HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PELANGI KELURAHAN SANGKRAH SEMANGGI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
RIZQI YULIAWAN
J 300 101 004
PROGRAM STUDI ILMU GIZI DIII
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
HUBUNGAN ANTARA STATUS PENDIDIKAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PELANGI KELURAHAN SANGKRAH SEMANGGI SURAKARTA
RIZQI YULIAWAN J 300 101 004
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta
Abstrak
Latar belakang: Anak prasekolah merupakan kelompok yang rentan untuk mengalami masalah gizi. Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam penyusunan makan keluarga, pengasuhan dan perawatan anak. Salah satu dampak negatif yang dikhawatirkan pada kegiatan di luar rumah adalah kurangnya pembinaan dan pemeliharaan anak termasuk masalah pemenuhan satus gizi anak. Tujuan: Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan tingkat pendidikan dan status pekerjaan ibu dengan status gizi pada anak prasekolah usia 4-6 tahun di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling dan diperoleh sampel sebanyak 48 orang. Pengukuran tingkat
pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu menggunakan kuesioner dan status gizi diukur dengan menggunakan timbangan kemudian hasil pengukuran dinyatakan dalam z score. Teknik analisis data menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Hasil analisis univariat diketahui mayoritas ibu berpendidikan tinggi yaitu SMA sebanyak 40 orang (83,3%), mayoritas ibu tidak bekerja sebanyak 27 orang (56,2%) dan anak mempunyai status gizi baik sebanyak 42 anak (87,5%). Hasil analisis chi square diketahui bahwa ada hubungan status pendidikan ibu dengan status gizi anak usia prasekolah dengan p value (0,000) < 0,05 dan ada hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi anak usia prasekolah dengan p value
(0,037) < 0,05.
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN MOTHER EDUCATION STATUS AND MOTHER JOB STATUS WITH NUTRIENT STATUS PRESCHOOL AGE CHILDREN IN PELANGI KINDERGARDEN KIDS SANGKRAH
SUB-DISTRICT SEMANGGI SURAKARTA
Background: Preschool children represent the group which susceptible to experience of the nutrient problem. Mother education represent the especial capital in compilation eat the family, mothering and child treatment. One of negativity impact which is felt concerned about at outdoors activity is the lack of construction and child conservancy including the problem of accomplishment of children nutrient satus.
Purpose: To decribing and analyzing the correlation between education level and job status mother with nutrient status preschool age children in Pelangi Kindergarden Kids Sangkrah Sub-District Semanggi Surakarta.
Method: This research represents observatiobal research with cross sectional study approach. Sample taking tachnique use simple random sampling and get sample account of 48 persons. Measurement mount mother education and mother job status use questioner and nutrient status measured by using weighing-machine and then measure result expressed in z-score. Data analysis technique analyse use Chi Square test.
Result: Univariate result analysis known that majority mother have high education that is SMA account of 40 persons (83,3%), majority mother not working account of 27 persons (56,2%) and the child have good nutrient status account of 42 childrens (87,5%). Chi square result analysis known that there is correlation between mother education status with nutrient status preschool age children by p value (0,000) < 0,05 and there is correlation between mother job status with nutrient status preschool age children by p value (0,037) < 0,05.
PENDAHULUAN
Anak prasekolah merupakan kelompok yang rentan untuk mengalami masalah
gizi. Pada masa ini kondisi kesehatan anak masih belum stabil dan kebutuhan gizi
mulai meningkat karena aktifitasnya mulai bertambah, sehingga memerlukan zat
makanan yang relatif banyak dengan kwalitas yang lengkap. Terpenuhinya
kebutuhan gizi bagi seorang anak merupakan bagian dari pemenuhan gizi optimal
bagi tubuh yang dianjurkan dan didasarkan pada tahapan usia, jenis kelamin, serta
status kesehatan. Masyarakat perlu mengetahui prinsip-prinsip pengetahuan gizi
untuk seluruh anggota keluarga demi mendapatkan gizi yang baik dan berada
dalam tingkatan kesehatan yang baik bagi setiap anggota keluarga khususnya
anak-anak ( Khomsan, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan persentasi masalah
gizi pada anak usia 4-6 tahun di Indonesia tergolong cukup tinggi yaitu 4,5%
anak yang sangat kurus, dan 12% anak kegemukan. Pada usia ini anak-anak masih
rentan terhadap gangguan gizi dan infeksi. Pemberian makanan yang bergizi tetap
menjadi perhatian orang tua, para pembimbing, dan pendidikan di sekolah
(Djaeni, 2004).
Pengetahuan ibu tentang pemilihan makanan yang baik untuk mencapai hidup
yang sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pendidikan, ekonomi,
sosial, budaya, kondisi kesehatan dan lain sebagainya. Dalam keluarga ibu
berperan dalam mengatur makanan keluarga. Maka ibu adalah sasaran utama
2 Pengetahuan gizi ibu dengan status gizi pada anak usia prasekolah tergantung
pada karakteristik dan pengetahuan ibu terhadap pemberian pola makan terhadap
anak. Dari studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada bulan November
2013 diketahui dari 20 responden di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi
Surakarta, mayoritas ibu berpendidikan rendah sebesar 46%, untuk ibu yang tidak
bekerja atau ibu rumah tangga sebesar 67%, untuk status gizi anak diketahui dari
pengukuran BB/TB status gizi anak tergolong baik. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan status
pekerjaan ibu dengan status gizi pada anak usia prasekolah.
TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan status pekerjaan ibu
dengan status gizi anak usia prasekolah di TK Pelangi kelurahan Sangkrah
Semanggi.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan tingkat pendidikan, status pekerjaan Ibu dan tentang
gizi anak usia prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi.
b. Mendiskripsikan status gizi anak pada usia prasekolah usia 4-6 tahun di
TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi.
c. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan Ibu dengan status gizi pada
anak prasekolah usia 4-6 tahun di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah
d. Menganalisis hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi pada anak
prasekolah usia 4-6 tahun di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan
studi cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam satu waktu.
Desain penelitian yang digunakan dengan menggunakan metode deskriptif
analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak yang
bersekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi. Sampel pada penelitian
ini adalah ibu yang memiliki anak usia 4-6 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang
bersekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi. Jumlah sampel pada
penelitian ini sebanyak 48 responden. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi
Square untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan status
pekerjaan ibu dengan status gizi anak usia prasekolah di TK Pelangi Kelurahan
Sangkrah Semanggi Surakarta.
HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat
1. Tingkat Pendidikan Ibu
Jumlah subyek penelitian sebanyak 48 responden. Pendidikan ibu ada
sebagian berpendidikan terakhir SMP dan ada juga yang berpendidikan
terakhir SMA. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan dibagi menjadi 2
yaitu pendidikan rendah meliputi SD dan SMP sedangkan pendidikan
tinggi meliputi SMA dan perguruan tinggi. Karakteristik responden
4 Tabel 1. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Rendah 8 16.7%
Tinggi 40 83.3%
Total 48 100.0%
2. Pekerjaan Ibu
Dalam penelitian ini pekerjaan ibu dibagi menjadi 2 yaitu ibu yang tidak
bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja ada
yang yang sebagai pedagang dan ada yang bekerja sebagai buruh.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Karakteristik Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu Pekerjaan
Jumlah Persentase
Tidak bekerja 27 56.2%
Bekerja 21 43.8%
Total 48 100.0%
3. Status Gizi Anak Usia Prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi
Dalam penelitian ini status gizi dihitung berdasarkan IMT yaitu BB/TB
anak dibedakan menjadi 4 yaitu status gizi sangat kurus, kurus, normal
dan lebih atau gemuk. Hasil analisis status gizi anak usia prasekolah
dapat disajikan pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Ststus Gizi Anak Usia Prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi
Status Gizi Anak Jumlah Persentase
Tidak Baik 6 12.5%
Baik 42 87.5%
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Usia
Prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi
Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk
menganalisis hubungan status pendidikan ibu dengan status gizi anak
dengan menggunakan uji chi square. Adapun hasilnya dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Usia Prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi
Pendidika
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
0,000 Rendah 5 62,5% 3 37,5% 8 100%
Tinggi 1 2,5% 39 97,5% 40 100%
2. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Usia
Prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi
Hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi anak dengan
menggunakan uji chi square, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5
berikut ini.
Tabel 5. Distribusi Status Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Usia Prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi
Pekerjaa
n Ibu
Status Gizi Anak
Total p value
Tidak Baik Baik
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
0,037 Tidak
6 PEMBAHASAN
1. Pendidikan Ibu
Hasil analisis diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu dari
anak usia prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi
mayoritas berpendidikan tinggi yaitu lulusan SMA. Tingkat
pendidikan ibu yang termasuk kategori tinggi, diharapkan ibu
mempunyai pengetahuan yang baik, sehingga ibu dapat
memberikan pola makan yang baik kepada anak usia prasekolah
dan anak mempunyai status gizi baik. Ibu yang mempunyai
pengetahuan gizi yang baik maka status gizi anaknya baik, tetapi
jika seorang ibu tidak mempunyai pengetahuan gizi maka dapat
mempengaruhi status gizi anak menjadi buruk. Ibu berpendidikan
tinggi dikarenakan mereka tinggal di daerah kota bear yaitu
Surakarta yang lengkap dan mudah untuk memenuhi taraf
pendidikannya dari pendidikan usia dini sampai taraf perguruan
tinggi bahkan pascasarjana.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari
Kristianti (2013), dimana mayoritas ibu berpendidikan tinggi
sehingga mereka memiliki kecenderungan mempunyai
pengetahuan yang luas dan mudah menangkap informasi baik dari
pendidikan formal yang mereka tempuh maupun dari media massa
(cetak dan elektronik) untuk menjaga kesehatan anak dalam
menjadi lebih optimal. Pendidikan formal ibu akan mempengaruhi
status gizi anak, semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin
tinggi kemampuan ibu untuk menyerap pengetahuan secara praktis
dan pendidikan formal terutama melalui media massa terkait
tentang gizi, sehingga ibu akan lebih memperhatikan pemberian
gizi kepada anak mereka agar status gizi anak tetap terjaga dengan
baik.
2. Pekerjaan Ibu
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa mayoritas
ibu dari anak usia prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi
tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan ibu akan berpengaruh
pada faktor ekonomi yang mempengaruhi taraf hidup, dan
pengalaman ibu yang mempengaruhi gaya hidup dalam keluarga,
namun jika seorang ibu bekerja kurang lebih 8 jam di luar rumah
maka seorang ibu kurang mengetahui makanan apa saja yang
dikonsumsi anak. Pekerjaan ibu yang terlalu sibuk mempengaruhi
tingkat status gizi seorang anak. Sebaliknya jika seorang anak yang
ibunya dirumah maka status gizinya lebih baik daripada setatus
gizi seorang anak yang ditinggal ibunya bekerja 8 jam sehari.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari
Linda dan Hamal (2011), dimana hasil penelitiannya diketahui
8 memperhatikan masalah asupan gizi yang seimbang untuk anak
sehingga anak mempunyai status gizi yang baik.
3. Status Gizi Anak Usia Prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi karakteristik
responden menurut status gizi anak diketahui bahwa mayoritas
anak usia prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi
mempunyai status gizi baik. Status gizi anak baik, salah satunya
dapat disebabkan karena faktor pengetahuan ibu. Semakin baik
pengetahuan ibu maka status gizi anak semakin baik pula. Hal ini
berarti anak usia prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi
telah mendapatkan kecukupan gizi dari makanan yang mereka
konsumsi. Menurut Almatsier (2003) status gizi yang baik atau
optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang
digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara
umum pada tingkat semaksimal mungkin.
4. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Usia Prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi
Berdasarkan hasil analisis chi square diketahui bahwa ada
hubungan status pendidikan ibu dengan status gizi anak usia
prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi yang didukung
berpendidikan tinggi yaitu SMA dengan status gizi anak baik. Hal
ini berarti para ibu dari anak usia prasekolah di TK Kelurahan
Sangkrah Semanggi dengan pendidikan yang tinggi mereka dapat
lebih mengetahui dan lebih cepat memahami berbagai macam
informasi termasuk tentang gizi untuk anak mereka. Para ibu dapat
membuat variasi makanan agar anak selalu mempunyai nafsu
makan yang tinggi dan terpenuhi gizi seimbang, sehingga
anak-anak mempunyai status gizi baik atau normal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari
Linda dan Hamal (2011), dimana ada hubungan yang bermakna
antara pendidikan orang tua dengan status gizi balita. Hal ini
didukung dengan ibu yang mayoritas berpendidikan rendah
(40,7%) yang didukung dengan status gizi anak baik (21,7%).
Begitu juga sejalan dengan hasil penelitian dari Astuti dan
Sulistyowati (2013) dimana ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak di TK ABA Jowah
dan SD Muhammadiyah Sangonan IV Godean, Sleman,
Yogyakarta. Tingkat pendidikan formal ibu mayoritas lulusan
SMA dan didukung dengan status gizi anak termasuk normal atau
10 5. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Usia Prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi
Berdasarkan hasil analisis chi square diketahui bahwa ada
hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi anak usia
prasekolah di TK Kelurahan Sangkrah Semanggi yang didukung
hasil analisis tabulasi silang diketahui bahwa mayoritas ibu tidak
bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga dengan status gizi
anak baik. Ibu yang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah
tangga biasa, maka ibu dapat lebih fokus untuk memperhatikan
status gizi anak mereka.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari
Linda dan Hamal (2011), dimana ada hubungan yang bermakna
antara status pekerjaan orang tua dengan status gizi balita. Hal ini
didukung dengan ibu yang mayoritas tidak bekerja (97,7%) yang
didukung dengan status gizi anak baik (21,7%).
SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Karakteristik ibu dari anak usia 4-6 tahun di TK Kelurahan
Sangkrah Semanggi mempunyai tingkat pendidikan tinggi
2. Status gizi anak pada usia prasekolah usia 4-6 tahun di TK
Sangkrah Semanggi termasuk ke dalam kategori baik
(87,5%).
3. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi
pada anak prasekolah usia 4-6 tahun di TK Pelangi
Kelurahan Sangkrah Semanggi (p value = 0,000).
4. Ada hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi pada
anak usia prasekolah di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah
Semanggi (p value = 0,037).
B. Saran
1. Bagi ibu diharapkan lebih memperhatikan status gizi anak
dengan lebih menambah berbagai macam pengetahuan
tentang gizi sehingga anak dapat dipertahankan status
gizinya yang normal dengan asupan gizi yang lebih
seimbang dan lebih memperbaiki gizi anak sesuai dengan
pedoman gizi seimbang dikarenakan masih ditemukan anak
dengan obesitas pada penelitian ini. Ibu-ibu diharapkan
dapat mempergunakan sekitar pekarangan mereka untuk
beternak ayam, memelihara ikan, atau menanam sayuran,
kemudian hasilnya dapat dinikmati oleh keluarga terutama
agar dapat mempertahankan status gizi anak balita dengan
menggunakan dana swadaya masyarakat atau bantuan pihak
12 2. Bagi Dinas Kesehatan Setempat, diharapkan dapat
bekerjasama dengan Puskesmas Sangkrah untuk dapat
memberikan tambahan pendidikan gizi bagi keluarga
terutama ibu yang berkaitan dengan anak balita melalui
kegiatan posyandu atau kegiatan PKK.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih lanjut meneliti
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak selain
tingkat pendidikan, pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu
karena masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi
status gizi anak seperti faktor internal (genetik), faktor
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi. Untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia. Jilid II. Jakart: Dian Rakyat.
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Apriadji. 1996. Gizi Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Asmuni Rachmat, 1991. Overview Epidemiologi Gizi.
Astuti, W. 2011. Ilmu Gizi dalam Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Arisman. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Azrul Azwar,2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Depan.
Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan. PT.
Binarupa Aksara, Jakarta.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI.2012. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Depkes RI. 2002. Pemantauan Pertumbuhan Balita.Jakarta: Direktorat Gizi Depkes RI.
Ernawati A. 2006. Hubungan faktor sosial ekonomi , higiene sanitasi lingkungan, tingkat konsumsi, dan infeksi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun di Kabupaten Semarang tahun 2003 (Tesis). Semarang: Program Pascasarajana Magister Gizi Masyarakat Universitas Diponegoro.
Gibson Rosalind S, 2005. Priciples of Nutritional Assessment (2nd edition). Oxford University Prees, New York. Hlm 155-
Handayani, wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Buku Ajar Keperawaatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Khomsan, A. 2012. Ekologi Masalah Gizi, Pangan, Dan Kemiskinan. Bandung: Alfabeta.
Kristianti. 2003. Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan Ibu dengan Status
Gizi Anak Usia 4-6 Tahun di TK Salomo Pontianak. USU
Linda, Ony dan Dian Kholika Hamal. 2011. Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Serta Pola Asuh dengan Status Gizi Balita di Kota dan Kabupaten Tangerang, Banten. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta. 2011: 134-141.
Luciasari, Erna dan Joko Susanto. 1995. Penelitian Gizi dan Makanan. Bogor: Pustlitbang Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Munthofiah, Siti. 2008. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Fadil Oenzil dan Asterina. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2)
Saidin, dkk. 1998. Hubungan Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi Belajar. Penelitian Gizi dan Makanan. Bogor. Puslitbang.
Santoso, S dan Ranti, A. Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sediaoetama, A.D., 2006. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1. Jakarta: Dian Rakyat.
Silvia Akbariny. 2000.Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Balita Usia 2-3 Tahun. Jurusan Kesehatan Masyarakat: Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Soetjiningsih, 2002. Gizi Untuk Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran Anak.
Soekiman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas: Jakarta
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sulistyowati. 2013. Hubungan Status Gizi Anak di TK ABA Jowah dan SD Muhammadiyah Sangon IV Godean, Sleman, Yogyakarta. (KTI).
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Supariasa, ID Nyoman dkk. 2002. Penilaian Status Gizi Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sutrisno Bambang, 1986. Pengantar Metode Epidemiologi, Dian Rakyat, Jakarta.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta:ANDI.
WHO. 2008. Worldwide prevalence of anemia 1993-2005.
Yudesti I, Priayotno, N. 2012. Perbedaan Status Gizi anak Sd kelas IV dan V di SD Unggulan (06 Pagi Makasar) dan SD Non Unggulan (09 Pagi Pinang Ranti) Kecamatan Makasar Jakarta Timur Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2012; 5(1): 1-5.
Yuliana.2004. Pengaruh Gizi, Pengasuhan, dan Lingkungan terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Bogor:IPB