• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi)."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

TINGK AT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

IK LAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI

(Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Masyar akat Sur abaya Tentang

Iklan Layanan Masyrakat ” E-KTP” Di Televisi)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Setya Kar tika Ratr i NPM : 0743010014

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

Iklan Layanan Masyrakat ” E-KTP” Di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memper oleh Gelar Sar jana pada Fisip UPN “Veter an” J awa Timur

Disusun Oleh :

Setya Kar tika Ratr i NPM : 0743010014

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(3)

ABSTRAK

Setya Kar tika, 0743010014, Tingkat Pengetahuan Masyr akat Tentang Iklan Layanan Masyraka t ”E-Ktp” Televisi (Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Masyar akat Surabaya Tentang Ik lan Layanan Masyr akat ”E-KTP” Di Televisi)

Berdasarkan tujuannya, iklan terbagi atas iklan komersial dan iklan layanan masyarakat. Permasalahan yang sering terjadi saat ini akibat dari banyaknya jumlah penduduk adalah masalah Administrasi kependudukan. Adanya kepemilikan identitas ganda tersebut membuat pemerintah berinisiatif untuk membuat mengadakan program E-KTP. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat E-KTP di televisi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17-59 tahun dan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah metode non probability sampling dengan teknik accidental sampling.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi

Dari hasil pengujian didapatkan hasil tingkat pengetahuan para responden terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat tentang E-KTP adalah tinggi. Banyaknya responden yang berada pada kategori tinggi hal disini menunjukan tingginya pengetahuan yang dimiliki responden terhadap pensosialisasian E-KTP,

Keyword : Tingkat Pengetahuan, E-KTP

ABSTRACT

Setya Kar tika, 0743010014, Knowledge Exchange communities about public Ser vice Ads Of " E-KTP" Television (Public Knowledge Level Descr iptive Study Surabaya About Public Ser vices Ads " E-KTP" On Television)

The ads is divided into commercial and public service adsProblems that often occur at this time as a result of the large number of population is a matter of Administration population. The existence of the double identity of ownership of the government initiative to make the conduct of the program “E-KTP”. Objectives to be achieved in this study was to determine how the level of public knowledge about the public service ads Surabaya “E-KTP” on TV.

The population in this study are Surabaya people over the age of 17-59 years and sampling techniques in the study were non-probability sampling method with accidental sampling technique. Methods of data analysis in this study using a frequency table.

From the results of the test results obtained respondents' level of knowledge of the content of public service messages about the of the “E-KTP” cards is high. The number of respondents who are at high category of things here showed high knowledge of respondents to sosialitation “E-KTP

(4)

melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan bisa

terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada

kesempatan ini, perkenankan penulis untuk menyampikan ucapan terimakasih

kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran

penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,

4. Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi., dosen pembimbing yang telah meluangkan

(5)

5. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”

Jawa Timur.

6. Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun

moril, serta do’a.

7. Semua orang yang telah banyak membantu dan memberikan saran dan kritik

kepada penulis namun tidak tersebutkan, penulis ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari

penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa

yang akan datang.

Surabaya, Januari 2011

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

ABSTRKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Periklanan ... 10

2.1.2. Jenis Iklan ... 11

2.1.3. Unsur-Unsur Iklan ... 13

2.1.4. Televisi Sebagai Media Periklanan ... 15

2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai Media Periklanan ... 17

2.1.6. Iklan Layanan Masyarakat ... 19

2.1.7. Pesan Iklan ... 20

(7)

2.1.9. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat ... 23

2.1.10.Isi Pesan Iklan Layanan Masyrakat “E-KTP” Di Televisi ... 24

2.1.11.Program E-KTP ... 25

2.1.12.Masyarakat Surabaya Sebagai Khalayak ... 26

2.1.13.Teori S-O-R ... 28

2.2. Kerangka berfikir ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1. Pendekatan Penelitian ... 34

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.2.1. Definisi Operasional ... 34

3.2.2. Pengukuran Variabel ... 36

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 38

3.3.1. Populasi ... 38

3.3.2. Sampel ... 38

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel ... 39

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 42

4.1.1. Gambaran Umum E-KTP ... 42

(8)

4.2. Penyajian Data dan Analisa ... 44

4.2.1. Identitas Responden ... 44

4.2.2. Deskripsi Subyek ... 47

4.2.3. Tingkat Pengetahuan Pemirsa Terhadap Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat ”E-KTP” di Televisi. ... 50

4.2.4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pengetahuan Iklan Layanan Masyrakat ‘’E-KTP’’ Di Televisi ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1. Kesimpulan ... 67

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 47

Table 4.5. Pernyataan Responden Mengenai Pernah Tidaknya Menonton Iklan Layanan Masyarakat ”E-KTP” ... 48

Tabel 4.6. Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat ”E-KTP” ... 48

Tabel 4.7. Perhatian Menonton Iklan Layanan Masyarakat ”E-KTP” ... 49

Tabel 4.8. Tingkat Pengetahuan Mengenai Sosialisasi Agar Masyarakat Segera Mengurus E-KTP ... 50

Tabel 4.9. Tingkat Pengetahuan Mengenai Manfaat E-KTP Sebagai Identitas Jati Diri Warga Negara ... 51

Tabel 4.10. Tingkat Pengetahuan Mengenai E-KTP Berlaku Nasional ... 53

Tabel 4.11. Tingkat Pengetahuan Mengenai Manfaat E-KTP Untuk Semua Keperluan Seperti Tanda Pengenal, Pindahan, Pernikahan Dan Penceraian ... 54

Tabel 4.12. Mengenai Penyuksesan Program E-KTP Untuk Mendukung Pemilu ... 56

Tabel 4.13. Mengenai Penyuksesan Program E-KTP Untuk Mendukung Pemilukada ... 57

(10)

Tabel 4.15. Mengenai Penyuksesan Program E-KTP Untuk Mendukung

Penataan Administrasi Negara ... 59

Tabel 4.16. Mengenai Untuk Penyuksesan Program E-KTP Untuk

Mencegah KTP Ganda Dan Pemalsuan KTP ... 60

Tabel 4.17. Mengenai Tingkat Pengetahuan Mengenai E-KTP Memiliki

Keunggulan Lebih Dari Pada KTP Sebelumnya ... 62

Tabel 4.18. Mengenai Mengenai E-KTP Memiliki Tidak Dapat

Digandakan Dan Dipalsukan ... 63

Tabel 4.20. Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori

Mengenai Tingkat Pengetahuan Pemirsa Terhadap Isi Pesan

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Teori S-O-R ... 30

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 33

(12)

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap hari terdapat ratusan tampilan iklan baik di televisi, radio, surat

kabar, majalah atau media yang lainnya. Ada iklan yang menarik, kurang

menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik sehingga pemirsa tidak akan

ingat akan iklan yang tidak menarik tersebut. Nampaknya iklan dipercaya

sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang

punya anggaran besar untuk kegiatan promosi. Berbagai hal mengenai

dimensi iklan seperti bagaimana merancang pesan, membujuk, memilih

media dan lain-lain (Sutisna, 2003:275).

Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek

dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Keuntungan lain

dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian

konsumen terutama produk yang iklannya populer atau sangat dikenal

masyarakat (Morrisan, 2007:14-15). Iklan sendiri merupakan struktur

informasi dan susunan komunikasi nonpersonal yang biasanya dibiayai oleh

produsen dan bersifat persuasive, tentang produk-produk (barang, jasa dan

gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media.

Sedangkan yang disebut media periklanan adalah suatu metode komunikasi

(13)

2

majalah, iklan luar rumah (out of home) atau iklan luar ruang (outdoor)

(Shimp, 2003:504).

Dalam kegiatan periklanan para produsen memerlukan media massa

sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan pesan tentang produk yang

mereka hasilkan kepada audience sasaran mengenai kehebatan produk

mereka (Sutisna, 2003:276). Televisi sebagai salah satu bentuk media massa

menjadi pilihan para produsen untuk mengiklankan produk mereka, hal ini

dikarenakan televisi dipandang lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan

mempengaruhi masyarakat bila dibandingkan dengan media massa lainnya

(Radio, Surat Kabar, Majalah, Buku, dan lain sebagainya) Televisi menjadi

media utama penayangan iklan, karena kelebihan yang dimiliki televisi yaitu

tampilan audio visual, warna, sifat kebaruan dan ilusi kedekatan khalayak

dengan obyek yang ditayangkan. Selain itu jam tayang televisi

memungkinkan penerpaan iklan secara simultan pada khalayak, sehingga

televisi dipandang menjadi sumber informasi utama masyarakat saat ini,

khususnya dalam hal produk konsumsi terbaru (Effendy, 2003:177).

Berdasarkan tujuannya, iklan terbagi atas iklan komersial dan iklan

layanan masyarakat. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan ekonomi seperti peningkatan penjualan, sedangkan

iklan layanan masyarakat digunakan untuk menyampaikan informasi,

mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk

mendapatkan keuntungan ekonomi melainkan keuntungan sosial yaitu

(14)

perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan serta mendapatkan

citra baik di mata masyarakat (Widyatama, 2007:104).

Saat ini seringkali kita lihat iklan-iklan layanan masyarakat yang

ditujukan kepada masyarakat sebagai salah satu usaha memasyarakatkan

gagasan-gagasan sosial, yang isi pesannya berasal dari golongan atau instansi

tertentu (pemerintah maupun kelompok), contohnya iklan keluarga

berencana atau BKKBN, iklan anti narkoba ataupun iklan tentang pajak dan

sebagainya. Akhir-akhir ini salah satu iklan layanan yang masyrakat yang

sering tampil di televisi adalah iklan layanan masyrakat E-KTP.

Iklan layanan masyarakat E-KTP dibuat dengan tujuan untuk

mensosialisai program E-KTP yang akan diterapkan oleh pemerintah.

Munculnya iklan serta kaitannya dengan program E-KTP yang sedang

dijalankan oleh pemerintah, program tersebut dibuat pemerintah dikarenakan

banyaknya permasalahan pencatatan kependudukan, saat ini jumlah

penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 241.973.879 jiwa, jumlah

tersebut berarti Indonesia menempatkan Indonesia negara terbesar keempat

di dunia dalam hal jumlah penduduk setelah Republik Rakyat Cina dengan

1.306.313.802 jiwa, India 1.080.264.388 jiwa, Amerika Serikat 295.734.134

jiwa (http://ganjarkurnia.unpad.ac.id/?p=23), dengan jumlah penduduk yang

besar seperti ini, Indonesia tentunya membutuhkan administrasi

kependudukan yang terorganisir dari pusat hingga ke daerah.

Permasalahan yang sering terjadi saat ini akibat dari banyaknya

(15)

4

kependudukan ialah menyangkut seluruh masalah kependudukan, yang

meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan data

informasi kependudukan namun fenomena yang terjadi banyak terjadi

masalah mengenai pencatatan kependudukan di Indonesia terutama dalam

hal kepemilikin Kartu Identitas. Berbagai kejahatan saat ini terjadi terkait

pula dengan “mudahnya” membuat KTP. Sering dijumpai kasus di mana

seseorang yang baru datang ke suatu wilayah, yang mungkin saja seorang

penjahat atau teroris, setelah membayar sejumlah uang tertentu kemudian

mendapatkan KTP asli di wilayah tersebut. Atau kasus-kasus di mana

seseorang memiliki KTP lebih dari satu. Karena kemudahan mendapat KTP

di daerah baru (tanpa dilengkapi dengan dokumen yang diperlukan)

seseorang bisa membeli tanah berhektare-hektare di wilayah baru tersebut.

Padahal ada undang-undang yang melarang adanya tanah absentee (guntai)

(http://ganjarkurnia.unpad.ac.id/?p=23).

Fenomena kepemilikan identitas ganda dapat dilihat dari hasil

pendataan yang dilakukan Disnakertransduk Jatim, jumlah penduduk Jatim

berdasar hasil sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS)

2010, mencapai 37,4 juta. Namun jumlah KTP yang dikeluarkan untuk

warga di 38 kabupaten/kota ternyata mencapai 40,228 juta. Ini berarti

terdapat 2,8 juta kepemilikan KTP dobel di masyarakat hal tersebut juga

dapat terjadi di berbagai wilayah di Indonesia Di Jakarta sendiri sebagai ibu

(16)

Penduduk ganda dari 7,3 juta warga yang tinggal di Jakarta

(http://www.surya.co.id).

Adanya kepemilikan identitas ganda tersebut membuat pemerintah

berinisiatif untuk membuat mengadakan program E-KTP. E-KTP atau KTP

Elektronik sendiri adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem

keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi

informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk

hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk

Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan

berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di E-KTP nantinya akan

dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM),

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak

Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun

2006 tentang Adminduk) (http://www.E-KTP.com). Pembuatan E-KTP

memiliki beberapa fungí yakni debagai identitas jati diri berlaku Nasional,

sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin,

pembukaan rekening Bank, dan sebagainya, mencegah KTP ganda dan

pemalsuan KTP, terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung

program pembangunan (http://www.E-KTP.com).

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara KTP yang lama

dengan E-KTP yang akan segera diluncurkan, dengan KTP Nasional tahun

2004 dan KTP kabupaten lama pada tahun 1978. yaitu dari segi karakteristik

(17)

6

tangan dan cap jempol namun pada E-KTP menggunakan Sidik Jari dan

tersimpan pada card reader, dari teknologi KTP lama menggunakan bahan

dari plasti sedangkan pada E-KTP menggunakan PVC atau PC dan dari segi

verifikasi terdapat kesamaan yaitu Pengawasan dan verifikasi pengesahan

dari tingkat terendah RT/RW dan seterusnya (http://www.E-KTP.com).

Pemutakhiran data kependudukan dan pencatatan sipil menjadi sistem

E-KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) menjadi program strategi

nasional kependudukan sampai akhir 2012. Menurut Menteri Dalam Negri

Gamawan Fauzi, sistem kependudukan ini diharapkan mampu memperbaiki

sistem kependudukan yang carut marut. Sistem E-KTP akan

menyempurnakan sistem secara online dari daerah ke pusat. Sehingga tidak

akan ditemukan kepemilikan KTP ganda atau pemalsuan KTP. Mentri Dalam

Negeri menjelaskan bahwa E-KTP ini akan diberikan secara gratis kepada

lebih kurang 170 juta jiwa rakyat Indonesia, dan ada kepastian masyarakat

untuk tidak mengulang pembuatan KTP ketika seorang warga pindah ke kota

lain. Untuk tahun 2011 ini pemerintah menargetkan Program E-KTP selesai

di 197 kabupaten dan kota di Indonesia. Program E-KTP diberi target selesai

tahun 2012, masyarakat yang akan mengganti KTP nantinya karena

pergantian status gelar atau status pernikahan akan mudah diganti dan tetap

gratis (http://waspada.co.id).

Program E-KTP yang sedang berjalan membuat pemerintah butuh

sarana untuk mensosialisasikan program tersebut maka dibuatlah Iklan

(18)

E-KTP kepada masyrakat sehingga masyarakat dapat segera membuat dan

mengetahui tata cara pembuatan E-KTP (http://www.E-KTP.com).

Di Jatim sendiri program E-KTP mulai diberlakukan di 12 daerah,

Agustus 2011. Yakni, Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kota Malang,

Kota Pasuruan, Kota Madiun, Kota Batu, Kota Kediri, Kota Blitar, Ngawi,

Sampang, dan Pamekasan. Ke duabelas daerah ini ditunjuk karena dinilai

lebih siap. Selain sudah menggunakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK), mereka juga sudah menerapkan NIK, membuat

peraturan daerah terkait instansi yang menangani pembuatan E-KTP, dan

pernyataan kesanggupan yang dibuktikan dengan sejumlah kesiapan.

Sedangkan 26 kabupaten/kota sisanya di Jatim baru pada 2012

(http://www.surya.co.id).

Pengetahuan khalayak terhadap iklan yang ditayangkan merupakan

aspek yang menentukan keberhasilan dalam mensosialisasikan isi sebuah

pesan. Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya

derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat

pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang

merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek

komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi bila

ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh khalayak

(Rakhmat, 2004:219).

Pengetahuan yang terkandung dari iklan layanan masyrakat E-KTP

(19)

8

figur atau peraganya, penonjolan pesan–pesannya, serta manfaat yang dapat

digunakan sehingga terjadilah suatu perubahan sikap kognitif (menjadi lebih

tahu) tentang unsur iklan layanan masyarakat E-KTP serta berbagai hal–hal

yang masih terkait dalam iklan tersebut. Adapun isi pesan yang ingin

disampaikan iklan layanan masyrakat E-KTP adalah pensosialisasian

program E-KTP sebagai pengganti KTP yang lama sehingga masyrakat

segera mengurus E-KTP.

Dipilihnya Surabaya dalam penelitian ini dikarenakan Surabaya

merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah

penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa selain itu Surabaya

merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan

Indonesia timur membuat pencatatan kependudukan yang berkualitas

dibutuhkan di Surabaya sehingga masalah mengenai pencatatan

kependudukan di Surabaya dapat diminimalisir, selain itu program E-KTP

juga sudah mulai berlangsung di Surabaya mulai tanggal 18 Agustus 2011

(http://megapolitan.kompas.com). Sedangkan objek dalam penelitian ini

adalah warga surabaya yang berumur minimal 17 tahun hal tersebut

dikarenakan umur 17 tahun ke atas seorang warga negara Indonesia harus

memiliki kartu tanda pengenal.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul ”TINGKAT PENGETAHUAN

MASYRAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN

(20)

1.2. Per umusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah

tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat

”E-KTP” di Televisi” ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah

tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat

E-KTP di televisi.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis

dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan

pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan

atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan masukan pada pihak Dinas Kependudukan untuk

meningkatkan dalam melaksanakan dan menginformasikan mengenai

program E-KTP. Serta manfaat lain ialah himbauan bagi masyarakat

(21)

BAB II

KAJ IAN PUSATAKA

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Per ik lanan

Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang

ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui

suatu media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli.

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Sehingga secara ringkas, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu

produk yang ditunjukkan kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak

boleh menipu atau membohongi khalayak pemirsa iklan televisi,

setidaknya mereka mencantumkan komposisi bahan, nama perusahaan

yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli

(Kasali, 1992: 173).

Periklanan biasanya mengandung enam elemen. Pertama,

periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar. Kedua, selain pesan

yang harus diampaikan harus dibayar, dalam iklan juga terjadi identifikasi

sponsor. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen merupakan

elemen ketiga dalam definisi periklanan. Keempat, periklanan memerlukan

elemen media massa sebagai media penyampai pesan. Sifat non personal

merupakan elemen kelima dalam definisi periklanan, dan elemen keenam

(22)

Moriarty (1998) dalam Sutisna (2003:276) mendefinisikan periklanan

sebagai “Advertising is paid non personal communication from an

identified sponsor using mass media to persuade or influence an

audience”.

Tiga tujuan utama dari periklanan yaitu menginformasikan,

membujuk dan mengingatkan. Periklanan informatif berarti pemasar harus

merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk

bisa disampaikan dalam iklan. Periklanan yang bersifat membujuk

berperan penting bagi perusahaan dengan tingkat persaingan yang tinggi.

Iklan yang bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan

iklan perbandingan (comparative advertising). Tujuan periklanan yang

ketiga yaitu mengingatkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan

adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara

non personal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara

membayar.

2.1.2. J enis Ik lan

Dewasa ini terdapat berbagai macam jenis iklan. Banyaknya jenis

iklan tersebut tergantung pada pengelompokkan yang didasarkan pada

kategori-kategori tertentu. Secara teoritik menurut Bitner (1986), ada dua

jenisi klan yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat (Widyatama,

(23)

12

1. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan

memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui

media periklanan. Tujuan iklan standar yaitu merangsang motif dan

minat para pembeli atau para pemakai. Dengan kata lain, iklan standar

memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan ekonomi.

Umumnya iklan standar ditangani oleh perusahaan periklanan secara

profesional. Pesan-pesan dalam iklan standar disusun secara mantap

baik dalam kata-kata, kalimat, pemilihan gambar dan warna, pemilihan

tepat pemasangan atau media yang tepat agar mampu menjangkau jenis

khalayak sasaran tertentu, sampai dengan menyebarkannya pada waktu

yang sesuai, seluruhnya ditangani oleh orang-orang yang profesional.

Dalam sebutan lain, tampaknya istilah iklan standar sebagaimana

dimaksud oleh Bittner dapat disebut dengan iklan komersil.

2. Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit. Iklan

ini sering pula disebut dengan iklan layanan masyarakat. Disebut

dengan bersifat non profit dalam hal ini jangan diartikan sebagai tidak

mencari keuntungan apapun. Sebab iklan layanan masyarakat juga

berupaya mencari keuntungan sosial bukan keuntungan komersial

secara langsung. Keuntungan yang diharapkan dari iklan layanan

masyarakat adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik di

tengah masyarakat. Jadi esensi yang membedakan iklan standar dan

(24)

ingin diraih atau diharapkan. Bila iklan standar bertujuan mencari

keuntungan ekonomi, maka dalam iklan layanan masyarakat bertujuan

mendapatkan keuntungan berupa citra baik di tengah masyarakat.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan dalam penelitian, jenis

iklan yang diamati dalam penelitian ini yaitu iklan layanan masyarakat

tentang E-KTP termasuk dalam iklan layanan masyarakat.

2.1.3. Unsur -Unsur Iklan

Setiap iklan memiliki beberapa unsur-unsur iklan, unsur-unsur

dalam iklan adalah sebagai berikut (Effendy, 1993:178):

a. Talent

Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan

yang berperan dalam menyampaikan pesan terhadap produk. Talent

dalam penelitian ini adalah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi

b. Props

Merupakan alat peraga dengan tujuan untuk menjelaskan gambar yang

digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari

suatu produk. Props dalam penelitian ini adalah bentuk dari E-KTP

yang ada dalam iklan layanan masyarakat E-KTP

c. Setting

Lokasi atau tempat pada saat pengambilan gambar sedang berlangsung

yang dilengkapi dengan lampu (lighting) serta didukung dengan model

(25)

14

penelitian ini adalah di sebuah kantor kecamatan dimana banyak

orang yang mengurus dokumen-dokumen penting

d. Audio

Cara yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan secara cepat

adalah dengan menggunakan unsur musik atau audio dengan tujuan

agar menarik perhatian pemirsanya seperti adanya dialog yang

diperankan oleh model. Unsur audio dalam penelitian ini adalah

dimana adanya suara backsound perempuan yang menganjurkan agar

mengurus E-KTP serta suara Menteri dalam Negeri yang jelas

sehingga membuat

e. Visual

Gambar-gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam,

tampak pada televisi tidak berasal dari bahan yang mempunyai wujud

sehingga dapat diperhatikan sebuah obyek dalam berbagai jarak dan

berbagai sudut pengambilan gambar . Unsur visual dalam iklan

layanan masyarakat E-KTP adalah adanya tulisan E-KTP yang

bergerak sehingga membuat tampilan iklan layanan masyarakat E-KTP

lebih menarik

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan

akan berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen

(26)

peraga, latar, pencahayaan, grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan

tersebut harus lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena

dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak

menarik.

2.1.4. Televisi Sebagai Media Per iklanan

Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan penyampai pesannya dibatasi oleh durasi (jam, menit dan detik).

Pesan dari televisi tidak dapat diulang kecuali bila direkam. Disisi lain,

pesan di televisi memiliki kelebihan tersendiri karena tidak hanya

didengar tetapi jiga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio visual). Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pengiklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang

mempunyai unsur audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dibanding media lain.

Televisi juga diyakini sangat berorientasi mengingatkan khalayak sasaran

terhadap pesan yang disampaikan, (Kasali, 1992 :172).

Periklanan adalah suatu cara untuk menciptakan kesadaran pilihan.

masyrakat tidak membeli barang secara langsung kepada para pabrikan,

melainkan melalui agen yang disebut para distributor. Distributor inilah

yang menjual produk ke masyarakat dengan menggunakan para penjual.

Para penjual tersebut memerlukan informasi yang aktual yang perlu

disampaikan pada khalayak berkenaan dengan produknya. Informasi

(27)

16

majalah, radio, televisi maupun media-media lain. Ketika pasar industri

menerima informasi tersebut, mereka merespon untuk memilih dan

membeli produk. akhirnya kegiatan yang di dalamnya melibatkan

perputaran uang yang sangat besar (Widyatama, 2007;143-148).

Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan

suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi/consumer goods) untuk

mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan

untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap

dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.

Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam

membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian,

iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam

menjalin komunikasi antara perusahaan ke konsumen dan sebagai upaya

perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena

adanya suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Bagaimanapun

bagusnya suatu produk, jika dirahasiakan dari konsumen maka tidak ada

gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk

tidak akan menghargai produk tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Televisi

dapat dikatakan sebagai media yang ampuh untuk melaksanakan perang

kilat terhadap bisnis periklanan. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari

karakter media yang mampu menghadirkan sebuah realitas visual yang

(28)

seakan-akan menjadi sebuah realita yang memperesentasikan sebuah citra

akan ‘dinamika masyarakat’

2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai Media Per iklanan

Televisi sebagai media periklanan memiliki beberapa kelebihan

diantaranya adalah sebagai berikut (Morissan, 2004) :

1. Daya J angkau Luas, Harga pesawat televisi yang semakin murah dan

daya jangkau siaran yang semakin luas menyebabkan banyak orang

yang sudah dapat menikmati televisi. Siaran televisi ini sudah

dinikmati oleh berbagai kelompok masyrakat. Daya jangkau yang luas

ini memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan

produk barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke

seluruh wilayah suatu negara

2. Selektivita s dan Flek sibilitas, Televisi sering dikritik sebagai media

yang tidak selektif dalam menjangkau audiennya sehingga sering

dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal.

Televisi dianggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen

khusus atau tertentu.

3. Fokus Per hatian, Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat

perhatian audience pada saat iklan itu ditayangkan. Jika audien tidak

menekan remote controlnya untuk melihat program stasiun televisi lain

maka ia hanya menyaksikan tayangan iklan televisi satu persatu.

4. Kr eativitas dan Efek, Televisi merupakan media iklan yang paling

(29)

18

5. Pr estise, Perusahaan yang mengiklankan produknya di Televisi

biasanya akan menjadi dikenal banyak orang. Baik perusahaan yang

memporduksi barang tersebut maupun barangnya itu sendiri akan

menerima status khusus dari masyrakat.

6. Waktu Ter tentu, Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada

sewaktu-waktu tertentu ketika pembeli potensialnya berada didepan

televisi.

Selain kelebihan juga terdapat beberapa kelemahan menggunakan

media televisi sebagai media periklanan:

1. Biaya Mahal, Walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien

dalam menjangkau audien dalam jumlah besar namun televisi

merupakan media paling mahal untuk beriklan.

2. Infor masi Ter batas,Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30

detik dalam sekali tayang maka pemasang iklan tidak memiliki banyak

waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap.

3. Selektifitas Ter batas, Walaupun televisi menyediakan selektivitas

audien melalui program-program yang ditayangkannya dan juga

melalui waktu siarannya namun iklan televisi bukanlah pilihan yang

paling tepat bagi pemilik iklan yang ingin membidik konsumen yang

sangat khusus atau spesifik jumlah yang sangat sedikit.

4. Penghindar an. Kelemahahan lain siaran iklan televisi adalah

(30)

5. Tempat Ter batas, Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak

dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu

program.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan

akan berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen

iklan. Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah video, suara, model,

peraga, latar, pencahayaan, grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan

tersebut harus lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena

dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut

tidak menarik.

2.1.6. Iklan Layanan Masyar akat

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk

menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana

tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan

keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya

penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku

masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra

baik di mata masyarakat. (Widyatama, 2007:104).

Secara normatif bertambahnya pengetahuan, dimilikinya kesadaran

sikap dan perbuahan perilaku masyarakat tersebut sangat penting bagi

kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab masyarakat akan

terbangun dan digiring pada situasi ke arah keadaan yang baik. Umumnya,

(31)

informasi-20

informasi publik untuk menggugah khalayak melakukan sesuatu kebaikan

yang normatif sifatnya.

Selain mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup

masyarakat, bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya

kesadaran sikap serta perilaku sebagaimana inti pesan juga dapat

menguntungkan pengiklan itu sendiri, selain mendapatkan citra baik di

tengah masyarakat (Widyatama, 2007:105).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan yang

menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan

kepedulian masyarakat

2.1.7. Pesan Ik lan

Untuk menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu

mambangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk

yang ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya tarik

iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi

denga audiens (Sutisna, 2003:278).

Terdapat beberapa tipe pesan iklan yang ditrampilkan untuk

menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari

kosnumen, yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut. Berikut

ini beberapa jenis tipe penmapilan iklan untuk menimbulkan daya tarik

(32)

1. Faktual. Daya tarik tipe ini umumnya berhubungan dnegan

pengambulan keputusan high involvement, yaitu penerimaan dimotivasi

untuk dapat memproses informasi. Iklan yang menampilkan sisi

manfaat produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan

argumentasi yang masuk akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik

faktual. Dengan demikian berarti iklan seharusnya dirancang

sedemikian rupa agar konsumen secara rasional tertarik dengan pesan

iklan yang disampaikan.

2. Potongan Kehidupan. Pesan iklan yang menampilkan potongan

kehidupan sangat banyak ditampilkan di televisi. Pengaruh yang ingin

diperoleh dari penampilan iklan potongan kehidupan yaitu agar terjadi

proses peniruan perilaku dari penonton.

3. Demonstrasi. Teknik yang hampir sama yang digunakan untuk

menyelesaikan maslah yang sering dihadapi kosnumen yaitu

demonstrasi. Pesan iklan yang ditampilkan menggambarkan

kemampuan produk secara instrumenal mampu menyelesaikan

masalah.

4. Iklan Perbandingan. Iklan perbandingan adalah iklan yang berusaha

membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk

lain sejenis.

Berdasarkan penjelasam diatas maka dapat ditarik kesimpulan

(33)

22

menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari

kosnumen

2.1.8. Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya

derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat

pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang

merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek

komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi

bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh

khalayak (Rakhmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, ketrampilan, kepercyaan atau informasi (Rakhmat 2004:

219). Efek kognitif berhubungan dengan pikiran/penalaran sehingga

khalayak yang semula tidak tahu, yang tidak mengerti, yang tidak bingung

menjadi merasa jelas. (Effendi, 2003:318). Pengertian lain menyebutkan

bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu konsep yang merupakan salah

satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang diklasifikasikan ke dalam

efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa

yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait

dengan pentrasmian pengetahuan (Rakhmat, 2001:67).

Definisi tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang

cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia

dapat secara jelas menindak lanjuti informasi yang telah diketahui

(34)

pengetahuan berasal dari kata tahu ”dimana” arti pengetahuan itu sendiri

adalah segala apa yang diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal..

Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yang ingin dilihat adalah sejauh

mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari komunikator dapat

ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang diungkapkan

melalui penggunaan kata-kata.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

2.1.9. Isi Pesan Ik lan Layanan Masyar akat

Menurut dewan periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori

ILM ada beberapa kriteria isi pesan yang digunakan untuk menentukan

sebuah iklan tersebut adalah iklan layana masyrakat

(http://repository.amikom.ac.id):

1. Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara)

2. Tidak bersifat keagamaan.

3. Tidak bersifat politis.

4. Berwawasan nasional

5. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat.

6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.

(35)

24

8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut

memperoleh dukungan media lokal maupun nasional.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklan

layanan masyrakat lebih bersifat untuk memberikan informasi dan

mendidik

2.1.10.Isi Pesan Ik lan Layanan Masyr akat “E-KTP” Di Televisi

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. tanpa pesan, iklan

tidak akan berwujud, Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa

tulisan, gambar atau bentuk apapun, dalam iklan layanan masyrakat

E-KTP di televsi berisi tentang sebagai berikut:

1. Pensosialisasian agar masyarakat segera mengurus E-KTP

2. Manfaat E-KTP sebagai identitas jati diri warga negara]

3. Talent dalam iklan E-KTP adalah Menteri Dalam Negeri Gamawan

Fauzi

4. Manfaat E-KTP untuk semua keperluan seperti tanda pengenal,

pindahan, pernikahan dan penceraian

5. Penyuksesan program E-KTP untuk mendukung pemilu

6. Penyuksesan program E-KTP untuk mendukung Pemilukada

7. Penyuksesan E-KTP untuk peningkatan pelayanan publik

8. Penyuksesan program E-KTP untuk mendukung penataan

administrasi negara

9. Setting iklan E-KTP di sebuah kantor kecamatan dimana banyak

orang yang mengurus dokumen-dokumen penting

10.E-KTP memiliki keunggulan lebih dari pada KTP sebelumnya.

(36)

2.1.11.Pr ogr am E-KTP

KTP atau KTP Elektronik sendiri adalah dokumen kependudukan

yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi

ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan

nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang

tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas

tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada

di E-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat

Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis

Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas

lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk)

(http://www.E-KTP.com). Pembuatan E-KTP memiliki beberapa fungsí

yakni debagai identitas jati diri berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi

membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank,

dan sebagainya, mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP, terciptanya

keakuratan data penduduk untuk mendukung program

pembangunan(http://www.E-KTP.com).

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara KTP yang

lama dengan E-KTP yang akan segera diluncurkan, dengan KTP Nasional

tahun 2004 dan KTP kabupaten lama pada tahun 1978. yaitu dari segi

karakteristik dimana pada KTP lama tahun 1978 dan 2004 KTP

menggunakan Tanda tangan dan cap jempol namun pada E-KTP

(37)

26

KTP lama menggunakan bahan dari plasti sedangkan pada E-KTP

menggunakan PVC atau PC dan dari segi verifikasi terdapat kesamaan

yaitu Pengawasan dan verifikasi pengesahan dari tingkat terendah RT/RW

dan seterusnya.

Pemutakhiran data kependudukan dan pencatatan sipil menjadi

sistem E-KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) menjadi program

strategi nasional kependudukan sampai akhir 2012. Menurut Menteri

Dalam Negri Gamawan Fauzi, sistem kependudukan ini diharapkan

mampu memperbaiki sistem kependudukan yang carut marut. Sistem

E-KTP akan menyempurnakan sistem secara online dari daerah ke pusat.

Sehingga tidak akan ditemukan kepemilikan KTP ganda atau pemalsuan

KTP. Mentri Dalam Negeri menjelaskan bahwa E-KTP ini akan diberikan

secara gratis kepada lebih kurang 170 juta jiwa rakyat Indonesia, dan ada

kepastian masyarakat untuk tidak mengulang pembuatan KTP ketika

seorang warga pindah ke kota lain. Untuk tahun 2011 ini pemerintah

menargetkan Program E-KTP selesai di 197 kabupaten dan kota di

Indonesia. Program E-KTP diberi target selesai tahun 2012, masyarakat

yang akan mengganti KTP nantinya karena pergantian status gelar atau

status pernikahan akan mudah diganti dan tetap gratis

(http://waspada.co.id).

2.1.12.Masyar akat Sur abaya Sebagai Khalayak

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan

(38)

dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang

lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu

memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym,

serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak

konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat (Mc.Quail,

1994:201).

Pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan

pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media

televisi siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pemirsa terpikat

perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan

melakukan aktifitas apa yang diinginkan pembicara. (Effendy, 2000:84).

Siaran televisi dengan sifatnya yang audio visual (suara dan

gambar) dapat diikuti secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat

dimanapun sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan orang-orang buta

huruf atau tidak dapat membaca sekalipun, dapat mengikuti dan mencerna

siaran televisi sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam setiap proses

komunikasi, pesannya selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai

komunikan yang disampaikan oleh komunikator. Masyarakat Surabaya

merupakan masyrakat yang Heterogen mengkode atau menanda pesan

dalam sebuah tayangan melalui nilai nilai, pengetahuan dan pengalaman

(39)

28

2.1.13.Teor i S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response

ini, berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian

menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi

dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi

komponen-komponen; sikap, opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy,

2003:115). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu,

teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima

sebagai akibat dari komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi

merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja,

1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk

apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.

Unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator

kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa

tanda dan lambang.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan di saat

menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator di terima

sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang

(40)

akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan

lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan

memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek(response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif,kognitif, dan

konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya

komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi

bahan pengetahuan bagi komunikan (Effendi, 2003:118)

Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam

lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi

dari ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang komplek, yang

berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain dan akan

mempengaruhi pemahaman kita tentang fenomena yang dijelaskan.

Sedangkan organisme yang menjadi perantara stimulus dan respon

merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam artian

perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku

eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal

organisme tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu

terhadap peristiwa/ stimulus. Menurut Stimulus–Response ini, efek

yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus,

sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

(41)

30

Gambar 2.1.: Model Teor i S-O-R (Effendy, 2003:255)

Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa

stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan.

Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau

pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya

komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan. Dan

proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap

yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi (Effendy,

2003:56).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul

dari adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek,

dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu

terhadap obyek. Proses berfikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang

melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek

dan peristiwa (Rakhmat, 1999:68). Pada tahap ini individu akan

membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek,

lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel

Response

Stimulus Organisme :

(42)

Tower. Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya

tersebut. Dan pada tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya

dan dijadikan pengetahuan. Proses selanjutnya, timbulah perasaan suka

atau tidak suka terhadap obyek. Individu akan menyeleksi atau

memilih, dan dari pilihan tersebut diyakininya. Setelah itu ia akan

membeli atau menggunakan sebagai hasil dari keputusannya (Effendy,

2003:256).

2.2. Ker angka Berpikir

Demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan berita,

banyak sekali iklan-iklan yang dilempar di pasaran baik itu iklan standar

maupun iklan layanan masyarakat. Pada iklan standar sudah umum karena

masyarakat selalu membutuhkan produk-produk baru dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam iklan layanan masyarakat yang

dibuat oleh pemerintah hanya menonjolkan isi pesan dari iklan layanan

masyarakat tersebut.

Banyak kalangan praktisi periklanan sendiri berusaha menciptakan

iklan yang menarik serta efektif. Menurut Shimp (2003:416) iklan yang

efektif biasanya kreatif yakni bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan

yang sedang-sedang saja atau iklan yang tidak biasa dan berbeda. Iklan yang

sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menembus

kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapat menarik perhatian

(43)

32

pengetahuan khalayak akan isi pesan iklan yang ditayangkan. Salah satu

faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor

psikologis, faktor yang disebabkan oleh psikologi antara lain disebabkan oleh

khalayak. Sehingga untuk mengukur keberhasilan iklan bergantung pada

sikap khalayak terhadap pesan yang diberikannya. Periklanan ditunjukkan

kepada khalayak massal, sehingga diperlukan media massa di dalam

menyebarkan informasi kepada masyarakat. Untuk mengkomunikasikan

iklan kepada masyarakat, pengiklan memilih televisi sebagai media

periklanan. Pemilihan televisi sebagi media periklanan karena televisi

memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan media massa lainnya.

Kelebihan-kelebihan televisi adalah daya jangkau yang besar dan sifatnya

yang audio visual.

Iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat

dari pemasangannya. iklan E-KTP yang isinya adapun pensosialisasian

program E-KTP, manfaat E-KTP untuk semua keperluan seperti tanda

pengenal, pindahan, pernikahan dan penceraian, penyuksesan program e-ktp

untuk mendukung pemilu, penyuksesan program E-KTP untuk mendukung

pemilukada, penyuksesan E-KTP untuk peningkatan pelayanan publik dan

Penyuksesan program E-KTP untuk mendukung penataan administrasi

negara.

Dalam hal ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan pada

masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan E-KTP. Tingkat pengetahuan

(44)

intens mengetahui informasi dari suatu masalah tertentu, sehingga ia dapat

secara jelas mengambil sikap terhadap masalah tersebut (Eriyanto,

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Peneltian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitaif,

Tipe penelitian deskriptif adalah suatu jenis tipe penelitian yang hanya

menggambarkan atau menguraikan atas suatu keadaan sejernih mungkin

tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti. Metode ini merupakan

suatu metode yang berupaya untuk memberikan gambaran mengenai suatu

fenomena tertentu secara terperinci, yang pada akhirnya akan diperoleh

pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang sedang diteliti.

Deskriptif dapat juga diartikan sebagai metode yang melukiskan variabel

demi variabel satu per satu. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang berawal

pada data dan bermuara pada pada kesimpulan. Sasaran atau objek penelitian

dibatasi agar data yang diambil dapat digali sebanyak mungkin serta agar

penelitian ini tidak dimungkinkan adanya pelebaran objek penelitian, oleh

karena itu kredibilitas dari peneliti sendiri menentukan kualitas dari

penelitian ini (Bungin, 2001 : 26).

3.2. Definisi Var iabel dan Pengukuran Var iabel

3.2.1. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan

(46)

penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan tujuan

melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara faktual

dan cermat (Rakhmat, 1999:22). Adapun definisi operasional pada penelitian

ini adalah :

Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya

tentang sesuatu misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan.

Tingkat pada tingkat pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah

konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari

efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi

bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh

khalayak (Rakhmat, 2004:219). Pada penelitian ini tingkat pengetahuan

yaitu, sejauh mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari

komunikator dapat ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang

diungkapkan melalui penggunaan kata-kata.

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat E-KTP di

televisi. Adapun isi pesan iklan layanan masyarakat E-KTP di televisi

sebagai berikut :

1. Pensosialisasian agar masyarakat segera mengurus E-KTP

2. Manfaat E-KTP sebagai identitas jati diri warga negara

3. Talent dalam iklan E-KTP adalah Menteri Dalam Negeri Gamawan

(47)

36

4. Manfaat E-KTP untuk semua keperluan seperti tanda pengenal,

pindahan, pernikahan dan penceraian

5. Penyuksesan program E-KTP untuk mendukung pemilu

6. Penyuksesan program E-KTP untuk mendukung Pemilukada

7. Penyuksesan E-KTP untuk peningkatan pelayanan publik

8. Penyuksesan program E-KTP untuk mendukung penataan administrasi

negara

9. Setting iklan E-KTP di sebuah kantor kecamatan dimana banyak orang

yang mengurus dokumen-dokumen penting

10. E-KTP memiliki keunggulan lebih dari pada KTP sebelumnya.

11. E-KTP memiliki tidak dapat digandakan dan dipalsukan

3.2.2. Pengukuran Var iabel

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang isi pesan

iklan layanan masyarakat E-KTP di televisi yang ditampilkan di televisi

diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas

pertanyaan atau kuesioner yaitu :

1. Tahu skor 2

2. Tidak tahu skor 1

Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar

interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan rendah

(48)

Range : batasan dari tiap tingkatan

Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah

item pertanyaan

Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah

item pertanyaan

Jenjang : 3

Tingkat pengetahuan pemirsa tentang isi pesan iklan layanan

masyarakat E-KTP di televisi terdiri dari 9 pertanyaan dengan penghitungan:

Skor tertinggi : 11 x 2 = 22

Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah

rendah, sedang, dan tinggi yaitu :

a. Jumlah skor 11-14 dalam kategori penilaian rendah

Hal ini menunjukan bahwa responden tidak mengetahui isi pesan iklan

yang ada dalam penayangan iklan layanan masyarakat E-KTP.

b. Jumlah skor 15-18 dalam kategori penilaian sedang

Hal ini menunjukan bahwa responden antara tau dan tidak mengetahui isi

pesan iklan yang ada dalam penayangan iklan layanan masyarakat

E-KTP.

c. Jumlah skor 19-22 dalam kategori penilaian tinggi

Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui isi pesan iklan yang

(49)

38

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian

ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17-59 tahun karena

dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi

menanggapi suatu permasalahan yang ada di sekitarnya dan dikarenakan

umur 17 tahun ke atas seorang warga negara Indonesia harus memiliki kartu

tanda pengenal sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

2.013.082

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat

Surabaya yang memiliki karakteristik antara lain :

1. Berusia minimal 17 tahun

2. Berdomisili di Surabaya

3. Pernah menonton iklan layanan masyarakat E-KTP.

Dengan tingkat populasi penduduk yang besar dan keberagaman

penduduk kota Surabaya dapat mewakili responden secara representatif.

Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel

maka digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :

(50)

N = Populasi

n = Jumlah sampel.

d = Presisi (derajat ketelitian 10%).

1 = angka konstan

3.3.3. Tek nik Penar ikan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non

probability sampling dengan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data (Sugiyono, 2009:122).

3.4. Tek nik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini menurut cara memperolehnya,

dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama, dengan melakukan pengumpulan

data primer, kedua dengan melakukan pengumpulan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung langsung dari

responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara

pada responden dengan berdasarkan kuisioner yang terdiri atas

pertanyaan-pertanyaan yang terutup dan yang terbuka.

2. Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari

lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi

(51)

40

dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data

penunjang untuk melakukan analisis.

3.5. Tek nik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel

frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari

hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh

responden.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah

untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil

kuesioner terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut

dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap

pertanyaan yang diajukan.

Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

rumus :

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang

diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya

(52)

4.1. Gambar an Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Gambar an Umum E-KTP

E-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang

memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi

ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan

nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang

tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas

tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada

di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat

Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis

Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas

lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk).

Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) biasanya menggunakan

biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan

karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis

pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina

mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan

adalah sidik jari. Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang

selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari

tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM,

(53)

43

disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi

tertentu. Struktur e-KTP terdiri dari sembilan layer yang akan

meningkatkan pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di

antara plastik putih dan transparan pada dua layer teratas (dilihat dari

depan). Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan

gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat

pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di

tangan orang yang benar atau tidak.

Proyek e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP

konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki

lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu

yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut

memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara

dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk

hal-hal diantaranya menghindari pajak, memudahkan pembuatan paspor

yang tidak dapat dibuat di seluruh kota, mengamankan korupsi,

menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris)

4.1.2. Gambar an Umum Surabaya

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa,

Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan

Gambar

Gambar  2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Table 4.5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah ada perbedaan sikap terhadap empty nest ditinjau dari jenis kelamin orangtua. Metode penelitian yang digunakan adalah

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh, dikumpulkan dan dianalisa

dan pajak hotel di kabupaten semarang pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2012 pertumbuhan jumlah wajib pajak

Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat

KEGIATAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS PT SEBANGUN BUMI ANDALAS WOOD INDUSTRIES PALEMBANG DALAM.. MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG HARMONIS ANTAR KARYAWAN              

Penelitian utama diantaranya karakterisasi bahan baku, uji organoleptik, pembuatan snack bar, dan pembandingan sifat fisik, kimia, dan organoleptik snack bar

“Mekanisme kerja BMT Makmur Mandiri ya simpan pinjam, berkaitan dengan simpanan ada beberapa produk yaitu simpanan makmur, simpanan berkah (siberkah) dan ada juga

Universitas Kristen Maranatha xi... Universitas Kristen