• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANJUNG PERAK SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANJUNG PERAK SURABAYA."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SURABAYA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

AGUS YULIANTO 0441010089

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

SURABAYA

(2)

KANTOR IMIGRASI KELAS I TANJ UNG PERAK SURABAYA

Di susun Oleh :

AGUS YULIANTO

NPM : 0641310072

Pr ogram Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah dir evisi dan disahkan

Pada tanggal ………

Tim Penguji :

1.

Dr. Lukman Arif

, M.Si

NIP

.

196411021994031001

2.

Dra. Susi Har jati, M.Ap

NIP. 1969 0210 1993 03 2001

3.

(3)

DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANJ UNG PERAK

SURABAYA

Nama : Agus Yulianto

NPM : 0441010089

Pr ogr am Studi : Ilmu Administrasi Negar a

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah di Uji dan Diseminar kan pada Tanggal 3 Desember 2011

PEMBIMBING : TIM PENGUJ I :

1.

Dr . Ertien Rining N,M,Si Dr a. Susi Har djati, MAP NIP. 196801161994032001 NIP. 196902101993032001

2.

Dr s. Pudjo Adi,MSi NIP. 195105101973031001

3.

Dr s. Har ton o Hidayat, MSi NIP. 030 115 320

Mengetahui

(4)

Disusun Oleh :

AGUS YULIANTO NPM.0641310072

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui,

Pembimbing

Dr , Er tien Rining N, MSi NPT. 196801161994032001

Dekan

(5)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Kualitas

Pelayanan Pembuatan Paspor Ber dasar kan Indeks Kepuasan Masyar akat Di

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Per ak Surabaya

.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian

Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan ilmu

Administrasi Negara, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil

maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr.Lukman Arif,MSi. Selaku Ketua Program Studi Administrasi

Negara Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Susi Hardjati, MAP selaku Sekretaris Program studi Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

(6)

skripsinya

6. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“

Jawa Timur.

7. Kepada kedua orangtuaku dan kakakku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moril ataupun material.

8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, September 2012

(7)

Hal

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ... ii

Daftar Tabel...vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Perumusan Masalah...8

1.3. Tujuan Penelitian...8

1.4. Manfaat Penelitian... ..8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... . .10

2.2. Landasan Teori... ... .11

2.2.1.Reformasi Birokrasi... ... .11

2.2.2.Birokrasi... ... .16

2.2.3.Pelayanan Publik... ... .18

2.2.3.1. Jenis-jenis Pelayanan Publik... ... .19

2.2.3.2. Kualitas Pelayanan Publik... ... .20

2.2.3.3. Meningkatan Mutu Pelayanan... ... .22

2.2.4.Kepuasan... ... .23

2.2.4.1. Unsur-Unsur Kepuasan... ... .24

2.2.4.2. Manfaat Kepuasan Konsumen... ... .25

2.2.4.3. Kepuasan Pelayanan Publik.... ... .25

(8)

3.2.1.Definisi Operasional Variabel ... 28

3.3. Lokasi Penelitian ... 31

3.4. Populasi dan teknik Pengambilan Sampel ... 31

3.4.1.Populasi ... 31

3.4.2.Teknik Pengambilan Sampel ... 32

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.6. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 33

3.6.1.Teknik Analisis ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian... 35

4.1.1. Sejarah Imigrasi di Indonesia ... 35

4.1.2. Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya………..36

4.2.1.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……...53

4.2.1.2. Responden Berdasarkan Usia………..53

4.2.1.3. Responden Berdasarkan Pendidikan………...54

4.2.1.4. Responden Berdasarkan Pekerjaan…………..55

4.2.2. Hasil Setiap Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat……..56

4.3. Analisa Data……….71

(9)

4.3.4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat……...74

4.4. PEMBAHASAN………...76

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan………...89

5.2. Saran……….90

(10)

SURABAYA

AGUS YULIANTO

ABSTRAKSI

Penelitian ini didasarkan pada fenomena Kualitas tentang Pelayanan di Kantor Imigrasi yang merupakan lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia atau Paspor. Banyak keluhan masyarakat dalam mengurus paspor yaitu Tentang lambatnya pelayanan, dan tidak adanya Kepastian Biaya Pelayanan . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

Penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif. Untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap pelayanan maka digunakan 14 unsur sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor : 25/KEP/M.PAN/2/2004. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi kelas I Tanjung Perak

Surabaya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan Accidental Sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

Hasil dari penelitian ini adalah besarnya indeks kepuasan masyarakat pada kualitas kinerja pelayanan yang diperoleh di di Kantor Imigrasi kelas I Tanjung

Perak Surabaya adalah 70,92 sehingga dapat dikatagorikan BAIK dan memiliki

(11)

1.1. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak

dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan

masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat

yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang

kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah

adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan

kualitas pelayanan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu

disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat

kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat

menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan

dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan

kualitas pelayanannya.

Mengingat jenis pelayanan sangat beragam dengan sifat dan karakteristik

yang berbeda, maka untuk memudahkan penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) unit pelayanan diperlukan pedoman umum yang digunakan

sebagai acuan bagi Instansi, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan

(12)

instansi masing-masing. Oleh karena itu, penetapan unsur penilaian telah

didahului dengan penelitian yang dilaksanakan atas kerja sama Kementerian PAN

dengan BPS. Dari hasil penelitian diperoleh 48 (empat puluh delapan) unsur

penting yang mencakup berbagai sektor layanan yang sangat bervariasi dan dari

hasil pengujian akademis/ilmiah diperoleh 14 (empat belas) unsur yang dapat

diberlakukan untuk semua jenis pelayanan, untuk mengukur indeks kepuasan

masyarakat unit pelayanan. Namun demikian, masing-masing unit pelayanan

dimungkinkan untuk menambah unsur yang dianggap relevan dengan

karakteristiknya. (Kepmen PAN No.25 Tahun 2004)

Pelayanan publik menjadi persoalan yang senantiasa mewarnai keseharian

masyarakat. Dalam berbagai media massa seperti radio, televisi, koran, dan

sebagainya. Citra negatif tentang birokrasi publik maupun rendahnya kualitas

pelayanan publik tercermin pada maraknya tanggapan, keluhan dan cibiran di

koran misalnya, dapat disimak pada kolom surat pembaca atau pembaca menulis.

Masyarakat mengeluhkan kualitas pelayanan, adanya korupsi, pungli atau tarikan

dana di luar ketentuan yang ditetapkan, lamban kinerja petugas, banyaknya meja

yang harus dilalui ketika mengurus surat IMB, sertifikat tanah, bukti kepemilikan,

ketidakpastian dan lamanya tempo penyelesaian urusan dan sebagainya.

Yamit, (2005: 22) mendefinisikan kualitas layanan adalah sekelompok

manfaat yang berdaya guna baik secara eksplisit maupun inplisit atas kemudahan

untuk mendapatkan barang maupun jasa pelayanan. Sedangkan menurut

(13)

berhubungan namun tidak sama dengan kepuasan, yang merupakan hasil dari

perbandingan antara harapan dengan kualitas pelayanan.

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan kalangan akademisi dan

birokrat tentang pelayanan publik di Indonesia, ternyata kondisinya masih

seringkali “dianggap” belum baik dan memuaskan. Santoso, (1998:4-8)

memisahkan berbagai pandangan tentang kebijakan publik ke dalam dua

kelompok. Pemikiran pertama menyatakan bahwa kebijakan publik sama dengan

tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, sebagaimana yang diungkapkan oleh

Dye,(1978:3) kebijakan publik itu adalah mancakup “apa” yang dilakukan,

“mengapa” mereka melakukannya, dan “bagaimana” akibatnya.

Hal ini ditunjukkan dari kesimpulan yang dibuat oleh Dwiyanto, dkk.

(2003: 102). Dalam GDS (Governance and Decentralization) 2002 di 20 propinsi

di Indonesia tentang kinerja pelayanan publik menyebutkan “ secara umum

praktek penyelenggaraan pelayanan publik masih jauh dari prinsip – prinsip tata

pemerintahan yang baik “. Kemudian kinerja pelayanan birokrasi publik di

Indonesia, berdasarkan laporan dari The World Competitiveness Yearbook tahun

1999 berada pada kelompok Negara-negara yang memiliki indeks competitiveness

paling rendah antara 100 negara paling kompetitif di dunia (Cullen dan Cushman,

dalam Dwiyanto, dkk., 2002: 15).

Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu

perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin

baik, merupakan indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat (Thoha

(14)

menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan tuntutan,

keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan

semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh

pemerintahnya.

Pemerintah di dalam menyelenggarakan pelayanan publik masih banyak

dijumpai kekurangan sehingga jika dilihat dari segi kualitas masih jauh dari yang

diharapkan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan masih munculnya berbagai

keluhan masyarakat melalui media massa. Jika kondisi ini tidak direspon oleh

pemerintah maka akan dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap

pemerintah sendiri. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani

masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas

pelayanan publik. (KepMen PAN, 2004: 5).

Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009

tentang pelayanan publik terutama dalam melaksanakan kualitas pelayanan

publik, maka Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya sebagai lembaga

dalam struktur kenegaraan yang merupakan lembaga pemerintah yang bergerak

dalam bidang jasa pelayanan paspor atau surat perjalanan republik Indonesia

selalu berusaha meningkatkan pelayanan baik untuk masyarakat dalam negeri atau

masyarakat luar negeri. Hal ini tak lepas dari sebutan bagi imigrasi yaitu sasanti

bhumi pura yakhsapurna wibhawa atau disebut dengan penjaga pintu yang

berwibawa. Masuknya warga Negara asing atau keluarnya warga Negara

(15)

dalam pembangunan nasional. Imigrasi sebagai lembaga penerbit Surat Perjalanan

Republik Indonesia di tuntut untuk memberikan pelayanan publik yang prima

untuk masyarakat asing maupun masyarakat Indonesia.

Dengan adanya peningkatan arus lalu lintas orang masuk dan keluar

wilayah Indonesia, sesuai dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 1992 imigrasi

di tuntut untuk meningkatkan pengelolaan administrasi Surat Perjalanan Republik

Indonesia, memberikan kualitas pelayanan yang prima pada masyarakat baik

asing maupun masyarakat dalam negeri.

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya selaku lembaga

kenegaraan yang bergerak dalam pelayanan jasa Surat Perjalanan Republik

Indonesia atau paspor telah melakukan perbaikan dalam hal prosedur pelayanan

yang di buat sedemikian rupa demi kemudahan dan keamanan masyarakat. Selain

itu sarana dan prasaranapun mulai di tambah demi kenyamanan masyarakat,

seperti halnya penambahan loket yang di maksudkan untuk mengurangi antrian

serta menambahkan jumlah pegawai untuk melayani masyarakat yang akan

mengurus Surat Perjalanan Republik Indonesia atau paspor.

Dengan demikian pelayanan adalah salah satu fungsi Kantor Imigrasi

Kelas I Tanjung Perak Surabaya yang sangat penting dilakukan untuk melihat

lancar atau tidaknya lalu lintas manusia baik ke dalam atau ke luar negeri.

Dengan kata lain Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya sebagai salah

satu pintu gerbang keluar masuknya manusia di wilayah Negara Republik

Indonesia. Mengingat sangat pentingnya peran Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

(16)

kualitas yang optimal dari tiap unit pelayanan publik. Demikian halnya yang

terjadi di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya yang merupakan

lembaga pemerintah yang bergerak dibidang jasa Surat Perjalanan Republik

Indonesia atau paspor.

Namun kita masih sering melihat beberapa pelayanan yang diberikan oleh

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya pada masyarakat kurang

memuaskan. Terutama dalam hal pelayanan Surat Perjalanan Republik Indonesia

atau paspor.

Pendapat diatas didukung pernyataan berita yang diambil dari

www.TRIBUNJATIM.com Rabu 7 September 2011 dengan judul “Layanan

Imigrasi Tanjung Perak Surabaya Dikeluhkan” , yang mengatakan : .

“Pelayanan kantor imigrasi Kelas I Tanjung Perak, Surabaya, dikeluhkah warga yang mengurus paspor baru ataupun perpanjangan.

Selain pelayanan yang lamban, pelayanan juga tidak tertib karena petugas mengutamakan pemohon yang lewat calo. Ada yang mengurus sejak 8 Agustus hingga saat ini belum selesai. Jarak antara pemeriksaan berkas dan jadwal foto selang tiga hari.

Dari pengambilan foto hingga penganbilan paspor 10 hari. Saat pengambilan foto juga tidak tertib antrean. Rombongan pemohon yang melalui jasa calo tiba-tiba didahulukan. Saat pengambilan yang menyerahkan blangko pengambilan lebih awal juga tidak segera diberikan.

"Saya sudah sejak Agustus mengurus paspor. Hanya perpanjangan malah tidak jadi-jadi, padahal tinggal ambil. Dulu proses sehari selesai, sekarang kok malah lama. Kalau mau cepat pakai jasa orang dan bayar lagi Rp 500.000," kata seorang pemohon.

Selain mengeluhkan lambannya pelayanan, pemohon juga menyayangkan petugas yang lebih banyak waktu berbincang dengan petugas lainnya. Atau, apabila ada yang mengurus lewat belakang.

(17)

Permasalahan yang muncul akibat kurang maksimalnya kualitas pelayanan

di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya, masyarakat lebih memilih

jasa calo sebagai mediator untuk mengurus Surat Perjalanan Republik Indonesia

atau paspor, daripada mengurus sendiri. Dengan alasan lebih cepat dan mudah

meski biayanya tidak sesuai dengan aturan yang telah di tentukan oleh Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

Ini berarti kualitas pelayanan dari Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

Surabaya masih belum maksimal. Dalam hal ini Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya harus dapat melaksanakan kualitas pelayanan yang lebih baik.

Sebagai lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa Surat

Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) atau paspor, maka Kantor Imigrasi Kelas I

Tanjung Perak Surabaya harus memiliki kesadaran terhadap tugas dan tanggung

jawabnya sebagai lembaga pemerintah yang melayani masyarakat Indonesia

dalam pelayanan jasa Surat Perjalanan Republik Indonesia atau paspor.

Karena terjadinya fenomena tersebut di atas dan melihat masih kurangnya

tingkat pelayanan, berdasarkan uraian tersebut maka penulis terdorong untuk

mengambil judul “Kualitas Pelayanan Pembuatan Paspor berdasarkan Indeks

(18)

1.2. Per umusan Masalah

Oleh karena pentingnya kualitas pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I

Tanjung Perak Surabaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan, maka permasalahan yang untuk diketahui dalam

penelitian ini adalah Bagaimana kualitas pelayanan pembuatan Paspor

berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah dimuka, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Bagaimana

kualitas pelayanan pembuatan Paspor berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat

di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan saran bagi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya sebagai

bahan penimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

pelayanan pada masyarakat indonesia dalam kualitas pelayanan Paspor atau

(19)

2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji tentang

kualitas pelayanan pembuatan Paspor dan Surat Perjalanan Republik

Indonesia di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya dan menjadi

bahan referensi mahasiswa yang lainnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengkaji

pengetahuan atau teori yang diperoleh di bangku perkuliahan progam studi

Administrasi Negara serta untuk memahami pelaksanaan kualitas pelayanan

pembuatan Paspor dan Surat Perjalanan Republik Indonesia di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

(20)

2.1. Penelitian Ter dahulu

1.Penelitian yang dilakukan oleh Mote (2008) dengan judul Analisis Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik Di Puskesmas

Ngesrep Semarang. Dengan hasil Penelitian ini menunjukan Dari 14 Indikator

pelayanan yang diteliti terdapat 3 indikator dengan kategori tidak baik yaitu :

kemampuan petugas pelayanan, kenyamanan lingkungan dan keamanan

lingkungan. Selain itu juga terdapat 11 indikator yang berkategori. Pengukuran

nilai IKM secara keseluruhan menunjukkan hal yang positif dan dikatagorikan

dalam kondisi yang baik atau bagus.

2.Penelitian dilakukan Dewi Lukitowati (2008) Mahasiswa Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur jurusan administrasi Negara

dalam skripsinya yang berjudul Kualitas Pelayanan Administrasi Pengurusan

Kartu Tanda Penduduk (KTP) Di Kelurahan Margorejo Kecamatan Wonocolo

Surabaya.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas

pelayanan administrasi pengurusan KTP di Kelurahan Margorejo Kecamatan

Wonocolo Surabaya. Hasil analisa dan pembahasan maka diambil lima

kesimpulan dilihat dari kualitas administrsi pengurusan KTP di kelurahan

Margorejo kecamatan wonocolo yaitu, prosedur pelayanan, waktu

penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan dan sarana prasarana.

(21)

dengan beberapa penelitian diatas. Adapun persamaannya adalah sama-sama

membahas mengenai reformasi administrasi public, sedangkan perbedaannya

adalah terletak pada focus, waktu dan tempat, sehingga penelitian yang

dilakukan sekarang ini bukan merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya

dan penelitian yang sekarang mengambil judul “Reformasi Pelayanan Kartu

Tanda Penduduk (KTP) di Kota Surabaya

3.Penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto (2008), dengan judul Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Di

Kantor Bersama Samsat UPPD Dipenda Propinsi Jateng Kabupaten Sragen.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel kehandalan,

tanggap, jaminan, empati, dan fasilitas fisik untuk kepuasan masyarakat wajib

pajak kendaraan bermotor di kantor bersama Samsat UPPD Dipenda Propinsi

kabupaten Sragen. Hasil dari penelitian ini Reliability, assurance,

responsiveness dan tangible berpengaruh positif signigikan terhadap kepuasan

wajib pajak kendaraan bermotor, sedangkan emphaty berpengaruh positif tetapi

tidak signifikan. Reliability mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Refor masi Birokr asi

Khan (1981) memberi pengertian reformasi sebagai suatu usaha perubahan

pokok dalam suatu sistem birokrasi yang bertujuan mengubah struktur, tingkah

(22)

mendefinisikan reformasi sebagai suatu proses untuk mengubah proses, prosedur

birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas

birokrasi dan tujuan pembangunan nasional. Aktivitas reformasi sebagai padanan

lain dari change, improvement, atau modernization (Siswoyo, wordpress,

2/5/2011).

Informasi memang menjadi kunci paling berkaitan dengan sistem publik,

karena itu, publik atau warga negara memiliki hak untuk memperoleh informasi

atas urusan publik. Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia.

Oleh karena itu, keterbukaan informasi publik menjadi sebuah keniscayaan, dan

merupakan salah satu ciri penting negara demomkratis (www.equator-news.com.

2/5/2011)

Kata reformasi sampai saat ini masih menjadi idola atau primadona yang

didambakan perwujudannya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang

diarahkan pada terwujudnya efisiensi, efektivitas, dan clean

government. Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang termasuk

didalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian perubahan ke arah kemajuan.

Dalam pengertian ini perubahan masyarakat diarahkan

pada development (Susanto, 180). Karl Mannheim sebagaimana dilansir oleh

Susanto menjelaskan bahwa perubahan masyarakat adalah berkaitan dengan

norma-normanya. Development adalah perkembangan yang tertuju pada kemajuan

keadaan dan hidup anggota masyarakat, dimana kemajuan kehidupan ini akhirnya

juga dinikmati oleh masyarakat. Dengan demikian maka perubahan masyarakat

(23)

masyarakat berkait erat dengan kemajuan masyarakat. Dilihat dari aspek

perkembangan masyarakat tersebut maka terjadilah keseimbangan antara tuntutan

ekonomi, politik, sosial dan hukum, keseimbangan antara hak dan kewajiban,

serta konsensus antara prinsip-prinsip dalam masyarakat (Susanto: 185-186).

Sedangkan Quah (1976) mendefinisikan reformasi sebagai suatu proses

untuk mengubah proses, prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku

birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional.

Aktivitas reformasi sebagai padanan lain dari change, improvement, atau

modernization. Dari pengertian ini, maka reformasi ruang lingkupnya tidak hanya

terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat

struktur dan sikap tingkah laku (the ethics being). Arah yang akan dicapai

reformasi antara lain adalah tercapainya pelayanan masyarakat secara efektif dan

efisien (Siswoyo22.wordpress.com. 2/5/2011).

Pengertian reformasi administrasi menurut Yehezkel Dror dalam buku

(Soesilo Zauhar 1994:6) adalah perubahan yang terencana terhadap aspek utama

administrasi.

Menurut Caiden dalam Soesilo Zauhar (1994:6) mendefinisikan,

Reformasi Administrasi adalah kegiatan yang dibuat oleh manusia, tidak bersifat

eksidental, otomatis maupun alamiah karena reformasi administrasi merupakan

satu proses. Reformasi administrasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

manusia terencana untuk mengikuti perkembangan pembangunan semata-mata

kemampuan administratif sangat penting bagi terlaksananya kebijakan. Pada

(24)

sesuai dengan hakekatnya bahwa reformasi administrasi merupakan aktivitas

untuk meningkatkan kemampuan melawan ketidakberesan administrasi dan

beberapa jenis penyakit administrasi yang banyak dijumpai di masyarakat.

Tujuan reformasi birokrasi antara lain :

1. Terciptanya good governance, yaitu tata pemerintahan yang baik, bersih, dan

berwibawa.

2. Memperbaiki kinerja birokrasi agar lebih efektif dan efisien.

3. Terciptanya birokrasi yang profesional, netral, terbuka, demokratis, mandiri,

serta memiliki integritas dan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya selaku abdi masyarakat dan abdi Negara.

4. Pemerintah yang bersih (good government)

5. Bebas KKN (goodwill.blogspot.com/2/5/2011).

Menurut Moenir (2002:119), fungsi pelayanan disini dititikberatkan pada,

sebagai berikut:

a) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menghemat

waktu.

b) Meningkatkan produktivitas , baik barang maupun jasa.

c) Kualitas produk yang lebih baik atau terjamin.

d) Ketetapan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.

e) Lebih mudah atau sederhana dalam gerak pelakunya.

f) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.

Reformasi pelayanan publik itu harus menjangkau perubahan yang

(25)

instansi pemerintah guna memungkinkan dikembangkannya kepemimpinan yang

berwatak kerakyatan pada birokrasi publik. Pelayanan publik dapat dinyatakan

sebagai segala bentuk pelayanan di sektor publik, yang dilaksanakan aparatur

pemerintah, dalam bentuk penyediaan barang dan atau jasa sesuai kebutuhan

masyarakat, berdasarkan aturan-aturan hukum perundang-undangan yang berlaku

(Larasati, 2008).

Dengan mempertimbangkan isu-isu sentral, tuntutan, kritik dan keluhan

masyarakat akan buruknya kualitas pelayanan publik, maka kiranya perlu

mereformasi kemampuan pemerintah dalam mengatur penyediaan jasa pelayanan

publik. Beragam pelayanan publik yang responsif, kompetitif dan berkualitas

kepada warga masyarakat, mutlak harus menjadi mindset bagi setiap

penyelenggara pelayanan publik. Dilihat dari perspektif governance, reformasi di

sektor pelayanan publik itu dapat kita pandang sebagai upaya mengubah

paradigma atau model yang selama ini dipakai dalam memerintah masyarakat

(modes of goverming society). Hal ini dimaksudkan agar dalam lingkungan yang

cenderung terus berubah lembaga penyelenggara pelayanan publik itu tetap

relevan, memiliki kinerja yang tinggi, efisien dan mampu menjawab beragam

tantangan baru yang terus menggelinding.

Paradigma baru administrasi negara, menyebabkan pola hubungan antara

negara dengan masyarakat, yang lebih menekankan kepada kepentingan

masyarakat. Akibatnya institusi negara dituntut untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan lebih baik dan lebih demokratis. Berkait dengan

(26)

yang berharga bagi pemerintah (birokrasi) dan warga negara (citizen). Wajah dan

sosok birokrasi penyelenggara pelayanan publik kini mengalami perubahan dari

birokrasi yang kaku berorientasi ke atas menuju ke arah birokrasi yang lebih

demokratis, responsif, transparan, non partisan. Birokrasi penyelenggara

pelayanan publik tidak dapat lagi menempatkan diri sebagai sosok institusi yang

angkuh dan tak tersentuh oleh kritik dari pihak luar birokrasi (Larasati, 2008).

2.2.2. Bir okr asi

Pengertian birokrassi (bureaucracy) disamakan dengan sistem

pemerintahan birokrasi atau negara yang pemerintahanya menganut sistem

birokrasi. Kamus umum bahasa Indonesia mengartikan bahwa birokrasi

disamakan dengan pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran, yang

tidak dipilih oleh rakyat atau cara pemerintahan yang sangat dikuasai kaum

pegawai negeri (Boediono, 2003:21).

Menurut Weber (1987) definisi birokrasi adalah sebagai suatu daftar atau

sejumlah daftar ciri-ciri, yang sifat pentingnya relatif secara hubungannya satu

sama lain, yang telah banyak menimbulkan perdebatan. Sedangkan menurut

Kristiadi (1994) mengatahkan bahwa birokrasi adalah merupakan struktur

organisasi di sektor pemerintahan, yang memiliki ruang lingkup, tugas-tugas yang

sangat luas serta memerlukan organisasi besar dengan sumber daya manusia yang

besar pula jumlahnya (Pasolong, 2007:66).

Pencipta birokrasi adalah sosiolog besar dari Jerman, Max Weber, dalam

(Boediono, 2003:21) yang memberikan prinsip-prinsip dasar terjadinya birokrasi

(27)

1. Disentralisasikan menurut hirarki

2. Diatur dengan peraturan hukum dan peraturan administrasi

3. Mengunakan proses administrasi, yaitu dalam mencapai tujuannya

memperkerjakan pegawai sendiri dan tidak dikontrakan

4. Memilih staf/pegawai berdasarkan ujian, tidak menurut kriteria yang

subjektif.

Aliran strukturalis (Marx, 1942; Dahrendorf, 1959), berpandangan bahwa,

kekuasaan (birokrasi) adalah sebagai fasilitas atau sumber sosial yang dapat

dipakai untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi sosial dari kekuasaan adalah

untuk memelihara ketertiban dan keseimbangan dalam masyarakat. Kekuasaan

sebagai atribut utama dalam sistem sosial berwujud kepemimpinan yang

bertanggung jawab, tetapi juga berbentuk keputusan-keputusan yang mengikat

bagi semua golongan masyarakat. Adapun menurut aliran strukturasi Giddens

(dalam Baert, 1998) mencoba mencari hubungan antara struktur dan aktor.

Kelompok strukturasionis ini tidak memandang struktur dan aktor atau agen

sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur;

sebaliknya dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan kontinuum

sehingga menghasilkan dualitas struktur. Aktor atau agen menurut pandangan

aliran ini adalah partisipan yang aktif dalam meng konstruksi kehidupan sosial,

setidak-tidaknya menjadi tuan atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan manusia

selalu mempunyai tujuan. Ini berarti bahwa aktor secara rutin dan diam-diam

memonitor apa yang sedang ia lakukan, sebagaimana reaksi orang terhadap

(28)

struktur, selain dapat membatasi aktivitas manusia (constraining) tetapi juga

memberikan kebebasan bertindak (enabling) kepada manusia. Dualitas struktur

melihat kekuasaan (birokrasi) sebagai simuka janus (the janus face of power) yang

berfungsi sebagai alat analisis kehidupan sosial yang penting, terutama mengenai

hubungan antara tindakan manusia dan struktur. Dualitas struktur menganalisis

bagaimana tindakan-tindakan aktor sosial di produksi dan juga bagaimana struktur

secara terus menerus di reproduksi dalam kegiatan-kegiatan si aktor sosial

sepanjang waktu dan ruang yang sangat luas. Teori strukturasi ini tidak luput dari

kritik. Beberapa kritik yang sering dikemukakan terhadap aliran strukturasi antara

lain : (a) masih sedikitnya bukti empirik yang bisa memperkuat validitas teori ini;

Bukan aktor atau agen merubah struktur, tetapi justru struktur merubah aktor atau

agen. (b) Giddens dipandang gagal menjelaskan fenomena konflik; (c) diragukan

keaslian, kedalaman, kejelasan analitik dan konsistensi internalnya (fallacy of

perspectivism), karena berasal dari pinjaman berbagai teori lain; (d) dan dicurigai

karena pendirian politiknya cenderung mendukung statusquo (Suryono, 2002).

2.2.3. Pelayanan Publik

Pelayanan pada dasarnya dapat didefisinikan sebagai aktivitas seseorang,

kelompok atau sekelompok dan organisasi baik langsung maupun tidak langsung

untuk memenuhi kebutuhan (Pasolong, 2007:128).

Monir (2003) mengatahkan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung sedangkan menteri

(29)

segala bentuk kegiatan pelayanan dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Pelayanan publik menurut Sinambela (2005) adalah setiap kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintahan terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap

kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan. Dan

menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara

fisik.

Menurut kurniawan (2005) dalam Pasolong (2007:128) mengatahkan

bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang

lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai

dengan aturan pokok, tatacara yang telah ditetapkan.

2.2.3.1. J enis-J enis Pelayanan Publik

Menurut Pasolong, (2007:129) terdapat tiga jenis pelayanan yang

dihasilkan dari instansi pemerintah serta BUMN/BUMD, pengelompokan jenis

pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk

pelayanan yang dihasilkan yaitu :

1. Pelayanan Administrasi

Jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan,

penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan tata usaha lainnya yang

secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen misal, jenis

pelayanan sertifikat tanah, pelayanan administrasi kependudukan (KTP,

(30)

2. Pelayanan Barang

Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan

pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya

kepada konsumen langsung (sebagai unit atau individual) dalam suatu sistem.

Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan produk akhir berwujud

benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penggunanya

misal, jenis pelayanan listrik, air bersih, telepon dan lain-lain.

3. Pelayanan Jasa

Jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan

prasarana serta penunjangnya. Produk akhirnya berupa jasa yang

mendatangkan manfaat bagi penerimaanya secara langsung dan habis terpakai

dalam jangka waktu tertentu misalnya, pelayanan angkutan darat, laut dan

udara, kesehatan perbankan, pos dan pemadam kebakaran dan lain-lain.

2.2.3.2. Kualitas Pelayanan Publik

Menurut the American Society of Quality Control, kualitas adalah

keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu produk atau jasa menyangkut

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau

yang bersifat laten. Sedangkan Joseph M. Juran dari Juran Institute menyebutkan

bahwa kualitas memiliki dua pengertian, yaitu memberikan pelayanan secara

langsung dan menawarkan produk yang akan memberikan kepuasan serta

memberikan pelayanan secara lengkap (Jurandan Gryna, 1988).

Lebih lanjut menurut Juran, terdapat tiga elemen proses pencapaian

(31)

mengidentifikasi pelanggan, kebutuhan mereka, product and service feature yang

diharapkan, proses penyampaian produk dan jasa dengan atribut yang tepat, dan

mentransfer seluruh pemahaman ini keseluruh elemen organisasi, 2) quality

control, suatu proses pemeriksaan dan evaluasi produk, dibandingkan dengan

kebutuhan pelanggan, dan 3) quality improvement, suatu proses perbaikan kualitas

secara terus menerus. Parasuraman, et al. (1990:167) memberikan definisi yang

lebih riil, kualitas mengimplikasikan memenuhi atau melebihi harapan tentang

kecepatan waktu, akurasi pekerjaan, kecepatan tanggapan, dan unjuk kerja.

Menurut filsafat Jepang kualitas adalah "Zero Defect", melakukannya pertama

kali dengan benar. Dalam Parasuraman (1990:167), Crosby mendefinisikan

kualitas sebagai kesesuaian dengan keperluan, sedangkan Garvin (1983)

mengukur kualitas dengan memperhitungkan insiden kesalahan internal dengan

kesalahan eksternal. Penentuan kualitas pelayanan diupayakan memenuhi

kesesuaian dengan harapan pelanggan. Wyckof dalam Lovelock (1988)

memberikan pengertian kualitas jasa merupakan tingkat kesempurnaan yang

diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan (Nugroho, 2005).

Menurut Zeithhaml-Parasuraman-Berry (1990:167), untuk mengetahui

kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada indikator

ukuran kepuasan konsumen yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan

menurut apa yang dikatakan konsumen, kelima dimensi servqual tersebut, yaitu :

(1) Tangibles, kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi

(32)

keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya. (3) Responsivess,

kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat,

serta tanggap terhadap keingginan konsumen. (4) Assurance, kemampuan dan

keramahan serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan

konsumen. (5) Emphaty, sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap

konsumen (Pasolong, 2007:135).

2.2.3.3. Meningkatkan Mutu Pelayanan

Pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan (customer service)

merupakan suatu kombinasi antara seni (art) dan ilmu (science). Untuk

mempelajari bagaimana menciptakan kualitas pelayanan yang bermutu tidak

cukup hanya memiliki teori atau prinsip melainakan harus berani mencoba,

mempraktikkan pengetahuan yang berkaiatan dengan prilaku pelayanan kepada

masyarakat/pelanggan.

Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat bukan merupakan

kemampuan yang baku untuk setiap kondisi dan tantangan. Oleh karena itu setiap

pelaku atau staf dituntut untuk kreativitas dari waktu ke waktu dalam menghadapi

masyarakat atau pelanggan. Seiring dengan berjalannya waktu dan tantangan

yang dihadapinya, seseorang akan semakin mahir dalam melakukan pelayanan

kepada masyarkat atau pelanggan yang akhirnya menciptakan pelayanan yang

prima. Pelayanan dikatakan bermutu (prima) apabila berhasil memuaskan

masyarakat atau pelanggan yang dilakukan secara terus menerus, oleh karena itu

bagaimana menciptakan mutu pelayanan yang baik, maka akan menciptakan

(33)

2.2.4. Kepuasan

Kata ‘kepuasan’ atau satisfaction berasal dari bahasa latin ‘satis’ (artinya

cukup baik, memadai) dan ‘facio’ (melakukan atau membuat), sehingga secara

sederhana dapat diartikan sebagai ‘upaya pemenuhan sesuatu’. Namun, ditinjau

dari perspektif perilaku konsumen, istilah ‘kepuasan pelanggan’ lantas menjadi

sesuatu yang kompleks. Bahkan, sebenarnya sampai saat ini belum dicapai

kesepakatan mengenai konsep kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2000:89).

Wilkie dalam Tjiptono (2000:89) mendefinisikan kepuasan pelanggan

sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu

produk atau jasa. Tjiptono (2000:89) juga menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya

sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul

apabila hasil tidak memenuhi harapan.

Mowen (1995) dalam Tjiptono (2000:90), merumuskan kepuasan

konsumen sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah

perolehan dan pemakainnya. Dengan kata lain, kepuasan konsuman merupakan

penilaian evaluatif purnabeli yang dihasilkan dari seleksi pembelian yang spesifik.

Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa, maka

konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak. Dengan demikian kekuatan

tawar-menawar kosumen semakin besar. Hak-hak kosumenpun mulai

mendapatkan perhatian besar, terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang

(34)

Tse dan Wilton (1988) dalam Tjiptono (1997:24), mengemukakan bahwa

kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian

yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau beberapa norma kinerja lain) dan

kinerja aktual produk sebagaimana dirasakan setelah pemakaiannya. Kotler dan

Keller (2006) dalam Tjiptono (1997:24), kepuasan pelanggan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan kinerja (hasil)

suatu produk dengan harapan-harapannya. Jadi seorang konsumen

mempersepsikan kualitas produk atau jasa yang dibeli melebihi kebutuhan,

keinginan dan harapannya maka kepuasan konsumen dikatakan tinggi.

(diskonfirmasi positif). Jika seorang konsumen mempersepsikan bahwa kualitas

produk atau jasa tidak memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapannya maka

kepuasan konsumen dikatakan rendah (diskonformasi negatif). Jika kinerja sesuai

harapan, maka diskonfirmasi akan sama dengan nol (konfirmasi) sehingga

konsumen tidak merasa puas ataupun kecewa.

Kepuasan masyarakat merupakan respon atas kesesuaian antara harapan

yang diiginkan dengan hasil yang diperolehnya secara aktual selama melakukan

(Nugroho, 2005).

2.2.4.1. Unsur -Unsur Kepuasan

Unsur kepuasan dapat juga dikelompokkan menjadi empat faktor sebagai

berikut (Engel, (1990) dalam Nugroho, (2005)):

1. Silent service adalah fasilitas yang tersedia untuk menunjang pelayanan

(35)

2. Image adalah citra instansi yang dipengaruhi oleh suasana psikologis

masyarakat, misalnya keamanan, kenyamanan, dan kebersihan

3. Proactive service menunjukkan mutu service yang diberikan karyawan kepada

masyarakat. Mutu layanan (service) diidentifikasikan dengan, keramahan,

kesigapan, dan kesabaran karyawan dalam memberikan pelayanan.

4. Quality berkaitan dengan spesifikasi barang/jasa, seperti model, feature, nilai

estetika, kepraktisan, dan kecanggihan teknologi.

2.2.4.2. Manfaat Kepuasan Konsumen

Adanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya (Tjiptono dan Diana, 2001:102):

1. Hubungan antara perusahaan dan para konsumennya menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.

3. Dapat mendorong terciptnya loyalitas konsumen.

4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang

menguntungkan bagi perusahaan.

5. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata konsumen

2.2.4.3.Kepuasan Pelayanan Publik

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Menteri PAN Nomor : 25/KEP/M.PAN/2/2004, yang kemudian

dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan”, “valid” dan “reliabel”, sebagai

unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan

(36)

1. Prosedur pelayanan

2. Persyaratan pelayanan

3. Kejelasan petugas pelayanan

4. Kedisiplinan petugas pelayanan

5. Tanggung jawab petugas pelayanan

6. Kemampuan petugas pelayanan

7. Kecepatan pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan

9. Kesopanan dan keramahan petugas

10. Kewajaran biaya pelayanan

11. Kepastian biaya pelayanan

12. Kepastian jadwal pelayanan

13. Kenyamanan lingkungan

14. Keamanan pelayanan

Dengan demikian 14 unsur yang “relevan”, “valid” dan “reliabel”, diatas

yang diiterapkan dalam studi evaluasi ini. sebagai unsur minimal yang harus ada

untuk dasar instrumen penilaian dan evaluasi kepuasan pelayanan publik di

(37)

2.3. Ker angka Berfikir

Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor : 25/KEP/M.PAN/2/2004

s

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/2/2004

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

1. Prosedur Pelayanan

2. Persyaratan Pelayanan

3. Kejelasan Petugas Pelayanan

4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan

5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan

6. Kemampuan Petugas Pelayanan

7. Kecepatan Pelayanan

8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan

9. Kesopanan dan Keramahan

10.Kewajaran Biaya Pelayanan

11.Kepastian Biaya Pelayanan

12.Kepastian Jadwal Pelayanan

13.Kenyamanan Lingkungan

14.Keamanan Pelayanan

Kepuasan Masyarakat Pada Kualitas Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I

(38)

3.1. J enis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka

penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kualitatif

yaitu kombinasi antara kualitatif dengan kuantitatif untuk mengetahui indeks

kepuasan masyarakat dari kualitas pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya.

3.2. Definisi Oper asional Var iabel dan Penguk uran Var iabel

3.2.1. Definisi Oper asional Var iabel

Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan, maka variabel

bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Kepuasan masyarakat yaitu respon atas kesesuaian antara harapan yang

diinginkan dengan hasil yang diperolehnya secara aktual selama melakukan

(Nugroho, 2005). Adapun indikator dari variabel kepuasan masyarakat

sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor :

25/KEP/M.PAN/2/2004, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang

“relevan”, “valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk

(39)

Tabel 3.1.

Tabel Instr umen Pengukuran Var iabel

Var iabel No Indikator Skala Pengukur an

1 Prosedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan

2 Per syar atan pelayanan Paspor yaitu persyaratan

(40)

No Indikator

(41)

13 Kenyamanan lingkungan

Sumber : hasil olahan peneliti

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan alat tempat yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna

memperoleh data. Agar memperoleh data yang akurat dan mendekati kebenaran

sesuai dengan fokus penelitian, maka peneliti memilih dan menetapkan situs

penelitian ini adalah Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya.

3.4. Populasi dan Tek nik Pengambilan Sampel

3.4.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2003), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(42)

masyarakat Surabaya yang melakukan pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi

Kelas I Tanjung Perak Surabaya

3.4.2. Tek nik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan Accidental

Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data

(Sugiyono, 2003:60). Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa

pertimbangan, misalnya: alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga

tidak dapat mengambil sampel yang besar. Adapun kriteria untuk pengambilan

sampel adalah masyarakat yang membuat Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I

Tanjung Perak Surabaya.

Menurut Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit

Pelayanan Instansi Pemerintah, Untuk memenuhi akurasi hasil penyusunan

indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang dari jumlah populasi

penerima layanan, dengan dasar (Keputusan Menteri PAN Nomor :

25/KEP/M.PAN/2/2004) :

Jumlah Responden = (“Jumlah unsur” + 1) x 10

(43)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumental atau

daftar pertanyaan terhadap para konsumen yang bertindak sebagai

responden. Dalam penyusunan IKM digunakan kuesioner sebagai alat

bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat penerima pelayanan.

Kuesioner disusun berdasarkan tujuan survei terhadap tingkat kepuasan

masyarakat Surabaya.

2. Dokumentasi

Mengutip data-data kuantitatif dari arsip-arsip (dokumen-dokumen)

perusahaan atau lembaga yang terkait yang menjadi obyek penelitian

seperti, data pembuat Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

Surabaya.

3.6. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.6.1. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini teknik analisis datanya dilakukan dengan

menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), yaitu data informasi

tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan

dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhanya. IKM yang dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata

(44)

indikator yang dikaji. Setiap unsur penimbang mempunyai penimbang yang sama

dengan rumus sebagai berikut :

0,071

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai

rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut :

penimbang

Untuk memudahkan interprestasi terhadap penilaian IKM yaitu antara

25-100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,

dengan rumus sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Nilai Per sepsi, Inter val IKM, Inter val Kover si IKM, Mutu Pelayanan dan Kiner ja Unit Pelayanan

Nilai

(45)

4.1. Gambar an Umum Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Imigr asi di Indonesia

Periode Revolusi Kemerdekaan (1945-1949), merupakan tahun-tahun awal

yang berat setelah sejak berdirinya Negara RI, yang hanya mendapat pengakuan

de fakto, itupun hanya atas Pulau Sumatra, Jawa dan Madura. Tanpa birokrasi

tersendiri, Negara RI sudah menangani bidang keimigrasian , terutama dalam

mewujudkan hubungan dan kerjasama diplomatik di luar negeri untuk

memperoleh dukungan internasional atas revolusi lemerdekaan, khususnya untuk

lalu lintas para diplomat, membeli senjata, alat transportasi dan lain-lain.

Periode RIS (1949- 1950) ini relatif singkat. Tetapi penting dalam sejarah

nasional Indonesia, ditandai dengan terjadinya pengakuan kedaulatan dari pihak

Belanda kepada Negara Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember

1949 dalam upacara resmi di tiga kota, yaitu : Amsterdam, Jakarta dan

Yogyakarta. Dari sudut sejarah Imigrasi, periode inipun menjadi bertambah

penting karena di saat inilah berdirinya Jawatan Imigrasi RIS sebagai aparatur

keimigrasian yang mulai diarahkan kepada kepentingan nasional.

Periode 1950-1959, Kurun waktu berlakunya UUDS.

Periode 1959-1992, Kurun waktu berlakunya UUD 1945 dan aneka

(46)

Periode 1992 – sekarang. Mulai berlakunya UU Keimigrasian yang

sepenuhnya bersifat nasional. Yaitu Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 tentang

Keimigrasian.

4.1.2. Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Per a k Surabaya

Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya merupakan salah satu

lembaga hukum yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan Surat Perjalanan

Republik Indonesia atau Paspor dan Visa. Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Departemen

Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI. Lokasi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung

Perak Surabaya di Jl. Darmo Indah No. 21 Surabaya.

4.1.3. Visi Dan Misi

Adapun Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya

a. Visi

Menjadikan insan imigrasi yang profesional, berwibawa dan berwawasan

b. Misi

1. Melaksanakan pelayanan yang cepat

2. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap

masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan terhadap orang asing dalam

(47)

c. Janji layanan

1. Kepastian persyaratan

2. Kepastian biaya

3. Kepastian waktu penyelesaian

4.1.4. Str uktur Organisasi

Setiap struktur organisasi, keberadaannya sangat penting sekali, baik untuk

kelancaran maupun efektifitas organisasi yang bersangkutan. Oleh karenanya

struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan setiap tugas

seseorang didalam organisasi, sehingga jelas batas – batasnya, hubungannya,

wewenangnya dan tanggung jawabnya dalam usah mencapai tujuan yang telah

(48)
(49)

Deskripsi Tugas dan Fungsi

1. Kepala Kantor Imigrasi

a. Kepala Kantor berkewajiban mengkoordinasikan seluruh kegiatan aparat

pelaksana dan staf dinas.

b. Kepala Kantor berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi,

intergasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam lingkungan dinas

maupun dengan instansi lain terkait.

2. Kasubag Tata Usaha

a. Menyusun rencana kerja sub bagian tata usaha

b. Mengkoordinasikan pendistribusian, pengolahan arus surat masuk untuk

memperlancar penerimaan informasi.

c. Mengkoordinasikan pengertian surat keluar di lingkungan Kantor

Imigrasi.

d. Mengkoordinasikan pengiriman surat keluar untuk memperlancar

penyampaian informasi.

e. Meneliti konsep pertanggung jawaban penggunaan pengiriman surat

dinas, telex dan telegram sesuai dengan kwitansi/resi bukti pengiriman.

f. Meneliti dan mengoreksi konsep surat yang berkaitan dengan tugas

kerumah tanggaan yang diajukan oleh kepala urusan umum.

g. Menyelenggarakan pemeliharaan kendaraan dinas agar selalu dalam

keadaan siap digunakan.

h. Mengatur penggunaan kendaraan dan angkutan dinas untuk menunjang

(50)

3. Kaur Kepegawaian

a. Menyusun rencana kerja tata usaha kepegawaian.

b. Menganalisa data kepegawaian dan usulan-usulan untuk mengikuti

pendidikan keimigrasian dan latihan pegawai.

c. Menyusun daftar nama calon pegawai yang telah memenuhi persyaratan

untuk mengikuti latihan pra jabatan.

d. Menyiapkan usulan pengangkatan calon pegawai berdasarkan hasil

seleksi atas ujian penerimaan pegawai baru.

e. Manyusun data usulan pemberian penghargaan tanda kehormatan dan

bentuk-bentuk penghargaan lainnya.

4. Kaur Keuangan

a. Menyusun rencana kerja tata usaha keuangan.

b. Melaksanakan pencarian dan berdasarkan laporan yang diterima.

c. Melakukan pembayaran atas tagihan beban anggaran belanja rutin.

d. Melaksanakan pemotongan pajak pada setiap pengeluaran sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

e. Memiliki kelengkapan dan kebenaran konsep register penutupan kas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Kaur Umum

a. Menyusun rencana kerja urusan umum.

b. Mengkoordinasikan pendistribusian, pengolahan arus surat masuk.

c. Melaksanakan pengiriman surat keluar untuk memperlancar

(51)

6. Kasi Forsakim (seksi informasi dan sarana komunikasi keimigrasian)

a. Melakukan pengumpulan data keimigrasian berdasarkan laporan guna

memudahkan penelaahan.

b. Melakukan penyebaran informasi keimigrasian untuk kepentingan

penyelidikan keimigrasian.

c. Melakukan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan

ketentuan yang berlaku guna pengamanan yang tertib dan teratur.

d. Melakukan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan

ketentuan prosedur agar dapat dimanfaatkan pada saat diperlukan.

e. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerja bawahan.

7. Kasi Lantaskim (kepala seksi lalu lintas keimigrasian)

a. Menyusun rencana kerja seksi lalu lintas keimigrasian dengan cara

menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Mengkoordinasikan pemberian izin masuk dalam keadaan darurat bagi

WNA sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Mengkoordinasikan tugas keimigrasian dalam hal pelayanan ibadah haji

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

8. Kasi Statuskim (kepala seksi status keimigrasian)

a. Menyusun rencana kerja seksi status keimigrasian dengan cara

menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

(52)

b. Melakukan pemberian permohonan perpanjangan dokumen imigrasi izin

tinggal bagi WNI maupun WNA yang berdomosili di daerah kerjanya.

c. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

9. Kasi Wadakim (kepala seksi pengawasan dan penindakan keimigrasian)

a. Menyusun rencana kerja sub seksi pengawasan dan penindakan

keimigrasian dengan cara menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai

bahan acuan dalam pelaksanaan tugas.

b. Melakukan pendataan keimigrasian dengan cacah jiwa terhadap orang

asing yang berada di wilayah kerja kantor imigrasi guna mempermudah

pengecekan lebih lanjut.

c. Menata dan memelihara dokumen arsip perorangan berdasarkan asal usul

dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

10. Kasubsi Informasi

a. Melakukan pengumpulan data keimigrasian berdasarkan laporan guna

memudahkan penelaahan.

b. Melakukan penyebaran informasi keimigrasian untuk kepentingan

penyelidikan keimigrasian.

c. Melakukan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan

ketentuan yang berlaku guna pengamanan yang tertib dan teratur.

11. Kasubsi Lintas Batas

a. Menyusun rencana kerja sub seksi lintas batas dengan cara menghimpun

(53)

b. Mempersiapkan pemberian fasilitas keimigrasian dokumentasi

perjalananndan izin berangkat untuk WNI yang melakukan perjalanan ke

luar negeri dalam rangka pengiriman tenaga kerja Indonesia.

c. Melaksanakan tugas keimigrasian dalam hal pelayanan ibadah haji dan

umroh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

12. Kasubsi Penelahaan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi penalahaan status keimigrasian

dengan cara mneghimpun saran, pendapat bawahan sebagai acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Melaksanakan pemberian perizinan pengendalian serta pendayagunaan

bagi WNA pemukim maupun pendatang baru berdasarkan ketentuan

yang berlaku.

c. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

13. Kasubsi Pengawasan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi pengawasan keimigrasian dengan cara

menghimpun saran serta pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Melakukan penerimaan berkas-berkas permohonan perizinan

keimigrasian dan adata orang asing yang berada di wilayah kerja kantor

imigrasi baik yang ada di luar negeri maupun dari luar negeri guna

penelusuran lebih lanjut.

(54)

14. Kasubsi Komunikasi

a. Menyusun rencana kerja sub seksi komunikasi dengan cara menghimpun

saran pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan tugas.

b. Melaksanakan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan

ketentuan yang berlaku guna pengamanan yang tertib dan teratur.

c. Mempersiapkan daftar sarana komunikasi yang dubutuhkan dalam

rangka menunjang pelaksanaan tugas.

d. Melakukan pemeliharaan terhadap sarana komunikasi sesuai dengan

prosedur agar dapat dimanfaatkan pada saat diperlukan.

15. Kasubsi Perijinan

a. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas permohonan dokumen ke luar

negeri bagi WNI maupun WNA serta perpanjangannya.

b. Melakukan pemberian izin permohonan dokumen perjalanan ke luar

negeri bagi WNI maupun WNA yang berdomosili di daerah kerjanya

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

c. Mengesahkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

16. Kasubsi Penentuan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi penentuan status keimigrasian dengan

cara menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Melaksanakan pencabutan dokumen keimigrasian WNA sesuai dengan

(55)

c. Melakukan pemberian permohonan perpanjangan dokumen keimigrasian

izin tinggal bagi WNI maupun WNA yang berdomisili di daerah

kerjanya.

17. Kasubsi Penindakan

a. Menyusun rencana kerja sub seksi penindakan keimigrasian dengan cara

menghimpun saran, pendapat bawahan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan tugas.

b. Memelihara dokumen, arsip perorangan berdasarkan asal usul sesuai

dengan petunjuk atasan.

c. Mengenalkan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

4.1.5. Komposisi Pegawai

Di kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Kota Surabaya memiliki 80

orang pegawai termasuk pemimpin dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Karakteristik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Pria 59 73,25

2 Wanita 21 26,25

Total 80 100

(56)

Berdasarkan tabel diatas jumlah pengurus pegawai pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya menurut jenis kelamin jumlah

terbanyak adalah jenis kelamin laki – laki, dikarenakan di pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya pegawai laki – laki yang banyak

dibutuhkan dalam melaksanakan tugas – tugas Lapangan.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Tingkat Pendidikan J umlah

(Or ang)

Pr osentase (% )

1 S-2 5 6,25

2 S-1 36 45

3 D-3 5 6,25

4 SLTA sederajat 34 42,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya berdasarkan pendidikan terakhir, adalah

terbanyak berpendidikan S-I sebanyak 36 orang atau 45%. Dan terendah

(57)

Tabel 4.3.

Karakteristik Berdasarkan Golongan Pegawai

No Pangkat Golongan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1. Pembina IV/a 3 3,75

2. Penata Tk. I III/d 5 6,25

3. Penata III/c 9 11,25

4. Penata Muda Tk. I III/b 19 23,75

5. Penata Muda III/a 20 25

6. Pengatur Tk.I II/d 2 2,5

7. Pengatur II/c 11 13,75

8. Pengatur Muda Tk. I II/b 5 6,25

9. Pengatur Muda II/a 6 7,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 pegawai di Kantor

Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Surabaya berdasarkan golongan, terbanyak adalah

penata muda III/a sebanyak 20 orang atau 25%, dan terendah adalah pengatur Tk.

I sebanyak 2 orang atau 2,5%.

4.1.6. Sar ana dan Pr asarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan

suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila

kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat

Gambar

Tabel 3.1. Tabel Instrumen Pengukuran Variabel
Tabel 3.2.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, ANALISA PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP PERSEPSI

Kesimpulan : Pemberian ekstrak kulit kacang tanah dosis 300, 600, dan 1200 mg/kgBB/hari pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak memiliki efek yang setara

1) Terhadap ayah atau ibunya yang sah, terhadap suami, istri, atau terhadap anaknya sendiri. 2) Terhadap seorang pegawai negeri yang sedang menjalankan tugas jabatannya

Skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pendapatan (Studi Kasus pada PT. MITRA MULIA BANGUN PUTERA)”, disusun untuk memperoleh gelar

7 Apaka satuan pendidikan non formal mengajak peserta didik untuk memperingati hari- hari besar keagamaan. 8 Apakah satuan pendidikan non formal melakukan upacara

Tông s thanh toán: làm vi c bình th ơng và làm thêm ngoài gi. Thanh toán tr

Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji hipotesis pertama dan kedua menggunakan uji korelasi parsial

The attitude that the researcher highlight is the importance of the Javanese language mastery (both Java and Ngapak dialect), the politeness level of the use of local dialect