ketika masih TK mereka begitu semangat dalam membaca, tetapi tatkala
menginjak SD minat bacanya “surut”. http://www.kabarindonesia.com/berita.php
Paul L. Morgan dan Catherine R. Meier bahkan menyatakan bahwa
kurangnya keterampilan dalam berbahasa seiring dengan rendahnya perilaku
dalam berbahasa. Bahkan kurangnya keterampilan anak dalam berbahasa akan
menimbulkan efek negatif terhadap sikap anak dan kemampuan untuk membuat
keputusan (McDonough, 1989)
Agar masalah yang dihadapi oleh anak dapat diminimalisir, olehnya itu
diperlukan bantuan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan anak, baik dari
lingkungan rumah, maupun lingkungan sekolah tentu saja dalam hal ini adalah
gurunya.
Sekolah Taman Kanak-kanak adalah pendidikan prasekolah yang ditujukan
bagi anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar (PP No. 27/1990).
Tujuan penyelenggaraan TK adalah membantu meletakkan dasar kearah
perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak
untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Hal ini juga dapat kita lihat dengan asumsi guru, ketika anak usia kelas
5
diberikan kepada anak, misalnya penggunaan bahasa, ukuran huruf, terutama
sekali untuk anak yang masih rendah kemampuannya.
Namun demikian, menurut Havighurst (Makmun, 1994:49) salah satu tugas
perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah mengembangkan keterampilan dasar
membaca, menulis dan berhitung.
Hal ini juga tentu sangat berpengaruh dengan bimbingan guru di sekolah
karena calistung tidak diajarkan seperti di sekolah dasar, akan tetapi terintegrasi
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Walaupun demikian, bimbingan orang
tua di rumah juga berpengaruh, karena sebagian besar waktu anak adalah dalam
lingkungan keluarga, terutama ibu.
Euis Faridah (2002:4) mengemukakan bahwa persoalan yang tidak kalah
pentingnya adalah kemampuan berbicara. Ada anak yang lancar berbicara, tetapi
ada juga yang kurang pandai mengemukakan keinginannya dan perasaan melalui
bahasa lisan. Kendalanya antara lain adalah pendidikan orang tua yang rendah,
pola pendidikan yang otoriter, status sosial ekonomi yang rendah, lingkungan
yang kurang mendukung dan sebagainya. Kurangnya rangsangan intelektual di
rumah karena kurangnya bimbingan orang tua sebagai pendidik utama dalam
lingkungan keluarga.
Anak-anak yang seperti ini digambarkan oleh Supriadi (1999) sebagai
anak-anak yang kurang beruntung (disadvantaged children). Dan menurut laporan
APEID (1990) dalam Supriadi disebutkan bahwa ada tujuh alasan mengapa anak
kurang beruntung mengalami kesulitan dalam belajar dan melakukan penyesuaian
1) perbedaan bahasa yang digunakan di sekolah dan di rumah. Misalnya
terbatasnya kosakata, perbedaan dialek, penggunaan bahasa ibu sebagai
bahasa pengantar.
2) terbatasnya konsep-konsep keilmuan sehingga tidak mampu mendukung
belajar akademik.
3) nilai-nilai keluarga atau orang tua, harapan dan lemahnya dukungan keluarga.
4) tidak relevannya antara kurikulum sekolah dengan kondisi lokal, harapan
orang tua, dan masyarakat.
5) perilaku yang berlaku di rumah berbeda dengan yang yang berlaku di
sekolah. Misalnya ketika anak di rumah menggunakan bahasa yang kurang
sopan, maka di sekolah anak dituntut untuk menggunakan bahasa yang sopan.
6) gizi, kondisi kesehatan, dan perumahan yang buruk serta kurangnya
kebiasaan belajar yang membuat anak tidak siap untuk belajar. Hal ini
ditambah lagi dengan sikap guru yang kurang sensitif pada kondisi anak dan
kurangnya fasilitas.
7) ketidakmampuan guru atau sekolah untuk mengenali dan menghargai
kekuatan anak-anak kurang beruntung. Misalnya dalam hal kemandirian,
walaupun anak memiliki kelebihan, namun kurang diakui dan dihargai di
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. apa bentuk keterlibatan orang tua dalam mendukung perkembangan literasi
anak di TK Kemala Bhayangkari?
2. apa bentuk intervensi guru dalam pembelajaran literasi anak usia dini?
3. bagaimana proses pembelajaran bidang pengembangan dasar bahasa/literasi
di TK Kemala Bhayangkari?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan orang tua
dan intervensi guru dalam pembelajaran literasi di Taman Kanak-kanak. Secara
spesifik penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi empiris tentang:
1. bentuk keterlibatan orang tua dalam mendukung perkembangan literasi di TK
Kemala Bhayangkari
2. intervensi guru dalam pembelajaran literasi anak di TK Kemala Bhayangkari.
3. proses pembelajaran bidang pengembangan dasar bahasa di TK Kemala
Bhayangkari.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
1. memberikan gambaran tentang keterlibatan orang tua yang dapat mendukung
perkembangan literasi anak.
2. memberikan alternatif kepada penyelenggara TK dalam menyusun program
yang dapat mendukung perkembangan literasi anak.
3. memberikan sumbang saran kepada para pendidik dalam rangka mendukung
perkembangan literasi.
E. Asumsi-Asumsi Penelitian
1. semua anak dapat dikembangkan semua potensinya, tidak terkecuali dengan
potensi literasinya.
2. sekolah dan rumah merupakan dua lingkungan dimana anak didukung dan
distimulasi minat literasinya.
3. interaksi sosial anak dengan orang tua dan guru akan membawa dampak yang
besar terhadap perkembangan literasi anak.
4. lingkungan yang kaya akan literasi dan didukung dengan pemodelan
merupakan tempat kondusif dalam rangka mengembangkan literasi.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu keterlibatan orang tua, intervensi
guru dan perkembangan literasi anak usia dini. Supaya dapat dipahami dengan
jelas maksud dari penulis, maka akan dikemukakan definisi operasional variabel
9
1. Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
orang tua dalam mendukung perkembangan literasi anak usia dini. Beberapa
kegiatan yang dimaksud adalah penyediaan berbagai benda/artefak literasi,
berbagai pengalaman, peristiwa, dan interaksi literasi.
2. Intervensi Guru
Intervensi adalah segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mempengaruhi
anak dalam kegiatan pembelajaran. Intervensi yang dibagi dalam tiga prinsip:
demonstrasi, pelibatan, dan pemberian dukungan.
3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini.
Perkembangan literasi anak usia dini adalah perubahan yang terjadi dari
kegiatan pembelajaran membaca dan menulis dari anak usia dini dalam
menyiapkan dan mengembangkannya menjadi literasi konvensional. Indikator
perkembangan literasi dini sebagai berikut: 1) minat dalam kegiatan verbal, 2)
minat terhadap artefak literasi, 3) minat dalam kegiatan membaca, 4) minat dalam
kegiatan menulis.
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian studi kasus
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi
wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman video dan lain-lain. Pendekatan
perkembangan literasi, intervensi guru, dan perkembangan literasi anak usia dini
di TK Kemala Bhayangkari Kabupaten Bone.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Dalam buku
Sudjana (2005) mengatakan bahwa studi kasus (case study) merupakan suatu
penelitian yang dilakukan terhadap suatu ”kesatuan sistem” Kesatuan ini dapat
berupa program, kegiatan, peristiwa, atau kelompok individu yang berikat oleh
tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan
untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus
tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku
untuk kasus tersebut saja. Pada penelitian ini TK Kemala Bhayangkari diambil
sebagai lokasi penelitian dengan melihat dari prestasi dan pengakuan masyarakat
tentang prestasi yang dimiliki oleh sekolah ini dalam kegiatan baca tulis.
H. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari
Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan dengan alasan bahwa TK ini
merupakan salah satu TK favorit yang lulusannya mampu diserap di sekolah
dasar dengan kemampuan dasar baca tulis yang cukup baik.
Adapun subjek pada penelitian ini adalah anak usia dini kelas B1, guru kelas
B1, dan orang tua siswa kelas B1. Alasan pemilihan kelas B1 untuk
mendeskripsikan perkembangan literasi anak yang menjalani masa sekolah selama
58 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian hendaknya dilakukan dengan prosedur yang dapat diterima secara
ilmiah untuk mengungkapkan sebuah masalah. Upaya mendapatkan data yang
sahih untuk menjawab permasalahan dalam penelitian memerlukan tahapan atau
prosedur. Prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan
disebut dengan metode (Suriasumantri, 1990). Menurut Sugiyono (2006)
dinyatakan bahwa cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu disebut sebagai metode penelitian. Metode penelitian akan
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Dalam penelitan ini, fokus masalah adalah keterlibatan orang tua dan
intervensi guru dalam perkembangan literasi anak usia dini, yaitu untuk melihat
atau memotret keterlibatan orang tua, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru, dan perkembangan literasi anak Taman Kanak-kanak. Olehnya itu, peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono (2007) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif
adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan).
Lebih lanjut Sudjana (2005) menyebutkan beberapa ciri pokok dari penelitian
a) Peneliti menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
b) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif analitik
c) Tekanan penelitian kualitatif adalah pada proses bukan hasil
d) Penelitian kualitatif bersifat induktif
e) Penelitian kualitatif mengutamakan makna
Penelitian ini menggunakan studi kasus yang mana menurut Sudjana (2005)
bahwa studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap “suatu
sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau kelompok
individu individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.
Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data,
mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama
sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh
kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus
tersebut saja.
Dalam penelitian ini digunakan studi kasus karena peneliti ingin mempelajari
secara intensif perilaku orang tua dalam perkembangan literasi anak, intervensi
strategis guru dalam pembelajaran, dan karakteristik anak yang berkembang
kemampuan literasinya.
B. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu keterlibatan orang tua, intervensi
guru dan pembelajaran literasi anak usia dini. Supaya dapat dipahami dengan jelas
60
1. Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
orang tua dalam mendukung perkembangan literasi anak usia dini. Beberapa
kegiatan yang dimaksud adalah penyediaan berbagai benda/artefak literasi,
berbagai pengalaman, peristiwa, dan interaksi literasi.
2. Intervensi Guru
Intervensi adalah segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mempengaruhi
anak dalam kegiatan pembelajaran. Intervensi yang dibagi dalam tiga prinsip:
demonstrasi, pelibatan, dan pemberian dukungan.
3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini.
Perkembangan literasi anak usia dini adalah perubahan yang terjadi dari
kegiatan pembelajaran membaca dan menulis dari anak usia dini dalam
menyiapkan dan mengembangkannya menjadi literasi konvensional. Indikator
perkembangan literasi dini sebagai berikut: 1) minat dalam kegiatan verbal, 2)
minat terhadap artefak literasi, 3) minat dalam kegiatan membaca, 4) minat dalam
kegiatan menulis.
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Pengumpulan data dari ketiga variabel dilakukan sebagai berikut :
1. Keterlibatan Orang Tua
Peneliti menyusun beberapa kegiatan yang diambil dari keterlibatan orang tua
yang mencakup empat indikator, : 1) menyediakan berbagai benda yang berkaitan
berbagai peristiwa literasi, (4) beragam interaksi literasi (Musthafa, 2008:5).
Bentuk kegiatan merupakan sintesa dari Bredecamp (1997) dan Musthafa (2008)
sebagai berikut :
- menyediakan waktu khusus dalam kegiatan baca tulis sebagai bagian dari
pengembangan literasi.
- orang tua memiliki kebiasaan membaca dan merespon anak ketika dalam
kegiatan membaca.
- lingkungan yang kaya dengan bahan cetak seperti koran, majalah, buku, dan
lain-lain.
- orang tua, khususnya ibu memiliki kebiasaan membacakan buku cerita untuk
anak.
- memberikan kado atau hadiah kepada anak berupa buku atau alat tulis
kepada anak pada momen tertentu.
- menyediakan berbagai alat tulis di rumah seperti spidol, krayon, spidol, dan
lain sebagainya dan seberapa sering orang tua menyediakannya.
- terdapat tulisan-tulisan petunjuk di rumah.
- membantu anak menulis surat.
- membantu anak menulis catatan kecil sebelum melakukan kegiatan literasi,
misalnya catatan kecil sebelum ke toko, swalayan, atau pasar.
- membahas buku yang disenangi anak.
- menemani anak menonton dan merespon pertanyaan anak berkaitan dengan
62
2. Intervensi Guru
Intervensi strategis guru menurut Musthafa (2008:14) mencakup tiga hal
yaitu: 1) demonstrasi; 2) pelibatan; 3) pemberian dukungan. Berdasarkan dari
teori ini, indikator yang yang terkait dengan hal ini:
a) demonstrasi. kegiatan yang dilakukan oleh guru berdasarkan indikator ini
adalah:
- menggunakan pengalaman hidup sebagai tema.
- menyediakan objek, peralatan, dan menentukan apa yang dilakukan oleh
anak.
- merencanakan kegiatan dengan latar yang berbeda.
b) pelibatan. bentuk kegiatan yang dilakukan guru:
- kebebasan anak dalam memilih kegiatan
- waktu yang tepat sesuai dengan kemampuan anak
- penyediaan ruang (organisasi waktu dan anak)
c) pemberian dukungan. bentuk kegiatan guru sebagai berikut:
- mengeksplorasi beragam kegiatan
- berlatih bermain
3. Perkembangan Literasi Anak Usia Dini
Pengembangan literasi datanya diambil dengan menggunakan Pedoman
observasi yang digunakan pada penelitian ini didasari dari High/Scope Child
Observation Record for Ages 2 1/2- 6 tahun yang kemudian dimodifikasi oleh
dikembangkan menjadi empat bagian besar yang menggambarkan perkembangan
literasi anak usia dini:
a) minat dalam kegiatan verbal
- anak sering terlibat dalam kegiatan bercakap-cakap.
- anak tertarik dengan cerita yang disampaikan oleh guru atau teman.
- ketika menceritakan suatu cerita, anak tahu dari awal sampai akhir cerita.
- anak memahami isi cerita.
- anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan oleh guru
atau teman.
b) minat terhadap artefak literasi
- anak tertarik dengan buku walau hanya memegang dan menatap
sampulnya
- anak tertarik melihat benda-benda cetak seperti peta, daftar, papan absensi,
dll.
- anak senang membawa alat tulis di dalam tasnya.
c) Minat dalam kegiatan membaca
- anak dapat membaca simbol
- anak sudah mengenal huruf
d) minat dalam kegiatan menulis.
- anak berminat memegang pinsil
- anak sudah dapat menggambar lingkaran, garis lurus, tulisan acak, atau
64
D. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari
yang berada di Jl. Jend. Urif Sumiharjo Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten
Bone Propinsi Sulawesi Selatan. Dipilihnya TK ini dengan pertimbangan bahwa
TK sudah cukup baik dari segi sarana dan prasarana, termasuk salah satu TK
favorit yang ada di Kabupaten Bone dan memiliki banyak prestasi baik di
kegiatan seni maupun kegiatan-kegiatan lainnya, akreditasi sekolahnya dengan
nilai yang A+.
TK ini berdiri sejak 1981, selama kurang lebih dua puluh delapan tahun
berkembang, TK ini telah mendapatkan berbagai macam prestasi yang diraih oleh
para siswanya. Selain prestasi yang diraih, perkembangan TK ini juga dapat
dilihat dari jumlah siswa dan guru yang bertambah dan fasilitas yang semakin
baik.
Para guru dan tenaga kependidikan di TK ini memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup memadai. Dari studi dokumentasi, peneliti menemukan
dari 10 guru, terdiri atas 4 guru dari KPG TK, 2 guru berlatar belakang S1 dan D.
II PGTKI, 4 guru berlatar belakang D2 PGTK dan sedang menempuh S1 PG
PAUD. Selain itu seluruh guru juga telah mendapatkan berbagai pelatihan tentang
pedidikan anak usia dini. Salah satu guru merupakan guru yang telah tersertifikasi
dan mengikuti PLPG. TK ini juga merupakan tempat magang, kunjungan dan
praktik mengajar langsung guru dari TK lain dan mahasiswa dari berbagai
Tabel 3.1 Daftar Guru TK Kemala Bhayangkari Bone
No. Nama Tempat/Tgl
Lahir Pendidikan Terakhir Guru/ Guru Pembantu Pengalaman
mengajar** Keterangan
1 Agustina, S.Pd. Bone, 1968 S1 Kepsek 18 th Tersertifikasi
2 Sitti Haniah Bone, 1956 KPG TK Guru 23 th -
3 Nurhayati Bone, 1956 KPG TK Guru 25 th -
4 Erna Mks, 1961 KPG TK Guru 22 th -
5 St. Rahmah Bone, 1951 KPG TK Guru 25 th
-6 Hudaya Mks, 1979 D2
PGTKI
Guru 6 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD
7 Yusni Rasyid Bone, 1966 S1/D2 PGTKI
Guru 6 th
Guru tersertifikasi
8 Erlina Bone, 1970 S1/D2
PGTKI
Guru 4 th
-
9 Hariani Bone, 1975 D2
PGTKI
Guru 6 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD
10 Yenni Yuliarni Bone, 1974 D2 PGTKI
Guru 5 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD
11 Sukmawati Bone, 1975 D2 PGTK
Guru 3 th Sedang menempuh kuliah S1 PG PAUD
Sumber TK Kemala Bhayangkari Bone
2. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini meliputi seluruh sumber data yang mencakup
tempat, pelaku, aktivitas dan berbagai dokumen yang berhubungan dengan
perencanaan pembelajaran seperti kurikulum, perencanaan tahunan, perencanaan
bulanan, perencanaan mingguan dan perencanaan harian khususnya perencanaan
pembelajaran pada saat penelitian, guru, anak atau siswa, rekaman video
66
Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua siswa kelas B1, guru kelas
B1, dan seluruh anak kelas B1 yang berjumlah 15 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data mengenai profil
umum TK, perencanaan, proses dan hasil pembelajaran di TK serta perilaku orang
tua dalam mendukung perkembangan literasi. Adapun teknik pengumpulan data
dilakukan dengan multi metode antara lain melalui : (1) observasi partisipatif, (2)
wawancara, (3) studi dokumentasi, (4) rekaman foto, (5) video pembelajaran.
Secara garis besar pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut :
pertama, pengumpulan data sekunder yang diambil dari studi pustaka yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian dan digunakan sebagai penyusunan
landasan teoritis dalam rangka pembahasan masalah.
Kedua, pengumpulan data primer, yaitu peneliti langsung mengambil data
dari lapangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan cara sebagai
berikut :
Observasi, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung saat kegiatan
berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan pengamatan langsung yang
memungkinkan peneliti mengamati sendiri, mencatat perilaku dan kegiatan yang
terjadi pada keadaan yang sesungguhnya, mencatat peristiwa dalam situasi yang
Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada guru dan siswa saat proses belajar
di TK Kemala Bhayangkari.
Wawancara, dilakukan secara informal dan bebas atau tidak berstruktur,
menurut Nana Sudjana (2008) dalam wawancara bebas jawaban yang digunakan
tidak dipersiapkan sehingga sumber bebas mengemukakan pendapatnya.
Wawancara informal bertujuan menciptakan hubungan antara pewawancara
dengan informan dalam situasi biasa, bebas dan wajar. Wawancara dilakukan
untuk mendapatkan gambaran perilaku orang tua, kegiatan anak dan guru
pembelajaran dalam mendukung perkembangan literasi.
Dokumentasi, data yang diharapkan dari kegiatan dokumentasi dapat
tercermin melalui bahan catatan atau tulisan yang berhubungan dengan kasus
yang di evaluasi baik yang berkaitan dengan perorangan, kelompok maupun
instansi terkait. Dokumentasi yang dikumpulkan berupa catatan observer dan
guru. Selain itu dokumentasi dilakukan dengan cara merekam setiap aktivitas
kegiatan siswa dan guru dengan menggunakan video maupun foto. Dalam
penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengambil data perencanaan dan
pembelajaran bahasa melalui bermain yang mengindikasikan perkembangan
68
Tabel 3.2 Teknik, alat dan data yang dikumpulkan dalam penelitian
Teknik Data Alat
Wawancara 1. Perilaku orang tua dalam perkembangan literasi anak
2. Intervensi guru dalam pembelajaran
- Pedoman wawancara - Pedoman
wawancara - Alat perekam
Observasi 1. Intervensi guru dalam pembelajaran 2. Gambaran perkembangan literasi
anak
3. Lingkungan kelas 4. Proses pembelajaran
- Pedoman observasi
- Format kegiatan rutin
- Kamera - Alat perekam
Studi Dokumentasi
Program Pembelajaran 1. Program Semester
2. Satuan Kegiatan Mingguan 3. Satuan Kegiatan Harian
- Fotokopi
F. Prosedur dan Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak pengumpulan data dan
dikerjakan secara seksama selama di lapangan dan setelahnya. Model analisis
yang digunakan mengacu pada model yang dibuat oleh Miles dan Huberman
dalam Nopyan (2007:160) bahwa ”analisis dan pengumpulan data kualitatif,
memperlihatkan sifat interaktif, sebagaimana suatu sistem dan merupakan siklus.
Pengumpulan data ditempatkan sebagai bagian komponen yang merupakan bagian
[image:23.595.113.513.152.502.2]1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data. Tujuannya
adalah untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang telah terkumpul.
Reduksi data dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap pokok-pokok
permasalahan yang diteliti, terinci dan sistematis seta membuang data yang tidak
diperlukan sehingga emudahkan bagi peneliti dalam melakukan langkah-langkah
analisis selanjutnya, dan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data
tersebut apabila diperlukan.
Kegiatan reduksi data dimulai dari editing koding dan tabulasi termasuk di
dalamnya kegiatan mengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkapnya dan
memilih ke dalam satuan konsep, kategori atau tema tertentu.
2. Display Data
Merupakan upaya untuk menyajikan data dan melihat data keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu dari penelitian. Semuanya dirancang untuk memadukan
informasi yang tersusun dalam satu bentuk yang terpadu dan mudah dilihat atau
dimanfaatkan, sehingga peneliti dapat menguasai data dan dapat ditafsirkan
sampai dengan pengambilan keputusan. Hal ini dapat berbentuk sketsa, sinoptis,
matriks, network atau chart.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kegiatan akhir dari kegiatan analisis data kualitatif, yakni pengambilan
kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan dimaksudkan sebagai pemberian
makna terhadap data yang telah dikumpulkan dalam bentuk pernyataan singkat,
70
verifikasi dilakukan dengan cara mempelajari yang telah direduksi maupun data
yang disajikan atau dilakukan dengan cara meminta pertimbangan pihak yang
berkompeten. Pengambilan kesimpulan bersifat sementara dan verifikasi perlu
dilakukan terus menerus hingga diperoleh kesimpulan akhir.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh tahapan sebagai berikut :
PELAKSANAAN STUDI
Pengumpulan data, studi dokumentasi, rekaman foto dan video, wawancara, video PERSIAPAN
observasi lapangan, pengurusan perijinan, studi literatur, penyusunan instrumen
ANALISIS DATA
Pengelompokkan data dan menganalisis data secara kualitatif
PENYUSUNAN DAN PELAPORAN penulisan draft tesis dan pelaporan
G. TRIANGULASI DATA
Untuk menjaga keabsahan data yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara, dilakukan dengan dua jalan yaitu : Pertama, dengan mernbuat catatan
lapangan serinci, sekongkret dan sekronologis mungkin. Kedua, dengan
triangulasi metode, yaitu metode observasi dan wawancara. Pada triangulasi .
dengan metode, menurut Patton (1987), terdapat dua strategi, yaitu: (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
118 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian untuk menggambarkan
bentuk keterlibatan orang tua dan intervensi guru dalam mengembangkan
kemampuan literasi anak usia dini di TK Kemala Bhayangkari, maka pada bab ini
akan dikemukakan kesimpulan terhadap hasil penelitian serta rekomendasi terhadap
orang tua, guru, pihak sekolah dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan
terutama dalam perkembangan baca tulis anak usia dini.
A. KESIMPULAN
Pertama, harapan orang tua terhadap guru masih sangat tinggi terutama dalam
penguasaan baca tulis anak di sekolah, hal ini ditandai dengan kesadaran orang tua
yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan alat dan bahan tulis untuk anak baik
yang dibutuhkan di sekolah maupun artefak literasi sebagai kesenangan. Orang tua
kurang menyadari bahwa literasi anak dapat ditingkatkan dengan melibatkan anak
dalam beragam kegiatan dan peristiwa literasi. Faktor kesibukan dan ketidak tahuan
orang tua menjadi salah satu penyebab kurangnya kesiapan baca tulis yang di bawa
anak dari rumah. Kegiatan membimbing anak di rumah masih dilakukan dengan
Kedua, guru dengan tingkat kesabaran yang tinggi dan pengetahuan yang
memadai, usia yang matang mampu mengantarkan anak untuk memiliki kemampuan
dasar baca tulis sebagai bekal awal untuk anak di Sekolah Dasar. Kegiatan
pembelajaran didesain sesuai dengan tingkat kemampuan anak, media dan metode
yang dimiliki oleh guru dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang ada di
sekolah. Peran guru sudah cukup baik karena guru sudah menjalani diklat profesi dan
guru menyenangi pekerjaannya.
Ketiga, banyak hal atau faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan baca tulis
yang telah dimiliki anak, baik yang di bawa dari rumah ataupun yang telah didapat di
sekolah. Dari jumlah anak yang di teliti, sebagian besar dapat masuk ke sekolah
favorit yang tentu saja dengan melalui tes baca tulis sebagaimana sekolah favorit
pada umumnya. Kemampuan anak ini ketika dites dengan anak yang sudah
menjalani sekolah selama dua tahun, anak di kelas objek penelitian mendapat urutan
pertama sebagai siswa tercepat dan terbaik membaca di TK Bhayangkari.
B. REKOMENDASI
1. Orang Tua
Dengan terbatasnya waktu anak di sekolah, maka orang tua sebagai pendidik
pertama dan utama hendaknya mengubah paradigma tentang bagaimana anak belajar
120
terus ditingkatkan, apalagi sejalan dengan era teknologi yang sudah semakin
canggih. Koordinasi dan komunikasi perlu terus dibangun dengan guru dalam upaya
perbaikan kualitas pendidikan anak usia dini.
2. Kepala Sekolah
Meningkatkan kualitas guru dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti
berbagai kegiatan seminar, penataran, dan semua bentuk kegiatan pengembangan
profesionalisme guru, evaluasi hasil pembelajaran dan kinerja guru serta membuka
komunikasi seluas-luasnya dengan orang tua dan komite serta yayasan dalam
pengembangan sekolah.
3. Pengawas Sekolah
Mengadakan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran,
pembinaan terhadap kompetensi guru baik dalam merancang program, metode, dan
pembuatan sumber dan media pembelajaran. Membuka komunikasi yang
seluas-luasnya terhadap guru atau kepala sekolah terkait dengan kegiatan pengembangan
anak usia dini
4. Pihak Yayasan
Semakin baik hasil keluaran anak dari TK, maka jumlah siswa baru makin
bertambah. Pihak yayasan hendaknya menindak lanjuti dengan pengadaan ruang
dengan peningkatan kesejahteraan guru. Membangun komunikasi dengan semua
pihak terkait dengan pegembangan sekolah menuju kulaitas yang lebih baik.
5. Pendidik Anak Usia Dini
Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam sertifikasi terhadap profesionalisme
guru diharapkan semangat dan upaya guru untuk terus belajar untuk meningkatkan
kompetensinya dalam dunia pendidikan utamanya dunia anak usia dini. Komunikasi
dan koordinasi terhadap semua unsur yang terkait baik orang tua, kepala sekolah,
pengawas dan rekan terus terus ditingkatkan agar lebih maju di masa mendatang.
6. Peneliti Selanjutnya
Untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut, maka bagi peneliti lain yang
mempunyai minat yang sama terhadap perkembangan baca tulis (literasi) anak usia
122
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, Z. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Brashear, N. (1988). Emergent Literacy. Claremont Reading Conference (52nd yearbook, 99-108.
Bredecamp, Sue., Copple, Carol. (1997). Developmentally Appropriate Practice. USA: National Association for the Young Children.
Bromley, K.D. (1992). Language Arts: Exploring Connections (2nd ed). Boston: Allyn and Bacon.
Chaplin, C.P. (1979). Dictionary of Psychology. New York : Dell Publishing Co. Inc.
Christie, J. F. (1991). Play and Early Literacy Development. Albany,N.Y: SUNY Press.
Clay, Marie. (1966). Emergent Reading Behaviour. Unpublished doctoral dissertation, University of Auckland, New Zealand.
Comer, J. P., & Haynes, N. M. (1991). Parent involvement in schools: An ecological approach. The Elementary School Journal, 91(3), 271–277.
Corsaro, W.A., (1988) Peer Culture in the Early Years. Theory into Practice. XXVIII (1): 19-24
Cox, Carole. (1999). Teaching Language Arts : A Student-and Response-Centered Classroom. USA : Allyn and Bacon.
Dariyo, Agus. (2007). Psikologi Perkembangan : Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta : PT. Refika Aditama.
Depdiknas, (2004). Modul Sosialisasi Paud: Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.
Depdiknas,(2005). Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.
Depdiknas,(2005). Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta
Depdiknas, (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.
Dyson, A.H. (1982). The emergence of visible language: Interrelationships between drawing and early writing. Visible Language, 16, 360-381.
Eliason, C.F., and L.T. Jenkins. (1994). A Practical Guide to Early Childhood Curriculum. Columbus. OH: Merril Publishing Company.
Essa, Eva L. (2002). Introduction to Early Childhood Education. USA : Thomson Delmar Learning.
Farida, Euis. (2002). Kemampuan Dasar Bahasa Anak Taman Kanak-Kanak. Tesis : Bandung, UPI.
Fontana, D. (1981). Psychology for Teachers. London: The British Psychological Society.
Garha, Oho. (1996). Menggambar, Bermain Huruf Sebagai Tahap Awal dalam Memupuk Kegemaran Baca Tulis pada Anak TK Bumi Siliwangi. Tesis: Bandung, IKIP.
Hall, Nigel. (1987). The Emergence of Literacy. Poursmoth : Heinenmann Educational Books, Inc.
Hart, B. and T. Risley. (1995) Meaningful differences. Baltimore: Paul Brookes.
High/Scope Educational Research Foundation. (1992) : Michigan.
Hurlock, Elizabeth. (1980). Developmental Psychology: A Life-Span Approach. Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Penerbit Erlangga
124
Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Gramedia.
Kabanga’, Theresyam. (2008). Kegiatan Pembelajaran Membaca dan Menulis di TK Katolik Angela Paku, TK. Pertiwi Makale, dan TK. Pertiwi Rantelemo. Tesis : Bandung : UPI.
Kerlinger, F.N. (1996). Foundation of Behavioral Research . Rinehart & Winston Inc.
Vygotsky, Lev. (1992). Thought and Language. Massachusset, London: The MIT Press Cambridge.
Lonigan, C.J., Shanahan, Timothy., (2004). Developing early literacy : Report of the national early literacy panel. Chicago
Masitoh. (2002). Model Pembelajaran Bahasa di TK Berdasarkan Pendekatan Whole Language. Tesis. Bandung: UPI
McDonough, K. M. (1989). Analysis of Expressive Language Characteristic of Emotionally Handicapped Students in Social Interactions. Behavioral Disorders, 14, 127-139.
McMahon, Rebecca. (1996). Introducing Infants to the Joy of Reading. Dimensions of Early Childhood, 24(3), 26-29.
Mc. Millan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York : Longman.
McNeal, R. B., Jr. (1999). Parental involvement as social capital: Differential effectiveness on science achievement, truancy, and dropping out. Social Forces, 78(1), 117–144.
Miller, M.S. (1981). The Process of Learning. Sydney : Prentice-Hall
Moeslichatoen R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya
Morgan, Paul L. R. Meier, Catherine. Dialog Reading’s Potential to Improve Children’s Emergent Literacy Skills and Behavior. Journal on Emergent Literacy, p. 12.
Nasution, S. (1987). Metode Research Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemmars.
NAEYC (2003). The Essentials of Early Literacy Instruction. Tersedia: http//www.ericfacility.net/ericdigest/journal.
Nord, C. W., Lennon, J., Liu, B., & Chandler, K. (2000). Home literacy activities and signs of children's emerging literacy, 1993 and 1999 [NCES Publication 2000-026]. Washington DC: National Center for Education Statistics.
Poerwadarminta, W. JS. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Seefeldt, Nita Barbour. (1994). Early Chilhood Education. New York : Mac Millan Publishing Company.
Saputro, Romy Febrianto. Minat Baca, Kunci Sukses Paud. Tersedia [www.kabarindonesia.com]
Singarimbun & Efendi. (1982). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES
Scribner, J. D., Young, M. D., & Pedroza, A. (1999). Building collaborative relationships with parents. In P. Reyes, J. D. Scribner, & A. P. Scribner (Eds.), Lessons from high-performing Hispanic schools: Creating learning communities (pp. 36–60). New York: Teachers College Press.
Snow, K., Burns, M. S., & Griffin, P. (Eds.). (1998). Preventing reading difficulties in young children. Washington, DC: National Academy Press.
Sudjana, Nana., Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono,(2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Supriadi, Dedi. (1999). Antara Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar : Dibalik Kebijakan Ada Konstruk Berfikir. Makalah, Direktorat Pendidikan Dasar, DITJEN, DIKDASMEN, DEPDIKNAS.
126
Suyanto, Slamet., (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Raines, S.C., Canad. R,J. (1990). The Whole Language Kindergarten. New York: Columbia University.
Reaney, L. M., Denton, K. L., & West, J. (2002, April). Enriching environments: The relationship of home educational activities, extracurricular activities and community resources to kindergartners' cognitive performance. Paper presented at the annual conference of the American Educational Research Association, New Orleans, LA.
Roskos, A. Kathlee., Christie, James., Richgels, Donald J.,. The Essential of Early Literacy Instruction. Journal on Multiperspectives Articles on Early Childhood Education.
Snow, C., M.S. Burns, and P. Griffin. (1998) Preventing reading difficulties in young children. Washington, DC:National Academy Press.
Sudjana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo, Jakarta.
Hartati, Tatat. (1998). The Effectiveness of Steinberg Early Reading, Program on the Ability of Reading at Preschool Level, Malaysia: University Sains.
Teale, William, & Sulzby, Elizabeth. (1986). Emergent literacy: Writing and Reading. Norwood, NJ: Ablex Publishing Corporation.
Trusty, J. (1999). Family influences on educational expectations of late adolescents. The Journal of Educational Research, 91(5), 260–270.