• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh :

PARYANTO NIM. X 4709106

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

PARYANTO NIM. X 4709106

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

iii

Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan

Kabupaten Banjarnegara ” ini telah diajukan untuk memenuhi Tugas Penelitian

Tindakan Kelas Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas

Maret Surakarta Tahun 2010.

Solo, Januari 2011

Peneliti

Paryanto

NIM. X 4709106

Dosen Pembimbing I PKM Dosen Pembimbing II PKM

Dra. Ismaryati, M.Kes Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at

Tanggal : 17 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ___________

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd.M.Or ___________

Anggota I : Dra. Ismaryati, M.Kes. ___________

Anggota II : Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes. ___________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

(5)

v

BANTU BALON PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan alat bantu

balon dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan

Kulon, Susukan, Banjarnegara, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan

Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research) yang dilakukan 2 siklus dalam 4 kali pertemuan. Subjek

penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan

Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 21 siswa, putra 14 dan putri 7.

Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini adalah

lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa.

1) Hasil belajar lompat jauh

Sumber data siswa, teknik yang digunakan berdasarkan pengalaman, alatnya

berupa tes lompat jauh.

2) Pembelajaran lompat jauh

Sumber data kejadian pada saat kegiatan belajar mengajar, teknik yang

digunakan berdasarkan pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.

3) Penggunaan alat bantu

Sumber data penggunaan balon dan tali, teknik yang digunakan berdasarkan

pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.

4) Penggunaan alat pembelajaran

Sumber data halaman atau lapangan, bak lompat jauh, teknik yang digunakan

berdasarkan pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar lompat jauh dengan

menggunakan alat bantu balon dapat meningkatkan semangat siswa, antusias

(6)

vi

Paryanto, THE EFFORT TO IMPROVE THE RESULT STUDY IN LONG JUMP LEARNING BY USING BALLON MEDIUM OF THE FIFTH YEAR STUDENTS ELEMENTARY SCHOOL 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, June 2011.

The aim of this research in how for to apply the improving result study by

using ballon medium of the fifty year Elementary School 1 Panerusan Kulon

Susukan Banjarnegara, especially Physical Education, Healthy and sport lessons.

The methode of this research use The Classroom Action Research which

done 2 cycles in 4 meetings. The subjectives of the research is the fifth year

studens of SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara in academic year

2010/2011 which the total of the students : 21 persons consits of the fourteen boys

and seven girls. The instruments of the research are used to take the data’s

research are sheets of observation papers, questionnaire and practical work test.

1) The Result Long Jump Study

The resources data’s students tehnique which is used based on observation,

the equipment of the form long jump test.

2) The Learning

The resources of the data abouth event activitles learning and teaching,

tehnique which is used based on observation, the form equipment sheet of

observation papers.

3) The Function of Medium Equipment/Instrument

The resources of data the function of balloon and rope, tehnique which is

used based on observation papers.

4) The function od instrument learning.

The resources data the yard or the field, long jump square, tehnique wich is

used based on observation, the form of equipment/instrument sheet of

observation papers.

The result of this research show us that result of the study about long jump

by using medium instrument or equipment “ballons” can improve, support,

enthusiastic and increase learning of the students.

(7)

vii

Pengalaman adalah guru yang paling baik.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

SD Negeri 1 Panerusan Kulon

Bapak dan Ibu tercinta

Istri dan anak tersayang

Dosen-dosen Pembimbing

Dra. Ismaryati, M.Kes, Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes

Teman sejawat JPOK FKIP UNS Penjaskesrek Angkatan 2009

(9)

ix

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan PTK ini.

Disadari bahwa penulisan PTK ini banyak mengalami hambatan, tetapi

terkait bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin

penulisan skripsi.

2. Dra. Ismaryati, M.Kes dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes selaku dosen

pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.

3. Kepala SD Negeri 1 Panerusan Kulon, UPT Dindikpora Kecamatan Susukan

Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Teman-teman mahasiswa PPKHB kelompok V Banjarnegara yang telah

membantu penelitian.

5. Siswa-siswi SD Negeri 1 Panerusan Kulon, UPT Dindikpora Kecamatan

Susukan Kabupaten Banjarnegara yang telah berpartisipasi dalam penelitian

ini.

6. semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat

disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Banjarnegara, Juni 2011.

(10)

x

DAFTAR ISI

JUDUL ...

PENGAJUAN ...

PERSETUJUAN ...

PENGESAHAN ...

ABSTRAK ...

MOTTO ...

PERSEMBAHAN ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ...

B. Perumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian ...

BAB II. LANDASAN TEORI ... A. Tinjauan Pustaka ...

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...

C. Kerangka Berpikir ...

D. Hipotesis Tindakan...

BAB III. METODE PENELITIAN ...

A. Tempat dan Waktu ...

B. Subjek Penelitian ...

C. Sumber Data ...

(11)

xi

A.Hasil Penelitian ...

B.Pembahasan ...

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A. Simpulan ...

B. Implikasi ...

C. Saran-saran...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ... 32

44

48

48

48

48

50

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel :

1. Alat Pengumpulan Data ...

2. Hasil Penilaian Lompat Jauh Siswa Kelas V SDN 1 Panarusan Kulon

Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ...

3. Perbandingan Hasil Tes Lompat Jauh Siswa Kelas V SDN 1 Panarusan Kulon

Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ... 20

42

(13)

xiii

1. Bagan Kerangka Berpikir ...

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas...

3. Permainan Lompat Melewati Balon...

4. Mengambil Awalan dan Tolakan...

5. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Balon...

6. Sikap dari Awalan Sampai Mendarat...

7. Permainan Lompat Melewati Balon...

8. Cara Mengambil Awalan dan Tolakan...

9. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Balon...

10. Sikap dari Awalan Sampai Mendarat...

18

22

21

25

26

26

28

29

29

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Surat Ijin Penelitian ...

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...

4. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ...

5. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ...

6. Lembar Pengamatan ...

7. Lembar Pengamatan Siklus I Pertemuan 1 ...

8. Lembar Pengamatan Siklus 2...

9. Absen Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon ...

10. Daftar Hasil Lompatan...

11. Rentang Hasil Lompatan ...

12. Penilaian Psikomotorik ...

12. Daftar Nilai Siswa Bulan Maret (Kondisi awal)...

13. Daftar Nilai Siswa Bulan April (Siklus I) ...

14. Daftar Nilai Siswa Bulan Mei (Siklus II)...

15. Dokumen Penelitian ... 52

53

66

79

82

85

88

91

94

95

96

97

98

99

100

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses

pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.

Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan sektor lain yang saling berkaitan satu dengan

lainnya dan berlangsung secara berkelanjutan (Oemar Hamalik, 2009:1).

Pendidikan memiliki peran yang sentral bagi upaya pengembangan

sumber daya manusia. Adanya peran yang demikian, isi dan proses pendidikan

perlu dimutakhirkan sesuai dengan kemajuan ilmu dan kebutuhan masyarakat.

Implikasinya, jika pada saat ini masyarakat Indonesia dan dunia menghendaki

tersedianya sumber daya manusia yang memiliki seperangkat kompetensi

berstandar nasional dan internasional, maka isi dan poses pendidikannya perlu

diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut (Fatah Syukur, 2005:45).

Peningkatan keberhasilan kegiatan pembelajaran menjadi indikator

utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan tidak dipungkiri bahwa

komponen utama kegiatan itu adalah staf pengajar (guru). Guru mampu memilih

dan menggunakan strategi yang tepat agar siswa dapat aktif dalam belajar dan

menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Guru memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan

pembelajaran. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru harus

senantiasa berusaha mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah

dimilikinya ketika mempelajari materi standar. Sebagai pengajar, guru harus

memiliki tujuan yang jelas, membuat keputusan secara rasional agar siswa

memahami ketrampilan yang dituntut oleh pembelajaran (E. Mulyasa, 2009:40).

Dalam proses belajar mengajar, antara guru dengan siswa diperlukan

adanya interaksi. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan berproses

yang berorientasi pada suatu tujuan yang ingin dicapai dan tujuan itu harus

(16)

2

mengarah pada perubahan tingkah laku yang merupakan bagian dari tujuan

pendidikan sehingga semua kegiatan belajar mengajar diarahkan pada suatu

tujuan. (Fatah Syukur, 2005:33).

Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya

meningkatkan minat dan hasil belajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Olahraga baik yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun penyelenggara

pendidikan seperti dengan melatih guru-guru untuk menggunakan metode, model,

maupun teknik mengajar yang cocok dan menyenangkan misalnya dalam seminar,

workshop, diklat maupun Kegiatan Kelompok Kerja Guru namun setelah

pelatihan ataupun workshop banyak guru yang kembali mengajar ke cara lama

yaitu berpusat pada guru (teacher centered) sehingga hasil yang dicapai masih

belum memuaskan dan belum ada peningkatan hasil belajar yang signifikan, yang

relatif disebabkan oleh motivasi yang masih kurang dalam belajar Pendidikan

Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.

Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas pada mata

pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, lebih disebabkan oleh

metodologi yang digunakan guru dalam mengajar. Hal tersebut berakibat pada

respon siswa. Metode pembelajaran yang menyenangkan akan menyebabkan

siswa sangat antusias saat mengikuti proses pembelajaran sehingga kelas terlihat

kondusif, aktif dan menyenangkan. Namun keberhasilan guru dalam mengelola

proses pembelajaran sebagaimana di atas tidak selalu berjalan sinergis dengan

keadaan saat proses evaluasi.

Para siswa telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima di

kelas sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih

belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan

pelajaran baru.

Belajar bermakna menuntut adanya konteks pembelajaran yang

muncul di lingkungan tempat tinggal siswa, hal ini dapat dilakukan dengan jalan

mengajak siswa belajar di luar kelas atau mengajak mereka mendekati sumber

belajar. Maksudnya agar diperoleh ide-ide, dan masalah-masalah yang dapat

(17)

membantu siswa dalam proses berpikir dan pada gilirannya siswa aktif dalam

belajar. Pada dasarnya siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah-masalah

yang dia dapatkan sesuai dengan konsep materi yang dipelajari.

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan

menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak

bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode

menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas serta situasi

kelas (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:77).

Hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SD Negeri 1 Panerusan

Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara khususnya dalam kegiatan

belajar mengajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, terlihat bahwa

kemampuan siswa dalam melakukan gerakan olehraga masih rendah. Dalam

kegiatan pembelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar baik

pada saat teori maupun praktik. Siswa yang kemampuannya kurang, terlihat

belum mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini ditandai

dengan keengganan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Siswa juga terlihat kurang serius dalam mempraktikan gerakan yang telah

dicontohkan oleh guru. Pada saat pembelajaran di dalam kelas, keaktifan siswa

terlihat masih kurang seperti pada saat diskusi maupun tanya jawab. Selain itu,

tugas yang diberikan oleh guru masih dirasa sulit sehingga siswa tidak

mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga masih menekankan pada

konsep-konsep yang terdapat di dalam buku dan juga belum memanfaatkan media

pembelajaran secara maksimal.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengambil judul

(18)

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah alat bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar

lompat jauh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Panerusan Kulon an Susukan

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?”. Alat bantu balon dalam penelitian ini

digunakan dengan balon yag diletakan di tanah dengan jarak 75 cm siswa

melompati satu persatu. Yang dimaksud dengan lompat jauh dalam penelitian ini

adalah lompat jauh gaya jongkok.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum :

Meningkatkan hasil belajar lompat jauh siswa kelas V SD Negeri 1

Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun

pelajaran 2010/2011.

2. Tujuan Khusus :

Meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri

1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011

menggunakan alat bantu balon.

D. Manfaat Peneliitan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah,

guru, dan para siswa :

1. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan masukan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

yang baik, khususnya bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan

(19)

Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran

2010/2011.

2. Bagi Guru

Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan alat bantu balon sebagai salah

satu media yang dapat membantu guru dalam membelajarkan ketrampilan dan

kemampuan siswa sehingga dalam diri siswa akan tumbuh hasil belajar

khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.

3. Bagi Siswa

Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar lebih

mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan

pelajaran baru, disamping itu siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran

(20)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga a. Pengertian Pembelajaran

Sebelum membahas konsep pembelajaran, maka terlebih dahulu

kita mengetahui konsep belajar itu sendiri. Belajar ialah suatu proses atau

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Menurut Oemar Hamalik (2009:45), belajar mengadung

pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku. Belajar

meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan kebiasaan,

persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam

ketrampilan dan cita-cita.

Sementara itu, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:

10) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan, artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah

laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap,

bahkan meliputi segenap aspek organisme atau belajar.

Dalam kegiatan belajar harus didapat didalamnya suatu tanda atau

ciri, sehingga seseorang dikatakan belajar. Karena ada seseorang dikata

belajar tetepi justru yang terjadi adalah bermain. Walaupun ada pemahan

tentang belajar sambil bermaian atau bermain sambil belajar. Untuk itu

satu kegiatan dapat dikategorikan belajar harus mempunyai ciri-ciri

tertentu. Kegiatan belajar memiliki ciri-ciri, seperti:

1) Siswa berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan tercapainya tujuan

instruksional. Berperan aktif dalam proses belajar mengajar bukan

berarti cukup mendengarkan saja dan bersikap diam untuk

(21)

mengganggu melainkan didalamnya ada proses memperhatikan, mau

bertanya, mencoba dan memberikan tanggapan terhadap permasalahan

pelajaran yang timbul berasal dari siswa maupun dari guru itu sendiri.

Dengan sikap aktif akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar.

2) Adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan. Keputusan siswa

terhadap lingkungan terhadap mengakibatkan terhentinya proses

pemahaman terhadap materi ajar yang menjadi objek dalam

pembelajaran, sehingga proses itu harus berjalan melalui bermacam

penggalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan

tertentu. Pengalaman belajar bersumber dari suatu kebutuhan dan

tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara

berkesinambungan.

3) Belajar merupakan proses berkelanjutan hingga mendapat pengertian

yang mendalam, sehingga hasil belajar itu diterima oleh peserta didik

apabila memberi kepuasan pada kebutuhanya dan berguna serta

bermakna baginya. Kebermaknaan dalam belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam

pengertian pemecahan suatu masalah berpikir, ketrampilan, kecakapan,

kebiasaan, ataupun sikap.

4) Mengembangkan kemampuan siswa kearah lebih maju dan baik, hasil

belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah,

jadi tidak sederhana dan statis.

Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Kurikulum dan

Pembelajaran” (2009:57), mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran

terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium.

Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide, film,

(22)

8

kelas, perlengkapan audio visual juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal

dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Ada ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu

(Oemar Hamalik, 2009:66):

1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang

merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana

khusus.

2) Kesalingtergantungan (interdependence) antara unsur-unsur sistem

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat

esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada

sistem pembelajaran.

3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak

dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat

oleh manusia dan sistem alami (natural).

Dimyati dan Mudjiono (2009:18) menjelaskan pola hubungan

tujuan pembelajaran, proses belajar dan hal ikhwal yang terjadi pada siswa

dalam rangka kemandirian, yaitu:

1) Guru membuat desain instruksional dan memandang siswa sebagai

partner yang memilikia asas emansipasi diri menuju kemandirian.

Guru menyusun rencana pembelajaran.

2) Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses

pembelajaran.

3) Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tujuan

pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa

menurut pandangan dan rumusan guru.

4) Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru di

kelas. Tindak pembelajaran tersebut menggunakan bahan belajar.

Wujud bahan belajar tersebut adalah berbagai bidang studi di sekolah.

5) Proses belajar merupakan hal yang dialai oleh siswa, suatu respon

(23)

Dalam proses belajar tersebut, guru meningkatkan

kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya.

6) Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar tersebut

terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa

dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut

bermanfaat bagi guru dan siswa.

7) Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program

belajar sendiri. Dalam penyusunan program belajar mandiri tersebut,

sedikit banyak siswa berlaku secara mandiri.

b. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga merupakan salah

satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Pendidikan Jasmani,

Kesehatan dan Olahraga mengajarkan tentang teknik dasar olahraga dan

kesehatan sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa

bagaimana cara berolahraga yang baik dan hidup sehat. Rumusan

pendidikan jasmani menurut Biro Pendidikan Jasmani Kementerian

Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (1961) yang dikutip oleh Sunaryo

Basuki, 1979:4) adalah :

“Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan

potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi

bentuk, isi dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan

cita-cita kemanusiaan”.

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga menurut Sunaryo

Basuki (1979 : 5) antara lain :

1) Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan

2) Dengan cara yang tepat, maka fungsi jantung, paru-paru, sistem

peredaran darah dan organ-organ penting lainnya akan menjadi baik.

Otot-otot akan berkembang dalam kekuatan besar dan tonusnya.

Pengaruh kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan kelainan

(24)

10

demikian, kegiatan olahraga yang dilakukan oleh siswa akan

merangsang pertumbuhan organ-organ secara menyeluruh dan

mencapai perkembangan yang optimal.

3) Meningkatkan kesegaran jasmani

4) Dengan pertumbuhan organ-organ tubuh secara menyeluruh dan baik,

maka siswa akan mampu melakukan kegiatan yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari yang merupakan gerakan-gerakan dasar

manusia, seperti berjalan, berlari, melompat, mengangkat, mendorong,

memanjat dan lain-lain yang memerlukan modal kemampuan baik

fisik berupa kecepatan, daya tahan, kekuatan dan kelincahan

5) Menanamkan kehidupan yang sehat

6) Kesehatan adalah kemampuan organisme manusia menanggung

usaha-usaha penyesuaian, kemampuan melakukan tugas, menahan

lelah dan cepat pemulihannya. Kesehatan diartikan dengan

perkembangan organik. Individu yang sehat adalah individu yang

memiliki tenaga fisik, bebas dari gangguan fisi yang dapat

disembuhkan, bebas dari ketegangan otot yang melemahkan

mekanisme gerakan badan manusia, mampu menghasilkan puncak

prestasi kegiatan yang memerlukan kecepatan, kekuatan, daya tahan

dan kelincahan. Kesehatan yang maksimal memungkinkan

menghasilkan efisiensi tubuh yang tinggi.

7) Meningkatkan ketangkasan/ketrampilan

8) Ketangkasan / ketrampilan merupakan penguasaan gerak secara tepat.

Ini hanya dapat diperoleh dengan melakukan gerakan secara

berulang-ulang. Gerakan sudah mencapai taraf gerakan yang dilakukan secara

otomatis dengan efisiensi dan kecermatan yang tinggi.

9) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan.

10) Selain harus menguasai ketrampilan teknis dalam cabang olahraga

juga harus memasuki peraturan-peraturannya, mengetahui alat-alat

dan perlengkapannya, fungsi latihan dan kegiatan olahraga pendidikan

(25)

mengartikan secara tepat suatu situasi, kemampuan berfikir dan

kemampuan memecahkan masalah serta kemampuan mengambil

keputusan yang tepat. Penggunaan taktik dalam permainan atau

pertandingan berarti akan meningkatkan kemampuan-kemampuan

tersebut.

11) Menanamkan ras sosial, kehidupan yang kreatif dan rekreatif.

12) Olahraga yang baik berfungsi untuk mengembangkan emosional,

perkembangan dorongan-dorongan yang terdapat dalam diri manusia

yang menghasilkan perbuatan. Jika dorongan emosi berkembang

dengan semestinya dan dalam penguasaan, maka akan dapat

menimbulkan perbuatan-perbuatan kreatif yang bermanfaat bagi

masyarakat, bukan perbuatan yang anti sosial. Dengan melakukan

berbagai latihan dan kegiatan olahraga, diharapkan siswa akan dapat

mengambil nilai-nilai baik yang terdapat dalam cabang olahraga yang

dihayati. Pada taraf lebih lanjut, akan menumbuhkan kegemaran

berolahraga pada diri siswa sehingga olahraga menjadi hobi dan sudah

merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di sela-sela

pekerjaannya. Hal ini mempunyai nilai rekreatif untuk mengisi waktu

luang.

13) Menanamkan budi pekerti luhur.

14) Dengan berolahraga, maka dapat memupuk sifat-sifat yang baik

sehingga akan menanamkan landasan yang kuat bagi terbentuknya

akhlak atau budipekerti yang luhur.

c. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar

1) Program kegiatan olahraga di sekolah dasar

Salah satu pengajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan di tingkat sekolah dasar adalah atletik. Program pendidikan

jasmani dan olahraga meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut

(Sunaryo Basuki, 1979:202):

(26)

12

b. Permainan anak-anak

c. Atletik ringan

d. Bermain

e. Senam

f. Renang, gerak jalan, baris berbaris, kemah, karyawisata, bela diri

dan lain-lain.

g. Penilaian dan test kesegaran jasmani.

Peranan guru sangat penting dalam penyusunan program

kegiatan ini. Dengan fasilitas dan alat-alat olahraga yang serba

terbatas, guru harus dapat menysusun program dan merangkai bahan

pelajaran yang sebaik-baiknya. Program kegiatan disusun untuk setiap

kelas selama satu tahun pelajaran. Supaya ada

kesinambungan/kontinuitas, program kegiatan sebaiknya disusun oleh

semua guru dengan pimpinan kepala sekolah.

2) Pelaksanaan program pengajaran

Pada umumnya, penyajian pelajaran olehraga termasuk

penyajian pelajaran atletik mengikuti sistematika sebagai berikut

(Sunaryo Basuki, 1979:211-213):

a. Pemanasan; maksud diadakan pemanasan adalah untuk

menyiapkan secara jasmaniah maupun rokhaniah agar dapat

menerima pelajaran dengan baik.

b. Inti pelajaran yaitu macam-macam kegiatan yang diberikan untuk

mencapai tujuan khusus dari pelajaran yang diberikan pada saat itu.

Dengan demikian, jenis dan sifat latihan yang dipilih sesuai dengan

tujuan pelajaran itu sendiri.

c. Penenangan; dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi

anak-anak kepada kondisi seperti sebelum melakukan kegiatan dan

menyiapkan rokhani dan jasmani anak-anak dalam mengikuti

(27)

Pengajaran dapat dikatakan berhasil jika pelajaran berjalan

dengan lancar, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya

dan setelah pelajaran selesai, anak-anak mempunyai pengertian dan

memahami apa yang diajarkan. Oleh karena itu diperlukan

persiapan-persiapan yang cermat dan teliti oleh guru.

2. Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2003:57). Sedangkan menurut

Muhibbin Syah (2003:151), minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi,

berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam

waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan

minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan

(Slameto, 2003:57).

Minat berpengaruh besar terhadap belajar, karena apabila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia

segan-segan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan

pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan

karena minat menambah kegiatan belajar.

Nuckols dan Banducci dikutip oleh Abdul Wahib (dalam Chabib Thaha

1998:107) menulis tentang minat bagi kehidupan anak sebagai berikut:

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh, anak

yang berminat pada olahraga, maka cita-citanya adalah menjadi

olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan

fisiknya, maka cita-citanya menjadi dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai

pelajarn bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya

(28)

14

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis intensitas minat seseorang.

Meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran yang sama tapi

antara satu anak dan anak yang lainnya menjdapat jumlah pengetahuan

yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap siswa dan daya

serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat masing-masing.

d. Minat yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering terbawa seumur

hidup karena membawa kepuasan. Minat untuk menjadi guru telah

terbentuk sejak kecil sebagai misal, akan terus terbawa sampai hal ini

menjadi kenyataan. Apalagi ini terwujud, maka semua suka duka menjadi

guru tak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh

sukarela.

John A Barr (dalam Chabib thaha, 1998:108) menyoroti penyebab

perilaku anak yang kehilangan minat dalam belajarnya, yaitu :

a. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga atau bagian tubuh lainnya yang

sangat mempersulit siswa dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan

tugas.

b. Pelajaran kurang merangsang. Karena pelajaran dirasa kurang memenuhi

kebutuhan anak, maka anak cenderung merasa bosan.

c. Ada masalah atau kesulitan kejiwaan. Dalam hal ini, anak akan

menunjukan gejala yang sama di mana-mana, yakni menunjukan minat

atau memberi perhatian yang lebih besar kepada segala sesuatu di luar

kelas.

d. Ada konflik pribadi dengan guru atau dengan orang tua. Dengan sikap

seperti ini, sebenarnya ia hendak menunjukan sikap melawan mereka, jadi

sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.

3. Alat Bantu Balon

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai hasil belajar. Alat bantu

pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar

(29)

harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap

dengan mudah oleh siswa.

Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang

menarik seperti alat bantu balon, maka siswa akan merasa senang dan

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

Alat bantu balon balon dalam pembelajaran dapat mengurangi atau

menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadi salah komunikasi. Pendapat

Darhim (1985:5) menyatakan bahwa alat bantu yang penggunaannya

diintegrasikan dengan isi pengajaran yang telah tertuang dalam Garis-garis

Besar Program Pengajaran (GBPP) bertujuan untuk meningkatkan

pembelajaran. Dengan kata lain sesuai dengan perkembangan nalar siswanya,

guru harus mengusahakan agar fakta, konsep, operasi, ataupun prinsip dalam

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga itu terlihat konkret. Di jenjang

Sekolah Dasar, sifat konkret obyek Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Olahraga diusahakan lebih banyak atau lebih besar daripada jenjang yang

lebih tinggi.

Kehadiran alat bantu balon dalam pembelajaran mempunyai arti yang

cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan alat bantu balon sebagai

perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat

disederhanakan dengan bantuan alat. Alat bantu balon dapat mewakili hal-hal

yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.

Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran alat bantu

balon sehingga siswa lebih mudah mencerna bahan. Menurut Ibrahim (1986:

13) media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan pemahaman siswa sehingga dapat mendorong hasil belajar

dalam pembelajaran. Secara luas, Djamarah dan Zain (2002:136) mengartikan

media sebagai manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa

(30)

16

Alat bantu dapat berfungsi sebagai alat peraga, Alat bantu Pendidikan

Jasmani, Kesehatan dan Olahraga lebih cenderung disebut alat peraga

(Darhim, 1985:6) yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi

pengajaran yang telah dituangkan dalam Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP) bidang studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga

dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Alat bantu

dapat menjadi jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak. Demikian pula

dengan alat bantu Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga diperlukan

sekali, meskipun tingkat intelegensi maupun bakat siswa tinggi sebab akan

membuat siswa lebih cepat sampai pada ide yang sedang dijelaskan,

dibandingkan dengan tanpa menggunakan alat peraga. Namun demikian

membuat alat bantu hendaklah disesuaikan dengan materi yang diajarkan agar

siswa lebih mudah memahami materi tersebut, serta disesuaikan dengan

kebutuhan siswa, karena setiap siswa hakekatnya mempunyai kebutuhan yang

berbeda. Perlu ditentukan secara khas siapa sesungguhnya siswa yang dilayani

dengan alat bantu.

Pemilihan alat bantu balon dalam pembelajaran lompat jauh dengan

pertimbangan pemikiran sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat meminimalkan verbalisme

pada siswa.

b. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat menguatkan konsep supaya

melekat, mengendap, dan tahan lama sebagai dasar pola pikir selanjutnya.

c. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran.

d. Penyajian pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga

dengan alat bantu balon dapat mengubah siswa yang semula sebagai obyek

kegiatan mengajar menjadi subyek dan berperan aktif dalam proses

(31)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Hindri Patwati (2002) yang berjudul Perbedaan Pembelajaran

Model Bermain Dengan Non Bermain Pada Peningkatan Kemampuan Gerak

Dasar Lompat Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tarakanita, Bumiijo.

Pembelajaran atletik dengan model bermain dan non bermain terdapat

pada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat siswa

kelas V.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini memfokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon

pada siswa SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT Dindikpora Kecamatan Susukan

Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. Hasil pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimal

tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, fasilitas dan

metode mengajar.

Bermain atau permainan dapat menjadi pendekatan metode

pembelajaran. Ini dikarenakan permainan dapat membuat siswa senang, tertarik

terhadap materi, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan melalui

pendekatan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik yang

akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan bermain dalam

pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola diharapkan dapat mengoptimalkan

pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran, dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan dari pembelajaran

akan tercapai dengan mudah.

Untuk memperjelas kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan

(32)

18

[image:32.595.114.515.104.437.2]

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah di

kemukakan di atas dapat di rumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Alat

bantu balon diduga dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat jauh pada

siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun

pelajaran 2010/2011.

Kondisi Awal

Tindakan

Tindakan Akhir

Guru belum menggunakan alat bantu balon

Dalam pembelajaran, guru menerapkan alat bantu balon

Diharapkan melalui pembelajaran dengan alat

bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh

Hasil belajar dalam pembelajaran lompat

jauh

Siklus II Melompati balon

dengan jarak 75cm – 100cm

Siklus I Melompati balon

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT.

Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan ini dilaksanakan mulai 14 Maret 2011 sampai dengan 14

Mei 2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 21 orang

yang terdiri dari siswa putra berjumlah 14 sedangkan siswa putri berjumlah 7.

C. Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data ini diperoleh dari hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan

alat bantu balon pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT.

Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.

b. Data Sekunder

Data ini berupa: RPP, Silabus, hasil observasi selama pembelajaran dan

angket.

(34)

20

[image:34.595.110.517.181.438.2]

D. Alat Pengumpulan Data

Tabel 1: Tabel Alat Pengumpulan Data

No Macam Data Sumber Data Teknik Alat

1

2

3

4

Hasil belajar lompat

jauh

Pembelajaran lompat

jauh

Penggunaan alat bantu

Penggunaan alat

pembelajaran

Siswa

Kejadian pada saat

kegiatan belajar

mengajar.

Penggunaan Balon dan

tali.

Halaman atau

lapangan, bak lompat

jauh. Pengalaman Pengamatan Pengamatan Pengamatan Tes lompat jauh Lembar observasi Lembar observasi Lembar Observasi 1. Observasi

Observasi sebagai alat pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip Sugiyono (2009 : 145),

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis. Alat pengumpulan data dengan

observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang

diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009:145). Observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi berperan serta dimana peneliti terlibat

langsung dengan kegiatan orang-orang yang sedang diamati atau sumber data

penelitian.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

(35)

2006:150). Penggunaan metode tes dilakukan pada setiap pertemuan kedua

dari masing-masing siklus. Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi

pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:99).

3. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata “dokumen” yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,

2006:158). Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang berkaitan

dengan keadaan siswa dan prestasi belajar dari masing-masing individu

sebelum maupun sesudah dilaksanakannya tindakan penelitian.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa lembar observasi,

angket siswa dan tes hasil belajar.

1. Analisis Data Lembar Observasi

Data Observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan

peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan secara deskriptif

pada hasil penelitian.

2. Analisis Data Angket

Setiap butir pertanyaan angket dikelompokkan sesuai aspek yang diamati,

kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil skor yang

diperoleh diprosentase dan dikategorikan sesuai dengan jawaban hasil angket

pendapat siswa.

3. Analisis Tes hasil Belajar

Hasil tes belajar yang dilakukan dengan tes praktik pada akhir siklus, dihitung

nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang

(36)

22

F. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.

Menurut Pardjono, dkk (28:27), penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahap

yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Keempat tahapan dalam

penelitian ini membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan

[image:36.595.125.493.297.621.2]

sampai dengan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam

gambar sebagai berikut:

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan

atau Action Plan. Perencanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian,

kolaborator, metode dan strategi mengajar, instrument monitoring dan lain-lain.

Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan oleh

Masalah

Observasi II

Refleksi II

Rencana II Pelaksanaan Siklus II

Observasi I

Refleksi I Pelaksanaan

Siklus I

Rencana I

(37)

guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa.

Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses

belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh

peneliti ataupun kolaborator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu

yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang memantau terjadinya

perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang

tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan.

Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses

pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap

refleksi. Pengamatan dilakukan secara cermat dan harus dirancang sebelumnya

dengan baik. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator.

Dampak tindakan terhadap siswa adalah siswa menjadi fokus terhadap penelitian.

Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti,

kolaborator dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan

pada akhir siklus dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada rencana

tindakan dan dibuat kembali rencana tindakan yang baru untuk

diimplememtasikan pada siklus berikutnya.

Keempat tahapan dalam penelitian membentuk sebuah siklus. Setiap

siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus

tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap

selesai bila mana permasalahan dalam pembelajaran lompat jauh dengan

menggunakan alat bantu balon sudah dipecahkan. Berikut penjelasan

kegiatan-kegiatan dalam siklus pada penelitian tindakan ini:

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

1) Perencanan waktu tindakan kelas

2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan

3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi)

4) Pembuatan RPP

(38)

24

b. Tindakan

1) Pendahuluan

Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa

Ø Apersepsi

Ø Memimpin pemanasan

2) Kegiatan Inti

(a) Games (permainan)

Ø Permainan pertama lompat melewati balon yang diikat dengan

menggunakan tali yang diletakkan di atas tanah tersusun lurus.

Permainan lompat melewati balon dapat digambarkan sebagai

[image:38.595.233.420.378.480.2]

berikut:

Gambar 3. Permainan lompat melewati balon.

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik

masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan

nama binatang untuk kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing

kelompok menghadap balon.

- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya

(39)

- Cara lompat melewati balon adalah sikap awal berdiri kaki

kangkang (secukupnya), kemudian siswa melompati balon dari

balon satu ke balon yang lain dengan jarak antar balon 50 cm.

Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.

(b) Teknik lompat jauh

Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai

[image:39.595.227.421.284.387.2]

berikut:

Gambar 4. Cara mengambil awalan dan tolakan

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua

kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya

masing-masing menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan

jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima

langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki

terkuat melakukan tolakan melewati balon dan mendarat

pada bak pasir yang telah ditentukan.

Ø Tahap Tehnik melayang dan mendarat dapat digambarkan

(40)
[image:40.595.233.455.112.237.2]

26

Gambar 5. Cara melayang dan pendaratan dengan alat bantu

balon

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua

kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya

masing-masing menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan

jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian

pada balok tumpuan menolak melewati balon yang

diikatkan pada tali dengan ketinggian 30 cm kemudian

mendarat

Ø Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai berikut:

[image:40.595.230.430.595.690.2]
(41)

Keterangan:

- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai

absen untuk mengambil posisi awalan.

- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan

awalan dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah

menginjak balok tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayun

diangkat ke depan untuk membantu mengangkat titik berat

badan ke atas, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun,

kedua kaki sedikit ditekuk, kemudian sewaktu akan

mendarat kaki diacungkan ke depan.

3) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan.

c. Observasi

1) Mengamati proses pembelajaran

2) Pengisian lembar observasi

3) Mendemontrasikan pembelajaran

d. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data

dari teman, guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan

refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang

telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian

tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul

dalam pembelajaran.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

1) Konsultasi dengan guru pendidikan jasmani

(42)

28

b. Tindakan

1) Pendahuluan

Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa

Ø Apersepsi

Ø Memimpin pemanasan. 2) Kegiatan Inti

Ø Games/pembelajaran teknik Lompat jauh gaya dengan

menggunakan alat bantu balon.

Adapun macam-macam tehnik lompat jauh yang akan digunakan

[image:42.595.263.409.322.400.2]

dalam penelitian ini sama seperti siklus I:

Gambar 7. Permainan lompat melewati balon.

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik

masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan

nama binatang untuk kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing

kelompok menghadap balon.

- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya

masing-masing melakukan lompat katak.

- Cara melompat melewati balon adalah sikap awal berdiri kaki

kangkang (secukupnya), kemudian siswa melompat dari balon

ke satu ke balon yang lain dengan jarak antar balon 75 cm.

(43)

c. Tehnik lompat jauh

[image:43.595.218.411.173.266.2]

Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 8. Cara mengambil awalan dan tolakan

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak

5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah

kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat

melakukan tolakan melewati balon dan mendarat pada bak

pasir yang telah ditentukan.

Ø Tahap Tehnik melayang dan mendarat dapat digambarkan sebagai berikut:

[image:43.595.213.433.599.722.2]
(44)

30

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak

5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada

balok tumpuan menolak melewati balon dengan ketinggian 40

cm kemudian mendarat

[image:44.595.243.442.348.446.2]

-Ø Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 10. Sikap dari awalan, tolakan, melayang dan mendarat.

Keterangan:

- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai absen

untuk mengambil posisi awalan.

- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan awalan

dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah menginjak balok

tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayun diangkat ke depan

untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas melewati

balon, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, kedua kaki sedikit

ditekuk, kemudian sewaktu akan mendarat kaki diacungkan ke

(45)

4) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan.

d. Observasi

1) Mengamati proses pembelajaran

2) Pengisian lembar observasi

3) Mendokumentasikan pembelajaran

e. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data

dari teman, guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan

refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang

telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian

tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul

(46)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau

tatap muka dalam pembelajaran, tetapi lebih mengutamakan perkembangan dan

kemajuan siswa setelah mendapatkan tindakan, dalam hal ini pembelajaran lompat

jauh dengan menggunakan alat bantu balon. Pembelajaran lompat jauh dengan

dengan menggunakan alat bantu balon sistematikanya secara umum terdiri dari

pendahuluan meliputi membariskan siswa, apersepsi, menyampaikan materi dan

memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti, kegiatan inti dalam

penelitian ini terdiri dari permainan yang mengarah ke teknik awalan, tolakan,

melayang dan mendarat. Terakhir adalah penutup, yang terdiri dari membariskan

siswa, evaluasi pelajaran, doa dan pembubaran.

Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan

alat bantu balon dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, siswa mendengarkan, memahami dan

kemudian mempraktekkan. Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti,

peneliti dan observer melakukan pengamatan seluruh proses pembelajaran dengan

menggunakan format observasi yang telah disepakati. Data observasi digunakan

sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti, observer dan pamong.

Kekurangan pada siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul

lagi.

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

Perencanaan ini diawali dengan menentukan waktu tindakan, kelas

yang digunakan untuk penelitian, pencatatan tindakan dan pembuatan

RPP. Penentuan tindakan waktu ini berkaitan dengan pelaksanaan

tindakan yang dilaksanakan pada hari Selasa dan Selasa, tanggal 22 Maret

(47)

dan 29 Maret 2011, langkah selanjutnya menentukan kelas yang diberi

tindakan, kelas yang diberi tindakan adalah kelas V, dipilihnya kelas V

karena kurangnya minat dan gairah dalam mengikuti pembelajaran atletik

khususnya cabang lompat jauh.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan sarana dan prasarana

penelitian, meliputi : pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) yang memuat perencanaan pembelajaran yang akan

dilaksanakan, menyiapkan alat bantu yaitu balon yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, dan menyusun instrumen penelitian tindakan kelas berupa

lembar observasi.

b. Tindakan

Siswa dibariskan dengan formasi tiga bersaf, siswa putra disebelah

kanan siswa putri, guru mengabsen satu persatu sesuai urut absen. Dari

sejumlah 21 siswa dan dilanjutkan berdoa. Setelah berdoa guru

menjelaskan materi. Penjelasan materi lompat jauh dengan menggunakan

alat bantu balon mulai dari sikap awalan hingga posisi pendaratan. Siswa

sebagian besar memperhatikan guru, tetapi ada siswa yang

berbincang-bincang dengan siswa lain.

Kegiatan berikut adalah pemanasan, pemanasan dipimpin oleh

peneliti. Peneliti memberi contoh, memberi aba-aba (hitungan) dan sambil

membenarkan gerakan siswa yang salah, menegur siswa yang tidak serius

dalam melakukan pemanasan. Pemanasan berupa gerakan-gerakan statis

dan diakhiri dengan gerakan dinamis. Waktu yang digunakan dari

membariskan siswa sampai pemanasan kurang lebih 15 menit.

Setelah selesai melakukan pemanasan, kemudian memasuki kegiatan

inti selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri dari penjelasan materi dan

melakukan gerakan yang meliputi awalan, tolakan, gerakan melayang dan

(48)

34

Permainannya berupa lompat melewati balon yang diikat dengan

menggunakan tali yang diletakkan diatas tanah yang disusun empat

berbanjar dangan jarak antar banjar satu meter dan antar simpai 50 cm.

Siswa dibagi menjadi empat kelompok yaitu dua kelompok putra dan dua

kelompok putri, masing masing kelompok menghadap kearah balon, agar

lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk

kelompok putri dan nama herwan untuk kelompok putra. Cara bermain

melalui aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing

melakukan lompat melewati balon. Cara melakukan lompat melewati

balon adalah sikap awal berdiri kaki kangkang (selebar bahu), kemudian

siswa melompat dari balon satu ke balon yang lain, tolakan dan

pendaratan dengan kedua kaki. Setelah pelompat pertama sampai pada

balon terakhir, selanjutnya melalui aba-aba guru, siswa urutan ke dua pada

masing-masing kelompok melakukan lompat melewati balon seperti pada

siswa urutan pertama, begitu seterusnya sampai pada urutan siswa terakhir

dari masing-masing kelompok.

Selanjutnya games ke dua yang mengarah pada pengenalan awalan

dengan bermain selama 10 menit, diawali dengan guru menjelaskan cara

melompati balon dan memberi contoh. Permainannya berupa lompat arah

sasaran, menggunakan balon yang diikat dengan menggunakan tali yang

diletakkan diatas lapangan lompat jauh yang diawali dengan langkah

awalan, siswa dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan nama

kelompoknya masing-masing. Cara melakukannnya melalui aba-aba guru,

siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompatan yang

diawali awalan dengan jarak 5 langkah, kemudian pada balok tumpuan

salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat dengan kedua

kaki bersamaan. Setelah pelompat pertama meninggalkan bak lompat,

maka melalui aba-aba guru pelompat urutan ke dua pada masing-masing

kelompok melakukan lompatan yang diawali awalan 5 langkah, begitu

(49)

Selanjutnya tahap lompat jauh dengan menggunakan alat bantu

balon yang dilakukan selama 20 menit. Setelah siswa dibariskan dalam

bentuk dua berbanjar sesuai urut absen di daerah awalan, melalui aba-aba

guru satu persatu siswa melakukan serangkaian gerakan lompat jauh yang

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

1) Tahapan Awalan

Cara melakukan :

a). Pelompat memasuki awalan

b). Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada

balok tumpuan.

c). Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat

melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang

lebih jauh.

2) Tahapan Tolakan

Menolakkan kaki pada lompat jauh merupakan gerakan yang penting

untuk dilatih, baik buruknya tolakan akan berdampak pada hasil

lompatan.

Tolakan dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal ini

dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan

kecepatan awalan.

3) Tahapan Melayang

Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan

membawa badan melayang diudara lebih lama. Kita harus menjaga

keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.

4) Tahapan Pendaratan

Pendaratan juga merupakan tahapan yang penting untuk diperhatikan.

Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus

dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang

harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan

(50)

36

Cara melakukannya adalah pada saat tumit menyentuh pasir, badan

digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul.

Pendaratan pada pinggul dapat dihindari jika kedua tungkai kaki rileks

dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.

Beberapa kesalahan yang harus diperhatikan dalam setiap tahapan

yaitu sebagai berikut :

(a). Tahapan lari

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan lari sebelum

melompat yaitu :

- Hindarkan ketegangan yang berlebihan dengan menekankan

akumulasi kecepatan secara bertahap.

- Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan

lompat.

- Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum yang terlalu dini,

dengan mengurangi jarak lari.

(b). Tahapan Tolakan (take off)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan tolakan yaitu:

- Supaya lompatan cukup jauh, usahakan untuk menekankan

gerakan pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjangnya

langkah kedua terakhir sebelum melompat.

- Hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah

tolakan.

- Keterbatasan gerak kaki yang melakukan tolakan dapat

dihindarkan dengan cara memperpanjang langkah sewaktu

tolakan.

(c). Tahapan Melayang di udara

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan melayang di

udara yaitu :

- Usahakan untuk menghindarkan tertariknya batang tubuh

kearah tungkai dengan menjaga ketegakkan tubuh sewaktu

(51)

- Usahakan untuk tidak melakukan posisi menggantung ini terlalu

awal, dengan cara membuka kedua belah paha cukup lebar

setelah melakukan tolakan.

(d). Tahapan Mendarat

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan mendarat

yaitu :

- Cegah peluncuran kaki yang terlampau awal dengan cara

memperlambat lengkapnya gerakan melayang.

- Hindarkan terjatuhnya tubuh ke belakang, dengan cara

menekukkan kedua lutut begitu tumit menyentuh pasir, gerakan

ini hendaknya disertai dengan ayunan tangan ke depan yang

cepat.

Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar, salah satunya

dipanggil untuk memberi contoh kepada siswa lainnya, setelah itu

dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup

siswa dibariskan dalam bentuk tiga bersaf. Setelah siswa

diistirahatkan, peneliti memberikan koreksi atas

kesalahan-kesalahan siswa, serta memuji siswa yang telah melakukan

serangkaian gerakan lompat jauh dengan benar dan di akhiri

dengan doa penutup.

c. Observasi

Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh cukup antusias,

memahami setiap tahapan dalam lompat jauh seperti yang dicontohkan

oleh peneliti. Secara umum suasana siswa cukup aktif, ini terlihat dari

antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai

serangkaian gerakan lompat jauh. Siswa melakukan apa yang

diperintahkan oleh peneliti.

Pengisian lembar observasi dilaku

Gambar

Gambar : 1.   Bagan Kerangka Berpikir ...................................................................................
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 1: Tabel Alat Pengumpulan Data
gambar sebagai berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

My beloved Daddy for being everything to me. I’m so grateful being your first daughter.. Designing a set material for English Conversation at SMP Negeri 15

Penjadwalan yang ditetapkan dalam perusahaan adalah dengan menggunakan aturan FCFS (First Come First Served), yaitu yaitu menjadwalkan produk dengan waktu kedatangan yang

Electrodeposition is a process involving a reduction reaction of a dissolved metal in an electrolyte solution which occurs at an electrode surface.. It is usually carried out in

dibutuhkan. Karena data dari 10 siswa lainnya digunakan untuk uji coba validitas dan reabilitas angket. Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis maka dengan ini

Bunuh diri pada zaman feodal tersebut yang dilakukan para kaum samurai merupakan bentuk semangat dan kesetiaan mutlak kepada tuannya, akan tetapi pada saat ini bunuh diri yang

Botle Dance. Metode pembelajaran kooperatif model Botle Dance ini lebih menekankan pada proses untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, guru hanya

[r]

In addition to the learning process that is different from normal schools, inclusive schools also need a special facilitator teacher who served as a teacher assistant, in